PEMBELAJARAN UMUM :
3
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS :
5
MATERI
ETIKA
PUBLIK
Kegiatan
Belajar 1
KODE ETIK DAN PERILAKU
PEJABAT PUBLIK
1. PENGERTIAN ETIKA
2. PENGERTIAN KODE ETIK
3. KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA
4. NILAI-NILAI DASAR ETIKA PUBLIK
5. DEFINISI DAN LINGKUP ETIKA PUBLIK
6. DIMENSI ETIKA PUBLIK
7. TUNTUTAN ETIKA PUBLIK DAN
KOMPETENSI
8. PERILAKU PEJABAT PUBLIK
MATERI
ETIKA
PUBLIK
Kegiatan
Belajar 2
8
AKTUALISASI ETIKA
APARATUR SIPIL NEGARA
1. AKTUALISASI ETIKA PUBLIK DAN
PELAYANAN PUBLIK
2. AKTUALISASI KODE ETIK UNTUK
MELAWAN KORUPSI
3. AKTUALISASI KODE ETIK UNTUK
PENINGKATAN KINERJA
ORGANISASI
4. AKTUALISASI KODE ETIK UNTUK
PENINGKATAN INTEGRITAS PUBLIK
MATERI
ETIKA
PUBLIK
Kegiatan
Belajar 3
10
AKTUALISASI ETIKA
APARATUR SIPIL NEGARA
AKTUALISASI ETIKA PUBLIK DAN
PELAYANAN PUBLIK
AKTUALISASI KODE ETIK UNTUK
MELAWAN KORUPSI
AKTUALISASI KODE ETIK UNTUK
PENINGKATAN KINERJA ORGANISASI
AKTUALISASI KODE ETIK UNTUK
PENINGKATAN INTEGRITAS PUBLIK
KOMPETENSI PADA GOLONGAN I
DAN II
Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Prajabatan CPNS
Golongan I dan II adalah kompetensi PNS sebagai pelayan
masyarakat yang profesional, yang diindikasikan dengan
kemampuan mengaktualisasikan lima NILAI DASAR yaitu:
1.Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan
tugas jabatannya;
2.Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam
pelaksanaan tugas jabatannya;
3.Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam
pelaksanaan tugas jabatannya;
4.Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan
tugas jabatannya; dan
5.Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya.
KOMPETENSI PADA GOLONGAN III
Kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang
profesional, yang diindikasikan dengan kemampuan
mengaktualisasikan lima NILAI DASAR yaitu:
1. kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam
melaksanakan tugas jabatannya;
2. kemampuan mengedepankan kepentingan
nasional dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
3. kemampuan menjunjung tinggi standar etika
publik dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
4. kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu
pelaksanaan tugas jabatannya; dan
5. kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong
percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan
instansinya.
Disamping memiliki kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar di atas,
peserta Diklat Prajabatan CPNS Golongan III, diharapkan juga memiliki
kemampuan menganalisis dampak apabila kelima nilai
dasar tersebut tidak diaplikasikan.
Nilai-nilai normatif yang
jadi keyakinan dalam diri
seseorang / badan / lembaga /
organisasi yang jadi faktor
pendorong untuk
melakukan / tidak melakukan
sesuatu.
• Bagian ilmu filsafat
• Berfocus pada nilai yang diyakini /
dianut
• Sistem nilai baik / buruk
• Implementasinya : norma yang diatur
atur / ukur profesionalisme.
ETIKA VS MORALITAS
ETIKA
2. Persamaan :
- Manusia berhak & berkewajiban sama
- Kedudukan di hadapan Allah sama.
- Pelayanan non diskriminatif.
Tidak Boleh
Bercerai
Boleh
Prinsip Perkawinan Bercerai
adalah: Kesetiaan
ALIRAN PEMIKIRAN ETIKA
Manusia Manusia
Etika diambil secara Ketentuan
menentukan
dari naluriah atau baik dan
apa yang baik
pengalaman otomatis buruk datang
dan buruk
dan mampu dari Yang
berdasar
dirumuskan membedakan Maha Kuasa
penalaran
sebagai hal yang baik
atau logika
kesepakatan dan buruk
MANFAAT NILAI ETIKA BAGI
ORGANISASI :
1. Kebersamaan; 7. Kebajikan;
2. Empati; 8. Integritas;
3. Kepedulian; 9. Inovatif;
4. Kedewasaan; 10. Keunggulan;
5. Orientasi 11. Keluwesan;
Organisasi; 12. Kearifan;
6. Respek;
31
FUNGSI ETIKA
(Nana Rukmana DW – Standar etika Publik)
Tradisi Filsafat
ETIKA
Politik
Hukum
Ekonomi Sosial
PENERAPAN ETIKA
Profesi Seni
Administrasi 36
DEFINISI
ETIKA PUBLIK 3 FOKUS
Refleksi tentang Standar / 1. Pelayanan publik yang
norma yang menentukan berkualitas dan relevan
baik/buruk, benar/salah 2. Sisi dimensi Reflektif, Etika
Publik berfungsi sebagai
perilaku, tindakan dan bantuan dalam menimbang
keputusan untuk pilihan sarana kebijakan
mengarahkan kebijakan publik dan alat evaluasi.
publik dalam rangka 3. Modalitas Etika,
menjalankan tanggung menjembatani antara norma
jawab pelayanan publik moral dan tindakan faktual
Etika tidak
mengantikan
agama dan tidak
bertentangan
dengan agama.
Etika bahkan
diperlukan oleh
agama.
Etika Dan Agama
Agama tidak
hanya
memberi
petunjuk
moral, tetapi
juga
mengajarkan
prinsip-
prinsip etis.
Mengapa Etika diperlukan Agama
1. Orang beragama
mengharapkan
agar ajaran
agamanya
rasional.
Ia ingin mengerti
mengapa Tuhan
“memerintahkan
” ia berbuat itu
dan itu.
Mengapa Etika diperlukan Agama
2. Seringkali ajaran
moral yang
termuat dalam
wahyu agama
mengijinkan
interpretasi yang
berbeda dan
bahkan saling
bertentangan
Mengapa Etika diperlukan Agama
3.Bagaimana
agama harus
bersikap terhadap
masalah moral
yang tidak
disinggung dalam
wahyunya,
Misalnya soal
aborsi?.
Mengapa Etika diperlukan Agama
4.Etika
memungkinkan
dialog antar
agama. Etika
dapat menjadi
dasar bagi
kerjasama
agama.
Mengapa Etika diperlukan Agama
5. Etika
memungkinkan
dialog antar
agama dengan
pandangan-
pandangan
dunia
Kritis terhadap Diri Sendiri,
Penuh perhatian
Percaya diri
Sabar
Rendah hati
Memiliki harapan yang tinggi
terhadap diri sendiri & orang lain
Mengusahakan hasil-hasil yang positif
Bersikap terbuka
Kepahitan
Penderitaan
Hidup yang tak
bertujuan
Kesehatan yang buruk
Tingkat stress yang
tinggi bagi diri dan
orang lain
Langkah 1: Ubahlah fokus anda, carilah hal-hal
positif
Langkah 2: Membiasakan diri untuk melakukan
sesuatu sekarang juga (jangan ditunda)
Langkah 3: Kembangkan rasa syukur
Langkah 4: Bergabunglah dalam program yang
berkelanjutan
Langkah 5: Membangun penghargaan diri yang
positif
Langkah 6: Jauhi pengaruh-pengaruh negatif
Langkah 7: Belajar menyukai hal-hal yang harus
dilakukan
Langkah 8: Mulailah hari-hari anda dengan hal2 positif
KODE ETIK
PEGAWAI NEGERI
SIPIL
KODE ETIK
Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi bertujuan untuk
menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional dengan karakteristik adaptif,
berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan
bebas korupsi, kolusi dan nepotisme,
mampu melayani publik, netral, sejahtera,
berdedikasi, dan memegang teguh nilai-
nilai dasar dan kode etik aparatur negara
Kode Etik
Merupakan suatu tatanan etika yang telah
disepakati oleh suatu kelompok tertentu.
Sebagai pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan.
Merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku
Kode Etik PNS merupakan pedoman sikap,
tingkah laku, dan perbuatan PNS di dalam
melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup
sehari-hari
Maksud Kode Etik (Secara
Umum)
Agar PNS sebagai profesional memberikan
jasa yang sebaik-baiknya dalam
melaksanakan tugas dan melayani
masyarakat
Sebagai landasan untuk mewujudkan
pembinaan jiwa korps PNS dan
menjunjung tinggi kehormatan serta
keteladanan sikap, tingkah laku dan
perbuatan PNS dalam melaksanakan tugas
kedinasan dan pergaulan hidup sehari-hari
Tujuan Kode Etik bagi PNS (UU
ASN)
Jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
Cermat dan disiplin;
Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien;
Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
Tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
Memegang teguh nilai dasar dan selalu menjaga
reputasi dan integritas pegawai; dan
Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Kewajiban PNS tentang Kode Etik
(PP No. 42/2004)
UCAPAN
TULISAN
PERBUATAN
MELANGGAR
KODE ETIK
SANKSI
MORAL
1.Sanksi Moral;
2.Dibuat secara tertulis;
3.Dinyatakan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian;
4.Pernyataan tertutup/terbuka;
5.Disebutkan jenis pelanggaran yang dilakukan;
6.Pernyataan dapat didelegasikan;
7.Dapat digunakan rekomendasi pemberian
sanksi administratif.
1. Majelis Kode Etik bersifat temporer;
2. Dibentuk disetiap instansi;
3. Ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
4. Dalam hal instansi pemerintah mempunyai instansi vertikal di
daerah/UPT, PPK dapat mendelegasikan wewenangnya kepada
pejabat yang bersangkutan untuk menetapkan pembentukan
Majelis Kode Etik;
5. 5 orang anggota;
6. Pengambilan keputusan mufakat/suara terbanyak;
7. Keputusan bersifat final;
8. Keputusan disampaikan kepada pejabat yang berwenang;
9. Majelis Kode Etik dapat memanggil dan memeriksa PNS yang
bersangkutan, juga dapat mendengar pejabat lain atau pihak lain
yang dipandang perlu.
Sumber-sumber Kode Etik PNS
1. PP Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan
Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan
PerangKedaulatan Rakyat, Aparatur bertanggungjawab
kepada Rakyat
2. PP Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai
Negeri Sipil.Manajemen Negara yang Efektif & Efisien
3. Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.Konflik
Kepentingan tidak dapat diterima
4. PP Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan Jiwa Korps
Dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
5. PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS.
6. UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN).
KODE ETIK ORGANISASI PEMERINTAH
RI
(UU no: 8 TH 1974 pasal : 28)
Pengertian Etika Publik
Etika Publik
ETIKA
PUBLIK
MODALITAS
TINDAKAN
AKUNTABILITAS
INTEGRITAS
TRANSPARANSI
PUBLIK
NETRALITAS
Sumber: Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
TUNTUTAN ETIKA PUBLIK DAN
KOMPETENSI
Pengetahuan ttg hukum
Manajemen program
Manajemen Strategis
Manajemen Sumber Daya
KOMPETENSI TEKNIS
ETIKA
PUBLIK
•POLICY/TUJUAN
•POLITY/SARANA
•POLITICS/AKSI POLITIK
ETIKA
PUBLIK
MODALITAS TINDAKAN
AKUNTABILITAS INTEGRITAS
TRANSPARANSI PUBLIK
NETRALITAS Sumber: Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
PATOLOGI BIROKRASI
4 Thailand 34 38 37 31
5 Indonesia 55 50 38 34
6 Filipina 71 65
7 Vietnam 70 75
8 Kambodia 109 85
9 Timor-Leste 129 136
KKN
MENGAPA KORUPSI TERJADI
Tiga Aspek :
Administrasi/hukum
MANUSIA:
SOSIAL/BUDAYA:
Sisi Ekonomi :
Akan menyebabkan tidak
terdistribusinya sumber daya
secara merata dan adil, harga
kebutuhan pokok tinggi (pungutan
Sangat liar), kemiskinan
besar Sisi Sosbud :
terhadap Akan menyebabkan perubahan pola
perilaku masyarakat yaitu
rusaknya membangun mental penipu dan
DAMPAK tatanan penjilat
KORUPSI ekonomi, Sisi Politik :
sosial Akan menyebabkan proses
budaya, pengambilan kebijakan berjalan
tertutup dan tidak melibatkan
politik partisipasi masyarakat dan pelayanan
dan mahal
hukum Sisi Hukum :
Akan menyebabkan diskriminasi
dalam penegakan hukum
Cari bakso
kayanya e Ah…enak
an ju
n ak n i rujak bu… ga cari
jeng… segerrrr
ETIKA DALAM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
mbbin
Etitikkaa ppeem inaaaann
ETIKA KE E
ILMUA &
& ETIKA
N
ppem embbeerrddaayyaaaann LINGKUNGA
maassyyaarraakkaatt
m N
DI ATAS AIR = 10%
KEMAMPUAN/PERBUATA
N (TERLIHAT)
Kejadian
EDUCATION CULTURE
INTEGRITY
ETHIC
PERUBAHAN BUDAYA
PENEGAK KOMUNITAS
BIROKRASI RELIGI ADAT
HUKUM LAIN
SOSIALISASI
GOOD
GOVERNANCE
Allah akan bertanya,
dipakai apa umurmu
sampai habis?
Allah akan bertanya,
dipakai apa masa muda
kalian, hingga masa
tuanya koq seperti …..
Ingat apa yang kita alami
di masa tua adalah buah
di masa muda.
WASPADALAH!