1. Paradigma Konservasionistik
2. Paradigma Developmentalistik
3. Paradigma Eko-Populis
Perspektif 1:
Green Economy
Blue Economy
(Berdaya 2. Sirkuler 2. Ekosistem
Rusak) 3. Kolektif 3. Simbiosis
2. Linier 4. Lesser Evil 4. Kelimpahan
3. Individualis 5. Relience 5. Otonomi
4. Ketimpangan
Kekayaan
5. Ketergantung
an
mengembangkan
pengelolaan
koperasi perikanan
konsumsinya bersama wilayah
disertai dukungan
bersifat lokalitas, laut (common pool
teknologi informasi
resources)
dan;
Kemana Arah
Pembangunan Maritim
Indonesia?
Nalar Konstitusi Pembangunan Ekonomi
Indonesia
• Bung Hata (1977), Ekonomi Terpimpin untuk Kedaulatan Ekonomi
• Kedaulatan ekonomi itu dapat secara riil kita miliki jika kita
melaksanakan Pasal 33 UUD 1945 secara konsekuen.
• Kedaulatan ekonomi berisikan “kemampuan masyarakat dan
bangsa dengan semangat berdikari, memiliki individualitas,
autoaktivitas, gotong royong, kekeluargaaan, memiliki harga
diri, kepercayaan pada diri sendiri serta jiwa bangsa yang
berkepribadian”.
• Bung Hatta menolak paham “national income”, cara berpikir
secara keseluruhan sebagai “aggregate thinking”. Sebab, bisa
saja pendapatan nasional bertambah, namun pendapatan
rakyat masing-masing ditekan serendah-rendahnya.
• Secara tegas, Bung Hatta mengatakan bahwa ini tidak sesuai
dengan cita-cita memperbesar kemakmuran rakyat yang
tertanam dalam undang-undang dasar kita (Hatta, 1977).
menimbulkan tragedi komoditas (tragedy of
commodity) akibat orientasi ekspor yang memicu
deplesi dan disrupsi sosial masyarakat pesisir.