PENDAHULUAN
umum, maka tentu saja pengguna angkutan umum akan memilih layanan
online. Tidak hanya murah, tapi juga aman. Sebab penumpang bisa menunggu
dengan angkutan umum lainnya kita harus menunggu disatu tempat dan
penuh di dalam mobil. Dan yang lebih mengerikan jika dalam angkutan
tersebut ada copet dan orang – orang yang berniat melecehkan. Apalagi jika
sang supir mengendarai mobil dengan cara ugal–ugalan. Awalnya ingin cepat
Tidak heran jika akhirnya angkutan online mulai mendominasi jalanan kota–
kota. Keberadaan GoCar Uber dan Grab dan aplikasi sejenisnya tentunya
1
yang cepat berubah tidak bisa diimbangi dengan cara – cara yang lama,
apalagi jika karakter berkendara yang tidak berubah. Seperti sopir yang ugal–
ugalan dan juga merokok. Walaupun akan diterapkan batas tarif atas dan juga
bawah, hal itu tidak akan mengubah pilihan masyarakat terhadap angkutan
berbasis aplikasi.
Seandainya supir angkut memiliki karakter yang bagus dan kendaraan yang
tahun kedepan. Karena mau tidak mau, teknologi yang berkembang juga akan
berbasis aplikasi :
2. Lebih privacy
1
http://indonesiaone.org/inilah-alasan-masyarakat-lebih-pilih-angkutan-berbasis-aplikasi-
online/ dilihat pada tanggal 19 juni 2017 pukul 20.06 wib
2
Dalam menggunakan moda transportasi angkutan, konsumen
yang dikenal sebagai 4 (empat) hak dasar konsumen, yang meliputi: hak
informasi (the right to be informed ); dan hak untuk memilih ( the right
sebagai berikut: 2
2. Hak untuk memilih barang dan jasa yang diinginkan dan sesuai dengan
2
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perlindungan Konsumen,UU No.8 Tahun 1999, LN
No.8 Tahun 1999, TLN No.3821, psl.4.
3
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian
7. Hak untuk dilayani secara benar dan jujur tanpa adanya pembedaan
8. Hak untuk mendapatkan ganti rugi jika barang dan jasa yang diterima
lain.
dari angkutan orang dengan kendaraan bermotor seperti sepeda motor, mobil
4
penumpang, maupun tak bermotor dan angkutan barang. Dilihat dari
umum.
dan penumpang dari satu tempat (origin atau port of call) ke tempat lain (part
angkutan atau dengan perkataan lain produksi jasa bagi masyarakat yang
3
Abbas Salim. Manajemen Transportasi. (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1993) hlm 17
4
Soegijatna Tjakranegara, Hukum Pengangkutan Barang Dan Penumpang,(Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta, 1995), hlm. 1
5
dibandingkan berada di tempat asal orang atau barang tersebut, serta dengan
distribusi yang cepat untuk mencapai tempat tujuan maka barang tersebut
melancarkan arus barang dan mobilitas manusia, tetapi jasa transportasi juga
serta memadai. Tanpa adanya angkuta sebagai sarana penunjang tidak dapat
5
Rahardjo Adisasmita, Dasar-Dasar Ekonomi Transportasi,(Yogyakarta: 2010), hlm. 3
6
H.A. Abbas Salim, Op.Cit, ( Jakarta: PT Raja Grafindo, 1993) hlm. 1
6
Masyarakat yang melakukan kegiatan dengan tujuan yang
barang dan manusia dalam batas antar wilayah, sehingga berbagai sumber
daya yang ada dapat diperoleh dan dimanfaatkan untuk kepentingan seluruh
7
Ibid
7
transportasi barang harus dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan cara
dimungkinkan tidak dapat terpenuhi dalam satu lokasi. Oleh karena itu
dan/atau barang dari satu tempat ketempat yang lain dengan menggunakan
kendaraan.9
aplikasi canggih.
akrab bagi kita yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya dan juga dibeberapa
8
Rahardjo Adisasmita, Op.Cit, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015) hlm.35
9
Abbas Salim, Op.Cit, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2000) hlm.45
8
kota besar di indonesia dimana angkutan berbasis online sudah menggelar
layanannya disana.
orang dari tempat satu ketempat yang lain. Melalui aplikasi android/IOS
seseorang ingin naik angkutan umum maka harus mencari dan menunggu
angkutan yang sesui dengan tujuannya, dengan angkutan berbasis online ini
dipermudah dengan aplikasi maka proses mencari driver dan tawar menawar
membedakan harga berbeda yang ditawarkan oleh GoCar, GrabCar dan Uber.
Cara kerja angkutan berbasis online untuk antar jemput , GoCar, GrabCar dan
Uber :
9
Untuk lebih jelasnya berikut penjelasannya
driver angkutan online yang menang lelang (bidding) akan mengantar pengguna/ penumpang.
penumpang. kebutuhan mencari kendaraan
angkutan dengan aplikasi
penyedia aplikasi.
Dalam cara kerja provider untuk kendaraan online atau layanan antar
jemput, maka ada 3 objek yang akan terlibat dalam system kerja provider
10
Tanpa nama , sistem kerja gojek http://www.gojakgojek.com/2016/03/sudah-tahu-cara-
kerja-gojek-atau-sistem-kerja-gojek.html dilihat pada 2 juni 2017 pkl 19.23 wib
10
otomatis keluar setelah kedua alamat tersebut diisi sehingga konsumen
online yang dapat diunduh di Play Store (untuk handphone android) atau di
App Store (untuk handphone berbasis ios seperti Iphone). Cara menikmatinya
11
sangat mudah. Cukup dengan melakukan pengisian biodata yang disediakan
yang mudah dan harga yang kompetitif dengan harga yang ditetapkan oleh
transportasi online ini, menjadi lahan pekerjaan yang strategis, tidak hanya
dapat bekerja sebagai penyedia jasa transportasi atau yang sering disebut
bukan hanya kepada pemakai aplikasi, tetapi juga kepada masyarakat yang
12
Adapun yang dimaksud dengan perusahaan penyedia sarana aplikasi online
driver dan pengguna usaha atau pengguna aplikasi dalam hal ini adalah
penyedia jasa angkutan dan pemakai aplikasi. Perusahaan ini seperti Go-
Terbatas (PT). Sedangkan penyedia jasa atau driver adalah orang perorangan
maupun badan hukum yang memiliki modal berupa kendaraan yang rincian
order yang diberikan oleh perusahaan aplikasi berbasis aplikasi online baik
melalui aplikasi android maupun call centre atau yang diatur oleh pihak
pada dasarnya terdapat dua pihak Para pihak dalam pengangkutan ini terikat
13
maka di dalamnya terkandung hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan
hanya dalam penentuan tarif, akses data dan monitoring, bentuk perusahaan,
11
Sebagai disclaimer: Permen ini masih berlaku pada saat penulis menyusun skripsi ini.
14
1.2 Rumusan Masalah
berikut :
Hukum Perdata ?
Perdata
15
1.4 Pembatasan Masalah
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Peraktis
16
Definisi operasional merupakan sebagai landasan teoritis dalam
yang diatur oleh hukum, dalam setiap hubungan hukum selalu terdapat
hak dan kewajiban. Menurut macamnya hubungan hukum itu ada dua,
yaitu hubungan hukum yang bersegi satu atau sepihak hanya ada satu
yang bersegi dua adalah hubungan hukum yang dapat menimbulkan hak
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Jadi, jasa tidak pernah ada dan hasilnya dapat dilihat setelah terjadi.
Jasa tidak dapat diproduksi di satu tempat dan dikirim ke tempat lain
seperti barang, juga tidak dapat disimpan. Semua karakteristik ini dapat
17
tindakan dan interaksi yang merupakan kontak sosial. Jasa lebih dari
sekadar hasil sesuatu yang tak terhalang, dan jasa merupakan interaksi
adalah jenis angkutan dengan mobil pribadi yang memperoleh order dari
18
1.7 Metode Penelitian
B. Jenis Penelitian
13
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti..
2004). Hlm.50
19
secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap keberadaan
C. Sifat Penelitian
D. Metode Pendekatan
20
penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian
E. Sumber Data
a. Data primer
obyek penelitian15.
b. Data sekunder
21
bersifat teoritis, dengan mempelajari sumber-sumber bacaan
terdiri dari :
Jalan
Perlindungan Konsumen
16
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2005), hlm93
22
3. Bahan-bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan lain yang
17
Zainudin ali , Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : sinar grafika , 2010 ), hlm 105
23
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang dan pendahuluan serta rumusan
DALAM PENGANGKUTAN
Jalan.
Bab ini membahas tentang hubungan hukum yang terjadi anatara pemberi
24
berbasis online ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan
BAB V PENUTUP
Bab ini adalah penutup serta kesimpulan dari semua bab diatas, serta
25
BAB II
PENGANGKUTAN
(Innominat).
26
III KUHPerdata boleh disingkirkan manakala dikehendaki oleh pihak-
umum dari Buku III KUHPerdata yang ada dalam Bab I dan Bab II”.20
18
Subekti, R, Aneka Perjanjian, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1995), hlm. 13
19
Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika
2005), hlm. 6
20
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, ,
2001), hlm. 73
27
yaitu perjanjian yang terdapat di luar Buku III KUHPerdata,
perjanjian. Selain itu asas ini juga merupakan dasar dari hukum
perdata kita didasarkan pada asas ini”.22 Artinya para pihak diberi
21
Salim HS, Op. Cit., hlm. 1
22
Purwahid Patrik, Dasar-dasar Hukum Perikatan, (Bandung, Mandar Maju, 1994) hlm. 4
28
oleh undang- undang, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku, dan
pihak tidak mengatur mengenai sesuatu hal, maka bagi sesuatu hal
pihak untuk:
23
Munir Fuady, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), (Bandung : Citra
AdityaBakti, 2001), hlm. 30
24
Subekti R. Hukum Perjanjian. (Jakarta: PT. Intermasa.. 1987), hlm. 13
25
Salim H.S, Op. Cit., hlm. 9
29
Pengangkutan sebagai suatu perjanjian tentunya memiliki konsep
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
b. Kecakapan bertindak,
30
seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk
B. Pengertian Perjanjian
Overeenkomst dan contract untuk pengertian yang sama. Hal ini jelas
dapat disimak dari judul buku III titel Kedua Tentang “Perikatan–
Perikatan yang lahir dari Kontrak atau Perjanjian” yang dalam bahasa
26
Subekti, Op. Cit., hlm. 1
27
Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Perjanjian.(Bandung: Mandar Maju,2011), hlm.
4
31
Hofmann, J Satrio, Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan,
sama.28
kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
32
Sebagai perwujudan tertulis dari perjanjian, kontrak adalah salah
satu dari dua dasar hukum yang selain undang-undang (lihat Kitab
overeenkomst.
untuk overeenkomst.
persetujuan.30
33
untuk istilah overeenkomst dipakai dua istilah, yaitu perjanjian dan
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dari pasal
1313 ayat (1) KUH Perdata, adapat diketahui bahwa suatu perjanjian
adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau
dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melaksanakan suatu
antara dua orang atau lebih untuk menimbulkan akibat- akibat hukum
31
Ibid
34
terdapat dalam bab kedua. Perjanjian diatur dalam buku ketiga KUH
hubungan hukum yang bersifat kehartaan antara dua orang atau lebih
dimana pihak yang satu berhak atas prestasi tertentu, sedangkan pihak
35
atau para penyandang hak dan kewajiban yang diberikan oleh
macam, yaitu :
barang;
36
memberikan atau menyerahkan suatu barang. Di satu pihak,
yang disepakati.
akibat hukum dan dapat dituntut ganti rugi jika janji tersebut
diingkari.32
1. Asas konsensualisme
37
tercapai kesepakatan antara pihak, lahirlah kontrak, walaupun
kontrak itu belum dilaksanakan pada saat itu. Hal ini berarti bahwa
dan kewajiban bagi mereka atau biasa juga disebut bahwa kontrak
diantaranya:
tidak.
38
d. Bebas menentukan bentuk perjanjian.
dengan Perundang-Undangan.33
baik dan hubungan khusus ini membawa akibat lebih lanjut bahwa
33
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak & Perancangan Kontrak, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada,2010), hlm. 4
39
C. Pengertian Perikatan
atau dua pihak, berdasarkan yang mana pihak yang satu berhak
menuntut suatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain
menimbulkan hak di satu sisi dan kewajiban pada pihak lain. Suatu
40
Dengan demikian, sumber perikatan itu ada dua, yakni perjanjian
dan undang-undang.
34
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2003), hlm. 57
41
Perjanjian harus memenuhi beberapa syarat tertentu supaya
Pasal 1320 KUH Perdata, ada empat syarat yang harus dipenuhi
a. Kesepakatan
42
perjanjian itu tidak sah apabila dibuat atau didasarkan kepada
b. Kecakapan
hukum secara sah, yaitu harus sudah dewasa, sehat akal pikiran
perjanjian.
43
3) Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan
adalah harus suatu hal atau suatu barang yang cukup jelas atau
KUH Perdata);
Perdata);
44
bahwa perjanjian tanpa sebab atau perjanjian yang telah dibuat
Oleh karena itu, para pihak tidak mempunyai dasar untuk saling
menuntut.36
E. Berakhirnya Perjanjian
35
Budiman N. P. D. Sinaga, Hukum Kontrak & Penyelesaian Sengketa dari Perspektif
Sekretaris, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm, 18.
36
Ibid
45
Suatu perjanjian akan berakhir apabila segala perikatan yang
1. Pembayaran
prestasi.
Penitipan.
46
Apabila seorang kreditor menolak pembayaran yang dilakukan
tunai atas uangnya, dan jika kreditur masih menolak, debitur dapat
kreditor.
3. Pembaruan Utang
subjek kontrak lama dengan objek atau subjek kontrak yang baru.
b. Penggantian debitur
c. Penggantian kreditor
Perjumpaan utang atau kompensasi ini terjadi jika antara dua pihak
saling berutang antara satu dan yang lain, sehingga apabila utang
47
belah pihak akan bebas dari utangnya. Perjumpaan utang ini terjadi
Perjumpaan ini hanya dapat terjadi jika utang terebut berupa uang
5. Percampuran Utang
6. PembebasanUtang
48
asli secara sukarela oleh kreditor, maka hal itu sudah merupakan
sahnya kontrak, yaitu “suatu hal tertentu” dan “sebab yang halal”.
berlaku jika kontrak yang dibuat oleh para pihak dibuat dengan
49
dibuat dengan syarat tangguh dan nyatanya syarat yang dijadikan
10. Kadaluwarsa
kontrak antara para pihak.Hal ini diatur dalam BW Pasal 1967 dan
seterusnya.
A. Perjanjian Pengangkutan
perjanjian dikehendaki oleh dua orang atau dua pihak yang membuat
50
sendiri. Dimana kewajiban pihak pengangkutan adalah
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
angkutan adalah suatu keadaan pemindahan orang dan atau barang dari
suatu tempat lain dengan suatu tujuan tertentu, baik untuk memperoleh
nonkomersial.39
51
2. Penyelenggaraan pengangkutan didsarkan pada perjanjian
52
Secara Umum dalam Perjanjian pengangkutan antara
diantaranya adalah41 :
yang dikehendakinya.
53
batas kewajaran sesuai dengan kemampuannya, sedangkan
harus berbuat;
42
Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang, jilid 3, Hukum Pengangkutan, (Jakarta,
Djambatan, 2003), hlm. 10
54
3. Diterima oleh pihak-pihak karena adil dan masuk
akal(logis)
pihak43
pikiran dasar yang umum dan abstrak, atau merupakan latar belakang
konkrit tersebut.44
43
AbdulKadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat Dan Udara, Cetakan pertama,
(Bandung, aditya bakti, 1991), hlm. 86
44
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Liberty, 2003),
hlm. 34.
55
Di dalam hukum pengangkutan juga terdapat asas-asas hukum.
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu asas hukum publik dan asas hukum
1) Asas Manfaat
warga negara.
45
Muhammad Abdulkadir, Hukum Pengangkutan Niaga, (Bandung: Penerbit PT Citra Aditya
Bakti, 2013), hlm. 12
56
mencapai cita-cita dan aspirasi bangsa yang dalam kegiatannya
semangat kekeluargaan.
4) Asas Keseimbangan
internasional.
6) Asas Keterpaduan
57
Makna dari asas ini yaitu bahwa setiap
kepada setiap warga negara Indonesia agar selalu sadar dan taat
58
diserahkan pada perlindungan asuransi, tetapi juga
1) Asas Konsensual
pengangkutan.
2) Asas Koordinatif
46
Ibid.
59
Makna dari asas ini yaitu bahwa pihak-pihak dalam
3) Asas Campuran
60
pengangkutan. Pengangkut hanya mempunyai kewajiban
penumpang.
2.3 Wanprestasi
61
Perikatan yang bersifat timbal balik senantiasa menimbulkan
sisi aktif dan sisi pasif. Sisi aktif menimbulkan hak bagi kreditor untuk
menyatakan, bahwa :
62
kewajiban sebagaimmana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat
diberikan somasi oleh kreditor atau juru sita. Somasi itu minimal telah
dilakukan sebanyak tiga kali oleh kreditor atau juru sita. Apabila somasi
memaksa pihak yang lain untuk memenuhi kontrak, jika hal itu masih
yaitu :
47
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), (Jakarta : Sinar Grafika, 2001),
hlm180.
63
1. Pemenuhan perjanjian,
4. Pembatalan perjanjian,
48
Ahmadi Miru, Hukum Perikatan : Penjelasan Makna Pasal 1233 sampai 1456 BW, (Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.30
64
BAB III
menurut keahlian sesuai dengan budaya, adat istiadat dan budaya suatu
65
bangsa dan daerah kebutuhan akan angkutan tergantung fungsi bagi
penggunaan seseorang.49
dan atau barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Tujuannya
penumpang, antara lai kesamaan asal dan tujuan. Kesamaan ini dicapai
49
Rustian Kamaluddin., Ekonomi Transportasi (Karakteristik, Teori, dan Kebijakan),
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm 47
66
dengan car pengumpulan di terminal dan atau tempat perhentian.
angkutan umum yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah,
dan nyaman.
67
Beberapa fungsi transportasi yaitu:
C. Pengertian Pengangkutan
50
Setiawan Widagdo, Kamus Hukum, (Jakarta: PT. Prestasi Pustaka, 2012), hlm.413
68
b. Menurut Lestari Ningrum, pengangkutan adalah rangkaian
pengangkut.
tujuan.
51
Lestari Ningrum, Usaha Perjalanan Wisata Dalam Perspektif Hukum Bisnis, (Bandung:
Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 2004), hlm. 134.
69
penumpang dari alat pengangkutan ke tempat yang
ditentukan.52
atau orang dari satu tempat ke tempat lain, alat- alat fisik yang
tersebut.
D. Jenis–Jenis Pengangkutan
1. Pengangkutan Darat
dalam:
52
Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut dan Udara, (Bandung:
Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,1991), hlm. 19
53
Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi-Keuangan-Perdagangan, Inggris-Indonesia,
(Jakarta: Pradnya Paramita, 1982), hlm. 1113
70
1) Kitab Undang- Undang Hukum Dagang (KUHD), yakni dalam
barang.
2. Pengangkutan Laut
71
3. Pengangkutan Udara
a. Fungsi Pengangkutan
b. Tujuan Pengangkutan
54
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia III: Hukum
Pengangkutan, (Jakarta: Djambatan, 2003), hlm. 1
72
karena dengan menggunakan pengangkutan perpindahan itu
menjadi relatif singkat atau cepat dalam ukuran jarak dan waktu
a. Pengangkut
antara lain:
73
b. Pengirim (Consigner, Shipper)
antara lain:
c. Penumpang (Passanger)
74
3) Pemegang dokumen angkutan.
d. Ekspeditur
75
penumpang dengan cara menjual tiket/karcis kepada penumpang
antara lain:
76
dilakukan oleh pengusaha muat bongkar dan pekerjanya
pembongkaran
77
di bawah pengawasan Dinas Bea dan Cukai karena tidak
barang yang baru saja diturunkan dari kapal atau yang segera
h. Penerima (Consignee )
pengirim barang.
78
a. Barang Muatan (Kargo) Barang muatan yang dimaksud adalah
1) Barang sandang
2) Barang pangan
4) Barang pendidikan
5) Barang pembangunan
6) Hewan
b. Alat Pengangkut
1) Kereta Api
menjadi dua,yaitu:
79
a) Kereta api barang yang digunakan khusus untuk
mengangkut barang.
2) Kendaraan Umum
angkutan jalan.
80
c) Memenuhi kebutuhan data lainnya dalam
3) Kapal Niaga
81
d) kamar penumpang berbagai kelas, sepertiKapal
82
didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan
4) Pesawat Udara
83
a) Dimiliki oleh warga negara Indonesia atau oleh
pemerintah.
84
H. Asas-Asas Hukum Pengangkutan
pikiran dasar yang umum dan abstrak, atau merupakan latar belakang
konkrit tersebut.57
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu asas hukum publik dan asas hukum
57
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta, Liberty, 2003),
hlm. 34.
85
pihak-pihak dalam pengangkutan, pihak ketiga yang
1) Asas Manfaat
warga negara.
semangat kekeluargaan.
86
4) AsasKeseimbangan
internasional.
6) Asas Keterpaduan
87
kepada setiap warga negara Indonesia agar selalu sadar dan taat
88
Asas yang bersifat perdata merupakan landasan hukum
1) Asas Konsensual
pengangkutan.
2) Asas Koordinatif
3) Asas Campuran
59
Ibid
89
Makna dari asas ini yaitu bahwa pengangkutan
penumpang.
90
Diharapkan calon dan pengusaha pengangkutan mempunyai
I. Dokumen Angkutan
bentuk tertulis, yaitu dokumen angkutan,60 atau juga biasa disebut surat
angkutan.
60
H. M. Hudi Asrori S., Mengenal Hukum Pengangkutan Udara, (Yogyakarta: Kreasi
Wacana, 2010), hlm. 41.
91
pada Pasal 454 KUHD tentang perjanjian charter kapal, Pasal 504 dan
dokumen angkutan adalah sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat
61
Sution Usman Adji, dkk, Hukum Pengangkutan di Indonesia, ( Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta, 1991),hlm.1
62
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Op.Cit., hlm. 361.
92
pemakai jasa angkutan dengan pengangkut. Dalam hal ini meliputi
baik dalam pengangkutan laut, darat, maupun udara ada tiga macam,
antara lain:63
J. Penyelenggaraan Pengangkutan
melalui kereta api, darat, perairan, maupun udara selalu meliputi lima
a. Tahap Persiapan
63
H. M. Hudi Asrori S, Op.Cit., hlm. 43.
64
Ibid
93
pada hari, tanggal, dan waktu yang telah disepakati berdasarkan
ekspedisi muatan.
b. Tahap Pemuatan
c. Tahap Pengangkutan
94
pengangkut yang sesuai dengan jenis perjanjian pengangkutan.
atau barang yang diangkut itu sah menurut undang -undang atau
d. Tahap Penurunan/Pembongkaran
e. Tahap Penyelesaian
95
mengalami kecelakaan, luka, atau meninggal dunia diselesaikan
penyelenggaraan pengangkutan.
A. Kendaraan angkutan
Lintas dan Angkutan Jalan (UULLAJ) pada Pasal 137 Ayat (2) ditentukan
a. Kendaraan Bermotor
96
rel.65 Dalam UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Pasal 47 Ayat
b. Sepeda motor
rumah.66
c. Mobil penumpang
e. Mobil barang
65
Indonesia, Undang-Undang Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan, UU No.22 Tahun
2009, LN No.22 Tahun 2009, TLN No.5025, psl 1 angka 8
66
Ibid, psl 1 angka 20
67
Ibid, psl 1 angka 11
68
Ibid, psl 1 angka 12
97
f. Kendaraan khusus
trayek dan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam
trayek.71
98
Jenis pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum
atas:72
e) Angkutan perdesaan.
dapat berupa:74
(1) Terminal;
72
Ibid, psl 1 angka 22
73
Ibid, psl 23 (1)
74
Ibid, psl 23 (2)
99
(2) halte; dan/atau
1) reguler; dan
2) eksekutif.
75
Ibid, psl 23 (3)
76
Ibid, psl 42 (2)
77
Ibid, psl 42 (4)
100
Pelayanan angkutan orang dengan tujuan tertentu merupakan
sedikit:79
C. Pengusahaan Angkutan
1. Perusahaan Angkutan
dimaksud berbentuk:81
78
Ibid, psl 43 (1)
79
Ibid, psl 43 (2)
80
Ibid, psl 1 (12)
81
Ibid psl 79
101
a. Badan usaha milik negara;
d. Koperasi.
2. Perizinan Angkutan
3) kartu pengawasan.
82
Ibid, psl 78 (1)
83
Ibid, psl 78 (2)
84
Ibid, psl 81 (1)
102
Izin sebagaimana tersebut diatas diberikan kepada pimpinan
D. Tarif Angkutan
1. Tarif Penumpang
atas85:
dilakukan oleh:
85
Ibid, psl 100 (1)
103
seluruhnya berada dalam wilayah Provinsi Daerah
dalam kota.
angkutan umum
kepada:87
86
Ibid, psl 102
87
Ibid, psl 103 (1)
104
(b) Gubernur, untuk taksi yang wilayah operasinya
dengan kewenangannya.88
angkutan umum.
105
hukum menurut hukum perdata. Tanggung gugat merujuk pada posisi
lain:90
89
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), hlm.258.
90
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 43.
91
Wiwoho Soedjono, Hukum Perkapalan dan Pengangkutan Laut di Indonesia, (Jakarta
Bina Aksara, 1980), hlm. 129.
106
membuktikannya. Dalam beberapa kasus penerbangan sering
maka asas ini telah banyak ditinggalkan atau tidak lagi dipakai
pengangkut.
menghindari kerugian.
107
c) Peristiwa yang terjadi tidak mungkin dihindari.
mengalami kecelakaan.
108
tanpa mempersoalkan apa penyebabnya bus menabrak rumah
tersebut.
berdasarkan kelayakan.
92
Indonesia, Kitab Undang Undang Hukum Dagang, Psl 470 ayat 1
93
Ibid , Psl 522
109
Pengangkut wajib membayar ganti kerugian atas biaya, kerugian
yang diderita dan bunga yang layak diterima, bila ia tidak dapat
barang muatan.94
1247 dan Pasal 1248 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, kerugian
timbulnya perikatan.
94
Indonesia, Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Psl 1236
110
Penyedia jasa angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian
95
Indonesia, Undang-Undang Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan, Loc.Cit, psl 234 (1)
96
Ibid, psl 235 (1)
111
Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek (selanjutnya disingkat PM 26
Tahun 2017 ).
umum yang berbentuk badan hukum Indonesia dan telah memiliki izin
3. Kartu pengawasan.
97
Departemen Perhubungan, Peraturan Menteri Perhubungan tentang Angkutan Orang
Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek , Permen hub No.26 tahun 2017, psl.51.
98
Ibid, psl.28 ayat (1)
112
orang tidak boleh bertindak sebagaimana penyelenggara angkutan
2. Merekrut pengemudi;
99
Ibid, psl.51 ayat (3).
100
Ibid, psl.50 ayat (4).
113
transaksi elektronik antara pihak-pihak hanya mengandalkan itikad baik,
karena memang transaksi elektronik dikenal di dunia maya yang tidak saling
Ayat (2) UUITE yang menentukan bahwa para pihak yang melakukan
berlangsung.101
adalah "suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih". Subekti mengartikan perjanjian
adalah "suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain atau di
mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal".102
101
https://www.academia.edu/5380371/TINJAUAN_TENTANG_DASAR_HUKUM_TRAN
SAKSI_ELEKTRONIK_DI_INDONESIA.com Diakses pada tgl 3 juli 2017 pkl 21.34wib
102
Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 2004), hlm.1
114
1) Sepakat mereka yang mengikatkan;
kedua syarat tersebut harus dipenuhi oleh subjek hukum. Sedangkan syarat
ketiga dan keempat disebut sebagai syarat objektif karena kedua syarat
semula dianggap tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah
“semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
103
A.Qirom Syamsudin Meliala, Pokok – Pokok Hukum Perjanjian Beserta
Perkembangannya, Cet., I, (Yogyakarta: Liberty, 1985). hlm10-11
115
“Setiap orang boleh mengadakan perjanjian apa saja, walaupun belum atau
oleh tiga hal, yaitu tidak dilarang oleh Undang-Undang, tidak bertentangan
104
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hlm.84
116
BAB IV
PEMBAHASAN
seperti halnya dalam perjanjian perburuhan di mana dua belah pihak tidak
sama tinggi yaitu majikan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari
117
berdasarkan atas ketentuan Pasal 1601 Kitab Undang Undang
Hukum Perdata.
pemborongan).
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
orang bebas mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, baik perjanjian
Hukum Perjanjian yang terdapat dalam Buku III tersebut merupakan apa yang
118
dinamakan aanvulendrecht atau hukum pelengkap (optional law), yang berarti
terbuka dalam KUHPerdata tersebut mengandung suatu asas yang disebut asas
KUHPerdata, dan dengan melihat pada Pasal 1319 KUHPerdata maka diakui
bernama, yaitu perjanjian yang terdapat di luar Buku III KUHPerdata, yang
timbul, tumbuh, berkembang dalam praktik dan masyarakat, dengan kata lain
pengangkutan yg dibuat para pihak tersebut sah dan mengikat, maka ia harus
119
2. Kecakapan bertindak,
terlibat secara langsung dalam proses perjanjian sebagai pihak dalam proses
pengangkutan.
akrab bagi kita yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya dan juga dibeberapa
layanannya disana.
orang dari tempat satu ketempat yang lain. Melalui aplikasi android/IOS
seseorang ingin naik angkutan umum maka harus mencari dan menunggu
angkutan yang sesui dengan tujuannya, dengan angkutan berbasis online ini
dipermudah dengan aplikasi maka proses mencari driver dan tawar menawar
120
dipermudah dengan aplikasi, karena dengan aplikasi tersebut kita bisa
membedakan harga berbeda yang ditawarkan oleh GoCar, GrabCar dan Uber.
Cara kerja angkutan berbasis online untuk antar jemput , GoCar, GrabCar dan
Uber :
penyedia aplikasi.
121
Sedangkan penumpang adalah orang yang mengikatkan diri untuk membayar
biaya pengangukutan dan atas dasar itu dia berhak untuk memperoleh jasa
105
http://apbisma.blogspot.co.id/2014/04/perlindungan-hukum-terhadap-penumpang.html
diakses pada tanggal 30 Juli 2017 pukul 12.11 wib
122
perusahaan angkutan umum dibebankan tanggung jawab terhadap setiap
kerugian yang diderita oleh penumpang atau pengirim, yang timbul karena
dapat dicegah atau dihindari atau karena kesalahan penumpang (Pasal 191 dan
yang bersangkutan berada dalam angutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat
pemberangkatan sampai turun di empat tujuan berhak atas ganti rugi. Jadi
123
mutlak sebab tidak adanya tiket penumpang tidak berarti tidak ada perjanjian
pengangkutan.
yang dikenal sebagai 4 (empat) hak dasar konsumen, yang meliputi: hak
2. Hak untuk memilih barang dan jasa yang diinginkan dan sesuai
106
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perlindungan Konsumen,UU No.8 Tahun
1999, LN No.8 Tahun 1999, TLN No.3821, psl.4
124
4. Hak untuk didengarkan keluhannya atas barang dan jasa yang
8. Hak untuk mendapatkan ganti rugi jika barang dan jasa yang
yang lain.
125
hukum sangat dibutuhkan dalam persaingan global. Sebagai bentuk
menyelenggarakan pengangkutan,
KUHPerdata).
meliputi:
107
H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jilid 6 (Jakarta :
Djambatan, 2003), hlm 168
126
4. Mengganti kerugian yang diderita oleh penumpang atau pengirim
pengguna jasa akan senantiasa merasa aman dan nyaman dalam mengunakan
jasa angkutan.
Trans Usaha Bersama dan Koperasi jasa PPRI yang memiliki izin
penyedia aplikasi berbasis teknologi infomasi Uber dan GrabCar juga tidak
jasanya.
dapat memberi rasa aman bagi para pengguna jasa angkutan umum. Asuransi
127
kepada seseorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
karena suatu peristiwa yang tak tertentu (Pasal 246 KUHD). 108 Undang-
asuransi sebagai perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
108
Fitria Hilda, pengertian asuransi, https://fitriahilda.wordpress.com/pengertian-asuransi/
diakses pada tanggal 30 Juli 2017 Pukul 16.00
128
jasa angkutan yang berbasis online adalah hubungan pemberian jasa yang
Asas ini merupakan asas yang paling penting dalam hukum perjanjian, karena
dari asas inilah tampak adanya pernyataan dan ungkapan Hak Asasi Manusia
dalam mengadakan perjanjian. Selain itu asas ini juga merupakan dasar dari
hukum perjanjian.110
atau perjanjian tidak bernama. yaitu perjanjian yang terdapat di luar Buku III
129
dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata yang menyatakan bahwa: “Semua
mereka yang membuatnya”. Asas ini merupakan asas yang paling penting
dalam hukum perjanjian, karena dari asas inilah tampak adanya pernyataan
dan ungkapan Hak Asasi Manusia dalam mengadakan perjanjian. Selain itu
asas ini juga merupakan dasar dari hukum perjanjian. ”Asas kebebasan
tetapi seluruh hukum perdata kita didasarkan pada asas ini”.112 Artinya para
pihak diberi kebebasan untuk membuat dan mengatur sendiri isi perjanjian
yang telah mereka buat layaknya undang-undang”. 113 Oleh karena Buku III
dalam perjanjian tersebut para pihak tidak mengatur mengenai sesuatu hal,
112
Purwahid Patrik, Dasar-dasar Hukum Perikatan, (Bandung: Mandar Maju, 1994), hlm. 4
113
Munir Fuady, Op.Cit. hlm. 30
130
KUHPerdata”.114 Asas kebebasan berkontrak memberikan kebebasan kepada
serta persyaratannya.
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
pengangkutan yg dibuat para pihak tersebut sah dan mengikat, maka ia harus
131
1. Adanya Kesepakatan para pihak,
2. Kecakapan bertindak,
dengan siapa pun, menentukan isi perjanjiannya yaitu berupa jasa antaran
tertera diaplikasi serta mengenai pembayaran yang sudah disepakati pada saat
menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang dari satu
membayar ongkosnya.
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan nama satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal 1313 Kitab
132
dari dan ke tempat tujuan tertentu, dan pengiriman barang membayar
usaha dan penumpang sebagai hal yang dikehendaki oleh kedua belah pihak.
pelayanan angkutan.
dalam B.W. kita tidak terdapat pengaturannya tentang perjanjian ini yang
dari hukum perjanjian dalam KUHPerdata. akan tetapi oleh Undang Undang
133
Perjanjian pengangkutan tidak di syaratkan harus tertulis, cukup
hari, dalam pengangkutan darat terdapat dokumen yang disebut denga surat
muatan (vracht brief) seperti dimaksud dalam pasal 90 Kitab Undang Undang
Hukum Dagang.
perjanjian pengangkutan yang telah ada (Pasal 454,504 dan 90 Kitab Undang
1. Asas Konsensual
134
pihak. Dalam kenyataannya, hampir semua perjanjian pengangkutan darat,
laut, dan udara dibuat secara tidak tertulis, tetapi selalu didukung
2. Asas Koordinasi
3. Asas Campuran
dan jiika dalam perjanjian pengangkutan tidak diatur lain, maka diantara
ketentuan ketiga jenis perjanjian itu dapat diberlakukan karena hal ini ada
135
Penggunaan hak retensi bertentangan dengan fungsi dan tujuan
dari penumpang yang kurang terpenuhi oleh ulah para pelaku usaha angkutan
Kitab Undang Undang Hukum Perdata Pasal 1338 ayat (3) telah
itikad baik jaminan keadilan itu juga di pedomani pada Pasal 1337 Kitab
Undang Undang Hukum Perdata bahwa suatu perjanjian akan dapat dibatal
kan jika bertentangan dengan Undang Undang Kesusilaan yang baik dan atau
ketertiban umum.
umum harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi sewaktuwaktu terhadap
Undang Undang Lal u Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 192 ayat (1)
136
meninggal dunia atau luka akibat penyelenggaraan angkutan, kecuali
disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak dapat dicegah atau dihindari atau
pembayaran upah.
tinggi dan sama rendah, atau bersifat sederajat. Hal ini tidak seperti dalam
perjanjian perburuhan di mana dua belah pihak tidak sama tinggi yaitu
majikan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada buruh Mengenai
tidak bersifat tetap, hanya kadang kala saja bila pengirim membutuhkan
137
Undang Undang Hukum Perdata. Pendapat ini didasarkan atas ketentuan
Pasal 1617 Kitab Undang Undang Hukum Perdata (Pasal penutup dari bab
pengangkutan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu
angkutan.
disebutkan empat syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang
dipenuhi oleh subyek perjanjian (sepakat dan cakap) seperti disebutkan dalam
138
Pasal 1330 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, tak cakap untuk membuat
suatu perjanjian adalah orang-orang yang belum dewasa, mereka yang ditaruh
di bawah pengampuan.
syarat terakhir mengenai obyeknya atau syarat obyektif, yaitu syarat yang
harus dipenuhi oleh subyek perjanjian (hal tertentu dan sebab yang halal)
Kitab Undang Undang Hukum Perdata Menurut Pasal 1338 ayat (1)
menjelaskan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
Berbasis Online
139
Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. peran pemerintah dalam angkutan
pelaku usaha. Akses ke pasar yang secara mudah dan cepat, menjadi nilai
140
sebagai pengguna jasa angkutan umum dan pengusaha angkutan umum
Penanaman Modal (BKPM). Izin tersebut berupa izin portal website. 115
angkutan sewa.
dan/atau
115
Hani Nur Fajrina, CNN Indonesia, hhttp://m.cnnindonesia.com/teknologi
20160401185956-185-121084/menkominfo-grabcar-dan-uber-berbadan-hukum/ diakses pada tanggal
1 agustus 2017 pkl 13.35
141
kendaraan sewa.116 Pengaturan terhadap taksi online akan terus
dikembangkan. Yang menunjukkan angkutan online itu juga ada pada plat
taksi online tetap warna hitam. Yang menunjukkan angkutan online itu juga
ada pada plat nomornya yang akan disiapkan plat nomor kendaraan tersebut
informasi seperti Uber dan GrabCar saat ini diatur dalam Peraturan
Dalam Trayek.
142
sama dengan perusahaan angkutan umum yang telah memiliki izin
penyelenggaraan angkutan.
atas nama perusahaan dan surat tanda bukti lulus uji berkala
kendaraan bermotor;
143
Koperasi Jasa PPRI serta perusahaan sejenis lainnya diberi waktu hingga
umum, melainkan mengantongi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Hal ini
disebabkan, karena dalam praktiknya, skema jual beli yang terjadi melalui
118
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt56739f735626d/apakah-perusahaan-aplikasi-
ojek-harus-berizin-perusahaan-angkutan-Umum diakses pada tgl 1 agustus 2017 pkl 19.55 wib
144
1) Transaksi Langsung, yakni konsumen langsung memesan barang
usaha penyedia barang dan jasa melalui teknologi aplikasi memiliki status
145
rezim perizinan di bawah BKPM dengan memperhatikan Daftar Negatif
Investasi.119
tanggung jawab atas perdagangan jasa tersebut ada pada produsen jasa yang
jasa.
Persoalan keberadaan Grab Car , GoCar dan Uber sudah ada sejak
awal mula kemunculannya. Akar masalahnya bukan karena Grab dan Uber
119
http://strategihukum.net/peran-pemerintah-dalam-mengatur-bisnis-jasa-berbasis-teknologi-
aplikasi diakses pada 1 agustus 2017 pkl 22.18 wib
146
mempersoalkan aplikasi online atau tidak online untuk angkutan umum.
angkutan umum menjadi lebih efisien.120 Hal itu sudah ia buktikan bahkan
sejak menjadi Dirut PT KAI. Perubahan drastis wajah KAI kini, tidak bisa
Persoalan yang terjadi adalah karena Grab Car , GoCar dan Uber
sektor angkutan umum harus tunduk kepada ketentuan yang bersumber dari
Menteri perhubungan sudah memanggil pengelola Uber, GoCar dan Grab Car
umum. Hal serupa juga dilakukan Dirjen Perhubungan Darat, baik secara
seruan itu tidak pernah ditanggapi. Mereka selalu menjawab sebagai penyedia
120
Hasil Wawancara dengan Indra Gunawan, Kepala Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek
Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Pada Tanggal 25 juli 2017
147
aplikasi, bukan perusahaan transportasi. Dengan kilah itu mereka terus
undang dan peratutan yang ada, maka angkutan umum berbasis aplikasi
inilah yang menjadi alasan Pemprov DKI Jakarta melarang angkutan umum
umum berbasis aplikasi tersebut. Sekali lagi, yang jadi persoalan bukan
penertiban itu ternyata tidak efektif. Angkutan umum berbasis aplikasi Grab
Car dan Uber terus berkembang dan semakin diminati masyarakat. Di sisi
lain, baik Grab Car, GoCar maupun Uber tidak menunjukkan itikad untuk
mematuhi peraturan yang ada. Ini yang membedakan keduanya dengan Grab
Taxi. Grab Taxi adalah taksi berbasis aplikasi yang bisa beroperasi legal
yang mereka konsumsi. Pelaku Usaha akan selalu terus berinovasi untuk
148
mendapatkan keuntungan, mencari peluang dengan menciptakan solusi.
Namun tidak tinggal diam, pelaku usaha juga berupaya memenuhi persyaratan
bisnisnya.
permasalahan hukum yang terjadi, siapa subjek hukum yang diatur, dan
149
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya mengeluarkan
informasi, seperti Uber, GoCar dan GrabCar. Payung hukum tersebut berupa
Orang Tidak Dalam Trayek121. Meskipun telah mendapatkan izin, Uber Taxi
Indonesia. Baik Uber maupun Grab telah memilih badan hukum koperasi.
harus mempunyai sejumlah hal, yaitu paling sedikit lima kendaraan dengan
bukti surat tanda nomor kendaraan (STNK) atas nama perusahaan, memiliki
121
Ada 14 poin dalam ketentuan ini yang dinyatakan tidak memiliki kekuatan hukum tetap
berdasarkan hasil putusan Mahkamah Agung No. 37 P/HUM/2017 tentang Uji Materi terhadap
Peraturan Menteri Perhubungan No. 26 Tahun 2017, namun demikian pada saat penulis menulis
skripsi ini, ketentuan ini masih berlaku
150
Penggunaan aplikasi berbasis teknologi informasi dapat dilakukan
atas nama perusahaan dan surat tanda bukti lulus uji berkala
kendaraan bermotor;
151
Sehingga GrabCar GoCar dan Uber sudah mempunyai payung hukum
berlaku.
diatur.
kecelakaan;
152
2) Pemerintah menyediakan alokasi dana untuk pencegahan dan
undangan.
153
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hukum Perdata.
154
d. Pemborongan sifat hukum perjanjian pengangkutan bukan
pemborongan).
155
5.2 Saran
yang dituju jika terjadi saat penumpang ingin merubah tujuan, agar
tidak ada yang dirugikan dan tarif tetap dikenakan jarak terjauh.
bisa melihat jangkauan yang dilalui dari backup data perusahaan jika
156