Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan ISSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online)

172
Vol. 4., No. 2, September 2022, pp. 172-180 https://teslink.nusaputra.ac.id/index

Analisis Harga Pokok Produksi Desain Eksperimen Batako


Berbahan Bottom-Ash
Tsulis Iq’bal Khairul Amar a,1,* , Paikunb,2, Utamy Sukmayu Saputri b,3 ,Muhammad Hidayat b,4
a
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pabelan, Sukoharjo 57169, Indonesia
b
Program Studi Teknik Sipil Universitas Nusa Putra
1
Tik154@ums.ac.id*;2 paikun@nusaputra.ac.id; 3 utamy_saputri@gmail.com; 4muhammad.hidayat@nusaputra.ac.id;
* Corresponding Author:Tik154@ums.ac.id

Received 6 Agustus 2022; revised 12 Agustus 2022; accepted 7 September 2022

ABSTRAK
Pengembangan inovasi bahan konstruksi dibutuhkan untuk memastikan pemenuhan
kebutuhan pasar. Batako sebagai komoditi besar di sektor pembangunan ditargetkan dapat
memenuhi kebutuhan kekuatan namun dengan harga yang sesuai. Sebagian besar penelitian
mengenai pengembangan bahan penyusun batako melakukan subtitusi agregat halus dengan
material bottom-ash. Material sisa ini seringkali tidak dimanfaatkan dengan baik, sehingga
jumlahnya melimpah tanpa manfaat. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan KATA KUNCI
Biaya
batako dengan agregat bottom-ash, kemudian dihitung analisis biaya kebutuhan produksi
dengan metode full-costing. Sehingga disimpulkan kelayakan batako untuk dapat dipasarkan. Batako
Studi terdahulu menunjukan campuran 1PC:5BA termasuk kategori mutu II, III, dan IV menurut Material
Bottom-ash
SNI 03-0349. Hasil perhitungan dengan komposisi tersebut menghasilkan harga produksi Rp.
2.254,2 per batako. Hal ini menunjukan dari segi harga, batako campuran bottom-ash layak Perhitungan-penuh
untuk dipertimbangkan sebagai komoditi baru.
ABSTRACT KEYWORDS
Market demand for innovation in construction materials is inevitable. Indonesia's construction Cost
industry needs adobe bricks as an alternative to strong walls at a reasonable cost. Most of the Batako
research on manufacturing brick-based building materials has been carried out by replacing Material
aggregate with bottom ash-based products. This excess material is often not used properly, Bottom-ash
causing it to overflow without benefit. The compressive strength of bricks made from bottom- Full-costing
ash aggregate was tested experimentally, and a full-costing technique production requirement
cost analysis was then calculated, after that that the bricks can be commercialized. According
to an official investigation, the 1PC:5BA mixture is included in SNI 03-0349 quality groups II, III
and IV. The calculation results with this composition produce a production price of Rp. 2,254.2.
This shows that in terms of price, bottom-ash substitutes are worthy of being considered as a
new commodity.

This is an open-access article under the CC–BY-SA license

1. Pendahuluan
Pemanfaatan batu bara sebagai bahan bakar utama pada pembangkit listrik menjadi fenomena
umum di Indonesia. Pada tahun 2021 ada setidaknya 9,7-ton batubara yang digunakan sementara sisa
pembakaran berupa Fly-Ash dan Bottom-Ash (FABA) yang dimanfaatkan hanya sekitar 1% [1].
Data tersebut menunjukan ketimpangan yang cukup jauh. Limbah dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan . Limbah batu bara menjadi bahasan penting mengingat pencemaran
linkungan yang akan ditimbulkan. Studi sebelumnya tentang pemanfaatan limbah abu batubara
dalam industri konstruksi terfokus lebih banyak pada fly-ash dibandingkan dengan bottom-ash.
Namun, penelitian terbaru melaporkan bahwa bottom ash memiliki beberapa sifat teknik yang
diinginkan yang membuatnya menjadi bahan konstruksi yang layak. Kekuatan minimum, stabilitas,
daya tahan, dan spesifikasi lain dari produk yang digabungkan dengan bottom-ash harus disesuaikan
komposisinya [2]. Bottom-ash telah digunakan sebagai pengganti agregat, pengganti semen, aditif
dalam aspal, dan pengisi dalam perkerasan aspal [3],[4],[5]. Penelitian terbaru bahkan menunjukkan
penggunaan bottom ash sebagai pengganti agregat dalam produksi beton sesuai karena teksturnya
yang berpori dan kepadatan partikel yang rendah [6]. Literatur lain membuktikan potensi bottom ash

10.52005/teslink.v115i1.xxx teslink@nusaputra.ac.id
173 Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan
ISSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online) Vol. 4., No. 2 September 2022, pp. 172-180

yang menjanjikan sebagai pengganti agregat dan semen di beton, terutama untuk meningkatkan
kekuatan beton dan sifat mikrostrukturnya. Selama beberapa dekade terakhir, telah ada penelitian
ekstensif tentang penggunaan alternatif material dalam pembuatan beton. Manfaat beton ringan
berkurang berat, insulasi termal dan suara yang baik, daya tahan, kekuatan, kemampuan ekspansi
rendah, kemudahan digunakan dalam konstruksi, dan biaya rendah [7]. Batako dengan subtitusi
bahan bottom-ash, membutuhkan studi lanjut untuk mengetahui tingkat kekuatan dan kesesuaian.
Kekuatan batako yang terukur akan menjadi dasar penentuan inovasi tersebut.
Selain faktor kekuatan, kelayakan bahan konstruksi juga dilihat dari nilai ekonomis. Hasil
perhitungan harga produksi menjadi justifikasi akhir kelayakan produk batako dengan campuran
bottom-ash. Harga pokok produksi adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam
memproduksi suatu barang atau jasa [8]. Biaya yang dihitung berupa biaya material, upah pekerja,
dan overhead pabrik [9]. Selain itu, biaya produksi dikatakan mencakup semua pengeluaran untuk
menghasilkan sebuah produk yang diinginkan. Metode full-costing dipilih untuk mengakomodir
kebutuhan analisis harga. Metode ini digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan
meningkatkan objektivitas faktor real yang mempengaruhi produksi suatu barang. Studi ini
berorientasi pada kelayakan harga sehingga harga jual dapat lebih kompetitif [10], metode full-
costing ini menghitung biaya tetap karena dianggap melekat pada harga pokok proses produksi dan
produk jadi yang belum dijual. Kebutuhan industri konstruksi akan material baru yang layak serta
mendukung keberlanjutan lingkungan merupakan tujuan utama analisis harga. Biaya produksi adalah
bagian penting dari pembuatan suatu barang, namun dapat diperkirakan dengan menggunakan biaya
keluar. Survey dilakukan guna memenuhi informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan harga [11]
[12]. Sehingga hasil yang didapatkan dapat digunakan untuk memperhitungkan biaya keseluruhan
yang dikeluarkan per-unit barang yang diproduksi.
2. Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode kuantitatif. Desain campuran
batako dipilih berdasarkan studi terdahulu. Menurut hasil uji kuat tekan Ristinah dkk., bottom ash
dapat mencapai 5% sampai 55% dari berat total semen [13]. Sesuai spesifikasi SNI 03-0349,
persentase tersebut menghasilkan batako dengan mutu II, III, dan IV [14]. Uji daya serap air
menunjukkan bahwa semua variasi termasuk kualitas 1. Berdasarkan hal tersebut dipilih
perbandingan 1PC : 5BA untuk dijadikan acuan perhitungan biaya produksi. Setelah ditentukan
prakiraan campuran, perhitungan biaya produksi dihitung berdasarkan harga kebutuhan pembuatan
batako. Pembanding harga didapatkan dari hasil survey ke CV. MBS Group Kab. Kendal yang
merupakan produsen batako. Diagram alir penelitian terdapat pada Gambar 1.
2.1. Tahapan Penelitian
Tahap pertama adalah studi pustaka dengan mencari berbagai literatur untuk mendukung
hipotesis. Sampel batako yang akan dihitung adalah berdasarkan penelitian Ristinah, dkk. campuran
bottom-ash 5% - 55% menghasilkan batako tingkat mutu antara II, III, IV atau kelas B dan C.
Menurut standar SNI 03-0349-1989 dan PUBI-1982 penggunaan batako tersebut dapat diterapkan
pada bagian dalam bangunan yang menopang/ tidak menopang beban [15]. Sehingga ditetapkan
perbandingan campuran batako adalah 1PC: 5BA dan faktor air semen 0,6.
Tahap berikutnya merupakan bagian pengumpulan data harga dari industri. Produsen dipilih
berdasarkan kemahiran dan jenis batako yang dihasilkan. CV. MBS merupakan UMKM di
Kabupaten Kendal yang bergerak pada sektor bahan konstruksi spesialisasi batako. Pada tahap kedua
didapatkan prakiraan biaya untuk memproduksi batako. Produsen memberikan gambaran peralatan,
material, dan harga upah di sekitar daerah Kabupaten Kendal.

Tsulis Iq’bal Khairul Amar (Analisis harga pokok produksi desain eksperimen)
Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan 174
Vol. 4., No. 2, September 2022, pp. 172-180 SSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online)

Mulai

Studi Literatur

Penentuan sampel batako Tahap 1

Wawancara pada industri Tahap 2

Pehitungan keseluruhan biaya produksi

Analisis dan pembahasan Tahap 3

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


Analisis perhitungan dan penarikan kesimpulan merupakan tahapan terakhir penelitian. Pada
tahap ini akan dihitung estimasi biaya produksi batako campuran bottom-ash perbandingan 1PC:
5BA. Perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi
batako yang telah dianalisis kemudian dibandingkan dengan harga batako di masyarakat. Akhirnya
disimpulkan bahwa produksi batako menggunakan campuran bottom-ash ini layak atau tidak untuk
dipasarkan.
2.1. Tahapan Penelitian
2.2.1. Komposisi Batako
Batako adalah bahan konstruksi dengan komposisi semen, air, dan pasir. Campuran ketiga bahan
disebut mortar. Perbandingan komposisi batako yang dikeluarkan oleh Persyaratan Umum Bahan
Bangunan di Indonesia (PUBI) adalah 75% agregat halus, 20% semen, dan 5% air (PUBI). Pada
penelitian ini batako direncanakan menggunakan perbandingan berat semen dan agregat halus
(bottom-ash) 1 : 5 dengan faktor air 0,6. Hasil wawancara ditemukan bahwa batako ukuran standar
35 cm x 10 cm x 15 cm membutuhkan sekitar 6,1 kg mortar. Sehingga dirumuskan campuran batako
adalah :
 Semen = 1/6 x 6,1 kg = 1,12 kg
 Bottom-ash = 5/6 x 6,1 kg = 5,08 kg
 Air = 1,12 kg x 0,6 = 0,67 kg ~ 0,67 liter
2.2.2. Biaya Pokok Produksi
Biaya pokok produksi menurut Mulyadi, merupakan pertukaran nilai uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk memperoleh pendapatan. Penentuan harga pokok produksi
mempertimbangkan semua komponen semua biaya produksi berupa bahan baku, upah tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik yang tetap maupun variabel. Rumus perhitungan biaya pokok produksi
batako adalah sebagai berikut :
Biaya bahan baku (A) = Harga Limbah batubara + Semen + Air (1)
Biaya tenaga kerja langsung (B) = Harga upah karyawan (2)

Tsulis Iq’bal Khairul Amar (Analisis harga pokok produksi desain eksperimen)
175 Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan
ISSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online) Vol. 4., No. 2 September 2022, pp. 172-180

Biaya tetap overhead pabrik (C) = Harga kebutuhan mesin (3)


Biaya variabel overhead pabrik (D) = Harga kebutuhan perawatan mesin (4)
Biaya pokok produksi = A+B+C+D (5)

3. Hasil dan Pembahasan


Analisis perhitungan biaya pokok produksi mengacu pada harga material, upah, dan alat di CV.
MBS. Hal ini bertujuan untuk membandingkan harga batako berbahan normal dan bottom-ash.
Material seperti semen menggunakan merk dan harga yang sama dengan produsen. Biaya produksi
batako dihitung per-produksi yaitu 25 buah atau total 366 buah untuk menghabiskan 1 rit bottom-
ash, sehingga takaran perhitungan awal adalah untuk membuat sebanyak kapasitas produksi.
Sementara peralatan seperti mesin mixer juga menggunakan tipe dan harga yang sama dengan
produsen. Perhitungan biaya pokok produksi akan dijabarkan secara rinci pada sub-bab berikut.
3.1. Biaya Bahan Baku
Analisis perhitungan biaya pokok produksi mengacu pada harga material, upah, dan alat di CV.
MBS. Hal ini bertujuan untuk membandingkan harga batako berbahan normal dan bottom-ash.
Material seperti semen menggunakan merk dan harga yang sama dengan produsen. Biaya produksi
batako dihitung per-produksi yaitu 25 buah atau total 366 buah untuk menghabiskan 1 rit bottom-
ash, sehingga takaran perhitungan awal adalah untuk membuat sebanyak kapasitas produksi.
Sementara peralatan seperti mesin mixer juga menggunakan tipe dan harga yang sama dengan
produsen. Perhitungan biaya pokok produksi akan dijabarkan secara rinci pada sub-bab berikut.
Biaya bahan baku adalah keseluruhan material yang digunakan untuk membuat batako. Ada 3
komponen utama yakni agregat, semen, dan air.
 Limbah bottom-ash
Berat jenis limbah batubara = 1,86 gram/cm3
Berat limbah batubara/m3 = 1860 kg
Harga limbah batubara/ 7,5m3 = Rp. 250.000
3
Harga limbah /1 m = Rp.250.000/7,5 m3
= Rp 33.333,3
Harga limbah batubara/ kg = Rp. 33.333,3 / 1860 kg
= Rp. 17,92
Harga pembelian bottom-ash sekali produksi = 1860 kg x Rp 17,92
= Rp. 33.500
 Semen merk Gresik
Rerata berat batako bottom-ash/ buah = 6,1 kg
Berat pembelian batubara = 1860 kg
1
Kebutuhan semen = 6 x 6,1 kg
= 1,02 kg
Berat semen per adukan = 25 pcs x 1,02 kg
= 25,42
5
Kebutuhan bottom-ash = 6 x 6,1 kg
= 5,08 kg

Tsulis Iq’bal Khairul Amar (Analisis harga pokok produksi desain eksperimen)
Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan 176
Vol. 4., No. 2, September 2022, pp. 172-180 SSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online)

Berat bottom-ash per adukan = 25 pcs x 5,08


= 127,08 kg
1860
Jumlah adukan dibutuhkan = 127,08 kg

= 14,64 kali
Kebutuhan semen keseluruhan = 25,42 kg x 14,64
= 372,1 kg
Harga semen gresik/ 40 kg = Rp. 60.000
Harga semen gresik/ 1 kg = Rp. 1.500
Harga pembelian semen Gresik sekali produksi = Rp. 1.500 x 372,1 kg
= Rp 558.150
 Air semen
1
Kebutuhan semen = 6
x 6,1 kg
= 1,02 kg
Perbandingan air 0,6 = 1,02 kg x 0,6
= 0,612 liter
Kebutuhan air = 25 pcs x 0,612 liter
= 15,3 liter
Jumlah pengadukan per produksi = 14,64 kali
Kebutuhan keseluruhan = 14,64 x 15,3
= 223,9 liter
Harga 1 liter air = Rp 6,70
Harga pembelian air sekali produksi = Rp. 6,70 x 223,9
= Rp. 1500,75
Harga kebutuhan material untuk sekali produksi adalah
= Rp. 33.500 + Rp. 558.150+ Rp. 1500,75 = Rp. 593.150,75

3.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung memperhitungkan upah pekerja untuk sekali produksi batako.
Rincian perhitungannya adalah sebagai berikut :
Harga satuan upah pekerja/ 1 batako = Rp. 600
Harga upah pekerja sekali produksi = Rp. 600 x 366 batako
= Rp. 219.600
Harga upah pekerja untuk sekali produksi adalah = Rp. 219.600
3.3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik memperkirakan biaya alat dan perawatan, serta bahan bakar produksi
batako. Setiap 15 detik mesin pres dapat menghasilkan 2 pcs batako. Mesin mixer membutuhkan 7
menit untuk mengaduk sekali adonan (25 pcs batako). Harga mesin press (lokal) batako adalah Rp.

Tsulis Iq’bal Khairul Amar (Analisis harga pokok produksi desain eksperimen)
177 Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan
ISSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online) Vol. 4., No. 2 September 2022, pp. 172-180

15.000.000 dan mesin mixer (lokal) Rp. 14.500.000. Maksimal penggunaan masing-masing
mesin adalah 10 tahun. Bahan bakar mesin menggunakan solar dimana untuk setiap 3 jam
membutuhkan 2 liter solar. Kebutuhan ganti oli mesin keduanya adalah dua liter oli setiap dua bulan.
 Mesin Pres
366
Durasi total pembuatan batako = 2
x 15 detik
= 2745 detik
= 0,76 jam
Penyusutan produktifitas mesin
Berat rangka mesin = 255 kg
Harga rangka bekas/kg = Rp. 4.500
Harga rangka bekas = 255 x Rp. 4.500
= Rp. 1.147.500
Penyusutan harga mesin pres per tahun = selisih pembelian / umur mesin
= Rp. 1.385.250
Penyusutan harga mesin pres per jam = (Rp. 1385.250: 12): 30: 24
= Rp. 160.33
Harga penggunaan mesin press sekali produksi = Rp. 160,33 x 0,76 jam
= Rp. 121,85
 Mesin Adukan (Mixer)
Jumlah adukan = 14,64 adukan x 7 menit
= 102, 48 menit
= 1,8 jam
Penyusutan produktifitas mesin
Berat rangka mesin = 160 kg
Harga rangka bekas/kg = Rp. 4.500
Harga rangka bekas = 160 x Rp. 4.500
= Rp. 720.000
Penyusutan harga mesin pres per tahun = selisih pembelian / umur mesin
= Rp. 1.378.000
Penyusutan harga mesin pres per jam = (Rp. 1385.250: 12): 30: 24
= Rp. 159.5
Harga penggunaan mesin press sekali produksi = Rp. 159,5 x 1,8 jam
= Rp. 287,1
 Bahan bakar solar mesin press
Kebutuhan liter solar = 0,76 jam / 3 jam
= 0,5 liter per jam
Harga solar/ liter = Rp. 6.800

Tsulis Iq’bal Khairul Amar (Analisis harga pokok produksi desain eksperimen)
Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan 178
Vol. 4., No. 2, September 2022, pp. 172-180 SSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online)

Harga penggunaan solar mesin press sekali produksi = Rp. 6.800 x 0,5 jam
= Rp. 3445,3
 Bahan bakar solar mesin adukan (mixer)
Kebutuhan liter solar = 1,8 jam / 3 jam
= 1,2 liter per jam
Harga solar/ liter = Rp. 6.800
Harga penggunaan solar mesin adukan (mixer) sekali produksi = Rp. 6.800 x 1,2 jam
= Rp. 8.160
 Peremajaan/perawatan mesin press
Harga 1 liter oli mesin = Rp. 80.000
Harga perawatan mesin/ jam = (Rp. 80.000 : 30) : 24
= Rp. 111,1
Harga penggunaan oli mesin press sekali produksi = Rp. 111,1 x 0,76 jam
= Rp. 84,4
 Peremajaan/perawatan adukan (mixer)
Harga 1 liter oli mesin = Rp. 80.000
Harga perawatan mesin/ jam = (Rp. 80.000 : 30) : 24
= Rp. 111,1
Harga penggunaan oli mesin press sekali produksi = Rp. 111,1 x 1,8 jam
= Rp. 200
Harga kebutuhan biaya overhead untuk sekali produksi adalah
= Rp. 121,85 + Rp. 287,1 + Rp. 3.445,3 + Rp. 8.160 + Rp. 84,4+ Rp. 200
= Rp. 12.298,63
3.4. Harga Pokok Produksi
Biaya tenaga kerja langsung memperhitungkan upah pekerja untuk sekali produksi batako.
Rincian perhitungannya adalah sebagai berikut :
Harga pokok produksi menggambarkan biaya total untuk memproduksi setiap batako. Tabel 1
akan meringkas harga pokok produksi pembuatan batako dengan campuran bottom-ash.
Tabel 1. Harga Pokok Produksi Batako Bottom-ash

Keterangan
No
Bahan Produksi Volume Harga Satuan (Rp.) Total Harga Satuan (Rp)
1 Bottom-ash 1860 17,92 33.500
2 Semen 372,1 1.500 558.150
3 Air 223,9 6,7 1500,75
4 Upah Pekerja 366 600 219.600
5 Overhead 1 12.298,63 12.298,63
Harga total pokok produksi Rp. 825.049,38
Harga pokok produksi per batako Rp. 2.254,2

Tsulis Iq’bal Khairul Amar (Analisis harga pokok produksi desain eksperimen)
179 Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan
ISSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online) Vol. 4., No. 2 September 2022, pp. 172-180

Hasil analisis menggambarkan harga pokok produksi untuk satu buah batako adalah Rp. 2.254,2,
sementara di Kab. Kendal dan sekitarnya harga batako adalah berkisar Rp. 4000 per buah. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa ada laba penjualan Rp. 1.745,8 per buah batako apabila produk ini
diperjualbelikan.

4. Kesimpulan
Inovasi bahan konstruksi merupakan sesuatu yang krusial dalam industri konstruksi. Batako
sebagai salah satu material konstruksi yang paling banyak dimanfaatkan layak untuk dikembangkan.
Campuran limbah bottom-ash sebagai subtitusi agregat halus terbukti dapat dihandalkan jika diukur
dari segi kekuatan dan segi ekonomis. Analisis harga batako campuran bottom-ash dengan
perbandingan 1 PC : 5 BA dan air 0,6 menghasilkan harga yang kompetitif dipasaran. Harga untuk
setiap batako dengan campuran tersebut membutuhkan Rp. 2.254,2, apabila dibandingkan dengan
kompetitor serupa ada profit sekitar Rp. 1.745,8. Sehingga dapat disimpulkan batako dengan
campuran bottom-ash dapat dipertimbangkan untuk dikaji lebih lanjut guna memenuhi kebutuhan
batako di masyarakat.
Acknowledgment
Ucapan terima kasih diberikan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta karena memberikan
kesempatan yang luas pada pengembangan karya ilmiah. CV. MBS sebagai mitra, dan semua pihak
yang mendukung realisasi penelitian ini.

Tsulis Iq’bal Khairul Amar (Analisis harga pokok produksi desain eksperimen)
Jurnal Teslink : Teknik Sipil dan Lingkungan 180
Vol. 4., No. 2, September 2022, pp. 172-180 SSN 2715-6141 (print) | 2715-4831 (online)

References
[1] CNN-Indonesia, “Data Limbah Batu Bara Milik ESDM dan KLHK Disebut,” CNN Indonesia, 2021.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210422042251-20-633115/data-limbah-batu-bara-milik-esdm-dan-klhk-
disebut-tak-sinkron (accessed Jun. 12, 2022).
[2] P. K. Gautam, P. Kalla, A. S. Jethoo, R. Agrawal, and H. Singh, “Sustainable use of waste in flexible pavement: A
review,” Constr. Build. Mater., vol. 180, pp. 239–253, 2018, doi: https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2018.04.067.
[3] A. Modarres and P. Ayar, “Coal waste application in recycled asphalt mixtures with bitumen emulsion,” J. Clean. Prod.,
vol. 83, pp. 263–272, 2014, doi: https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.07.082.
[4] A. Modarres and M. Rahmanzadeh, “Application of coal waste powder as filler in hot mix asphalt,” Constr. Build.
Mater., vol. 66, pp. 476–483, 2014, doi: https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2014.06.002.
[5] K. Ksaibati, S. Rama, and K. Sayiri, “Utilization of Wyoming Bottom Ash in Asphalt Mixes,” no. March, p. 102, 2006.
[6] S. A. Mohammed et al., “A review of the utilization of coal bottom ash (Cba) in the construction industry,” Sustain.,
vol. 13, no. 14, pp. 1–16, 2021, doi: 10.3390/su13148031.
[7] E. Aydin, “Novel coal bottom ash waste composites for sustainable construction,” Constr. Build. Mater., vol. 124, pp.
582–588, 2016, doi: https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2016.07.142.
[8] M. Basuni and K. Iskandar, “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan Harga Jual Pada
Rajaswa Coffee,” J. Econ. Manag., vol. 1, no. 02, pp. 18–24, 2021, doi: 10.46772/jecma.v1i02.357.
[9] C. Ratnasih and R. A. Sulbahri, “Full Costing Method Model and Variable Costing Method Against Cement Price
Determination (Case in Indonesia),” Eur. J. Bus. Manag. Res., vol. 7, no. 2, pp. 284–288, 2022, doi:
10.24018/ejbmr.2022.7.2.1378.
[10] A. Safiki and C. E. Program, “ANALYSING COST IMPLICATIONS OF BUILDING DESIGN VARIABLES AS AREAS
OF MODELLING TO ACHIEVE VALUE FOR MONEY A Study on Selected Buildings in Surakarta and Surrounding
Areas,” 2016.
[11] R. S. Harjanti, Hetika, and S. Murwanti, “Analisis Harga Pokok Produksi dan Harga Jual dengan Metode Cost Plus
Pricing (Studi Kasus pada UKM Wedang Umuh 3Gen Tegal),” Benefit J. Manaj. dan Bisnis, vol. 6, no. 1, pp. 84–97,
2021.
[12] A. Fauziyyah, “ANALISIS PERBANDINGAN METODE FULL COSTING DENGAN VARIABLE COSTING SEBAGAI
DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK,” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2018. (unpublished)
[13] R. Ristinah, A. Zacoeb, A. M. . Soehardjono, and D. Setyowulan, “Pengaruh Penggunaan Bottom Ash Sebagai
Pengganti Semen Pada campuran Batako Terhadap Kuat Tekan Batako,” J. Rekayasa Sipil, vol. 6, p. 3, 2012,
[Online]. Available: https://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/view/225.
[14] Badan Standardisasi Nasional, “Spesifikasi Bata beton untuk pasangan dinding,” Sni 03-0349-1989, 1989.
http://sispk.bsn.go.id/SNI/DetailSNI/646 (accessed Jun. 21, 2022).
[15] BSN, “PERSYARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN Dl INDONESIA (PUBI - 1982),” 1982.
https://simantu.pu.go.id/personal/img-post/autocover/5093c1377acb71720fc692e637db990e.pdf (accessed Jul. 12,
2022).

Tsulis Iq’bal Khairul Amar (Analisis harga pokok produksi desain eksperimen)

Anda mungkin juga menyukai