Anda di halaman 1dari 95

PENERAPAN MARINE BIOTECHNOLOGY

DALAM MENUNJANG KONSEP BLUE ECONOMY


UNTUK PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN

Oleh:
Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University


Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia
Ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara)
Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and
Ocean Development, University of Bremen, Germany
Honorary Ambassador of Jeju Islands dan Busan Metropolitan City, South Korea
Koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020 - 2024

Disampaikan pada:
Marine Biotech Webinar Series #1
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP (BBRPPBKP)
Daring, 28 Juni 2021
I PERAN STRATEGIS BIOTEKNOLOGI DAN BLUE ECONOMY
DALAM PEMBANGUNAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN BERKELANJUTAN

Rokhmin Dahuri ID
❖ Di era Industry 4.0 dan kehidupan yang bercirikan VUCA
(Volatile, Uncertain, Complex, and Umbiguous), hampir
semua aspek kehidupan manusia susah untuk diprediksi.

❖ Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa kebutuhan


manusia terhadap bahan pangan (termasuk komoditas
dan produk perikanan), sandang, bangunan, farmasi,
mineral, energi, SDA lain, ruang kehidupan (perumahan,
perkantoran, kawasan industri, dan infrastruktur) serta
jasa-jasa lingkungan yang berkualitas akan terus
meningkat. Sedangkan, produksi segenap komoditas,
produk, SDA, dan jasa-jasa lingkungan tersebut secara
alamiah bersifat terbatas, bahkan cenderung menurun
akibat overeksploitasi, kerusakan lingkungan, dan
Perubahan Iklim Global.
Rokhmin Dahuri ID
❖ Karena potensi produksi lestari (Maximum Sustainable Yield =
MSY) stok ikan di ekosistem perairan alam (laut, sungai, dan
danau) itu bersifat terbatas, dan tidak bisa ditingkatkan (MSY
SDI laut – RI sebesar 12,5 juta ton/tahun, MSY SDI PUD – RI
sebesar 3,2 juta ton/tahun, dan MSY SDI laut – Dunia sekitar 90
– 100 juta ton/tahun). Selain itu, perikanan tangkap
berkelanjutan, hanya bisa diwujudkan, bila laju penangkapan
ikannya < MSY → Maka, peningkatan volume produksi ikan
untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, dapat
dilakukan melalui pengembangan perikanan budidaya
(aquaculture) dan bioteknologi kelautan (marine
biotechnology).

❖ Potensi produksi lestari aquaculture – RI sekitar 100 juta


ton/tahun. Potensi produksi lestari juga ada batasnya, sesuai
dengan Daya Dukung Lingkungan mikro (kolam) maupun makro
(kawasan). Rokhmin Dahuri ID
❖ Pada titik inilah, Bioteknologi Kelautan melalui genetic
engineering (DNA squencing, DNA recombinant, gene editting,
dan lainnya) telah mampu melipatgandakan produktivitas usaha
aquaculture. Selain itu, melalui genetic engineering telah mampu
membudidayakan organisme (flora dan fauna) di suatu ekosistem
yang secara alamiah sebenarnya tidak cocok (suitable).
Contohnya: budidaya padi GMO (Genetically Modified Organism)
di ekosistem perairan laut Qingdo, China.

❖ Dengan Bioteknologi Kelautan, ikan dan biota laut lainnya tidak


hanya bermanfaat sebagai bahan pangan (khususnya protein
hewani), tetapi juga dapat diekstrak senyawa bioaktif (bioactive
compound) nya sebagai bahan baku (raw materials) untuk industri
farmasi, functional foods, kosmetik, cat, film, bioenergy, dan
berbagai macam jenis industri lainnya.

❖ Dan, Bioteknologi Kelautan melalui teknik bioremediasi dapat


mengatasi (memulihkan) ekosistem perairan yang tercemar. Rokhmin Dahuri ID
II BLUE ECONOMY
DALAM PEMBANGUNAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN BERKELANJUTAN

Rokhmin Dahuri ID
❖ Munculnya konsep (paradigma) Green Economy (Ekonomi
Hijau), dan kemudian Blue Economy (Ekonomi Biru) sejak
akhir 1980-an sebenarnya merupakan response atas
kegagalan paradigma ekonomi konvensional
(Kapitalisme).

❖ Meskipun PDB Dunia meningkat secara fenomenal, dari


US$ 0,95 trilyun pada 1753 menjadi US$ 100 trilyun pada
2019 (Bank Dunia, 2020), tetapi Kapitalisme gagal
mengatasi kemiskinan, ketimpangan ekonomi (kaya vs
miskin), dan malah mengakibatkan kerusakan lingkungan
(overeksploitasi SDA, pencemaran, biodiversity loss, dan
Perubahan Iklim Global) yang telah mengancam
keberlanjutan pembangunan ekonomi, bahkan kehidupan
manusia (Sach, 2015; Al-Gore, 2019).
Rokhmin Dahuri ID
➢ A Green Economy is one that results in
improved human well-being and social
equity, while significantly reducing
environmental risks and ecological
scarcities (UNEP, 2011).
➢ Green Economy adalah ekonomi yang dibangun dan
digerakkan oleh aktivitas manusia (produksi,
transportasi, distribusi, dan konsumsi) yang
mengemisikan sedikit CO2 (low carbon),
menggunakan SDA secara efisien (resource efficient),
dan secara sosial hasilnya dapat dinikmati oleh umat
manusia secara adil (socially inclusive).
Rokhmin Dahuri ID
Green Economy (UNEP. 2012)
Economic Resources Progress and
Transformation Efficiency Well-being
Use of resources
Eco-friendly Green goods and
associated with
investment services
economic activity

Low carbon,
Human capital
minimizing waste

Rokhmin Dahuri ID
❖ Kelemahan Green Economy
1. Mengatasi masalah hanya di sisi ekosistem alam
(supply side) dengan cara: (1) pengurangan laju
eksploitasi SDA, (2) memperbanyak kawasan
lindung (protected areas), (3) pengurangan laju
buangan limbah dan emisi, dll. Tetapi, sisi
permintaan (demand side), khususnya gaya hidup
penduduk di negara-negara maju yang sangat
konsumtif, throw away society, dan hedonis, tidak
diperbaiki. Dengan kata lain, Green Economy baru
memecahkan fenomena, belum menyentuh akar
masalah pembangunan ekonomi kapitalistik
(konsumtif, hedonis, dan hegemonik). Rokhmin Dahuri ID
2. Implementasi Green Economy umumnya
lebih mahal ketimbang Ekonomi
Konvensional (Kapitalisme).

3. Green Economy terlalu menekankan pada


konservasi dan perlindunhgan lingkungan,
tetapi mengorbankan pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan sosial.

Rokhmin Dahuri ID
➢ Selanjutnya, sejak 2009 berkembanglah
konsep ‘Blue Economy’ (Ekonomi Biru).
➢ Dalam perkembangannya, terdapat 2 mahzab
(schools of thought) tentang Blue Economy:
(1) Gunter Pauli (2010), dan (2) UNEP (2012).

Rokhmin Dahuri ID
A. Mahzab Gunter Pauli
➢ “ Blue economy is an economic system that generates no
waste and no emissions, yet creates jobs, contribute to
social capital, and does not entail a higher cost” (“sebuah
sistem ekonomi yang tidak menghasilkan limbah dan
emisi, dan pada saat yang sama mampu menciptakan
lapangan kerja, berkontribusi terhadap pembentukan
modal sosial, dan tidak memerlukan biaya tinggi”).
➢ “ An economic system that does not demand more of the
Earth, but do more with what the Earth provides”. Atau,
“sebuah sistem ekonomi yang tidak meminta lebih dari
bumi , tetapi memaksimalkan apa (SDA dan jasa-jasa
lingkungan) yang dapat disediakan oleh bumi ”.

Rokhmin Dahuri ID
• Atas dasar kedua definisi diatas → maka dalam praktiknya, Blue
Economy mengikuti 3 prinsip berikut:

1. Segenap kegiatan manusia dan pembangunan harus


meneladani (emulate) prinsip dan cara kerja
ekosistem alam (natural ecosystem).
2. Aktivitas pembangunan dan kegiatan manusia
keseharian (produksi, konsumsi, dan transportasi)
harus menggunakan SDA secara efisien dan tidak
membuang limbah dan emisi (to leave nothing to
waste) seperti halnya ekosistem alam. Sebab, di
alam, “waste for one is food for another”.

Rokhmin Dahuri ID
3. Melalui penerapan inovasi teknologi, kreativitas, dan
entrepreuneurship, setiap SDA yang diambil dari
alam harus ditingkatkan nilai guna dan nilai
tambahnya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi
umat manusia, menciptakan lapangan kerja, dan
kesejahteraan secara adil dan berkelanjutan.
➢ Jadi, Blue Economy bisa diaplikasikan di semua
sektor pembangunan, baik yang berada di daratan
maupun di laut.
➢ Dengan demikian, kata blue (biru) tidak berarti Blue
Economy (Ekonomi Biru) hanya mencakup sektor-
sektor ekonomi kelautan.
Rokhmin Dahuri ID
Gambar. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Blue Economy

Zero Waste &


Social
Cyclic system of
production Inclusiveness
Nature’s
efficiency
Innovation and Multiple
adaptation Economic Effects

Rokhmin Dahuri ID
Gambar. Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Blue Economy

Logics of
ecosystem
Innovation
&
Creativity Learning
from nature

Rokhmin Dahuri ID
➢ B. Mahzab UNEP
➢ “Blue Economy means the use of the seas and its
resources for sustainable economic development”
(Ekonomi Biru adalah konsep/cara pemanfaatan
ekosistem laut serta SDA yang terdapat di dalamnya
untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan).
➢ Pada dasarnya, Blue Economy adalah aplikasi Green
Economy di bidang kelautan (in a Blue World) (UNEP,
2012).
➢ Padanan istilah Blue Economy: Blue Green Economy,
Blue Growth, The New Maritime Green Economy,
Green Economy in a Blue World, or Green Growth in
Fisheries and Aquaculture.
Rokhmin Dahuri ID
Perbedaan Antara Red/Brown Economy,
Green Economy, Dan Blue Economy

Red /Brown Green


Parameter Blue Economy
Economy Economy
Produksi Tinggi Optimal Optimal
Biaya Produksi Tinggi Tinggi Rendah
Social Capital Rendah Rendah Tinggi
Limbah Tinggi Rendah Nir limbah
Tanpa merusak
Kerusakan Lingkungan Tinggi Rendah
lingkungan
Subsidi Tinggi Tinggi Rendah
Investasi Tinggi Tinggi Rendah

Rokhmin Dahuri ID
III DOMAIN, POTENSI, DAN TINGKAT
PEMANFAATAN BLUE ECONOMY

Rokhmin Dahuri ID
Ekonomi Kelautan (Marine Economy)

“Kegiatan ekonomi yang


berlangsung di wilayah pesisir dan
lautan, dan kegiatan ekonomi di
darat (lahan atas) yang
menggunakan SDA dan jasa-jasa
lingkungan kelautan untuk
menghasilkan barang dan jasa
(goods and services) yang
dibutuhkan umat manusia”

(Dahuri, 2003; Kildow, 2005)


Rokhmin Dahuri ID
WILAYAH NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
LUAS DARAT LUAS LAUT
2
2
1,9 juta km 5,8 juta km
(25%) (75%)
LAHAN DARAT
72% PERAIRAN TAWAR

28%
• Jumlah pulau 17.504, terdaftar di PBB (sudah bernama INDONESIA NEGARA BAHARI DAN
$ berkoordinat) 14.572 pulau
• Garis pantai terpanjang kedua di dunia (99.149 km) KEPULAUAN
Sumber: data dan informasi geospasial, 2017 TERBESAR DI DUNIA
Rokhmin Dahuri ID
❖ Total potensi sebelas sektor Blue
Economy Indonesia: US$ 1,348
triliun/tahun atau 5 kali lipat
APBN 2019 (Rp 2.400 triliun = US$
190 miliar) atau 1,3 PDB Nasional
saat ini.
❖ Lapangan kerja: 45 juta orang atau
40% total angkatan kerja
Indonesia.
❖ Pada 2018 kontribusi ekonomi
kelautan bagi PDB Indonesia
sekitar 10,4%. Negara-negara lain
dengan potensi kelautan lebih
kecil (seperti Thailand, Korsel,
Jepang, Maldives, Norwegia, dan
Islandia), kontribusinya > 30%.
Rokhmin Dahuri ID
ESTIMASI NILAI EKONOMI SEKTOR- SEKTOR
EKONOMI KELAUTAN INDONESIA
NILAI EKONOMI (MILYAR
NO SEKTOR EKONOMI
DOLAR AS/TH)
1. Perikanan Tangkap (KKP) 30
2. Perikanan Budidaya (KKP) 210
3. Industri Pengolahan Hasil Perikanan (KKP) 100
4. Industri Bioteknologi Kelautan (KKP) 180
5. ESDM (Garam, BMKT: KKP) 210
6. Parawisata Bahari 60
7. Transportasi Laut 30
8. Industri dan Jasa Maritim 200
9. Coastal Forestry 8
10. Sumber Daya Wilayah Pulau Kecil (KKP) 120
11. Sumber daya Non-Konvensional (KKP ?) 200

Total 1.338
Rokhmin Dahuri ID
Nilai dan Kontribusi Ekonomi Kelautan
KONTRIBUSI KONTRIBUSI Kontribusi KONTRIBUSI
NILAI NILAI
TERHADAP TERHADAP Terhadap TERHADAP
KLASTER (Miliar (Miliar
PDB PDB PDB PDB
Rupiah) Rupiah)
MARITIM NASIONAL Maritim NASIONAL
20210 2018
PERIKANAN 1.766,54 22,59 % 2,58 % 285.635,61 26,33 % 2,74 %
ESDM 3.721,54 47,59 % 5,43 % 403.307,24 37,17 % 3,87 %
INDUSTRI
148,58 1,90 % 0,22 % 2.249,66 0,21 % 0,02 %
BIOTEKNOLOGI
INDUSTRI MARITIM 142,32 1,82 % 0,21 % 18.413,66 1,70 % 0,18 %
JASA MARITIM 530,20 6,78 % 0,77 % 97.115,65 8,95 % 0,93 %
PARIWISATA 802,33 10,26 % 1,17 % 123.923,18 12,25 % 1,28 %
PERHUBUNGAN 444,18 5,68 % 0,65 % 76.787,01 8,08 % 0,74 %
BANGUNAN LAUT 129,81 1,66 % 0,19 % 21.465,72 1,98 % 0,21 %
HANKAM 349,55 4,47 % 0,51 % 47.073,63 4,34 % 0,45 %
PDB MARITIM 728.000 11,40 % 1.084.970,85 10,41 %
PDB NASIONAL 6.859.649 10.425.316

Sumber : Menkomarvest (2019)

Rokhmin Dahuri ID
POTENSI PRODUKSI LESTARI DAN TINGKAT
PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN INDONESIA

Jenis Kegiatan Luas Potensi Produksi Tingkat


Potensial( Produksi 2018 Pemanfaatan
Perikanan juta km2) (juta ton/tahun) (juta ton) (%)

A. Perikanan Tangkap 7,36


1. Laut 5,80 12,54 6,70 53,43
2. Perairan Umum 0,13 3,03 0,66 21,78
B. Perikanan Budidaya 15,80
1. Laut 0,24 60,00 10,32 17,20
2. Tambak (Payau) 0,02 34,36 1,93 5,62
3. Perairan Umum dan
0,02 5,70 3,55 62,28
Tawar
TOTAL 6,63 115,63 23,16 20,03
Sumber: KKP dan BPS 2019 diolah RDI Rokhmin Dahuri ID
The Blue Economy Sectors in European Union

NO SECTOR SUB-SECTOR NO SECTOR SUB-SECTOR

A. The Established Sector B. Emerging Sector


• Primary sector • Floating offshore wind
• Processing of fish products • Wave and tidal energy
1 Marine Living Resources •
• Distribution of fish 1 Ocean Energy
Floating solar photovoltaic
products energy
• Oil and Gas • Hydrogen generation
2 Marine non-living resources offshore
• Other minerals
3 Marine renewable energy • Offshore wind energy • The algae sector
• Cargo and warehousing • Case studies: Initiative
4 Port activities Blue Bioeconomy and
• Port and water projects 2 focusing on the algae
Biotechnology
• Shipbuilding sector for blue technology
5 Shipbuilding and repair
• Equipment and machinery
• Passenger transport • Current desalination
6 Maritime transport • Freight transport capacity
• Services for Transport • Desalination costs
• Accommodation • Outlook
7 Coastal tourism • Transport • Industrial leadership and
3 Desalination
• Other expenditure R&D
• Coupling desalination and
water reuse: a strategy
option for the
Mediterranean
4 Marine minerals
5 Maritime defence • Navies
Sumber: European Commission (2020)
6 Submarine cables Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
IV FUNGSI DAN PERAN
BIOTEKNOLOGI KELAUTAN
DALAM PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN BERKELANJUTAN

Rokhmin Dahuri ID
A. DEFINISI BIOTEKNOLOGI KELAUTAN

“Bioteknologi kelautan adalah teknik penggunaan biota laut


atau bagian dari biota laut (seperti sel atau enzim) untuk
membuat atau memodifikasi produk, memperbaiki kualitas
genetik atau fenotip tumbuhan dan hewan, dan
mengembangkan (merekayasa) biota laut untuk keperluan
tertentu, termasuk perbaikan lingkungan”
(Lundin and Zilinskas, 1995)

“The application of science and technology to living organisms


from marine resources, as well as parts, products and models
thereof, to alter living or non-living materials for the
production of knowledge, goods and services”
(OECD, 2017)
Rokhmin Dahuri ID
Various Formations and Taxa With Valorization
Potential For Marine Biotechnology

Rokhmin Dahuri ID
B. Domain Bioteknologi Kelautan
1. Ekstraksi senyawa bioaktif (bioactive
compounds/natural products) dari biota laut
untuk bahan baku bagi industri nutraseutikal
(healthy food & beverages), farmasi, kosmetik, cat
film, biofuel, dan beragam industri lainnya .
2. Genetic engineering untuk menghasilkan induk
dan benih ikan, udang, kepiting, moluska, rumput
laut, tanaman pangan, dan biota lainnya yang
unggul.
3. Rekayasa genetik organisme mikro (bakteri) untuk
bioremediasi lingkungan yang tercemar.
Rokhmin Dahuri ID
1. Ekstraksi Senyawa Bioaktif
No Organisme Laut Senyawa Bioaktif Kegunaan
1 Sponges dan Karang Bastadin, Okadaic anti kanker, anti bakteri, anti asma, anti fouling
Lunak Acid, Monoalide
2 Spirulina (micro algae) Pycocyanin, Klorofil, kesehatan hati dan ginjal, kesehatan mata,
Zeasantin antikanker, antiracun, menurunkan kolesterol,
menurunkan lipida darah
3 Rumput Laut (Sargassum Alginat, Karagenan, Alginat (tekstil, farmasi, pupuk, dll) Karagenan
sp, Eucheuma sp, dan Agar-agar (pengental, stabilisator), agar-agar (farmasi,
Gracillaria sp) makanan)
4 Invertebrata: Tunicate penyembuhan penyakit leukimia, B-16
(Tridemnum sp) melanoma, dan M5076 sarcoma
5 Tempurung Kura-kura obat luka dan tetanus
dan Penyu
6 Kuda Laut obat penenang atau obat tidur; dan sebagai obat
kuat semacam viagra
7 Empedu Ikan Buntal Tetrodotoksin memperbaiki saraf otak yang rusak dan sebagai
zat anestesi
8 Limbah Krustasea Khitin dan Khitosan kertas, tekstil, bahan perekat (adhesives), bahan
pengkelat dan obat penyembuh luka.
9 Teripang kolagen, MPS penyembuhan stroke, asama, diabetes melitus,
(mucopolisacarida), jantung koroner, hepatitis, psoriasis, asam urat,
EPA, dan DHA dan radang sendi/osteoarthritis

Rokhmin Dahuri ID
Kegunaan Organisme Laut dalam Aplikasi Bioteknologi

Sumber: Rotter et al. (2021) Rokhmin Dahuri ID


Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Distribution of
Publications on the
Applications of
Marine Biotechnology
in the Food or
Pharmaceutical
Sectors

Sumber: Daniotti, S.; Re, I. (2021)

Top 10 scientific research-producing Top 10 journals on the applications of marine


countries in the world biotechnology in the food or pharmaceutical sectors

Rokhmin Dahuri ID
2. Rekayasa Genetik (Genetic Engineering)

• Penerapan rekayasa genetik dalam industri


bioteknologi kelautan, mengarah kepada bioteknologi
di bidang akuakultur
• Rekayasa genetik banyak digunakan pada ikan
konsumsi (salmon, udang, nila, dll) maupun ikan hias
(zebra, tetra, dll) untuk menghasilkan ikan (biot laut)
unggul sesuai keinginan seperti: bebas penyakit (SPF),
tahan terhadap serangan penyakit (SPR), fast
growing, tahan terhadap perubahan lingkungan,
merubah karakteristik biokimia dari daging ikan (cita
rasa), mengubah jalur metabolisme (efisiensi pakan),
dll.
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
THE APPLICATIONS OF GENES OF MARINE ORGANISMS PATENTED

Source: Arrietaa et al (2010)


Rokhmin Dahuri ID
Volume/Profit Pyramid Value For Marine
Biotechnology Domains

Sumber: Martins et al. 2014


Rokhmin Dahuri ID
3. Pengendalian Pencemaran Lingkungan
No Pengendalian Limbah Organisme Laut
Limbah hidrokarbon
1 Degradasi hidrokarbon Pseudomonas putida
dalam tumpahan minyak
2 Degradasi Polisiklik Kelompok bakteri Actinobacter,
Aromatik Hidrokarbon Pseudomonas monteilii,
(PAH) Pseudomonas stutzeri, dan
Pseudomonas xanthomarina,
Cycloclasticus sp.
Limbah plastik
3 Degradasi Plastik Kocuria palustris, Bacillus pumilus,
Bacillus subtilis, Pseudomonas sp.,
dan Moraxella sp.
4 Degradasi Persistence Pseudoalteromonas, Psychrobacter,
Organics Pollutans (PCB) Arthrobacter, Dehalobium
chlorocoercia, dan Burkholderia
xenovorans
5 Bioadsorpsi Logam Berat Enterobacter cloaceae, Vibrio harveyi,
Pseudomonas, Escherichia, Bacillus,
Desulfovibrio, Desulfomicrobium,
Desulfotomaculum, dan Limbah logam berat
Pseudomonas aeruginosa

Sumber: Nur Fitriah Afianti (2018) Rokhmin Dahuri ID


“Marine Biotechnology Industry is a
huge market, about four times the size
of the current semiconductor (IT
industry) market”
(Ministry of Maritme Affairs and Fisheries, Republic of Korea.
2002. Vision for Marine Policy of Korea: Blue Revolution for the
21st Century)

Rokhmin Dahuri ID
V PERKEMBANGAN
INDUSTRI BIOTEKNOLOGI KELAUTAN
INDONESIA

Rokhmin Dahuri ID
➢ Sumber (dasar) Industri Bioteknologi Kelautan
(IBT) adalah keanekaragaman hayati laut
(marine biodiversity).
➢ Karena Indonesia memiliki marine biodiversity
terbesar di dunia, maka mestinya Indonesia lah
sebagai produsen IBT terbesar (nomor satu) di
dunia.
➢ Namun, hingga kini IBT Indonesia masih
tertinggal jauh dari negara-negara dengan
potensi Bioteknologi Kelautan yang jauh lebih
kecil, seperti Malaysia, Thailand, China, Korea
Selatan, dan Australia.
Rokhmin Dahuri ID
Potensi Sumber Daya Pesisir dan Laut Indonesia

KAYA SUMBER DAYA KAYA KEANEKARAGAMAN KAYA SUMBER DAYA


IKAN HAYATI LAUT ENERGI
- 45% Jumlah Spesies - 76% Spesies Koral Dunia - 70% Produksi Migas
Ikan Dunia - 37% Spesies Ikan Karang Indonesia dari Kawasan
- Kaya Daerah Dunia Pesisir dan Lautan
Penangkapan Ikan - 14% Luas Koral Dunia - Potensi Energi Panas Laut
(Major Fishing Grounds) (OTEC) Terbesar di Dunia
- 60% Jenis Mangrove Dunia
- Wilayah Pemijahan - Total Potensi Teoritis
Ikan Dunia (Spawning - 22,6% Luas Mangrove Dunia Energi Laut Indonesia
Grounds) - 21,6% Jenis Lamun Dunia mencapai 4.676 GW

Sumber: Spalding et al., 2010 dan berbagai sumber Rokhmin Dahuri ID


Indonesia Sebagai Strategic Fishing Grounds

45% Jumlah Major Fishing


Spesies Ikan Dunia Grounds

Kaya Potensi
Lahan Marikultur

Wilayah Spawning Area Potensial

Grounds Dunia

Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
PRODUK BIOTEKNOLOGI KELAUTAN DI INDONESIA

Rokhmin Dahuri ID
Produk Kecantikan Berbahan Dasar dari Laut

Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Produk Karagenan untuk Makanan

Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Produk Minyak Ikan Gabus

Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
VI PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI
BIOTEKNOLOGI KELAUTAN
DI INDONESIA

Rokhmin Dahuri ID
1. Pada umumnya, R & D Bioteknologi Kelautan perlu waktu lama
(5 – 10 tahun) dan biaya relatif mahal untuk menghasilkan
produk farmasi, kosmetik, bioenergy, spesies unggul, microba
untuk bioremediasi, dan lainnya.
2. Sebagian besar sektor swasta (industri) kurang atau tidak
memiliki jiwa nasionalisme, sehingga mereka lebih senang
membeli produk teknologi impor dari pada mengembangkan
(scaling up) dari hasil penelitian pada tahap invention
(prototipe) menjadi produk teknologi komersial (innovation).
3. Persepsi negatip tentang produk bioteknologi kelautan, yang
dikhawatirkan membahayakan organisme lain dan ekosistem
alam.
4. Ekosistem inovasi, khususnya untuk IBK, belum terwujud: (1)
SDM peneliti dan perekayasa, (2) prasarana dan sarana R & D,
(3) anggaran R & D, (4) insentif dan disinsentif, (5) kebijakan
politik – ekonomi, dan (5) linkages antar keempat sub-sistem itu.
Rokhmin Dahuri ID
VII STRATEGI PENGEMBANGAN
INDUSTRI BIOTEKNOLOGI
KELAUTAN DI INDONESIA

Rokhmin Dahuri ID
1. Revitalisasi Industri Bioteknologi Kelautan existing.
2. Pengembangan industri pakan (feed) berbasis
microalgae dan biota laut lainnya.
3. Pengembangan industri functional food (healthy food
& beverages), farmasi, dan kosmetik berbasis
macroalgae (rumput laut), microalgae, chitin and
chitosan, dan sisik atau kulit ikan.
4. Pengembangan biofuel berbasis microalgae.
5. Genetic engineering untuk menghasilkan induk dan
benih ikan, udang, kepiting, moluska, rumput laut,
tanaman pangan, dan biota lainnya yang unggul: (1)
SPF, (2) SPR, (3) fast growing, (4) resilient dan adaptif
terhadap perubahan iklim, dll.
6. Bioremedasi.
Rokhmin Dahuri ID
7. Bekerjasama saling menguntungkan dan menghormati
dengan MNCs yang bonafide dan credible (seperti
Unilever, Pfizer, Johnson & Johnson, dan Biopolis) untuk
melakukan R & D dari tahap bioprospecting, ekstraksi
senyawa bioaktif, dan memproses (mentransformasi)
berbagai senyawa bioaktif tersebut menjadi berbagai
produk farmasi, kosmetik, pangan fungsional, bioenergy,
dan lainnya.
8. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM IBK, prasarana &
sarana, dan anngaran.
9. Sistem insentif bagi mereka (peneliti, industri, dan
stakeholders) yang mau dan menghasilkan produk IBK,
dan disintensif bagi mereka yang sebaliknya. Contoh
insentif: tax deduction, insentif fiskal, dan pengahrgaan
sosial.
10. Pengembangan ekosistem inovasi IBK.
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
The Sectors Served by Marine Biotechnology

Source: G. R. Greco, Marco Cinquegrani (2016) Rokhmin Dahuri ID


POTENTIAL MARINE BIOTECHNOLOGY PRODUCTS AND SERVICES

No Sub-sector Potential Product Areas Specific Product Areas


1 Health Pharmaceuticals Anti-cancer drugs, anti-viral drugs, novel antibiotics;
wound healing; anti-inflammatory; immunomodulatory
agents
Biomaterials Bioadhesives, wound dressings, dental biomaterials;
alternative disinfectants (being more environmentally
friendly and avoiding resistance development); medical
polymers; dental biomaterials; coating for artificial bones
that enhance biocompatibility; medical devices.
Other Tissues regeneration, 3D tissue culture

2 Cosmetics Functional ingredients UV-filter, after sun; viscosity control agents; surfactants;
preservatives; liposomes, carrier systems for active
ingredients; regulation of sebum;
Raw materials Micro and Macro-algae extracts; colourants, pigments;
fragrances; hair-styling raw materials
3 Food Functional foods Prebiotics; omega 3 supplements;

Nutraceuticals Useful as antioxidants, anti-inflammatory; fat loss;


reducing cholesterol; anti-HIV properties, antibiotic and
mitogenic properties anti-tumour; iodine deficiency,
goitre and myxoedema; anti-influenza; treatment of
gastric ulcers;

Rokhmin Dahuri ID
Next...
No Sub-sector Potential Product Areas Specific Product Areas
Food products and A stabiliser, suspending agents, bodying agents, makes a
ingredients of marine good jelly, prevents separation and cracking, suspending
origin agent, foaming agent

Food packaging and Films and coatings with antimicrobial effects


conservation
4 Energy Renewable energy Microalgae; produce polysaccharides (sugars) and
processes (micro and triacylglycerides (fats) that can be used for producing
macroalgae) bioethanol and biodiesel. Macroalgae; large scale
cultivation of macroalgae (seaweed) for the production
of biofuel
Microbial Enhanced Enhanced oil recovery and productive life oil

Oil Recovery (MEOR) Reservoirs

Industrial additives Anti-blur additives for textile printing, binding agent in


welding rods, drilling fluid
5 Aquaculture Seed Surrogate broodstock technologies; transgenic
approaches; developing culture species; selective
breeding of existing cultured species for novel and
disease resistant hybrids
Feed Fish oils produced from algae; pigments in fish feed

Disease Treatment Diagnosis; treatment of disease; disease-resistant strains

Aquaculture systems Treatment of re-circulated water


Rokhmin Dahuri ID
Next...

No Sub-sector Potential Product Areas Specific Product Areas


6 Marine Bioremediation Biosurfactants (BS), bioemulsifiers (BE) induce
environmental emulsification, foaming, detergency, wetting
health dispersion, solubilisation of hydrophobic compounds
and enhancing microbial growth enhancement;
marine exopolysaccharides (EPs) induce
emulsification.
De-pollution Removal of toxic elements including metals (lead,
cadmium, zinc and metal ions); removal of dyes.
Bio-sensing Biomarkers and biosensors for soil sediment and
water testing; to identify specific chemical compounds
or particular physio-chemical conditions, presence of
algal blooms, human health hazards.
Antifouling Reduce drag and fuel use for boat-going vessels
without any negative environmental impacts.
Bio-adhesives Underwater industrial adhesives.

7 Other Bio-refineries Biodiesel; feedstock for the chemistry industry;


(separation of essential fatty acids, proteins and carbohydrates for
functional biomass food, feed for animals (replacement of feed with
fishmeal) and production of proteins and chemical
components) building blocks;

Source: ECORYS, 2014


Rokhmin Dahuri ID
Marine Biotechnology Advances Towards Applications In New Functional Foods

Sumber: Frietas et al. (2012) Rokhmin Dahuri ID


The potential for using marine organisms in food and
feed industries and for bioremediation processes

Rokhmin Dahuri ID
The potential for using marine organisms to produce
biomaterials for medical use

Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Biofuel Generation

Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
Rokhmin Dahuri ID
TERIMAKASIH

rokhmindahuriid

Anda mungkin juga menyukai