NaOH
KOH
NaCl
Nama: ................................................................... UNTUK
Kelas: ....................................................................
KELAS
XI IPA
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Raden Fatah Palembang
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA
Penyusun:
Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang trlah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku panduan praktikum kimia berbasis
pendekatan SETS (Science, Environment, Technology and Society) pada pateri laju reaksi.
Dengan adanya buku panduan praktikum ini diharapkan dapat mengurangi kendala dalam
melaksanakan kegiatan praktikum di sekoklah sehingga proses kegiatan praktikum didalam
laboratorium dapat terlaksana dengan baik.
Penulis menyadari bahwa buku petunjuk praktikum ini mempunyai banyak kelemahan,
maka dari itu dengan senang hati penulis mengharapkan kritik dan sayan yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan buku panduan praktikum di mamsa yang akan datang.
Dalam penyusuan buku ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan, saran serta motivasi
dari banyak pihak. Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang terkait, karna tanpa bimbingan serta motivasi yang telah
diberikan penyusun tidak akan bisa menyelesaikan buku penduan praktikum ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
G. Kesimpulan ................................................................................................................... 32
H. Diagram keterkaitan unsur SETS.................................................................................. 33
PRAKTIKUM 3 ..................................................................................................................... 35
A. Tujuan Praktikum.......................................................................................................... 36
B. Dasar Teori.................................................................................................................... 36
C. Alat dan Bahan .............................................................................................................. 36
D. Prosedur Kerja .............................................................................................................. 37
E. Hasil Pengamatan.......................................................................................................... 38
F. Pertanyaan ..................................................................................................................... 38
G. Kesimpulan ................................................................................................................... 39
H. Diagram keterkaitan unsur SETS.................................................................................. 39
PRAKTIKUM 4 ..................................................................................................................... 41
A. Tujuan Praktikum.......................................................................................................... 42
B. Dasar Teori.................................................................................................................... 42
C. Alat dan Bahan .............................................................................................................. 42
D. Prosedur kerja ............................................................................................................... 43
E. Hasil pengamatan .......................................................................................................... 43
F. Pertanyaan ..................................................................................................................... 44
G. Kesimpulan ................................................................................................................... 44
H. Diagram keterkaitan unsur SETS.................................................................................. 45
FORMAT LAPORAN SEMENTARA ................................................................................ 47
FORMAT LAPORAN TETAP............................................................................................. 48
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 49
4
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi inti
KI-1 dan KI-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara
efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
2. Kompetensi dasar
5
4.7.4 Mengolah data untuk membuat grafik laju reaksi
6
Pengenalan Laboratorium
1. Alat-alat Laboratorium
Sumber:wanibesak.files.wordpress.com
2. Labu destilasi Untuk destilasi larutan. Pada bagian
atas terdapat karet penutup dengan
sebuah lubang sebagai tempat
termometer.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
3. Corong gelas Dibagi menjadi dua jenis yakni
corong yang menggunakan karet
atau plastik dan corong yang
menggunakan gelas. Corong
digunakan untuk memasukan atau
memindah larutan dari satu tempat
ke tempat lain dan digunakan pula
Sumber: 4pb.blogspot.com untuk proses penyaringan setelah
diberi kertas saing pada bagian atas.
7
4. Buret Digunakan untuk titrasi, tapi pada
keadaan tertentu dapat pula
digunakan untuk mengukut volume
suatu larutan.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
5. Corong pisah Untuk memisahkan dua larutan yang
tidak bercampur karena adanya
perbedaan massa jenis. Corong pisah
biasa digunakan pada proses
ekstraksi.
Sumber:1.pb.blogspot.com
6. Labu ukur leher panjang Untuk membuat dan atau
mengencerkan larutan dengan
ketelitian yang tinggi.
Sumber: i.pb.blogspot.com
7. Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan.
Pada saat praktikum dengan
ketelitian tinggi gelas ukur tidak
diperbolehkan untuk mengukur
volume larutan. Pengukuran dengan
ketelitian tinggi dilakukan
menggunakan pipet volume.
Sumber: 1.bp.blogspot.com
8
8. Kondensor Untuk destilasi larutan. Lubang
lubang bawah tempat air masuk,
lubang ata tempat air keluar.
Sumber: 3.bp.blogspot.com
9. Filler (Karet hidap) Untuk menghisap larutan yang akan
dari botol larutan. Untuk larutan
selain air sebaiknya digunakan karet
pengisat yang telah disambungkan
pada pipet ukur.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
10. Pipet ukur Untuk mengukur volume larutan
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
11. Pipet volume atau pipet gondok volumetrik Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu sesuai
dengan label yang tertera pada
bagian pada bagian yang
menggembung.
Sumber: 4.bp.blogspot.com
9
12. Pipet tetes Untuk meneteskan atau mengambil
larutan dengan jumlah kecil.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
13. Pengaduk Untuk mengocok atau mengaduk
suatu baik akan direaksikan mapun
ketika reaksi sementara
berlangsung.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
14. Tabung reaksi Untuk mereaksikan dua atau lebih
zat.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
15. Spatula Untuk mengambil bahan-bahan
kimia dalam bentuk padatan,
misalnya dalam bentuk kristal.
Untuk zat-zat yang bereaksi dengan
logam digunakan spatula plastik
sedangkan zat-zat yang tidak
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com bereaksi dengan dengan logam dapat
digunakan spatula logam.
10
16. Kawat nikrom untuk uji nyala dari beberapa zat.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
17. Desikator Untuk menyimpan bahan-bahan
yang harus bebas air dan
mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium. Dikenal dua jenis
desikator yaitu desikator biasa dan
desikator vakum.
Sumber: 1.bp.blogspot.com
18. Indikator universal Untuk identifikasi keasamaan
larutan/zat. Caranya: setelah kertas
indikator universal dicelupkan di
cocokan warna yang ada pada kotak
kertas universal.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
19. Kaca arlogi 1. Sebagai penutup saat melakukan
pemanasan terhadap suatu bahan
kimia
11
20. Kaki tiga Kaki tiga sebagai penyangga
pembakar spirtus.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
21. Rak tabung reaksi Tempat tabung reaksi. Biasanya
digunakan pada saat melakukan
percobaan yang membutuhkan
banyak tabung reaksi. Numun dalam
mereaksikan zat yang menggunakan
tabung reaksi sebaiknya
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com menggunakan rak tabung reaksi
demi keamanan diri sendiri maupun
orang lain.
22. Mortal dab pastle Menghaluskan zat yang masing
bersifat padat/kristal.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
23. Evaporating dish Digunakan sebagai wadah. Misalnya
penguapan larutan dari suatu bahan
yang tidak mudah menguap.
Sumber:3.bp.blogspot.com
12
24. Pemanas spiritus Untuk membakar zat atau
memmanaskan larutan.
Sumber: wanibesak.files.wordpress.com
No Simbol Keterangan
1. Nama : Irritant
Lambang : Xi
Lambang : T
13
3. Nama : Corrosive
Lambang : C
Lambang : E
14
6. Nama : Oxidizing
Lambang : O
Lambang : N
15
3. Alat-alat keselamatan Laboratorium
No Alat Fungsi
1.
Sumber: pendidik.com
2.
Untuk melindungi tang an dari
bahan kimia berbahaya tentunya
bersifat lebih elastis, tipis, ketat,
dan tidak tembus
Sumber: jasakalibrasi.net
3.
Untuk melindungi mata dari
percikan larutan yang berbahaya
Sumber: .ebay.com
4.
Untuk hidung dan mulut yang dapat
menjadi jalan masuk zat-zat kimia
berbahaya ke dalam tubuh
Sumber: ucs1986.com
16
5.
Untuk melindungi wajah dari
panas, api, dan percikan material
Panas
Sumber: kreasilebah.com
6.
Sumber: jamurhidup.com
❖ Siswa diwajibkan menggunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja
di laboratorium (dilarang memakai sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi).
❖ Siswa diwajibkan menggunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan
ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan.
❖ Siswa yang berambut panjang harus selalu mengikat rambutnya dan dimasukkan ke
dalam jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang
bergerak dan nyala api.
b. Selama Praktikum Berlangsung
❖ Siswa diharuskan mematuhi semua petunjuk pelaksanaan kegiatan praktikum di
laboratorium.
17
❖ Siswa tidak diperkenankan untuk membawa makanan dan minuman ke dalam
laboratorium.
❖ Siswa tidak diperkenankan membuat keributan dan keluar masuk laboratorium
selama praktikum berlangsung.
❖ Siswa tidak diperkenankan untuk mengambil alat dan bahan yang tidak disediakan
di meja praktikum.
❖ Bila terjadi kerusakan alat, siswa diharuskan segera melapor kepada guru yang
bertugas.
❖ Bila terjadi kecelakaan, siswa harus segera melapor kepada guru yang bertugas.
❖ Setelah praktikum selesai, siswa menyerahkan hasil kegiatan atau laporan kepada
guru pembimbing.
❖ Keluar dari laboratorium harus dengan tertib dan jangan meninggalkan apapun
dalam laboratorium.
❖ Buanglah sampah padat pada tempat yang telah disediakan, sedangkan pembuangan
sampah cair daapt dilakukan melalui bak cuci disertai guyuran air dalam jumlah yang
cukup dan sesuai dengan jenis limbah yang dibuang.
18
Buang segera glasswere yang retak atau pecah kedalam tempat sampah yang
sesuai. Ganti barang yang pecah dari lacu andan engan menghubungi bagian
perlengkapan.
Jangan memanaskan gelas ukur, labu ukur, atau termometer langsung dengan api
bunsen.
b. Penggunaan pembakar Bunsen
Pembakar bunsen hanya dapat dinyalakan selama waktu pemakaian jeuhkan
penempatan dari rak reagensia.
Sebelum menyalakan bunsen, yakinkan tidak ada reagensia yang mudah
terbakar.
Jangan sampai tangn atau rambut anda dekat dengan nyala api.
c. Susunlah alat-alat percobaan dengan cermat.
d. Jangan membawa botol reagensia ke atas meja anda
e. Melepaskan tutup gelas dari botol reagensasia
Genggamlah tutup botol antara dua jari telunjuk dari jari tengah dengan telapak
tangan anda menhadap ke atas.
Genggamlah tutup tersebut pada posisi ini sampai andan menutupnya kembali
botol tersebut.
Angan menaruh tuutp tersebut keatas permukaan lain. Ini akan terhindar dari
kontaminasi.
f. Mengambil bahan kimia cair
Bawalah beker gelas bersih ke botol reagensia.
Keluarkan atau lepaskan tutupnya dan tuangkan sejumlah yang telah
diperkirakan kedalam beker gelas.
Jangan masukkan pipet tetes kedalam botol
Tutupkan kembali stopper dan kembalikan lagi ke meja anda dengan reagennya.
Angan mengambil lebih dari apa yang diperlukan, jika seandainya berlebihan
ketika mengambil buanglah dapa tempat yang telah disediakan setelah dilakuakn
perlakuan pengenceran.
19
a. Laporkan kepada asisten (instruktur) atau kepala laboratorium. Bila hal ini darurat,
ambillah segera langkah-langkah untuk mengeluarkan personil ketempat uang
aman atau jauh dari tempat kecelakaan.
b. Bila bahan kimia korosif memercik ke mata, segera cucui mata menggunakan air
mengalir.
c. Apabila terbakar sendiri, pada luka bakar kecil anda dapat menaruh air dingin pada
luka untuk mengurangi rasa sakit, dan jangan menempelkan benda apapun pada area
luka bakar tersebut, kecuali analgetik topical. Sedangkan jika yang terjadi luka
bakar cukup besar maka segera bawa ke rumah sakit terdekat.
d. Apabila terjadi kebakaran, ambil alat pemadan kebakaran terdekat, lepaskan kunci
pengamannya, bidik sumber api, dan dari jarak beberapa meter semprotkan alat
tersebut sampai apinya padam.
20
c. Sampah-sampah dan bagan-bahan pelarut yang tidak bersifat korosif dan tidak
reaktif serta tidak mengandung mengandung benda padat biasanya dikumpulkan
dalam wadah gelas atau logam.
d. Sampah kimia berbahaya harus ditempatkan dalam wadah yang diberi lebel.
Sampah-sampah yang sangat berbahaya biasanya diubah terlebih dahulu
(dioksidasi, diredusi, dinetralisasi dan lain-sebagainya) menjadi bahan yang tidak
berbahaya sebelum ditempatkan dalam wadah pembuangan.
e. Penanganan sampah organik dan residu yang tidak larut dalam air
f. Tempatkan residu dalam wadah pembuangan yang aman.
g. Tempatkan semua pelarut yang mudah menguap dalam suatu wadah penampung
pelarut yang berisi/menghasilkan uap air dan tidak terdapat bahan api. Pelarut-
pelarut yang mudah menguap adalah yang menguap pada suhu relatif rendah. Uap
yang dihasilkan dapat berupa racun, menimbulkan rasa mual, menyebabkan iritasi,
mudah terbakar dan dapat menyebabkan efesamping yang tidak menyenangkan.
h. Sampah Natrium dan Kalium dihancurkan dengan cara memasukkannya secara
perlahan pada etanol absolut yang akan membentuk alkoksida yang larut dalam air.
i. Sampah cairan yang mudah terbakar tidak boleh dibuang di sink. Sampah tersebut
harus dikemas dalam botol berlebel untuk dihancurkan di luar laboratorium dengan
cara membakar.
j. Hindari pembuangan sampah kimia yang sembarangan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya reaksi spontan, peledakan dan kebakaran.
k. Untuk pembuangan yang mengunnakan wadah maka harus diperhatikan
kemungkinan terjadinya reaksi bahan dengan wadah.
21
KEGIATAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 1
KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI
Orientasi
Pernahkan kalian melihat permainan billiard ? Permainan ini diawali
dengan memecah sekumpulan bola yang telah disusun di atas meja billiard.
Setelah itu, bola akan saling bertabrakan satu dengan yang lainnya. Semakin
banyak bola yang ada di atas mejja, maka semakin sering tabrakan yang akan
terjadi. Sebaliknya, jika semakin sedikit bola yang ada di atas meja, maka
tabrakan yang terjadi akan semakin sedikit.
Sumber : iStock.com
22
A. Tujuan
Siswa dapat menyimpulkan pengaruh penambahan konsentrasi yang berbeda-
beda terhadap kecepatan reaksi kimia.
B. Dasar Teori
Perubahan koknsentrasi persatuan waktu dapat dimanipulasi agar lebih cepat
atau lebih lambat, bahkan reaksi dihentikan. Dari hukum laju reaksi, ditunjukkan
bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi awal dari pereaksi. Pengaruh
konsentrasi awal dari pereaksi. Pengaruh konsentrasi awal terhadap laju reaksi
adalah khas untuk setiap reksi. Pada reaksi nol (orde 0) konsentrasi tidak
berpengaruh langsung terhadap laju reaksi. laju reaksi pada orde pertama (orde 1)
berbandidng lurus dengan konsentrasi awal pereaksi sehingga jika konsentrasi naik
dua kali akan mengakibatkan laju reksi menjadi dua kali lebih cepat. Pada reaksi
orde ke dua (orde 2), laju reaksi berbanding dengan kuadrat konsentrasi awal
pereaksi sehingga jika konsentrasi naik dua kali mengakibatkan laju reaksu menjadi
empat kali lebihh cepat.
23
Bahan
Bahan yang digunakan adalah:
Larutan NaOH 0,5 M
Larutan NaOH 1M
Alumunium foil 1x1 cm
Label
D. Prosedur Kerja
1) Siapkan dua buah gelas beker ukuran 100 mL
2) Berilah label pada masing-masing gelas beker (1 dan 2)
3) Masukkan 20 mL larutan NaOH 1 M ke dalam gelas beker 1 dan 20 mL larutan
NaOH ke dalam gelas beker 2.
4) Siapkan dua buah potongan alumunium foil ukuran 1 x 1 cm.
5) Masukkan alumunium foil ke dalam masing-masing gelas beker secara
bersamaan.
6) Nyalakan stopwach tepatt setelah aluminium foil mulai bereaksi dengan larutan
NaOH sampai habis bereaksi dengan larutan NaOH.
7) Catat waktu dari reaksi masing-masing gelas beker dan bandingkan waktuu dari
kedua beker tersebut.
E. Hasil pengamatan
Lengkapi tabel data berikut :
Nomor gelas beker Pereaksi Waktu
+
+
24
F. Pertanyaan
1) Berdasarkan pengamatan anda, apakah yang dapat dijadikan indikator
terjadinya reaksi ?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............
2) Tuliskan persamaan reaksi antara alumunium foil dengan larutan NaOH ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………
3) Komposisi manakah yang selesai bereaksi lebih cepat ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………
4) Buatlah grafik hubungan antara konsentrasi HCl terhadap waktu !
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………
G. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan yang logis berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan !
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
25
H. Diagram keterkaitan unsur SETS
Tentukan konsep SETS yang berhubungan dengan praktikum yang telah kamu
lakukan mengenai laju reaksi terhadap konsentrasi !
Teknologi
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
Sains
………………………
………………………
………………………
………………………
Masyarakat Lingkungan
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
26
INFORMASI KIMIA
Unsur yang paling banyak terdapat di bumi ni adalah oksigen, kemudian silikon,
alumunium, dan besi (Teguh, 2009).
Sumber: Gurupendidikan.co.id
Alumunium merupakan logam yang lebih ringan dari pada baja, mudah dilekukkan, tidak
berasa, dan tidak berbau. Alumunium foil mengandung 97% alumunium dan sisanya berupa
campuran silikon, besi, tembaga, mangan, magnesium, dan seng (Hakim & Mursalin, 2017).
Penggantian larutan HCl dengan NaOH dikarenakan HCl mengandung klorin. Klorin
merupakan bahan kimia yang mempunyai tingkat toksisitas yang tinggi (Moran, 2010). Sehingga
berpotensi mencemari lingkungan, dan tidak searah dengan konsep SETS yang juga
mementingkan keselamattan lingkungan. Selain itu, larutan NaOH dapatt bereaksi dengan Al
karena NaOH dapat mengkorosi logan (Erni, 2008).
27
PRAKTIKUM 2
PENGARUH LUAS PERMUKAAN TERHADAP
LAJU REAKSI
Orientasi
Pernahkan kalian melihat penjual kayu bakar membelah kayu menjadi beberapa
bagian-bagian?
Sumber: Sosialpro.com
28
A. Tujuan Praktikum
Peserta didik dapat menentukan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.
B. Dasar Teori
Salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus
bercampur atau bersentuhan. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi
pada bidang batas campuran. Bidang batas campuran inilah yang dimaksud dengan bidang
sentuh. Dengan memperbesar luas bidang sentuh, reaksi akan berlangsung lebih cepat
(Utami, Nugroho, Mahardiani, Yamtinah, & Mulyanti, 2009).
Menurut (Hartono & Ruminten, 2009) luas permukaan sentuhan antara zat-zat yang
bereaksi merupakan suatu faktor yang memengaruhi kecepatan reaksi bagi campuran
pereaksi yang heterogen, misalnya antara zat padat dan gas, zat padat dengan larutan, dan
dua macam zat cair yang tak dapat campur. Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-
molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat pereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Hal
ini terjadi jika antara zat-zat yang akan bereaksi terjadi kontak. Semakin luas permukaan
sentuhan antara zat-zat yang bereaksi, semakin banyak molekul-molekul yang
bertumbukan dan semakin cepat reaksinya.
29
Bahan
Larutan NaOH 1M
Alumunium foil ukuran 1x1 cm
Alumunium foil ukuran 1 cm dipotong-potong
Label
D. Prosedur Kerja
1) Siapkan dua buah gelas beker 100 mL.
2) Berilah label pada masing-masing gelas beker (A dan B)
3) Masukkan 20 mL NaOH 1 M ke dalam masing-masing gelas beker (A dan B)
4) Siapkan alumuniumm foil 1x1 cm dan yang telah di potong-potong
5) Masukkan alumunium foil ukuran 1x1 cm ke dalam gelas beker satu dan alumunium
yang telah dipotong-potong ke dalam gelas beker yang lain secara bersamaan.
6) Nyalakan stopwach tepat saat alumunium foil mulai bereaksi dengan larutan NaOH
sampai alumunium habis bereaksi dengan larutan NaOH.
7) Catat waktu reaksi dari masing-masing gelas beker dan bandingkan waktu dari kedua
gelas beker tersebut.
PERLU DI INGAT !!!
a) Cucilah alat-alat yang telah digunakan dengan bersih
dan kembalikan alat-alat pada tempat semula.
b) Buanglah limbah yang dihasilkan padda tempat yang
telah di sediakan
E. Hasil Pengamatan
Lengkapi tabel data berikut:
No Gelas Beker Reaksi Waktu
A Alumunium foil 1 x 1 cm
B Alumunium foil dipotong-
potong
30
31
F. Pertanyaan
1) Apa yang terjadi ketika alumunium dicampur dengan larutan NaOH?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2) Alumunium foil mana yang lebih cepat bereaksi ?
Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3) Tuliskan reaksi yang terjadi dalam perconaan ini (Reaksi antara alumunium dengan
NaOH) !
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4) Sebutkan contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari praktikum yang telah
dilakukan !
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
G. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan yang logis berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan !
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
32
H. Diagram keterkaitan unsur SETS
Tentukan konsep SETS yang berhubungan dengan praktikum yang telah kamu
lakukan mengenai laju reaksi terhadap konsentrasi !.
Teknologi
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
Sains
………………………
………………………
………………………
………………………
Masyarakat Lingkungan
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
33
INFORMASI KIMIA
Sumber: Gurupendidikan.co.id
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kelimpahan Al menempati urutan ke tiga
dibandingkan dengan logam lain (Teguh, 2009)
Alumunium foil mengandung 97% alumunium dan sisanya berupa campuran silikon, besi,
tembaga, mangan, magnesium, dan seng (Hakim & Mursalin, 2017).
Larutan NaOH dapat bereaksi dengan Al karena NaOH dapat mengkorosi logam seperti
alumunium, seng, dan tembaga (Erni, 2008).
34
PRAKTIKUM 3
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI
Orientasi
Sumber: Pedia.com
Tentunya kita sering memasak dirumah dengan cara direbus ataupun
digoreng menggunakan kompor. Misalnya saat kita memasak air, air akan
cepat mendidih menggunakan api besar dari pada dengan api kecil. Hal inni
terjadi karena pengaruh suhu yang mempengaruhi kecepatn matangnya
kentang, api besar menghasulkan suhu panas yang lebih besar. Sebaliknya, api
kecil akan menghasilkan suhu panas yang kecil pula, sehingga kentang akan
lama matang.
Selain itu, pengaruh laju reaksi juga terjadi pada makanan yang kita
simpan kedalam lemari es, untuk memperlambat makanan tersebut busuk.
Lemari es memperlambat terjadinya reaksi kimia pada makanan, karena
sebagian reaksi kimia berlangsung lebih cepatt pada suhu tinggi dan
berlangsung lambat pada suhu rendah.
35
A. Tujuan Praktikum
Peserta didik dapat menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
B. Dasar Teori
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antarpartikel, tumbukan
yang terjadi karena partikel-partikel yang selalu bergerak. Dengan peningkatan suhu,
energi kinetik partikel semakin besar. Hal ini menyebabkan gerak partikel juga semakin
besar, sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan yang efektif juga semakin besar.
36
Gelas ukur 1 buah
Gelas beker 250 mL 2 buah
Label
Bahan
Larutan KOH 0,5 M 10 mL
Gula pasir 1 gram
Metilen blue 1 mL
Air panas 200 mL
Air dingin 200 mL
D. Prosedur Kerja
1) Siapkan 2 buah gelas arloji.
2) Timbanglah 0,5 gram gula pasir sebanyak 2 kali.
3) Siapkan dua buah tabung reaksi dan berilah label kepada masing-masing tabung reaksi
(1 dan 2)
4) Masukkan 0,5 gram gula pasir ke dalam masing-masing tabung reaksi.
5) Kemudian, tambahkan 5 mL larutan KOH ke dalam masing-masing tabung reaksi.
6) Tambahkan 3 tetes metilen blue ke dalam masing-masing tabung reaksi, kemudian
kocok hingga larutan dan gula pasir tercampur
7) Siapkan 2 buah gelas beker 250 mL dan berilah label kepada masing-masing gelas
beker (1 dan 2)
8) Isi gelas beker 1 dengan air panas, dan gelas beker 2 dengan air dingin masing-masing
200 mL.
9) Masukkan tabung reaksi 1 yang berisi larutan kedalam gelas beker 1 yaitu yang berisi
air panas dan tabung reaksi 2 ke dalam gelas beker 2 yang berisi air dingin.
10) Amati dan catat apa yang terjadi.
37
PERLU DI INGAT !!!
a) Cucilah alat-alat yang telah digunakan dengan
bersih dan kembalikan alat-alat pada tempat
semula.
b) Buanglah limbah yang dihasilkan padda tempat
yang telah di sediakan
E. Hasil Pengamatan
Lengkapi tabel data berikut :
Nomor Perlakuan Hasil
1
2
F. Pertanyaan
1. Mengapa suhu dapat mempengaruhi laju reaksi? Jelaskan!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Dari hasil percobaan yang telah kamu lakukan tabung reaksi manakah yang lebih
cepat beraksi? Mengapa demikian?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Tuliskan reaksi apa yang terjadi pada praktikum ini!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4. Sebutkan contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari prakttikum yang telah
dilakukan!
38
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
G. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan yang logis berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan !
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Teknologi
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
Sains
………………………
………………………
………………………
………………………
Masyarakat Lingkungan
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
39
……………………………… ………………………………
INFORMASI KIMIA
Gula pasir adalah sukrosa, suatu disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa (Marks,
1996). Glukosa dalam suasana basa dapat mengoksidasi metilen blue menjadi
leukometilen blue (Hiskia & Lubna, 2012).
40
PRAKTIKUM 4
PENGARUH KATALIS DAUN PEPAYA TERHADAP LAJU REAKSI
Orientasi
Bayangkan jika kalian pergi ke suatu tempat melewati gunung dan tiba-tiba
kalian menemukan persimpangan dimana yang satu mendaki gunung sedangkan yang
lain melewati terowongan yang menembus gunung. Jalan mana yang akan kalian pilih
untuk lebih cepat melewati gunung tersebut? Tentu kalian akan lebih cepat melewati
terowongan dibandingkan mendaki gunung. Jalan yang harus mendaki gunung
digambarkan sebagai jalan tanpa katalis, sedangkan jalan melalui terowongan adalah
jalan dengan katalis. Dalam hal ini terowongan merupakan suatu katalis. Untuk
membuktikan pengaruh katalis terhadap laju reaksi mari kita lakukan praktikum berikut
ini
41
A. Tujuan Praktikum
Peserta didik dapat menentukan pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
B. Dasar Teori
Menurut (Utami, Nugroho, Mahardiani, Yamtinah, & Mulyanti, 2009) katalis
adalah zat yang berfungsi untuk mempercapat terjadinya suatu reaksi, akan tetapi pada
akhir reaksi didapatkan kembali. Peran katalis adalah menurunkan energi aktivasi,
sehingga dengan demikian suatu reaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi.
Katalis ada dua macam, yaitu katalis yang mempercepat (katalisator) daan katalis yang
memperlambat (inhibitor).
42
Pipet tetes 1 buah
Label
Bahan
Larutan H2O2 5% 10 mL
Ekstrak daun pepaya
D. Prosedur kerja
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi.
2. Berilah label pada masing-masing tabung reaksi (A dan B).
3. Masukkan 5 Ml H2O2 5% kedalam masing-masing tabung reaksi.
4. Tambahkan 5 tetes ekstrak daun pepaya ke dalam tabung reaksi B.
5. Amati dan catat perbedaan yang terjadi antara tabung A dan tabung B.
E. Hasil pengamatan
Lengkapilah tabel data beriku :
Tabung Larutan Warna Gelembung
reaksi
A H2O2
B H2O2 + Ekstrak daun
pepaya
43
F. Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi dalam praktikum ini !
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Apa fungsi katalis dalam percobaan ini ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Kandungan apa yang terdapat dalam daun pepaya yan berfungsi sebagai katalis
dalam praktikum ini ?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
4. Sebutkan contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari praktikum yang telah
dilakukan !
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
G. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………...
44
H. Diagram keterkaitan unsur SETS
Tentukan konsep SETS yang berhubungan dengan praktikum yang telah kamu
lakukan mengenai laju reaksi terhadap konsentrasi !.
Teknologi
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
Sains
………………………
………………………
………………………
………………………
Masyarakat Lingkungan
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
……………………………… ………………………………
45
INFORMASI KIMIA
Daun pepaya merupakan bahan alam yang dapat diperbaharui (renewable) . daun
pepaya dapat dijadikan sebagai katalis karena mengandung enzim katalase, yaitu enzim
papin. Enzim papin banyak ditemukan pada daun pepaya (Arisandi & Ardika, 2017).
Enzim ini berperan sebagai enzim peroksidase yang menguraikan H2O2 menjadi
oksigen dan air.
Sumber: Jovee.com
Hidrogen peroksida merupakan golongan senyawa anorganik yang bersifat
oksidator dan bila terkena cahaya akan menghasilkan oksigen dan air (Wiranatha,
Aryasih, & Posmaningsih, 2014). Salah satu keunggulan H2O2 dibandingkan dengan
oksidator lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan
residu yang berbahaya, sehingga praktikum uang dilakukan sejalan dengan unsur SETS
yang digunakan dalam percobaan ini.
46
FORMAT LAPORAN SEMENTARA
LAPORAN SEMENTARA
A. Tujuan Penelitian
……………………………………………………………………………………………
D. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………………
…………………, ……………………
…………………………. …………………………
47
FORMAT LAPORAN TETAP
LAPORAN TETAP
Judul Praktikum :………………………………………………….
A. Tujuan Penelitian
……………………………………………………………………………………………
B. Dasar Teori
……………………………………………………………………………………………
C. Alat dan Bahan
……………………………………………………………………………………………
D. Cara Kerja (Dalam Bentuk Bagan Alir)
……………………………………………………………………………………………
E. Hasil Praktikum
……………………………………………………………………………………………
F. Pembahasan
……………………………………………………………………………………………
G. Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………
H. Daftar Pustaka
……………………………………………………………………………………………
…………………, ……………………
…………………………. …………………………
48
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, & Ardika. (2017). KOmposisi Fisik Karkas Itik Bali yang Diberi Ransum Mengandung
Daun Pepaya Terfermentasi. Journal of Tropical animal Science, 5(1), 120-130.
Hakim, L., & Mursalin, I. (2017). Pemanfaatan Limbah Alumunium Foil Untuk Produksi Gas
Hidrogen Menggunakan Katalis Natrium Hidroksida (NaOH). Jurnal Teknologi Kimia
Unimal, 6(1), 68-81.
Hartono, A., & Ruminten. (2009). Kimia 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Hiskia, A., & Lubna, B. (2012). Demostrasi Sains Kimia. Bandung: Nuansa.
Johari, & Rachmawati. (2006). Kimia 2 SMA dan MA Untuk kelas XI. Jakarta: Esis.
Moran, L. (2010). Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Washington DC: The
National Academies Press.
Teguh. (2009). Kimia 3 untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Departemen pendidikan nasional.
Utami, B., Nugroho, A., Mahardiani, L., Yamtinah, S., & Mulyanti, B. (2009). Kimia Untuk
SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Wiranatha, I. G., Aryasih, I. G., & Posmaningsih, D. A. (2014). Pengaruh Kontak Hidrogen
Peroksida terhadap Keluhan Subyektif Pengrajin Lontar. Jurnal Kesehatan Lingkungan,
4(1), 61-69.
49
TEENTANG PENULIS
Devi Nurviya Andysti, lahir di Banyuasin, 4 Desember 1999 merupakan anak pertama
dari pasangan Bpk. Sunoto dan Ibu Ani’ah. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 3 Muara
Telang (2011), pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Muara Telang (2014), pendidikan
menengah atas di SMA Negeri 3 Banyuasin (2016) dan sedang menyelesaikan pendidikan di
Univeritas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Program Studi Pendidikan Kimia. Demi
menyelesaikan pendidikannya, penulis mengembanggkan “Buku Panduan Praktikum Kimia
Berbasis Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology and Society) Pada materi Laju
Reaksi Kelas XI IPA” guna mempermudah proses belajar mengajar dilaboratorium.
50
SCIENCE
SETS
ENVIRONMENT
TECHNOLOGY SOCIAL