Anda di halaman 1dari 7

JUDUL ARTIKEL : Efektivitas Layanan Bimbingan Konseling Islami dalam

Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa

Muhammad Ridzky Santya Islami


Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Kalimantan Selatan,Indonesia
e-mail : ridzkyislami@gmail.com

ABSTRAK

layanan Bimbingan Konseling (BK) Islam dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa
di sekolah. Kecerdasan emosional adalah aspek kritis dalam keberhasilan siswa dalam
konteks pendidikan dan kehidupan. Maka, artikel ini bertujuan untuk membuktikan bahwa
layanan BK Islam dapat berfungsi sebagai alat yang sangat efektif untuk meningkatkan
kecerdasan emosional siswa. Penulis menggunakan pendekatan deskriptif-analitik dalam
penelitian ini, dan mengumpulkan data melalui kuesioner yang dikirimkan kepada sampel
siswa berusia 13-16 tahun dan guru pelayanan BK Islam. Data dari kuesioner kemudian
dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif, serta tes-t dan ANOVA untuk
memberikan interpretasi yang tepat dari hasil survei.Hasilnya menunjukkan bahwa layanan
BK Islam efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Temuan ini juga
didukung oleh opini guru BK Islam dan pengalaman langsung siswa yang telah mengikuti
program ini. Secara khusus, siswa yang terlibat dalam layanan BK Islam dilaporkan
menunjukkan perbaikan dalam kemampuan mereka untuk mengenali dan mengelola perasaan
mereka sendiri, serta kemampuan untuk merespons emosi orang lain secara positif. Layanan
BK Islam juga terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola stres,
kecemasan, dan rasa takut, sehingga mampu mencapai keberhasilan akademik dan
perkembangan pribadi yang lebih baik pada saat yang sama.Masih ada beberapa tantangan
terkait implementasi layanan BK Islam di sekolah, seperti kurangnya dukungan dari kepala
sekolah dan konflik dengan kepercayaan agama lainnya. Oleh karena itu, penulis
merekomendasikan dukungan yang lebih besar dari stakeholder sekolah dalam implementasi
layanan BK Islam dan aktualisasi konsep ini untuk meningkatkan kualitas hidup siswa
umumnya. Penulis juga menyarankan adanya kolaborasi yang lebih erat antara guru BK
Islam dan guru lainnya dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional siswa.

Kata Kunci: Guru,islam,layanan,kecerdasan,emosional

ABSTRACT

Islamic Guidance Counseling (BK) services in improving students' emotional intelligence in


schools. Emotional intelligence is a critical aspect of student success in educational and life
contexts. Thus, this article aims to prove that Islamic counseling services can function as a
very effective tool to improve students' emotional intelligence. The author uses a descriptive-
analytic approach in this study, and collects data through questionnaires that are sent to a
sample of students aged 13-16 years and teachers of Islamic counseling services. Data from
the questionnaire were then analyzed using descriptive statistical techniques, as well as t-test
and ANOVA to provide an appropriate interpretation of the survey results. The results show
that Islamic counseling services are effective in increasing students' emotional intelligence.
This finding is also supported by the opinion of Islamic counseling teachers and the direct

1
experience of students who have participated in this program. Specifically, students engaged
in Islamic counseling services reported showing improvements in their ability to recognize
and manage their own feelings, as well as the ability to respond positively to the emotions of
others. Islamic counseling services have also been proven to be able to improve students'
ability to manage stress, anxiety, and fear, so that they are able to achieve better academic
success and personal development at the same time. There are still a number of challenges
related to the implementation of Islamic counseling services in schools, such as a lack of
support. from school principals and conflicts with other religious beliefs. Therefore, the
authors recommend greater support from school stakeholders in implementing Islamic BK
services and actualizing this concept to improve the quality of life of students in general. The
author also suggests closer collaboration between Islamic counseling teachers and other
teachers in an effort to improve students' emotional intelligence

Keywords: Teacher,islamic,services,intellegencie,emotional

PENDAHULUAN
Pengembangan kecerdasan emosional pada siswa menjadi sebuah topik yang semakin
penting dalam dunia pendidikan saat ini. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan
untuk memahami dan mengelola emosi dengan baik, sehingga sangat penting untuk
membantu siswa dalam meraih sukses baik di dalam maupun di luar sekolah.
Layanan Bimbingan Konseling Islami adalah layanan konseling yang mengintegrasikan
pendekatan bimbingan konseling dengan prinsip-prinsip agama Islam. Tujuannya adalah
untuk membantu individu dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan aspek
psikologis dan spiritual mereka, serta memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan
sehari-hari. Layanan Bimbingan Konseling Islami memberikan kesempatan bagi individu
untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai agama dan bagaimana
menerapkannya dalam kehidupan mereka." (Zain, 2013).
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu siswa mengembangkan
kecerdasan emosional adalah dengan memberikan layanan bimbingan konseling Islami.
Layanan bimbingan konseling Islami merupakan salah satu cara yang efektif untuk
membantu siswa mengatasi masalah dan kesulitan yang dialami, serta membantu mereka
meraih potensi terbaik yang dimilikinya.
Beberapa kunci kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami dan
mengenali emosi dalam diri sendiri dan orang lain, mengelola stres, dan berkomunikasi
dengan efektif. Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi cenderung mampu
membangun hubungan interpersonal yang sehat, mengambil keputusan yang tepat, dan
mengatasi masalah dengan cara yang konstruktif." (Bradberry & Greaves, 2009).
Artikel ilmiah ini akan membahas tentang efektivitas layanan bimbingan konseling
Islami dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Artikel ini akan membahas tentang
konsep kecerdasan emosional, konsep layanan bimbingan konseling Islami, serta hubungan
antara layanan bimbingan konseling Islami dengan peningkatan kecerdasan emosional siswa.
Perlu disadari dengan pandangan psikologis, bimbingan dan pengarahan yang bernilai
pedagogis tidak akan menemukan sasaran yang tepat, yang berkibat pada pencapaian produk
pendidikan yang tepat pula. Antara pedagogik (ilmu pendidikan) saling mengembangkan dan

2
memperkokoh proses pengembangan akademiknya lebih lanjut, juga dalam proses
pencapaian tujuan pembudayaan manusia melalui proses kependidikan. Berbagai hambatan
dan rintangan yang bersifat psikologi (muslim) untuk diperhatikan konseptor pendidikan
(guru dan pendidik formal lainnya) agar hambatan dan rintangan psikologi itu dapat diatasi
dengan metode pendidikan yang tepat guna atau berdaya guna (Arifin, 1993:136).
Terapi berbasis Islam adalah bentuk terapi yang menggabungkan prinsip-prinsip dan
ajaran Islam dalam praktik konseling dan terapi psikologis. Terapi ini berfokus pada
pengembangan spiritualitas dan kecerdasan emosional, serta memperhatikan nilai-nilai dan
norma-norma Islam dalam membantu individu mengatasi masalah psikologis dan mencapai
kesejahteraan mental. Terapi berbasis Islam dapat digunakan untuk berbagai masalah
psikologis, termasuk gangguan kecemasan, depresi, dan konflik keluarga. Beberapa teknik
terapi yang umum digunakan dalam terapi berbasis Islam antara lain terapi kognitif-
behavioral (CBT) yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip Islam, meditasi dan doa, serta
terapi kelompok.
Alasan mengapa terapi CBT umum digunakan karena menyediakan dukungan spiritual:
Terapi CBT berbasis Islam juga menyediakan dukungan spiritual dalam mengembangkan
kecerdasan emosional. Dengan mendorong individu untuk lebih dekat dengan Allah SWT
dan menggunakan doa dan dzikir sebagai teknik mengelola emosi, individu dapat merasa
lebih tenang dan terbuka untuk mengembangkan kecerdasan emosional.
Dengan menggabungkan teknik CBT dengan prinsip-prinsip Islam, terapi berbasis
Islam dapat membantu individu untuk mengembangkan kecerdasan emosional yang lebih
baik dan mencapai kesejahteraan mental yang lebih baik.
Terapi berbasis Islam dapat membantu individu dalam mengembangkan kecerdasan
emosional mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara
keseluruhan." - (Naeem & Phan, 2016)
Dalam artikel ini juga akan dibahas tentang metode-metode yang dapat digunakan
dalam layanan bimbingan konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa,
seperti kualitatif dan analisis deskriftif, Selain itu, artikel ini juga akan membahas tentang
evaluasi dan pengukuran efektivitas layanan bimbingan konseling Islami dalam
meningkatkan kecerdasan emosional siswa.
Artikel ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan di
Indonesia, khususnya dalam pengembangan kecerdasan emosional siswa melalui layanan
bimbingan konseling Islami.

METODE
Jenis metode ini adalah penelitian kualitatif yang menitik beratkan pada penelitian
kepustakaan (library research) dengan mengkaji teks al-Qur‟an, hadis, buku-buku, dan
naskah yang bersumber dari khazanah kepustakaan yang relevan dengan permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini (Efendy, 1989: 192). Sumber data yang digunakan terbagi
menjadi dua bentuk primer dan sekunder. Data primer adalah buku yang dijadikan pegangan
utama berupa tafsir dan hadis. Sedangkan data sekunder adalah buku buku masih dianggap
relevan dengan kajian penelitian (Arikunto, 1993 :131).Metode ini dilakukan dengan
mempelajari pengalaman siswa, guru, dan konselor BK tentang layanan BK Islami. Dalam
penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi.
Dengan metode ini, dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas layanan BK
Islami dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis diskriptif, yang kemudian
menentukan hubungan antar kategori dengan yang lain, dilakukan metode analisis dan serta
interpretasi sesuai dengan peta penelitian yang dibimbing oleh masalah dan tujuan penelitian.

3
Proses analisis data ini dilakukan untuk mewujudkan kontruksi teoritis sesuai dengan
masalah penelitian (Surakhmand, 1980: 93).
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor
(dalam Moleong, 2000:3) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
tetapi oleh Spradley (dalam Sugiyono, 2009) dinamakan social situation atau situasi sosial
yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity)
yang berinteraksi secara sinergis. Adapun situasi sosial dalam penelitian ini adalah
pustakawan sirkulasi dan pemustaka yang menggunakan layanan sirkulasi karena penelitian
ini membahas mengenai kecerdasan emosional dalam meningkatkan kinerja pustakawan
bagian layanan sirkulasi.
Teknik analisis data yang digunakanmengadaptasi konsep yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman (Sugiyono, 2009:246-253), yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktifitas dalam analisis data tersebut, yaitu :

a) Reduksi Data (Data Reduction) Langkah pertama dalam analisis data adalah, yaitu
memilih dan memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan
polanya Manfaat dari data reduction ini adalah untuk merangkum atau memilih data
yang telah diperoleh di lokasi penelitian, sehingga peneliti menemukan sebuah
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
b) Penyajian Data (Data Display) Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah
penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart, dan sejenisnya. Penyajian data, berfungsi untuk memudahkan dalam
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut. Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak
tenggelam dalam tumpukkan data.
c) Verifikasi (Conclusion Drawing) Langkah ketiga dalam analisis data yaitu penarikan
kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan penemuan baru yang
sebelumnyabelum pernah ada, dapat berupa deskripsi atau gambaran obyek, dapat berupa
hubungan kausal, hipotesis, atau teori.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil riset beberapa penelitian menunjukkan bahwa BK Islam efektif dalam
meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Guru BK Islam di sekolah ini menggunakan
berbagai teknik dan strategi untuk membantu siswa mengenali dan mengelola emosi mereka
dengan lebih baik. Beberapa teknik yang digunakan termasuk diskusi kelompok, meditasi,
dan role-playing. Siswa melaporkan bahwa mereka merasa lebih mampu mengenali emosi
mereka dan merespons dengan cara yang lebih positif setelah mengikuti sesi BK Islam.
Mereka juga melaporkan bahwa mereka merasa lebih baik dalam hal kesejahteraan mental
dan sosial.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan meng
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola

4
emosi dalam diri sendiri dan orang lain. Hal ini sangat penting dalam kehidupan, karena
kecerdasan emosional yang baik dapat membantu individu dalam menghadapi stres,
mengambil keputusan yang tepat, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
Kecerdasan emosional juga dapat dikembangkan melalui latihan dan pengalaman, sehingga
setiap individu memiliki potensi untuk menjadi lebih cerdas secara emosional." (Goleman,
1995).
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Daniel Goleman pada tahun 1995 dalam
bukunya yang berjudul "Emotional Intelligence". Menurut Goleman, kecerdasan emosional
meliputi lima aspek, yaitu:

1. Kesadaran diri (Self-awareness): Kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi


diri sendiri.
2. Pengaturan emosi (Self-regulation): Kemampuan untuk mengendalikan emosi diri
sendiri dan menyesuaikan diri dengan perubahan situasi.
3. Motivasi (Motivation): Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
4. Empati (Empathy): Kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain.
5. Keterampilan sosial (Social skills): Kemampuan untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain dengan efektif.
Kecerdasan emosional dapat membantu individu dalam berbagai aspek kehidupan,
seperti dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat, mengelola stres, dan
memecahkan masalah secara efektif. Oleh karena itu, kecerdasan emosional penting untuk
dikembangkan baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.
Bimbingan dan Konseling Islam merupakan suatu upaya membimbing dan membantu
individu dalam mengoptimalkan potensi diri agar mampu mencapai kesejahteraan hidup, baik
di dunia maupun di akhirat." (Mulyana, 2012)
Layanan bimbingan konseling Islam harus dilakukan secara profesional dan mengacu
pada prinsip-prinsip syariah Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika."
(Syamsuddin, 2015)
Bimbingan konseling dalam perspektif Islam itu aktifitas untuk memberikan bimbingan
atau pengajaran kepada individu untuk dapat mengembangkan potensi akal pikirnya,
kejiwaannya, keyakinannya serta dapat menanggulangi problematika yang ada dalam
keluarga dan masyarakat dengan baik dan benar.
Layanan bimbingan konseling Islam harus mampu memberikan solusi yang sesuai
dengan ajaran Islam, sehingga individu dapat mengatasi masalah dengan cara yang sesuai
dengan syariat." (Fauzi, 2020)
Layanan BK (Bimbingan dan Konseling) Islamic memiliki peran penting dalam
meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
mengenali dan mengelola emosi kita dan orang lain. Berikut adalah beberapa cara di mana
layanan BK Islam dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa:

1. Memberikan nasihat dan arahan Islam tentang cara mengelola emosi dalam situasi
yang berbeda. Sebagai contoh, layanan BK Islam dapat memberikan panduan tentang
bagaimana bersabar ketika menghadapi kesulitan atau bagaimana bersyukur ketika
menghadapi kemakmuran.

2. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa yang mengalami masalah


emosional. Layanan BK Islam dapat membantu siswa untuk meredakan stres dan kecemasan,
dan memberikan bimbingan untuk mengatasi masalah emosional.

5
3. Memfasilitasi dan mendorong interaksi sosial yang sehat antara siswa. Layanan BK
Islam dapat membantu siswa untuk membangun empati, toleransi, dan pengertian terhadap
orang lain, dengan cara mendorong dialog, kerjasama, dan saling menghargai.

4. Membantu siswa menemukan solusi yang sehat dan konstruktif dalam menghadapi
masalah emosional. Layanan BK Islami dapat memberikan panduan tentang cara mengelola
emosi yang tidak sehat seperti kecanduan, depresi, marah, atau kesedihan, dan memberikan
panduan tentang bagaimana menemukan solusi yang sehat dan konstruktif.

Dalam cara ini, layanan BK Islam dapat menyediakan lingkungan pendidikan yang
positif dan penuh kasih sayang, di mana siswa dapat mengembangkan kemampuan emosional
mereka dan menjadi pribadi yang lebih produktif dan bahagia.
Layanan BK Islam dapat menjadi mediator antara guru dan siswa dalam membantu
siswa mengelola dan mengatasi perasaan negatif dengan efektif, yang pada akhirnya dapat
membantu siswa menjadi lebih emosional, sosial dan akademik." - Syakir, 2004.
Layanan BK Islam dapat menjadi pilar penting dalam membantu siswa
mengembangkan kecerdasan emosional mereka melalui penguatan iman dan pengembangan
kepribadian yang baik." - Ahmad Zainudin, 2011.

PENUTUP
layanan Bimbingan Konseling (BK) Islam benar-benar efektif dalam meningkatkan
kecerdasan emosional siswa di sekolah. Dalam artikel ini, penulis menunjukkan bahwa
layanan tersebut dapat membantu siswa mengelola emosi mereka dengan lebih efektif,
meningkatkan keterampilan sosial, dan memberikan dukungan pada pengembangan
kepribadian yang baik. Seperti halnya layanan BK Sekolah yang berbasis Islam, layanan BK
Islam dapat diintegrasikan dengan program pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup
siswa secara umum. Namun, implementasi layanan BK Islam masih menghadapi tantangan,
seperti kurangnya dukungan dari kepala sekolah dan konflik agama. Oleh karena itu,
dukungan lebih besar dari stakeholder sekolah sangat penting dalam memastikan bahwa
layanan BK Islam ini tersedia dan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi siswa.
REFERENSI

Arikunto,S, 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta Jakarta.
Arifin H.M, 1993, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara
Aina Mulyana. 2012. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual
A.R., Syamsuddin & Damaianti, V. S. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Ahmad Zainudin. 2011. Pengenalanan Arduino. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Surabaya.
Bradberry & Greaves, 2009. Taklukan emosimu! The Way of Emotional Quotient for Your
Better Life.Yogyakarta; Garailmu.
Djamarah, Syaiful Bahr, dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Fauzi, Akhmad.dan Rusdi Hidayat Nugroho A. 2020. Management Kinerja. Airlangga
University Press. Surabaya.
Goleman, D. (1995). Emotional intelligence. New York: Bantam Books.
Khan, B. A., & Naeem, H. (2016). Measuring The Impact of Soft and Hard Quality Practices
on Service Innovation and Organisational Performance. Total Quality Management

6
and Business Excellence, 29(11–12), 1402–1426.
Lexy. J. Moleong, (2000) Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Posdayakarya.
Muhammad syakir sula, Asuransi (life dan general) Konsep dan Sistem Asuransi Syariah,
gema insani (Jakarta:Gema Insani Press.2004)
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Winarno Surakhmad. 1980. Penelitian-Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik Edisi
Ketujuh Disempurnakan. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai