Abstrak
Kota Jakarta yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang besar, pengembangan sarana
dan prasarana transportasi sangat berperan penting sebagai penghubung wilayah untuk menunjang,
mendorong, dan meningkatkan pembangunan sosial guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dengan tingkat kemacetan yang tinggi, maka pemerintah membangun suatu sistem transportasi
bus cepat di Jakarta, yang dikenal dengan nama Transjakarta. Namun pada proses beroperasinya,
Transjakarta belum mampu memenuhi hak penumpang yang diantaranya adalah kenyamanan,
keamanan, keselamatan, dan lain-lain.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis menyusun penulisan
hukum yang akan membahas pelayanan yang diberikan PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta)
kepada pengguna jasa dalam pemenuhan hak pengguna jasa sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2009
dan peraturan terkait lainnya. Perumusan masalah yang kedua adalah upaya hukum yang dapat
ditempuh oleh pengguna jasa yang dirugikan oleh pelayanan yang diberikan PT. Transportasi
Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah yuridis normatif dengan
menggunakan data sekunder berupa Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dan peraturan terkait lainnya dengan menggunakan uraian deskriptif analitis.
Berdasarkan hasil penelitian, penumpang kerap kali tidak mendapatkan hak-hak yang
seharusnya diberikan oleh PT. Transportasi Jakarta. Penumpang merasa tidak nyaman berkendara
dengan menggunakan bus Transjakarta karena kondisi bus yang sering sekali penuh sesak, atau
pengguna jasa harus menunggu untuk waktu yang cukup lama dengan kondisi halte yang tidak
memberikan kenyamanan hingga bus datang. Melihat hal tersebut, terdapat beberapa upaya hukum
yang dapat ditempuh penumpang yang merasa dirugikan dengan pelayanan bus Transjakarta.
Banyak hal yang harus dibenahi oleh Transjakarta agar pelayanan yang diberikan dapat
maksimal dan hak-hak pengguna jasa sebagai penumpang dapat terjamin. Selain itu, para
penumpang seharusnya mematuhi peraturan yang ada agar kegiatan transportasi bus Transjakarta
dapat berjalan dengan baik dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Abstract
Jakarta city which has a large population density , the development of transportation
infrastructure plays an important role as a link region to support , encourage , and promote social
development in order to improve people's welfare . With the high level of congestion , the
government built a bus rapid transport system in Jakarta , which is known by the name of
Transjakarta . But in the process of operation , Transjakarta has not been able to meet passenger
rights which include comfort , security, safety , and others .
Based on the background mentioned above , the authors draw up legal writing will discuss
services provided by PT . Transportation Jakarta ( Transjakarta ) to service users in the fulfillment
of the rights of service users in accordance with Law No. 22 of 2009 and other relevant
regulations . The second problem is the formulation of legal action that can be taken by the service
users were harmed by the service provided by PT . Transportation Jakarta .
1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
The method used in the writing of this law is normative juridical using secondary data in the
form of Act No. 22 Year 2009 regarding Traffic and Road Transport and other relevant
regulations by using analytical descriptive terms .
Based on the research results , passengers often do not get the rights that should be granted
by PT . Transportation Jakarta . Passengers are not comfortable driving by using Transjakarta
bus because the bus conditions are often overcrowded , or service users had to wait for quite a
long time with conditions that do not provide comfort stop until the bus came . Seeing this, there
are some remedies that can be taken by passengers who feel harmed by Transjakarta bus service .
There are many things that must be addressed by Transjakarta for services provided can be
maximized and the rights of service users as passengers can be assured. In addition , passengers
should comply with existing regulations that Transjakarta bus transport activities can be run well
and no party feels aggrieved.
1 2
“Kepadatan Penduduk”, Sejarah Busway”,
http://bappedajakarta.go.id/?page_id=1131 http://www.transjakarta.co.id/about.php?q
, diakses pada hari Kamis, 7 April 2016 pukul =54XNwtzR3A==, diakses pada hari Kamis, 7
10.03. April 2016 pukul 10.22.
2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
melebihi kapasitas. Padahal untuk cukup murah. Ini sesuai dengan asas
bus non-gandeng kapasitasnya hanya pelayanan publik yang tercantum
85 penumpang dan untuk bus dalam Pasal 4 (l) UU No. 25 Tahun
gandeng kapasitasnya hanya 160 2009 tentang Pelayanan Publik, yang
penumpang. Penumpang yang tidak berbunyi “penyelenggaraan
mendapatkan tempat duduk pelayanan publik berasaskan
disediakan pegangan di bagian atas kecepatan, kemudahan, dan
kepala agar tidak terjatuh ketika keterjangkauan”. Pada pagi hari
berdiri di dalam bus. pukul 05.00 sampai pukul 07.00
Pihak Transjakarta sebenarnya penumpang hanya membayar tarif
telah menyediakan petugas di setiap Rp. 2000, sementara pada pukul
halte untuk mengatur penumpang 07.00 sampai pukul 24.00
agar tidak terjadi kelebihan penumpang hanya membayar Rp.
penumpang. Namum jumlah petugas 3500. Tarif yang diberikan cukup
yang tidak sebanding dengan jumlah murah jika melihat Transjakarta
penumpang mengakibatkan menyediakan transportasi massal
kelebihan penumpang tidak dapat dengan jalur khusus dan halte
dihindari. Sikap penumpang yang khusus.
memaksa masuk bus yang sudah Bus Transjakarta akan
penuh, serta yang tidak mau menguntungkan masyarakat sebagai
menunggu bus selanjutnya juga pengguna jasa transportasi umum.
menjadi penyebab kelebihan Hal ini dilihat dari kondisi angkutan
kapasitas di dalam bus. umum lain yang ada pada saat ini.
Transjakarta juga sudah Dengan tarif yang terjangkau,
berusaha memberikan kenyamanan masyarakat sebagai pengguna jasa
untuk halte sebagai sarana mendapatkan transportasi yang
penunjang. Berdasarkan survey yang memiliki banyak fasilitas yang tidak
dilakukan penulis, kondisi halte sedikit dan eksklusif.
sempit dan panas, terutama pada jam 5. Kesetaraan
sibuk seperti pada pagi hari dan sore Indonesia merupakan salah satu
hari. Untuk mengantisipasi masalah negara yang memiliki perbedaan
tersebut, Transjakarta memasang suku, agama, budaya, pendidikan,
beberapa kipas angin. kaya, miskin, dan status sosialnya
4. Keterjangkauan yang beragam. Dalam pembahasan
Keterjangkauan merupakan Bab II penulis mejelaskan bahwa
salah satu hak yang dimiliki oleh pengangkutan harus berdasarkan asas
penumpang sebagai pengguna jasa adil dan merata. Makna dari asas ini
yang harus diberikan oleh pihak yaitu penyelenggaraan pengangkutan
Transjakarta sebagai penyedia jasa. harus memberikan pelayanan yang
Keterjangkauan yang harrus adil dan merata kepada setiap lapisan
diberikan oleh penyedia jasa kepada masyarakat. Artinya PT. Transportasi
pengguna jasa misalnya dalam hal Jakarta dalam memberikan
tarif angkutan. Tarif angkutan harus pelayanan harus melayani semua
terjangkau bagi seluruh masyarakat. penumpang tanpa membedakan suku,
Dalam hal keterjangkauan biaya, agama, budaya, pendidikan, kaya,
tarif yang ditentukan Transjakarta miskin, dan status sosialnya. Selain
5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/