Anda di halaman 1dari 9

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN


UMUM BUS TRANSJAKARTA SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG
NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN

Johanes Simatupang*, Rinitami Njatrijani, Sartika Nanda Lestari


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : Johanessimatupang10@gmail.com

Abstrak

Kota Jakarta yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang besar, pengembangan sarana
dan prasarana transportasi sangat berperan penting sebagai penghubung wilayah untuk menunjang,
mendorong, dan meningkatkan pembangunan sosial guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dengan tingkat kemacetan yang tinggi, maka pemerintah membangun suatu sistem transportasi
bus cepat di Jakarta, yang dikenal dengan nama Transjakarta. Namun pada proses beroperasinya,
Transjakarta belum mampu memenuhi hak penumpang yang diantaranya adalah kenyamanan,
keamanan, keselamatan, dan lain-lain.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis menyusun penulisan
hukum yang akan membahas pelayanan yang diberikan PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta)
kepada pengguna jasa dalam pemenuhan hak pengguna jasa sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2009
dan peraturan terkait lainnya. Perumusan masalah yang kedua adalah upaya hukum yang dapat
ditempuh oleh pengguna jasa yang dirugikan oleh pelayanan yang diberikan PT. Transportasi
Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah yuridis normatif dengan
menggunakan data sekunder berupa Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dan peraturan terkait lainnya dengan menggunakan uraian deskriptif analitis.
Berdasarkan hasil penelitian, penumpang kerap kali tidak mendapatkan hak-hak yang
seharusnya diberikan oleh PT. Transportasi Jakarta. Penumpang merasa tidak nyaman berkendara
dengan menggunakan bus Transjakarta karena kondisi bus yang sering sekali penuh sesak, atau
pengguna jasa harus menunggu untuk waktu yang cukup lama dengan kondisi halte yang tidak
memberikan kenyamanan hingga bus datang. Melihat hal tersebut, terdapat beberapa upaya hukum
yang dapat ditempuh penumpang yang merasa dirugikan dengan pelayanan bus Transjakarta.
Banyak hal yang harus dibenahi oleh Transjakarta agar pelayanan yang diberikan dapat
maksimal dan hak-hak pengguna jasa sebagai penumpang dapat terjamin. Selain itu, para
penumpang seharusnya mematuhi peraturan yang ada agar kegiatan transportasi bus Transjakarta
dapat berjalan dengan baik dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Kata kunci: perlindungan hukum, transportasi, Transjakarta

Abstract

Jakarta city which has a large population density , the development of transportation
infrastructure plays an important role as a link region to support , encourage , and promote social
development in order to improve people's welfare . With the high level of congestion , the
government built a bus rapid transport system in Jakarta , which is known by the name of
Transjakarta . But in the process of operation , Transjakarta has not been able to meet passenger
rights which include comfort , security, safety , and others .
Based on the background mentioned above , the authors draw up legal writing will discuss
services provided by PT . Transportation Jakarta ( Transjakarta ) to service users in the fulfillment
of the rights of service users in accordance with Law No. 22 of 2009 and other relevant
regulations . The second problem is the formulation of legal action that can be taken by the service
users were harmed by the service provided by PT . Transportation Jakarta .

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

The method used in the writing of this law is normative juridical using secondary data in the
form of Act No. 22 Year 2009 regarding Traffic and Road Transport and other relevant
regulations by using analytical descriptive terms .
Based on the research results , passengers often do not get the rights that should be granted
by PT . Transportation Jakarta . Passengers are not comfortable driving by using Transjakarta
bus because the bus conditions are often overcrowded , or service users had to wait for quite a
long time with conditions that do not provide comfort stop until the bus came . Seeing this, there
are some remedies that can be taken by passengers who feel harmed by Transjakarta bus service .
There are many things that must be addressed by Transjakarta for services provided can be
maximized and the rights of service users as passengers can be assured. In addition , passengers
should comply with existing regulations that Transjakarta bus transport activities can be run well
and no party feels aggrieved.

Keywords : legal protection , transportation , Transjakarta

I. PENDAHULUAN sudah dimulai sejak tahun


Kota Jakarta adalah kota 1997 oleh konsultan dari
yang aktif dengan segala Inggris.2
aktifitas. Menurut data pada Sebagai pelaku usaha di
tahun 2015, jumlah penduduk bidang jasa transportasi, maka
Jakarta sebesar 10.075.300 Transjakarta dalam
jiwa.1 Hal ini menunjukan pelayanannya mempunyai
bahwa Jakarta merupakan tanggung jawab atau
salah satu kota terpadat di kewajiban untuk menjamin
Indonesia. Kepadatan ini keselamatan, keamanan,
menimbulkan suatu masalah kenyamanan, dan harga yang
besar yang biasa dialami oleh terjangkau terjangkau. Seperti
kota dengan kepadatan yang tercantum dalam pasal
penduduk besar, yaitu 138 Undang-Undang no 22
kemacetan. Tahun 2009 tentang Lalu
Atas dasar pemikiran Lintas dan Angkutan Jalan.
itulah maka pemerintah Mengingat besarnya
membangun suatu sistem peranan jasa transportasi
transportasi bus cepat di Transjakarta dalam
Jakarta, yang kita kenal menunjang pembangunan
dengan nama Transjakarta, ekonomi serta pentingnya
atau yang umum disebut keselamatan, keamanan, dan
busway. Sistem ini kenyamanan serta layanan
dimodelkan berdasarkan yang memadai bagi para
sistem TransMileno yang pengguna jasa, maka
sukses di Bogota, Kolombia. pelaksanaan perlindungan
Perencanaan Transjakarta hukum terhadap pengguna

1 2
“Kepadatan Penduduk”, Sejarah Busway”,
http://bappedajakarta.go.id/?page_id=1131 http://www.transjakarta.co.id/about.php?q
, diakses pada hari Kamis, 7 April 2016 pukul =54XNwtzR3A==, diakses pada hari Kamis, 7
10.03. April 2016 pukul 10.22.
2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

jasa merupakan hal utama angkutan umum. Metode ini akan


yang harus dilakukan. Oleh meneliti lebih lanjut apakah
karena itu, penulis ingin perlindungan hukum terhadap
mengangkat tema ini dengan pengguna jasa sudah sesuai dengan
judul: “PERLINDUNGAN peraturan perundang-undangan yang
HUKUM BAGI berlaku.
PENGGUNA JASA B. Spesifikasi Penelitian
ANGKUTAN UMUM BUS Spesifikasi penelitian yang
TRANSJAKARTA SESUAI digunakan dalam penelitian ini
DENGAN UNDANG- bersifat dekriptif analitis. Menurut
UNDANG NO 22 TAHUN Soegiyono, penelitian deskriptif
2009”. analitis merupakan metode yang
bertujuan mendeskripsikan atau
II. METODE memberikan gambaran terhadap
Dalam pembuatan penulisan suatu obyek penelitian yang diteliti
hukum ini, penulis mengumpulkan, melalui sampel atau data yang telah
menyusun, serta menyajikan data terkumpul dan membuat kesimpulan
berdasarkan metode penelitian yang berlaku umum.4 Penelitian yang
hukum agar penulissan ini memenuhi bersifat deskriptif bertujuan
syarat sebagai penulisan ilmiah. menggambarkan secara tepat sifat-
Dalam membuktikan kebenaran sifat suatu individu, keadaan, gejala,
ilmiah dari penelitian yang atau kelompok tertentu, atau untuk
dilaksanakan diperlukan menentukan penyebaran suatu gejala,
pengumpulan data dan fakta yang atau untuk menentukan ada tidaknya
berhubungan dengan permasalahan hubungan antara suatu gejala dengan
yang akan diteliti dengan gejala lain dalam masyarakat.
menggunakan metode dan teknik C. Metode Analisis Data
penelitian ilmiah. Tanpa adanya Untuk menarik kesimpulan,
teknik penelitian dan metode, maka dilakukan analisis dengan
hasil penelitian itu akan diragukan menggunakan metode analisis
kebenarannya. kualitatif. Dalam metode analisis
A. Metode Pendekatan kualitatif, data yang telah terkumpul
Penelitian ini menggunakan tersebut, dipilih dan disusun secara
metode pendekatan normatif, yaitu sitematis.
pendekatan yang meneliti data dari Metode analisis kualitatif, yaitu
bahan pustaka atau disebut dengan uraian data secara bermutu dan
data sekunder.3 Metode ini dipilih bentuk kalimat yang teratur, runtun,
karena penulis menganalisa dan logis, dan tidak tumpang tindih
membandingkan undang-undang sehingga memudahkan implementasi
serta peraturan lainnya yang data dan pemahaman hasil analisis.5
berhubungan dengan perlindungan
hukum terhadap pengguna jasa
4
Soegiyono, 2008, Metode Penelitian,
3
Soerjono Soekanto,1986, Pengantar cetakan kedua belas, Bandung: Alfabeta,
Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, halaman 6.
5
halaman 43. Soegiyono, 2008, Op. Cit. halaman 15.
2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Dengan metode analisis ini, 1. Keamanan


penulis berharap mampu Keamanan merupakan salah satu
memudahkan orang yang membaca aspek yang harus dipenuhi dalam
penulisan hukum ini. pelayanan transportasi. Aspek
keamanan harus dapat dirasakan oleh
III. HASIL DAN PEMBAHASAN penumpang yang menggunakan jasa
A. Pelayanan yang Diberikan transportasi. Beberapa indikator
PT. Transportasi Jakarta Kepada yang digunakan dalam mengukur
Pengguna Jasa dalam Pemenuhan rasa aman diantaranya adalah sistem
Hak Pengguna Jasa Sesuai dengan tertutup dimana sarana transportasi
UU No. 22 Tahun 2009 dan tidak mudah diakses oleh pihak lain
Peraturan Terkait Lainnya yang bukan penumpang. Untuk
Secara khusus hak pengguna menjaga keamanan, penumpang
jasa angkutan umum telah diatur di harus naik dan turun hanya pada
dalam Undang-Undang No. 22 halte atau terminal yang telah
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan ditetapkan, dan penumpang tidak
Angkutan Jalan. Kewajiban standar dapat naik dan turun pada halte dan
pelayanan minimal yang menjadi terminal resmi.
kewajiban perusahaan angkutan Keamanan merupakan salah satu
umum, akan memberikan jaminan prioritas utama PT. Transportasi
atas hak pengguna jasa layanan Jakarta. Keamanan bukan hanya di
transportasi umum. Berdasarkan dalam bus, tetapi juga di halte bus
Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri sebagai sarana penunjang. Hal ini
Perhubungan No. 10 Tahun 2012 juga diatur dalam Pasal 4 UU No. 8
standar pelayanan minimal angkutan Tahun 1999 tentang Perlindungan
massal berbasis jalan adalah Konsumen. Pasal 4(a) menjelaskan
persyaratan penyelenggaraan bahwa salah satu hak dari konsumen,
angkutan massal berbasis jalan yaitu hak atas kenyamanan,
mengenai jenis dan mutu pelayanan keamanan, dan keselamatan dalam
yang berhak diperoleh setiap mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
pengguna jasa angkutan massal Penumpang merupakan konsumen
berbasis jalan secara minimal. Di yang mengkonsumsi jasa layanan bus
dalam Pasal 141 Undang-Undang Transjakarta, yang mana penumpang
No. 22 Tahun 2009, perusahaan memiliki hak atas keamanan dalam
angkutan umum wajib memenuhi mengkonsumsi jasa layanan bus
hak mendapatkan standar pelayanan Transjakarta. Oleh karena itu, di
minimum yang dimiliki oleh dalam setiap bus dan halte dijaga
penumpang sebagai pengguna jasa. oleh petugas yang bertugas untuk
Standar pelayanan minimum mengatur penumpang agar tidak
meliputi keamanan, keselamatan, berdesakan, dan menjaga keamanan
kenyamanan, keterjangkauan, penumpang dari pencopetan,
kesetaraan, dan keteraturan. Berikut pelecehan seksual, dan lain
ini penulis mencoba menjelaskan sebagainya.
mengenai standar pelayanan minimal Berdasarkan kenyataan di
yang harus didapatkan oleh lapangan menunjukan bahwa
penumpang sebagai pengguna jasa. keamanan di dalam Transjakarta
3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

masih kurang. Walaupun sudah ada diterima sebagai pengemudi


petugas keamanan yang ada di dalam Transjakarta. Ini dilakukan dalam
bus, masih saja terjadi beberapa upaya memberikan jaminan
kasus pencopetan, pelecehan seksual, keselamatan dalam mengemudi.
dan lain sebagainya. Beberapa kasus Pengemudi bahkan dilarang
pencopetan dan kehilangan barang, menggunakan telefon seluler saat
serta kasus pelecehan seksual masih sedang mengemudi. Penumpang
sering terjadi. Misalnya, pada 1 yang jeli dan sadar akan haknya
Oktober 2013 seorang wanita mendapatkan keselamatan dapat
kehilangan telefon genggam di Halte segera menegur supir yang
Harmoni. Ada pula kasus pelecehan mengemudi pada saat itu juga.
seksual yang terjadi di dalam bus Kemudian apabila penumpang ingin
koridor IX (Pluit-Pinang Ranti). upaya tindak lanjut, hal tersebut
2. Keselamatan dapat dilaporkan kepada pihak
Keselamatan merupakan salah Transjakarta dengan memberikan
satu hal yang penting dalam bidang informasi yang sejelas-jelasnya.
transportasi. Keselamatan dalam 3. Kenyamanan
bidang penyediaan jasa transportasi, Dalam hal kenyamanan jasa
bisa dikaitkan dengan hukum angkutan umum pastinya berkaitan
perlindungan konsumen. dengan sarana utama dan sarana
Keselamatan juga diatur dalam penunjang. Hal ini sesuai dengan
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 asas keseimbangan yang dijelaskan
tentang Perlindungan Konsumen oleh penulis pada Bab II. Makna dari
yang mana termasuk dalam asas asas ini yaitu bahwa setiap
keamanan dan keselamatan. penyelenggaraan pengangkutan harus
Pada kenyataannya masih dengan keseimbangan yang serasi
banyak supir Transjakarta yang antara sarana dan prasarana, antara
mengemudikan bus secara tidak kepentingan pengguna dan penyedia
wajar. Misalnya, di kawasan jasa, antara kepentingan individu dan
Bundaran hotel Indonesia ada bus masyarakat. Artinya penyedia jasa
Transjakarta yang melaju kencang harus memberikan sarana dan
sampai polantas yang bertugas prasarana yang seimbang dalam hal
menegur supir bus tersebut lewat kenyamanan penumpang yang
pengeras suara. Hal seperti ini tentu menggunakan jasa transportasi bus
sangat disayangkan dan memberikan Transjakarta.
bukti bahwa keselamatan belum Berdasarkan survey yang
dilakukan secara optimal. Hal ini dilakukan penulis, kenyamanan yang
memberikan bukti bahwa seharusnya diberikan Bus
keselamatan pengguna jasa sebagai Transjakarta pada kenyataannya
penumpang belum terpenuhi. masih sangat kurang. Penumpang
Pada dasarnya, pihak tidak mendapatkan kenyamanan
Transjakarta telah melakukan upaya yang seharusnya didapatkan. Di
yang cukup baik. Setiap pengemudi koridor 11 (rute Wali Kota Jakarta
Transjakarta telah melewati Timur-Kampung Melayu) pada jam
serangkaian tes dan pembelajaran sibuk seperti pada pagi hari dan sore
yang optimal sebelum akhirnya hari, bus terlihat penuh dan bahkan
4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

melebihi kapasitas. Padahal untuk cukup murah. Ini sesuai dengan asas
bus non-gandeng kapasitasnya hanya pelayanan publik yang tercantum
85 penumpang dan untuk bus dalam Pasal 4 (l) UU No. 25 Tahun
gandeng kapasitasnya hanya 160 2009 tentang Pelayanan Publik, yang
penumpang. Penumpang yang tidak berbunyi “penyelenggaraan
mendapatkan tempat duduk pelayanan publik berasaskan
disediakan pegangan di bagian atas kecepatan, kemudahan, dan
kepala agar tidak terjatuh ketika keterjangkauan”. Pada pagi hari
berdiri di dalam bus. pukul 05.00 sampai pukul 07.00
Pihak Transjakarta sebenarnya penumpang hanya membayar tarif
telah menyediakan petugas di setiap Rp. 2000, sementara pada pukul
halte untuk mengatur penumpang 07.00 sampai pukul 24.00
agar tidak terjadi kelebihan penumpang hanya membayar Rp.
penumpang. Namum jumlah petugas 3500. Tarif yang diberikan cukup
yang tidak sebanding dengan jumlah murah jika melihat Transjakarta
penumpang mengakibatkan menyediakan transportasi massal
kelebihan penumpang tidak dapat dengan jalur khusus dan halte
dihindari. Sikap penumpang yang khusus.
memaksa masuk bus yang sudah Bus Transjakarta akan
penuh, serta yang tidak mau menguntungkan masyarakat sebagai
menunggu bus selanjutnya juga pengguna jasa transportasi umum.
menjadi penyebab kelebihan Hal ini dilihat dari kondisi angkutan
kapasitas di dalam bus. umum lain yang ada pada saat ini.
Transjakarta juga sudah Dengan tarif yang terjangkau,
berusaha memberikan kenyamanan masyarakat sebagai pengguna jasa
untuk halte sebagai sarana mendapatkan transportasi yang
penunjang. Berdasarkan survey yang memiliki banyak fasilitas yang tidak
dilakukan penulis, kondisi halte sedikit dan eksklusif.
sempit dan panas, terutama pada jam 5. Kesetaraan
sibuk seperti pada pagi hari dan sore Indonesia merupakan salah satu
hari. Untuk mengantisipasi masalah negara yang memiliki perbedaan
tersebut, Transjakarta memasang suku, agama, budaya, pendidikan,
beberapa kipas angin. kaya, miskin, dan status sosialnya
4. Keterjangkauan yang beragam. Dalam pembahasan
Keterjangkauan merupakan Bab II penulis mejelaskan bahwa
salah satu hak yang dimiliki oleh pengangkutan harus berdasarkan asas
penumpang sebagai pengguna jasa adil dan merata. Makna dari asas ini
yang harus diberikan oleh pihak yaitu penyelenggaraan pengangkutan
Transjakarta sebagai penyedia jasa. harus memberikan pelayanan yang
Keterjangkauan yang harrus adil dan merata kepada setiap lapisan
diberikan oleh penyedia jasa kepada masyarakat. Artinya PT. Transportasi
pengguna jasa misalnya dalam hal Jakarta dalam memberikan
tarif angkutan. Tarif angkutan harus pelayanan harus melayani semua
terjangkau bagi seluruh masyarakat. penumpang tanpa membedakan suku,
Dalam hal keterjangkauan biaya, agama, budaya, pendidikan, kaya,
tarif yang ditentukan Transjakarta miskin, dan status sosialnya. Selain
5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

itu, ada beberapa penumpang yang tersedianya fasilitas informasi


harus diberikan perlakuan khusus perjalanan bagi pengguna jasa.
seperti penyandang cacat, wanita Berdasarkan survey yang
hamil. dilakukan oleh penulis, keteraturan
Berdasarkan survey yang dalam hal yang disebut diatas belum
dilakukan penulis, pelayanan semuanya terpenuhi. Misalnya pada
Transjakarta adil dan tidak Koridor XI (Wali Kota Jakarta Timur
membedakan layanan mereka. – Kampung Melayu), beberapa hal
Pengguna jasa dapat menggunakan seperti kecepatan perjalanan,
fasilitas yang ada tanpa melihat ketepatan dan kepastian jadwal
adanya perbedaan. Bahkan kedatangan dan keberangkatan mobil
Transjakarta menggunakan dua bus belum dapat terpenuhi. Para
bahasa dalam memberikan penumpang harus menunggu dengan
pengumuman, yaitu bahasa Indonesia waktu yang cukup lama sebelum
dan bahasa Inggris. masuk ke dalam bus. Namun, dalam
Hak terhadap pengguna jasa hal informasi pelayanan, akses keluar
yang memiliki keterbatasan fisik atau masuk halte, dan sistem pembayaran
memiliki kondisi fisik khusus juga sudah dapat terpenuhi oleh pihak
perlu diperhatikan. UU No. 22 Tahun Transjakarta.
2009 tentang Lalu Lintas dan B. Upaya Hukum yang dapat
Angkutan Jalan mengatur bahwa Ditempuh Oleh Pengguna Jasa
perusahaan angkutan umum wajib yang Dirugikan Atas Pelayanan
memberikan perlakuan khusus di yang Diberikan Oleh Bus
bidang lalu lintas dan angkutan jalan Transjakarta
kepada penyandang cacat, manusia Upaya hukum yang dapat
usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dilakukan pengguna jasa dalam hal
dan orang sakit. penyelesaian sengketa terkait dengan
6. Keteraturan kerugian yang dialami sebagai
Menurut Kamus Besar Bahasa penumpang bus Transjakarta tidak
Indonesia (KBBI) keteraturan diatur di dalam UU No. 22 Tahun
merupakan suatu hubungan yang 2009 tentang Lalu Lintas dan
berlangsung di dalam masyarakat Angkutan Jalan. Berdasarkan
secara selaras, serasi, dan harmonis ketentuan Pasal 47 dan Pasal 48 UU
sesuai dengan norma dan nilai yang No. 8 Tahun 1999 tentang
berlaku dalam masyarakat. Oleh Perlindungan Konsumen,
karena itu, dibutuhkan peraturan penyelesaian sengketa terkait dengan
yang mengatur dan masyarakat yang kerugian yang dialami sebagai
mematuhi peraturan tersebut. penumpang bus Transjakarta dapat
Berdasarkan Pasal 9 Peraturan ditempuh dengan 2 (dua) cara, yaitu:
Menteri Perhubungan No. 10 Tahun 1. Penyelesaian Sengketa di
2012, keteraturan merupakan standar Luar Pengadilan
pelayanan minimal yang harus Berdasarkan Pasal 47 UU
dipenuhi untuk memberikan No. 8 Tahun 1999 tentang
kepastian waktu pemberangkatan dan Perlindungan Konsumen,
kedatangan mobil bus serta Penyelesaian sengketa di luar
pengadilan diselenggarakan
6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

untuk mencapai kesepakatan dirugikan dapat menggugat


mengenai bentuk dan pelaku usaha melalui
besarnya ganti rugi dan/atau lembaga yang bertugas
mengenai tindakan tertentu menyelesaikan sengketa
untuk menjamin tidak akan antara konsumen dan pelaku
terjadi kembali atau tidak usaha atau melalui peradilan
akan terulang kembali yang berada di lingkungan
kerugian yang diderita peradilan umum. Konsumen
konsumen yang dalam hal ini dalam hal ini adalah
adalah pengguna jasa Bus penumpang sebagai pengguna
Transjakarta. jasa Bus Transjakarta.
Penyelesaian sengketa di Dalam Pasal 1365
luar pengadilan dilakukan KUHPerdata menyebutkan
secara damai oleh kedua bahwa, “Tiap perbuatan
belah pihak yaitu penumpang melanggar hukum, yang
sebagai pengguna jasa dan membawa kerugian kepada
PT. Transportasi Jakarta seorang lain, mewajibkan
sebagai pelaku usaha. orang yang karena salahnya
Penyelesaian sengketa menerbitkan kerugian itu,
menggunakan mekanisme mengganti kerugian
mediasi. Menurut Kamus tersebut”. Dalam pasal
Besar Bahasa Indonesia tersebut secara jelas
(KBBI) mediasi adalah menyebutkan bahwa bentuk
proses penyelesaian sengketa pertanggung jawaban dari
dengan melibatkan pihak perbuatan melanggar hukum
ketiga sebagai penasihat. yang merugikan orang lain
2. Penyelesaian Sengketa adalah dengan membayar
Melalui Pengadilan ganti rugi.
Penumpang yang telah Bila seorang penumpang
membayar uang atau tiket mengajukan tuntutan ganti
kepada pengangkut, maka rugi kepada pengangkut,
penumpang telah cukuplah bahwa dia
mendapatkan perlindungan mendalilkan bahwa dia
atas keselamatannya yang menderita kerugian
dijamin oleh hukum. Maka disebabkan oleh pengangkut.
dari itu, penumpang sebagai
pengguna jasa dapat IV. KESIMPULAN
mengajukan gugatan ke Berdasarkan analisis dan
pengadilan jika merasakan pembahasan dalam skripsi ini,
kerugian dan menuntut ganti maka dapat disimpulkan hal-hal
rugi kepada Transjakarta sebagai berikut:
selaku pelaku usaha. 1. Perlindungan hukum
Berdasarkan Pasal 45 UU pengguna jasa layanan
No. 8 Tahun 1999 tentang transportasi umum diatur secara
Perlindungan Konsumen, khusus dalam Undang-Undang
Setiap konsumen yang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Lintas dan Angkutan Jalan, dan V. DAFTAR PUSTAKA


secara umum diatur dalam Buku
Undang-Undang No. 8 Tahun Soegiyono, 2008, Metode
1999 tentang Perlindungan Penelitian, Cetakan Kedua
Konsumen. Semua hak Belas, Bandung: Alfabeta.
pengguna jasa yang terdapat di Soekanto, Soerjono, 1986,
dalam pasal kedua Undang- Pengantar Penelitian
Undang tesebut harus dilakukan Hukum, Jakarta: UI Press.
oleh PT. Transportasi Jakarta Website
(Transjakarta) sebagai pelaku “Kepadatan Penduduk”,
usaha dalam menjalankan http://bappedajakarta.go.id/?
usahanya. PT. Transportasi page_id=1131, diakses pada
Jakarta sebagai pelaku usaha hari Kamis, 7 April 2016.
jasa layanan transportasi telah “Sejarah Busway”,
melakukan banyak upaya untuk http://www.transjakarta.co.i
memenuhi hak-hak pengguna d/ , diakses pada hari
jasa. Tetapi masih banyak pula Kamis, 7
hal yang harus diperbaiki, April 2016.
seperti kenyamanan dan
keamanan di dalam bus dan
halte yang menjadi masalah
utama pengguna jasa.
2. Upaya hukum yang dapat
dilakukan penumpang yang
merasa dirugikan dapat
dilakukan dengan 2 (dua) cara,
yaitu upaya hukum di luar
pengadilan, dan upaya hukum di
dalam pengadilan sesuai dengan
ketentuan Pasal 45 dan Pasal 47
Undang-Undang No. 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan
Konsumen. Untuk upaya hukum
di luar pengadilan dilakukan
secara damai dengan cara
penumpang sebagai pengguna
jasa melaporkan kerugian yang
dialami kepada PT. Transportasi
Jakarta sebagai pelaku usaha
yang menyediakan jasa
transportasi Transjakarta
Busway. Untuk upaya hukum di
dalam pengadilan dapat
mengajukan ke pengadilan yang
berwenang.

Anda mungkin juga menyukai