Anda di halaman 1dari 3

Gundul Gundul Pacul:

Maknane yaiku:
Pemimpin seng sakbenere iku duduk seng nganggo mahkota, tapi seng ngati ati
mergunakake papat indrane dalam mimpin lan seng amanah ngemban
kesejahteraane masyarakate. Pemimpin seng apik kui seng ora sombong lan congkak.

Gundul-gundul pacul cul


gembelengan
nyunggi nyunggi wakul kul
gembelengan
wakul ngglimpang segane dadi sak latar
wakul ngglimpang segane dadi sak latar
Artinya:
Gundul-gundul cangkul, tidak hati-hati
membawa bakul (di atas kepala) dengan tidak hati-hati
bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman
bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman

Makna Lagu Menthok-Menthok

Lagu Menthok-Menthok biasane di tembangke karo bocah bocah jawa, Lagu Menthok-
menthok ditembake berkelompok karo kanca-kancane mbentuk formasi lingkaran
karo mlaku nerok e menthok, tangan tengen ndek ngarep, tangan kiwo ndek bokong,
mlaku karo megal megol.

Lagu menthok-menthok berfungsi dadi hiburan seng nduweni sifat lucu lan iso
ngelatih bocah-bocah guyup karo kanca liyane.

Lirik Lagu Menthok-Menthok


Menthok-Menthok
Menthok-menthok tak kandhani
Mung rupamu angisin-isini
Mbokya aja ngetok
Ana kandhang wae
Enak-enak ngorok
Ora nyambut gawe
Menthok-menthok mung lakumu
Megal-megol gawe guyu
Hanya wajahmu terlihat memalukan
Janganlah keluar
Di dalam kandhang saja
Enak-enak tidur
Tidak usah bekerja
Menthok-menthok cara berjalanmu
Megal-megol membuat tertawa

Lumbung Desa (Lirik tembang dolanan)

Lumbung desa pra tani padha makarya

Ayo dhi, njupuk pari nata lesung nyandhak alu

Ayo yu, padha nutu yen wis rampung nuli adang

Ayo kang, dha tumandang yen wus mateng nuli madhang

Maknane:

Opo ae seng ono neng dunyo iki mbutuhke proses, ora iso langsung dadi sak dek sak
nyek.
Lirik lagu di atas adalah lagu Lumbung Deso karya Ki Nartosabdo. Jika diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia, kira-kira akn menjadi seperti berikut:

lumbung desa para petani berkarya ayo dik (adik), mengambil padi ditata dalam
lesung dan memegang alu (alat menumbuk padi) Ayo yu (kakak perempuan), pada
nutu bila sudah selesai lalu dimasak ayo kang (kakak laki-laki), kerjakanlah, ketika
sudah matang lalu di makan Bait pertama mencerminkan suatu keadaan desa dimana
mayoritas penduduknya adalah para petani yang sedang berkarya. Pada bait kedua,
terdapat kata “ayo dhi” yang merupakan kalimat ajakan kepada para petani untuk
mengambil hasil karyanya yang berupa padi. Padi tersebut ditata dalam tempat
penumbukan yang bernama lesung untuk kemudian ditumbuk dengan menggunakan
sebuah tongkat kayu yang bernama "alu". Pada bait yang ketiga, ajakan ditujukan
kepada para petani perempuan untuk segera memasak bila proses penumbukan padi
sudah selesai. Di bait yang terakhir kembali terdapat kata perintah ajakan, akan tetapi
ini ditekankan pada kaum laki-laki. Hal ini ditekankan pada kalimat “ayo kang” yang
merupakan sapaan yang familiar bagi kaum laki-laki Jawa. Di lanjutkan pada kalimat
berikutnya yang terdapat pada bait yang terakhir “do tumandang yen wes mateng nuli
madhang” yaitu mengajak para kaum pria untuk ikut membantu jika diperlukan.
Apabila sudah matang, nasi bisa segera dimakan bersama seluruh anggota keluarga.

Pada dasarnya apapun yang ada di dunia itu memerluan suatu proses, tidak bisa
sekaligus langsung jadi. Pada lagu dolanan di atas hanya memberikan suatu contoh
akan segala sesuatu yang membutuhkan proses. Dengan di contohkan dari para
petani berkarya : menanam padi – di panen – di tata setelah di keringkan – ditumbuk
untuk memisahkan padi dengan kulitnya – di masak – dan kemudian barulah bisa di
makan. Hal ini mencerminkan suatu hal yang ada di dunia itu membutuhkan proses
yang tidah mudah dan tidak gampang. Jadi, lagu dolanan diatas merupakan lagu
nasehat.

Anda mungkin juga menyukai