Anda di halaman 1dari 6

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk NYA, sehingga tersusunnya Pedoman Organisasi
Tim DOTS TB.Pedoman ini disusun bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam
pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan menjadi dasar untuk menentukan atau
melaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja yang
lebih baik.

Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan dengan strategi DOTS yang


direkomendasikan WHO dan sebagai Pedoman Pengendalian TB telah ditetapkan oleh
Kementrian Kesehatan mengacu kepada Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis.

Pedoman Organisasi Tim DOTS TB ini disusun berdasarkan Pedoman


Penyusunan Dokumen Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Komisi Akreditasi
Rumah Sakit Tahun 2012

Dengan tersusunnya Pedoman Organisasi Tim DOTS TB ini diharapkan dapat


menjadi acuan pelaksanaan tugas bagi petugas di tatanan pelayanan TB.Kami
menyadari dalam penyusunan Pedoman Organisasi Tim DOTS TB ini masih banyak
kekurangan dan diharapkan adanya masukan dari pembaca sebagai bahan perbaikan,
Akhirnya pada kesempatan ini pula kami sampaikan ucapan terima kasiih yang
sebesar-besarnya kepada Tim Penyusun yang segala upayanya telah menyelesaikan
Pedoman Organisasi Tim DOTS TB ini.

Semoga Alloh SWT melimpahkan rahmat dan hidayah- NYA kepada kita
semua.Aamiin.

Cirebon, 1 juni 2016

Tim Penyusun
1

BAB I

PENDAHULLUAN

Akreditasi rumah sakit merupakan suatu proses dimana suatu lembaga yang
independen melakukan assesmen terhadap rumah sakit. Tujuannya untuk menentukan
apakah rumah sakit telah memenuhi standar yang dirancang untuk memperbaiki
keselamatan dan mutu pelayanan. Standar akreditasi merupakan upaya mendorong
rumah sakit senantiasa meningkatkan mutu dan keamanan pelayanan dan distimulasi
melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan terus menerus serta perbaikan system
yang meliputi input, proses, produk, output dan outcome.

Berdasarkan standar akreditasi rumah sakit dikelompokan menurut fungsi-fungsi


konsisten dan dipatuhi oleh setiap unit kerja /bagian dari instalasi.

Undang – undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit mewajibkan rumah sakit
menjalani akreditasi termasuk standar – standar lainnya yang berlaku bagi rumah sakit
sesuai dengan penjabaran dalam standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012

Sebagai dasar dimulainya pengembangan system di rumah sakit dalam menerapkan


standar – standar akreditasi diperlukan dokumen yang merupakan regulasi di Rumah
Sakit diatur dalam bentuk Panduan Tata Naskah Rumah Sakit.

Dokumen akreditasi yang harus disiapkan rumah sakit meliputi dokumen yang
merupakan regulasi dan dokumen bukti pelaksanaan kegiatan. Untuk dokumen yang
merupakan regulas dibuat dalam bentuk Pedoman / Panduan Tata Naskah Rumah
Sakit dibedakan menjadi dua yaitu :

Tata Naskah Rumah Sakit dibedakan menjadi dua yaitu

1. Regulasi Pelayanan Rumah Sakit, yang terdiri dari :


a. Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit
b. Pedoman / Panduan Pelayanan Rumah Sakit
c. Standar Prosedur Operasional
2

d. Rencana Jangka Panjang ( Renstra, Rencana Strategis Bisnis, Bisnis Plan,


dll)
e. Rencana Kerja Tahunan ( RKA,RBA, atau lainnya)
2. Regulasi di Unit Kerja Rumah Sakit yang terdiri dari :
a. Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit
b. Pedoman / Panduan Pelayanan Rumah Sakit
c. Standar Prosedur Operasional
d. Program ( Rencana Kerja Tahunan Unit Kerja)

Kebijakan rumah sakit ditetapkan oleh Direktur bersifat garis besar yang mengikat,
karena kebijakan bersifat garis bsar meka untuk peneraan kebijakan perlu disusun
pedoman/panduan dan prosedur sehingga ada kejelasan dan langkah-langkah untuk
melaksanakan kebijakan tersebut.

Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu
harus dilakukan dan merupakan hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan atau
melaksanakan kegiatan dan mengatur beberapa hal, sedangkan panduan adalah
merupakan petunjuk dalam melaksanakan kegiatan dan hanya mengatur satu
hal/kegiatan.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas Tim Akreditasi menuyusn perumusan


kebijakan daerah di bidang pelayanan sarana dan prasaran yang meliputi peraturan
direktur, keputusan direktur, pedoman / panduan dan prosedur tentang Tim DOTS dan
sesuai panduan penyusunan dokumen akreditasi.

Pembentukan Tim DOTS di RS Paru Provinsi Jawa Barat sesuai SK Direktur Nomor
800/07/TU.1/RSP tentang pembentukan klinik DOTS TB di Rumah Sakit Paru Provinsi
Jawa Barat dan bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan medis Tuberkulosis
melalui penerapan strategi DOTS secara optimal dengan menguoayakan kesembuhan
dan pemulihan pasien melalui prosedur dan tindakan yang dapat
dipertanggungjawabkan serta memenuhi etika kedokteran.

Struktur organisasi tim TB di RS Paru Provinsi Jawa Barat meliputi uraian jabatan tata
hubungan kerja termasuk kebutuhan sumber daya manusia sesuai pola ketenagaan
3

dan kualifikasi personil yang dibutuhkan dalam pelayanan TB di RS. Paru Provinsi jawa
Barat yang dilaksanakan sesuai dengan strategi DOTS sehingga pelayanan TB dapat
berjalan, efektif dan bermutu

Strategi DOTS sejak tahun 1995 sudah dilaksanakan untuk Pemberantasan


Tuberkulosis Paru yang direkomendasikan oleh WHO, kemudian namanya berubah
menjadi Program Penanggulangan Tuberkulosis, sesuai dengan yang ditetapkan oleh
pemerintah, dimana penanggulangan TBC dengan strategi DOTS dapat memberikan
angka kesembuhan yang tinggi. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan
penyembuhan pasien TBC, prioritas diberikan kepada pasien TB tipe menular. Strategi
ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian menurunkan insidens TB di
Masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam
upaya pencegahan penularan TB. Bank Dunia menyatakan strategi DOTS sebagai
salah satu intervensi kesehatan yang secara ekonomi sangat efektif.Integrasi strategi
DOTS ke dalam pelayanan kesehatan dasar sangat dianjurkan demi efisiensi dan
efektifitasnya. Satu studi Cost Benefit yang dilakukan oleh WHO di Indonesia
menggambarkan bahwa dengan menggunakan strategi DOTS, setiap dolar yang
digunakan untuk membiayai program penanggulangan TB, akan menghemat sebesar
US$ 55 selama 20 Tahun

Strategi DOTS terdiri dari 5 Komponen kunci :

1. Strategi DOTS, setiap dolar yang digunakan untuk membiayai program


penanggulangan TB, akan menghemat sebesar US $ 55 selama 20 Tahun
2. Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin
mutunya
3. Pengobatan yang standar, dengan supervise dan dukungan bagi pasien
4. System pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif
5. Sistem monitoring pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan
penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program
4

Dengan semakin berkembangnya tantangan yang dihadapi program diibanyak Negara,


kemudian strategi DOTS diatas oleh Global Stop TB Partenership strategi DOTS
tersebut diperluas menjadi sebagai berikut :

1. Mencapai, mengoptimalkan dan mempertahankan mutu DOTS


2. Merespon masalah TB – HIV, MDR-TB dan tantangan lainnya
3. Berkontribusi dalam penguatan sistem kesehatan.
4. Melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta
5. Memberdayakan pasien dan masyarakat.
6. Melaksanakan dan mengembangkan penelitian.

Komitmen politis untuk menjamin keberlangsungan program penanggulangan TB


adalah sangat penting agar dapat dilaksanakan secara terus menerus dan untuk
menjamin bahwa program penanggulangan TB adalah prioritas serta menjadi bagian
yang esensial dalam sistem ketahanan nasional.

Pedoman Pelayanan TB di RS Paru Provinsi Jawa Barat dengan strategi DOTS ini
mencakup beberapa hal yang merupakan prioritas dalam menurunkan angka kesakitan
TB, memutuskan rantai penularan serta mencegah terjadinya multidrug resistance
( MDR) sehingga TB tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia,
diantaranya penemuan pasien TB , diagnosis, klasifikasi penyakit dan tipe pasie,
pengobatan TB, tata laksana TB anak, pengawasan menelan obat, pemantauan dan
hasil pengobatan, pengobatan TB pada keadaan khusus, efek samping obat dan
penatalaksanaan nya sampai pemantauan dan evaluasi program dalm bentuk
pelaporan.

Instalasi yang terkait dengan pelayanan TB mencakup beberapa pelayanan yaitu,


Poliklinik Rawat Jalan, Rawat Inap. IGD, ICU,Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Rekam
Medis, Gizi, sehubungan dengan hal tersebut diatas maka perlu disusun Pedoman
Pengorganisasian Tim DOTS yang merupakan salah satu faktor pendukung yang
sangat penting untuk pelayanan TB di RSP Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan
5

sesuai dengan strategi DOTS ( Directly Observed Treatment Shortcourse ) sehingga


pelayanan TB dapat berjalan efektif dan bermutu.

Anda mungkin juga menyukai