DISUSUN OLEH
MURLIAN ANANSAH ISHAK
NISN : 28704
KOMPETENSI KEAHLIAN
ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM
(APL)
sebagai tempat
mereaksikan bahan,
tempat menampung
Gelas Kimia bahan kimia berupa
larutan, padatan, pasta
ataupun tepung, tempat
melarutkan bahan dan
tempat memanaskan
bahan.
biasanya digunakan saat
proses titrasi
untuk menampung cairan
Erlenmeyer atau larutan.
untuk menimbang bahan
atau zat yang akan
digunakan sebelum
Neraca analitik melakukan suatu
percobaan yang
membutuhkan suatu
penimbangan
untuk memindahkan
larutan dari suatu wadah
ke wadah lain dengan
Pipet Tetes jumlah yang sangat
sedikit dan dengan
tingkat ketelitian
pengukuran volume yang
sangat rendah
- Bahan
Nama bahan Sifat Fisik Sifat Kimia
NaCl Padatan bening dan Mudah larut dalam air,
tidak berbau, Merupakan garam.
Titik lebur: 801°C Larut didalam gliserol, dan
Titik didih: 1.465°C amonia.
AgNo3 0,1 N Padatan kristal tidak Larut dalam air,
berwarna, Merupakan garam,
Titik leleh 59⁰ C, Oksidator kuat,
Titik didih 97⁰ C Dapat di isolasi
Beracun
K2CrO4 Zat cair berwarna Pereaksi analis dan untuk
kuning, pigmen,
titik leleh 97⁰ C , Mudah bereaksi dengan air,
Larutan basa beracun,
Dapat di isolasi.
Aqudest Cairan bening tak Pelarut polar,
berwarna, Merupakan ion H⁺ yang
Titik didih 100⁰ C, berasosiasi dengan OH⁻
Titik lebur 0⁰ C
V. Prosedur Kerja
- Pembuatan larutan NaCl
- Pelaksanaan titrasi
VII. Perhitungan
v.NaCl = 10 ml
v.AgNo3 = 0,098 m
v.AgNo3ˡ : 37,4 ml
v.AgNo3² : 50 ml
87,4 ml
2
= 43,7
10 ml
X 4,2826 Mmol = 0,42826
100 ml
0,42826 0,42826
KADAR :
% CI = 0,42826 x 43,7 100%
2000 mg
= 0,009357481 %
VIII. Pembahasan
Titrasi argentometri adalah pembentukan endapan tidak mudah larut
antara titran dan analit. Sebagai contoh banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag⁺ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl⁻
dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Metode yang digunakan pada standarisasi yaitu AgNo3 dengan NaCl
menggunakan metode Mohr dengan indikator K2CrO4.
Prosedur ini diawali dengan pembuatan larutan NaCl, dengan menimbang
garam dapur sebanyak 2 gram. Lalu sampel garam dapur yang sudah
ditimbang dipindahkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan larutan
aquadest sebanyak 50 ml, kemudian dilarutkan menggunakan batang
pengaduk. Larutan NaCl kemudian dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml
dan dijoglo hingga larutan homogen. Setelah itu,mengukur larutan NaCl
menggunakan pipet volume sebanyak 10 ml dan dipindahkan kedalam
erlenmeyer. Lalu ditambahkan 3 tetes indikator K2CrO4. Larutan di
erlenmeyer berubah warna menjadi kuning keruh. Kemudian dilaksanakan
titrasi dengan menggunakan larutan AgNo3 yang berasal dari buret 50 ml.
Pada saat volume AgNo3 berkurang 5 ml mulai terbentuk endapan yang
berwarna putih (AgCl). Setelah itu titrasi dilanjutkan hingga volume AgNo3
berkurang 37,4 ml mulai terbentuk endapan yang berwarna coklat
kemerahan atau merah bata. Dan untuk volume titrasi AgNo3 kedua
hasilnya 50 ml.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan argentometri adalah
titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNo3. Metode yang dipakai
pada percobaan ini adalah metode Mohr. Metode Mohr didasarkan pada
pembentukan endapan berwarna.
Pada penentuan kadar klorida pada garam dapur, volume AgNo3 yang
pertama mendapat hasil 37,4 mL. Volume AgNo3 yang kedua mendapat
hasil 50 mL.
Hasil NaCl yang didapatkan yaitu 0,42826 dan kadar Cl yang didapatkan
yaitu 0,009357481 %
X. Daftar Pustaka
- https://www.academia.edu/36342283/Titrasi_Argentometri
- https://www.academia.edu/6799644/
LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_ANALITIK_penentuan_kadar_klo
rida_dengan_argentometri_metode_mohr_#:~:text=PENDAHULUAN
%20Penentuan%20klorida%20dilakukan%20dengan,metode
%20argentometri%20and%20metode%20spketrofotometer
- https://www.academia.edu/9588722/laporan_Argentometri
XI. Lampiran
- Dokumentasi
mengukur volume
Gelas ukur larutan atau zat
cair dengan tepat
2 sebagai tempat
mereaksikan
bahan, tempat
menampung bahan
Gelas beaker kimia berupa
larutan, padatan,
pasta ataupun
tepung, tempat
melarutkan bahan
dan tempat
memanaskan
bahan.
3
Batang pengaduk untuk mencampur
larutan
4 Sebagai wadah
atau tempat
Cawan penguap penguapan bahan
dari bahan yang
tidak mudah
menguap
5 Kertas saring memisahkan
partikel suspensi
dari cairan, untuk
memisahkan antara
zat terlarut dari zat
padat, untuk
mengeringkan
padatan di
desikator, dll.
6 Chamber mengkondisikan
sampel atau
produk pada suhu
dan kelembapan
tertentu yang akan
diuji arus bocor
dan kuat listrik.
7 Kaki tiga dan kasa sebagai penyangga
alat dalam proses
pemanasan.
- Bahan
No Nama bahan Sifat Fisika Sifat Kimia
1 CH3COOH cairan higroskopis tak Asam dengan
berwarna bentuk cairan
titik beku 16,7°C jernih (tidak
Massa molar: 60,052 g/mol
berwarna),
Titik lebur: 16,6°C
Berbau
Titik didih: 118°C
menyengat,
Kepadatan: 1,05 g/cm³ Seperti cuka,
tidak beracun
2 NH4OH Cairan berair atau cairan tidak berwarna,
encer mudah menguap
Massa molar: 35,04 g/mol dan memiliki bau
Kepadatan: 880 kg/m³
yang sangat tajam
Titik lebur: -91,5°C bersifat racun
Titik didih: 37,7°C karena dapat
melepaskan gas
amonia ke udara
3 Trinatrium Bersifat asam Larut dalam air,
citrat Massa molar: 258,06 g/mol Bersifat racun,
Titik lebur: 300°C alkali ringan
Kepadatan: 1,7 g/cm³
Titik didih: 309,6°C
V. Prosedur Kerja
- Menyiapkan sampel yang akan di uji
- Proses kromatografi
VI. Hasil pengamatan
No Perlakuan Hasil pengamatan
1 Menggerus sampel sampai halus Sampel halus
2 Menimbang sampel sebanyak 10 Sampel ditimbang 10 gram
gram
3 Menambahkan NH4OH 50 mL Sampel larut
dan diaduk hingga
larut,kemudian diamkan 30
menit
4 Memindahkan sampel kedalam Sampel terlarut
erlenmeyer dan dipanaskan
sambil diaduk
5 Memindahkan sampel kedalam Sampel ditambahkan
gelas kimia lalu ditambahkan 3 CH3COOH
tetes CH3COOH dan
dimasukkan benang wol
secukupnya.
6 Melakukan pemanasan sambil Pemanasan dilakukan hingga
diaduk hingga warna terserap warna terserap kedalam benang
dalam dalam benang wol wol
tersebut.
7 Mengambil benang wol yang Benang wol dicuci dengan air
telah menyerap warna, kemudian
dicuci dengan air mengalir mengalir
8 Pengamatan hasil zat warna Hasil pengamatan yaitu
alami atau zat warna sintesis menunjukkan zat warna alami
VII. Pembahasan
Kromatografi adalah metoda yang digunakan untuk memisahkan
campuran molecular berdasarkan distribusi molekul- molekul dalam
campuran tersebut dalam fasa diam (adsorben) dan fasa gerak (eluen).
Analisis kualitatif pewarna alami sintetis pada makanan ini
menggunakan sampel makanan dari tepung seperti kue. sampel dianalisis
guna menunjukkan/menentukan apakah sampel tersebut menggunakan
pewarna alami atau pewarna sintesis
Prosedur ini diawali dengan menggaris sampel menggunakan lumpang
dan alu setelah halus sampel tersebut ditimbang sebanyak 10 gram.
kemudian sampel dipindahkan kedalam gelas kimia dan dilarutkan dengan
NH4OH 50 ml lalu didiamkan selama 30 menit. setelah larutan sampel
didiamkan, sampel dipanaskan dengan diaduk setelah dipanaskan larutan
sampel diasamkan dengan menggunakan 10 tetes CH3COOH dan
ditambahkan benang wol secukupnya Kemudian larutan sampel diaduk
hingga warna terserap dalam benang wol. Selanjutnya, Filtrat dibuang dan
benang wol yang telah menyerap warna diangkat menggunakan batang
pengaduk atau spatula dan dicuci menggunakan air mengalir hasil
pengamatan yang diperoleh yaitu benang wol luntur zat warnanya, jadi hasil
dari zat warna tersebut alami
VIII. Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa analisis
zat warna pada makanan menunjukkan bahwa sampel kue tersebut tidak
terdapat zat warna sintetis melainkan menggunakan zat warna alami
IX. Daftar Pustaka
- https://www.academia.edu/37909650/
LAPORAN_PRAKTIKUM_KROMATOGRAFI
- https://www.academia.edu/43695634/
Laporan_Praktikum_Kimia_Analisis_Bahan_Pangan_Analisis_Zat_War
na_Dan_Pengawet_Makanan_
- https://id.scribd.com/document/389422493/LAPORAN-
KROMATOGRAFI-KERTAS-POP-ICE-FAJAR-RIVANI-docx
X. Lampiran
- Dokumentasi