Prinsip –2

ETIKA KEPERAWATAN &

HUKUM
TOTOK DWIHARTANTO,MHKes
 PENGERTIAN – ETIKA
ETIKA BERASAL DARI KATA YUNANI
BENTUK TUNGGAL: “ETHOS”,
ARTI: TEMPAT TINGGAL, PADANG RUMPUT,
KANDANG, KEBIASAAN, ADAT, AHLAK, WATAK,
PERASAAN, SIKAP, CARA BERPIKIR
BENTUK JAMAK: “TA ETHA”,
ARTI: ADAT ATAU KEBIASAAN
 PENGERTIAN – ETIKA
 KAMUS BESAR BAH. INDONESIA:
ETIKA, ADA 3 ARTI:
1. ILMU TTG: - APA YG BAIK & APA YG BURUK
- HAK & KEWAJIBAN MORAL (AHLAK)
2. KUMPULAN ASAS ATAU NILAI YG BERKENAAN
DENGAN MORAL (AHLAK)
3. NILAI MENGENAI BENAR & SALAH YG DIANUT OLEH
SUATU GOL. MASYARAKAT
 ETIK & HUKUM
ETIK: ADALAH NORMA2, NILAI2 ATAU POLA
TINGKAH LAKU KELOMPOK PROFESI TTT DLM
MEMBERIKAN YAN JASA KPD MASY
HUKUM: ADALAH PERATURAN PER-UU-AN YG
DIBUAT OLEH SUATU KEKUASAAN DLM MENGATUR
PERGAULAN HIDUP MASY
ETIK & HUKUM MEMILIKI TUJUAN YG SAMA,
YAITU UTK MENGATUR TERTIB & TENTERAMNYA
PERGAULAN HIDUP DLM MASY
 PERSAMAAN ETIK & HUKUM
1. SAMA2 MERUPAKAN ALAT UTK MENGATUR
TERTIBNYA HIDUP BERMASYARAKAT
2. OBYEKNYA ADALAH TINGKAH LAKU MANUSIA
3. MENGANDUNG HAK & KEWAJIBAN ANGGOTA
MASY AGAR TDK SALING MERUGIKAN
4. MENGGUGAH KESADARAN UTK BERSIKAP
MANUSIAWI
5. SUMBERNYA ADALAH HASIL PEMIKIRAN PARA
PAKAR & PENGALAMAN PARA ANGGOTA
SENIOR
 ETIKA
AHLI FILSAFAT
- ETIKA ADALAH ILMU ATAU KAJIAN TTG MORALITAS
-MORALITAS: HAL2 YG MENYANGKUT MORAL, YAITU
SISTEM TTG MOTIVASI, PERILAKU & PERBUATAN MANUSIA
YG DIANGGAP BAIK ATAU BURUK

 SOSIOLOG
ETIKA ADALAH ADAT, KEBIASAAN & PERILAKU ORANG2
DARI LINGKUNGAN BUDAYA TERTENTU
 PERBEDAAN ETIK & HUKUM
ETIK HUKUM
1. BERLAKU UTK PROFESI 1. BERLAKU UTK UMUM
2. DISUSUN BERDASARKAN 2. DISUSUN OLEH BADAN
KESEPAKATAN ANGGOTA PEMERINTAHAN
PROFESI
3. TDK SELURUHNYA 3. TERCANTUM SECARA
TERTULIS RINCI  KITAB UU
4. SANKSI  TUNTUNAN 4. SANKSI  TUNTUTAN
5. PELANGGARAN  MKEK 5. PELANGGARAN 
PENGADILAN
6. PENYELESAIAN 6. PENYELESAIAN
PELANGGARAN  TDK PELANGGARAN  PERLU
DISERTAI BUKTI FISIK BUKTI FISIK
 ETIKA
ASOSIASI PROFESI
ETIKA ADALAH KESEPAKATAN BERSAMA & PEDOMAN
UNTUK DITERAPKAN & DIPATUHI SEMUA ANGGOTA
ASOSIASI TTG APA YG DINILAI BAIK & BURUK DLM
PELAKSANAAN & PELAYANAN PROFESI
PRAKTISI PROFESIONAL (PERAWAT)
- ETIKA BERARTI KEWAJIBAN & TJ MEMENUHI HARAPAN
(EKSPETASI) PROFESI & MASY, SERTA BERTINDAK DNG
CARA2 YG PROFESIONAL
- ETIKA ADALAH SALAH SATU KAIDAH YG MENJAGA
TERJALINNYA INTERAKSI ANTARA PEMBERI & PENERIMA
JASA PROFESI SECARA WAJAR, JUJUR, ADIL, PROFESIONAL
& TERHORMAT
 PROFESI
PROFESI :
ADALAH SUATU PEKERJAAN YG
MEMBUTUHKAN PERSYARATAN2
KHUSUS

 “PROFESI ADALAH PEKERJAAN, TETAPI

TIDAK SEMUA PEKERJAAN MERUPAKAN
PROFESI”
 PROFESI
BATASAN PROFESI:
•CIRI-CIRI PENGETAHUAN (INTELECLECTUAL CHARACTER)
•DIABDIKAN UTK KEPENTINGAN ORANG LAIN
•KEBERHASILAN BUKAN DIDASARKAN KEUNTUNGAN
FINANSIAL
•ADANYA ORGANISASI PROFESI;
 KODE ETIK
 BER-TJ MEMAJUKAN & MENYEBARKAN
PROFESI YBS
•ADANYA STANDAR KUALIFIKASI PROFESI
(BRANDEIS)
 PROFESI
CIRI-CIRI PROFESI:
1.LANDASAN INTELEKTUALITAS
2.STANDAR KUALIFIKASI
3.AREA PEKERJAAN YG SIGNIFIKAN
4.PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
5.PENGHARGAAN OLEH MASYARAKAT
6.ORGANISASI PROFESI
7.KODE ETIK PROFESI
 CIRI-CIRI PROFESI
1) LANDASAN INTELEKTUALITAS:
PROFESIONAL  MUTLAK MEMERLUKAN LANDASAN
INTELEKTUALITAS:
•HARUS MENGUASAI SUATU PENGETAHUAN T3  PROSES
DIKLAT
•PROSES DIKLAT TERUS BERLANJUT SELAMA MENGEMBAN
PROFESI
CONTOH:
PROFESI DOKTER  LULUS FK (: DASAR-DASAR TEORITIS &
KETRAMPILAN PRAKTIK)  DITEMPATKAN MASY YG
DINAMIS, SHG DR HRS TERUS DIIKUTI & DISESUAIKAN DNG
PENGETAHUAN & KETRAMPILAN  WAJIB MENGIKUTI
PERKEMBANGAN ILMU & TEKNOLOGI KEDOKTERAN (UU
29/2004 Ps 51 butir e & Ps 79)
 CIRI-CIRI PROFESI
1) LANDASAN INTELEKTUALITAS . . .
UU 29/2004 TTG PRAKTIK KEDOKTERAN:
 PASAL 51 butir e:”DR ATAU DRG DALAM
MELAKSANAKAN PRAKTIK KEDOKTERAN MEMPUNYAI
KEWAJIBAN:
. . . e. MENAMBAH ILMU PENGETAHUAN DAN MENGIKUTI
PERKEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN ATAU
KEDOKTERAN GIGI”
 PASAL 79 butir c:”DIPIDANA DNG PIDANA KURUNGAN
PALING LAMA 1 (SATU) TAHUN ATAU DENDA PALING
BANYAK Rp 50.000.000,- (LIMA PULUH JUTA RUPIAH),
SETIAP DR ATAU DRG YANG:
…. c. DENGAN SENGAJA TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 51 HURUF
a, HURUF b, HURUF c, HURUF d ATAU HURUF e”
 CIRI-CIRI PROFESI
1) LANDASAN INTELEKTUALITAS . . . .
CONTOH:
PROFESI HUKUM MENSYARATKAN KELULUSAN
PENDIDIKAN TINGGI HUKUM  SARJANA HUKUM (SH)
LULUSAN SARJANA HUKUM (SH) DAPAT MENERUSKAN KE
PENDIDIKAN MASTER:
AMERIKA:
•J.D. : JURIS DOCTOR/DOCTOR OF JURISPRUDENSE
•LLM : LEGUM MAGISTER/MASTER OF LAW
•SJ.D : SCIENTIAE JURIDICAE DOCTOR/DOCTOR OF THE
SCIENCE OF LAW
INDONESIA:
•S.H. : SARJANA HUKUM
•M.H/M.Hum:MAGISTER HUKUM/MAGISTERHUMANIORAL
•DR : DOKTOR ILMU HUKUM
 CIRI-CIRI PROFESI
2) STANDAR KUALIFIKASI
KETENTUAN-KETENTUAN BAKU YG MINIMAL HARUS
DITEMPUH OLEH PENYANDANG PROFESI DALAM
MENJALANKAN PEKERJAANNYA

STANDAR KUALIFIKASI  STANDAR PROFESI ( 

PENJABARAN  )  STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
UU 29/2004 Ps 50 (PENJELASAN):

YG DIMAKSUD DNG “STANDAR PROFESI” ADALAH BATAS

KEMAMPUAN (KNOWLEDGE, SKILL & PROFESSIONAL ATTITUDE)
MINIMAL YG HARUS DIKUASAI OLEH SEORANG INDIVIDU UTK
DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PROFESIONALNYA PADA
MASYARAKAT SECARA MANDIRI YG DIBUAT OLEH ORGANISASI
PROFESI
.........
 CIRI-CIRI PROFESI
2) STANDAR KUALIFIKASI . . . . . . .
UU 29/2004 Ps 50 (PENJELASAN) . . . . . .
YG DIMAKSUD DNG “STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL”
ADALAH SUATU PERANGKAT INSTRUKSI/LANGKAH-LANGKAH
YG DIBAKUKAN UNTUK MENYELESAIKAN SUATU PROSES KERJA
RUTIN TERTENTU.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEMBERIKAN LANGKAH
YG BENAR DAN TERBAIK BERDASARKAN KONSENSUS BERSAMA
UNTUK MELAKSANAKAN BERBAGAI KEGIATAN DAN FUNGSI
PELAYANAN YG DIBUAT OLEH SARANA PELAYANAN KESEHATAN
BERDASARKAN STANDAR PROFESI.
 CIRI-CIRI PROFESI
2) STANDAR KUALIFIKASI . . . . . . .
CONTOH:

Dr. Sp.B  TINDAKAN PEMBEDAHAN  PROSEDUR

BAKU YG MINIMAL DILAKUKAN OLEH Dr. Sp.B, BILA TDK

DILAKSANAKAN  MALPRAKTIK

AHLI PENGOBATAN TRADISIONAL  TIDAK MEMPUNYAI

STANDAR KUALIFIKASI T3 YG BERLAKU UMUM UTK

ORANG2 YG MEMILIKI PEKERJAAN YG SAMA

 CIRI-CIRI PROFESI
3) AREA PEKERJAAN YG SIGNIFIKAN :
AREA PEKERJAAN YG DITEKUNI OLEH PROFESIONAL
MENYANGKUT BIDANG-BIDANG YG SIGNIFIKAN MENURUT
KACAMATA MASYARAKAT LUAS  MAKIN MAJU
PERADABAN MASYARAKAT  MAKIN BANYAK JENIS
PROFESI YG DIBUTUHKAN  MAKIN BANYAK
PROFESIONAL YG TERSEDIA
DUA JENIS PROFESI YG PALING TUA:
•PROFESI HUKUM
•PROFESI KEDOKTERAN
 CIRI-CIRI PROFESI
3) AREA PEKERJAAN YG SIGNIFIKAN . . . . . .
•PROFESI HUKUM
SETIAP ANGGOTA MASYARAKAT MEMILIKI KEPENTINGAN 
KEPENTINGAN-KEPENTINGAN KERAP BERBENTURAN  KONFLIK
KEPENTINGAN  AREA PEKERJAAN PROFESI HUKUM: MEMBANTU
MASYARAKAT UTK MENGATASI KONFLIK TSB
•PROFESI KEDOKTERAN
SETIAP ANGGOTA MASYARAKAT MEMBUTUHKAN KESEHATAN  AREA
PEKERJAAN PROFESI KEDOKTERAN: MAMBANTU UTK MENYEMBUHKAN
PENYAKITNYA  BERKEMBANG KRN JENIS PENYAKIT MAKIN BERTAMBAH
 SPESIALISASI PROFESI KEDOKTERAN  PERLUASAN TUNTUTAN
MASYARAKAT
 CIRI-CIRI PROFESI
4) PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT :
FRANZ MAGNIS SUSENO, DALAM KAITAN DNG
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, PROFESI DIBEDAKAN:
•PROFESI PADA UMUMNYA, ADA 2 PRINSIP:
a) MENJALANKAN PROFESI SECARA BER-TJ 
MENJALANKAN PEKERJAAN SEBAIK MUNGKIN DNG HASIL
YG BERKUALITAS
b)HORMAT THD HAK-HAK ORANG LAIN
•PROFESI LUHUR: PELAYANAN PADA MANUSIA ATAU
MASYARAKAT YG MOTIVASI UTAMANYA BUKAN UTK
MEMPEROLEH NAFKAH DARI PEKERJAANNYA

PERBEDAANNYA: PADA KADAR & INTENSITAS

PENGABDIAN
 CIRI-CIRI PROFESI
4) PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT . . . . .
PROFESI LUHUR (OFFICIUM NOBILE)  2 PRINSIP
a)MENDAHULUKAN KEPENTINGAN ORANG YG DIBANTU,
MISAL: PASIEN, KLIEN
b)MENGABDI PADA TUNTUTAN LUHUR PROFESI
MISAL: SEORANG ADVOKAT TDK BOLEH
MENGELABUI HAKIM DNG MENYATAKAN KLIEN-NYA TDK
BERSALAH DEMI UTK MEMENANGKAN PERKARA & HONOR
TINGGI DARI KLIEN-NYA

3 CIRI MORALITAS TINGGI PROFESI LUHUR:

a.BERANI BERBUAT DNG BERTEKAD UTK BERTINDAK
SESUAI DNG TUNTUTAN PROFESI
b.SADAR AKAN KEWAJIBAN
 CIRI-CIRI PROFESI
4) PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT . . . . .

“PROFESI ADALAH PEKERJAAN YG MEMILIKI UNSUR

PENGABDIAN KPD MASYARAKAT  TIDAK BERARTI 
PROFESIONAL ADALAH ORANG YG DEMIKIAN LOYALNYA
SHG RELA HIDUP MENDERITA UTK KEPENTINGAN SESAMA
MANUSIA”

 PROFESIONAL TETAP MERUPAKAN ORANG YG

MENCARI NAFKAH DARI PROFESINYA, TETAPI
PROFESIONAL TIDAK MENGOMERSIALKAN PEKERJAANNYA
 CIRI-CIRI PROFESI
5) PENGHARGAAN OLEH MASYARAKAT :
PEKERJAAN YG DIKATEGORIKAN PROFESI, YG
MEMPUNYAI LANDASAN INTELEKTUAL, STANDAR
KUALIFIKASI TERTENTU, DAN DIABDIKAN BAGI
KEPENTINGAN MASYARAKAT
PENGHARGAAN MASYARAKAT THD PROFESI:
a.PROFESIONAL DITUNTUT UTK TERUS MENINGKATKAN
PROFESIONALISMENYA
b.MASYARAKAT DITUNTUT UTK DAPAT KONDUSIF BAGI
PENGEMBANGAN PROFESI YBS
 PENGHARGAAN MASYARAKAT RENDAH THD PROFESI
POLISI DAN HAKIM, APABILA BANYAK POLISI DAN HAKIM
YG MENERIMA SUAP  PROFESIONAL SECARA OTONOM
DAN LANGSUNG BER-TJ ATAS BAIK-BURUKNYA CITRA
PROFESINYA
 CIRI-CIRI PROFESI
6) ORGANISASI PROFESI :
 UNSUR PENDUKUNG YG MENOPANG KEBERADAAN
PROFESI, YG DIKELOLA SECARA PROFESIONAL
 WADAH PENGEMBANGAN PROFESI, TEMPAT PARA
PROFESIONAL MELAKUKAN TUKAR-MENUKAR
INFORMASI, MENYELESAIKAN PERMASALAHAN
PROFESI, DAN MEMBELA HAK-HAK ANGGOTANYA
 MEMILIKI UNSUR-UNSUR YG SALAH SATU MISI
UTAMANYA ADALAH MAKIN MENYEBARKAN CITRA
POSITIF DARI PROFESI TSB
 MERUPAKAN “SELF REGULATOR BODY”,
BERKEWAJIBAN MENETAPKAN NORMA-NORMA YG
MELAYANI KEPENTINGAN ANGGOTANYA SEKALIGUS
MELINDUNGI HAK-HAK MASYARAKAT PENGGUNA JASA
DARI PROFESI TSB
 CIRI-CIRI PROFESI
7) KODE ETIK PROFESI :
 PRINSIP-PRINSIP MORAL YG MELEKAT PADA SUATU
PROFESI YG DISUSUN SECARA SISTEMATIS
 PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI:
- ORGANISASI BERHAK MENJATUHKAN SANKSI
ORGANISATORIS
ORGANISASI PROFESI  KOORDINASI  PEMERINTAH,
YG MEMBERIKAN IZIN (LISENSI) PRAKTIK
- ORGANISASI MENOLAK MEMBERIKAN
REKOMENDASI , SHG IZIN PRAKTIK YBS DICABUT
 KODE ETIK PROFESI
PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI:
NORMA YG DITETAPKAN & DITERIMA OLEH
KELOMPOK PROFESI, YG MENGARAHKAN
ATAU MEMBERI PETUNJUK KPD
ANGGOTANYA BAGAIMANA SEHARUSNYA
BERBUAT & SEKALIGUS MENJAMIN MUTU
MORAL PROFESI ITU DI MASYARAKAT
(BARTENNS)
 KODE ETIK PROFESI
FUNGSI KODE ETIK PROFESI:
•MEMBERIKAN PEDOMAN BAGI SETIAP ANGGOTA
PROFESI TTG PRINSIP PROFESIONALITAS YG
DIGARISKAN
•SEBAGAI SARANA KONTROL SOSIAL BAGI
MASYARAKAT ATAS PROFESI YBS
•SEBAGAI PENCEGAH CAMPUR TANGAN PIHAK DI
LUAR ORGANISASI PROFESI TTG HUBUNGAN ETIKA
DLM KEANGGOTAAN PROFESI
 KODE ETIK PROFESI
TUJUAN KODE ETIK PROFESI :
1.MENJUNJUNG TINGGI MARTABAT PROFESI
2.MENJAGA & MEMELIHARA KESEJAHTERAAN PARA
ANGGOTA
3.MENINGKATKAN PENGABDIAN PARA ANGGOTA
PROFESI
4.MENINGKATKAN MUTU PROFESI
5.MENINGKATKAN MUTU ORGANISASI PROFESI
6.MENINGKATKAN LAYANAN DI ATAS
KEUNTUNGAN PRIBADI
7.MEMPUNYAI ORGANISASI PROFESIONAL YG KUAT
& TERJALIN ERAT
8.MENENTUKAN BAKU STANDARNYA SENDIRI
 KODE ETIK PROFESI
MENURUT E. HOOLOWAY, KODE ETIK PROFESI MEMBERI
PETUNJUK UNTUK HAL-HAL SBB:
1.HUBUNGAN ANTARA KLIEN & PROFESIONAL
2.PENGUKURAN & STANDAR EVALUASI YG DIPAKAI DALAM
PROFESI
3.PENELITIAN & PUBLIKASI/PENERBITAN PROFESI
4.KONSULTASI & PRAKTIK PRIBADI
5.TINGKAT KEMAMPUAN KOMPETENSI YG UMUM
6.ADMINISTRASI PERSONALIA
7.STANDAR-STANDAR UTK PELATIHAN
 KODE ETIK PROFESI
MENURUT EDGAR BODENHEIMER :
KODE ETIK  AUTONOMIC LEGISLATION
KODE ETIK TIDAK PERNAH DIANGGAP SBG BAGIAN DARI
` HUKUM POSITIF, TETAPI DI INDONESIA:
MISAL:
*) UU 8/1999 TTG PERLINDUNGAN KONSUMEN
 Ps 17 ayat (1) huruf f : MELARANG PELAKU USAHA
PERIKLANAN MEMPRODUKSI IKLAN YG MELANGGAR ETIKA
DAN/ATAU KETENTUAN PERATURAN PER-UU-AN YG
BERLAKU  KONSEKUENSI  Ps 62 ayat (2) : BERUPA
PIDANA PENJARA DUA TAHUN PENJARA ATAU PIDANA
DENDA MAKSIMAL Rp 500 JUTA
 Ps 63
AUTONOMIC LEGISLATION . . . . . . .
 KODE ETIK PROFESI
...........
AUTONOMIC LEGISLATION  ETIKA PERIKLANAN YG
DIMAKSUD OLEH UU 8/1999 TTG PERLINDUNGAN KONSUMEN
ADALAH TATA KRAMA & TATA CARA PERIIKLANAN INDONESIA /
ETIKA PARIWARA INDONESIA (TERAKHIR DIREVISI TH 2005), YG
DISUSUN OLEH ASOSIASI-ASOSIASI MASYARAKAT PERIKLANAN
(10 ASOSIASI):
(1)ASOSIASI PERUSAHAAN MEDIA LUAR GRIYA INDONESIA
(2)ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLANAN INDONESIA
(3)ASOSIASI PEMRAKARSA & PENYANTUN IKLAN INDONESIA
(4)ASOSIASI TELEVISI LOKAL INDONESIA
(5)ASOSIASI TELEVISI SWASTA INDONESIA
(6)GABUNGAN PERUSAHAAN BIOSKOP SELURUH INDONESIA
(7)PERSATUAN PERUSAHAAN PERIKLANAN INDONESIA
(8)PERSATUAN RADIO SIARAN SWASTA NASIONAL INDONESIA
(9)SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR
(10)YAYASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA
 KODE ETIK PROFESI
*) UU 8/1999 TTG PERLINDUNGAN KONSUMEN . . . .
ANCAMAN SANKSI DITUJUKAN TIDAK SAJA THD
PELANGGARAN ATAS KETENTUAN PERATURAN PER-UU-AN
YG BERLAKU, MELAINKAN JUGA TERHADAP
PELANGGARAN ETIKA
KETENTUAN TSB TELAH MENYAMAKAN PELANGGARAN
KODE ETIK SBG TINDAK PIDANA
TIDAK TEPAT :
PERBEDAAN KARAKTER
KODE ETIK & NORMA HUKUM POSITIF
 KODE ETIK PROFESI
MISAL:
*) UU 30/2004 TTG JABATAN NOTARIS
Ps 85: DISINGGUNG BEBERAPA JENIS SANKSI YG BISA
DIKAITKAN DNG PELANGGARAN KODE ETIK
DITILIK DARI JENIS-JENIS SANKSINYA (DARI TEGURAN
LISAN S/D PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT): BERSIFAT
ADMINISTRATIF & ORGANISATORIS

*) UU 18/2003 TTG ADVOKAT

 TIDAK DISEBUTKAN SAMA SEKALI IMPLIKASI SANKSI
ATAS PELANGGARAN KODE ETIK
 PERIKATAN HUBUNGAN HUKUM PROFESI
HUKUM KEPERDATAAN:
ADA DUA MODEL PERIKATAN (VERBINTENIS):
1)RESULTAATSVERBINTENIS: PERIKATAN YG MENJANJIKAN
SUATU HASIL
 PROFESI ATAU PEKERJAAN YG TIDAK BERKATEGORI
LUHUR
2) INSPANNINGSVERBINTENIS: PERIKATAN YG
MENJANJIKAN SUATU USAHA
 PROFESIONAL YG TERKAIT INSPANNINGSVERBINTENIS
(PROFESI LUHUR) DITUNTUT :
a.MEMILIKI LANDASAN INTELEKTUAL
b.STANDAR KUALIFIKASI YG LEBIH TINGGI
c.MENDAPAT PENGHARGAAN LEBIH TINGGI DARI MASY
 PERIKATAN HUBUNGAN HUKUM PROFESI
HUBUNGAN HUKUM DOKTER – PASIEN: PERIKATAN YG
BERSIFAT MENGUPAYAKAN
DOKTER MENGUPAYAKAN SEMAKSIMAL MUNGKIN UNTUK
MENYEMBUHKAN PASIEN DAN TIDAK MENJANJIKAN
KESEMBUHAN BAGI PASIENNYA
HUBUNGAN HUKUM ADVOKAT – KLIEN : PERIKATAN YG
BERSIFAT MENGUPAYAKAN
ADVOKAT BERJANJI UTK MENGUPAYAKAN HAK-HAK
KLIENNYA AGAT TIDAK DIRUGIKAN SELAMA PROSES
PERKARA ITU DISELESAIKAN MENURUT HUKUM DAN
DILARANG KERAS MENJANJIKAN SUATU HASIL T3 KPD
KLIENNYA APALAGI SAMPAI MENJANJIKAN BAHWA IA
PASTI MEMENANGKAN PERKARA YG DITANGANINYA ITU.
•SELESAI