Anda di halaman 1dari 7

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM OLEH GURU SEKOLAH

AGAMA

Ilma Salma Samiyah


UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Bandung, 20 Desember 2022

ABSTRAK

Penelitian mengenai layanan bimbingan dan Konseling Islam oleh Guru Sekolah
Agama ini dilakukan agar dapat mengetahui bagaimana layanan bimbingan dan konseling yang
ada di Sekolah Agama yang terletak di Kampung Selagedang RT 01 RW 03 Desa Sukalilah
Kecamatan Cibatu yang ada di Kabupaten Garut. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan paradigma fenomenologi. Setelah
dilakukan penelitian dengan cara wawancara didapatkan bahwa layanan bimbingan dan
konseling Islam oleh guru sekolah agama yang ada di Kampung Selagedang ini mempunyai
pelayanan yang baik meskipun masih terdapat beberapa guru yang belum bisa memberikan
layanan bimbingan dan konseling.
Kata Kunci: Layanan Bimbingan dan konseling Islam, guru sekolah agama, sekolah agama

PENDAHULUAN

Dalam konteks bimbingan di sekolah dan madrasah, Hamalik menyatakan bahwa


bimbingan di sekolah merupakan aspek program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan
terhadap peserta didik agar menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk
merencanakan masa depannya sesuai dengan\minat, kemampuan, dan atau bahkan dengan
kebutuhan sosialnya. Dengan kata lain bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
peserta didik untuk dapat mengenal dan memecahkan masalah yang dialaminya agar dapat
menikmati hidup secara bahagia. Karena hal tersebut, bimbingan konseling tidak boleh lepas
dari hakikat pendidikan. Dengan demikian, dalam pelayanan konseling harus memuat aspek-
aspek pendidikan seperti: 1) usaha sadar dari pembimbing atau konselor kepada peserta didik
(konseli); 2) menyiapkan peserta didik; 3) untuk perannya dimasa yang akan datang yang
diwujudkan melalui tujuan-tujuan bimbingan konseling (Tohirin, 2011).

Dengan demikian dapat artikan bahwa peran guru bimbingan dan konseling dibutuhkan
di sekolah untuk membantu peserta didik memamahi kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan
tujuan bimbingan di sekolah dilihat dari segi siswa yang menerima bimbingan, maka rumusan
tujuanya agar para siswa dengan kemampuan yang dimilikinya dapat: 1) mengatasi kesulitan
dalam memahami dirinya; 2) memahami kesulitan dalam memahami lingkungannya yaitu
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat; 3) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi
dan memecahkan masalahnya; 4) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuannya,
minat, bakat, dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; 5) memperoleh bantuan secara tepat dari
pihak-pihak luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecakan
disekolah (Zainal Aqib, 2012). Hal ini dapat dimaknai bahwa peserta didik yang telah
mendapatkan layanan bimbingan agar mampu memecahkan masalahnya sendiri tanpa bantua
orang lain.

Salah satu pendekatan dalam layanan bimbingan dan konseling adalah dengan layanan
bimbingan dan konseling Islam. Bimbingan dan Konseling Islam ini bahkan menjadi salah satu
pendekatan yang digunakan dalam berdakwah (Bukhori 2014; Maullasari 2019), karena
prinsip-prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah prinsip
etika berdakwah dalam Islam (Prasetya 2014).

Konselor yang menerapkan layanan bimbingan dan konseling Islam haruslah


memperhatikan nilai-nilai dan moralitas Islam. Menurut Pane (2020), seorang konselor tidak
hanya harus punya bekal akademis saja namun juga harus memiliki pengetahuan terkait konsep
agama dan tuntunan Ilahi. Hal tersebut bertujuan agar konselor bisa menuntun konseli untuk
bisa membantu penyelesaian masalah mereka dengan menyentuh unsur keyakinan atau
keimanan sebagai salah satu pondasi dalam kehidupan. Selain itu, menjadi teladan yang baik
tentu harus dimiliki oleh konselor Islam yang menangani dan membantu konseli dalam
mengatasi permasalahan. Disinilah akhirnya penulis tertarik mengangkat pembahasan tentang
layanan bimbingan dan konseling Islam oleh Guru Sekolah Agama.

Penelitian ini dilakukan agar dapat diketahui bagaimana layanan bimbingan dan
konseling Islam yang diberikan oleh guru sekolah agama disamping mengetahui penerapan
teori bimbingan dan konseling Islam di sekolah agama. Selain itu, dengan adanya penelitian
ini juga diharapkan dapat menjadi gambaran dan pelajaran untuk perbaikan kedepannya
mengenai bimbingan dan konseling Islam yang dilakukan oleh guru sekolah agama.
KERANGKA TEORITIS

Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam pada dasarnya adalah sama dengan
pengertian Bimbingan penyuluhan, hanya saja Bimbingan dan Penyuluhan Islam pada
pelaksanaannya berdasarkan atas nilai-nilai keagamaan, sebagaimana yang dipaparkan oleh H.
M. Arifin yang dikutip pada buku karangan Imam Sayuti Farid yang berjudul “Pokok-pokok
Bahasan Tentang Penyuluhan Agama” menyatakan bahwa Bimbingan dan penyuluhan agama
adalah “ segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam memberikan bantuan kepada
orang lain, yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, supaya
orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri
terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya
harapan, kebahagiaan hidup pada saat sekarang dan masa depannya.

Dalam bimbingan konseling sendiri, ada beberapa metode yang biasa digunakan.
Metode yang pertama adalah metode bimbingan individual dan yang kedua adalah metode
bimbingan kelompok. Metode bimbingan individual adalah pemberian bantuan yang diberikan
secara individual dan langsung bertatap muka (berkomuniaksi) antara pembimbing (konselor)
dengan siswa (klien). Dengan kata lain, pemberian bantuan diberikan bersifat face to face
relationship (hubungan empat mata). Sedangkan bimbingan kelompok adalah suatu metode
memecahkan masalah melalui kegiatan kelompok.

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam


bimbingan konseling, seperti attending, empati, directing. Attending adalah perilaku konselor
yang menghampiri konseli, kontak mata, bahasa badan, dan bahasa lisan. Dengan adanya
attending, konseli dapat dengan mudah dan dapat dengan nyaman mengkespresikan apa yang
dia rasa. Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan konseli.
Pada prinsipnya, empati adalah merasakan apa yang dirasakan konseli tetapi tidak larut dalam
perasaannya. Directing adalah keterampilan seorang konselor untuk mengatakan kepada
konseli agar dia berbuat sesuatu dan mengarahkannya agar melakukan sesuatu.

Konseling yang dilakukan, bukan hanya bisa dilakukan secara langsung oleh guru BK
(bimbingan konseling), tetapi konseling juga dapat dilakukan oleh guru sekolah agama. Guru
sekolah agama sendiri adalah seorang guru yang bertugas untuk mendidik peserta didik
mengenai agama dan menanamkan nilai-nilai keagamaan. Dimana guru sekolah agama ini
sendiri biasanya mengajar disekolah selain SD, SMP, maupun SMA, tetapi ia secara khusus
mempunyai lembaganya sendiri.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Hal
tersebut dilakukan karena adanya keterbatasan dari sampel yang akan diteliti. Pada penelitian
ini juga, pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan populasi
tertentu. Dan paradigma yang digunakan adalah paradigma fenomenologi, dimana pada
penelitian ini digambarkan secara jelas dan detail mengenai fenomena yang terjadi. Penelitian
ini dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Informan utama dalam penelitian ini
adalah Bapak Oneng Hendi, S.Pd selaku guru sekolah agama. Selain itu, dilakukan pula
wawancara kepada Bapak Dede Ibrahim, S.Pd sebagai informan triangulasi. Penentuan
informan pada penelitian ini menggunakan yeknik purpose sampling yaitu teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Agama
yang terletak di Kampung Selagedang RT 01 RW 03 Desa Sukalilah Kecamatan Cibatu yang
ada di Kabupaten Garut.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan di Sekolah Agama yang terletak di Kampung Selagedang
RT 01 RW 03 Desa Sukalilah Kecamatan Cibatu yang ada di Kabupaten Garut. Penelitian ini
dilakukan dengan cara wawancara pada informan utama dan informan triangulasi. Dalam
melakukan pengolahan data, penelitian ini menunggunakan pedoman wawancara terstruktur
yang diberikan kepada informan yang selanjutnya dijadikan sebagai sumber data. Sebelum
wawancara dilakukan, disiapkan terlebih dahulu beberapa pertanyaan pedoman wawancara
yang kemudian akan dijawab oleh informan untuk mendapatkan hasil jawaban terkait dengan
informasi yang dibutuhkan pada saat penelitian. Selain itu pada saat kegiatan wawancara
berlangsung, jawaban dari informan dikumpulkan sebanyak-banyaknya mengenai topik
penelitian yang sedang diteliti, ketika jawaban dari informan telah berhasil terkumpul dengan
baik, dilakukan analisa data dengan cara menarik kesimpulan dari semua jawaban yang telah
tersedia.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, metode bimbingan konseling yang digunakan


pada di sekolah agama tersebut adalah metode bimbingan individual dan bimbingan kelompok.
Metode individual yang dilakukan dapat diketahui dari adanya bimbingan secara tatap muka
langsung yang dilakukan oleh guru sekolah agama tersebut seperti adanya arahan mengenai
membaca Al-Qur’an yang baik dan benar. Selain itu pula, metode kelompok juga dilakukan
dalam bimbingan konseling ini seperti adanya bimbingan untuk membaca Al-Qur’an atau
membaca do’a secara bersama-sama dengan yang lainnya.

Selain dengan adanya metode yang dilakukan, terdapat pula beberapa teknik yang
diterapkan dalam bimbingan konseling secara tidak langsunh tersebut. Teknik-teknik
bimbingan konseling tersebut seperti attending, dimana guru sekolah agama memberikan
pelayanan berupa perhatian secara total yang dapat dilihat dari sikap tubuh dan ekspresi wajah.
Selain itu, teknik empati pula digunakan oleh guru sekolah agama tersebut dimana guru sekolah
agama tersebut menempatkan dirinya sebagai peserta didik. Dan teknik yang paling sering
dilakukan oleh guru sekolah agama tersebut adalah mengarahkan (directing). Arahan yang
biasanya dilakukan oleh guru sekolah agama adalah arahan mengenai bagaimana muridnya
harus berprilaku baik kepada orang tua, kakak, adik, dan bahkan keluarga serta gurunya.

Dari wawancara yang dilakukan, dapat dilihat dan dapat disimpulkan bahwa guru
sekolah agama di Garut tepatnya di Kampung Selagedang dapat dengan baik melayani dan
melaksanakan bimbingan dan konseling. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya metode dan
teknik yang dilakukan pada saat bimbingan. Selain itu pula, dapat dilihat dari tercapainya
beberapa tujuan dari bimbingan dan konseling seperti dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi
terutama di zaman sekarang terkait dengan permasalahnnya dengan akhlak. Tetapi, meskipun
begitu, masih terdapat beberapa guru sekolah agama yang masih belum bisa menerapkan dan
mencapai tujuan dari bimbingan konseling, hal tersebut terjadi karena adanya faktor usia yang
mempengaruhinya. Dimana ketika guru madrasah tersebut berusia lebih lanjut, ia cenderung
tidak menerapkan tujuan dari bimbingan konseling, tetapi mereka lebih terfokus pada
penyampaian materi dan metode yang digunakan masih menggunakan metode turun-temurun
atau dalam artian tidak menyesuaikan dengan zamannya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa Sekolah Agama yang terletak di
Kampung Selagedang RT 01 RW 03 Desa Sukalilah Kecamatan Cibatu yang ada di Kabupaten
Garut ini layanan bimbingan konseling yang dilakukan masih dapat dikatakan baik, meskipun
di sisi lain ada beberapa guru yang tidak memberikan layanan bimbingan konseling tersebut.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi perbaikan kedepannya dan diharapkan
guru sekolah agama yang ada tetap mengikuti perkembangan zaman terlepas dari usia yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, S. M. (2010). Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah.

Aqib, Z. (2012). Ikhtisar Bimbingan Konseling di Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Dewa, S. (2005). Bimbingan dan konseling di sekolah. Bandung: Renika Cipta.

Maryam, A. S. (2007). Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan Bimbingan Konseling Terhadap


Kepuasan Siswa Memanfaatkan Pelayanan Bimbingan Konseling. Semarang:
Pascasarjana UNS.

Prayitno, dan Erman Amti.2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, A. M. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Pres.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai