ENGINEERING
BAB III
GAYA APUNG
Menentukan besarnya gaya apung pada benda uji yang mengapung dan terbenam.
Ket :
Jarum Keseimbangan
Bandul
Media Wadah
Statif
4
h
W
Keterangan :
P F = Gaya hidrostatik
W = Berat Benda
P = Tekanan
h = Kedalaman air
P = A. h . P”= . V
atau … ( Pers 3.1 )
F = W – P’ P’ = W - F
atau … ( Pers 3.2 )
P h1
h2
h
W
P
Up
Dan pada sisi bagian bawah kerja gaya vertical ke atas sebesar:
Dengan demikian, resultan gaya dorong vertical atau gaya apung P terhadap
benda adalah:
P = Pup - Pdown= . (h2 - h1) .A =. h .A (gaya bekerja keatas)
atau
P”= . V
… ( Pers 3.5 )
Dimana v adalah volume fluida yang di pindahkan oleh benda dan adalah
berat fluida yang dipindahkannya. Bila berat benda adalah W, maka untuk
menjaga keseimbangan statisnya dibutuhkan gaya dukung sebesar F, dimana F:
F = W – P’ P’ = W – F
atau … ( Pers 3.6 )
KOTAK
SILINDER
1. Mengukur tinggi (t) dan diameter (d) pada permukaan benda uji berbentuk
silinder
2. Kalibrasi alat sehingga jarum keseimbangan berada ditengah.
3. Menimbanng benda uji mula-mula dan eemukan berat gaya W.
4. Menggantung benda uji pada neraca ohauss dan memasukkan ke dalam tangki.
5. Memasukan air ke dalam tangki hingga benda uji dalam keadaan terapung.
6. Menimbang massa benda uji terendam air untuk menentukan gaya dukung F
7. Mengukur tinggi benda uji yang terendam air h.
8. Mengulangi percobaan 3 - 7 dengan menambahkan air ke dalam tangki dan
menjaga kondisi benda uji tetap terapung.
9. Menambahkan air ke dalam tangki hingga benda uji terendam air untuk
menentukan gaya dukung F.
10. Mengukur tinggi benda uji yang tenggelam (h).
W = m1 . g
F = m2 . g
8. Menentukan besarnya gaya vertikal ke atas atau gaya apung (P) dengan
rumus :
P=W–F
9. Menentukan tinggi air (h) pada kondisi terbenam sebagian dan kondisi
terbenam seluruhnya.
A =( ¼¿ π D2
V = h . A.
12. Menentukan besarnya gaya vertikal atau gaya apung (P) dengan
menggunakan rumus :
P= .V
Dik :
Silinder
No m1 (Kg) W (N) m2 (Kg) F (N) P' (N) h (m) A (m2) V (m3) P'' (N)
Silinder Terbenam Sebagian
1 0.7261 7,1230 0.57516 5,64232 1,4807 0,0280 0,005024 0,000141 1,3743
2 0.7261 7,1230 0.55011 5,39657 1,7264 0,0340 0,005024 0,000171 1,6688
3 0.7261 7,1230 0.50011 4,90607 2,2169 0,0440 0,005024 0,000221 2,1596
4 0.7261 7,1230 0.47511 4,66082 2,4621 0,0500 0,005024 0,000251 2,4541
5 0.7261 7,1230 0.42590 4,17807 2,9449 0,0600 0,005024 0,000301 2,9449
Silinder Terbenam Seluruhnya
6 0.7261 7,1230 0.21250 2,08462 5,0384 0.1000 0,005024 0,000502 4,9082
Dari tabel tersebut dapat dianalisa bahwa benda memiliki massa (ml),berat (W)
dan luas permukaan (A) tetap, apabila dicelupkan ke dalam air dengan volume air
yang bertambah akan di dapat:
a. Untuk (Terapung Kondisi Tenggelam Sebagian)
1. Semakin besar massa kedua benda maka gaya semakin besar pula
(berbanding lurus).
2. Pada benda uji kotak, besar nilai gaya apung P’ lebih kecil jika dibandingkan
dengan nilai gaya apung P”. Sedangkan pada benda uji silinder besar nilai
gaya apung P’ lebih besar dibandingkan dengan nilai gaya apung P”.
3.7.2 Saran
1. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, alat yang digunakan
diperhatikan ketelitiannya agar tidak mengalami kesalahan dalam
pengambilan maupun pengolahan data.
2. Dalam melakukan praktikum hendaknya selalu berkonsultasi dengan asisten
yang mendampingi jika menemui kesulitan.
3. Kerja sama kelompok lebih di tingkatkan.
4. Alat yang digunakan sering mengalami gangguan, sebaiknya alat-alat
tersebut dapat diperbaiki agar dapat memperlancar jalannya praktikum.
2017