Anda di halaman 1dari 7

MATERI PERSIAPAN TES PETUGAS HAJI

KEMENTERIAN AGAMA KAB.KONAWE

1. Peraturan Dasar Penyelenggaraan Haji, adalah Undang-Undang Nomor 13


Tahun 2008 tentang penyelenggaraan haji
2. Tujuan Penyelenggaraan Ibadah haji adalah untuk memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan kepada jamaah haji
3. Kebijakan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Haji, adalah
penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan azas keadilan (berpegang pada
kebenaran, tidak berat sebelah atau tidak berpihak dan tidak sewenang-wenang
dalam penyelenggaraan haji), azas profesionalitas (harus dilaksanakan
dengan mempertimbangkan keahlian para penyelenggaranya) dan berdasarkan
azas akuntabilitas dengan prinsip nilaba (penyelenggaraan harus dilakukan
dengan terbuka/transparan dan dapat dipertanggung-jawabkan secara etik dan
hokum dengan prinsip tidak mencari keuntungan).
4. Standar Minimal Pelayanan, adalah seluruh jamaah haji diberangkatkan
ketanah suci, mendapatkan pemondokan, diwukufkan di arafah dan
dikembalikan lagi ketanah air.
5. Ta’limulhajj, adalahperaturan tentang perhajian yang dikeluarkan oleh
Kementerian Haji Arab Saudi sebagai instansi pemerintah yang berwenang
mengatur penyelenggaraan haji di Arab Saudi.
6. Istithaah dan macamnya, istithaah adalah mampu melaksanakan ibadah haji,
ditinjau dari jasmani (tidak sulit melakukan ibadah, tidak lumpuh, tidak sakit
yang lama sembuh), rohani (memahami manasik haji, berakal sehat dan
memiliki kesiapan mental untuk ibadah dengan perjalanan jauh), Ekonomi
(mampu membayar BPIH, memiliki biaya hidup keluarga yang
ditinggalkan/bagi petugas istithaah ekonominya adalah memenuhi persyaratan
dan aman pada waktu melaksanakan haji dan aman bagi keluarga dan harta
benda yang ditinggalkan selama laksanakan tugas), Keamanan ( aman dalam
perjalanan dan aman bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkan)
7. Kebijakan Pelayanan Haji, adalah jamaah haji mendapatkan manasik haji,
diberangkatkan ke tanah suci, mendapatkan pemondokan, diwukufkan di arafah
dan dipulangkan ke tempat asalnya.
8. Pembinaan Haji adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan dan
bimbingan bagi jamaah haji, petugas haji, PIHK, PPIU dan lembaga atau ormas
yang terkait dengan haji dan umrah.
9. Pembinaan haji dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, baik dilakukan
secara perorangan ataupun dengan membentuk kelompok bimbingan.
10. Pembimbing ibadah haji adalah orang yang menguasai pengetahuan
manasik haji dan atau yang telah mengikuti orientasi pembimbing haji yang
diselenggarakan oleh Dirjen Penyelenggara haji dan umrah dan ditugaskan
untuk membimbing jamaah.
11. Bimbingan haji oleh pemerintah, ditingkat KUA Kecamatan 7 kali
dalam bentuk bimbingan kelompok dan ditingkat Kabupaten 3 kali dalam
bentuk bimbingan missal.
12. Ketua regu adalah petugas yang dipilih oleh jamaah untuk memimpin
10 jamaah. Ketua Rombongan adalah petugas yang dipilih oleh jamaah untuk
memimpin 4 regu dan ditetapkan dengan surat keputusan oleh Kakanwil
Kemenag atas rekomendari Kakankemenag Kabupaten.
13. KBIH adalah lembaga sosial keagamaan yang mendapat ijin
Kementerian Agama untuk melaksanakan bimbingan terhadap jamaah haji.
Tugasnya melaksanakan bimbingan haji bukan sebagai penyelenggara haji.
Fungsinya sebagai mitra pemerintah.
14. Tujuan pembinaan jemaah haji adalah mewujudkan jemaah haji yang
mandiri yaitu jamaah yang dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah
hajinya secara mandiri tanpa ketergantungan kepada perorangan maupun
kelompok, setelah mendapatkan bimbingan paket kecamatan dan kabupaten dan
atau KBIH.
15. Petugas Haji Indonesia adalah petugas yang diangkat oleh Menteri
Agama yang bertanggung-jawab melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan
kepada jamaah haji baik sebagai petugas yang menyertai jamaah (Petugas
kloter) yaitu (TPHI, TPIHI, TKHI, TPHD dan TKHD) atau Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yaitu (Pusat, Arab Saudi dan Embarkasi)
16. Petugas Haji meliputi TPHI adalah petugas yang menyertai jamaah
dalam bidang administrasi dan manajerial sebagai ketua kloter. Sedangkan
TPIHI dalam bidang bimbingan ibadah haji. TKHI dalam bidang pelayanan
kesehatan baik dokter atau perawat. PPIH adalah Panitia Penyelenggara Haji
yang bertanggung-jawab dalam memberikan pelayanan perhajian di Pusat, Arab
Saudi dan Embarkasi.
17. Pelatihan Petugas Haji, dilaksanakan di Embarkasi bagi petugas kolter
dan di pusat Jakarta bagi PPIH Arab Saudi (non kloter).
18. Lama masa tugas, 41 hari untuk petugas kloter, 76 hari untuk PPIH
Arab Saudi Daker Jeddah dan Madinah, 66 hari untuk Daker Makkah. Di
Embarkasi lama operasional penerbagan adalah 30 hari pemberangkatan dan 30
hari pemulangan melalui 13 embarkasi.
19. Biaya Petugas Haji dianggarkan dari biaya dana APBN.
INFORMASI WAWASAN PENYELENGGARAAN HAJI DI TANAH SUCI
1. Wizarat al-Hajji, adalah Kementerian haji yaitu lembaga resmi Negara yang
bertanggung-jawab dalam bidang perhajian.
2. Muassasah, instansi swasta non pemerintah yang melayani jamaah haji.
Muassasah Thawwafah bi al-Makkah (penyedia akomodasi jamaah selama di
Makkah), Muassasah Adilla bi al-Madinah (layanan akomodasi jamaah selama
di Madinah)
3. Naqabah, merupakan asosiasi yang mengawasi perusahaan resmi angkutan
jamaah haji, Naqabah adalah asosiasi transportasi haji yang bertanggung-jawab
atas peningkatan pelayanan angkutan jamaah haji dan para peziaraha masjid
Nabawi.
4. Majmu’ah, adalah petugas yang berada di madinah yang melayani atau
memberikan pelayanan kepada jamaah haji saat berada di madinah. (Majmu’ah
adalah badan/asosiasi yang bertugas menyiapkan sarana akomodasi
pemondokan jamaah haji selama di Madinah)
ISTILAH DALAM IBADAH HAJI
1. Baitullah, adalah bangunan Ka’bah yang disebut juga sebagai Baitullah atau
rumah Allah.
2. Babus Salam, Nama salah satu pintu masuk ke Masjidil Haram.
3. Bier Ali, Merupakan tempat Miqat (mulai memakai ihram). Terletak sekitar 12
kilometer dari kota Madinah.
4. Binatang Hadyu, Binatang ternak yang disenbelih untuk Dam dan untuk
kurban saat hari raya Idul Adha.
5. Dam, Denda bagi mereka yang melakukan pelanggaran ketentuan saat
menunaikan Ibadah Haji atau Umrah
6. Fidyah, Denda yang dikenakan pada umat Muslim yang melakukan
pelanggaraan saat ibadah. Dengan cara : Berpuasa, Memberi makan fakir
miskin atau Menyembelih binatang kurban
7. Green Dome, Merupakan Kubah Hijau yang terletak di area Masjid Nabawi. Di
bawah Kubah Hijau ini terletak makam Nabi SAW.
8. Gua Hira, Gua tempat Nabi Muhammad s.a.w menerima wahyu pertama (Surat
Al-Alaq, ayat 1-5). Gua ini terletak di Bukit/Jabal Nur.Sekitar 5 km di utara
kota Mekah.
9. Haji Ifrad, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dahulu
kemudian Ibadah Umroh, dan diselingi Tahallul.
10. Haji Qiran, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dan
Ibadah Umroh pada waktu bersamaan, tanpa diselingi Tahallul.
11. Haji Tamattu, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Umroh
dahulu kemudian Ibadah Haji, dan diselingi Tahallul.
12. Niat Haji, adalah dengan mengucapkan Labbaikallahumma hajjan atau
Nawaitul-hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala.
13. Hijir Ismail, Salah satu bagian dari Ka’bah. Hijir Ismail ini berbentuk
setengah lingkaran, merupakan makam Nabi Ismail AS. dan juga Siti Hajar
(ibunda Nabi Ismail AS).
14. Ifrad, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dahulu
kemudian Ibadah Umroh, dan diselingi Tahallul.
15. Ihram, Ihram ialah berniat untuk memulai mengerjakan Ibadah Haji atau
Umroh, dengan mengucapkan lafazh niat (tidak hanya dalam hati)
16. Idh-thiba’ adalah sunah dalam mengenakan pakaian ihram saat thawaf
dengan membuka ihramnya dibagian bahu sebelah kanan saja dan
menyelempangkan kain ihramnya dibahu kiri.
17. Raml adalah lari-lari kecil saat sa’ diantara dua pilar hijau bagi laki-laki
yang mampu melaksanakannya.
18. Jumrah, jama’nya Jamarat yaitu tempat pelemparan, yang yang
didirikan untuk memperingati saat Nabi Ibrahim digoda oleh setan agar tidak
melaksanakan perintah Allah SWT.
19. Kiswah, Penutup Ka’bah. Pada Kiswah dihiasi tulisan ayat suci Al
Qu’an yang disulam.
20. Lafazh Niat Haji, Labbaik Allahumma Hajjan. Lafazh Niat Umrah,
Labaik Allahumma Umratan
21. Tabdilun-niyah (merubah niat), yaitu bagi jamaah yang haji tamattu’
(dalam ihram umrah) bila tidak selesai umrahnya sebelum wukuf karena udzur
syar’I maka diperbolehkan berubah niat dari umrah menjadi haji.
22. Mabit, Bermalam beberapa hari atau berhenti sejenak untuk
mempersiapkan pelaksanaan melontar jumroh. Mabit dilakukan di Muzdalifah
dan Mina.
23. Miqat, Miqat adalah tempat atau waktu untuk memulai berniat ihram.
Miqat Makani, Miqat berdasarkan peta atau batas geografis. Yaitu Bir Ali (bagi
penduduk Madinah dan yang melewatinya), Juhfah (penduduk Syam), Qarnul
Manazil (penduduk Najad), Yalamlam (penduduk Yaman) dan Zatu Irqin
(penduduk Iraq).
24. Miqat Makani adalah ketentuan tempat bagi seseorang yang hendak
mengawali melaksanakan haji atau umrah dalam memulai niat haji atau umrah
25. Miqat Zamani adalah ketentuan waktu untuk melaksanakan ibadah haji.
26. Multazam, adalah dinding yang terletak diantara Hajar Aswad dan pintu
Ka’bah. Merupakan tempat yang sanqat dianjurkan untuk berdoa (Insya Allah
do’a yang diminta akan dikabulkan oleh Allah SWT)
27. Waktu wykuf di Arafah, adalah mulai tergelincir matahari tanggal 9
dzulhijjah hingga terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.
28. Nafar Awal, Disebut Nafar Awal, jika jama’ah meninggalkan Mina pada
tgl 12 Zulhijah. Disebuat Nafar Awal krn jamaah lebih dulu meninggalkan
Mina,utk kembali ke Mekah dan hanya melontar jumroh 3 hari.Total kerikil
yang dilontar jamaah Nafal Awal adalah 49 butir. Nafar Tsani, Disebut Nafar
Tsani atau Nafar Akhir jika jamaah melontar jumroh selama 4 hari (tgl :
10,11,12 dan 13 Zulhijah).Sehingga jumlah batu yang dilontar 70
kerikil.Jamaah baru meninggalkan Mina tgl 13 Zulhijah.
29. Qiran, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dan Ibadah
Umroh pada waktu bersamaan, tanpa diselingi Tahallul.
30. Rukun Haji, Rukun Haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam
Ibadah Haji.Jika tidak dikerjakan maka Hajinya tidak syah.
31. Rukun Haji ada 6 yaitu Ihram (niat), wukuf di arafah, Thawaf Ifadhah,
Sa’I, Tahallul (bercukur) dan Tertib sesuai tuntunan manasik.
32. Wajib Haji, ada 6 yaitu Ihram haji dari miqat, Mabit di Muzdalifah,
Mabit di Mina, Melontar Jumrah, Menghindari yang dilarang saat ihram dan
Thawaf wada’ saat hendak meninggalkan Makkah.
33. Sa’i. Berjalan kaki atau lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Bukit
Marwah. Dengan total 7 kali.
34. Sunat Haji, Merupakan Sunat (tidak wajib) pada Ibadah Haji. Sunat
Umrah, Merupakan sunat (tidak wajib) pada Ibadah Umrah.
35. Tahallul, adalah mencukur seluruh rambut atau memotong sedikit
rambut. Dengan tahalul berarti sudah bebas dari larangan-larangan saat ihram
ibadah Haji atau Umroh.
36. Talang Emas, Merupakan Talang Emas (Mizhab) yang terdapat pada
Ka’bah. Posisi Talang Emas ini terletak di atas Hijir Ismail.
37. Talbiyah, Bacaan Talbiyah : Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa
Syariika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syariika lak.
38. Raudhah adalah suatu tempat didalam masjid Nabawi (letaknya
ditandai dengan tiang-tiang putih) yang letaknya berada diantara rumah
A’isyah (sekarang makam Nabi SAW) sampai mimbar. Rasul bersabda : antara
rumahku dengan mimbarku adalah raudhah taman diantara taman-taman surga.
39. Rukun Ka’bah, dari Hajar aswad yaitu rukun hajar aswad, rukun ‘Iraqi,
rukun Syami kemudian rukun Yamani.
40. Doa antara pilar hijau yaitu rabbigh-fir warham wa’fu wa takarram
wataja-waz ‘amma ta’lam innaka ta’lamu ma-laa na’lam innaka antallahul
a’azzul-akram ya Allah ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah
dan hapuskanlah apa-apa yang engkau ketahui dari dosa kami, sesungguhnya
Engkau Maha mengetahui apa-apa yang kami tidak mengetahuinya,
sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia.
41. Hukum mabit di Mina, Iman Maliki, imam hambali dan imam Syafi’I
berpendapat bahwa mabit dimina hukumnya wajib.
42. Tempat mabit di Mina adalah seluruh wilayah Mina termasuk
haratullisan dan daerah yang termasuk dalam batas perluasan hukum mabit
(Mina Jadid)Fatwa ulama Muhammad bin Shalih al ‘Atsimin dan Abdul Aziz
bin Abdillah bin Baz
43. Hukum Shalat Arbain dan Pelaksanaannya, Selama di Madinah
jamaah haji melaksanakan shalat arbain yaitu 40 waktu shalat, hadits riwayat
Ahmad dan Thabrani dari shahabat Anas bin Malik mengenai shalat arbain
sanadnya shahih : “Barang sipa shalat di masjid ku 40 shalat tanpa terputus
maka dia ditetapkan terbebas dari neraka dari adzab dan dari sifat
kemunafikan”. Maksud hadits ini sebagai Targhib dorongan untuk
memperbanyak ibadah di masjid Nabawi.

PERINTAH HAJI DAN UMRAH DALAM AL-QUR’AN


Allah SWT berfirman :
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim,
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia, mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran ayat 97). Perintah untuk
melaksanakan ibadah haji, bagi yang mampu terdapat pada Surat Ali Imran
ayat 97 tersebut.
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat
berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian
maqam Ibrahim tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan
Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf,
yang ruku’ dan yang sujud”. (QS. Al Baqarah ayat 125)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini,
negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.
Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan
sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-
buruk tempat kembali”. (QS. Al Baqarah ayat 126)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah
bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami
(amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui”. (QS. Al Baqarah ayat 127)
Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada
Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh
kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat
ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqarah ayat 128)

Anda mungkin juga menyukai