Anda di halaman 1dari 6

Supervisory Board :

Leo Simanjuntak, Chair


Ismid Hadad,
Utama Kajo,
Metta Dharmasaputra,
Anung Karyadi

Executive Board :

TRANSPARENCY Felia Salim, Chair


Rezki Sri Wibowo,
Wandy Nicodemus Tuturoong,
INTERNATIONAL Usman Hamid,
Bivitri Susanti,
INDONESIA Meuthia Ganie Rochman,
Hariadi Kartodihardjo
Jl. Amil No. 5, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Ph. : (62-21) 021-2279 2806/07 Fax: 021-2279 2806/07 Secretary General :
Email : Info@ti.or.id Web site : www.ti.or.id Danang Widoyoko

Jakarta, 15 Maret 2023


No : 141/TII-NREG/Undangan/III/2023
Perihal : Undangan
Lampiran : Kerangka Acuan Kegiatan

Yth.
Pimpinan Pusat Studi Agraria
Institut Pertanian Bogor
di tempat

Dengan hormat,

Implementasi blue economy atau “ekonomi biru” menjadi basis dari arah
kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang digaungkan dengan gencar
oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan
dan Perikanan menegaskan bahwa konsep ekonomi biru merupakan salah satu wujud
komitmen pada peningkatan perekonomian berbasis kelautan-perikanan. Selain konsep
ekonomi biru, hadirnya berbagai aturan seperti rencana digitalisasi berbagai instrumen
pengawasan di lapangan, terbitnya Perppu No. 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja beserta
aturan perikanan terukur berbasis kuota juga disebut sebagai pendukung pertumbuhan
perekonomian dan cara mencegah terjadinya ruang-ruang gelap untuk memuluskan
jalannya korupsi. Berbagai aturan tersebut seharusnya menjadi contoh aturan yang
mendukung tata kelola kelautan dan perikanan yang adil dan berkelanjutan. Sayangnya,
dinamika pro dan kontra aturan-aturan ini masih bergulir, menandakan tata kelola
kelautan dan perikanan di Indonesia masih menyimpan beberapa persoalan yang harus
segera dibenahi.

Transparency International Indonesia sebagai salah satu organisasi masyarakat


sipil yang berfokus dalam riset dan advokasi peningkatan tata kelola pemerintah dan
korporasi, berupaya untuk terus mengembangkan prinsip antikorupsi, anti
penghindaran pajak, dan mencegah kebocoran perdagangan di sektor kelautan dan
perikanan yang adil dan berkelanjutan di Indonesia. TI-Indonesia hendak melaksanakan
seminar nasional terkait pentingnya transparansi dan keadilan dalam implementasi
ekonomi biru. Harapannya, acara seminar nasional ini dapat menjadi sebuah kampanye awal
jangka panjang masyarakat sipil dan akademisi yang dapat menghasilkan rekomendasi untuk
menjadi acuan bagi pemerintah, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini dan
yang akan datang.
Dalam rangka menindaklanjuti rencana tersebut dan membuka diskusi terkait isu
transparansi ekonomi biru serta dinamika tata kelola perikanan di Indonesia yang adil dan
berkelanjutan, Transparency International Indonesia bermaksud mengundang Anda menjadi
partisipan dalam acara seminar dan diskusi publik yang akan dilaksanakan pada:

Hari, tanggal : Selasa, 21 Maret 2023


Waktu : 11.30 – 16.00 WIB diawali dengan makan siang
Tempat : Le Meridien Jakarta
Jl. Jend. Sudirman Kav. 18-20, Jakarta Pusat

Demikian undangan ini kami sampaikan, untuk konfirmasi kehadiran dan informasi lebih
lanjut dapat menghubungi Sdri. Bellicia (+62 812-1511-1685). Atas perhatian dan kerja sama
Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Danang Widoyoko
Sekretaris Jenderal
Kerangka Acuan Kegiatan

Seminar Nasional dan Diskusi Publik FISHFEST

Blue Economy:
Proyeksi dan Tantangan Implementasi yang Adil dan Transparan di Indonesia

Pendahuluan

Turunnya Indeks Persepsi Korupsi/Corruption Perception Index negara Indonesia


sebanyak 4 poin—38 pada tahun 2021 menjadi 34 pada tahun 2022—menunjukkan
potret buruknya keadaan korupsi di Indonesia. Skor ini sudah sepatutnya menjadi
peringatan keras bagi pemerintah untuk lebih serius dalam mencegah dan memberantas
korupsi di berbagai sektor, termasuk sektor kelautan dan perikanan yang menjadi salah
satu tumpuan kehidupan masyarakat Indonesia. FISH FEST—berangkat dari kata
Fisheries Festival—merupakan rangkaian acara yang terdiri dari diskusi masyarakat sipil
dan seminar nasional yang menjadi langkah awal komitmen Transparency International
Indonesia untuk terus berjalan bersama masyarakat sipil dalam mengawal isu
antikorupsi dan transparansi dalam tata kelola sektor kelautan dan perikanan.
Langkah awal komitmen ini dimulai dengan mengkaji transparansi arah kebijakan
pemerintah melalui ekonomi biru. Saat ini, implementasi blue economy atau “ekonomi
biru” menjadi basis dari arah kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan
yang gencar digaungkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pemerintah
menegaskan bahwa konsep ekonomi biru merupakan salah satu wujud komitmen pada
peningkatan perekonomian berbasis kelautan-perikanan. Selain konsep ekonomi biru,
hadirnya berbagai aturan dan rencana pemerintah seperti digitalisasi berbagai
instrumen pengawasan di tempat pendaratan ikan, terbitnya Perppu No. 2 Tahun 2022
Tentang Cipta Kerja, dan berbagai aturan turunan seperti perikanan terukur berbasis
kuota digadang-gadang sebagai pendukung perekonomian dan salah satu cara untuk
mencegah terjadinya ruang-ruang gelap untuk memuluskan jalannya korupsi. Berbagai
aturan dan rencana tersebut seharusnya menjadi contoh aturan yang mendukung tata
kelola kelautan dan perikanan yang adil dan berkelanjutan. Sayangnya, dinamika pro dan
kontra aturan-aturan ini masih bergulir, menandakan tata kelola kelautan dan perikanan
di Indonesia masih menyimpan beberapa persoalan yang harus segera dibenahi para
pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, Transparency International Indonesia sebagai salah satu
organisasi masyarakat sipil yang berfokus dalam riset dan advokasi peningkatan tata
kelola pemerintah dan korporasi, berupaya untuk terus mengembangkan prinsip
antikorupsi, anti penghindaran pajak, dan mencegah kebocoran perdagangan di sektor
kelautan dan perikanan yang adil dan berkelanjutan di Indonesia. TI-Indonesia hendak
melaksanakan rangkaian acara diskusi masyarakat sipil dan seminar nasional terkait
pentingnya transparansi dan keadilan dalam implementasi ekonomi biru. Harapannya,
rangkaian acara diskusi masyarakat sipil dan seminar nasional ini dapat menjadi sebuah
forum diskusi bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat sekaligus pijakan awal
jangka panjang bagi masyarakat sipil untuk dapat menghasilkan rekomendasi dan
mengawal berbagai keputusan pemerintah, khususnya Kementerian Kelautan dan
Perikanan serta berbagai pemangku kepentingan saat ini dan yang akan datang.

Tujuan Kegiatan

Adapun maksud dan tujuan dari diskusi ini, yaitu:


1. Membuka ruang diskusi bagi pemerintah, akademisi, pelaku usaha,
masyarakat sipil, dan nelayan terkait implementasi ekonomi biru yang
transparan
2. Membuka ruang diskusi bagi masyarakat terkait implementasi ekonomi biru
dan antikorupsi dalam tata kelola kelautan-perikanan

Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Selasa, 21 Maret 2023


Waktu : 11.30 – 16.00 WIB diawali dengan makan siang
Tempat : Le Meridien Jakarta
Jl. Jend. Sudirman Kav. 18-20, Jakarta Pusat

Narasumber

• Keynote Speaker*
Ir. Sakti Wahyu Trenggono M.M – Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia
“Proyeksi dan Tantangan Implementasi Ekonomi Biru yang Transparan di
Indonesia”
• Mas Achmad Santosa – Indonesia Ocean Justice Initiative
“Selayang Pandang Transparansi Ekonomi Biru di Mata Masyarakat Sipil”
• JALA Tech
“Menakar Ekonomi Biru yang Transparan dari Sisi Keberlanjutan Bisnis
Budidaya”
• Forum Peduli Pulau Pari
“Ekonomi Biru dalam Benak Masyarakat Pesisir”

Penanggap:
• Muhamad Karim – Direktur Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban
Maritim
• Siti Khoirun Ni’mah - Oxfam di Indonesia

Moderator:
Natalia Soebagjo – Member of International Council of Transparency International
Agenda Kegiatan

Waktu Kegiatan
11.30 – 13.00 Registrasi dan Makan siang
13.00 – 13.10 Pembukaan oleh MC
13.10 – 13.20 Sambutan dan Pembukaan dari TI Indonesia
13.20 – 13.40 Keynote Speech: Menteri Kelautan dan Perikanan
Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M.
13.40 – 13.50 Pembukaan dari moderator
13.50 – 14. 05 Paparan dari Pembicara 1
Mas Achmad Santosa (IOJI)
14.05 – 14.20 Paparan dari Pembicara 2
JALA Tech
14.20 – 14.35 Paparan dari Pembicara 3
Perwakilan Forum Peduli Pulau Pari
14.35 – 14.50 Tanggapan dari Penanggap:
1. Muhamad Karim (Pusat Kajian Pembangunan Kelautan
dan Peradaban Maritim)
2. Siti Khoirun Ni’mah (Oxfam di Indonesia)
14.50 – 15.15 Diskusi dan Tanya Jawab
15.15 – 15.40 Peluncuran kertas kebijakan dan penyampaian komunike:
DFW Indonesia, PSA IPB, TI Indonesia
15.40 – 15.55 Hiburan: Stand-up Comedy
15.55 – 16.00 Penutup

Penutup
Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai pegangan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Informasi lebih lanjut silakan hubungi Sdri. Bellicia
(081215111685/bangelica@ti.or.id). Terima kasih
Lampiran Undangan On-site
Kementerian/Lembaga
1. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, meliputi:
• Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
• Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
• Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut
• Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
• Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
2. Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia

Pusat Studi dan Akademik


1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
2. Pusat Studi Agraria Institut Pertanian Bogor
3. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor
4. Himpunan Mahasiswa Agribisnis Universitas Trilogi Jakarta
5. HIMAPIKANI
Masyarakat Sipil
1. Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro
2. Auriga Nusantara
3. Basel Institute on Governance
4. Destructive Fishing Watch Indonesia
5. EcoNusa Foundation
6. Environment Justice Foundation
7. Forum Peduli Pulau Pari
8. Greenpeace Indonesia
9. ICEL
10. IM57
11. INFID
12. Indonesia Ocean Justice Initiative
13. Jagalaut.id
14. Kemitraan
15. Koalisi Nelayan Tradisional Indonesia
16. Koalisi Rakyat Kedaulatan Pangan
17. Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA)
18. Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)
19. Ocean Defender Indonesia
20. Ocean Solutions Indonesia
21. Oxfam di Indonesia
22. Pandu Laut Nusantara
23. Papua Study Center
24. Serikat Nelayan Indonesia
25. Seknas FITRA
26. The PRAKARSA
27. WALHI Eksekutif Nasional
28. WALHI Jakarta
29. Yayasan Madani Berkelanjutan
30. Yayasan TERANGI
31. World Resources Institute Indonesia
32. WWF Indonesia

Media Cetak & Daring


1. Kompas
2. Kompas.com
3. Tirto.id
4. Tempo
5. The Jakarta Post
6. CNN Indonesia
7. Detik
8. Hukum Online
9. Media Indonesia
10. Detik.com

Anda mungkin juga menyukai