Anda di halaman 1dari 2

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH KAJIAN KAWASAN AUSTRALIA DAN OCEANIA


KELAS PALEMBANG
Nama : Muhammad Daffa Al Aslam
Nim : 07041381924176

Perubahan Iklim di Kawasan OCEANIA


Fenomena perubahan iklim yang terjadi di Kawasan ocenaia semakin nyata dan urgensi tidak
dapat dikesampingkan lagi. Hal ini dapat kita lihat dari pembentukan berbagai Kerjasama dan
kesepakatand dalam mengatasi isu perubahan iklim secara general.
Oceania merupakan regionalism negarara-negara di pasifik selaran seperti New Zealand,
Austrakua, Fiji, Kiribati, Marshal Island, Tuvalu dan 6 negraa lagi ang telah terbagi menjadi
sub-kawanan MAlanesia dan Mkronesia.
Negara yang berada dikasawasan oceania selanin Australia dan New Zealand merupakan
kumpulan negara dengan daeran yang cendurng sempit dan langsung bebatasn dengan laut
yang berbaris disetiap sisinya. Kondisi ini diperburuk dengan kawanan yang berdekatan
langsung di garis ekuator dengan curah hujan yang relative tinggi. Dengan problem kenaikan
permukaan laut yang secara berkelanjutan semakin tidak dapat dihindari di Kawasan
Oceania. Terumtama Kiribati, Tuvalu, Marshal IShland dan Tokelau.
Dampak dari tejadinya perubahan iklim ekstrim ini mengakibatkan timbulnya Krisis Climate
Migranst Oceania. Yang mana oceania merupakan salah satu dari kawasnan yang menjadi
penyumbang terbanyak eksistensi Climate Migrants di dunian di abad ke 21 ini. Bahkan
kinflik perubahan iklim ini tidak hanya menyebabkan perpindahan masal penduduk, namun
dengan adanya perubahan iklim ii juga turut menyebabkan konflik identitas,
kewarganegaraan dan proses-proses yang bersinggunan dengan politiik tidak hanyak
berdampak kepda negar-negara di ocenia namun meliputi negara di sekitar oceania juga. 1
Krisis climate migrants di negara-negara Oceania telah dipenuhi 2 faktor pendorong utama
climate migration, yaitu proses iklim yang meliputi kenaikan permukaan air laut, krisis air
bersih dan salinisasi lahan produktif serta fenomena iklim seperti banjir, guntur, angin puting
beliung dan fenomena-fenomena lainnya. Hal ini dikarenakan bencana yang terjaid di
Kawasan Oceania merupaakan kawanan dengan World Risk Index (WRI) tertinggi di dunia. 2
Selain memburuknya kondisi lingkungan secara bertahap di negara-negara kecil Oseania,
faktor pendorong lain dalam perkembangan tren pengungsi akibat perubahan iklim ini adalah
faktor ekonomi. Sumber pendapatan yang memungkinkan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari karena luas lahan produktif berkurang dan pertanian penduduk negara
kepulauan laut, yang terutama bergerak di bidang perikanan dan pertanian mlai terkikis abis.

1
Okafor, O. C. (2021). The Future of International Solidarity in Global Refugee Protection. Human Rights
Review,22(1). https://doi.org/10.1007/s12142-020-00587-w

2
Zandt, F. (2021, October 13). Chart: The Places Most Prone to Disaster. Statista.
https://www.statista.com/chart/25958/countries-most-at-risk-facing-natural-disasters-per-regio
Adanya realitas ini membawa pada masalah yang lebih besar, ancaman terhadap keamanan,
terutama Human Security, di antara penduduk negara-negara yang terkena dampak.3
Lindungi lingkungan tempat para pengungsi di iklim laut hidup. Keberadaan pengungsi
semakin terancam dengan naiknya permukaan air laut di negaranya sendiri. Kebanyakan
migran iklim pindah dari pemukiman asli mereka untuk paksaan, dan sebagian besar warga
negara laut seperti Kiribati, Tuvalu dan Fiji masih lebih memilih migrasi domestik,
meskipun degradasi lingkungan, terutama karena naiknya permukaan laut.
Dengan pemanasan global yang terus berlanjut tanpa akan adnaya indikasi mengalami
deskalasi steidaknya dalam waktu dekat ini, akan terus bertambahannya pengusi akibat dair
peubahan iklim negara yang di perhitungkan akan terus melakukan pengungsian masal
seperti Tuvalu, Kiribati, Marshal, TOkealau. Keempat negara oceania ini dinilai cukup rentan
tehadpa damak dari peruhan iklim karenan rendahnya daratan dan lautan serta jenis tanah
yang didominasi pasir yang tidak subur. Serta sistem saluranair yang kurang menjanjikan.

Dalam melakukan atau menagnagi suatu keaadn yang diakibatkan oleh perubahan iklim,
pemanasan global. Perlu adanya manifestasi solodaritas internasional dalam kasus seperti ini.
Perubhana iklim ekstrim akna menimbulkan damak ke negara sekitar sepeti Climate
imigrants. Dari hasil pembahsan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menagtsi fenomena
ini mejalankan atau merapkan solidaritas internasional merupakan solusi dari oemasalahan
global ini.

References
Okafor, O. C. (2021). The Future of International Solidarity in Global Refugee Protection. Human Rights
Review,22(1). https://doi.org/10.1007/s12142-020-00587-w

Zandt, F. (2021, October 13). Chart: The Places Most Prone to Disaster. Statista.
https://www.statista.com/chart/25958/countries-most-at-risk-facing-natural-disasters-per-regio\

Feltham, C. (2020). Tanggapan Selandia Baru untuk mengatasi perubahan iklim. Hal 2-4.

3
Feltham, C. (2020). Tanggapan Selandia Baru untuk mengatasi perubahan iklim. Hal 2-4.

Anda mungkin juga menyukai