Anda di halaman 1dari 44

KONSEP, SAINS DAN ISU

KEBERLANJUTAN

KULIAH 4 SP 6014
Pembangunan Berkelanjutan

Program Magister Studi Pembangunan Dr. Ir. Iwan Kustiwan, MT


SAPPK Institut Teknologi Bandung KK PPK SAPPK ITB
Konsep, Sains dan Isu Keberlanjutan

1. Konsep Keberlanjutan
2. Dimensi/Pilar Keberlanjutan
3. Sustainability Science
4. Strong Sustainability vs Weak
Sustainability
5. Isu Keberlanjutan dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam
6. Isu keberlanjutan dalam
Berbagai Skala Spasial
Keberlanjutan (Sustainability)?
• Istilah Keberlanjutan
(sustainability) dewasa ini telah
menjadi buzzword di segala • Pembangunan yang menerapkan
aktivitas pembangunan. prinsip-prinsip keberlanjutan selain
memberi manfaat pada masa kini,
• Keberlanjutan diperlukan untuk juga menjamin ketersediaan SDA
terciptanya keseimbangan antara yang lestari dalam jangka panjang.
alam dan manusia. Pembangunan
yang mengabaikan keterkaitan • Pembangunan yang tidak
keduanya terbukti menimbulkan menerapkan prinsip keberlanjutan
biaya yang mahal yang berimplikasi akan menimbulkan biaya sosial,
pada penurunan kesejahteraan ekonomi, dan lingkungan yang
manusia (human well-being). sangat tinggi.
Keberlanjutan (Sustainability)?
• Studi UNEP (2011): pembangunan yang tidak • Studi ELD (2015): degradasi lahan secara
berkelanjutan cenderung menggerus modal global telah menyebabkan kerugian ekonomi
alam akan berimplikasi pada peningkatan sebesar US 10,6 trilyun per-tahun, atau setara
kemiskinan, karena 40-80% pendapatan 17% PDB dunia.
rumah tangga miskin di sebagian negara • Di Indonesia, studi World Bank (2009):
berkembang diperoleh dari alam. pembangunan yang mengabaikan pilar-pilar
• Studi Trucost (2013): 3000 perusahaan dari keberlanjutan, cenderung menggerus PDB
berbagai negara telah menimbulkan biaya 0,13 – 7% (yang ditimbulkan oleh biaya
eksternalitas lingkungan yang setara dengan lingkungan terhadap pencemaran air dan
kerugian US $2,5 trilyun pertahun (sebagian udara, degradasi lahan, dan dampak
dampaknya bersifat irreversible) perubahan iklim)

Pembangunan yang menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan


bukan hanya memberikan manfaat bagi bumi, juga bagi
kemaslahatan manusia, dan keberlanjutan kegiatan usaha.
→ Manfaat 3 P (People, Planet, Profit)
Konsep Keberlanjutan (1)
• Konsep keberlanjutan • Sustainability, berasal dari bahasa latin
sesungguhnya tidak benar- sustenare (to hold up, menopang) yang
benar suatu konsep yang diartikan sebagai mampu untuk
baru. kontinyu secara terus-menerus
• Pada abad ke-18 konsep (Atkinson, 1999). → Old sustainability
keberlanjutan pertama kali • Old sustainability merupakan
dikenal dan dipraktikkan gelombang pertama konsep
dalam pengelolaan SDA, keberlanjutan, yang didasarkan pada
khususnya di hutan di Jerman nilai-nilai kebijaksanaan tradisional.
(Nachhaltigkeit: tidak • Dalam konsep old sustainability,
menebang melebihi perubahan radikal dihindari karena akan
kemampuan hutan untuk mengganggu sistem harmoni antara
tumbuh) manusia dan alam.
Awal diskursus Keberlanjutan
• Asal-usul konsep "keberlanjutan" kembali 300 • Pada awal abad 20, konsep keberlanjutan
tahun, ketika pada tahun 1713 di Jerman Carl
von Carlowitz menulis risalah tentang dalam bentuk "hasil berkelanjutan maksimum"
kehutanan, Sylvicultura Oeconomica; (maximum sustainable yield) diperkenalkan ke
• Pengelolaan hutan berkelanjutan didasarkan sektor perikanan, dengan alasan yang sama.
pada prinsip bahwa hanya dengan sejumlah
pohon tertentu yang akan ditebang dalam • Keberlanjutan adalah kondisi harus dibuat yang
satu tahun, memungkinkan hutan akan memungkinkan hasil maksimum dalam
dipertahankan dan dikelola dalam jangka kaitannya dengan ukuran populasi ikan.
panjang.
• Prinsip keberlanjutan ini menyatukan kriteria • Selama lebih dari 200 tahun kemudian, prinsip
ekonomi (produksi kayu maksimum yang keberlanjutan, sejauh itu digunakan secara
dapat mengamankan keberadaan secara terbatas pada industri kayu dan perikanan;
berkelanjutan dari perusahaan bisnis) dan
kriteria ekologis (melestarikan ekosistem namun sangat kecil pengaruhnya pada sektor
tertentu). ekonomi lainnya.
• Dari perspektif ekonomi, kita juga dapat • Prinsip bisnisnya adalah "tunjangan untuk
memperoleh prinsip hidup dari "bunga"
modal (pertumbuhan tahunan kayu) dan depresiasi" paling dekat dengan tujuan
bukan dari stock modal itu sendiri (hutan). konservasi, hidup dari hasil dan bukan dari
modal.
Konsep Keberlanjutan (2)
• Bermula pada tahun 1970-an, sebagai
respon terhadap krisis lingkungan,
kegagalan pembangunan, dan bukti-
bukti keterbatasan pertumbuhan.
• Konferensi PBB tahun 1972 di
Stockholm mengangkat tema yang
menjembatani perlindungan
lingkungan dengan kebutuhan
manusia secara bersamaan.
• Club of Rome menerbitkan The Limits
to Growth (pemodelan System
Dynamic → World model) antara SDA,
pencemaran, pertumbuhan penduduk
dan pangan
Keberlanjutan:
kondisi tidak dilampauinya daya dukung lingkungan

This Photo is licensed under CC BY-SA-NC


This Photo is licensed under CC BY
Keberlanjutan: Implikasi Etis
• Konsep keberlanjutan/pembangunan
berkelanjutan bukanlah semata-mata hasil
penelitian ilmiah; namun merupakan konsep
yang beralasan etis.
• Norma-norma etika di mana konsep ini Etika Lingkungan:
didasarkan, salah satu yang paling umum
adalah prinsip keadilan. • Antroposentrisme
• Dalam etika tanggung jawab, yang
mendefinisikan sebagai "kesatuan kebajikan
• Biosentrisme
dan tugas", dibedakan tiga elemen etika: • Ekosentrisme
• Tanggung jawab kemanusiaan terhadap
lingkungan alamnya
• Tanggung jawab kemanusiaan terhadap
makhluk hidup lainnya
• Tanggung jawab kemanusiaan terhadap dirinya
sendiri dan manusia lain
Keberlanjutan dalam Praktik:
Asas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UU 32/2009)
• Tanggung jawab negara • Ekoregion
• Kelestarian dan keberlanjutan • Keanekaragaman hayati
• Keserasian dan keseimbangan; • Pencemar membayar
• Keterpaduan • Partisipatif
• Manfaat • Kearifan lokal
• Kehati-hatian • Tata kelola pemerintahan yg baik
• Keadilan • Otonomi daerah.
Asas kelestarian dan keberlanjutan: setiap orang memikul
kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi
mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi
dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung
ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.
Keberlanjutan dalam Praktik:
Asas Penataan Ruang (UU 26/2007)
1. Keterpaduan
2. Keserasian, keselarasan &
keseimbangan
3. Keberlanjutan Keberlanjutan:
4. Keberdayagunaan dan
keberhasilgunaan; Penataan ruang diselenggarakan
keterbukaan; dengan menjamin kelestarian
5. Kebersamaan dan kemitraan dan kelangsungan daya
6. Pelindungan kepentingan umum; dukung dan daya tampung
lingkungan dengan
7. Kepastian hukum dan keadilan; dan
memperhatikan kepentingan
8. Akuntabilitas. generasi mendatang.
Dimensi Pembangunan Berkelanjutan
1. Keberlanjutan laju
pertumbuhan ekonomi
yang tinggi
2. Keberlanjutan
kesejahteraan sosial
yang adil dan merata
3. Keberlanjutan
lingkungan dalam tata
kehidupan yang serasi
dan seimbang
DIMENSI
KEBERLANJUTAN
Tipologi Keberlanjutan
(Pezzoli, 1997)

Klaster 1. Kebijakan, perencanaan


2. Kondisi sosial
Manajerial 3. Hukum lingkungan

1. Sains lingkungan
Klaster 2. Eco-design
Teknikal 3. Ecological Economics

1. Eco-phlilosophy, Etika dan nilai lingkungan


Klaster 2. Sejarah lingkungan dan human geography
Filosofikal 3. Utopianism, bioregionalism
4. Political Ecology
Unsur Esensial
Konsep Keberlanjutan (Gobson et al, 2005)
1. Berbeda dengan pemikiran dan praktik
konvensional
2. Menyangkut well being jangka pendek dan Analisis Keberlanjutan
jangka panjang (Fauzi, 2019)
3. Komprehensif 1. Aktor – Faktor
4. Menyadari keterkaitan dan ketergantungan 2. Diagnosik Keberlajutan
antar manusia dan alam
5. Menyadari kompleksitas sistem dan 3. Sustainability Performance
perlunya prinsip kehati-hatian 4. Strategi Keberlanjutan
6. Menyadari keterbatasan dan menyumbang
inovasi 5. Analisis Dinamik
7. Proses yang terbuka 6. Analisis Ketidakpastian.
8. Keterikatan cara dan tujuan
9. Universal dan context-dependent
Tiga Aspek Keberlanjutan
• Artefak: apa yang dijadikan objek
keberlanjutan
Keberlanjutan: • Goal orientation: titik berpijak, referensi
Konseptual → Operasional dimana suatu objek (artefak) dikatakan
berkelanjutan atau tidak
• Interaksi: Artefak yang diamati bersifat statis
atau dinamis (dipengaruhi kekuatan eksternal,
internal).
Artefak,
Goal orientation,
Interaksi
Keberlanjutan:
Apa yang diberlanjutkan (artefak), apakah
dicapai secara absolut atau relatif; apakah
Faber et al., 2010 interaksinya bersifat dinamis atas statis
Aras Status Teoretik
Aras Idea Teori inti
Model (teori keadilan intra dan antar generasi)
Keberlanjutan Konsepsi
(keberlanjutan kuat atau lemah)
Aturan modal alam konstan,
aturan manajemen
Panduan Bridge principle
(resiliensi, sufficiency, efisiensi)
Dimensi aksi Kasus-kasus
(konservasi alam, pertanian, kehutanan, perikanan, aplikasi
perubahan iklim, dll,)
Target systems,
(konsep, model dan indikator khusus)
Implementasi, institusionalisasi, instrumentasi
Sumber: Doring (2009)
Operasionalisasi Tujuan Keberlanjutan
• Aturan keberlanjutan substantif: Aturan Keberlanjutan Substantif
Aturan ini dianggap sebagai kondisi • Melestarikan kehidupan manusia. Bahaya dan
minimum untuk mencapai tujuan risiko yang tidak dapat diterima bagi kesehatan
manusia dari degradasi lingkungan antropogenik
keberlanjutan; menyangkut apa harus dihindari. Kebutuhan dasar manusia
aturan keberlanjutan. (perumahan, makanan, pakaian, kesehatan) harus
dipenuhi, dan risiko besar terhadap kehidupan
(penyakit, invaliditas) harus diminimalkan.
• Aturan keberlanjutan instrumental:
Aturan ini menggambarkan kondisi • Mempertahankan potensi produktif
masyarakat. Laju sumber daya yang digunakan
kelembagaan, ekonomi, dan politik tidak boleh melebihi kapasitas regeneratifnya atau
untuk pembangunan berkelanjutan; membahayakan produktivitas atau fungsionalitas
ekosistem.
menyangkut bagaimana memenuhi
ketentuan minimum untuk • Melestarikan ruang lingkup pembangunan.
Semua anggota masyarakat harus memiliki
pembangunan berkelanjutan kesempatan yang sama mengenai akses ke
pendidikan, informasi, profesi dan pekerjaan,
(Kopfmüller et al. 2001). jabatan publik, dan posisi sosial, politik, dan
ekonomi.
Aturan Keberlanjutan Instrumental
• Internalisasi biaya sosial dan ekologis: Harga • Meningkatkan kesadaran sosial terhadap
harus mencerminkan kelangkaan sumber permasalahan yang relevan: Meningkatkan persepsi
dan kesadaran akan masalah, dan kesadaran akan
daya, ekosistem yang terdegradasi dan biaya kemungkinan bagi semua pelaku sosial untuk
sosial yang tercipta dalam proses ekonomi. mengambil tindakan melalui
Inovasi.
• Discount rate yang sesuai: Diskon tidak boleh
• Pengembangan kondisi kelembagaan: Untuk analisis
mendiskriminasi saat ini atau generasi dan evaluasi efek dari tindakan sosial.
mendatang.
• Meningkatkan kapasitas tata kelola: Jenis tata kelola
• Pengambilan utang yang bertanggung jawab: sosial baru diperlukan untuk pembangunan
Utang baru harus dibatasi pada investasi yang berkelanjutan.
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan di • Mempromosikan potensi swadaya pelaku sosial: Jenis
masa depan. baru pengambilan keputusan kooperatif dan partisipatif
perlu dikembangkan yang akan berkontribusi pada
• Kondisi ekonomi global yang adil: Partisipasi penguatan masyarakat sipil dengan tetap berfungsi
bersama institusi yang didirikan.
yang adil dalam proses ekonomi, terutama
akses ke pasar untuk negara-negara • Memperkuat keseimbangan kekuasaan: Proses
berkembang dan belum berkembang. pembangunan opini, negosiasi, dan proses pengambilan
keputusan harus dibangun sehingga semua aktor
• Mempromosikan kerja sama internasional: memiliki untuk mengartikulasikan minat dan tuntutan
mereka.
Negara, LSM, perusahaan.
Sustainability Science
(Sains/Ilmu Keberlanjutan)
ilmu keberlanjutan berurusan dengan masalah yang saling
berhubungan (Kauffman dan Arico 2014) mengharuskan peneliti
di lapangan mengambil pendekatan yang komprehensif,
terintegrasi, dan partisipatif terhadap sains dan realitas (Sala et
al. 2013).
Sejalan dengan keinginan untuk mengintegrasikan
pengetahuan: lintas skala, sektor, dan domain substansi; dan
lintas alam-masyarakat, masyarakat-sains dan pengetahuan-
tindakan,
→ ilmu keberlanjutan harus dibangun di atas beberapa disiplin ilmu
dasar dan secara inheren mendukung pluralisme teoritis dan
metodologis (Persson et al. 2018a, b).
Fokus dalam ilmu keberlanjutan:
• menjelaskan interaksi alam-masyarakat
• memberikan pengetahuan ilmiah untuk keberlanjutan
• mengelaborasi diskusi normatif tentang keberlanjutan.
Untuk tujuan ini, penelitian dalam bidang ilmu keberlanjutan
menonjolkan penelitian yang didorong oleh masalah dan
berorientasi pada solusi tentang interaksi manusia-lingkungan -
atau yang oleh beberapa orang disebut dinamika sosio-ekologis
- sambil membayangkan masa depan yang berkelanjutan.
Mino, T & S. Kudo (2020)
Sustainability Science
(Sains/Ilmu Keberlanjutan)
• Ilmu keberlanjutan menerapkan kredibilitas, legitimasi, dan
arti penting dalam penelitian, terutama dalam hal data dan
metode, fokus dan temuan, serta jangkauan dan solusi (Cash
et al., 2003)
• ilmu keberlanjutan diharapkan dapat menjawab pertanyaan:
apa yang dipertahankan, untuk siapa, untuk berapa lama,
dan berapa manfaat atau biayanya?
• Ilmu keberlanjutan memiliki fokus yang kuat pada penelitian
yang berorientasi tindakan; karenanya politik sangat penting
dalam pengembangan ilmu keberlanjutan.
• Teori bidang sosial adalah cara untuk membuat politik
keberlanjutan terlihat dan dapat ditindaklanjuti, dan dengan
menghubungkan bidang tindakan strategis dengan sistem
alam sehingga dapat diidentifikasi titik-titik pengaruh dari
sistem alam.
• Ilmu Keberlanjutan: Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dibutuhkan untuk mengembangkan keberlanjutan pada
dasarnya merupakan integrasi ilmu pengetahuan alam,
sosial, dan teknik; untuk menjembatani masyarakat yang
terlibat dalam mempromosikan konservasi lingkungan,
kesehatan manusia dan pembangunan; dan menyatukan
dunia pengetahuan dan tindakan. (Weinstein 2012)
Ilmu keberlanjutan memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi
bagaimana bidang baru yang muncul ini mengalami reorganisasi
untuk menanggapi masalah sosial dan lingkungan yang mendesak
dan melakukan penelitian dasar yang diilhami oleh penerapannya
(Miller, 2015)
Asumsi dasar Ilmu Keberlanjutan

Dua asumsi yang saling terkait tentang


hubungan antara pengetahuan ilmiah
dan pengambilan keputusan untuk
keberlanjutan:
• Pengetahuan ilmiah diperlukan dan
bahkan dapat mendorong tindakan
terkait dengan tujuan keberlanjutan
• Ilmu keberlanjutan dan fokusnya
pada pertanyaan mendasar dalam
dinamika sistem manusia-alam yang
berinteraksi.
Karakteristik utama
Ilmu keberlanjutan yang diperlukan
untuk memposisikannya sebagai ilmu
yang mendasari desain:
1. Kontekstual, dalam pendekatannya
terhadap masalah keberlanjutan
dan desain solusi potensial;
2. Plural/jamak, mempertimbangkan
berbagai nilai dan epistemologi;
3. Robust/kuat, dalam perumusan
agenda penelitiannya agar tetap
responsif terhadap beragam
masalah keberlanjutan
4. Refleksif, yang berarti bahwa
ilmuwan keberlanjutan harus
menyadari peran mereka dalam
membentuk wacana masyarakat
seputar keberlanjutan.
Fokus Analisis, Karakteristik, dan Sasaran
Alur Ilmu Keberlanjutan

Sustainability science Sustainability science of design


Fokus analisis Masalah-Ruang: sistem Solusi-Ruang
gabungan manusia-alam
Karakteristik utama Lintas-disiplin Kontekstual
Berbasis tempat Plural
Problem-driven Robust
Refleksif
Sasaran inti Pengetahuan fundamental Desain dan pemahaman
Keterkaitan pengetahuan terhadap solusi
dengan tindakan Jaminan adanya deliberasi
masyarakat dalam prosesnya

Sumber: Miller (2015)


Tiga Aspek Inti
dalam Ilmu Keberlanjutan
Kolaborasi dan Komunikasi Reflektifitas
Penelitian dalam bidang keberlanjutan Ilmu keberlanjutan tidak banyak ditentukan
terintegrasi, berupaya membangun pengetahuan oleh konten disiplinernya – namum lebih
lintas bidang dan antara domain disipliner dapat banyak ditentukan oleh tujuan, masalah yang
menjadi respons terhadap tuntutan kompleks dipelajari, jenis solusi yang dicari,
dunia modern serta 'sumber keunggulan penerapannya (Clark 2007), dan peran
kompetitif' (Siedlok dan Hibbert 2014). refleksivitas dalam konteks interdisipliner dan
transdisipliner penelitian (Spangenberg 2011).
Desain Penelitian Sebagai kompetensi inti dalam penelitian
integratif, refleksivitas berarti mempertanyakan
Desain penelitian yang tepat untuk ilmu asumsi-asumsi seperti asumsi tentang
keberlanjutan harus memiliki cakupan yang kemampuan memprediksi masa depan.
cukup umum untuk mencakup berbagai peristiwa, objektivitas pengamat, dan nilai
tantangan dan konteks keberlanjutan, cukup netralitas sains (Spangenberg 2011).
fleksibel untuk memasukkan proses revisi
berkelanjutan yang memungkinkan (atau ilmu keberlanjutan adalah 'usaha belajar
bahkan memastikan) rekonstruksi metode dan bersama' di dalamnya peserta juga harus
praktik bila diperlukan (van Kerkhoff 2014), dan memasukkan pembelajaran dari kegagalan dan
cukup spesifik untuk menawarkan panduan kemunduran (Barth dan Michelsen 2013).
yang tulus' (van Kerkhoff 2014).
Ilustrasi Skematik
bagaimana Bidang
Sosial berinteraksi
dengan Sistem Alam
Tiga Visi
Keberlanjutan:

• Weak sustainability
• Critical sustainability
• unclear
Persamaan
Keberlanjutan:
Keseimbangan
Kebutuhan Manusia
dan Integritas
Ekosistem
• Kerangka konseptual untuk mencapai
keberlanjutan transisi melalui integrasi ilmu
pengetahuan alam dan sosial dalam perspektif
transdisipliner, sistem pendekatan pengelolaan
modal alam dan sosial.
• Ilmu keberllanjutan mengembangkan
"pengetahuan baru", mengubah
perilaku dan persepsi melalui lensa pembelajaran
sosial, dan mencapai konsensus tentang cara
mengelola ekosistem secara efektif untuk
keberlanjutan
• Resolusi paradoks ganda mandat: mendamaikan
keinginan masyarakat untuk melestarikan,
memulihkan, dan merehabilitasi ekosistem alam
sementara pada saat yang sama memastikan
penyediaan pasokan barang yang andal, dapat
diprediksi, dan stabil dan layanan.
(Weinstein 2009)
Isu Keberlanjutan
dalam Konteks Pengelolaan SDA
• Masalah terpenting dalam • Menurut Heal (1998), konsep
pembangunan ekonomi adalah keberlanjutan mengandung dua
trade off antara pemenuhan dimensi:
kebutuhan pembangunan dan • dimensi waktu karena keberlanjutan
upaya mempertahankan tidak lain menyangkut apa yang akan
kelestarian lingkungan. terjadi di masa mendatang.
• dimensi interaksi antara sistem
• Pembangunan ekonomi yang ekonomi dan SDA dan lingkungan.
berbasis SDA yang tidak
memperhatikan aspek lingkungan • Pezzey (1992):
pada akhirnya akan berdampak • Keberlanjutan statik: pemanfaatan
negatif pada lingkungan, karena SDA terbarukan dengan laju teknologi
yang konstan.
pada dasarnya SDA dan lingkungan • Keberlanjutan dinamik: pemanfaatan
memiliki daya dukung yang SDA yang tidak terbarukan dengan
terbatas. tingkat teknologi yang terus berubah.
Prinsip keberlanjutan SDA
1. Suatu kondisi dikatakan berkelanjutan (sustainable)
jika utilitas yang diperoleh masyarakat tidak Definisi Operasional (Daly, 1990)
berkurang sepanjang waktu dan konsumsi tidak
menurun sepanjang waktu (non-declining 1. SDA: Laju pemanenan harus
consumption) sama dengan atau lebih kecil
dari laju regenerasi (produksi
2. Keberlanjutan: kondisi dimana SDA dikelola lestari).
sedemikian rupa untuk memelihara kesempatan
produksi di masa mendatang.
2. Masalah lingkungan: Laju
pembuangan (limbah) harus
3. Keberlanjutan: kondisi dimana SDA (natural capital setara dengan kapasitas
stock) tidak berkurang sepanjang waktu (non- asimilasi lingkungan.
declining) 3. Sumber energi yang tak
4. Keberlanjutan: kondisi dimana SDA dikelola untuk terbarukan harus dieksploitasi
mempertahankan produksi jasa SDA. secara quasi-sustainable:
mengurangi laju deplesi
5. Keberlanjutan: kondisi dimana kondisi minimum dengan cara menciptakan
keseimbangan dan daya lenting (resilience) ekosistem energi substitusi.
terpenuhi.
(Perman, et al, 1996)
Prinsip Keberlanjutan
(Daly, 1990)
1. Batasi skala manusia ke tingkat yang, jika
tidak optimal, setidaknya dalam batas daya
dukung, oleh karena itu, berkelanjutan.
2. Mencapai perubahan teknologi yang
meningkatkan efisiensi dan daya tahan
sekaligus membatasi throughput.
3. Mempertahankan tingkat panen sumber
daya terbarukan pada tingkat di bawah
kapasitas regeneratif lingkungan.
4. Menjaga tingkat emisi limbah pada tingkat
di bawah kapasitas asimilasi lingkungan.
5. Membatasi penggunaan sumber daya yang
tidak terbarukan ke tingkat yang setara
dengan penciptaan atau akses terhadap
substitusinya.
Tipologi Keberlanjutan
(Pearce dan Turner, 1990)

Steady state, dengan prioritas


Communalist perlindungan lingkungan

KEBERLANJUTAN
KUAT Heavely regulated,
Deep Ecology pemanfaatan SDA dilakukan
dengan seminimal mungkin
KEBERLANJUTAN
Cornucopian Pasar bebas

KEBERLANJUTAN
LEMAH Ekonomi hijau, dengan
pemanfaatan instrumen
Accomodating ekonomi untuk pengelolaan
lingkungan
Weak Sustainability vs. Strong Sustainability
Ada sejumlah jenis modal (cf. Ott 2009; SRU 2002):
• Perbedaan dibuat dalam literatur ilmiah antara • Modal alam (sumber daya alam, seperti air dan udara)
keberlanjutan yang lemah dan keberlanjutan • Modal manufaktur (mesin, pabrik, peralatan, infrastruktur)
kuat • Modal alam budidaya (hutan, perkebunan, hewan
• Perbedaan utama didasarkan pada apa yang peliharaan)
harus dipertahankan dalam jangka panjang dan, • Modal sosial (konsep moral, institusi)
terkait erat dengan apakah tipe modal yang ada • Sumber daya manusia (pengetahuan khusus orang, seperti
dapat disubstitusi. pendidikan dan keterampilan)
• Modal pengetahuan (pengetahuan spesifik, disimpan, dan
• Modal secara umum didefinisikan sebagai stock
dapat diambil secara nonpersonal)
yang hasilnya tersedia dan digunakan untuk
homo economicus. Konsep keberlanjutan yang lemah didasarkan pada
• Aspek bermasalah dalam sejarah ekonomi adalah pemahaman bahwa substitusi dari berbagai jenis
reduksi faktor produksi alam menjadi "lahan" dan modal, pada prinsipnya tidak terbatas (Ott 2009).
Modal alam dapat diganti atau disubtitusi dengan
"sumber daya.
jenis modal lain (misalnya, hutan oleh taman atau
• Lahan dan sumber daya yang tak terbarukan danau alam oleh kolam).
sekarang dipandang hanya komponen modal
Asumsinya adalah bahwa tidak masalah apa komposisi fisik
alam; ditandai dengan istilah yang mencakup dari stock modal yang diteruskan ke generasi berikutnya.
basis sumber daya alam, dasar alami kehidupan, Yang penting adalah bahwa total modal dan pemanfaatan
kapasitas ekosistem, stabilitas sistem ekologis, totalnya berlaku, tingkat kesejahteraan total tetap konstan.
keanekaragaman hayati, (SRU 2002: 64)
Weak Sustainability vs. Strong Sustainability

• Keberlanjutan lemah: gagasan


dalam ekonomi lingkungan yang
menyatakan bahwa 'modal
manusia' dapat menggantikan
'modal alam’.

• Keberlanjutan kuat:
mengasumsikan bahwa modal
manusia dan modal alam saling
melengkapi, tetapi tidak dapat
dipertukarkan.
Weak Sustainability
• Keberlanjutan yang lemah didefinisikan menggunakan
konsep-konsep: modal (buatan) manusia dan modal alam.
Modal menggabungkan sumber daya seperti infrastruktur,
tenaga kerja dan pengetahuan. Modal alam mencakup aset
lingkungan yang bersifat stock seperti bahan bakar fosil,
keanekaragaman hayati dan ekosistem serta fungsinya yang
relevan untuk layanan/jasa ekosistem.
• Dalam keberlanjutan yang lemah, keseluruhan stok modal
buatan manusia dan modal alam tetap konstan dari waktu ke
waktu. Penggantian tanpa syarat antara berbagai jenis modal
diperbolehkan dalam keberlanjutan yang lemah.
• Contoh: penipisan lapisan ozon, hutan tropis dan terumbu
karang dapat diterima jika disertai dengan manfaat bagi
modal sosial/ manusia, dalam peningkatan keuntungan
finansial. Jika modal dibiarkan konstan dari waktu ke waktu
terjamin ekuitas antargenerasi, maka hal ini berarti
Pembangunan Berkelanjutan tercapai.
• Contoh lain: pertambangan batu bara dan menggunakannya
untuk produksi listrik. Batubara sumber daya alam, digantikan
oleh barang yang diproduksi yaitu listrik. Listrik kemudian
digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup domestik dan
untuk tujuan industri (menumbuhkan ekonomi dengan
memproduksi sumber daya lain yang menggunakan mesin
yang dioperasikan listrik.)
Strong Sustainability
• Keberlanjutan kuat mengasumsikan bahwa modal
ekonomi dan lingkungan saling komplementer,
tetapi tidak dapat dipertukarkan.
• Keberlanjutan kuat menerima adanya fungsi-fungsi
tertentu yang dilakukan lingkungan yang tidak
dapat diduplikasi oleh manusia atau modal buatan
manusia.
• Contoh: Fungsi lapisan ozon adalah salah satu
contoh layanan/jasa ekosistem yang sangat penting
bagi keberadaan manusia, membentuk bagian dari
modal alam, tetapi sulit bagi manusia untuk
menduplikasi.
• Keberlanjutan kuat menempatkan penekanan pada
skala ekologis atas keuntungan ekonomi. Ini
menyiratkan bahwa alam memiliki hak untuk ada;
telah dipinjam dan harus diteruskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dalam kondisi yang
masih utuh seperti asalnya.
Konsep Keberlanjutan
Very weak Weak Strong Very strong
sustainability sustainability sustainability sustainability

Apa yang harus Modal total (buatan Modal alam secara Modal alam tak Alam mempunyai nilai
dilindungi? dan alam) esensial terbarukan intristik

Mengapa? Kesejahteraan manusia Kesejahteraan manusia Kesejahteraan manusia Kewajiban terhadap


dan kewajiban alam
terhadap alam
Strategi manajemen Maksimasi Pertumbuhan ekonomi Zero-growth: Zero-growth, kadang-
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan pertumbuhan ekonomi kadang mereduksi
jika lingkungan tidak nilai-nilai ekonomi
terancam
Substitutability Pada prinsipnya tak Tidak selalu Tidak selalu Penolakan terhadap
antara modal terbatas dimungkinkan antara dimungkinkan antara perdebatan
buatan dan modal modal buatan dan modal buatan dan keberlanjutan
modal alam modal alam tak
alam? terbarukan

Etika? Nilai instrumental dari Nilai instrumental dari Prioritas: nilai Nilai intrinsik alam
alam alam ekosistem

Sumber: Eblinghaus & Stickler (1998); Dobson (2002); Rieckmann (2004); Steurer (2001)
Urban society
Dimana dan bagaimana penduduk tinggal dan
Keberlanjutan sosial dan lingkungan: kualitas hidup
bekerja Pembagian produksi, konsumsi dan
kawasan perkotaan sebagai isu perdebatan.
reproduksi secara sosial dan spasial
3 Penekanan pada keterkaitan antara kegiatan rutin
harian rumah tangga dan tata ruang perkotaan

Lingkungan Binaan
dan Pembangunan ekonomi Pembangunan berkelanjutan:
Bentuk, kepadatan dan tata ruang permukiman Proteksi lingkungan dengan pembangunan
2 ekonomi
Penekanan pada peran manajemen pertumbuhan
Penduduk dan Kegiatan dan tata ruang fungsi-fungsi secara efisiensi
Transformasi Regulasi Manajemen (terutama compact city)
Perdebatan lingkungan klasik:
1 Fokus pada dampak negatif kegiatan manusia dan
keterbatasan lingkungan
Lingkungan Biofisik Penekanan pada keberlanjutan dan kesetaraan
antar-generasi
Sistem pendukung kehidupan
Sumber daya alam dan waste sink

Mata rantai Perdebatan yang


Mengaitkan Isu-isu Keberlanjutan
Sumber: Jarvis, H. (2001)
Isu-isu Utama
Perencanaan Berkelanjutan
dalam Berbagai Lingkup/
Skala Spasial

Sumber: Wheeler, 2004


Daftar Pustaka
• Elliot, J.A. 2006. An Introduction to Sustainable
Development. Third Edition. Routledge, London
• Fauzi, A. 2019. Teknik Analisis Keberlanjutan. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
• IUCN. 1993. Bumi Wahana: Strategi menuju kehidupan
yang Berkelanjutan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
• Muschett, F.D. (ed). 1997. Principles of Sustainable
Development. St Lucia Press, Florida
• Purvis, M., A. Grainger. 2004. Exploring Sustainable
Development: Geagraphical Perspectives. Earthscan,
London.
• Trzyna, C. (ed). 1995. A Sustainable World: Defining and
measuring sustainable development. IUCN – The World
Conservation Union, Sacramento.

Anda mungkin juga menyukai