Anda di halaman 1dari 20

DESAIN SEKOLAH TINGGI ILMU TEKNIK

DI KABUPATEN TAKALAR
DENGAN PENDEKATAN ARSIITEKTUR BERKELANJUTAN

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Rangka Menyelesaikan Studi pada
Program Sarjana Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Oleh:
Ahmad Qasim M
60100116045

TIM PEMBIMBING:
Alfiah, S.T., M.T. IAI
Mayyadah Syuaib, S.T., M.T.

2023
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Ilmu engineering atau yang biasa dikenal dengan ilmu teknik merupakan suatu
bidang keilmuan yang mengkombinasikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
menghasilkan solusi atas permasalahan umat manusia dalam lingkup kajian
keteknikan. Ilmu Teknik termasuk dalam rumpun ilmu alam karena bidang
kajiannya mengaplikasikan ilmu-ilmu alam seperti kimia, fisika, biologi, dan
matematika. Ilmu teknik telah mengalami perkembangan yang cukup panjang sejak
awal peradaban manusia sudah cukup banyak karya teknik yang dihasilkan,
beberapa di antaranya yaitu pembuatan terowongan, pembuatan mercusuar,
pembuatan pelabuhan, dan pembuatan kuil-kuil yang mana merupakan sumbangan
dari terapan ilmu teknik, pada akhir abad pertengahan umat manusia mulai mengenal
adanya listrik dan ditemukannya mesin uap yang menjadi awal revolusi ilmu teknik
menuju teknologi modern seperti saat ini yang mana pengaplikasiannya sudah
diterapkan pada seluruh aspek kehidupan manusia, perkembangan dari ilmu teknik
juga memiliki dampak yang sangat besar bagi negara-negara berkembang untuk
memajukan negaranya dengan mengolah sumber daya alam dan sumber daya
manusianya dengan lebih baik dan efisien.

Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki potensi


sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah sehingga
pengembangan dalam ilmu teknik di Indonesia akan memberikan dampak yang
sangat besar bagi perekonomian nasional di Indonesia, menyikapi hal tersebut maka
perlu adanya pengembangan Sekolah Tinggi teknik di Indonesia sebagai bentuk
wadah bagi para pelajar yang ingin melanjutkan studinya kejenjang yang lebih tinggi
dan juga sebagai sarana untuk menghasilkan tenaga kerja maupun wirausahawan
yang profesional di bidang keteknikan.

Takalar merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan
yang belum memiliki perguruan tinggi dengan jurusan teknik di daeranya, sehingga
para pelajar SMA dan SMK di Takalar yang ingin mendaftar dirinya di perguruan
tinggi jurusan teknik harus melanjutkan studinya di luar Kabupaten Takalar.
Berikut tabel data jumlah Murid SMK dan Murid Sekolah Regular Negeri maupun
Swasta di KabupatenTakalar
Table 1.1 Data Jumlah Murid SMA Reguler Negeri dan Swasta di
Kabupaten Takalar

Murid Sekolah Reguler

No Wilayah Negeri Swasta

2020/2021 2021/2022 2020/2021 2021/2022

1 Kec. Mangarabombang 496 328 - -

2 Kec. Sanrobone - - - -

3 Kepulauan Tanakeke - - - -

Kec. Polombangkeng
4 375 389 - -
Selatan

5 Kec. Pattallassang 3811 3771 389 264

Kec. Polombangkeng
6 1311 1350 68 74
Utara

7 Kec. Galesong Selatan 518 545 - -

8 Kec. Galesong Utara 1066 1135 94 74

9 Kec. Galesong 934 906 51 93

10 Kec. Mappakasunggu 423 410 49 39

Total 8.964 9.034 451 554

(Sumber:https://www.bps.go.id/)
Menurut data dari Tabel 1.1 jumlah murid SMA reguler Negeri dan Swasta pada
tahun ajaran tahun 2020/2021 di Kabupaten Takalar berjumlah 9.415 siswa,
sedangkan pada tahun 2021/2022 berjumlah 9.588, jumlah pertumbuhan murid
SMA reguler Negeri dan Swasta pada tahun ajaran tahun 2020/2021 dengan tahun
ajaran 2021/2022 berjumlah 173 siswa atau sebesar 0.018 %.
Table 1.2 Data Jumlah Murid SMK Negeri dan Swasta di Kabupaten Takalar
Murid SMK

No Wilayah Negeri Swasta

2020/2021 2021/2022 2020/2021 2021/2022

1 Kec. Mangarabombang 321 332 - -

2 Kec. Sanrobone - - - -

3 Kepulauan Tanakeke - - - -

4 Kec. Polombangkeng Selatan - - - -

5 Kec. Pattallassang 683 700 248 190

6 Kec. Polombangkeng Utara 588 579 - -

7 Kec. Galesong Selatan - - - -

8 Kec. Galesong Utara 1076 1220 - -

9 Kec. Galesong 816 726 - -

10 Kec. Mappakasunggu 864 846 - -

Total 4.348 4.403 248 190

(Sumber:https://www.bps.go.id/)
Berdasarkan data dari Tabel 1.2 jumlah murid SMK Negeri dan Swasta pada tahun
ajaran 2020/2021 di Kabupaten Takalar berjumlah 4.596 siswa, sedangkan pada
tahun ajaran 2021/2022 berjumlah 4.593, jumlah murit SMK Negeri dan Swasta
pada tahun ajaran 2020/2021 - 2021/2022 mengalami penurunan sebanyak 3 siswa.
Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan sebelumnya, diharapkan
Pemerintah Kabupaten Takalar dapat mengambil langkah untuk mengakomodir
kebutuhan para pelajar terutama pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dengan cara membangun Sekolah tinggi teknik yang mana hal ini diharapkan
mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas pelajar di kabupaten Takalar, yang
mana ini sesuai dengan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Takalar yaitu,
mewujudkan iklim investasi yang sehat, dan berkelanjutan. Mewujudkan
pembangunan yang komprehensif berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang
berbasis pada desa. Mewujudkan kehidupan yang agamis, demokratis, aman dan
tertib. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt dalam QS. Ar-Ra'd/13:11

Terjemah Kemenag 2019


11. Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara
bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka
mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-
kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
(Ar-Ra'd/13:11)
Arsitektur Berkelanjuta pada desain Sekolah Tinggi Teknik Takalar merupakan
salah satu upaya untuk mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Takalar
yaitu mewujudkan pembangunan yang komprehensif berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan yang berbasis pada desa. Konsep Arsitektur Berkelanjutan merupakan
suatu konsep perencanaan dalam arsitektur yang menekankan pemamfaatan sumber
daya Alam secara efisien dan mampu menjaga kualitas alam sekitar agar kelestarian
lingkungan tetap terjaga, sedangkan untuk jurusan yang akan diwadahi yaitu Teknik
Mesin, Teknik Elektro, Teknik Komputer dan Teknik Informatika.

B. Rumusan masalah
Bagaimana merancang Sekolah Tinggi Teknik di Kabupaten Takalar dengan
menerapkan desain pendekatan arsitektur hijau?
C. Tujuan Dan Sasaran Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan
perancangannya sebagai berikut:

1. Tujuan
a) Untuk mendesain Sekolah Tinggi Teknik di Kabupaten Takalar dengan
pendekatan arsitektur berkelanjutan.
b) Mewadahi keinginan pelajar SMA dan SMK di Kabupaten Takalar yang
ingin melanjutkan studinya kejenjang perguruan tinggi.
2. Sasaran Perancangan
Adapun sasaran dalam perancangan Desain Sekolah Tinggi Teknik Dengan
Pendekatan Arsitektur Berkelanjutan di Kabupaten Takalar sebagai berikut:
a) Pengelolahan Tapak
b) Pemprogram Ruang
c) Pengolahan Bentuk
d) Pedukung dan Kelengkapan Bangunan
e) Pendekatan Arsitektur Berkelanjutan
D. Lingkup & Batas Pembahasan
Batas pembahasan ini digunakan agar pembahasan tidak melebar jauh, berikut
batasan-batasannya:

1. Peraturan pemerintah dan daerah seperti UUD 45, RDRK dan RTRW sebagai
pegangan untuk merancang bangunan.
2. Perancangan Sekolah Tinggi Teknik Takalar hanya menerapkan konsep desain
Arsitektur Berkelanjutan pada bangunannya.
3. Prancangn Sekolah Tinggi Teknik di Kabupaten Takalar memiliki estimasi
untuk 10 tahun kedepan yang difungsikan secara tiap hari.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Data sekunder merupakan studi literatur yang dilakukan untuk mengumpulkan


data literatur yang diambil dari sumber tertulis seperti, buku, jurnal, artikel, berita
internet dan lain-lain yang berkaitan dengan Sentra Industri Kerajinan Batu
Marmer Dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular untuk mendapatkan
spesifikasi, teori dan karakteristik serta aspek arsitektural yang nantinya akan
dijadikan landasan dalam proses perancangan.
2. Data Primer merupakan survey lapangan yang dilakukan untuk mendapatkan
gambaran permasalahan yang ada pada lokasi serta menemukan potensi
lokasi yang bisa dikembangkan dan guna mengenali karakter lokasi.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini memberikan gambaran secara garis besar kepada
pembaca mengenai susunan skripsi ini. Dalam sistem penulisan terdapat enam
BAB dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan, Bab awal ini merupakan bagian yang menjelaskan secara
garis besar isi dari skripsi, isi Bab Pendahuluan melingkupi:

a) Latar Belakang,
b) Rumusan Masalah,
c) Tujuan dan Sasaran Pembahasan,
d) Lingkup Pembahasan,
e) Metode Pembahasan,
f) Sistematika Pembahasan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka, Bab lanjutan ini secara khusus merupakan pendukung
dari pemilihan judul berupa penjabaran teori yang mendukung dan contoh kasus
yang berkesesuaian dengan judul atau tema yang diangkat serta
pendukunglainnya, melingkupi:

a) Defenisi Judul,
b) Studi Literatur,
c) Studi Preseden,
d) Analisis Kasus Studi Proyek (dalam bentuk tabel resume),
e) Integrasi Keislaman.

3. Bab III Tinjauan Khusus, Bab ini merupakan Bab yang menganalisis mengenai
kondisi proyek dan/atau kondisi lapangan dari lokasi/tapak terpilih, aktivitas yang
terjadi serta aspek-aspek yang melingkupinya. Bab ini membahas antara lain:
a) Pemilihan Lokasi/Tapak,
b) Peraturan yang berlaku (RTRW) pada lokasi/tapak terpilih,
c) Data dan Kondisi Eksisting Lokasi/Tapak,
d) Analisis Tapak,
e) Analisis Ruang,
f) Analisis Bentuk,
g) Analisis Pendukung dan Kelengkapan Bangunan/Kawasan,
h) Analisis Aplikasi Arsitektural pada Bangunan/Kawasan Tematik.

4. Bab IV Konsepsi Desain, Bab IV merupakan Bab yang memberikan gambaran


singkat mengenai garis besar desain yang merupakan kolaborasi antara contoh
kasus yang menjadi inspirasi desain dan kondisi nyata di lapangan serta
kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas pelaku sesuai judul atau tema yang telah
didata berdasarkan hasil survey lapangan maupun literatur. Minimal melingkupi
Konsep Pemikiran seperti:

a) Gagasan Olah Tapak dan Desain Komprehensif,


b) Pemetaan layout ruang (dalam bentuk bubble diagram ke dalam tapak
terpilih),
c) Alternatif Pra Desain.

5. Bab V Transformasi Desain


Bab ini merupakan Bab yang menyajikan tahapan desain yang lebih mendetail,
minimal melingkupi:

a) Eksplorasi Konsep Desain,


b) Eksplorasi Gagasan,
c) Proses Perubahan/transformasi Desain,
d) Perubahan dari nilai akhir luasan ruang.

6. Bab VI Hasil Desain, Bab ini merupakan Bab yang menyajikan gambar lengkap
produk desain yang terukur dan sistematis dalam penggambaran yang telah
memuat seluruh informasi penting mengenai desain dengan skala tertentu
minimal melingkupi:
a) Gambar Site Plan,
b) Gambar Denah,
c) Gambar Tampak dan Potongan,
d) Gambar Rencana-rencana,
e) Gambar Detail Unggulan.

BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Defenisi judul
Judul Skripsi yang digunakan yaitu Perancangan Sekolah Tinggi Teknik
Takalar Dengan Pendekatan Arsitektur Berkelanjutan. Dengan demikian pengertian
objek perancangan dijabarkan sebagai berikut.

1. Pengertian Perancangan
Kata perancangan menurut (KBBI, 2016, Edisi V) memiliki arti: proses, cara,
perbuatan merancang. Sedangkan kata penciptaan menurut KBBI mempunyai arti
sebagai proses, cara, perbuatan dan menciptakan.

2. Pengertian Sekolah Tinggi


Sekolah tinggi dalam pendidikan di Indonesia adalah perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan vokasi dalam lingkup
satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat
dapat menyelenggarakan pendidikan profesi (wikipedia, 2022).
3. Pengertian Teknik
Rekayasa atau teknik (bahasa Inggris: engineering) adalah penerapan ilmu dan
teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat
pengetahuan, matematika dan pengalaman praktis yang diterapkan untuk
mendesain objek atau proses yang berguna. Para praktisi teknik profesional disebut
insinyur atau rekayasawan (sarjana teknik). (wikipedia, 2023).

4. Pengertian Takalar
Takalar adalah nama kabupaten dari ibu kota Kecamatan Patallassang yang
pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah Provensi Sulawesi Selatan
yang dipimpin oleh Bupati.

5. Pengertian Arsitektur Berkelanjutan


Arsitektur berkelanjutan adalah Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini,
tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi
kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke
masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan
oleh masyarakat terkait. (James Steele,1997).

B. Studi literatur Sekolah Tinggi


Tinjauan obyek sebagai gambaran untuk merancang obyek rancangan,
tinjauan Sekolah Tinggi.

1. Tinjauan Non Arsitektur


 Peraturan pemerintah terkait dengan pendirian perguaruan tinggi
Akademik terdiri dari atas satu program studi atau lebih yang
menyelanggarakan program Diploma satu(D I), Diploma dua (D II),
Diploma tiga (D III), Diploma empat (V I) , dan yang memmenuhi syratb
dapat menyelanggarakan S1, program S2, dan/atau Program
S3.(Keputusan menteri pendidikan nasional republic Indonesia nomor
234/u/2000 pedoman pendirian perguruan tinggi, pasal 2 (4) ).( Sumber
:skripsi MOKH.FUAAD HIDAYAT 2011:10)

Sedangkan, persyratan pendirian perguruan tinggi berdasarkan


keputusan menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor
234/u/2000 tentang pedoman pendirian perguruan tinggi sebagai berikut:
(Sumber: skripsi MOKH.FUAAD HIDAYAT 2011:10)

Rencana induk pengembangan (RIP) yakni: Kurikulum, tenaga


kependidikan, calon mahasiswa, statute, kode etik sivitas akademika,
sumber pembiayaan, saran dan prasarana, penyelanggaraan perguruan
tinggi. (Sumber: skripsi MOKH.FUAAD HIDAYAT 2011:11)

RIP disusun berdasarkan hasil studi kelayakan. Studi kelayakan


mencakup:

1. Latar belakang dan tujuan pendirian perguruan tinggi


2. Bentuk dan nama perguruan tinggi
3. Lembaga penunjang kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, administrasi danperangkat teknis lainnya seperti laboratorium
dan perpustakaan.
4. Dosen dan tenaga kependidikan lain serta pengembangannya
5. Bidang ilmu yang akan diselenggarakan.
6. Daya tampung mahasiswa dalam lima tahun mendatang.
 Peraturan pemerintah terkait sekolah tinggi
Peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 57 tahun 1998
tentangperubahan atas peraturan pemerintah nomor 30 tahun 1990 tentang
pendidikan tinggi: (Sumber: skripsi MOKH.FUAAD HIDAYAT 2011:10)

1. Ketua dan pembantu ketua sekolah tinggi yang diselenggarakan oleh


pemerintah diangkat dan diberhatikan oleh menteri, menteri lain, atau
pemimpin lembaga pemerintah lain setelah mendapat pertimbangan senat
akademik yang bersangkutan.
2. Ketua dan pembantu ketua sekolah tinggi yang diselanggarakan masyarakat
diangkat dan diberhentikan oleh badan penyelenggara sekolah tinggi yang
bersangkutan setelahmendapat pertimbangan senat sekolah tinggi dan
dilaporkan kepada menteri. Menteri dapat membatalkan pengangkatan ketua
sekolah tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) apabila ketua sekolah
tinggi yang diagkat tidak memenuhi persyratan dan/atau proses
pengangkatan tidak memenuhi ketetuan yang berlaku.
3. Pembantu ketua sekolah tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat
diangkat dan diberhentikan oleh badan penyelenggaraan sekolah tinggi yang
bersangkutan atas usul ketuan setelah mendapat pertimbanagan senat sekola
tinggi.
 Keputusan menteri pendidikan nasional
Lampiran keputusan menteri pendidikan nasional nomor 234/u/2000 tanggal
20 Desember 2000.Tentang persyratan-persyratan pengadaan sekolah tinggi
sebagai berikut:
Table 2.2 persyaratan minimal sarana dan prasarana
No Sarana dan Akademik Politeknik Sekola Institut Universi
prasarana h tinggi tas
1 Ruang kuliah 100m2 300m2 200m2 600m2 1.000m2
2 Ruang Kantor 20m2 30m2 30m2 60m2 80m2
Administrasi
3 Ruang 150m2 300m2 200m2 450m2 600m2
perpustakaan
4 Ruang computer 180m2 360m2 270m2 540m2 720m2
5 Ruang 200m2 400m2 300m2 600m2 800m2
laboratorium
6 Ruang dosen 30m2 90m2 60m2 180m2 300m2
tetap
7 Tanah 5.000m2 5.000m2
5.000m 3.000m 10.000m
2 2 2
(Sumber :skripsi MOKH.FUAAD HIDAYAT 2011:10 yang di kutip dari Kurnianto,
2008:8)

2. Tinjauan Arsitektural
a) Perlengkapan pokok perguruan tinggi
Auditorium utama, ruang pesta/perayaan, tata usaha, ruang dekan, gedung
mahasiswa, perpustakaan, kantin, gelanggang olahraga, asrama mahasiswa dan
tempat parkir.
Perlengkapan teknis :
Perlengkapan uliah jurusan
Kebutuhan ruang pada umumnya:
Aula untuk kuliah umum dan jurusab, ruang seminar dan kelompok, (sebagian
dengan PC) untuk pengerjaan tugas lebih lama. Bagian khusus perpustakaan, ruang
pegawai kependidikan, ruang pertemuan, ruang ujian, dan lain-lain.
Kebutuhan ruang dalam jurusan:
Ilmu-ilmu sosial = tanpa suatu kekhususan
Bidang teknik arsitek = misal = arsitektur, seni rupa, musik dan lain-lain, ruang
gambar, studio, ruang bengkel/ruang latihan dan ruang oleksi rupa-rupa.
Bidang teknik-IPA,misal = perihal bangunan, fisika, pembuatan mesin,
eletroteknik:ruang gambar,laboratorium-laboratorium, bengkel,ruang dan lab untuk
industri.
Bidang ilmu pengetahuan alam dan kedokteran,misalnya = kimia, biologi,
anatomi,fisika, ilmu kesehatan, pathlogi dan lain-lain.
Laboratorim-laboratorium dengan fungsi yang teratur, bengkel ilmiah, ruang
pemeliharaan dan khusus binatang. (Sumber:Data Arsitek jilid 1:265)
Gambar 2.1 Sistem bagian-bagian perguruan tinggi
(Sumber:Data Arsitek Jilid 1:265)

b) Aula
Aula yang besar untuk kuliah umum hendaknya menyediakan bangunan
auditorium.Aula yang kecil diperlukan kuliah jurusan dalam gedung institute
dan seminar.jalan menuju aula terpisah dari tempat penelitian dengan sependek
mungkin, dari luar.bagian sisi belakang aula, dengan bangku yang lebih tinggi,
di belakang barisan yang paling tinggi.Para dosen masuk dari depan melalui
ruangan persiapan.Dari sana juga barang-barang untuk eksperimen dibawa.

Kebutuhan aula yang besar bisa terdiri dari:100,150,200,300,400,600,800


tempat duduk.Aula biasa sampai 200 tempat duduk ,ketinggian lantai dalam
gedung-gedung institute sekitar 3.50 m, itu sudah cukup.

Gambar 2.2 Aula bentuk persegi panjang 200 tempat duduk


(Sumber:Data Arsitek Jilid 1:266)
c) Tinjauan ruang kuliah
Tinjauan ruang kuliah digunakan untuk menunjang proses aktivitas belajar
mengajar, untuk itu diperlukan fasilitas sebagai berikut:

1. Ruang kelas untuk mahasiswa


 Perletakan kursi harus memenuhi syarat agar pengguna dapat melihatat
dengan jelas ke arah papan tulis/layar proyektor
 Jarak antara kursi/bangku harus diperhitungkan agar sirkulasi dalam kelas
bagus
 Jarak antara baris minimal 80cm
 Jarak terdekat antara kursi adalah 30cm
 Membutuhkan ruang kelas yang tertutup/gelap agar proyektor dapat
digunakan dengan baik.
2. Ruang kelas untuk dosen
 Dosen harus memiliki ruang gerak yang bebas untuk menjelaskan dan
mengontrol kelas
 Letak meja dosen tidak menghalagi papan tulis/layar proyektor
3. Ruang untuk penyimpanan
 Memrlukan tempat untuk penyimpanan alat proyektor dan lain-lain.
d) Tinjauan Kantor administrasi
Pelaksana administratif di perguruan tinggi menjadi suatu unsur yang harus
diperhatikan keberadaannya guna mendukung dan memperlancar unsur-unsur
lain yang ada di perguruan tinggi seperti dewan penyantun, pimpinan, tenaga
pengajar (dosen), senat, pelaksana tri dharma perguruan tinggi (pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat), dan unsur penunjang seperti
perpustakaan, laboratorium, bengkel, kebun percobaan dan pusat komputer (lihat
Pasal 27 PP 60 tahun 1999), serta mahasiswa dan masyarakat lain di dalam
melaksanakan dan menyelesaikan aktivitas, fungsi, tugas dan masalah masing-
masing.

Menurut Geoffrey Mills dan Oliver Standingford seperti dikatakan oleh The
Liang Gie (1988:25), setiap kantor (sekretariat, biro, bagian, subbagian, urusan)
yang mengemban fungsi administratif itu mempunyai fungsi penyediaan suatu
pelayanan komunikasi, warkat (catatan, rekaman data dan informasi), dan harta
benda organisasi. Bagi perguruan tinggi, dukungan kantor sebagai pelaksana
administratif dimaksudkan untuk memperlancar pelaksanaan aktivitas unsur-
unsur perguruan tinggi, mahasiswa dan masyarakat yang membutuhkan.
Gambar 3.1 perhitungann luas lantai
(Sumber:Data Arsitek Jilid 2:13)

 Perhitungan luas lantai yang diperlukan


Luas bidang dasar menurut Schnelle tanpa alat bantu perkantoran dan bidang
pelayanan:

 Tempat mesin tulis :1.70 m2


 Penanggung jawab :2.30 m2
 Penanggung jawab sebagai pemandu kartu :1.90 m2
 Penangungjawab bisnis umum :2.50 m2

Luas ruang termasuk sarana

Pembantu kantor dan bidang pelayanan sekretaris :≥10.00 m 2

Penanggungjawab mandiri :6.00-9.00 m2

Pelaksanaan penangung jawab di tempat yang lebih luas :5.00 m2

(Sumber:Data Arsitek Jild 2:13)

e) Tinjauan ruang perpustakkan


Perpustakaan sebagai pendukung untuk memperoleh ilmu pengetahuan diluar
jam pelajaran.perpustakaan haruslah mempunyai ruang sebagai berikut:
Gambar 3.2 Ruang perpustakaan
(Sumber:data arsitek jild 1:260)

Keterangan:
1. Ruang serba guna 9. lnlormsi, pinjaman
2. Ruang kuliah 10. Ruang kuliah
3. Kantor 11. Studio audiovisual
4. Pusat buku daftar l2.Gudang (pedengkapan)
5. Surat kabar, majalah 13. Pemakaian di tempat
6. Kerja kelompok I4. Alat folo copy.
7. Kerja pribadi 15.Tempat penitipan barang
8. Kabin untuk mengetik

f) Tinjauan ruang computer


Ruang Computer ini difasilitasi dengan wifi, yang bisa digunakan oleh
mahasiswa untuk mengerjakan tugas, sekaligus mengakses internet yang disediakan
Sekolah tinggi agama islam.

Gambar 3.3 Denah Lab Komputer


(Sumber :http://fia.ub.ac.id/lddg/fasilitas)

g) Tinjauan laboratorium

Gambar 4.1 Ruang Laboratorium


(Sumber:Data Arsitek Jilid 1:271)
Laboratorium dibedakan menurut penggunaan dan spesialisasinya

 Menurut penggunaan
Laboratorium untuk praktikum kuliah yang tertutup digabung dengan
tempat kerja laboratorium (Lab) yang banyak dan biasanya dengan barang-
barang keperluan yang sederhana.(Sumber:Data Arsitek Jilid 1:271)
 Menurut spesialisasinya
Lab kimia dan biologi dengan meja-meja labyang kokoh dan
permanen.Ruangan mempunyai ventilasi udara yang tinggi, seringkali
sebagai tambahan mempunyai kotak-kotak pergantian udara yang
lembab/pengap.untuk pekerjaan yang menghasilkan asap dan gas yang
banyak.(Sumber:Data Arsitek Jilid 1:271)

Gambar 4.2 Luas minimum untuk jalan pada tempat kerja


(Sumber:Data Arsitek Jilid 1:271)
h) Tinjauan ruang dosen tetap

Gambar 4.3 Denah ruang dosen


(Sumber:http://elektro.um.ac.id/fasilitas/ruang-kuliah-dan-tempat-duduk-dosen/)

a) Ruang dosen berfungsi sebagai tempat dosen bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik mahasiswa maupun tamu lainnya.
b) Rasio minimum luas ruang dosen adalah 4 m2/dosen dan luas minimum 24
m2 untuk setiap program studi.
c) Ruang dosen dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Dosen
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot kerja 1 set/dosen Dapat menunjang kegiatan dosen menulis,
membaca, memeriksa dan memberikan
konsultasi. Minimum terdiri atas kursi dan
meja setengah biro.
2 Prabot penyimpanan 1 set/dosen Dapat menyimpan perlengkapan untuk
persiapan dan pelaksanaan kegiatan
dosen.Minimum terdiri atas lemari yang
dapat dikunci.
3 Peralatan informasi 1 set/ruangDapat menunjang kegiatan dosen termasuk
dan komunikasi mengakses internet, komunikasi internal dan
eksternal baik untuk suara maupun data.
Minimum terdiri atas komputer dan peralatan
fixed dan/atau mobile phone untuk
komunikasi suara serta mobile network/local
area network untuk komunikasi data
(Sumber:Pdf Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP):11)

Anda mungkin juga menyukai