Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK BUDIDAYA

RUMPUT LAUT
(Kappaphycus alvarezii)
PRATAMA MULYA HADI SAPUTRA
RAHMAT HIDAYATULLAH
NABILLA ANANTA
MERIZA INKA NOVIA SARI
BIOLOGI UMUM RUMPUT LAUT
1) Klasifikasi dan Morfologi Klasifikasi
Kappaphycus alvarezii adalah sebagai berikut :
Phylum : Hallophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Familia : Solieriaceae
Genus : Kappaphycus
Spesies : Kappaphycus alvarezii
2) Habitat dan Penyebaran Rumput laut
Laut dangkal adalah ekosistem yang berada pada kedalaman kurang dariu 500 meter.Ekosistem yang ada
dilaut dangkal adalah ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun atau sering disebut sea grass
( Mulyono dkk, 2018 ) .
3) Kandungan dan Manfaat
Rumput laut merupakan salah satu alga laut, yaitu tanaman terestial yang mengandung sejumlah
karakteristik fisiologis dan biokimia. Rumput laut terdiri dari dinding sel polisakarida spesifik, dikenal dengan
agar-agar dan karaginan. Rumput laut jenis Kappaphycus Alvarezii (=Eucheuma cotonii) merupakan salah satu
alga merah ekonomis penting. Jenis ini sebagai sumber bahan mentah untuk ekstraksi karaginan (penghasil kappa
karaginan) yang digunakan pada berbagai industri makanan, kosmetik, farmasi dan aplikasi industri lainnya (Mei,
2014).
4) Pola Reproduksi
Menurut (Sanjaya, 2011).Pada tanaman rumput laut dikenal tiga
macam pola reproduksi, yaitu:
1. Reproduksi generatif (seksual) dengan gamet, 2.Reproduksi
vegetatif (aseksual) dengan spora, dan 3.Reproduksi fragmentasi
dengan potongan thallus (stek).
a. Reproduksi generatif (seksual)
Reproduksi secara seksual melibatkan tumbuhan jantan dan betina. Tumbuhan ini menghasilkan sel gamet
haploid. Apabila terjadi zygote diantara kedua gamet jantan dan betina, akan dihasilkan carposporophyte yang
bersifat diploid. Carposporophyte terdapat pada cystocarp. Carposporangia terlepas dalam perairan berkembang
menjadi tetrasporophyte yang nantinya akan memproduksi tetrasporangia . Perkembangbiakan Gracilaria pada
garis besarnya melalui dua cara,yaitu:
1. Tidak kawin
vegetasi, yaitu dengan cara penyetekan;
konyugasi, yaitu dengan cara peleburan dinding sel sehingga terjadi pencampuran protoplasma dari dua
atau lebih thalli; · penyebaran spora yang terdapat pada kantung spora (carpospora, cystocarp).
2. Kawin
Perkawinan antara gamet-gamet yang dihasilkan dari gametofit yang merupakan hasil germinasi dari
spora. Untuk siklus hidup secara seksual pada rumput laut dapat dilihat pada jenis Gracilaria sp
b. Reproduksi vegetatif (aseksual)
Reproduksi aseksual berupa pembentukan suatu individu baru
melalui perkembangan spora. Perkembangbiakan dengan spora berupa
pembentukan gametofit dari tetraspora yang dihasilkan dari
tetrasporophyte.
c. Reproduksi fragmentasi dengan potongan thallus (stek)
Budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii, umumnya dilakukan dengan
cara penyetekan sehingga didapatkan bibit untuk dikembangbiakkan
secara produktif. Bibit berasal dari thallus yang dipotong pada bagian
ujung percabangannya (Efendi, 2017).
5) Siklus Hidup
Adapun untuk proses perkembang biakan dan klasifikasi rumput laut ini dilakukan dengan dua jenis, yaitu
antara seksual dan seksual.
a. Perkembangbiakan Seksual
Adapun untuk perkembang biakan seksual pada umumnya dilakukan dengan cara anisogami dan oogami
yang mana keduanya juga sering disebut dengan hetergomi. Pada perkembang biakan yang satu ini, gamet –
gamet yang dihasilkan oleh rumput laut khususnya gametangia terdiri atas dua macam, yaitu spermatangia
( antheridium ) yang nantinya akan menghasilkan sperma, dan oogimium yang menghasilkan sel telur, yang
nantinya akan menghasilkan keturunan rumput laut yang lainnya.
b. Perkembangbiakan Aseksual
Sedangkan untuk proses perkembang biakan aseksual yaitu berupa suatu individu baru melalui
perkembangan spora, nah sobat ternyata bukan hanya tumbuhan sejenis pakis saja yang memiliki spora,
pembelahan sel dan fragmentasi. Nah sobat semua, ternyata tumbuhan laut yang satu ini pun ada
sporanya(suharyanto, 2018).
TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT
1. PEMILIHAN LOKASI

• Pemilihan lokasi Menurut(Gazali, 2014),Agar mendapatkan lokasi budidaya yang tepat harus
mempertimbangkan faktor resiko, pencapaian dan ekologis yang meliputi:
• Lokasi harus terlindung dari terpaan angin dan gelombang yang besar untuk menghindari kerusakan fisik
rumput laut
• Dasar perairan yang baik bagi pertumbuhan rumput laut (Kappaphycus sp.) adalah potongan karang mati
bercampur dengan pasir karang
• Kedalaman berkisar antara 30 – 50 cm pada surut terendah, agar tidak mengalami kekeringan karena terkena
sinar matahari secara langsung
• Salinitas perairan berkisar antara 28 – 34 ppt dengan nilai optimum 32 ppt
• Suhu perairan berkisar 27 – 30 derajat selsius
• Kecerahan dengan angka transparansi sekitar 1,5 m
• Kisaran pH antara 6 – 9 dan diharapkan mencapai nilai optimal dengan kisaran 7,5 – 8,0
• Kecepatan arus yang dianggap baik berkisar antara 20 – 40 cm/detik •
• Mudah dijangkau atau dekat dengan sarana dan prasarana transportasi.
3. PEMILIHAN METODE BUDIDAYA

01 02

Metode lepas dasar Metode rakit apung

03

Metode patok rawai


2. Persiapan Area Budidaya
Menurut (Mania, 2008) ,Aspek yang harus diperhatikan dalam
menentukan lokasi budidaya adalah temperatur,sanitasi,dan juga
gerakan air.Untuk menghindari sanitasi yang tajam sebaiknya
lokasi tanaman jauh dari muara sungai untuk menghindari endapan
lumpur.Kesuburan lokasi tanaman sangat ditentukan oleh adanya
gerakan air yang berupa arus ombak..
4. Pengaruh Faktor Lingkungan

1. Faktor Fisika meliputi substrat, suhu/temperature dan cahaya matahari.


a. Substrat
b. Suhu /temperature permukaan
2. Faktor Kimia meliputi Salinitas dan derajat keasaman (pH) air laut dan zat hara.
a. Salinitasb.
b. Derajat keasaman (pH) Air Laut
c. Zat hara
3. Faktor Biologi meliputi persaingan, pemangsaan dan perlindungan
d. Persaingan
e. Pemangsaan
4. Faktor dinamik meliputi Gelombang dan Arus laut, dan Pasang-Surut.
f. Arus laut
g. Pasang-surut
5. Pemanenan
Rumput laut Eucheuma cottoni telah siap panen apabila telah
memasuki umur panen 40-45 hari setelah penanaman. Sedangkan
panen untuk kebutuhan bibit dilakukan pada saat memasuki umur 25-
30 hari. Ada beberapa metode pemanenan yang telah terbiasa
dilakukan oleh para pembudidaya di beberapa daerah, antara lain
sebagai berikut :
1. Metode pemanenan sebagian (pruning)
2. 2. Metode pemanenan total (full harvest
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai