Gaya Apung Paling Fix Kel.2
Gaya Apung Paling Fix Kel.2
1. Menentukan besarnya gaya apung pada benda uji yang mengapung dan terbenam.
2. Menentukan besarnya gaya apung pada uji yang terbenam
3. Membuktikan bahwa gaya apung pada suatu benda akan sama dengan benda berat
fluida yang dipindahkan benda uji tersebut.
4. Menjelaskan hubungan nilai gaya apung akibat semakin berkurangnya massa benda
yang terbenam dalam air (P’)
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
3.2.2. Gambar Alat Percobaan
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
3. Wadah (Tempat Air), Benda Uji dan Timbangan (m2)
Gambar 3.3 Foto Alat Percobaan Timbangan, Benda Uji, dan Wadah
4. Mistar
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
1
2
.
S
k
a
l
a
P
e
m
b
a
c
a
a
n Ket :
Jarum Keseimbangan
Bandul
Mediah Wadah
Statif
3
4 StatiF
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
3.3 Dasar Teori
Gaya apung atau gaya dorong keatas adalah gaya tegak yang dilakukan terhadap
benda oleh fluida statis, dimana benda tersebut dalam keadaan terbenam ataupun
mengapung. Hukum Archimedes menyatakan bahwa gaya apung pada suatu benda yang
terbenam didalam fluida adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut.
Silinder
W=m.g
W = Kg . m/s = N
h
w P =.V
P = N/m3 . m3 = N
Bila sebuah benda dibenamkan sebagian kedalam fluida maka benda tersebut
akan mengalami gaya hidrostatik pada sisi-sisi samping dan permukaan bawah.
Dengan mengabaikan gaya dari arah horisontal, pada sisi bagian bawah dengan
luas permukaan A, akan bekerja gaya vertical keatas atau gaya apung P sebesar:
Dimana V adalah volume fluida yang dipindahkan oleh benda dan V adalah berat fluida yang
dipindahkannya. Bila berat benda adalah W,
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
maka untuk menjaga keseimbangan statisnya dibutuhkan gaya dukung sebesar F, dimana F:
h1
Pdown
h2
h
w
Pup
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
Dengan demikian bila sebuah benda dibenamkan kedalam fluida maka benda
tersebut akan mengalami gaya hidrostatik pada semua sisi-sisinya. Dengan
mengabaikan gaya dari arah horisontal, pada sisi bagian atas dengan luas
permukaan A, akan bekerja gaya vertical kebawah sebesar:
Dan pada sisi bagian bawah bekerja gaya vertical keatas sebesar:
Dengan demikian, resultan gaya dorong vertical atau gaya apung P terhadap
benda adalah:
P = Pup - Pdown = (h2 - h1) . A = . h . A(gaya bekerja keatas)
atau
P” = .V ….. Pers. (3.5)
Dimana V adalah volume fluida yang dipindahkan oleh benda dan V adalah berat
fluida yang dipindahkannya. Bila berat benda adalah W, maka untuk menjaga
keseimbangan statisnya dibutuhkan gaya dukung sebesar F, dimana F:
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
Tabel 3.1 Tabel Sifat-sifat Fisika air
Sumber: Buku
penuntun 28 9769,6 996,26 0,832.10 −3
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
3.4 Prosedur Percobaan dan Prosedur Perhitungan
3.4.1 Prosedur percobaan
A. BALOK
1. Mengukur panjang sisi s1dan s2permukaan benda uji berbentuk kotak.
2. Mengkalibrasikan alat statif.
3. Menimbang benda uji mula-mula dan menemukan berat gaya(W).
4. Menggantung benda uji pada neraca dan memasukkan kedalam tangki.
5. Memasukkan air kedalam tangki hingga benda uji dalam keadaan
terapung.
6. Menimbang massa benda uji terendam air untuk menentukan gaya
dukung (F).
7. Mengukur tinggi benda uji yang terendam air (h).
8. Mengulangi percobaan 4 - 7 dengan menambahkan air ke dalam tangki
dan menjaga kondisi benda uji tetap terapung.
9. Menambahkan air ke dalam tangki hingga benda uji terendam air untuk
menentukan gaya dukung (F).
10. Mengukur tinggi benda uji yang tenggelam (h).
B. SILINDER
1. Mengukur tinggi (t) dan diameter (d) pada permukaan benda uji
berbentuk silinder.
2. Mengkalibrasikan alat statif.
3. Menimbang benda uji mula-mula dan menemukan beratgaya(W).
4. Menggantung benda uji pada neraca dan memasukkan ke dalam tangki.
5. Memasukan air ke dalam tangki hingga benda uji dalam keadaan
terapung.
6. Menimbang massa benda uji terendam air untuk menentukan gaya
dukung (F).
7. Mengukur tinggi benda uji yang terendam air (h).
8. Mengulangi percobaan 4 - 7 dengan menambahkan air ke dalam tangki
dan menjaga kondisi benda uji tetap terapung.
9. Menambahkan air ke dalam tangki hingga benda uji terendam air untuk
menentukan gaya dukung (F).
10. Mengukur tinggi benda uji yang tenggelam (h).
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
3.4.2 Prosedur perhitungan
1. Menentukan panjang sisi-sisi kotak (s).
2. Menentukan diameter silinder (d).
3. Menentukan suhu air (T).
4. Menentukan berat jenis air ( γ ) dari suhu air.
5. Menentukan berat berat (m1) pada kondisi terbenam sebagian dan kondisi
terbenam seluruhnya.
6. Menentukan berat beban (W) dengan rumus :
W = m1 .g
F = m2 .g
8. Menentukan besarnya gaya vertikal ke atas atau gaya apung tekanan teoritis
(P’) dengan rumus :
P’ = W – F
9. Menentukan tinggi air (h) pada kondisi terbenam sebagian dan kondisi
terbenam seluruhnya.
10. Menentukan luas beban (A) dengan rumus :
a. Untuk beban kotak :
A = s1 . s2
A = (¼¿ π D2
P”= . V
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
a. Untuk kondisi benda terbenam sebagian
1. Untuk benda kotak maupun silinder, nilai gaya apung(p) dan tinggi benda yang
tenggelam(h) adalah berbanding lurus, artinya semakin tinggi benda yang
tenggelam dalam air maka semakin besar pula gaya apung yang dialami benda.
2. Nilai p’ dan p” untuk benda kotak maupun tabung perbedaannya sangat kecil
atau dapat dikatakan nilai p’ ≈ p”.
3. Perbedaan nilai p’ dan p” dapat ditemukan pada tabel hasil perhitungan gaya
apung balok maupun tabung.
1. Untuk benda kotak maupun tabung, besarnya gaya apung tetap sama meskipun
mendapatkan penambahan air berkali-kali ini berarti besarnya gaya apung yang
dialami tidak bergantung pada volume air, tetapi tergantung pada tunggi
permukaan benda yang tenggelam pada air.
2. Nilai p’ dan p” untuk benda kotak maupun balok sama walaupun penambahan
air tetap dilakukan.
3.8.1 Kesimpulan
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan hasil gaya apung antara lain
sebagai berikut :
Benda Uji Balok
(Balok Terbenam Sebagian) (Tabung Terbenam Sebagian)
P’=0,59841N-5,07177N P’=0,5289552N- 4,0997952N
P”=2,71985664N-5,45534464N P”= 1,67862049N-4,44196357N
(Balok Terbenam Seluruhnya) (Tabung Terbenam Seluruhnya)
P’=5,51322N P’=4,9336452N
P”= 6,471383N P”= 5,32544804N
2. Bila sebuah benda dibenamkan sebagian dalam fluida maka benda tersebut akan
mengalami gaya apung pada sisi-sisi samping luas permukaan bawah. Dengan
mengabaikan gaya dari arah samping atau horizontal, pada sisi bagian bawah
dengan luas penampang A, akan bekerja gaya vertikal keatas atau gaya apung
yang dipengaruhi.
Jika h semakin besar, maka P semakin besar pula
Jika V semakin besar, maka P semakin besar
Jika F makin kecil, maka P semakin besar
3. Bila dibenamkan seluruhnya dalam fluida, maka benda tersebut akan mengalami
gaya apung pada semua sisi dengan mengabaikan gaya dari arah horizontal.
Pada saat dibagian bawah bekerja gaya vertikal keatas, besarnya gaya apung ini
tetap meskipun volume bertambah.
3.8.2 Saran
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
1. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, alat yang digunakan diperhatikan
ketelitianya agar tidak mengalami kesalahan dalam pengambilan maupun
pengolahan data.
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
3.6 Tabel hasil perhitungan
A. BALOK
m1
No W (N) m2 (Kg) F (N) P' (N) h (m) A (m
(Kg)
BALOK TERENDAM SEBAGIAN
1. 0,959 9,40779 0,898 8,80938 0,59841 0,0348 0,008
2. 0,959 9,40779 0,784 7,69104 1,71675 0,0478 0,008
3. 0,959 9,40779 0,67 6,5727 2,83509 0,0598 0,008
4. 0,959 9,40779 0,556 5,45436 3,95343 0,0668 0,008
5. 0,959 9,40779 0,442 4,33602 5,07177 0,0698 0,008
BALOK TERENDAM SELURUHNYA
1 0,969 9,50589 0,407 3,99267 5,51322 0,0828 0,008
B. SILINDER
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D
CIVIL ENGINEERING 2022
MEKANIKA FLUIDA GAYA APUNG
Diameter Silinder D = 8 cm = 0,08 m
Tinggi Silinder t = 10 cm = 0,10 m
Berat Jenis = 9769,6 N/m3
m1
No W (N) m2 (Kg) F (N) P' (N) h (m)
(Kg)
SILINDER TERENDAM SEBAGIAN
1 0,725 7,11225 0,67108 6,5832948 0,5289552 0,0342
2 0,725 7,11225 0,58080 5,697648 1,414602 0,0529
3 0,725 7,11225 0,48908 4,7978748 2,3143752 0,0716
4 0,725 7,11225 0,39808 3,9051648 3,2070852 0,0803
5 0,725 7,11225 0,30708 3,0124548 4,0997952 0,0905
SILINDER TERENDAM SELURUHNYA
1 0,725 7,11225 0,22208 2,1786048 4,9336452 0,1085
S1 SIPIL-KELOMPOK 2D