Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM SEKOLAH 1

HUKUM ARCHIMEDES

Disusun Oleh

Nama : Abdul Salim


NPM : A1E008018
Asisten : Riko
Dosen : Dra. Connie Fransiska, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2010
I. JUDUL
Hukum Archimedes

II. TUJUAN

Menyelidiki Hubungan Antara Gaya ke Atas dengan Berat Zat CAir yang
Dipindahkan

III. LANDASAN TEORI


Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang
tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas
yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya.
Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan
mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida fluida yang
dipindahkan. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam
persamaan :

Fa = ρ v g
Keterangan :

o Fa = gaya ke atas (N)

o V = volume benda yang tercelup (m3)

o ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)

o g = percepatan gravitasi (N/kg)

Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari
hukum newton juga.

1. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0
dan benda melayang .

2. Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang


3. Bila FA<W maka benda akan terdorong kebawah dan tenggelam

(http://www.forumsains.com/biografi-dan-buku/archimedes/ )

Peristiwa tenggelam, mengapung, dan melayang merupakan penerapan


dari hokum archimedes. Aplikasinya banyak kita temukan dalam kehidupan kita
sehari-hari, seperti kpal laut, kapal selam, galangan kapal dan lain-lain. Benda
dapat tenggelam, melayang, dan mengapung dengn syarat-syarat seperti massa
jenis, berat benda, volume, dan gaya grafitasi.
(paul tippler. 2001.425)
Hidrostatiska ialah ilmu zat alir ataua fluida yng diam tidak bergerakdan
hidrodinamika yaiut perihal zat alir yabg bergerak,. Fluida adalah zat yang dapat
mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan nbentuk ketika di
tekan.
(zemansky. 1982.234)
Akibat lain dari hokum-kukum static fluida adalah hokum Archimedes.
Jika sebuah benda berada dalam suatu fluida yang diam, setip bagian permukaan
benda mendaoatkann tekanan yang dilakukan oleh fulida. Tekanan ini lebih besar
pada bagian yang lebih dalam. Gaya resultan ynag bekerja pada benda
mempunyai arah keatas , dan disebut gaya apung. Dapat dirumuskan :

B = F2 – F1 = ρF g Vb

Ket
B = gaya apung
ρF = massa jenis fluida
Vb = volme benda

Takanan yang bekerja pada tiap bagian permukaan benda titik bergantung
pada bahn benda tersebut, karena tekanan ini hanya bergantung pada posisi dan
rapat masa fluida pada posisi ini. Jadi besar gaya resultan akan sama jika benda
atau bagian benda yang terendam air kita ganti dengan fluida dinamika yang
berbeda. Fulida ini akan mendapat gaya tekanan seperti hal nya benda tadi, dan
berada dalam keadaan diam. Sehingga gya resultan keatas akan mempunyai besar
sama dengan berat zat cair, dan bekerja pada titik berat zat cair pengganti benda
tersebut. Peristiwa ini dinyatakan sebagai prinsip archimesdes yang bebunyi
sebagai berikut : setiap benda yung terendam seluruhya atau sebagian didalam
fluida mendapat gaya apung berarah keatas, yang besarnya sama dengan berat
fluida yang dipindahkan oleh benda itu.
(sutrisno. 1996. 238-239)
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air
daripada di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara
ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.
wu = mg
Ketika dalam air, benda dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan
dengan:
ws = w u - F a
Keterangan:
ws berat semu (N)
wu berat sesungguhnya (N)
Fa gaya angkat ke atas (N)
Gaya angkat ke atas ini disebut juga gaya apung.

Definisi I gaya apung:


Gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih gaya
hidrostatik yang dikerjakan fluida antara permukaan bawah dnegan permukaan
atas.Bila tekanan fluida pada sisi atas dan sisi bawah benda yang mengapung
masing-masing p1 dan p2, maka gaya yang dikerjakan pada balok pada sisi atas
dan bawah adalah:
F1 = p1A
F2 = p2A
Gaya ke atas yang bekerja pada balok merupakan resultan gaya F1 dan F2.
Fa = ∑F
Fa = F2 - F1
Fa = p2A - p1A
Fa = (p2A - p1)A
Fa = (h2 - h1)ρgA
Fa = ρgV
Keterangan:
ρ massa jenis air (1000kg/m3)
V volume air di dasar balok (m3)
ρgV mg berat air (N)
Fa berat zat cair yang dipindahkan oleh benda (N)

Definisi II gaya apung:


Selisih berat benda di udara dengan berat benda di fluida yang memiliki gaya apung
tersebut.

http://www.ziddu.com/download/6612769/HukumArchimedes.doc.html

IV. ALAT DAN BAHAN:

IV.1. Alat dan bahn yng digunakan dalam praktikum

NO Nama alat / bahan Jumlah


1 Dasar statif 2
2 Kaki statif 1
3 Batang statif pendek 1
4 Batang statif oanjang 2
5 Penggaris logam 1
6 Neraca pegas 1,5 N 1
7 Balok pendukung 1
8 Beban 50 g 3
9 Tabung berpancuran 1
10 Silinder ukur 1
11 Jepi penahan 1
13 Gelas kimia 250 ml 1
14 Neraca 311 N 1

IV.2. Persiapan percobaan

Gambar 1
Keterangan
1. Rakit statif sesuai dengan gambar 1
2. Pasang balok pendukung pada batang statif
3. Pasang penyangga penjepit pada balok pendukung, kemudian gantungkan
nerac pegas pada jepitan penahan
4. Letakkan tabung berpancuran tepat dibawah neraca pegas.
V. LANGKAH PERCOBAAN

V.1. Langkah kerja

1. Menggantungkan sebuah beban pada neraca pegas dan mencatat berat


beban yang ditunjukkan olehneraca pegas. (w0)
2. Menimbang silinder ukur (m0) dalam keadaan kosong dengan neraca
3. Air dimasukkan kedlam tabung berpancuran, ditunggu sampai beberapa
saat smapai air tiidak menetes dan digunakan gelas kimia untuk
menampung air yang tumpah
4. Silinder ukur di tempatakan di bawah pipi pancur tabung berpancuran
5. Balok pendukung diturunkan sampai beban seluruhnya tercelup dalam air
6. Di tunggu air samapi tidak tumpah lagi, kemudian baca neraca pegas dan
catat berat beban (w) saat berada dalam air
7. Ditimbang massa m1 yaiutu masa silinder + massa air tumpah
8. Di ulangi lngkh 1 sampai 6 untuk 2 buah beban dan 3 buah beban
9. Menghitung massa air yang dipindahkan oleh beban ma = m1 – m0
10. Dengan g = 10 m/s2 di hitung berta air yang dipindahkan (wa = ma g)
11. Jika gay ke atas Fa = w0 –w1 bndingkan Fa dengan wa

Gambar 2
V.2. Gambar pengamatan

1. Gambar dengan jumlah beban 1

Rangkaian statif
Neraca pegas 1.5 N
Beban jumlah 1
Tabung berpancuran
Silinder ukur

2. Gambar dengan jumlah beban 2

Rangkain statif
Nerca pegas 1.5 N

Beban jumlah 2

Tabung berpancuran

Silider ukur

3. Gambar dengan jumlah beban 3

Rangkain statif
Neraca pegas 1.5 N

Beban jumlah 3
Tabung perpancuran
Silinder ukur

VI. HASIL PENGMATAN

VI.1. Tabel Hasil Pengamatan


Jumlah Beban
1 2 3
Berat ( w0) beban di udara 0.5 N 1N 1.5 N
Berat (w1) beban dalam air 0.4 N 0.8 N 1.25 N
Massa (m0) silinder ukur kosong 31.1 g 31.1 g 31.1 g
Massa (m1) silinder ukur + air tumpah 38.4 g 47 g 55.3 g
Massa air yang dipindahkan ( ma=m1-m0) 7.3 g 15.9 g 24.2 g
Berat air yang dipindahkan (wa=ma g) 73 N 15.9 N 242 N
Gayakeatas dari air ( Fa= w0-w1) 0.1 N 0.2 N 0.25 N

VI.2. Pembahasan

VI.2.1. Pembahasan Secara Perhitungan


A. Perhitungan percobaan pada beban 1

W0 = 0.5 N
W1 = 0.4 N
M0 = 31.1 g = 0.0311 kg
M1 = 38.4 g = 0.0384 kg
Sehingga
 massa air yang di pindahkan :

Ma = M 1 – M0
Ma = 0.0384 Kg - 0.0311 Kg
Ma = 0.0073 Kg
 Berat air yang dipindahkan :

Wa = M a . g
Wa = 0.0073 Kg . 10 m/s2
Wa = 0.073 N
 Gaya keatas dari air

F a = W 0 – W1
Fa = 0.5 N – 0.4 N
Fa = 0.1 N

B. Perhitungan percobaan pada beban 2

W0 = 1 N
W1 = 0.8 N
M0 = 31.1 g = 0.0311 kg
M1 = 47 g = 0.047 kg
Sehingga
 massa air yang di pindahkan :

Ma = M 1 – M0
Ma = 0.047 Kg - 0.0311 Kg
Ma = 0.0159 Kg
 Berat air yang dipindahkan :

Wa = M a . g
Wa = 0.0159 Kg . 10 m/s2
Wa = 0.159 N
 Gaya keatas dari air

F a = W 0 – W1
Fa = 1 N – 0.8 N
Fa = 0.2 N
C. Perhitungan percobaan pada beban 3

W0 = 1.5 N
W1 = 1.25 N
M0 = 31.1 g = 0.0311 kg
M1 = 55.3 g = 0.0553 kg
Sehingga
 massa air yang di pindahkan :

Ma = M 1 – M0
Ma = 0.0553Kg - 0.0311 Kg
Ma = 0.0242 Kg
 Berat air yang dipindahkan :

Wa = M a . g
Wa = 0.0242 Kg . 10 m/s2
Wa = 0.242 N
 Gaya keatas dari air

F a = W 0 – W1
Fa = 1.5 N – 1.25 N
Fa = 0.25 N
VI.2.2. Pembahasan Secara Teori

Percobaan ini (hukum archimedes) bertujuan untuk Menyelidiki


Hubungan Antara Gaya ke Atas dengan Berat Zat CAir yang Dipindahkan. Dalam
landasan teori Hukum Archimedes menyatakan bahwa sebuah benda yang
tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas
yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya. Sebuah benda
yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan mendapatkan
gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida fluida yang dipindahkan

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan sebanyak tiga kali dengan
menggunqakan beban yang berbeda yaitu jumlah beban 1, beban 2, dan beban 3.
Berat beban 1 diudara 0,5 N, berat beban 2 diudara 1 N, dan berat beban 3 diudara
1,5 N. Dan berdasarkan hasil dari perhitungan data yang dipeoleh ternyata
hubungan antara gaya keatas dengan berat zat cair yang dipindahkan yang
diperoleh adalah hampir sama besar (Fa Hampir Sama Wa ) pada beban 1 dan
beban 2 mungkin, seharusnya ini sama, hal ini terjadi munkin karena kesalahan
ketika melakukan praktikum, missal pengaruh lingkungan missal getaran meja,
kesalahan pengamatan yaitu keslahan dalam membaca skala yang benar..Pada
percobaan beban 3 kami kami mendapatka hail perhitungan bahwa F a = 0.25 dan
Wa = 0.242 dan bisa dikatakan sama. yang ini terbukti sesuai dengan yang
disampaikan Archimedes dalam hokum Archimedes yang dinyatakan bahwa
sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair itu akan
mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang
dipindahkannya terssebut (fa = wa ) .

Hal ini dapat kami buktikan dari hasil percobaan yang telah kami lakukan
dengan rincian hasil perhitungan pada VI.2.1 sebagai berikut:

1) Dari perhitungan A (Perhitungan percobaan pada beban 1) jelas bahwa


nilai dari gaya keatas (Fa = 0.1 N) dan nilai dari berat air yang dipindahkan (
Wa = 0.073 N ) dengan selisih 0.027 yang membuktikan bahwa beratknya
zat cair yang dipindahkan adalah mendekati sama besarnya dengan gaya ke
atas. Kesalahan A ini Fa ≠ Wa terjadi karena bias disebabkan kesalahan.
kami dalm membaca hasil pengukuran berat zat cair yang dipindahkan yang
tidak benar, ketika melakukan penimbangan lengan neraca tidak diam
karena di pengaharui oleh angin.
2) Dari perhitungan B Perhitungan percobaan pada beban 2 jelas bahwa
nilai dari gaya keatas (Fa = 0.2 N) dan nilai dari berat air yang dipindahkan (
Wa = 0.159 N ) dengan selisih 0.041 yang membuktikan bahwa beratknya
zat cair yang dipindahkan adalah jauh berbeda dengan gaya ke atas.
Kesalahan B ini Fa ≠ Wa juga terjadi pada waktu membaca hail penimbangan
pada neraca yang disebabkan lengan neraca yang tidak diap karena
dipengaharui oleh angin. Sehingga hasil pembacaannya salah.
3) Dari perhitungan C pergitungan percobaan pada bebab 3 tebukti bahwa
gaya keatas sama dengan berat air yang dipindahkan yaitu F a = Wa = 0.25
N. dari perhitungan C ini dapat dilihat secara jelas yang sesuai dengan
landasan teori bahwa hubungan anatara gaya ke atas dengan berat zat cair
yang dipindahkan adalah mempunyai nilai yang sama besar (Fa = Wa).
Meskipun pada beban 1, beban 2,dan beban 3. Terdpat perbedaan yang tidak
jauh berbeda antara Wa debgan Fa tetapi hal tersebut dianggap sebanding,
sehingga didapathubungan antara keduanya yaiyu Wa = Fa.
.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1. Kesimpulan

Banyakmya zat cair yang dipindahkan dalah sebanding dengan besarnya


gaya gaya keatas dari air (wa = Fa)

VII.2. Saran

 Diharapkan sebelum melakukn percobaan, praktika mengetahui tujuan


percobaan yang akan dilakukan
 Hendaknya prakrikan berhati-hati dalam melakukan praktikum, hingga
diperoleh hasil yang maksimal.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

http://www.forumsains.com/biografi-dan-buku/archimedes/

http://www.ziddu.com/download/6612769/HukumArchimedes.doc.html

Sutrisno, 1996. Fisika dasar Mekanika. Bandung : ITB

Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : erlangga

Zemasky, Sears. 1982. Fisika Untuk Universitas I. bandung : BIna Cipta

Anda mungkin juga menyukai