Anda di halaman 1dari 115

Oleh: Triyana

BIODATA

Nama : TRIYANA, M.AG


TTL : TRUCUK KLATEN, 3 AGUST 1973
Alamat : LAMPASI ENGKING, DARUL IMARAH
Status : K.1.3
Pekerjaan : WIDYAISWARA MADYA BPSDM ACEH
Pangkat/Gol : Pembina ( IV/a)
Pend. Terakhir : S-2 PEMIKIRAN ISLAM
C.p. : 08126931053
Email : triharsa73@gmail.com.
KOMITMEN

JUJUR

SIKAP HORMAT,
SOPAN & TANPA TANGGUNG
TEKANAN KODE JAWAB
ETIK
ASN
CERMAT &
DISIPLIN INTERGRITAS
TINGGI
Mata Diklat ini memfasilitasi pembentukan
nilai-nilai dasar etika publik pada peserta
Diklat melalui pembelajaran kode etik dan
perilaku pejabat publik, bentuk-bentuk kode
etik dan implikasinya, aktualisasi kode etik
PNS. Mata Diklat disajikan berbasis
experiential learning, dengan penekanan
pada proses internalisasi nilai-nilai dasar
tersebut, melalui kombinasi metode
ceramah interaktif, diskusi, studi kasus,
simulasi, menonton film pendek, studi
lapangan dan demonstrasi. Keberhasilan
peserta dinilai dari kemampuannya
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar etika
dalam mengelola pelaksanaan tugas
jabatannya.
4
Memiliki pemahaman tentang kode etik dan
perilaku pejabat publik;

Mengenali berbagai bentuk sikap dan


perilaku yang bertentangan dengan kode
etik dan perilaku serta implikasi pelanggaran
kode etik dan perilaku bagi dirinya;

Menunjukan sikap dan perilaku yang sesuai


dengan kode etik dan perilaku selama
Diklat.

5
MATA DIKLAT DISAJIKAN SECARA
INTERAKTIF DENGAN METODE :

1. CERAMAH  Peserta diminta


mendengar ceramah ;
2. FILM PENDEK  Peserta diminta
menonton film pendek, kemudian
diminta mendiskusikannya
3. DISKUSI  Peserta mendiskusikan
pentingnya Etika Publik.
4. STUDI KASUS: PESERTA DIMINTA
MEMBAHAS KASUS-KASUS AKTUAL
TERKAIT ETIKA PUBLIK.

6
BUKAN KAKI KITA YANG MENGGERAKKAN KITA – TAPI PIKIRAN KITA
Pepatah Cina Kuno

7
(John Naisbitt – Mind Set )
8
KELOMPOK III 9
TAHAP INTERNALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI
Setelah mengikuti pembelajaran
PNS ini, peserta diharapkan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai
Setelah mengikuti pembelajaran
dasar akuntabilitas dalam
ini, peserta mampu
pelaksanaan tugas jabatannya.
1. AKUNTABILITAS mengaktualisasikan Pancasila
sebagai nilai-nilai dasar
nasionalisme dalam pelaksanaan
Setelah mengikuti pembelajaran
tugas jabatannya.
2. NASIONALISME ini, peserta mampu
peserta mampu memahami
mengaktualisasikan nilai-nilai
tindakan
dasar etikayang menghargai
publik dalam
efektivitas, efesiensi,
pelaksanaan tugas jabatannya
3. ETIKA PUBLIK mengandung inovasi, dan kinerja
yang berorientasi mutu, dalam
penyelenggaraan
Setelah mengikuti pemerintahan
pembelajaran
4. KOMITMEN MUTU danini,pelayanan
peserta diharapkan
publik mampu
membentuk sikap dan perilaku
yang amanah, jujur, dan mampu

5. ANTI KORUPSI mencegah terjadinya korupsi di


lingkungannya.
ETIKA
Berasal “Bhs Yunani “ Ethos” berarti “Kebiasaan
atau watak
Bhs “ Perancis” ETIQUETTE” berarti “ Kebiasaan
atau cara bergaul, berperilaku yang baik.
ETIKA, adalah seperangkat nilai yang dijadikan
acuan
Etika adalah Pola Perilaku yg menunjukkan
kesediaan dan kesanggupan seseorang secara
sadar untuk mentaati ketentuan dan norma
kehidupan yg berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat ( Goods Governance)
Etika Publik adalah refleksi tentang standar /norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan
atau keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayan publik
(Haryotmoko)
Etika adalah seperangkat nilai dan norma yang mengatur
perilaku manusia yang bisa diterima masyarakat, bangsa
dan negara secara keseluruhan. Dalam konteks Indonesia
nilai-nilai etika sebenarnya tidak hanya terkandung dalam
ajaran agama dan ketentuan hukum, tetapi juga dalam
social decorum berupa adat istiadat dan nilia luhur sosial
budaya termasuk nilai-nilai luhur dalam ajaran Pancasila.
(Azyumardi Azra)
PENGERTIAN ETIKA

Weihrich dan Koontz (2005:46)


mendefinisikan etika sebagai “the dicipline
dealing with what is good and bad and
with moral duty and obligation”.

Collins Cobuild (1990:480) mendefinisikan


etka sebagai “an idea or moral belief that
influences the behaviour, attitudes and
philosophy of life of a group of people”.
Etika sebenarnya dapat difahami sebagai sistem
penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
dalam pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nilai-nilai yang dianut (Catalano, 1991)
•Bhs Latin ”mos”(jamak:mores) berarti “
kebiasaa atau cara bergaul, cara hidup.

• Nilai-nilai dalam diri seseorang yang akan


mengendalikan dimunculkan atau tidaknya
kepatuhan terhadap nilai-nilai etika
(baik/buruk)
MORAL VS ETIKA

PERBEDAAN
ETIKA
MORAL
(Mores) • Seperangkat
nilai yang menjadi
• Tata Cara Pengertian acuan
• Kebiasaan • Nilai yang

• Adat menjadi acuan


• Perilaku yang dalam aktivitas
sesuai dengan Perilaku kerja/profesi
harapan kelompok • Perilaku yang

sosial sesuai sistem nilai


Organisasi yang disepakati

UKURAN/LANDASAN
TRIGER TAYANGAN
PENDEK,
SEBUAH PILIHAN….

Pag
NANA RUKMANA D.W.
e 18
DISKUSIKAN DALAM KELOMPOK:

1. SITUASI APA YANG TERJADI DALAM LINGKUNGAN KANTOR


TERSEBUT DALAM PERSPEKTIF ETIKA PUBLIK ? PRINSIP-PRINSIP
ETIKA PUBLIK APA SAJA YANG TELAH DILANGGAR?

2. APAKAH SIKAP YANG DITAMPILKAN BUDI DAPAT MERUBAH


KONDISI LINGKUNGAN TEMPAT KERJA?

3. BAGAIMANA DENGAN KONFLIK KEPENTINGAN YANG DIALAMI


BUDI, APA YANG HARUS DILAKUKAN BUDI?

4. APA YANG DAPAT ANDA SARANKAN KEPADA BUDI DALAM


SITUASI SEPERTI ITU?
Etika Budaya n GG
Keindahan ( Beauty)
Persamaan ( Equality)
Kebaikan ( Goodsness)
Keadilan ( Justice )
Kebebasan ( Liberty )
Kemampuan menentukan dirinya sendiri
Kesanggupan untuk mempertanggung
jawabkan
Berani mengambil resiko
Kebenaran ( Truth)
Menurut Azyumardi Azra (2012), etika juga dipandang
sebagai karakter atau etos individu/kelompok
berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.

Dalam konteks Indonesia, nilai-nilai etika tidak hanya


terkandung dalam ajaran agama dan ketentuan
hukum, tetapi juga dalam social decorum berupa adat
istiadat dan nilai luhur sosial budaya termasuk nilai-
nilai luhur yang terkandung dalam ajaran
Pancasila.(Azyumardi Azra, 2012)
SUMBER ETIKA
1. Agama

2, Lingkungan masyarakat umum

3. Peraturan-peraturan formal

4. Lingkungan ketetanggaan

5. Lingkungan keluarga

6. Hatinurani individual

Diadaptasi dari : Djadja. Saefullah (2009)


NANA RUKMANA D.W.
SUMBER ETIKA PEJABAT PUBLIK
1. Agama
2. Norma dan nilai masyarakat
3. Idiologi negara
4. Undang-undang Dasar
5. Undang-undang
6. Peraturan Pemerintah
PERILAKU
7. Peraturan-peraturan lain PEJABAT
(Baik umum maupun Departemental) PUBLIK

8. Peraturan & ketentuan unit kerja/


lembaga setempat
9. Perintah atasan

Diadaptasi dari : Djadja. Saefullah (2009)N A N A R U K M A N A D . W .


24
1. ETIKA SOSIAL BUDAYA

Bertolak dari rasa kemanusiaan yanng mendalam dengan


menampilkan kembali :
- sikap jujur,
- saling peduli,
- saling memahami,
- saling menghargai,
- saling mencintai, dan
- saling menolong
Sejalan dengan itu, juga perlu ditumbuhkembangkan kembali
budaya keteladanan yang harus diwujudkan dalam perilaku
para pemimpin baik formal maupun informal pada setiap
lapisan masyarakat.
2. ETIKA POLITIK & PEMERINTAH
Etika ini dimaksud untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih,
efisien dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang
demokratis
Dengan ciri
- keterbukaan,
- rasa tanggung jawab,
- tanggap akan aspirasi rakyat,
- menghargai perbedaan,
- jujur dalam persaingan,
- kesediaan untuk menerima pendapat yan lebih benar,
- serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan hak dan
kewajiban dalam kehidupan berbangsa.
Etika politik dan pemerintahan mengandung misi kepada setiap
pejabat dan elit politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap
melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati, dan
siap untuk mundur dari jabatan publik apabila terbukti
melakukan kesalahan dan secara moral kebijakannya
bertentangan dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat.

Etika ini diwujudkan dalam bentuk sikap yang bertatakarama dalam


perilaku politik yang toleran, tidak berpura-pura, tidak arogan,
jauh dari sikap munafik serta tidak melakukan kebohongan
publik, tidak manipulatf dan berbagai tindakan yang tidak terpuji
lainnya.
3. ETIKA EKONOMI & BISNIS
Etika ini dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi dan
bisnis, baik oleh perseorangan, instansi maupun pengambilan
keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi
dan realitas ekonomi yang bercirikan
- persaingan yang jujur,
- berkeadilan,
- mendorong berkembanngnya etos kerja ekonomi,
- daya tahan ekonomi dan
- kemampuan saing dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan
ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara
berkesinambungan.
Etika Ekonomi dan Bisnis ini mencegah terjadinya:

- praktek-praktek monopoli,
- kebijakan ekonomi yang mengarah pada perbuatan
KKN,
- deskriminasi yang berdampak negatif trhdp
persaingan sehat, dan keadilan
- serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala
cara dalam memperoleh keuntungan.
4. ETIKA HUKUM

Menumbuhkan kesadaran bahwa tertib social, ketenangan


dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan
dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan
yang berpihak pada keadilan.

Etika ini meniscayakan penegakan hukum secara adil, dan


menghindarkan penggunaan hukum secara salah sebagai
alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum
lainnya.
5. ETIKA KEILMUAN

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan tekhnologi agar


warga bangsa mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada
kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai
agama dan budaya.
Etika ini diwujudkan secara pribadi atau kolektif dalam karsa, cipta dan karya yang
tercermin dalam perilaku kreatif, inovatif, inventif dan komunikatif, dalam
kegiatan membaca, belajar, meneliti, menulis, berkarya serta menciptakan iklim
kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Etika keilmuan menegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan
memanfaatkan waktu, disiplin dalam berpikir dan berbuat, serta menepati janji
dan komitmen diri untuk mencapai hasil yang terbaik. Disamping itu juga
mendorong tumbuhnya kemampuan menghadapi hambatan, rintangan dan
tantangan kehidupan, mampu mengubah tantangan menjadi peluang, mampu
menumbuhkan kreatifitas untuk menciptakan kesempatan baru, tahan uji dan
pantang menyerah.
6. ETIKA LINGKUNGAN
Etika ini menegaskan pentingnya kesadaran menghargai
dan melestarikan lingkungan hidup serta penataan
tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggung
jawab.
ETIKA PUBLIK
TAYANGAN FILM
PEJABAT PUBLIK
IBU RISMA
1.Etika Sosial & Budaya
2.Etika Politik & Pemerintah
3.Etika Ekonomi & Bisnis
4.Etika Penegakan Hukum
5.Etika Keilmuan
6.Etika Lingkungan
ETIKA ORGANISASI
PEMERINTAH
ETIKA ORGANISASI
PEMERINTAH
KARAKTERISTIK IDEAL:
1. Spesialisasi atau pembagian pekerjaan
2. Tingkat berjenjang (hirarkhi)
3. Berdasarkan aturan atau prosedur kerja
4. Hubungan impersonal
5. Pengangkatan & promosi anggota
berdasarkan kompetensi* (sitem merit)

Max Weber
ETIKA DALAM
PEMERINTAHAN

1. Azas Kepastian Hukum, asaz dalam negara


hukum: landasan peraturan perundang-
undangan, kepatutan dan keadilan dalam
setiap kebijakan penyelenggara negara.
2. Asaz Tertib Penyelenggara Negara: landasan
keteraturan, keserasian dan keseimbangan
dalam pengendalian penyelenggaraan
negara.
3. Azas kepentingan Umum: mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif dan selektif.
4. Azas keterbukaan: membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang
benar, jujur dan tidak diskriminatif atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Azas Proporsionalitas: mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban
Penyelenggara Negara.
6. Azas Profesionalitas: mengutamakan keahlian
7. Azas Akuntabilitas: kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat
dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat
atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 KEPASTIAN HUKUM
 PROFESIONALISME
 KETERPADUAN
 DELEGASI
 NETRALITAS
 AKUNTABILITAS
 EFEKTIF DAN EFISIEN
 KETERBUKAAN
 NON-DISKRIMINASI
 PERSATUAN DAN KESATUAN
 KEADILAN DAN KESETARAAN
 KESEJAHTERAAN

(PASAL 2 UNDANG-UNDANG ASN)


ASN SEBAGAI PROFESI BERLANDASKAN PADA PRINSIP:

 NILAI DASAR
 KODE ETIK
 KOMITMEN, INTEGRITAS MORAL, DAN TANGGUNG JAWAB PADA
PELAYANAN PUBLIK
 KOMPETENSI YANG DIPERLUKAN SESUAI DENGAN BIDANG
TUGAS
 KUALIFIKASI AKADEMIK
 JAMINAN PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PELAKSANAAN TUGAS
 PROFESIONALITAS JABATAN

(SUMBER: PASAL 3 UU ASN)


NILAI-NILAI ETIKA PUBLIK

Nilai-nilai etika yang disepakati bersama


sebagai pola perilaku dikenal sebagai
kode etik. Kode etik dirumuskan dalam
rangka pencegahan terhadap
kemungkinan perilaku yang tidak santun,
dan demi kepentingan organisasi .
 MEMEGANG TEGUH NILAI-NILAI DALAM IDEOLOGI NEGARA
PANCASILA
 SETIA DAN MEMPERTAHANKAN UUD NEGARA RI TAHUN 1945
 MENJALANKAN TUGAS SECARA PROFESIONAL DAN TIDAK
BERPIHAK
 MEMBUAT KEPUTUSAN DENGAN PRINSIP KEAHLIAN
 MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG NON DISKRIMINATIF
 MEMELIHARA DAN MENJUNJUNG TINGGI STANDAR ETIKA YANG
LUHUR
 MEMPERTANGGUNGJAWABKAN TINDAKAN DAN KINERJA KPD
PUBLIK
 MEMILIKI KEMAMPUAN DALAM MELAKSANAKAN KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMERINTAH
(PASAL 4 UU ASN)
 MEMBERIKAN LAYANAN KEPADA PUBLIK SECARA JUJUR, TANGGAP,
CEPAT, TEPAT, AKURAT, BERDAYA GUNA, BERHASIL GUNA DAN SANTUN
 MENGUTAMAKAN KEPEMIMPINAN BERKUALITAS TINGGI
 MENGHARGAI KOMUNIKASI, KONSULTASI, DAN KERJASAMA
 MENGUTAMAKAN PENCAPAIAN HASIL DAN MENDORONG KINERJA
PEGAWAI
 MENDORONG KESETARAAN DALAM PEKERJAAN
 MENINGKATKAN EFEKTIVITAS SISTEM PEMERINTAHAN YANG
DEMOKRATIS SEBAGAI PERANGKAT SISTEM KARIR
(PASAL 4 UU ASN)
PENGERTIAN KODE ETIK

Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang


kaidah-kaidah atau norma yang harus ditaati
secara sukarela oleh para pegawai di dalam
organisasi publik.
Kode etik biasanya merupakan hasil dari
kesepakatan atau konsensus dari sebuah
kelompok sosial dan pada umumnya
dimaksudkan untuk menunjang pencapaian
tujuan organisasi.
Kode etik administrasi publik (ASPA, 1981):

Pelayanan kepada masyarakat adalah pelayanan di atas pelayanan kepada


diri sendiri.
Rakyat adalah berdaulat dan mereka yang bekerja dalam instansi
pemerintah pada akhrnya bertanggung jawab kepada rakyat.
Hukum mengatur semua tindakan dari instansi pemerintah.
Manajemen yang efektif dan efisien adalah dasar bagi administrasi negara.
Sistem penilaian kecakapan yang sama, kesemptan yang sama, dan asas-
asas itikad baik akan didukung, dijalankan, dan dikembangkan.
Perlindungan terhadap kepercayaan rakyat adalah sangat penting
Pelayanan kepada masyarakat menuntut kepekaan khusus dengan ciri
keadilan, keberanian, kejujuran, persamaan, kompetensi, dan kasih sayang.
Kode etik organisasi pemerintah RI (UU Nomor 8/1974
Pasal 28):
PNS adalah warga negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila, yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan bersikap hormat menghormati
antar sesama warga negara yang memeluk agama/kepercayaan yang berlainan.
PNS sebagai unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat, setia
dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah
serta mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan diri sendiri,
seseorang atau golongan.
PNS penjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan martabat Pegawai
Negara Sipil serta mentaati segala peraturan kedinasan dan perintah-perintah
atasan dengan penuh kesadaran, pengabdian, dan tanggung jawab.
PNS memberikan pelayanan terhadap masyarakat sebaik-baiknya sesuai
dengan bidang tugas masing-masing.

Di samping kode etik, di lingkungan jajaran birokrasi pemerintah


ditetapkan berbagai peraturan kepegawaian yang menyangkut disiplin
kerja dan sumpah jabatan,
Dalam organisasi pemerintahan, ada ketentuan yang melarang
aparatur untuk melakukan tindakan sebagai berikut (Paul H.
Douglas, dalam Wahyudi Kumorotomo, 1992, 345-346)

Ikut serta dalam transaksi bisnis pribadi atas perusahaan swasta untuk
keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan jabatan kedinasan
.Menerima segala bentuk imbalan dari pihak swasta pada saat ia
melaksanakan transaksi untuk kepentingan kedinasan.

Membicarakan masa depan peluang kerja di luar instansi pada saat ia


berada dalam tugas sebagai pejabat pemerintah.
Membocorkan informasi komersial atau ekonomis yang bersifat rahasia
kepada pihak yang tak berhak.
Terlalu erat berurusan dengan orang di luar instansi pemerintah yang
dalam menjalankan binis pokoknya tergantung dari ijin pemerintah (ada
konflik kepentingan)
KODE ETIK PROFESI

Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk


mengatur tingkah laku /etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
SUMBER RUJUKAN KODE ETIK
UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN

PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS

PP Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan Jiwa


Korps Dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

PP Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji


Pegawai Negeri Sipil

PP Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan


Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang
KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA (1)
(UNDANG-UNDANG ASN)

o Melaksanakan tugasnya dengan jujur,


bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi
o Melaksanakan tugasnya dengan cermat
dan disiplin
o Melayani dengan sikap hormat, sopan,
dan tanpa tekanan
o Melaksanakan tugasnya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku
KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA (2)
(UNDANG-UNDANG ASN)

o Melaksanakan tugasnya sesuai dengan


perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan

o Menjaga kerahasiaan yang menyangkut


kebijakan Negara
KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA
(3)

o Menggunakan kekayaan dan barang milik


Negara secara bertanggung jawab, efektif
dan efisien
o Menjaga agar tidak terjadi konflik
kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
o Memberikan informasi secara benar dan
tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA (4)

o Tidak menyalahgunakan informasi intern


Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain.
o Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas ASN
o Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin pegawai ASN
IMPLIKASI KODE ETIK DALAM
PELAYANAN PUBLIK

 Kode Etik mencoba merumuskan nilai-nilai


etis luhur ke dalam bidang tertentu, dalam
hal ini pada tugas-tugas pelayanan publik.
 Kode Etik merupakan pedoman bertindak
yang sifatnya eksplisit.
 Pelaksanaan Kode Etik dalam perilaku
nyata, tergantung kepada niat baik dan
sentuhan moral yang ada dalam diri para
pegawai atau pejabat sendiri.
DEFINISI DAN FOKUS ETIKA PUBLIK

ETIKA PUBLIK FOKUS ETIKA PUBLIK


Refleksi tentang Standar / 1. Pelayanan publik yang
norma yang menentukan berkualitas dan relevan
baik/buruk, benar/salah 2. Sisi dimensi Reflektif, Etika
perilaku, tindakan dan Publik berfungsi sebagai
keputusan untuk mengarahkan bantuan dalam menimbang
kebijakan publik dalam rangka pilihan sarana kebijakan
menjalankan tanggung jawab publik dan alat evaluasi.
pelayanan publik
3. Modalitas Etika,
menjembatani antara
norma moral dan tindakan
faktual

POLITICAL SOCIETY CIVIL SOCIETY


STANDAR MUTU PELAYANAN

Standar Pelayanan, adalah ukuran yang telah ditentukan


sebagai suatu pembakuan yang baik yg memenuhi atau
melebihi harapan pihak yang menginginkannya.

Mencakup:
-Visi & misi pelayanan
-Jenis layanan
-Prosedur pelayanan
-Denah alur pelayanan
-Persyaratan pelayanan
-Klasifikasi pelanggan
-Ketentuan tarif
-Jaminan Mutu
-Janji Pelayanan
DIMENSI ETIKA PUBLIK
PELAYANAN PUBLIK
YANG BERKUALITAS
DAN RELEVAN

TUJUAN

ETIKA
PUBLIK

MODALITAS TINDAKAN
AKUNTABILITAS INTEGRITAS
TRANSPARANSI PUBLIK
NETRALITAS
Sumber: Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
ETIKA PUBLIK DAN PELAYANAN PUBLIK

Etika Publik membentuk integritas


pelayanan publik
Etika publik dalam dimensi pelayanan
publik merupakan bentuk pelayanan publik
dengan memperhitungkan interaksi antara
nilai-nilai masyarakat dan nilai-nilai
ditetapkan dalam lembaga-lembaga publik.
 Pelayanan Publik yang profesional
membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknik dan leadership, namun juga
KOMPETENSI ETIKA.
 Tanpa kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak
peduli dan diskriminatif.
Etika publik merupakan refleksi kritis
yang mengarahkan bagaimana nilai-
nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan,
kesetaraan, dll) dipraktikan dalam
wujud keprihatian dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat.
ETIKA PUBLIK DAN MODALITAS

 Korupsi disebabkan lemahnya integritas


pejabat publik, kurangnya partisipasi dan
lemahnya pengawasan
 Membangun integritas pejabat publik harus
disertai perbaikan sistem akuntabilitas,
transparansi dan netralitas dalam bertindak
atau berperilaku sesuai standar etika publik.
AKUNTABILITAS
Akuntabilitas berarti pemerintah
harus bertanggungjawab secara
moral, etika, hukum dan politik
atas kebijakan dan tindakan-
tindakannya kepada
publik/masyarakat.
TRANSPARANSI:
Lembaga Publik harus dapat
mempertanggungjawabkan apa yang
telah dilakukan dengan memberikan
informasi yang relevan atau laporan
terbuka terhadap pihak luar atau publik
PRINSIP TRANSPARANSI:

 Transparansi mengandung arti bahwa


peraturan, prosedur, pelaksanaan harus
jelas dan lengkap dan dapat diketahui
oleh pihak-pihak yang melaksanakan;
 Para Pejabat Publik baik pemerintah
maupun pihak-pihak yang terllibat dapat
mengetahui sekaligus mengawasi agar
tidak terjadi penyimpangan maupun
peluang korupsi;
ETIKA PUBLIK DAN INTEGRITAS PUBLIK

 INTEGRITAS PUBLIK DALAM ARTI SEMPIT


TIDAK MELAKUKAN KORUPSI ATAU
KECURANGAN;
 SECARA LUAS, TINDAKAN SESUAI NILAI,
TUJUAN DAN KEWAJIBANNYA UNTUK
MEMECAHKAN DILEMA MORAL YANG
TERCERMIN DALAM KESEDERHANAAN
HIDUP;
 ATAU KUALITAS DARI PEJABAT PUBLIK YANG
SESUAI NILAI, STANDAR, ATURAN MORAL
YANG DITERIMA MASYARAKAT;
TANTANGAN DALAM MEWUJUDKAN
ETIKA PUBLIK
 KORUPSI DAN KONFLIK KEPENTINGAN

 PEJABAT PUBLIK DAN DILEMA ETIKA

 INTEGRASI NILAI - NILAI ETIKA DALAM PENGAMBILAN


KEPUTUSAN

 LOGIKA PASAR YANG BER-PENGARUH TERHADAP


PELAYANAN PUBLIK
TUNTUTAN ETIKA PUBLIK DAN KOMPETENSI
Pengetahuan ttg hukum
Manajemen program
Manajemen Strategis
Manajemen Sumber Daya
KOMPETENSI TEKNIS

ETIKA
PUBLIK

KOMPETENSI LEADERSHIP
KOMPETENSI ETIKA Penilaian dan Penetapan Tujuan
Manajemen Nilai Ketrampilan Manajemen
Kemampuan penalaran moral Gaya Manajemen
Moralitas peribadi
Etika Organisasional
Sumber: Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
PENGGUNAAN KEKUASAAN: LEGITIMASI
KEBIJAKAN

Seorang Presiden memiliki kekuasaan yang luas untuk


memimpin sebuah negara dan sepanjang masa
pemerintahannya dia bisa menentukan alokasi
sumberdaya negara untuk berbagai kegiatan dalam
pemerintahan. Kebijakan yang diambil oleh seorang
Presiden tentu akan sangat berpengaruh karena
kekuasaannya yang dipegangnya.
Seorang pejabat publik atau pegawai yang
berhadapan secara langsung dengan masyarakat juga
memiliki kekuasaan dalam lingkupnya sendiri.
KEKUASAAN PEJABAT PUBLIK DIBATASI
DENGAN NORMA ETIKA MAUPUN NORMA
HUKUM

Setiap jenjang pemerintahan memiliki lingkup


kekuasaan masing-masing yang dipegang oleh
pejabatnya. Semakin tinggi dan luas kekuasaan
seorang pejabat, semakin besar juga implikasi dari
penggunaan kekuasaan bagi warga masyarakat.
Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar
setiap bentuk kekuasaan pejabat dibatasi dengan
norma etika maupun norma hukum. Etika publik
juga mengharuskan agar setiap kekuasaan
dipergunakan dengan tanggungjawab sesuai
dengan lingkupnya masing-masing.
ADA TIGA ALASAN TENTANG PENTINGNYA LEGITIMASI ETIS

Pertama, landasan etis memiliki basis yang sangat kuat bagi


perilaku manusia, maka keabsahan penggunaan kekuasaan akan
pasti terjamin jika sudah memenuhi kaidah-kaidah etis.

Kedua, legitimasi etis berada di belakang setiap tatanan normatif


dalam perilaku manusia. Karena norma etika menjadi penopang dari
berbagai ideologi dan aturan-aturan hukum yang terdapat di dalam
masyarakat, maka legitimasi etis akan menjadi landasan yang
sangat kokoh bagi dipergunakannya sebuah kekuasaan.

Ketiga, etika tidak mendasarkan diri pada pandangan-pandangan


moral de facto yang berlaku dalam masyarakat saja,
Konflik kepentingan adalah
tercampurnya kepentingan pribadi
dengan kepentingan organisasi
yang mengakibatkan kurang
optimalnya pencapaian tujuan
organisasi.
Konflik kepentingan adalah situasi dimana
seorang penyelenggara negara yang
mendapatkan kekuasaan dan kewenangan
berdasarkan peraturan perundang-undangan
memiliki atau diduga memiliki kepentingan
peribadi atas setiap penggunaan wewenang
yang dimilikinya sehingga dapat
mempengaruhi kualitas dan kinerja yang
seharusnya (KPK, Panduan Penanganan Konflik Kepentingan
bagi Penyelenggara Negara)
BEBERAPA TINDAKAN YANG MASUK DALAM KATEGORI
KONFLIK KEPENTINGAN:

 Ikut serta dalam transaksi bisnis pribadi atau perusahaan


swasta untuk keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan
jabatan kedinasan.
 Menerima segala bentuk hadiah dari pihak swasta pada saat
ia melaksanakan transaksi untuk kepentingan kedinasan atau
kepentingan pemerintah.
 Membicarakan masa depan peluang kerja di luar instansi
pada saat ia berada dalam tugas-tugas sebagai pejabat
pemerintah.
 Membocorkan infrormasi komersial atau ekonomis yang
bersifat rahasia kepada pihak-pihak yang tidak berhak.
 Terlalu erat berurusan dengan orang-orang di luar instansi
pemerintah yang dalam menjalankan bisnis pokoknya
tergantung kepada izin pemerintah. (Paul Douglas, 1993:61)
BENTUK-BENTUK KONFLIK KEPENTINGAN
 Situasi dimana seorang penyelenggara negara
memberikan akses khusus kepada pihak tertentu,
misal dalam rekrutmen pegawai tanpa mengikuti
prosedur yang seharusnya
 Situasi yang menyebabkan proses pengawasan
tidak mengikuti prosedur, karena adanya pengaruh
dan harapan dari pihak yang diawasi.
 Situasi dimana seorang penyelenggara negara
menentukan sendiri besarnya gaji/remunerasi
 Situasi yang memungkinkan penggunaan diskresi
yang mengalahgunakan wewenang.
(KPK,Panduan Penanganan Konflik Kepentingan baggi Penyelenggara Negara)
SUMBER PENYEBAB KONFLIK
KEPENTINGAN
 Kekuasaan dan kewenangan penyelenggara negara
yang diperoleh dari perundang-undangan.
 Perangkapan jabatan, yaitu seorang penyelenggara
negara menduduki dua atau lebih jabatan publik,
sehingga tidak dapat menjalankan jabatannya secara
profesional, independen dan akuntabel
 Hubungan afiliasi (hubungan darah, hubunan
perkawinan, maupun hubungan pertemanan) yang
dapat mempengaruhi keputusannya.
 Gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas (pemberian
uang, barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga,
ticket perjalanan, fasilitas penginapan, dll.)
(KPK,Panduan Penanganan Konflik Kepentingan baggi Penyelenggara Negara)
NANA RUKMANA D.W.
PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN

Mengutamakan Kepentingan Publik.


Menciptakan Keterbukaan Penanganan
dan Pengawasan Konflik Kepentingan
Mendorong Tanggung jawab Peribadi
dan Sikap Keteladanan.
Menciptakan dan Membina Budaya
Organisasi yang Tidak Toleran terhadap
Konflik Kepentingan
(KPK,Panduan Penanganan Konflik Kepentingan baggi Penyelenggara Negara)
KASUS PENGGUNAAN SUMBER DAYA PUBLIK

MENDAGRI MELARANG PENGGUNAAN MOBIL


DINAS UNTUK MUDIK

25 pemerintah daerah mengizinkan


penggunaan mobil dinas untuk mudik

LBH Keadilan melakukan somasi terhadap 25


pemerintah daerah yang mengizinkan
penggunaan mobil dinas
Tidak Jujur (Absen Sidik Jari)
• Sejumlah PNS di lingkungan Pemprov NTB
menandatangani daftar hadir hingga satu bulan
penuh ke depan. Padahal jelas-jelas PNS
tersebut tidak masuk kantor alias bolos.
• Ada juga pegawai yang terlalu kreatif sepeti
cara titip absen sama teman atau absen bergilir
dan saling absenkan.
• Untuk itu, penerapan sistem absensi dengan
menggunakan sidik jari merupakan upaya
menumbuhkan kesadaran disiplin dikalangan
PNS, khususnya mematuhi ketentuan jam
masuk dan pulang kantor.
Nepotisme Rekrutmen Honorer
• Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan
Reformasi Birokrasi (PAN-RB) menyatakan masih
banyak melihat pengangkatan pegawai honorer
diwarnai oleh nepotisme.
• Ini menjadi salah satu faktor yang membuat sistem
perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan
birokrasi Indonesia masih bermasalah.
• Selama ini pemda mengusulkan formasi
perekrutan PNS dari honorer, bukan semata mata
kebutuhan. Misalnya guru honorer itu orang dekat
yang dimasukkan.
• Jadinya sekarang kita kekurangan orang yang kita
butuhkan dan kelebihan orang yang tidak
KONFLIK KEPENTINGAN DALAM
PENGADAAN
Sebagai kepala Dinas Kesehatan di salah satu
kabupaten yang cukup jauh letaknya dari ibukota
provinsi, dr. X MPH, selalu merasa kesulitan
memenuhi kebutuhan pengadaan obat-obatan
untuk seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat yang
ada di kabupaten tersebut.
Oleh karena itu, dr. X MPH memutuskan untuk
membuka apotik atas nama istrinya dan anaknya
yang kuliah di fakultas kedokteran.
Selanjutnya, pengadaan obat-obatan untuk
kebutuhan seluruh Puskesmas di kabupaten itu
harus dibeli dari apotik milik istri dan anak dr. X
MPH.
Pemberian Hadiah/Cindera Mata
• Seorang auditor melaksanakan pemeriksaan di salah
satu instansi pemerintah daerah.

• Karena auditor tersebut telah melaksanakan tugasnya


dengan baik, auditor tersebut memperoleh temuan yang
cukup signifikan nilainya.

• Selama proses pemeriksaan auditor tersebut tidak


melakukan perbuatan yang tidak terpuji dan sesuai
dengan kode etik auditor.

• Setelah selesai melakukan audit dan temu akhir,


pimpinan instansi pemerintah daerah yang diperiksa
tersebut dengan sukarela dan tulus hati memberikan
hadiah kepada auditor berupa selembar kain sutra yang
harganya kira-kira Rp. 450.000.
TERPIDANA KORUPSI DIPROMOSI
Sembilan mantan terpidana korupsi kembali menjadi pejabat
di pemerintahan daerah.
Mendagri mengatakan akan menginventarisasi para pejabat
daerah yang pernah menjalani hukuman pidana korupsi
namun kini bebas dan kembali aktif sebagai PNS, bahkan
menempati jabatan fungsional dan structural.
Pengangkatan Azirwan sebagai Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Riau yang merupakan mantan
terpidana kasus korupsi alih fungsi hutan lindung di
Bintan yang dihukum 2,5 tahun.
Azirwan kemudian mengundurkan diri karena mendapat
banyak sorotan media. Gamawan mengatakan
sebenarnya tidak ada aturan yang dilanggar dari
pengangkatan Azirwan karena yang mendapat hukuman
di bawah empat tahun, masih bisa aktif sebagai PNS.
PENGUNDURAN DIRI PEJABAT
PM Korsel, Chung Hong-won, Minggu (27/4/2014), mengundurkan diri
dari jabatannya terkait tragedi tenggelamnya kapal feri Sewol yang
mengakibatkan ratusan orang penumpangnya tewas. "Saya meminta
maaf karena tak mampu mencegah terjadinya kecelakaan ini dan tak
mampu bertanggung jawab dengan layak sesudah tragedi ini terjadi,"
kata Hong-won.

"Saya yakin, sebagai perdana menteri, saya harus menanggung tanggung


jawab ini dan mengundurkan diri," tambah dia. "Sejak awal saya
sudah berniat mengundurkan diri namun menangani situasi ini
menjadi prioritas utama dan saya harus membantu sebelum
mengundurkan diri," ujar dia. "Namun, kini saya memutuskan untuk
mundur agar diri saya tidak menjadi beban lagi untuk pemerintah,"
Hong-won menegaskan.

Kapal feri Sewol yang berbobot 6.825 ton tenggelam pada 16 April lalu
dalam perjalanan dari pulau wisata Jeju menuju kota Incheon, di
sebelah barat Seoul. Sejauh ini, sebanyak 180 orang -sebagian besar
pelajar yang melakukan kunjungan lapangan- dipastikan tewas dan
110 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
PERBUATAN TERCELA: PNS NARKOBA

Satuan narkoba Polres Palopo, menangkap satu Pegawai


Negeri Sipil (PNS) Luwu Utara, sebagai bandar narkoba di
Palopo.

Kasat narkoba Palopo, AKP. Ade Chris Manapa, mengatakan


tersangka GP (30) adalah PNS di satuan Pamong Praja
Luwu Utara dan ditangkap pada Senin malam sekitar
pukul 23.00 WITA di Kelurahan Benteng, Kecamatan Wara
Timur kota Palopo.

Ade menambahkan bahwa GP ditangkap saat ia akan


melakukan transaksi di Palopo.

Beberapa barang bukti yang berhasil disita seperti satu


paket sabu-sabu, dua lembar saset kosong dan satu buah
timbangan.
WHISLE-BLOWER VS. MEMBOCORKAN
RAHASIA
EW, PNS di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur, secara
mendadak dipindahtugaskan ke Museum Trinil di Kabupaten Ngawi,
Jawa Timur. Alasan pemindahan itu karena EW dianggap telah
membocorkan informasi tentang pembangunan Pusat Informasi
Majapahit kepada dunia luar.
EW mengatakan ia pasrah dengan keputusan atasannya tersebut. ”SK
pemindahan sudah saya terima dan saya siap melaksanakan tugas di
tempat baru meski harus pindah 140 kilometer jauhnya dari rumah
secara tiba-tiba,” ujarnya. EW menambahkan bawa ”Alasan
pemindahan saya disampaikan di depan banyak orang saat apel pagi.
Bahkan, banyak masalah pribadi dibeberkan di hadapan banyak orang,
tetapi saya terima saja karena saya yakin yang saya lakukan tidak
salah”
Pemindahan EW ini berkaitan dengan merebaknya polemik di sekitar
pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) di atas lahan situs
purbakala Segaran III dan IV di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa
Timur. Pembangunan PIM, yang merupakan tahap awal dari
pembangunan Majapahit Park, itu dilakukan sejak 22 November 2008
dan telah merusak situs purbakala bekas ibu kota Kerajaan Majapahit
di bawahnya.
EVALUASI
1. temukan 5 (lima) etika publik yang dapat
diaktualisasikan pada Instansi Saudara...
2. kreasikan 5 (lima) etika publik yang
disepakati oleh anggota kelompok dan dapat
diaktualisasikan pada setiap instansi(reliable
to implement)
3. kreasikan 5 (lima) Standard Operating
Procedur (SOP) baru untuk menyelesaikan
tugas keseharian pada instansi Saudara,
berdasarkan 5 (lima) etika baru pada point
nomor 2 diatas
POKOK-POKOK
KODE ETIK PNS
1. Hubungan Pegawai Negeri Sipil dengan Tuhan Yang
Maha Esa
2. Hubungan Pegawai Negeri Sipil dengan Negara
3. Hubungan Pegawai Negeri Sipil dengan Pemerintah
4. Hubungan Pegawai Negeri Sipil dengan Organisasi
5. Hubungan Pegawai Negeri Sipil dengan Masyarakat
6. Hub. Pegawai Negeri Sipil dengan Diri Sendiri

Hubungan
KODE ETIK PNS
DI LUAR KEDINASAN
1. Berkelakuan baik dan tidak melakukan perb. yang
dpt merendahkan martabat PNS
2. Tidak menyalahgunakan wewenang yg dimiliki
3. Tidak melakukan tindakan yang melanggar ketentuan
dan per-UU yang berlaku
4. Tidak menggunakan sarana dan prasarana
kedinasan untuk kepentingan pribadi
5. Tidak menggunakan sarana dan prasarana
kedinasan sesuai maksud dan tujuan diadakannya
sarana dan prasarana itu
KORPRI
Ruang lingkup pembinaan Korps Pegawai Negeri Sipil mencakup :”
Pemupukan dan peningkatan kesadaran cinta terhadap bangsa,
negara dan tanah air melalui berbagai kegiatan penyadaran yang
diperlukan untuk itu;
Peningkatan kerjasama antar PNS untuk memelihara dan memupuk
kesetiakawanan dalam rangka meningkatkan jiwa korps PNS baik
dalam tugas kedinasan maupun pergaulan sehari-hari;
Partisipasi dalam penyusunan kebijakan pemerintah yang terkait
dengan PNS melalui pemberian sumbangan pemikiran baik secara
individu atau kelompok;
Peningkatan budaya kerja dalam rangka meningkatkan produktivitas
kerja secara profesionalitas;
Usaha-usaha bagi terwujudnya kesejahteraan PNS dengan
memberikan sumbang saran pemikiran dan pelaksanaan tugas
sesuai bidangnya.
PANCA PRASETYA KORPRI
”Kami anggota KORPRI yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,”adalah Insan yang ;
1. Setia dan taat kepada Negara Kesatuan dan Pemerintah
Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945;
2. Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara serta
memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia negara;
3. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat diatas
kepentingan pribadi dan golongan;
4. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesetiakawanan KORPRI;
5. Menegakkan kejujuran dan keadilan, serta meningkatkan
kesejahteraan dan profesionalisme
DIMENSI PERILAKU MANUSIA

Dimensi hubungan antara anggota dengan


organisasi yang tertuang dalam perjanjian
atau aturan-aturan legal;
Hubungan antara anggota organisasi dengan
sesama anggota lainnya, antara anggota
dengan Pejabat dalam struktur hirarkhi;
Hubungan antara anggota organisasi yang
bersangkutan dengan anggota dan organisasi
lainnya;
Hubungan antara anggota dengan masyarakat
yang dilayani.
METODE INTERAKTIF
Role Play
(Bermain Peran)
STRATEGI PENINGKATAN STANDAR MORALITAS
DAN ETIKA PEGAWAI NEGERI SIPIL, SEBAGAI
BERIKUT :
1. Pendekatan Larangan (Don’t Approach)
Ditetapkan aturan hukum dan perundang-undangan yang melarang Pegawai
Negeri Sipil Salah satu dari pendekatan ini adalah peraturan tentang disiplin.

2. Pendekatan “Untung-Rugi” (Cost-Benefit Approach)


Pendekatan untung-rugi dirancang untuk membuat para Pegawai Negeri Sipil
memahami bahwa menerima suap atau korupsi tidaklah menguntungkan

3. Pendekatan Sistem (System Approach)


Pendekatan ini dilakukan dengan membangun suatu sistem operasi atau
lingkungan kerja yang tidak memungkinkan munculnya praktik korupsi.

4. Pendekatan “Kerjakan” (Do Approach)


Adalah mendorong para pegawai untuk memberi pelayanan secara cerdas,
dengan memberikan kepada masyarakat pelayanan terbaik yang dapat
diberikan oleh setiap Pegawai Negeri Sipil.
STANDAR ETIKA ORGANISASI
PEMERINTAH

Adalah meningkatkan kualitas perwujudan atau pemenuhan


batasan-batasan nilai atau norma sikap dan perilaku
dalam kebijakan dan tindakan aparatur pemerintah, yang
dapat memuaskan dan membangun kepercayaan
masyarakat.

Karena tanpa kepercayaan masyarakat, pemerintah


dimanapun tidak akan mampu menjalankan
pemerintahannya secara efektif dan efisien
STANDAR ETIKA ORGANISASI
PEMERINTAH

1. Strategi Pembangunan Administrasi


Negara
2. Strategi Penataan Organisasi Dan Tata
Kerja
3. Strategi Pemantapan Sistem
Manajemen
4. Strategi Peningkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia
1. STRATEGI PEMBANGUNAN
ADMINISTRASI NEGARA
1. Penyesuaian visi,misi, dan strategi
2. Penataan organisasi dan tata kerja
3. Pemantapan sistem manajemen, dan
4. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
DASAR-DASAR PERUMUSAN VISI, HENDAKNYA
MEMENUHI

1. Mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi;


2. Mempunyai arah dan fokus strategi yang jelas;
3. Mampu untuk mengeksploitasi kesempatan;
4. Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategi yang
terdapat dalam sebuah organisasi;
5. Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran harus
berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan
organisasinya;
6. Mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan
organisasi;
7. Mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi
REORIENTASI PEMBANGUNAN
ADMINISTRASI

1. Rasional, efektif dan efisien, dan dengan piranti


manajemen yang terbuka;
2. Ilmiah, yakni berdasarkan kajian dan penelitian serta
dukungan dari ilmu pengetahuan lainnya;
3. Inovatif, yaitu pembangunan yang dilakukan terus menerus
untuk mengahdapi lingkungan yang terus berubah;
4. Produktif, yakni beriorientasi kepada hasil kerja yang
optimal;
5. Profesionalisme, berarti penggunaan tenaga profesional,
terampil; dan
6. Penggunaan teknologi modern.
2. STRATEGI PENATAAN ORGANISASI
DAN TATA KERJA
Prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain mencakup ;
a.Peningkatan kompetensi sumber daya manusianya secara optimal, antara lain
mendayagunakan jabatan fungsional sehingga akan mengurangi tingkatan hirarki,
bentuk organisasi berubah ke arah matriks dan flat;
b.Tugas-tugas Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagai berikut :
(1) Instansi pusat perlu difokuskan pada (i) Penentuan kebijakan, (ii) Perencanaan
berskala nasional/regional, (iii) Pembinaan dan pengarahan melalui pengembangan
norma, prinsip, standar, sesuai sektornya, (iv) Desentralisasi perijinan, (v)
Operasional tugas kedinasan, dan (vi) Pembinaan Daerah; (2) Tugas-tugas
operasional pada skala regional dan lokal dapat didekonsentrasikan dan
didesentralisasikan pada provinsi atau kabupaten; (3) Sejuh mungkin memanfaatkan
potensi masyarakat melalui pola kerjasama dengan pihak swasta, privatisasi,
maupun sistem kontrak; dan
c.Tugas-tugas Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota ; (1) Tugas Pemda
Provinsi, Kabupaten dan Kota yang berkaitan dengan instansi pusat, harus mengacu
pada pembinaan teknis dari instansi sektoral yang berwenang, (2) Kebijaksanaan
teknis mengacu pada pedoman yang ditetapkan instansi aparat pusat yang
berwenang dan memiliki kompetensi, dan (3) Mengembangkan sistem dan prosedur
pelayanan prima.
3. STRATEGI PEMANTAPAN
SISTEM MANAJEMEN

Dalam pelayanan masyarakat harus terus menerus diusahakan dengan


menerapkan standar pelayanan prima Kualitas aparatur antara lain dapat
dilihat dari kriteria, seperti ;kesederhanaan prosedur, kemudahan
pencapaian (aksesibilitas), keamanan, kenyamanan, kecepatan dan
ketepatan pelayanan.

Adanya teknologi informasi melalui jaringan komputerisasi, maka sistem


informasi manajemen pemerintahan akan lebih mudah diakses untuk
mendukung manajemen kebijaksanaan pembangunan.
4. STRATEGI PENINGKATAN
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
a. Melaksanakan tugas dengan terampil, kreatif dan inovatif,
b. Mempunyai komitmen yang kuat terhadap tugas dan program,
c. Komitmen terhadap pelayanan publik,
d. Bekerja berdasarkan sifat dan etika profesional,
e. Memiliki daya tanggap (responsiveness) dan akuntabilitas
(accountability),
f. Memiliki derajat otonomi yang penuh rasa tanggung jawab dalam
membuat keputusan, dan
g. Memaksimalkan efisiensi dan kreativitas.
INTERNALISASI

NDP-PNS
(Nilai-nilai Dasar-PNS)
NDP-PNS
NO NDP-PNS NILAI DASAR
1 1. Kepemimpinan
Akuntabilitas
2. Transparasi
(NDAP-PNS) 3. Integritas
4. Tanggungjawab (Responsibilitas)
5. Keadilan
A N 6. Kepercayaan
A E 7.
8.
Keseimbangan
Kejelasan
K
9. Konsistensi
2 1. Wawasan kebangsaan
Nasionalisme
2. Pancasila ( ada 5 Nilai) :
(NDNP-PNS) a. Nilai Ketuhanan yme
b. Nilai Persatuan dan kesatuan
a). Nilai NKRI
A N b).Bhineka tunggal ika
A E c. Kemanusiaan yang adil & beradap
d. Musyawarah Mufakat
K e. Keadilan sosial
NDP-PNS
NO DNP-PNS NILAI DASAR ETIKA PUBLIK
3 1. Memegang teguh nilai-nilai ideologi Negara
Etika 2. Setia mempertahankan UUD45
Publik 3.
4.
Profesional dan tidak berpihak.
Membuat keputusan berdasarkan prinsip
(NDEPP- keahlian.
5. Non diskriminatif.
PNS) 6. Menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan
kinerjanya.
A N 8. Memiliki kemampuan melaksanakan kebijakan
A E dan program
9. Memberikan layanan secara jujur, tanggap,
K cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun.
10.Kepemimpinan berkualitas tinggi.
11.Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama.
12.Mengutamakan pencapaian hasil dan kinerja
13.Kesetaraan dalam pekerjaan.
14.Meningkatkan efektivitas
NDP-PNS
NO NDP-PNS NDKMP-PNS
4
Komitmen Mutu 1. Efektivitas (tercapai target)
(NDKMP-PNS) 2. Efisiensi (realisasi target)
3. Inovasi, dan
A N 4. Beroreantasi Mutu
A E 5. Berpikir Kreatif
K 6. Komitmen
5 1. JUJUR,
Anti Korupsi
(NDAKP-PNS) 2. PEDULI,
3. MANDIRI,
4. DISIPLIN,
A N 5. TANGGUNG JAWAB,
A E 6. SEDERHANA,
K 7. BERANI,
8. ADIL.
DISKO.
Berilah contoh perilaku yang tidak baik dalam Organisasi
anda, dan
Jelaskan bagaimana cara menyikapinya terkait dengan
materi Etika Organisasi Pemerintah:

 Kelompok I
 Kelompok II
 Kelompok III
 Kelompok IV
 Kelompok V
 Kelompok VI
 Kelompok VII
TUGAS KELOMPOK 1 S/D 7

Buatlah nyanyian atau sebuah


lagu yang berkaitan dengan
pembelajaran kita hari ini
MANFAAT ETIKA
Menciptakan Persahabatan
Lebih berempati
Menimbulkan kedewasaan dalam mengatasi
masalah
Meminimalisasi Konflik
Berorientasi pada Organisasi
Saling menghormati mitra kerja
Lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakaan
gagasan dan tindakan
Kata-kAtA BijAk

•Ilmu tanpa iman dan taqwa


akan sia-sia
•Manusia hidup akan mati
maka sediakan bekal
•Bekerja dengan ikhlas itulah
tabungan kelak menghadap
Ilahi Rabbi
CITRA DIRI
( SELF IMAGE )
Cara anda melihat diri anda
sendiri dan berfikir mengenai
diri anda sekarang/saat ini.
“Cermin Diri”
Anda akan selalu melihat cermin
untuk mengetahui bagaimana
anda harus bertindak atau
berlaku pada suatu keadaan
tertentu
Anda akan bertindak sesuai
dengan gambar yang muncul
dalam cermin diri anda.
SLIDE PERENUNGAN

A Butterfly’s Lesson
”Suatu hari,
Muncul celah
kecil pada sebuah

Triger kupu-
kepompong;
seorang pria
duduk dan
memperhatikan
calon kupu2 tsb

kupu
berjuang keras
selama berjam2
untuk
mendorong
tubuhnya keluar
melalui lobang
kecil tersebut.”
Simpulan Etika....
SEBAGAI UKURAN BAIK-BURUK,
WAJAR-TIDAK WAJAR, & BENAR-
SALAH
LANDASAN BERTINDAK DALAM
SEBUAH KEHIDUPAN KOLEKTIF
YANG PROFESIONAL
UNTUK MENJALANKAN VISI DAN MISI
LEMBAGA / INSTITUSI
UNTUK MENJAGA CITRA LEMBAGA /
INSTITUSI

Anda mungkin juga menyukai