Anda di halaman 1dari 64

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PROSEDUR TETAP

POLA HIDUP SEHAT BAGI GADIK / GADIKAN DAN SERDIK PADA


LINGKUNGAN SATDIK DAN LEMDIKLAT POLRI

PROSEDUR TETAP KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


NOMOR: PROTAP/ /X/2021 TANGGAL OKTOBER 2021
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1. UMUM...................................................................................................... 1
2. DASAR..................................................................................................... 2
3. MAKSUD DAN TUJUAN.......................................................................... 3
4. RUANG LINGKUP DAN TATA URUT..................................................... 3
5. PENGERTIAN.......................................................................................... 4
6. ASAS-ASAS............................................................................................. 5
II. POLA HIDUP SEHAT BAGI PERSONEL GADIK DAN GADIKAN ............. 7
1. POLA TIDUR ………………………………………………………………… 7
2. POLA AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA / LATIHAN ………………... 8
3. POLA KEBERSIHAN DIRI ………………………………………………….. 10
4. POLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN ……………………………………… 14
III. POLA HIDUP SEHAT DI KAMPUS ............................................................... 24
1. POLA TIDUR SERDIK ………………………………………………………. 24
2. POLA AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA / LATIHAN SERDIK ……… 25
3. POLA KEBERSIHAN DIRI SERDIK ……………………………………….. 27
4. KEBERSIHAN LINGKUNGAN KAMPUS SEHAT .................................. 28
a. KAMPUS/SEKOLAH ........................................................................ 28
b. RUANG KELAS ................................................................................ 29
c. TEMPAT LATIHAN/LAPANGAN ...................................................... 30
d. BARAK/FLAT/DORMITORY ............................................................ 31
e. RUANG MAKAN TERBUKA ............................................................. 31
f. TEMPAT IBADAH ............................................................................. 32
g. TEMPAT OLAHRAGA ...................................................................... 34
h. TEMPAT APEL.................................................................................. 34
i. KAMAR MANDI/TOILET .................................................................. 34
j. LABORATORIUM KOMPUTER........................................................ 35
k. TEMPAT-TEMPAT LATIHAN LAIN YANG DITENTUKAN
(LATJA/KKP/KKDN/KKL) ................................................................. 36
l. PERPUSTAKAAN ............................................................................ 36
m. KANTIN ............................................................................................. 37
n. KOPERASI ....................................................................................... 38

i
o. FASILITAS KESEHATAN KAMPUS ................................................ 38
p. PENYELENGGARA PENGAMANAN LIMBAH................................. 38
q. RESIKO JIKA TIDAK TERPENUHI................................................... 41
IV. KEBUTUHAN ENERGI, ZAT GIZI DAN POLA MAKAN BAGI PERSONEL
GADIK, GADIKAN DAN SERDIK ...................................................................43
1. KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI .................................................. 43
2. PERENCANAAN MENU DAN POLA MAKAN ....................................... 45
V. PENUTUP ………………………………………………………………………… 56
VI. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57
LAMPIRAN

ii
MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PROSEDUR TETAP
Nomor: Protap/ /X/2021

tentang

POLA HIDUP SEHAT BAGI GADIK / GADIKAN DAN SERDIK PADA


LINGKUNGAN SATDIK DAN LEMDIKLAT POLRI

I. PENDAHULUAN

1. Umum
a. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya;
b. HL Bloem (1908) telah mengidentifikasi bahwa derajat kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yakni: Perilaku, Lingkungan, Pelayanan
kesehatan dan Keturunan. Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan
memegang peran lebih dari 75% dari kondisi derajat kesehatan masyarakat;
c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS adalah upaya untuk
memperkuat budaya seseorang, kelompok maupun masyarakat agar peduli
dan mengutamakan kesehatan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih
berkualitas;

d.Gizi .....

1
d. Gizi yang optimal penting untuk perkembangan fisik, kecerdasan, menjaga
berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi,
produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan
kematian dini. Kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang
dikonsumsi akan mempengaruhi asupan gizi;
e. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan
tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang
sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial;
f. Penyehatan lingkungan merupakan upaya pengendalian faktor risiko
penyakit baik menular maupun tidak menular melalui peningkatan
kemampuan penyehatan, pengendalian dan pengamanan terhadap media
lingkungan baik secara fisik, biologi, kimia maupun sosial;
g. Lemdiklat Polri dan Satuan Pendidikan Polri bertugas menyelenggarakan
program pendidikan dan pelatihan yang dalam pelaksanaannya bersifat
boarding school (hidup dalam satu asrama untuk waktu tertentu) dalam
lingkup ksatrian, sehingga memerlukan suatu pedoman pola hidup sehat dan
penyehatan lingkungan bagi personel yang tinggal di dalamnya.

2. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 tentang Pedoman Umum Pelakasanaan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014
tentang Gizi Seimbang;

e.Keputusan .....

2
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan kesehatan rumah tinggal;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan;
g. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016
tentang Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Perkantoran;
h. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.

3. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud pembuatan Protap ini adalah untuk memberikan petunjuk dan arahan
dalam melaksanakan pola hidup sehat pada Satuan Pendidikan Polri.
b. Tujuan
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk berperilaku
sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup di lingkungan lemdiklat
POLRI.

4. Ruang Lingkup dan Tata Urut


a. Ruang Lingkup Protap ini meliputi perilaku hidup sehat bagi pribadi,
bersama dan pemeliharaan lingkungan sekitar.
b. Tata Urut
1) BAB I PENDAHULUAN
2) BAB II POLA HIDUP SEHAT BAGI PERSONEL GADIK DAN GADIKAN
3) BAB III POLA HIDUP SEHAT KAMPUS (BAGI SERDIK)
4) BAB IV KEBUTUHAN ENERGI, ZAT GIZI DAN POLA MAKAN BAGI
PERSONEL GADIK, GADIKAN DAN SERDIK
5) BAB V PENUTUP
6) BAB VI DAFTAR PUSTAKA

3
5. Pengertian .....
5. Pengertian
a. Hidup sehat adalah hidup yang bebas dari semua masalah rohani (mental)
ataupun masalah jasmani (fisik). Hidup sehat bisa diartikan sebagai
seseorang yang hidup sehat secara fisik dan psikis tanpa ada masalah
kesehatan sedikitpun;
b. Tidur adalah fisiologis yang amat penting untuk manusia serta memberikan
pengaruh besar terhadap psikologi dan kesehatan fisik terutama kepada
siswa yang sedang dalam proses belajar;
c. Makanan sehat adalah makanan yang mengandung nilai gizi seimbang dan
diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein, serat,
dan air;
d. Kalori adalah satuan unit kandungan panas atau energi, atau jumlah energi
yang didapatkan dari makanan dan minuman. Satuan ini juga merupakan
jumlah energi yang dibakar tubuh melalui aktivitas sehari-hari;
e. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka
dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi;
f. Kebersihan diri adalah tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk memperoleh kesejahteraan fisik serta psikis
yang optimal;
g. Kebersihan lingkungan adalah usaha untuk menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti
demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan
menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman;
h. Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta
sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat
secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat
bekerja secara produktif;
i. Ventilasi adalah bagian dari dalam bangunan yang berfungsi sebagai tempat
udara dapat keluar dan masuk secara bebas;
j. Pencahayaan adalah penggunaan cahaya yang disengaja untuk mencapai
efek praktis atau estetika;
Kualitas udara atau air quality merupakan kadar kandungan udara, yang
didasarkan pada konsentrasi polutan di lokasi tertentu. Kualitas udara ini

4
disesuaikan dengan Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI);
k. Aktivitas .....
k. Aktivitas fisik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang menyebabkan
peningkatan penggunaan energi/kalori oleh tubuh;
l. Latihan fisik adalah aktivitas yang dilakukan secara terstruktur dan
terencana;
m. Olahraga didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang terstruktur dan terencana
dengan mengikuti aturan-aturan yang berlaku dengan tujuan tidak hanya
untuk membuat tubuh jadi lebih bugar namun juga untuk mendapatkan
prestasi;
n. Kebugaran jasmani adalah suatu keadaan ketika tubuh masih memiliki sisa
tenaga untuk melakukan kegiatan-kegiatan ringan yang bersifat rekreasi atau
hiburan setelah melakukan kegiatan/aktivitas fisik rutin;
o. Fleksibilitas adalah kemampuan sendi, otot, tendon disekitarnya untuk
bergerak bebas dan nyaman sesuai dengan lingkup gerak (range of motion)
nya secara maksimal;
p. Static Stretching adalah Peregangan yang dilakukan dengan pelan hingga
titik tekan (point of tension) atau point of mild discomfort dan ditahan
beberapa detik;
q. Dynamic Stretching adalah Peregangan yang dilakukan dengan gerakan
cepat atau lambat sesuai ROM yang diperlukan untuk gerakan olahraga.

6. Asas-asas
Dalam menerapkan pola hidup sehat bagi serdik, personel satdik dan Lemdiklat
wajib memperhatikan:
a. Asas nesesitas, yaitu setiap penerapan pola hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari harus didasari suatu kebutuhan untuk mencapai keadaan sehat
jasmani dan rohani serta mencegah terjangkit penyakit.
b. Asas proporsionalitas, yaitu setiap aturan yang diterapkan untuk
memenuhi pola hidup yang sehat tetap dengan memperhatikan kebutuhan
personil dan kesanggupan personil disesuaikan dengan program pendidikan
di lembaga.
c. Asas kemanfaatan, yaitu setiap aturan yang diterapkan untuk memenuhi
pola hidup yang sehat harus memberikan manfaat sebesar- besarnya bagi

5
peningkatan status kesehatan personil dan menekan resiko terjangkitnya
penyakit.
d. Asas .....
d. Asas profesionalitas, yaitu aturan yang diterapkan dalam pola hidup sehat
telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan para ahli sesuai
dengan bidangnya masing-masing.

6
II. POLA .....
II POLA HIDUP SEHAT BAGI PERSONEL GADIK / GADIKAN

1. POLA TIDUR SEHAT


Tidur merupakan proses fisiologis yang amat penting untuk manusia serta
memberikan pengaruh besar terhadap psikologi dan kesehatan fisik terutama
kepada siswa yang sedang dalam proses belajar. Kualitas tidur dikatakan
baik jika tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak
mengalami masalah dalam tidur. Pola tidur normal pada dewasa muda sekitar
7-8 jam. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola tidur meliputi jenis
kelamin, usia, status perkawinan, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan.
Berikut rekomendasi durasi tidur yang spesifik bagi tiap jenjang usia:
a. Bayi baru lahir (0-3 bulan): durasi tidur diperkecil menjadi 14-17 jam per
hari. Sebelumnya 12-18 jam;
b. Bayi usia 4-11 bulan: durasi tidur ditambah menjadi 12-15 jam.
Sebelumnya 14-15 jam;
c. Balita (1-2 tahun) : durasi tidur ditambah menjadi 11-14 jam sebelumnya
12-14 jam;
d. Balita 3-5 tahun: durasi tidur dipersempit menjadi 11-13 jam. Sebelumnya
berjumlah 11- 13 jam;
e. Anak-anak usia 6-13 tahun: durasi tidur menjadi 9-11 jam. Sebelumnya
10-11 jam;
f. Remaja usia 14-17 tahun: durasi tidur mereka ditambah satu jam
sehingga menjadi 8-10 jam per hari. Sebelumnya hanya 8,5-9,5 jam;
g. Orang menuju dewasa (18-25 tahun): kategori ini merupakan kategori
baru. Durasi tidurnya 7-9 jam per harinya;
h. Orang dewasa (26-64 tahun): durasi tidur tetap, yakni 7-9 jam;
i. Orang lanjut usia (65 tahun ke atas): kategori baru. Durasi tidur 7-8 jam
per hari konsolidasi ingatan.
Gadik/Gadikan membutuhkan waktu 7-9 jam untuk tidur, supaya dapat
mengembalikan kondisi fisik ke keadaan semula untuk dapat beraktivitas lagi.

7
2. POLA .....
2. POLA AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA / LATIHAN
Aktivitas fisik dilakukan teratur minimal 30 menit tiap hari. Secara umum
aktivitas fisik dibagi menjadi tiga macam, yaitu aktivitas fisik sehari-hari,
aktivitas fisik dengan latihan, dan juga olahraga.
a. Jenis aktivitas fisik :
1) Aktivitas fisik harian : mencuci baju, mengepel, jalan kaki,
membersihkan jendela, berkebun, menyetrika, bermain dengan anak,
dan sebagainya;
2) Latihan fisik : jalan kaki, jogging, push up, peregangan, senam aerobik,
bersepeda, dan sebagainya. Dilihat dari kegiatannya, latihan fisik
memang seringkali disatu kategorikan dengan olahraga;
3) Olahraga : didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang terstruktur dan
terencana dengan mengikuti aturan-aturan yang berlaku dengan tujuan
tidak hanya untuk membuat tubuh jadi lebih bugar namun juga untuk
mendapatkan prestasi. Yang termasuk dalam olahraga seperti sepak
bola, bulu tangkis, basket, berenang dan sebagainya.
b. Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan :
1) Aktivitas Ringan.
Kegiatan ini hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak
menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan
(endurance). Contoh: berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci
baju/piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk, nonton TV, bermain
komputer, belajar di rumah;
2) Aktivitas Sedang
Aktivitas ini membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan
otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari kecil,
tenis meja, berenang, bersepeda, bermain musik, jalan cepat;
3) Aktivitas Berat
Aktivitas ini biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan
kekuatan (strength), dan membuat berkeringat. Contoh: berlari,
bermain sepakbola, senam aerobik, karate, taekwondo, pencaksilat,

8
dan aktifitas fisik berat lainnya.

c. Porsi .....
c. Porsi aktivitas fisik/Olahraga
Para pakar olahraga, menyarankan bagi orang dewasa yang sehat untuk
mendapatkan 2,5 jam latihan aerobik umum setiap minggu, kemudian juga
mendapatkan latihan penguatan otot untuk dua hari atau lebih. Kegiatan ini
dimungkinkan untuk dibagi menjadi segmen 10 menit, disela hari-hari
sibuk. Misalnya, anda berjalan kaki selama 10 menit, tiga kali dalam
sehari dan lima hari dalam seminggu, untuk mengurangi risiko
mengembangkan penyakit yang sedang maupun berat.
d. Dalam melakukan aktivitas fisik sebaiknya memperhatikan :
1) Latihan fisik sebaiknya dilakukan 150 menit per minggu dengan
interval 3-5 kali per minggu;
2) Latihan diawali dengan pemanasan 5-10 menit, latihan inti minimal 20
menit, dan pendinginan 5-10 menit;
3) Menggunakan sarana dan prasarana yang aman dan nyaman
termasuk pakaian olahraga dan alas kaki;
4) Memperhatikan keseimbangan asupan nutrisi untuk mendapatkan
hasil maksimal.
e. Berikut tips dalam melakukan latihan fisik secara benar, yaitu:
1) Lakukan secara bertahap hingga mencapai waktu 30 menit;
2) Kenali batas-batas anda , jangan dipaksakan;
3) Aktivitas fisik dilakukan sebelum makan atau 2 jam sesudah makan;
4) Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan;
5) Jika hendak jalan/lari gunakan sepatu yang enak dan nyaman dipakai;
6) Dapat dilakukan dimana saja, dengan memperhatikan lingkungan
yang aman dan nyaman, bebas polusi, tidak menimbulkan cedera.
f. Pada pekerja yang bekerja di perkantoran, bekerja pada posisi yang sama
dalam waktu lama akan mengakibatkan otot menjadi cepat lelah dan alirah
oksigen ke otak berkurang sehingga menurunkan produktivitas kerja.
Untuk mengurangi masalah tersebut dilakukan peregangan di tempat
kerja. Konsep peregangan di tempat kerja:
1) Peregangan dilakukan secara berkala setelah ± 1-2 jam bekerja pada

9
posisi yang sama;

2) Gerakan .....
2) Gerakan dilakukan secara statis dan dinamis dengan menggerakkan
otot dan sendi kepala, leher, bahu, lengan, pinggang, kaki untuk
menghilangkan kekakuan tubuh;
3) Gerakan statis dilakukan dengan menahan sendi dan otot pada posisi
teregang selama 8-10 detik;
4) Gerakan dinamis dilakukan dengan meregangkan dan melemaskan
sendi dan otot secara perlahan;
5) Napas seperti biasa dan pada gerakan tertentu napas diatur untuk
memaksimalkan aliran oksigen ke otak;
6) Gerakan dilakukan perlahan-lahan, tidak dipaksakan dan tidak
dihentakkan.
Manfaat peregangan di tempat kerja :
1) Mengurangi ketegangan otot;
2) Meningkatkan fleksibilitas jaringan otot;
3) Mengurangi risiko cedera otot (kram);
4) Mengurangi risiko nyeri/cedera punggung;
5) Mengoptimalkan aktivitas sehari-hari.

g. Resiko-resiko yang terjadi jika tidak terpenuhi. Adapun beberapa resiko jika
kita tidak menjalankan aktivitas fisik setiap hari:
1) Tidak dapat mengontrol berat badan;
2) Kualitas tidur kurang baik;
3) Mengalami stress;
4) Disfungsi system reproduksi;
5) Menurunnya ketahanan fisik dan kebugaran;
6) Berisiko terkena penyakit kronis tekanan darah tinggi, sindrom
metabolik, sakit jantung.

3. POLA KEBERSIHAN DIRI


a. Pengertian
Kebersihan diri atau personal hygiene, merupakan tindakan untuk

10
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk memperoleh
kesejahteraan fisik serta psikis yang optimal.
b. Katagori .....
b. Kategori Pola Kebersihan diri (Personal Hygiene)
Kebersihan perorangan meliputi :
1) Kebersihan kulit
Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan-kebiasaan yang
sehat harus selalu memperhatikan seperti :
a) Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri;
b) Mandi minimal 2x sehari;
c) Mandi memakai sabun;
d) Menjaga kebersihan pakaian;
e) Makan yang bergizi terutama sayur dan buah;
f) Menjaga kebersihan lingkungan.
2) Kebersihan rambut
Dengan selalu memelihara kebersihan, kebersihan rambut dan kulit
kepala, maka perlu diperhatikan sebagai berikut :
a) Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut
sekurangkurangnya 2x seminggu;
b) Mencuci rambut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut
lainnya;
c) Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.
3) Kebersihan gigi
Menggosok gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan dan
membersihkan gigi sehingga terlihat cemerlang. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menjaga kesehatan gigi adalah :
a) Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap
sehabis makan;
b) Memakai sikat gigi sendiri;
c) Menghindari makan-makanan yang merusak gigi;
d) Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi;
e) Memeriksa gigi secara teratur.
4) Kebersihan mata
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan mata adalah :

11
a) Membaca di tempat yang terang;
b) Memakan makanan yang bergizi;
c) Istirahat .....
c) Istirahat yang cukup dan teratur;
d) Memakai peralatan sendiri dan bersih (seperti handuk dan sapu
tangan);
e) Memelihara kebersihan lingkungan.

5) Kebersihan telinga
Hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah :
a) Membersihkan telinga secara teratur;
b) Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.

6) Kebersihan tangan, kaki dan kuku


Untuk menghindari hal tersebut maka perlu diperhatikan sebagai
berikut:
a) Membersihkan tangan sebelum makan;
b) Memotong kuku secara teratur;
c) Membersihkan lingkungan;
d) Mencuci kaki sebelum tidur.

c. Pola Kebersihan Diri Bagi Personel Gadik/ Gadikan


Sebagai tenaga pendidik atau pekerja di dalam Lemdiklat Polri tentunya
kebersihan setiap masing-masing individu harus selalu diperhatikan, serta
dipraktekkan dalam menjaga kebersihan diri dan meningkatkan standar
kesehatan, diantaranya:
1) Menjaga kebersihan tangan, dengan mencuci tangan menggunakan air
mengalir atau menggunakan antiseptic handrub, sebelum atau sesudah
menyentuh barang barang sekitar, saat akan makan, dan setelah dari
kamar mandi;
2) Menjaga kebersihan tubuh, dengan cara mandi minimal 2x sehari,
tetapi tergantung dengan beratny aktivitas yang dilakukan serta cuaca
didaerah tertentu, jika lembab dan memicu keringat berlebih
sebaiknya, mandi lebih dari 2x untuk menjaga agar pori-pori kulit tetap

12
bersih dan sehingga tidak timbul masalah kulit lainnya;

3) Menjaga .....
3) Menjaga kebersihan mulut. Menggosok gigi di seluruh bagian gigi,
terutama gigi geraham, setiap deretan gigi minimal digosok 30 detik,
dan dapat dilakukan 2-3x sehari. Terutama setelah makan dan sebelum
tidur malam;
4) Menjaga kebersihan kulit kepala. Sebaiknya mencuci rambut dengan
shampoo, untuk menjaga kebersihan kulit kepala dari bakteri, dapat
dilakukan sebanyak 2-3x seminggu, tetapi juga tergantung dengan
beratnya aktivitas yang dilakukan;
5) Menjaga kebersihan pakaian. Dengan cara rajin mencuci baju dengan
sabu, dan tidak menggunakan lagi pakaian yang sudah dikenakan
setelah aktivitas berat. Terutama saat pandemic sebaiknya pakaian
dicuci setiap hari;
6) Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin. Untuk menghindari
adanya penularan suatu penyakit secara droplet;
7) Mentaati dan mempraktekkan seluruh anjuran yang diberikan oleh
Lembaga agar kesehatan individu tetap terjaga;
8) Mengingatkan rekan satu sama lain untuk tetap menjaga kesehata dan
kebersihan diri sendiri, agar meningkatkan kualitas kesehatan
Bersama dan terciptanya lingkungan yang bersih.

d. Resiko Tidak Mematuhi Protokol Menjaga Kebersihan Diri


Dalam mewujudkan terciptanya kebersihan diri yang baik serta
memaksimalkan kesehatan bersama dan meningkatkan performa kerja,
suatu peraturan kesehatan harus diterapkan dan dipatuhi bersama. Apabila
tidak dilakukan maka resiko yang dapat timbul diantaranya, seperti penyakit
pada kulit, misalnya infeksi jamur atau virus. Kemudian dapat timbul
penyakit pernafasan diantaranya mulai infeksi saluran napas akut, hingga
infeksi paru-paru seperti tuberculosis, atau yang sedang ramai saat ini,
yaitu corona virus.

13
4. POLA .....
4. POLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

a. Rumah
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta
sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat
secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat
bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang
sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan
rumah dapat terpenuhi dengan baik. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ketentuan
persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut:
1) Bahan- bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain:
a) Debu total kurang dari 150 mg per meter persegi;
b) Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam;
c) Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan;
d) Tidak terbuat dari baha yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme pathogen.
2) Komponen dan penataan ruangan
a) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
b) Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci
kedap air dan mudah dibersihkan;
c) Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan;
d) Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
e) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
f) Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

3) Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung

14
dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan
minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.
a. Pencahayaan .....

a) Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke
dalam ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian-bagian
bangunan yang terbuka. Cahaya matahari berguna untuk
penerangan dan juga dapat mengurangi kelembaban ruang,
mengusir nyamuk, membunuh kuman penyakit tertentu seperti
TBC, influenza, penyakit mata dan lain-lain. Guna memperoleh
jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya
jendela kamar tidur menghadap ke timur dan luas jendela yang baik
minimal mempunyai luas 10-20% dari luas lantai

b) Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan yang baik dan memenuhi standar dapat
dipengaruhi oleh:
(1) Cara pemasangan sumber cahaya pada dinding atau langit-
langit;
(2) Konstruksi sumber cahaya dalam ornamen yang dipergunakan;
(3) Luas dan bentuk ruangan.

4) Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
Ventilasi digunakan untuk pergantian udara. Udara perlu diganti agar
mendapat kesegaran badan. Selain itu agar kuman- kuman penyakit
dalam udara, seperti bakteri dan virus, dapat keluar dari ruangan,
sehingga tidak menjadi penyakit. Penyakit-penyakit menular yang
penularannya dengan perantara udara, antara lain TBC, bronchitis,
pneumonia, dan lain-lain. Ventilasi yang baik dalam ruangan harus
mempunyai syarat lainnya, di antaranya:
a) Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan.
Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan

15
ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% dikali luas
lantai ruangan;
b) Udara .....
b) Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap
dari sampah atau dari pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan
lain-lain;
c) Aliran udara diusahakan ventilasi silang dengan menempatkan
lubang hawa berhadapan antara 2 dinding ruangan. Aliran udara ini
jangan sampai terhalang oleh barang-barang besar misalnya
almari, dinding sekat dan lain-lain.

5) Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

6) Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter per orang setiap hari.

7) Pembuangan Limbah
a) Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber
air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan
tanah;
b) Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan
bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.

8) Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk
lebih dari 2 orang tidur.

9) Kelembaban
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kelembaban di rumah
adalah sebagai berikut:
a) Kondisi cuaca dan tingkat suhu di luar rumah;
b) Bagaimana bangunan tersebut dilindungi dari kelembaban, dan
lain-lain, serta kebocoran;

16
c) Anda sehari-hari aktivitas seperti mandi, pengukusan, pengeringan
pakaian basah dan lain-lain.

b. Lingkungan .....
b. Lingkungan Kantor/ Mako Gadik
1) Air Bersih
a) Air bersih untuk keperluan industri dapat diperoleh dari
Perusahaan Air Minum (PAM), Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) sumber air tanah atau sumber lain yang telah diolah
sehingga memenuhi persyaratan kesehatan;
b) Tersedia air bersih untuk kebutuhan Gadik sesuai dengan
persyaratan kesehatan;
c) Distribusi air bersih untuk perkantoran harus menggunakan sistem
perpipaan;
d) Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari
pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis;
e) Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak
penampungan dan pada kran terjauh untuk diperiksakan di
laboratorium minimal 2 kali setahun, yaitu musim kemarau dan
musim hujan.

2) Udara
a) Suhu dan kelembaban
Agar ruang kerja memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
1) Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m;
0
2) Bila suhu udara > 30 C perlu menggunakan alat penata udara
seperti Air Conditioner (AC), kipas angin, dll;
0
3) Bila suhu udara luar < 18 C perlu menggunakan alat pemanas
ruang (heater);
4) Bila kelembaban udara ruang kerja > 95 % perlu menggunakan
alat dehumidifier;
5) Bila kelembaban udara ruang kerja < 65 % perlu menggunakan

17
humidifier (misalnya: mesin pembentuk aerosol).

b) Debu .....
b) Debu
Agar kandungan debu di dalam udara ruang kerja memenuhi
persyaratan kesehatan maka perlu dilakukan upaya- upaya sebagai
berikut:
(1) Pada sumber dilengkapi dengan penangkap debu (dust
enclosure);
(2) Untuk menangkap debu yang timbul akibat proses produksi,
perlu dipasang ventilasi lokal (lokal exhauster) yang
dihubungkan dengan cerobong dan dilengkapi dengan penyaring
debu (filter);
(3) Ruang proses produksi dipasang dilusi ventilasi (memasukkan
udara segar).

c) Pertukaran udara
Agar pertukaran udara ruang dapat berjalan dengan baik maka
perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
(1) Memasukkan udara segar untuk mencapai persyaratan NAB
dengan menggunakan ventilasi/AC;
(2) Kebutuhan suplai udara segar 10 lt/org/dtk;
(3) Membersihkan saring/filter udara AC secara periodik sesuai
ketentuan pabrik.

d) Gas pencemar
Agar kandungan gas pencemar dalam udara ruang kerja tidak
melebihi konsentrasi maksimum perlu dilakukan tindakan –
tindakan sebagai berikut :
(1) Pada sumber dipasang hood (penangkap gas) yang
dihubungkan dengan local exhauster dan dilengkapi dengan
filter penangkap gas;
(2) Melengkapi ruang proses produksi dengan alat penangkap gas;

18
(3) Dilengkapi dengan suplai udara segar.

3) Limbah .....

3) Limbah
a) Limbah padat
(1) Membersihkan ruang dan lingkungan perkantoran minimal 2
kali sehari;
(2) Mengumpulkan sampah kering dan basah pada tempat yang
berlainan dengan menggunakan kantong plastik warna hitam;
(3) Mengamankan limbah padat sisa kegiatan perkantoran.

b) Limbah cair
(1) Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat
mengalir dengan lancar dan tidak menimbulkan bau;
(2) Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan lebih dahulu
sebelum dibuang ke lingkungan minimal dengan tengki septik.

4) Pencahayaan
Agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan
tindakan sebagai berikut :
a) Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak
menimbulkan kesilauan dan memilki intensitas sesuai dengan
peruntukannya;
b) Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang
optimum dan bola lampu sering dibersihkan;
c) Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.

5) Kebisingan di Ruangan
Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan
perlu diambil tindakan sebagai berikut :
a) Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar tidak
menimbulkan kebisingan.

19
b) Sumber bising dapat dikendalikan dengan cara antara lain:
meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman
pohon, membuat bukit buatan, dan lain-lain.

6) Getaran .....
6) Getaran di Ruangan
Agar getaran tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan
perlu diambil tindakan sebagai berikut :
a) Melengkapi ruang kerja dengan peredam getar;
b) Memperbaiki/memelihara sistem penahan getaran;
c) Mengurangi getaran pada sumber, misalnya dengan memberi
bantalan pada sumber getaran.

7) Radiasi di Ruangan .
a) Pencegahan terhadap radiasi medan listrik;
(1) Merancang instalasi sesuai dengan Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL);
(2) Menyediakan alat pelindung (isolasi) radiasi pada sumber.
b) Pencegahan terhadap radiasi medan magnet listrik :
Lokasi perkantoran jauh atau tidak berada dibawah Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUT) atau Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET), jarak vertikal bangunan dari sumber maksimal
10m dan jarak horisontal minimal 30m.

8) Vektor Penyakit
a) Pengendalian secara fisika
(1) Konstruksi bangunan tidak memungkinkan masuk dan
berkembang biaknya vektor dan reservoar penyakit kedalam
ruang kerja dengan memasang alat yang dapat mencegah
masuknya serangga dan tikus;
(2) Menjaga kebersihan lingkungan, sehingga tidak terjadi
penumpukan sampah dan sisa makanan;
(3) Pengaturan peralatan dan arsip secara teratur;
(4) Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus.

20
b) Pengendalian dengan bahan kimia yaitu dengan melakukan
penyemprotan, pengasapan, memasang umpan, membubuhkan
abate pada tempat penampungan air bersih.

c) Pengendalian .....
c) Pengendalian penjamu dengan listrik frekwensi tinggi.
d) Cara mekanik dengan memasang perangkap.

9) Ruang dan Bangunan


a) Bangunan kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan
terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan;
b) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,
tidak licin dan bersih;
3
c) Setiap Gadik mendapatkan ruang udara minimal 10 m /Gadik;
d) Dinding bersih dan berwarna terang, permukaan dinding yang
selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kedap air;
e) Langit-langit kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal 2,50
m dari lantai;
f) Atap kuat dan tidak bocor;
g) Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya
cahaya minimal 1/6 kali luas lantai.

10) Toilet
a) Toilet Gadik wanita terpisah dengan toilet untuk Gadik pria;
b) Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel,
jamban dan peturasan minimal seperti pada tabel-tabel berikut :
(1) Untuk Gadik pria :
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
No
GADIK KAMAR JAMBAN PETURASAN WASTAFEL

1 1 s/d 25 1 1 2 2

2 26 s/d 50 2 2 3 3

3 51 s/d 100 3 3 5 5

21
Setiap penambahan 40 -100 Gadik harus ditambah satu kamar
mandi, satu jamban, dan satu peturasan.

(2) Untuk .....

(2) Untuk Gadik wanita :

No JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH


GADIK KAMAR JAMBAN WASTAFEL
1 1 s/d 20 1 1 2
2 21 s/d 40 2 2 3
3 41 s/d 70 3 3 5
4 71 s/d 100 4 4 6
5 101 s/d 140 5 5 7
6 141 s/d 180 6 6 8
Setiap penambahan 40-100 Gadik harus ditambah satu kamar
mandi, satu jamban.

11) V

11) Ventilasi Udara


Ruang yang menggunakan AC secara periodik harus dimatikan
dan diupayakan mendapat pergantian udara secara alamiah dengan
cara membukan seluruh pintu dan jendela atau dengan kipas angin.
Saringan/filter udara AC juga harus dibersihkan secara periodik sesuai
dengan ketentuan pabrik. Tindakan pengendalian yang dapat dilakukan
untuk memastikan ventilasi dapat mencegah pencemar udara adalah
sebagai berikut:
a) ruang kerja dan sistem ventilasinya tidak berhubungan

22
langsung dengan dapur (pantry) ataupun area parkir;
b) filtrasi/penyaringan udara yang efektif;
c) pemeliharaan unit pendingin udara dan system ventilasi lain,
termasuk pembersihan secara regular;
d) pencegahan adanya halangan/obstruksi pada ventilasi.

12) Risiko-Risikonya Jika Tidak Terpenuhi :


a) Bahaya fisik
1. Kebisingan, dapat menyebabkan gangguan pendengaran;
2. Debu, dapat menyebabkan gangguan pernafasan;
3. Pencahayaan, dapat menyebabkan kelelahan pada mata;

4. Perubahan .....
4. Perubahan kelembaban: kulit kering, bibir pecah- pecah,
kesulitan bernafas, sakit tenggorokan selama pagi dan malam
hari di saat musim angin.

b) Bahaya kimia
Cairan pembersih atau furnish yang mengandung solvent, dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan pernafasan.

c) Bahaya biologi
1. Aspergilus, dapat menyebabkan aspergilosis atau infeksi jamur
aspergilus;
2. Virus influenza, penularan dari rekan kerja;
3. Kolera;
4. Diare: menular melalui air dan makanan yang mengandung
mikroba;
5. Tuberculosis (TBC) : Penyakit infeksi saluran napas atas yang
ditularkan melalui udara;
6. Cacingan;
7. DBD;
8. Penularan penyakit menular karena berada dalam satu
ruangan dengan Gadik yang sedang sakit dan sistem ventilasi

23
yang kurang baik.
9. Risiko keselamatan tersendiri dimana pada saat terjadi situasi
darurat seperti kebakaran, gempa, dan ancaman teroris.

III. POLA .....


III. POLA HIDUP SEHAT KAMPUS (SERDIK)

1. POLA TIDUR SERDIK


Hal yang bisa dilakukan untuk mencapai pola tidur yang sehat, yaitu:
a. Disiplin waktu;
b. Lakukan olahraga secara teratur;
c. Perhatikan kondisi ruang tidur;
d. Usahakan tidak makan sebelum tidur.

Untuk itu, serdik harus memiliki jadwal pola tidur yang cukup dan tepat, sehingga
dapat mengembalikan kebugaran tubuh ke kondisi semua, sehingga dapat
beraktivitas kembali. Faktor-faktor kesulitan tidur :
a. Stres atau kecemasan;
a. Depresi;
b. Kelainan-kelainan kronis : diabetes, sakit ginjal, artritis, dll;
c. Efek samping pengobatan;
d. Pola makan yang buruk;
e. Kafein, nikotin, dan alkohol;
f. Kurang olahraga;
g. Usia lanjut (insomnia sering terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun);
h. Wanita hamil;

24
i. Riwayat depresi.

Resiko yang dirasakan apabila kurang tidur:


a. Hilang konsentrasi saat belajar;
b. Memperburuk kondisi kesehatan tubuh;
c. Kulit terlihat lebih tua;
d. Hilang fokus saat berkendara;
e. Munculnya obesitas;
f. Stres yang meningkat;
g. Sering lupa.

2. POLA .....
2. POLA AKTIVITAS FISIK / OLAHRAGA SERDIK
Kebugaran jasmani adalah suatu keadaan ketika tubuh masih memiliki sisa
tenaga untuk melakukan kegiatan-kegiatan ringan yang bersifat rekreasi atau
hiburan setelah melakukan kegiatan/aktivitas fisik rutin. Komponen kebugaran
jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi:
a. Komposisi lemak tubuh;
b. Fleksibilitas;
c. Kekuatan dan Ketahanan Otot;
d. Ketahanan Jantung-Paru.
Faktor yang Memengaruhi Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani dapat
dipengaruhi oleh:
a. Umur;
b. Jenis Kelamin;
c. Keturunan;
d. Makanan;
e. Kebiasaan merokok;
f. Latihan.
Kaidah Olahraga
a. Baik;
b. Benar;
c. Terukur;

25
d. Teratur;
e. Progresif;
f. Jenis Latihan.
Adapun latihan fisik yang dapat dilakukan antara lain:
a. Latihan aerobik adalah latihan fisik yang melibatan kelompok otot-otot besar
tubuh secara ritmik dan berkesinambungan, memerlukan jalur metabolisme
aerobik sebagai sumber penyediaan energi salah satu contohnya yaitu
senam aerobik.
b. Latihan Kekuatan (resistance Training) adalah bentuk latihan fisik yang
dirancang untuk meningkatkan kebugaran otot, kekuatan otot, dan daya
ledak (power) dengan melatih otot atau kelompok otot melawan tahanan dari
luar. Latihan kekuatan bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1) Beban ...

1) Beban Tubuh (Body Weight/Calesthenic) adalah latihan kekuatan


dengan menggunakan atau melawan beban tubuh sendiri. Contoh: push
up, crunch, squat, deadlift dan sebagainya;
2) Beban bebas (free weight) adalah latihan kekuatan dengan
menggunakan beban bebas dengan alat-alat beban sederhana seperti
dumbbell, barbell, atau rubber band;
3) Beban Mesin (Weight Machine) adalah latihan kekuatan dengan
menggunakan alat atau mesin yang dirancang khusus untuk kelompok
otot tertentu. Contoh: Chest Press Machine, Leg curl machine, Pectoral
Machine dan lain sebagainya. Latihan ini melatih otot lebih spesifik.

c. Latihan Fleksibilitas disebut juga peregangan (stretching). Peregangan


diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1) Static Stretching adalah peregangan yang dilakukan dengan pelan
hingga titik tekan (point of tension) atau point of mild discomfort dan
ditahan beberapa detik. Peregangan paling aman dan terkontrol untuk
mencapai kelenturan otot dan sendi;
2) Dynamic Stretching adalah peregangan yang dilakukan dengan gerakan
cepat atau lambat sesuai ROM yang diperlukan untuk gerakan olahraga.
Peregangan ini biasa dipakai pada orang yang terbiasa olahraga atau

26
kelompok atlet.
Resiko - resiko yang terjadi jika tidak terpenuhi
Adapun beberapa resiko jika kita tidak menjalankan aktivitas fisik setiap hari:
a. Tidak dapat mengontrol berat badan;
b. Kualitas tidur kurang baik;
c. Mengalami stress;
d. Disfungsi system reproduksi;
e. Menurunnya ketahanan fisik dan kebugaran;
f. Berisiko terkena penyakit kronis tekanan darah tinggi, sindrom
metabolik, sakit jantung.

3. POLA .....
3. POLA KEBERSIHAN DIRI SERDIK
a. Sebagai peserta didik di Lembaga Kepolisian Republik Indonesia, sudah
seharusnya menjaga kebersihan personal merupakan kewajiban bagi
seorang calon abdi negara yang akan menjadi teladan dimasyarakat, pola
kebersihan diri yang dapat dilakukan oleh para peserta didik, diantaranya:
1) Menjaga kebersihan kulit. Selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan-
kebiasaan yang sehat harus selalu diperhatikan seperti, mandi 2x sehari
minimal (tergantung kegiatan peserta didik yang cenderung kategori
berat setiap harinya), menggunakan barang-barang keperluan sehari-
hari milik sendiri tidak bergantian dengan serdik yang lain, serta rajin
mencuci baju;
2) Menjaga Kebersihan rambut. Memperhatikan kebersihan rambut
dengan mencuci rambut sekurang-kurangnya 2x seminggu. Mencuci
rambut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya, afar
tidak ada infeksi pada kulit kepalayang lembab, terutama bagi peserta
didik yang menggunakan penutup kepalaatau helm setiap harinya;
3) Menjaga Kebersihan gigi. Menggosok gigi dengan teratur. Menggosok
gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap sehabis makan dan
sebelum tidur, serta memakai sikat gigi sendiri;
4) Menjaga kebersihan mata, tidak memegang mata jika tangan dalam
keadaan kotor. Memakai peralatan sendiri dan bersih ( seperti handuk

27
dan sapu tangan);
5) Menjaga kebersihan telinga, seperti membersihkan telinga secara
teratur, dan tidak mengorek-ngorek telinga, sehingga infeksi;
6) Menjaga kebersihan tangan, kaki dan kuku. Membersihkan tangan
sebelum makan atau sesudah dari kamar kecil. Memotong kuku secara
teratur, Membersihkan lingkungan, Mencuci kaki sebelum tidur.
b. Resiko tidak mematuhi protokol menjaga kebersihan diri sebagai Serdik
antara lain :
1) penyakit kulit seperti infeksi scabies atau kutu;
2) penyakit infeksi virus lainnya seperti herpes atau jamur.

4. POLA .....
4. POLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KAMPUS SEHAT
a. KAMPUS
1) Memiliki lingkungan kampus yang bersih, rindang dan nyaman;
2) Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran memenuhi standar
kesehatan, kenyamanan dan keamanan;
3) Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat;
4) Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/serdik, selain untuk kenyamanan
dan memberi ruang gerak yang cukup bagi anak, kondisi kelas yang tidak
padat juga memudahkan prosedur evakuasi saat keadaan darurat;
5) Tingkat kebisingan di lingkungan kampus maksimal 45 desibel (setara
dengan suara orang mengobrol dengan suara normal) karena kebisingan di
atas 45 desibel akan mengganggu konsentrasi belajar;
6) Memiliki lapangan atau aula untuk olahraga;
7) Memiliki sumber air bersih yang memadai dan septic tank dengan jarak
minimal 10 meter dari sumber air bersih;
8) Memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak menimbulkan bau tak
menyenangkan;
9) Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan (ventilasi/AC dan
pencahayaan cukup);
10) Pencahayaan kelas yang memadai (harus cukup terang);
11) Memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan rapi, serta

28
menyediakan menu bergizi seimbang;
12) Memiliki jumlah toilet dan kamar mandi umum bersih dengan rasio 1:40
untuk serdik laki-laki dan 1:25 untuk serdik perempuan;
13) Memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang memadai dan
representatif;
14) Menerapkan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus;
15) Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal. (tersedia tempat tidur;
timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snellen chart; kotak P3K
berisi obat; lemari obat, buku rujukan, KMS, poster-poster, struktur
organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan/wastafel, data angka kesakitan
serdik; peralatan perawatan gigi, unit gigi; contoh- contoh model organ
tubuh, rangka torso dan lain-lain);
16) Mengintruksikan .....
16) Menginstruksikan piket kamar/meja/makan untuk senantiasa membersihkan
handle pintu, meja makan, peralatan belajar mengajar dan benda-benda lain
yang dimungkinkan menjadi media perantara penularan penyakit.

b. RUANG KELAS
1) Jarak antar-orang duduk dan berdiri atau mengantri minimal 1,5 (satu koma
lima) meter, dan memberikan tanda jaga jarak;
2) Kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk memastikan sirkulasi
yang baik. Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat
lainnya, di antaranya: Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas
lantai ruangan. Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan
ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% dikali luas lantai
ruangan.
3) Melakukan pengaturan lalu lintas 1 (satu) arah di lorong/koridor dan tangga.
Jika tidak memungkinkan, memberikan batas pemisah dan penanda arah
jalur di lorong/koridor dan tangga;
4) Melakukan pembersihan dan disinfeksi prasarana dan lingkungan kelas
setiap hari sebelum dan setelah penyelenggaraan tatap muka dimulai dan
dilanjutkan setiap hari selama satuan pendidika menyelenggarakan
pembelajaran tatap muka, antara lain pada lantai, pegangan tangga, meja
dan kursi, pegangan pintu, toilet, sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun)

29
dengan air mengalir, alat peraga/edukasi, komputer, alat pendukung
pembelajaran, ventilasi buatan atau AC, dan fasilitas lainnya;
5) memeriksa ketersediaan sisa cairan disinfektan, sabun cuci tangan, dan
cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
6) Sebelum masuk kelas wajib mencuci tangan dengan sabun dengan air
mengalir kemudian menggunakan hand sanitizer;
7) Tempat duduk berjarak 1,5 meter dengan diberikan label nama Serdik dan
tidak boleh bertukar tempat duduk;
8) Jika menggunakan michrophone, cover michrophone selalu diganti setiap
kali pergantian kelas
9) Meja dan kursi disterilisasi setiap pergantian dosen/instruktur;

10) Di depan .....


10) Di depan ruang kelas, ditempatkan hand sanitizer pada posisi yang
mudah di akses oleh Serdik;
11) Senantiasa menjaga kebersihan, kesehatan ruangan kelas serta peralatan
yang ada di dalamnya;
12) Menempatkan pedoman enam langkah mencuci tangan yang baik dan
benar;
13) Membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.

c. TEMPAT LATIHAN/LAPANGAN
1) Melakukan pembersihan dan disinfeksi prasarana dan lingkungan kelas
setiap hari sebelum dan setelah penyelenggaraan tatap muka dimulai dan
dilanjutkan setiap hari selama satuan pendidikan menyelenggarakan
pembelajaran tatap muka;
2) memeriksa ketersediaan sisa cairan disinfektan, sabun cuci tangan, dan
cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
3) Sebelum masuk kelas wajib mencuci tangan dengan sabun dengan air
mengalir kemudian menggunakan hand sanitizer;
4) Senantiasa menjaga kebersihan, kesehatan tempat latihan/ lapangan serta
peralatan latihan;
5) Menempatkan pedoman enam langkah mencuci tangan yang baik dan
benar;

30
6) Serdik mengikuti tata tertib peraturan baris-berbaris sesuai dengan protokol
Kesehatan yang ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan;
7) Penggunaan alins dan alongins ditentukan oleh instruktur;
8) Serdik wajib mencuci tangan setelah menggunakan alins dan alongins;
9) Alins dan alongins yang bersifat perorangan menjadi tanggung jawab Serdik
masing-masing (peluit, tongkat T, borgol, dan alat tulis);
10) Jika pada saat latihan akan bersin/batuk wajib mengikuti etiket batuk dan
bersin (menutup hidung dan mulut);
11) Apabila ada kepentingan dan pertanyaan yang akan disampaikan kepada
instruktur, Serdik cukup mengangkat tangan dan berbicara sesuai etiket
termasuk berkomunikasi dengan Serdik lainnya;
12) Dilarang meludah dan membuang sampah di tempat latihan.
d. BARAK .....
d. BARAK/FLAT/DORMITORY
1) Kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk memastikan sirkulasi
yang baik;
2) Di barak/flat/dormitory ditempatkan hand sanitizer pada posisi yang mudah
diakses oleh Serdik;
3) Senantiasa menjaga kebersihan, kesehatan ruangan barak/flat/
dormitory serta peralatan yang ada di dalamnya;
4) Menempatkan pedoman enam langkah mencuci tangan yang baik dan
benar;
5) Mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir/wastafel yang sudah
disiapkan oleh lembaga;
6) Melepas alas kaki di luar dan menyusun kerapihan sepatu masing-
masing;
7) Masuk dengan tertib secara bergantian dan tidak membuat
kerumunan/berdesak-desakan;
8) Berganti pakaian apabila telah melaksanakan kegiatan dan mencuci
pakaian yang dikenakan dan menggantinya dengan yang baru;
9) Rajin membersihkan diri dan perlengkapan pribadi;
10) Membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.

e. RUANG MAKAN TERBUKA (ATAU DI KAMAR MASING-MASING)

31
1) Di lokasi tempat dilaksanakan kegiatan makan, ditempatkan beberapa hand
sanitizer pada posisi yang mudah diakses oleh Serdik dan atau
Gadikan/pengasuh/pengawas ruang makan;
2) Tersedia tempat mencuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang
mengalir serta menempatkan pedoman enam langkah mencuci tangan yang
baik dan benar;
3) Senantiasa menjaga kebersihan, kesehatan ruang makan dan peralatan
makan serta peralatan penunjang lainnya;
4) Antar Serdik tidak diperbolehkan untuk saling pinjam pakai peralatan makan
dan minum serta berbagi makanan/minuman yang sudah dimakan/diminum
sebelumnya;

5) Makanan .....
5) Makanan disajikan dengan menggunakan kotak yang hanya digunakan
sekali pakai dan peralatan makan menggunakan peralatan makan pribadi
(sendok, garpu, gelas, lap makan);
6) Membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.

f. TEMPAT IBADAH
1) Rumah ibadah tidak menggunakan karpet;
2) Membawa peralatan ibadah pribadi;
3) Tersedia sabun tangan di tempat wudhu/toilet
4) Menggunakan peralatan ibadah pribadi;
5) Tidak meminjam/menggunakan peralatan ibadah milik orang lain;
6) Menggunakan ruang wudhu dengan tetap memperhatikan jarak sesuai
protokol kesehatan;
7) Memperhatikan jumlah orang dalam satu ruang wudhu tidak berkerumun
dan berdesak-desakan);
8) Jika pada saat ibadah akan bersin/batuk wajib mengikuti etiket batuk dan
bersin (menutup hidung dan mulut);
9) Dilarang meludah dan membuang sampah sembarangan di lingkungan
ibadah;
10) Menerapkan protokol kesehatan 5M;
11) Membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan;

32
12) Menjaga kebersihan dan kerapian dormitory dan alat ibadah;
13) Untuk agama lainnya tetap mempedomani protokol kesehatan sesuai tata
cara ibadah agama dan keyakinan masing-masing;
14) Standar tempat ibadah bagi umat muslim:
a) Sesuai dengan rencana tata kota;
b) Tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran
(debu,asap,bau dan cemaran lainnya);
c) Tidak berada pada jarak<100 meter dari sumber pencemaran debu,
asap, bau & cemaran lainnya;
d) Bangunan kuat, kokoh dan permanen, serta rapat serangga dan tikus;
e) Lantai kuat, tidak terbuat dari tanah, bersih, rapat air, tidak licin dan
mudah dibersihkan;
f) Dinding .....
f) Dinding bersih, berwarna terang,kedap airdan mudah dibersihkan;
g) Atap menutup bangunan,kuat, bersih, cukup landai dan tidak bocor;
h) Penerangan/pencahayaan terang, tersebar merata dan tidak menyilau;
i) Ventilasi minimal 10% dari luas bangunan, sejuk dan nyaman (tidak
pengap dan tidak panas);
j) Pintu rapat serangga dan tikus, menutup dengan baik dan membuka ke
arah luar. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan;
k) Langit – langit tinggi minimal 2,4 m dari lantai, kuat, tidak terdapat
lubang-lubang, berwarna terang dan mudah dibersihkan;
l) Pagar kuat, aman dan dapat mencegah binatang pengganggu masuk;
m) Halaman bersih, tidak berdebu dan becek, tidak terdapat genangan air,
terdapat tempat sampah yang cukup. Dan terdapat tempat parkir yang
cukup;
n) Jaringan instalasi aman (bebas cross conection) dan terlindung;
o) Saluran air limbah tertutup, mengalir dengan lancar;
p) Tempat wudhu bersih, terpisah dari toilet, peturasan, dan ruang mesjid;
q) Air bersih dengan jumlah mencukupi / selalu tersedia setiap saat, tidak
berbau, tidak berasa & tidak berwarna;
r) Air wudhu keluar melalui keran – keran khusus & jumlahnya mencukupi,
kolam air wudhu tertutup (rapat serangga), tidak terdapat jentik nyamuk
pada kolam air wudhu, limbah air wudhu mengalir lancar, tempat wudhu

33
pria dan wanita sebaiknya terpisah;
s) Tempat sembahyang bersih, tidak berbau yang tidak enak, bebas kutu
busuk dan serangga lainnya, sepanjang bagian depan tiap shaf
dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30 cm sebagai tempat
sujud;
t) Setiap peserta didik membawa sajadah, mukena, sarung, dan alat
ibadah lainnya masing-masing;

15) Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Gereja adalah Keputusan


Menteri Kesehatan 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan
Sarana dan Bangunan Umum.

g. TEMPAT .....
g. TEMPAT OLAHRAGA
1) Ada petunjuk dan penanda physical distancing;
2) Membawa peralatan olahraga pribadi;
3) Ada petugas pemeriksa suhu tubuh;
4) Ada hand sanitizer;
5) Tersedia sabun tangan di toilet;
6) Setiap peralatan olahraga yang telah dipakai, harus disterilisasi;
7) Menerapkan protokol kesehatan 5M;
8) Membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.

h. TEMPAT APEL
1) Ada petunjuk dan penanda physical distancing;
2) Ada petugas pemeriksa suhu tubuh;
3) Ada hand sanitizer;
4) Tersedia sabun tangan di toilet;
5) Serdik mengikuti kegiatan dengan tetap mempedomani protocol kesehatan
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan;
6) Serdik wajib mencuci tangan setelah kegiatan;
7) Jika pada saat apel akan bersin/batuk wajib mengikuti etiket dan etika
(menutup hidung dan mulut);
8) Apabila ada kepentingan dan pertanyaan yang akan disampaikan kepada

34
instruktur, Serdik cukup mengangkat tangan serta berbicara sesuai etiket
dan etika;
9) Membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.

i. KAMAR MANDI/TOILET
1) Selalu terpelihara serta dalam keadaan bersih;
2) Kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk memastikan sirkulasi
yang baik;
3) Ada hand sanitizer;
4) Tersedia sabun tangan di toilet;
5) Menggunakan kamar mandi/toilet secara bergantian (tidak berkerumun);

6) Memperhatikan .....
6) Memperhatikan jumlah orang dalam satu ruang mandi dengan rumus
panjang dibagi 2 meter (misal panjang kamar mandi 10 meter maka hanya
diperbolehkan 5 orang dalam waktu yang sama);
7) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang,
mudah dibersihkan dan tidak boleh menyebabkan genangan
8) Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan dan
tempat cuci tangan) tersendiri;
9) Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan
penahan bau (water seal);
10) Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur,
kamar operasi, dan ruang khusus lainnya;
11) Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar;
12) Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanita;
13) Toilet harus terletak di tempat yang mudah dijangkau dan ada petunjuk arah,
dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1 (satu) toilet untuk 1 - 20
pengunjung wanita, 1 (satu) toilet untuk 1 - 30 pengunjung pria;
14) Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara
kebersihan;
15) Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi
tempat perindukan/nyamuk;
16) Menguras tempat penampungan air setiap minimal 1 minggu sekali;

35
17) Jika pada saat mandi akan bersin/batuk wajib mengikuti etiket batuk dan
bersin (menutup hidung dan mulut);
18) Dilarang meludah dan membuang sampah sembarangan di kamar
mandi/toilet;
19) Tidak meninggalkan barang pribadi di kamar mandi/toilet;
20) Menerapkan protokol kesehatan 5M.

j. LABORATORIUM KOMPUTER
1) Kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk memastikan sirkulasi
yang baik;
2) Serdik duduk pada tempat yang telah ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan label (perorangan dan kelompok);
3) Serdik .....
3) Serdik wajib mencuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas di
laboratorium komputer;
4) Jika pada saat belajar akan bersin/batuk wajib mengikuti etiket batuk dan
bersin (menutup hidung dan mulut);
5) Apabila ada kepentingan dan pertanyaan yang akan disampaikan, Serdik
cukup mengangkat tangan dan berbicara sesuai etiket dan etika termasuk
berkomunikasi dengan Serdik lainnya;
6) Pada saat berkomunikasi dengan Serdik lain/Gadik, Serdik wajib
menggunakan masker dan berbicara sesuai etiket;
7) Masuk dan keluar ruang kelas secara tertib (tidak boleh berdesak-
desakan/berdorong-dorongan;
8) Dilarang meludah dan membuang sampah sembarangan;
9) Menerapkan protokol kesehatan 5M.

k. TEMPAT-TEMPAT LATIHAN LAIN YANG DITENTUKAN


(LATJA/KKP/KKDN/KKL)
1) Kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk memastikan sirkulasi
yang baik;
2) Serdik wajib mencuci tangan sesering mungkin;
3) Jika pada saat belajar akan bersin/batuk wajib mengikuti etiket batuk
dan bersin (menutup hidung dan mulut);

36
4) Masuk dan keluar ruang kelas secara tertib;
5) Dilarang meludah dan membuang sampah sembarangan;
6) Menerapkan protokol kesehatan 5 M.

l. PERPUSTAKAAN
1) Kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk memastikan sirkulasi
yang baik;
2) Serdik tetap mempedomani protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Satuan
pendidikan;
3) Melakukan penyemprotan disinfektan setelah Serdik melaksanakan wajib
kunjung;

4) Pengelola .....
4) Pengelola/pegawai perpustakaan wajib menyediakan tempat duduk sesuai
Prokes yang telah ditentukan;
5) Serdik wajib mencuci tangan sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan;
6) Menerapkan protokol kesehatan 5M;
7) Membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.

m. KANTIN
1) Kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk memastikan sirkulasi
yang baik;
2) Penjaga kantin wajib mematuhi protokoler kesehatan;
3) Meja dan kursi untuk makan dan minum ditiadakan di kantin;
4) Makan dan minum dilarang di dalam kantin maupun di sekitar kantin yang
menyebabkan kerumuman;
5) Saat pemesanan makanan tidak boleh ada antrean berdekatan;
6) Pembayaran dilakukan dengan uang pas (tanpa kembalian)
menggunakan perantara berupa money tray (wadah kotak);
7) Setiap pengunjung yang masuk dan keluar dari kantin harus melakukan
cuci tangan pakai sabun;
8) Semua area dipastikan harus selalu bersih dengan penambahan alat
kebersihan dan tempat sampah;
9) Makanan yang disajikan atau dijual adalah makanan yang siap saji dengan

37
kandungan gizi lengkap, serta sesuai standar Pangan Jajanan Anak Sekolah
(PJAS) BPOM;
10) Makanan disajikan dalam wadah tertutup
11) Pembelian dilakukan dengan cara take away (tidak dikonsumsi di kantin);
12) Ruang kantin dan peralatan dilakukan sterilisasi sebelum dan selesai
digunakan;
13) Tersedia hand Sanitizer/tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan air
mengalir;
14) Makanan dan minuman yang disajikan/dijual harus higienis dan
menggunakan kemasan satu kali pakai (disposable);
15) Membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.
n. KOPERASI .....

n. KOPERASI
1) Kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk memastikan sirkulasi
yang baik;
2) Ruang koperasi dilakukan sterilisasi sebelum dan selesai digunakan;
3) Tersedia hand sanitizer/tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan air
mengalir;
4) Terdapat tempat duduk yang berjarak;
5) Membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.

o. FASILITAS KESEHATAN KAMPUS


1) Harus dilakukan disinfektan keseluruhan secara berkala (minimal 1
minggu 1 kali);
2) lingkungan harus tenang;
3) sirkulasi udara harus baik;
4) penerangan harus cukup baik/cukup sinar matahari;
5) bentuk ruangan sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk observasi
pasien dan pembersihannya;
6) kebersihan lingkungan harus dijaga;
7) bebas dari serangga;
8) tersedia tempat sampah (infeksius dan non infeksius) yang tertutup dan
dapat diinjak, untuk tempat sampah medis dengan plastik kuning;

38
9) Arah pemasangan kipas angin posisinya dipasang di sisi kepala sehingga
aliran udara menuju ke jendela terbuka;
10) Disediakan fasilitas cuci tangan dan tersedia sabun antiseptik dan tissue
dan poster langkah cuci tanganMasukan pakaian kotor kedalam keranjang
dalam keadaan tertutup dan segera dilakukan pembersihan.

p. PENYELENGGARAAN PENGAMANAN LIMBAH


Penyelenggaraan pengamanan limbah padat domestik pengamanan limbah
padat domestik adalah upaya penanganan limbah padat domestik di rumah sakit
yang memenuhi standar untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan,
kenyamanan dan keindahan yang ditimbulkan. Untuk menjamin pengelolaan
limbah padat domestik dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan
penyelenggaraan sebagai berikut:
1) Tahapan .....
1) Tahapan penanganan limbah rumah tangga, dilakukan dengan cara:
a) Tahap Pewadahan
(1) Melakukan upaya pewadahan yang berbeda antara limbah organik
dan an organik mulai di ruangan sumber;
(2) Menyediakan tong sampah dengan jumlah dan volume yang
memadai pada setiap ruangan yang terdapat aktivitas pasien,
pengunjung dan karyawan;
(3) Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 1 x 24 jam
atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka
harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit dan
binatang pembawa penyakit;
(4) Penempatan tong sampah harus dilokasi yang aman dan strategis
baik di ruangan indoor, semi indoor dan lingkungan outdoor, dengan
jumlah dan jarak penempatan yang memadai. Terdapat minimal 1
(satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan.
Upayakan di area umum tersedia tong sampah terpilah oganik dan
an organik;
(5) Tong sampah dilakukan program pembersihan menggunakan air
dan desinfektan secara regular;
(6) Tong sampah yang sudah rusak dan tidak berfungsi, harus diganti
dengan tong sampah yang memenuhi persyaratan.

39
b) Tahap Pengangkutan
Limbah padat domestik di ruangan sumber dilakukan pengangkutan ke
tempat penyimpanan sementara secara periodik menggunakan troli
khusus dan kondisi limbah rumah tangga masih tetap terbungkus
kantong plastik hitam. Tahapan pengangkutan dengan cara :
1. Pengangkutan dilakukan pada jam tidak sibuk pagi dan sore dan
tidak melalui jalur/koridor yang padat pasien, pengunjung rumah
sakit;
2. Troli pengangkut sampah harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap
air dan tidak berkarat permukaannya mudah dibersihkan, serta
dilengkapi penutup serta ditempel tulisan “troli pengangkut sampah
rumah tangga/domestik”;
3. Penentuan .....
3. Penentuan jalur pengangkutan sampah domestik ke Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah tidak melalui ruangan
pelayanan atau ruang kerja yang padat dengan pasien, pengunjung
dan karyawan rumah sakit;
4. Apabila pengangkutan sampah domestik ke TPS melalui jalan
terbuka, maka pada saat terjadi hujan tidak dipaksakan dilakukan
pengangkutan ke TPS.
c) Tahap Penyimpanan di TPS
(1) Waktu tinggal limbah dometik dalam TPS tidak boleh lebih dari 2 x
24 jam;
(2) limbah padat domestik yang telah di tempatkan di TPS dipastikan
tetap terbungkus kantong plastik warna hitam dan dilarang dilakukan
pembongkaran isinya;
(3) Penanganan akhir limbah rumah tangga dapat dilakukan dengan
pengangkutan keluar menggunakan truk sampah milik rumah sakit
atau bekerja sama dengan pihak luar. Penanganan dapat juga
dilakukan dengan pemusnahan menggunakan insinerator yang
dimiliki rumah sakit.

2) Upaya pemilahan dan pengurangan, dilakukan dengan cara :


a) Pemilahan dilaksanakan dengan memisahkan jenis limbah organik dan

40
limbah anorganik serta limbah yang bernilai ekonomis yang dapat
digunakan atau diolah kembali, seperti wadah/kemasan bekas berbahan
kardus, kertas, plastik dan lainnya dan dipastikan tidak mengandung
bahan berbahaya dan beracun;
b) Pemilahan dilakukan dari awal dengan menyediakan tong sampah yang
berbeda sesuai dengan jenisnya dan dilapisi kantong plastik warna
bening/putih untuk limbah daur ulang di ruangan sumber;
c) Dilakukan pencatatan volume untuk jenis sampah organik dan
anorganik, sampah yang akan didaur ulang atau digunakan kembali;
d) Sampah yang bernilai ekonomis dikirim ke TPS terpisah dari sampah
organik maupun anorganik;

e) Dilarang .....
e) Dilarang melakukan pengumpulan limbah yang dapat dimanfaatkan atau
diolah kembali hanya untuk keperluan sebagai bahan baku atau
kemasan pemalsuan produk barang tertentu oleh pihak luar;
f) Untuk limbah Padat domestik yang termasuk kategori limbah B3, maka
harus dipisahkan dan dilakukan penanganan sesuai dengan persyaratan
penanganan limbah B3.
3) Upaya penyediaan fasilitas penanganan limbah padat domestik, dilakukan
dengan cara :
a) Fasilitas penanganan limbah padat domestik yang utama meliputi tong
sampah, kereta pengangkutan, TPS khusus limbah padat domestik dan
fasilitas pengangkutan atau pemusnahan limbah dan fasilitas lainnya;
b) Penyediaan fasilitas tong dan kereta angkut sampah:
(1) Jenis tong sampah dibedakan berdasarkan jenis limbah padat
domestik. Pembedaan tong sampah dapat menggunakan perbedaan
warna tong sampah, menempel tulisan/kode/simbol atau gambar
dibagian;
(2) Tutup atau di dinding luar badan tong sampah atau di dinding
ruangan dimana tong sampah diletakkan;
(3) Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan,
dilengkapi penutup dan rapat serangga;
(4) dan volume setiap tong sampah dan kereta angkut yang disediakan

41
harus memadai dan sesuai dengan mempertimbangkan volume
produksi limbah yang dihasilkan di ruangan/area sumber sampah;
(5) Sistem buka-tutup penutup tong sampah menggunakan pedal kaki.

q. RISIKO-RISIKONYA JIKA TIDAK TERPENUHI :


1) Bahaya fisik
a) Kebisingan, dapat menyebabkan gangguan pendengaran;
b) Debu, dapat menyebabkan gangguan pernafasan;
c) Pencahayaan, dapat menyebabkan kelelahan pada mata;
d) Perubahan kelembaban: kulit kering, bibir pecah- pecah, kesulitan
bernafas, sakit tenggorokan selama pagi dan malam hari di saat musim
angin.
2) Bahaya .....
2) Bahaya kimia
Cairan pembersih atau furnish yang mengandung solvent, dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan pernafasan.
3) Bahaya biologi
a) Aspergilus, dapat menyebabkan aspergilosis atau infeksi jamur
aspergilus;
b) Virus .....
b) Virus influenza, penularan dari rekan kerja;
c) Kolera;
d) Diare : menular melalui air dan makanan yang mengandung mikroba;
e) Tuberculosis (TBC) : Penyakit infeksi saluran napas atas yang ditularkan
melalui udara;
f) Cacingan;
g) DBD;
h) Penularan penyakit menular karena berada dalam satu ruangan
dengan Gadik yang sedang sakit dan sistem ventilasi yang kurang baik;
i) risiko keselamatan tersendiri dimana pada saat terjadi situasi darurat
seperti kebakaran, gempa, dan ancaman teroris.

42
IV. KEBUTUHAN .....
IV. KEBUTUHAN ENERGI, ZAT GIZI DAN POLA MAKAN BAGI PERSONEL GADIK,
GADIKAN DAN SERDIK

1. KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI


Pemenuhan energi dan kecukupan zat gizi, terutama zat gizi makro sebagai
sumber energi berkaitan erat dengan pola konsumsi personel gadik, gadikan dan
serdik. Untuk menjaga kecukupan zat gizi perlu dilakukan pengaturan gizi yang
meliputi perbaikan, pemeliharaan, dan pengaturan status gizi. Nilai Energi yang
dihasilkan dari setiap jenis zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak)
berbeda, yaitu:
a. 1 g karbohidrat menghasilkan 4 kalori
b. 1 g protein menghasilkan 4 kalori
c. 1 g lemak menghasilkan 9 kalori
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam perhitungan zat gizi antara lain
berat badan, tinggi badan, usia, aktivitas fisik, dan jenis olahraganya.
Perhitungan kebutuhan energi menggunakan berat badan ideal dengan rumus
Brocca:

BBI = {tinggi badan (cm) – 100} - {tinggi badan (cm) – 100) x 10%}
Perhitungan kebutuhan energi:
Laki-laki = 662 - (9,53 x U) + AF x (15,91 x BB + 539,6 x TB)

43
Perempuan = 354 - (6,91 x U) + AF x (9,36 x BB + 726 x TB)

*U = Usia, AF = Aktivitas Fisik, BB = Berat Badan (kg), TB = Tinggi Badan (m)


Personel dan siswa tergolong kategori Aktivitas Sangat Aktif yaitu dengan nilai
faktor aktivitas 1,48 (1,90–2,49).
a. Jumlah Kebutuhan Energi Personel
Rata-rata umur personel adalah 40 tahun dengan tinggi badan wanita 160
cm dan pria 167, berat badan rata- rata wanita 60 kg dan pria 67 kg.
Pria = 662 - (9,53 x 40) + 1,48 x (15,91 x 67 + 539,6 x 1,67)
= 3.192 Kkal = 3200 Kkal
Wanita = 354 - (6,91 x 40) + 1,48 x (9,36 x 60 + 726 x 1,6)
= 2628 Kkal = 2600 Kkal
b. Jumlah .....
b. Jumlah Kebutuhan Energi Siswa
Rata-rata umur siswa adalah 19 tahun dengan tinggi badan perempuan 160
cm dan laki-laki 167, berat badan rata- rata perempuan 55 kg dan laki-laki 65
kg.
Pria = 662 - (9,53 x 19) +1,48 x (15,91 x 65 + 539,6 x 1,67)
= 3345 Kkal = 3300 Kkal
Wanita = 354 - (6,91 x 19) + 1,48 x (9,36 x 55 + 726 x 1,6)
= 2703 Kkal = 2700 Kkal
c. Jumlah Kebutuhan Zat Gizi
Kebutuhan zat gizi yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1) Karbohidrat : 50% - 70% dari total kalori
2) Protein : 10% - 20% dari total kalori
3) Lemak : 15% - 30% dari total kalori
Berdasarkan data kebutuhan zat gizi tersebut, maka kebutuhan zat gizi
personel dan siswa dapat dihitung dengan pembagian Karbohidrat (60%),
Protein (20%), Lemak (20%), dengan rincian sebagai berikut:

Personel Personel Siswa Siswa


Zat Gizi
Pria Wanita Pria Wanita
Karbohidrat (gr) 480 405 495 405
Protein (gr) 160 135 165 135
Lemak (gr) 71 60 73 60
44
d. Jumlah Kebutuhan Air
Jumlah air yang harus dikonsumsi oleh personel dan siswa dalam waktu 24
jam adalah sebagai berikut:
1) Personel Pria : 2 – 2,5 Liter/hari;
2) Personel Wanita : 2 – 2,5 Liter/hari;
3) Siswa Pria : 2,5 – 3 Liter/hari;
4) Siswa Wanita : 2,5 – 3 Liter/hari.
e. Kebutuhan Vitamin dan Mineral
Jumlah kebutuhan vitamin dan mineral bagi personel dan siswa didasarkan
pada AKG (Angka Kecukupan Gizi) sesuai rentang usia dan jenis Kelamin.

2. PERENCANAAN .....

45
2. PERENCANAAN MENU DAN POLA MAKAN
a. Porsi Makan
Jumlah bahan makanan yang digunakan dalam 1 hari dapat dibagi sesuai
porsinya berdasarkan kalori yang diperlukan dalam satu hari. Berikut tabel
jumlah porsi berdasarkan kebutuhan kalori dan jenis kelamin :
Wanita Pria
Bahan Makanan
2700 Kkal 3300 Kkal
Makanan Pokok 7P 8½P
Hewani 4P 5P
Nabati 3P 4P
Sayuran 3P 4P
Buah 5P 6P
Minyak 7P 8½P
Gula 2P 2½P
*Ket: P = Penukar

b. Daftar Bahan Makanan Penukar


Bahan Makanan dikelompokkan berdasarkan sumbernya dan terbagi
kedalam 7 golongan. Daftar bahan makanan penukar bermanfaat untuk
menentukan beratnya bahan makanan yang digunakan disesuaikan dengan
1 penukar. Daftar bahan makanan yang dinyatakan dalam dua ukuran yaitu
gram (g) dan Ukuran Rumah Tangga (URT) untuk memudahkan
penggunaan. Berikut ini adalah keterangan ukuran rumah tangga :
Wanita Pria
Bahan Makanan
2700 Kkal 3300 Kkal
Makanan Pokok 7P 8½P
Hewani 4P 5P
Nabati 3P 4P
Sayuran 3P 4P
Buah 5P 6P
Minyak 7P 8½P
Gula 2P 2½P
*Ket: P = Penukar

1) Golongan .....

46
1) Golongan I (Sumber Karbohidrat)
1 satuan penukar mengandung : 175 kkal, 40g KH, dan 4g Protein.
Bahan Makanan URT Gram
Bihun ½ gls 50
Biskuit 4 bh bsr 40
Havermout 5 ½ sdm 45
Jagung Segar 3 bj sdg 125
Kentang 2 bh sdg 210
Kentang Hitam 12 bh 125
Maizena 10 sdm 50
Makaroni ½ gls 50
Bubur Beras 2 gls 200
Crackers 5 bh sdg 50
Mie Basah 2 gls 200
Mie Kering 1 gls 50
Nasi Beras Giling putih ¾ gls 100
Nasi Beras Giling
¾ gls 100
Merah
Nasi Beras Giling Hitam ¾ gls 100
Nasi Beras ½ Giling ¾ gls 100
Nasi Ketan Putih ¾ gls 100
Roti Putih 3 Iris 70
Roti Warna Coklat 4 Iris 70
Singkong 1 ½ ptg 120
Sukun 3 ptg sdg 150
Talas ½ bj sdg 125
Tape Ketan 5 sdm 100
Tape Singkong 1 ptg sdg 100
Tepung Tapioka 8 sdm 50
Tepung Beras 8 sdm 50
Tepung Hunkwe 10 sdm 50
Tepung Sagu 8 sdm 50
Tepung Singkong 5 sdm 50
Tepung Terigu 5 sdm 50
Ubi Jalar 1 bj sdg 135
Kerupuk Udang/ Ikan 3 bj sdg 30
2) Golongan .....

47
2) Golongan II (Sumber Protein Hewani)
a) Rendah Lemak
1 satuan penukar mengandung : 50 kkal, 2g Lemak, dan 7g Protein.

Bahan Makanan URT Gram

Babat 1 ptg sdg 40


Cumi-cumi 1 ekor kcl 45
Daging asap 1 lembar 20
Daging ayam 1 ptg sdg 40
Daging kerbau 1 ptg sdg 35
Dendeng sapi 1 ptg sdg 15
Gabus kering 1 ekor kcl 10
Hati sapi 1 ptg sdg 50
Ikan asin kering 1 ptg sdg 15
Ikan kakap 1/3 ekor bsr 35
Ikan kembung 1/3 ekor sdg 30
Ikan lele 1/3 ekor sdg 40
Ikan mas 1/3 ekor sdg 45
Ikan mujair 1/3 ekor sdg 30
Ikan peda 1 ekor kcl 35
Ikan pindang 1/2 ekor sdg 25
Ikan segar 1 ptg sdg 40
Ikan teri kering 1 sdm 20
Ikan cakalang
1 ptg sdg 20
asin
Kerang 1/2 gls 90
Ikan lemuru 1 ptg sdg 35
Putih telur ayam 2 1/2 btr 65
Rebon kering 2 sdm 10
Rebon basah 3 sdm 45
Selar kering 1 ekor 20
Sepat kering 1 ptg sdg 20
Teri nasi 1/3 gls 20
Udang segar 5 ekor sdg 35

48
b) Lemak .....
b) Lemak Sedang
1 satuan penukar mengandung : 75 kkal, 5g Lemak, dan 7g Protein.
Bahan URT Gram Bahan URT Gram
Makanan Makanan
Bakso 10 bj 170 Otak 1 ptg 65
Daging Domba sdg 40 Telur bsr 55
Daging 1 ptg 40 Ayam 1 btr 50
Kambing sdg 35 Telur Asin 1 btr 55
Daging Sapi 1 ptg 30 Telur 5 btr 50
Hati Ayam sdg 35 Puyuh 1 ptg
Hati Sapi 1 ptg Usus Sapi bsr
sdg
1 bh
sdg
1 ptg
sdg

c) Tinggi Lemak
1 satuan penukar mengandung: 150 kkal, 13g Lemak, dan 7g Protein.
Bahan Makanan URT Gram
Ayam Dengan Kulit 1 ptg sdg 40
Bebek 1 ptg sdg 45
Belut 3 ekor kcl 45
Corned Beef 3 sdm 45
Sarden ½ ptg sdg 35
Sosis ½ ptg 50
Kuning Telur Ayam 4 btr 45
Telur Bebek 1 btr 55

49
3) Golongan .....

3) Golongan III (Sumber Protein Nabati)


1 satuan penukar mengandung: 75 kkal, 7g KH, 5g Protein, dan 3g Lemak.
Bahan Makanan URT Gram
Kacang Hijau 2 sdm 20
Kacang Kedele 2 ½ sdm 25
Kacang Merah 2 sdm 20
Kacang Mente 1 ½ sdm 15
Kacang Tanah 2 sdm 15
Kacang Tanah Kupas 2 sdm 15
Kacang Tolo 2 sdm 20
Kembang Tahu 1 lmbr 20
Oncom 2 ptg kcl 40
Pete Segar ½ gls 55
Tahu 1 bj bsr 110
Tempe 2 ptg sdg 50
Sari Dele Bubuk 2 ½ gls 185

4) Golongan IV (Sayuran)
Satu penukar = 100 g sayuran campur = 1 gelas (setelah dimasak dan
ditiriskan).
a) Sayuran A (digunakan sekehendak karena sangat sedikit sekali
kandungan kalorinya).
Baligo Lettuce
Gambas (oyong) Lobak
Jamur Kuping Segar Selada
Ketimun Selada Air
Tomat Labu Air

50
b) Sayuran .....
b) Sayuran B
1 satuan penukar mengandung: 25 kkal, 5g KH, dan 1g Protein.
Cabe hijau besar Sawi
Caisim Seledri
Daun koro Taoge kacang hijau
Pokcay Terong
Tomat Genjer
Jagung muda Kangkung
Kol Jantung Pisang
Bawang bombay Buncis
Bayam Kacang panjang
Bit Kapri muda
Brokoli Kecipir
Buncis Kembang kol
Cabe merah besar Kucai
Daun bawang Labu siam
Daun kecipir Labu waluh
Daun kemangi Leunca
Daun lobak Pare
Daun pakis Pepaya muda
Wortel Rebung
Tebu terubuk

c) Sayuran C
1 satuan penukar mengandung: 50 kkal, 10g KH, dan 3g Protein.
Bayam merah Daun talas
Daun katuk Kacang kapri
Daun melinjo Melinjo
Daun pepaya Nangka muda
Daun singkong Taoge kacang kedele
Kluwih

51
5) Golongan .....
5) Golongan V (Buah-Buahan)
Berat buah-buahan dalam daftar ditimbang tanpa kulit dan biji (berat
bersih).
1 satuan penukar mengandung: 50 kkal dan 12g KH
Bahan Makanan URT Gram
Alpukat ½ bh bsr 50
Anggur 20 bh sdg 165
Apel Malang 1 bh sdg 75
Belimbing 1 bh bsr 125-140
Blewah 1 ptg sdg 70
Duku 16 bh sdg 80
Durian 2 bj bsr 35
Jambu Air 2 bh sdg 100
Jambu Biji 1 bh bsr 100
Jambu Bol 1 bh bsr 90
Jeruk Bali 1 ptg 105
Jeruk Garut 1 bh sdg 115
Jeruk Manis 2 bh sdg 100
Jeruk Nipis 1 ¼ gls 135
Kedondong 2 bh sdg 120
Kesemek 1/2 bh 65
Kurma 3 bh 15
Leci 10 bh 75
Mangga ¾ bh bsr 90
Manggis 2 bh sdg 80
Markisa ¾ bh sdg 35
Melon 1 ptg 90
Nangka Masak 3 bj sdg 50
Nanas ¼ bh sdg 85
Pir ½ bh sdg 85
Pepaya 1 ptg bsr 190
Pisang Ambon 1 bh sdg 50
Pisang Kepok 1 bh 45
Pisang Mas 2 bh 40
Pisang Raja
2 bh kcl 40
Sereh

52
Rambutan .....
Rambutan 8 bh 75
Sawo 1 bh sdg 50
Salak 2 bh sdg 65
Semangka 2 ptg sdg 180
Sirsak ½ gls 60
Srikaya 2 bh bsr 50
Strawberry 4 bh bsr 215

6) Golongan VI (Pangan Manis)


1 Satuan Penukar mengandung: 37 Kkal dan 9 gr KH.
Bahan Makanan URT Gram
Gula aren 1sdm 10
Gula kelapa 1 sdm 10
Selai/jam 1 sdm 15
Madu 1 sdm 15
Sirup 1 sdm 15

7) Golongan VII (Minyak / Lemak)


1 satuan penukar mengandung: 50 kkal dan 5g Lemak
a) Lemak Tidak Jenuh
Bahan Makanan URT Gram
Alpukat ½ bh bsr 60
Margarin jagung ¼ sdt 5
Mayonaise 2 sdm 25
Minyak biji kapas 1 sdt 5
Minyak matahari 1 sdt 5
Minyak jagung 1 sdt 5
Minyak kedelai 1 sdt 5
Minyak kacang tanah 1 sdt 5
Minyak safflower 1 sdt 5
Minyak zaitun 1 sdt 5

53
b) Lemak .....
b) Lemak Jenuh
Bahan Makanan URT Gram
Mentega 1 sdm 15
Santan (peras) Kelapa 1/3 gls 40
Keju krim 1 ptg kcl 15
Minyak kelapa 1 sdt 5
Minyak sawit 1 sdt 5

c. Jadwal Makan
Dalam 1 hari, pemberian makanan dan minuman dibagi menjadi 5
waktu, agar kebutuhan energi 1 hari dapat terpenuhi dan tidak
terjadi makan yang berlebihan ataupun makanan terbuang
sehingga kebutuhan energi tidak terpenuhi. Pembagian jadwal
makan dengan rincian waktu sebagai berikut:
1) Makan Pagi : Pukul 07.00
2) Selingan Pagi : Pukul 09.30
3) Makan Siang : Pukul 12.00
4) Selingan Sore : Pukul 15.30
5) Makan Malam : Pukul 19.00

d. Pembagian Porsi Makanan


Jumlah porsi makan yang dibutuhkan dalam 1 hari perlu dibagi menjadi porsi
makan sesuai dengan jadwal makan sebagai rancangan awal dalam
pembuatan menu. Berikut ini adalah rincian pembagian porsi makanan:
1) Pembagian Porsi makanan untuk pria dengan kebutuhan energi harian
3300 Kkal.

Waktu Makan Bahan Makanan Porsi (Penukar)

Makanan Pokok 2P
Hewani 1P
Makan Pagi Nabati 1P
Sayuran 1P
Buah 1P
54
Selingan .....

Makanan Pokok 1P
Selingan Pagi Nabati 1P
Buah 1½P
Makanan Pokok 2P
Hewani 1½P
Makan Siang Nabati 1P
Sayuran 1½P
Buah 1P
Makanan Pokok 1½P
Selingan Sore Hewani 1P
Buah 1½P
Makanan Pokok 2P
Hewani 1½P
Makan Malam Nabati 1P
Sayuran 1½P
Buah 1P

2) Pembagian Porsi makanan untuk wanita dengan kebutuhan energi


harian 2700 Kkal.
Porsi
Waktu Makan Bahan Makanan
(Penukar)
Makanan Pokok 1½P
Hewani 1P
Makan Pagi Nabati ½P
Sayuran 1P
Buah 1P
Makanan Pokok 1P
Selingan Pagi Nabati ½P
Buah 1P

55
Makan .....
Makanan Pokok 2P
Hewani 1P
Makan Siang Nabati 1P
Sayuran 1P
Buah 1P
Makanan Pokok 1P
Selingan Sore Hewani 1P
Buah 1P
Makanan Pokok 1½P
Hewani 1P
Makan Malam Nabati 1P
Sayuran 1P
Buah 1P

Adapun rekomendasi daftar menu selama 30 hari untuk wanita (2700 kalori) dan
pria (3300 kalori) akan terlampir.

56
V. PENUTUP .....
V. PENUTUP

Buku panduan ini berisi informasi yang komprehensif tentang pola hidup sehat
b a g i p e r s o n e l g a d i k , g a d i k a n d a n s e r d i k . Setiap Lembaga Pendidikan
dan Lingkungan kampus jajaran Lemdiklat Polri baik yang mempunyai ataupun
yang tidak mempunyai fakultas atau jurusan atau prodi bidang kesehatan dapat
mengimplementasikan buku ini dan berperan dalam menerapkan pola hidup sehat.
Penyusun berharap ke depannya seluruh Lembaga Pendidikan dan lingkungan
kampus jajaran Lemdiklat Polri dapat menerapkan pola hidup sehat sekaligus
mendorong semakin banyak terbentuknya Kampus Sehat yang bertujuan
menjadikan personel Lemdiklat Polri dan linkungan kampus jajaran Lemdiklat Polri
menjadi sehat secara menyeluruh melalui aktivitas pencegahan, edukasi dan
promosi Kesehatan. Personel Polri dan Masyarakat kampus semestinya melakukan
berbagai kegiatan yang dapat mempertahankan pola hidup sehat tersebut. Personel
Lemdiklat Polri dan lingkungan kampus jajaran Lemdiklat Polri sebagai panutan
masyarakat dapat memberikan berbagai keteladan dan mengajak masyarakat luas
untuk tetap melakukan pola hidup sehat. Berbagai gaya hidup sehat, yaitu:
1. Cuci tangan menggunakan sabun sebelum makan, sebelum mengolah
makanan, sebelum menyentuk bayi, setelah BAK/BAB dan setelah kontak
dengan binatang;
2. Menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang;
3. Melakukan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit per hari atau 150 menit
per minggu;
4. Tidak merokok;
5. Terus berupaya untuk meningkatkan literasi Kesehatan.
Oleh karena itu, institusi Pendidikan tinggi tetap harus berkomitmen untuk
mendorong setiap sivitas kampusnya untuk melakukan pola hidup sehat, dengan
pengembangan health promoting university. Akhir kata, penyusun sampaikan terima
kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah turut
berpatisipasi didalam penyusunan dan penyempurnaan buku ini. Semoga buku
panduan ini dapat memberikan manfaat bagi personel Lemdiklat Polri dan
lingkungan kampus jajaran Lemdiklat Polri yang mengimplementasikannya sebagai

57
wujud nyata dalam mendukung tercapainya Indonesia Sehat.
VI . DAFTAR .....
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, M. 2014. Problematika Kesehatan di Pesantren. [online].


http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantr o/article/view/19. Diakses
pada 2 Oktober 2021.
2. Kemenkes, Permenkes Republik Indonesia, No 41/2014, tentang Pedoman Gizi
Seimbang. (Jakarta: Depkes RI 2014)
3. Kemenkes, Permenkes RI No. 07 tahun 2019, Peraturan Kesehtan RI Nomor 07
tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit; Jakarta (2019).
4. Kemenkes, Pedoman Pembinaan Krida Bina Lingkungan Sehat; Jakarta (2018)
5. Kemendikbud, Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi
Coronavirus Disease 2019; Jakarta (2021).
6. Kemenkes. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
2269/MENKES/PER/XI/2011 Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS),-- Jakarta: KementerianKesehatan RI. 2011 .ISBN 978 -602-9364-45-3 [online]
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1405/Menkes/SK/XI/2002
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
9. Lemdiklat, STANDAR MINIMAL PROTOKOL KESEHATAN PENANGANAN
COVID-19 PADA SATUAN PENDIDIKAN POLRI; Jakarta (2021)
10. Lubis. 2017. Personal hygiene, sanitasi dasar, kondisi kesehatan asrama serta
keluhan kesehatan kulit di pondok pesanteren syahbuddin mustafa nauli
kecamatan hulu sihapas kabupaten padang lawas utara tahun 2017 [online]
11. Lubis, Yasser Pardamean. "Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Kondisi
Kesehatan Asrama Serta Keluhan Kesehatan Kulit di Pondok Pesantren
Syahbuddin Mustafa Nauli Kecamatan Hulu Sihapas Kabupaten Paluta Tahun
2017." (2017).
12. Potter, PA, Perry, AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan . Jakarta
EGC. Jurnal KSM Eka Prasetya UI, Juni 2019 Volume 1, Number 4
13. http://kotaku.pu.go.id/view/3063/tentang-rumah-sehat-
14. www.promkes.kemkes.go.id diunduh pada tanggal 30 Sep 2021 pada pukul
16.06

58
15. https://media .....
15. https://media.neliti.com/media/publications/156835-ID-none.pdf diunduh pada
tanggal 30 September 2021 pada pukul 16.39 WIB.
16. http://p2ptm.kemkes.go.id/cerdik/rajin-aktifitas-fisik Afriwardi. (2011). Ilmu
kedokteran olahraga. Penerbit buku kedokteran ECG; Jakarta.
17. https://promkes.kemkes.go.id/content/?p=8807

59
60

Anda mungkin juga menyukai