Anda di halaman 1dari 3

Analisis konsep kepastian hukum dalam putusan perkara merk gelato

Konsep Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan Perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara
Negara.1 Didalam pembentukan aturan hukum terdapat asas yang menjadi dasar agar
terciptanya suatu kejelasan terhadap peraturan hukum, yaitu asas kepastian hukum. Asas ini
digunakan sebagai bentuk perlindungan terhadap tindakan sewenang-wenang pihak lain karena
asas kepastian hukum mengandung unsur kejelasan (certainty). Sehingga asas ini
mengharapkan dan mewajibkan hukum dibuat secara pasti dalam bentuk tertulis. 2 Menurut
Gustav Radbruch, terdapat dua macam pengertian kepastian hukum, yaitu kepastian hukum
oleh karena hukum, dan kepastian hukum dalam atau dari hukum. 3 Maksudnya, apabila
terdapat banyak peraturan hukum dalam suatu masyarakat maka telah terjamin adanya
kepastian hukum. Hukum yang berhasil menciptakan kepastian hukum pula merupakan hukum
yang berguna didalam masyarakat. Sedangkan kepastian hukum hukum dapat tercapai apabila
tidak terdapat kerancuan didalam peraturan hukum yang telah dibuat sehingga dapat
menimbulkan multitafsir atas hukum tersebut. Jan M. Otto berpendapat, bahwa hukum
haruslah ditegakan oleh instansi penegak hukum sebagai lembaga penjamin kepastian hukum
itu sendiri demi tegaknya ketertiban dan keadilan yang di dalam masyarakat. 4 Dalam artian lain,
kepastian hukum dapat diartikan sebagai suatu perangkat hukum suatu negara yang dapat
menjamin hak dan kewajiban setiap warga negara nya, salah satunya adalah lembaga peradilan.

Lembaga Peradilan sebagai Penjamin Kepastian Hukum

1
Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesa Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

2
Mario Julyano&Aditya Yuli Sulistyawan, Pemahaman Terhadap Asas Kepastian Hukum Melalui Konstruksi Penalaran
Positivisme Hukum, Volume 01, Nomor 01, Jurnal Crepido, Juli 2019, hal 13.

3
Muhammad Reza, "Kepastian Hukum" diakses dari https://www.metrokaltara.com/kepastian-hukum/ , pada tanggal 20
Desember 2022 pukul 22.17 WIB.

4
Artikel "Teori Kepastian Hukum Menurut Para Ahli" diakses dari
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/teori-kepastian-hukum/amp/, pada tanggal 20 Desember 2022
pukul 22.48 WIB.
Dengan adanya kepastian hukum, maka akan terciptanya ketertiban masyarkat. Sehingga demi
kepastian hukum maka demi menegakkan hukum sama artinya menegakkan undang-undang,
dimana hukum tidak lain adalah rangkaian norma-norma positif dalam peraturan perundang-
undangan. Lembaga kehakiman dipandang sebagai lembaga penegak hukum dimana peran
lembaga pengadilan yaitu sebagai penerap pasal undang-undang. Hakim sebagai pelaksana
kekuasaan kehakiman pada saat melaksanakan fungsi yudisialnya didalam memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara terikat pada penerapan hukum positif, sehingga hakim di
dalam penegakan hukum sebatas berfungsi sebagai penegak undang-undang. Berbeda halnya
dengan menerapkan keadilan, karena hakim hanya mengedepankan kepastian hukum melalui
pendekatan legalistk formal pada ketentuan undang-undang. Akibatnya dalam penegakan
hukum, dalam putusannya hakim hanya menerapkan undang-undang dan hasilnya adalah
kebenaran formal.5

Analisis konsep kepastian hukum dalam putusan MA Nomor 473 K/Pdt.Sus-HKI/2021

Berkaitan dengan putusan Mahkamah Agung Nomor 473 K/Pdt.Sus-HKI/2021 mengenai kasus
pelanggaran hak merek yaitu merek Tempo Gelato. Dalam putusan kasasi nya yang
menetapkan ditolaknya pemohon kasasi yaitu Rudy Festraets dan memenangkan Ema
Susmiyarti sebagai pemilik sah dari merk Tempo Gelato. Dengan melihat dalam putusannya
bahwa hakim dengan pertimbangan Judex Facti nya yaitu melihat dari putusan yang
dikeluarkan Pengadilan Niaga dan Pengadilan Negeri Semarang Nomor
6/Pdt.Sus-HKI/Merek/2020/PN.Niaga.Smg sebelumnya terhadap kasus merek Tempo Gelato ini
tidak salah dalam menerapkan hukum dari ketentuan perundang-undangan. Hal ini
mengungkapkan bahwa dalam putusan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Pengadilan Niaga
dan Pengadilan Negeri telah menerapkan kepastian hukum yaitu dengan memutus perkara
sebagai penegak undang-undang.

Dalam putusan kasasi ini, dengan pertimbangan pada poin pertama menyatakan bahwa
pengadilan pada tingkat kasasi tidak dapat melakukan pertimbangan dikarenakan sesuai pada
pasal 30 UU No.14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung menyebutkan Mahkamah Agung
dalam tingkatkasasi membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan-pengadilan dari semua
lingkungan Peradilan karena : a. tidak berwenang atau melampaui batas wewenang; b. salah
menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku; c. lalai memenuhi syarat-syarat
yangdiwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan
batalnya putusan yang bersangkutan.6 Sehingga tidak dapat dilakukan pertimbangan atas
5
Ismail Rumadan, "Peran Lembaga Peradilan Sebagai Institusi Penegak Hukum dalam Menegakkan Keadilan Bagi Terwujudnya
Perdamaian", Volume 6, Jurnal Rechts Vinding, Nomor 1, April 2017, hal 79.

6
pasal 30 UU No.14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung
tuntutan termohon kasasi tersebut. Pada poin kedua pertimbangan hakim yaitu menyatakan
bahwa tergugat dalam melakukan pendaftaran merek "Tempo Gelato" telah sesuai dengan
ketentuan Pasal 21 ayat (1) huruf a dan huruf b Undang Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Merek dan Indikasi Geografis. Sehingga hal ini membuktikan putusan kasasi ini sebagai penentu
akhir dalam memastikan kepastian hukum apakah telah sesuai atau tidaknya suatu perkara
dilihat dari kebenaran formal yaitu undang-undang dalam menjamin kepastian hukum.

Anda mungkin juga menyukai