1

2
 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL MENURUT
UU NO. 2 TAHUN 1989 TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan
3
 TUJUAN PENDIDIKAN TINGGI MENURUT
PP NO. 30 TAHUN 1990 JO
PP NO. 60 TAHUN 1999
(1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang
dengan menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian
(2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan
teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional
(3) Penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan
sebagaimana dimaksud di atas berpedoman pada :
a. Tujuan pendidikan nasional
b. Kaidah, moral dan etika ilmu pengetahuan
c. Kepentingan masyarakat, serta
d. Memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi 4
5
 PENGERTIAN ETIKA
ILMU PENGETAHUAN TENTANG ASAS AKHLAK ATAU
MORAL (POERWADARMINTA)

ETIKA LEBIH LUAS PENGERTIANNYA DARI MORAL

MORAL DIPERGUNAKAN UNTUK MENERANGKAN
SIKAP LAHIRIYAH SESEORANG YANG DINILAI
DARI WUJUD TINGKAH LAKU ATAU PERBUATAN

SEDANGKAN ETIKA DIPANDANG SELAIN MENUNJUK-

KAN SIKAP LAHIRIYAH SESEORANG JG MELIPUTI
KAIDAH-KAIDAH DAN MOTIF PERBUATAN
SESEORANG 6
 PERSYARATAN ETIKA
MERUPAKAN BAGIAN DARI AKHLAK KARENA
BUKANLAH SEKEDAR MENYANGKUT PRILAKU
MANUSIA YG BERSIFAT PERBUATAN SAJA, AKAN
TETAPI MENCAKUP HAL-HAL YG LEBIH LUAS YG
MELIPUTI BIDANG AKIDAH, IBADAH & ESTETIKA
(ISLAM)
TUJUAN & SASARAN YANG AKAN DICAPAI YAITU
KEBENARAN SEKALIGUS KEJUJURAN ATAU
SPORTIVITAS
AJARAN ETIKA PARALEL DGN AJARAN MORAL
7
 TUJUAN & FUNGSI ETIKA
TUJUAN ETIKA  Kode Etik Profesi
(1) MENETAPKAN & MENJELASKAN TANGGUNG JAWAB KEPADA
INDIVIDU & MASYARAKAT PADA UMUMNYA
(2) MEMBANTU PARA PROFESI DALAM MENETAPKAN APA YANG
HARUS MEREKA PERBUAT DALAM MENGHADAPI DILEMA
ETIKA DALAM PEKERJAANNYA
(3) UNTUK MENJAGA REPUTASI & FUNGSI PROFESI DALAM
MASYARAKAT
(4) MENCERMINKAN PENGHARAPAN MORAL DLM KOMUNITAS,
ARTINYA MENJAMIN PARA ANGGOTA PROFESI AKAN
MENTAATI KODE ETIK PROFESI DLM PELAYANANNYA
(5) DASAR UTK MENJAGA KELAKUAN & INTEGRITAS SERTA
KEJUJURAN DARI PARA PROFESI 8
 FUNGSI ETIKA

SEBAGAI PEMBIMBING TINGKAH LAKU

MANUSIA AGAR DALAM MENGELOLA
KEHIDUPAN INI TIDAK SAMPAI BERSIFAT
TRAGIS
MEMBANTU MANUSIA MENCARI
ORIENTASI SECARA KRITIS DALAM
BERHADAPAN DENGAN MORALITAS YANG
MEMBINGUNGKAN (M. SUSONO)
9
PERBEDAAN ETIKA DENGAN AGAMA
ETIKA TIDAK DAPAT MENGGANTIKAN AGAMA, AKAN TETAPI AGAMA
SENDIRI MEMERLUKAN KETRAMPILAN ETIKA AGAR DPT MEMBERIKAN
ORIENTASI & BUKAN SEKEDAR INDOKTRINASI, ALASANNYA :

(1) ETIKA DAPAT MEMBANTU DALAM MENGGALI RASIONALITAS DARI

MORALITAS AGAMA
(2) ETIKA MEMBANTU DLM MENGINTEGRASIKAN AJARAN AGAMA YG
SALING BERTENTANGAN
(3) ETIKA DAPAT MEMBANTU MENERAPKAN AJARAN MORAL AGAMA
TERHADAP MASALAH-MASALAH BARU DLM KEHIDUPAN MANUSIA
(4) ETIKA DPT MEMBANTU DLM MENGADAKAN DIALOG ANTARAGAMA,
KRN ETIKA MENDASARKAN DIRI PADA ARGUMENTASI RASIONAL
BELAKA, BUKAN PADA WAHYU
(5) ETIKA DGN PERTIMBANGAN NALARNYA TERBUKA BAGI SETIAP
ORANG DARI SEMUA AGAMA, SEBALIKNYA AJARAN AGAMA HANYA
TERBUKA BAGI MEREKA YG MENGAKUI WAHYU YG DISAMPAIKAN
OLEH AGAMA TERSEBUT 10
 PEMBAGIAN ETIKA
(1) ETIKA UMUM
MEMBAHAS TENTANG PRINSIP-PRINSIP
DASAR DARI MORAL
SEPERTI : PENGERTIAN ETIKA, FUNGSI
ETIKA, KEBEBASAN & TANGGUNG
JAWAB ETIKA

(2) ETIKA KHUSUS

MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
DARI MORAL PD MASING-MASING BIDANG
KEHIDUPAN MANUSIA 11
 ETIKA KHUSUS
ETIKA INDIVIDU
MEMBICARAKAN KEWAJIBAN MANUSIA
TERHADAP DIRI SENDIRI
ETIKA SOSIAL
MEMBICARAKAN TTG KEWAJIBAN MANUSIA
SBG ANGGOTA MASYARAKAT YG MELIPUTI :
 ETIKA PROFESI
 ETIKA KELUARGA
 ETIKA POLITIK
 ETIKA LINGKUNGAN HIDUP
 ETIKA IDIOLOGI 12
AKHLA
K
ETIK MORA KEBENAR
AN &
PROF
L ESI
A KEJUJUR
AN

Ajaran Prilaku manusia Sikap Keahlian

agama, lahir dlm arti luas, lahiriah yg ilmu &
& batin, ttg meliputi: dinilai dari pengalaman
baik & buruk Perbuatan lahir & wujud
hal-hal yg terkait, tingkah
akidah, ibadah, laku/perbua
estetika tan 13
14
 PENGERTIAN PROFESI
KAMUS INDONESIA
ADALAH BIDANG PEKERJAAN YANG
DILANDASI PENDIDIKAN KEAHLIAN
(KEJUJURAN) & SEBAGAINYA

IMALUDDIN ABDULRAHIM
PROFESIONALISME BIASANYA DIPAHAMI
SEBAGAI SUATU KUALITAS YG WAJIB
DIPUNYAI SETIAP EKSEKUTIF YG BAIK 15
 PERBEDAAN PROFESI & BISNIS
PD KEGIATAN BISNIS MEMUSATKAN PERHATIANNYA
PD PENCAPAIAN TUJUAN YT KEMBALI MODAL ATAU
UANG YG SEHARUSNYA DIBAGIKAN KEPADA PEMILIK
USAHA ATAU KEPADA PEMEGANG SAHAM

SEDANGKAN CITA-CITA PROFESI JUSTRU MENITIK-

BERATKAN PADA KESEDIAAN MELAKUKAN KEGIATAN
YANG BERMOTIF PELAYANAN

YG DIKEJAR DLM BISNIS YAITU NILAI KUANTITATIF,

SEDANGKAN DALAM PROFESI YANG DIKEJAR NILAI
KUALITATIF
16
CIRI-CIRI SESUATU YG BERKUALITAS YG BAIK

(1) PUNYA KETERAMPILAN TINGGI DALAM SUATU

BIDANG SERTA KEMAHIRAN DALAM MEMPERGUNA-
KAN PERALATAN TERTENTU YANG DIPERLUKAN
DALAM PELAKSANAAN TUGAS
(2) PUNYA ILMU & PENGALAMAN SERTA KECERDASAN
DALAM MENGANALISA SUATU MASALAH & PEKA
DALAM MEMBACA SITUASI, CEPAT & TEPAT SERTA
CERMAT DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
(3) PUNYA SIKAP BERORIENTASI KEHARI DEPAN
SEHINGGA PUNYA KEMAMPUAN MENGANTISIPASI
PERKEMBANGAN
(4) PUNYA SIKAP MANDIRI BERDASARKAN KEYAKINAN
AKAN KEMAMPUAN PRIBADI 17
 PRINSIP-PRINSIP DALAM PROFESI

PROFESI UMUM

(1) MENJALANKAN PROFESI SECARA

BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP MUTU
HASIL PEKERJAAN MAUPUN DAMPAK
PEKERJAAN PADA ORANG, KELOMPOK,
LEMBAGA MAUPUN MASYARAKAT

(2) HORMAT TERHADAP HAK-HAK ORANG LAIN,

DALAM ARTI BEKERJA DENGAN TIDAK
MELANGGAR HAK ORANG LAIN 18
PROFESI LUHUR

(1) MENDAHULUKAN KEPENTINGAN ORANG

YANG DIBANTU TANPA PAMRIH,
MENGALAHKAN KEPENTINGAN PRIBADI DAN
KELUARGA

(2) MENGABDI PADA TUNTUTAN LUHUR

PROFESI DAN MEMPERTAHANKAN CITA-CITA
LUHUR PROFESI DALAM ARTI TIDAK
MENYELEWENG DARI TUNTUTAN ETIKA
PROFESI
19
 PEMBAGIAN PROFESI
PROFESI UMUM
PEKERJAAN YANG DILAKUKAN SEBAGAI KEGIATAN POKOK UNTUK
MENGHASILKAN NAFKAH HIDUP YANG MENGANDALKAN SUATU KEAHLIAN
YANG KHUSUS (PADA UMUMNYA TIDAK ADA KODE ETIK)

PROFESI LUHUR (KHUSUS)

PROFESI YANG PADA HAKIKATNYA MERUPAKAN SUATU PELAYANAN PADA
MANUSIA ATAU MASYARAKAT (ADA KODE ETIK)

CIRI-CIRI PROFESI LUHUR

 BEKERJA SECARA BERTANGGUNG JAWAB
 MENJUNJUNG KEADILAN
 BEKERJA TANPA PAMRIH
 MEMPERTAHANKAN CITA-CITA LUHUR PROFESI

PROFESI HUKUM
SEGALA PEKERJAAN YANG ADA KAITANNYA DENGAN MASALAH HUKUM 20
MAGNES SUSENO
UNTUK MELAKSANAKAN PROFESI LUHUR SECARA BAIK
DITUNTUT MORALITAS YANG TINGGI DARI PELAKUNYA

CIRI MORALITAS YANG TINGGI

(1) BERANI BERBUAT DENGAN BERTEKAD UNTUK BERTINDAK
SESUAI DENGAN TUNTUTAN PROFESI
(2) SADAR AKAN KEWAJIBAN DALAM ARTI MENJUNJUNG TINGGI
ETIKA PROFESI & BUKAN SEKEDAR HOBI, MELAINKAN SADAR
AKAN KEWAJIBAN
(3) MEMILIKI IDEALISME YG TINGGI DLM ARTI BUKAN MENCARI
KEUNTUNGAN, AKAN TETAPI MENGUTAMAKAN PENGABDIAN

ETIKA PROFESI
MERUPAKAN BAGIAN DARI ETIKA SOSIAL YAITU
FILSAFAT ATAU PEMIKIRAN 21
 RANGKUMAN GAGASAN
mutu hasil pekerjaan
1. BEKERJA SECARA dampak hasil
pekerjaan
BERTANGGUNG • pada
JAWAB orang/kelompok/
lembaga
• pada masyarakat
seluruhnya

2. KEADILAN tidak melanggar hak

pihak manapun

kepentingan klien
PROFESI LUHUR : 3. TANPA PAMRIH mengalahkan
PROFESI kepentingan pribadi/
KESEHATAN, keluarga
PENGACARA,
ROHANIWAN, tidak menyeleweng
4.MEMPERTAHANKAN dari
NEGARAWAN cita cita luhur Profesi tuntutan etika profesi
DAN LAIN-LAIN
tidak demi klien
sendiri, agama atau 22
negara
 SIKAP MORAL PENUNJANG ETIKA PROFESI

SIKAP MORAL
PENUNJANG ETIKA PROFESI

1 2 3
BERTINDAK ATAS KESADARAN IDEALISME
DASAR TEKAD BERKEWAJIBA
N
– menentukan sikap (sesuai – menjunjung tinggi – mempraktikkan
tuntutan etika profesi) etika profesi profesi :
– tidak melepas sikap hanya * bukan sekedar * bukan mencari
karena terdesak :
* perasaan kurang senang hobi untung
* perasaan malu melainkan melainkan
* emosi/nafsu sendiri * sadar akan * mau mengabdi
kewajiban pada
sesama
(Magnis Suseno, dkk., Etika Sosial, Jakarta, APTIK, 1988) 23
24
 ALASAN PERLUNYA
KODE ETIK PROFESIONAL
(1) SEBAGAI SARANA KONTROL
(2) MENCEGAH PENGAWASAN ATAUPUN
CAMPUR TANGAN DARI LUAR
(PEMERINTAH MAUPUN ORGANISASI
LAIN)
(3) UNTUK PENGEMBANGAN KEHENDAK
YANG LEBIH TINGGI
25
 PERSOALAN-PERSOALAN YANG
MENUNTUT PERHATIAN PARA PROFESI
PADA UMUMNYA
(1) HARAPAN YANG TERLALU TINGGI SUPAYA
ANGGOTA PROFESI MELAKSANAKAN KODE ETIK
DENGAN KESADARAN HATI NURANINYA
(2) UPAYA UNTUK MENGEMBANGKAN SARANA-
SARANA YANG EFEKTIF UNTUK MEMAKSAKAN
KODE ETIK
(3) BAGAIMANA MEMBUAT KODE ETIK YANG CUKUP
TEGAS SERTA DAPAT BERLAKU SECARA UP TO
DATE
26
AD.IV KURANGNYA KESADARAN
DAN KEPEDULIAN SOSIAL

GEJALANYA YAITU ORANG MENINGGALKAN

KEYAKINANNYA TENTANG WIBAWA HUKUM

DI LUAR PROFESI MENYEDIAKAN DIRINYA

BAGI KESEJAHTERAAN UMMAT MANUSIA,
NAMUN DALAM PROFESI JUSTRU MENJADI
ORANG-ORANG SEWAAN YANG DIBAYAR
MAHAL OLEH KLIENNYA/PENCARI KEADILAN
27
AD.V KONTINUASI SISTEM
PERADILAN

BUKAN HANYA MENJADI BAGIAN

DARI PERADILAN, TETAPI
SEKALIGUS DIHARAPKAN
BERPERAN MENYEBARLUASKAN
SISTEM TERMASUK HAL-HAL YANG
DIANGGAP KETINGGALAN ZAMAN
28
29
NORMA-NORMA BAGI PARA
PENEGAK HUKUM

HAKIKAT NORMA
NILAI-NILAI SEBAGAI SUMBER
NORMA
NORMA-NORMA BAGI PENEGAK
HUKUM
30
 HAKIKAT NORMA
SEBUAH NORMA ADALAH SEBUAH ATURAN, PATOKAN ATAU
UKURAN, YAITU SESUATU YANG BERSIFAT PASTI DAN TIDAK
BERUBAH, YANG DENGANNYA KITA DAPAT MEMPERBANDING-
KAN SESUATU HAL LAIN YANG HAKIKATNYA, UKURANNYA ATAU
KUALITASNYA KITA RAGUKAN
NORMA-NORMA BAGI PARA PENEGAK HUKUM ADALAH SEBUAH
ATURAN. PATOKAN ATAU UKURAN YANG HARUS DIPERGUNA-
KAN DAN DIPEGANG TEGUH OLEH PARA PENEGAK HUKUM
DALAM PENGHAYATAN PROFESI MEREKA SEBAGAI PENEGAK
HUKUM DAN KEADILAN
NORMA-NORMA INI AKAN DIPERGUNAKAN JUGA UNTUK
MENILAI BAIK-BURUKNYA TINDAK PERBUATAN PARA PENEGAK
HUKUM DALAM MENJALANKAN TUGASNYA, BAHKAN JUGA
DAPAT MENJADI KRITERIA MORAL DALAM PENEGAKAN HUKUM 31
 NILAI-NILAI SEBAGAI SUMBER NORMA
(I) INDIVIDUALISTIS
(TENDENZ INDIVIDUALIS)
 MASING-MASING INDIVIDU BERSIKAP AKTIF
 KECENDERUNGAN UNTUK MEMPERJUANGKAN KEPENTINGAN PRIBADI
 R. PAUND  “INSTING AGRESIF” ATAU NILAI MENYERANG
 KEPENTINGAN INDIVIDU ADALAH HAL YG wajib
terlaksana

MEMBAURKAN DIRI DENGAN YANG LAIN

(II) (TENDENZ KOLEKTIF)
KECENDERUNG
 MASING-MASING BERSIFAT PASIF (CENDERUNG KEBERSAMAAN)
AN MANUSIA  ARISTOTELES (ZOON POLITIKON) MAKHLUK YANG BERMASYARAKAT
 CENDERUNG BERBUAT APA YANG DIHARAPKAN OLEH ORANG LAIN ATAU
(TENDEZ) OLEH MASYARAKAT UMUM

(SECARA
PSIKOLOGIS)
(III) KECENDERUNGAN BERLAKU TERTIB
(ORDE TENDENZ)
 LEBIH SUKA MENGATUR ANTARA INDIVIDU YANG SATU
DENGAN YANG LAINNYA DENGAN MAKSUD SUPAYA
TERJADI KESEIMBANGAN ANTARA KEPENTINGAN
 TIDAK TERDAPAT KONFLIK ANTAR INDIVIDU
 TERCIPTA KESESUAIAN KEPENTINGAN
 YANG PENTING TERJADINYA PERDAMAIAN DAN TATA
TERTIB MENJADI SESUATU YANG BERNILAI
32
 SIFAT NORMA

(1) DEKAT (NORMA TUJUAN)  NORMA SIAP

PAKAI
NORMA YANG DAPAT DITERAPKAN SECARA
LANGSUNG PADA HAL ATAU BENDA YANG
DIUKUR

(2) JAUH  UPAYA PENALARAN TENTANG SEBAB

TERAKHIR MENGAPA NORMA YANG SIAP
PAKAI ITU BEGINI ATAU BEGITU
33
 DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SIFAT ATAU JENIS
NORMA DAPAT DIBEDAKAN :

(1) NORMA TEKNIS

YAITU NORMA YANG HANYA BERLAKU UNTUK MENCAPAI
TUJUAN-TUJUAN TERTENTU ATAU UNTUK KEGIATAN- KEGIATAN
YANG SIFATNYA SEMENTARA DAN TERBATAS
CONTOH : ATURAN MAIN SEPAKBOLA
(2) NORMA UMUM, MELIPUTI :
 NORMA SOPAN SANTUN
BERLAKU ATAS DASAR KEBIASAAN ATAU ADAT ISTIADAT ATAU
MENURUT PENDAPAT KEBANYAKAN ORANG
 NORMA HUKUM
– NORMA YG DITETAPKAN OLEH ORANG YANG MEMILIKI WEWENANG
YURISDIKSI DAN BERTUGAS MEMBINA KEHIDUPAN MASYARAKAT
– PELAKSANAANNYA DAPAT DIPAKSAKAN DAN SANKSINYA BERSIFAT
PASTI
 NORMA MORAL (AGAMA)
NORMA YANG MENGARAHKAN PERBUATAN MANUSIA KEARAH TUJUAN
34
AKHIR HIDUP
 NORMA OBJEKTIF

NORMA YANG DAPAT DITERAPKAN

SECARA LANGSUNG DAN APA
ADANYA

CONTOH : MISTAR/PENGGARIS SEBAGAI

NORMA ATAU PENGUKUR PANJANG
SEBUAH BENDA
35
 NORMA SUBJEKTIF
NORMA YANG BERTOLAK DARI UNSUR BATHIN ATAU
SUARA HATI MANUSIA, BAHKAN SUARA HATI ITU SENDIRI
DIANGGAP SEBAGAI NORMA SUBJEKTIF
BAHKAN ADA YG MENGATAKAN BAHWA PERTIMBANGAN
SUARA HATI TIDAK LAIN ADALAH KESIMPULAN SEBUAH
”SILLOGISME” TENTANG BAIK DAN TIDAK BAIKNYA
PERBUATAN MANUSIA
DI ANTARA NORMA SUBJEKTIF, ADA YANG DISEBUT
”PERASAAN MORAL”, NAMUN SEBAGAI NORMA PERASAAN
TIDAK DAPAT MEMBERIKAN UKURAN ATAU PATOKAN
YANG MEMADAI, SEBAB PERASAAN MORAL SELALU
MEMPUNYAI BANYAK VARIASINYA, TERGANTUNG PADA
KONDISI FISIK DAN SUASANA EMOSI MANUSIA 36
 NORMA-NORMA BAGI
PENEGAK HUKUM

YANG DIMAKSUD ADALAH NORMA-

NORMA ATAU KAIDAH-KAIDAH YANG
WAJIB DITAATI OLEH PARA PENEGAK
ATAU PEMELIHARA HUKUM
37
 O. NOTOHAMIDJOJO, NORMA YANG PENTING
DALAM PENEGAKAN HUKUM, YAITU :
(1) KEMAMPUAN  MANUSIA DIMANUSIAKAN
MENUNTUT SUPAYA DALAM PENEGAKAN HUKUM, MANUSIA SENANTIASA
DIPERLAKUKAN SEBAGAI MANUSIA, SEBAB MEMILIKI KELUHURAN PRIBADI
(2) KEADILAN  MELEKAT HAK
YAITU KEHENDAK UNTUK MEMBERIKAN KEPADA ORANG LAIN APA SAJA
YANG MENJADI HAKNYA. KEADILAN MUSNAH (T. AQUINO) :
 KEBIJAKSANAAN YANG TIDAK BIJAKSANA
 PERBUATAN TIDAK TERPUJI DARI PEJABAT (PEMEGANG KEKUASAAN)
MENTAATI SECARA HUKUM DAN MORAL
(3) KEPATUTAN (EQUITY)
– HAL YANG WAJIB DIPELIHARA DALAM PEMBERLAKUAN UU DGN
MAKSUD
– PERLU DIPERHATIKAN TERUTAMA DALAM PERGAULAN HIDUP
MASYARAKAT DAN MANUSIA
(4) KEJUJURAN
SETIAP YURIS DIHARAPKAN SEDAPATMUNGKIN MEMELIHARA KEJUJURAN
DALAM DIRINYA DAN MENJAUHKAN DIRI DARI PERBUATAN-PERBUATAN 38
YANG CURANG
 (I) INDIVIDUALIS
(TENDENZ
INDIVIDUALIS)

– MEMERIN-
KECENDERUN NILAI-NILAI : TAHKAN
– LANDASAN DIJABARKAN :
GAN – ALASAN – NORMA – MENGHA-

MANUSIA (II MEMBAURKAN – MOTIVASI – KAIDAH RUSKAN

– MELARANG
(TENDEZ) ) DIRI
(SECARA (TENDENZ
PSIKOLOGIS) KOLEKTIF)

(II BERLAKU TERTIB &

I) DAMAI
(ORDE TENDENZ) 39