Skripsi Amelia
Skripsi Amelia
AMELIA HASANAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Nilai Kerugian
Ekonomi dan Potensi Upaya Pengurangan Food Waste Dari Sisi Konsumen (Studi
Kasus: Rumah Makan Di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor)” adalah karya
saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis
ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Amelia Hasanah
H451180021
RINGKASAN
AMELIA HASANAH. Nilai Kerugian Ekonomi dan Potensi Upaya Pengurangan
Food Waste dari Sisi Konsumen (Studi Kasus: Rumah Makan Di Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor). Dibimbing oleh EKA INTAN KUMALA PUTRI dan
METI EKAYANI.
Indonesia merupakan negara penghasil sampah makanan per kapita terbesar
kedua setelah Arab Saudi dengan rata-rata setiap orang menghasilkan sampah
makanan sebesar 300 kg per tahun (EIU 2018). Hal ini tidak terlepas karena
kebiasaan orang Indonesia menyisakan makanan. Pada periode tahun 2017 - 2018,
komposisi sampah terbesar di Indonesia didominasi oleh sampah makanan yang
mencapai 93% (SIPSN 2018). Sampah makanan di Kabupaten Bogor menunjukan
persentase terbesar dari keseluruhan komposisi sampah yang ada, yaitu mencapai
70% di periode yang sama (SIPSN 2018). Keadaan ini berbanding terbalik dengan
permasalahan kemiskinan di Kabupaten Bogor yang berada pada tingkat serius
dimana sebanyak 491.240 ribu jiwa penduduk Kabupaten Bogor tercatat sebagai
penduduk miskin. Angka tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan dengan
jumlah penduduk miskin di 513 kabupaten dan kota lainnya di Indonesia.
Perkembangan usaha rumah makan di Kabupaten Bogor dapat terlihat salah
satunya di Kecamatan Dramaga yang merupakan salah satu daerah pendorong
ekonomi di Kabupaten Bogor. Jumlah rumah makan di Kecamatan Dramaga
meningkat seiring dengan terjadinya fenomena eating out. Kegiatan konsumsi yang
terjadi pada masyarakat saat ini tidak hanya untuk memenuhi rasa lapar, tetapi
sudah menjadi gaya hidup yang dapat mencirikan identitas, kelas, kelompok, dan
sebagainya (Anriany 2013). Apabila fenomena ini tidak diimbangi dengan
pengelolaan sampah makanan yang baik, sampah makanan yang tidak dikelola
dapat menyebabkan timbulan sampah makanan dari sisi konsumen.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk: (1) menghitung jumlah timbulan food
waste konsumen rumah makan; (2) mengestimasi nilai kerugian ekonomi dari food
waste konsumen rumah makan; (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen menyisakan makanan; dan (4) menganalisis strategi upaya yang efektif
dalam rangka mengurangi sampah makanan di rumah makan Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian terbagi atas dua tahapan. Tahap pertama
pengumpulan data sampah makanan dan wawancara konsumen dilakukan di 13
rumah makan yang berlokasi di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor pada bulan
November 2019 hingga Mei 2020. Tahap kedua berupa wawancara terhadap key
persons yang dilaksanakan secara daring dan luring pada bulan Desember 2021.
Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif yang mengacu
pada pedoman SNI 19-3964-1994, analisis regresi linear berganda, dan Weighted
Sum Model (WSM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbulan food waste yang berasal dari
konsumen rumah makan se-Kecamatan Dramaga adalah sebesar 127.541,36
kg/tahun dengan komposisi terbesar adalah nasi (68%). Rumah makan yang
menghasilkan sisa makanan terbanyak adalah rumah makan menengah. Nilai
kerugian ekonomi potensi sampah makanan dihitung menggunakan tiga
pendekatan, yaitu berdasarkan harga mentah bahan makanan sebesar
Rp1.701.780.398,00/tahun, berdasarkan harga jual makanan sebesar
Rp8.621.538.915,46/tahun dan berdasarkan biaya produksi sebesar
Rp6.897.231.132,37/tahun. Faktor-faktor pendorong yang berpengaruh signifikan
terhadap peluang terjadinya kebiasaan konsumen menyisakan makanan adalah
frekuensi makan di rumah makan, preferensi konsumen dan perilaku konsumen.
Strategi upaya pengurangan food waste dari sisi konsumen rumah makan di
Kecamatan Dramaga adalah upaya pencegahan, yakni penyediaan tester dan
pilihan porsi makanan, pemberlakuan kebijakan denda, mengubah ukuran piring
pengunjung, pemasangan spanduk contoh nyata dampak sampah makanan dan
kampanye anti food waste melalui media sosial.
Kata kunci: Konsumen rumah makan, food waste, SNI 19-3964-1994, weighted
sum model
SUMMARY
AMELIA HASANAH. Indonesian Behaviour on Economic Disadvantage and
Efforts to Reducing Food Waste. Supervised by EKA INTAN KUMALA PUTRI
and METI EKAYANI.
Food waste has received attention globally in recent years as many countries
have begun to realize the negative impact it has on the environment,economy and
society. Indonesia is the second largest producer of food waste per capita after Saudi
Arabia with an average of 300 kg of food waste per year per person per year (EIU
2018). This is inseparable from the habits of Indonesians andthe lack of awareness
of food waste. In the 2017-2018 period, the largest composition of waste in
Indonesia was dominated by food waste which reached 93% (SIPSN 2018). Food
waste in Bogor Regency shows the largest percentage ofthe total composition of
existing waste, reaching 70% in the same period (SIPSN 2018). This situation is
inversely proportional to the problem of poverty in Bogor Regency which is at a
serious level where as many as 491,240 thousand inhabitants of Bogor Regency are
listed as poor. This figure is the largest compared to the number of poor people in
513 other districts and cities in Indonesia.
The development of restaurant businesses in Bogor Regency can be seen, one
of which is in Dramaga District which is one of the economic driving areas in Bogor
Regency. The number of restaurants in Dramaga Subdistrict has increased along
with the eating out phenomenon. Consumption activities that occur in society today
are not only to fulfill hunger, but have become a lifestyle that can characterize
identity, class, group, and so on (Anriany, 2013). If this phenomenon is not balanced
with good food waste management, it can lead to the generation of food waste from
the consumer side.
This study aims to: (1) to count the amount of food waste generated by
consumer; (2) estimate the value of economic losses of food waste; (3) analyze the
factors that influence consumers plate-waste behavior; and (4) analyzing effective
strategy in order to reduce consumers food waste in restaurants in Dramaga District,
Bogor Regency. The research divided into two stages. The first stage of food waste
data collection and consumers interview was carried out in 13 restaurants in
Dramaga District from November 2019 to May 2020. The second stages were
interview with key persons which were conducted online and offline in December
2021. The analytical method used is descriptive quantitative analysis that refers to
the SNI 19-3964-1994 guidelines, multilinear regression analysis, and Weighted
Sum Model (WSM).
The results showed that the generation of food waste originating from
restaurant consumers throughout Dramaga District was 127,541.36 kg/year with the
largest composition being rice at 68%. The restaurant that produces the most
potential food waste is the medium-sized restaurant. The value of the potential loss
of food waste in Dramaga District is calculated using three methods, namely based
on the price of raw food were IDR 1,701,780,398.00 per year, based on the final
price of food products were IDR 8,621,538,915.46 per year and based on production
costs were IDR 6,897,231,132.37 per year. Factors that have a significant effect on
the probability of food waste occurring in restaurant consumers in Dramaga District
are frequency of eating out, consumers preference and consumers behaviour.
Strategies for reducing food waste from the consumer side of restaurants in
Dramaga District are prevention efforts, namely providing testers and food portion
choices, implementing a fine policy, changing diner plate size, installing banners
that show the real examples of the impact of food waste and anti-food waste
campaigns through social media.
Keywords: Restaurant’s consumers, food waste, SNI 19 3964- 1994, weighted sum
model
© Hak Cipta milik IPB, tahun 20221
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
AMELIA HASANAH
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister pada
Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Disetujui oleh
Pembimbing 1:
Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.Si
Pembimbing 2:
Hffi
(.=-.rIJf{-#
trHil,ffi
Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc
Diketahui oleh
Pini W|afanti
I9Cr2la.15t7E99t
at dtign ipb a. id
0S-10!9 Wll
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Nilai Kerugian Ekonomi dan Potensi Upaya Mengurangi Food Waste dari Sisi
Konsumen (Studi Kasus: Rumah Makan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor)” dengan baik. Tesis ini ditujukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Magister Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan tesis ini tidak lepas dari
semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam segala hal.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, yaitu Ayah Acep Rasidin, ST, MT. dan Ibu Erna
Daharni, M.Pd serta kakak, abang dan adik tercinta yang telah memberikan
dukungan, motivasi dan doa kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan
tesis ini.
2. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.Si dan Dr Meti Ekayani, S. Hut, M. Sc selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran
kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Seluruh responden penelitian, konsumen dan pengelola rumah makan di
Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor yang telah memberikan izin, saran, dan
informasi kepada penulis selama penelitian.
4. Persepupuan geng HSB dan sahabat potuih family yang saya sayangi yang
senantiasa menghibur dan memberikan bantuan selama penulis menjalani
kuliah.
5. Teman-teman seangkatan ESL, yaitu Dinda, Asbil, Rifah, Indri, Ka Dara, Jo,
Ka Asti. Teman-teman pascasarjana ESL, EKT, dan PWD.
6. Serta kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga tesis ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Amelia Hasanah
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
I PENDAHULUAN
Amerika Serikat
terbesar
Indonesia
Arab Saudi
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang ada, maka
penelitian ditujukan secara umum untuk menentukan rekomendasi strategi yang
dapat diterapkan dalam mengurangi food waste konsumen rumah makan di
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Tujuan khusus penelitian secara rinci
adalah:
1. Menghitung jumlah timbulan food waste oleh konsumen rumah makan di
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
2. Mengestimasi nilai kerugian ekonomi food waste dari konsumen rumah
makan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
3. Menganalisis faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi kebiasaan
konsumen menyisakan makanan di rumah makan di Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor.
4
4. Menentukan strategi yang efektif dalam mengurangi food waste dari sisi
konsumen rumah makan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti sebagai syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi magister di
program studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
2. Bagi Pemerintah dapat dijadikan rujukan dan masukan dalam menetapkan
kebijakan yang tepat untuk mengurangi sampah makanan di Kabupaten Bogor.
3. Bagi calon investor, hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan
pertimbangan dalam menjalanan operasional dan dalam membuat rencana
kerja selanjutnya.
4. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi ataupun untuk penelitian lebih lanjut.
Produsen Konsumen
Keterangan:
: Ruang lingkup penelitian
: Metode penelitian
: Tidak termasuk lingkup penelitian
7
II TINJAUAN PUSTAKA
Model TPB terdiri dari faktor sikap terhadap perilaku (attitude), norma
subyektif (subjective norms) dan persepsi kontrol perilaku (perceive behavioral
control) yang digunakan untuk memprediksi intensi perilaku dalam berbagai
konteks penelitian seperti perilaku ramah lingkungan dan perilaku food waste.
Menurut Sulistimo (2012) dalam Leunupun (2021) sikap terhadap perilaku adalah
penilaian seseorang ketika melihat atau mengetahui suatu perilaku yang dilakukan.
Secara umum, seseorang akan melakukan perilaku tertentu apabila diyakini dapat
memberikan hasil yang positif begitu juga sebaliknya. Dapat diartikan bahwa
konsumen akan menilai sebuah perilaku berdasarkan konsukuensi yang
ditimbulkan dari perilaku tersebut sehingga ketika konsumen yakin bahwa
menyisakan makanan akan menimbulkan outcome yang tidak baik, maka konsumen
tersebut tidak akan memiliki niat untuk menyisakan makanan.
Norma subyektif berkaitan dengan keadaan lingkungan seseorang yang
menerima atau tidak menerima suatu perilaku (Ajzen 1991). Seorang individu akan
melakukan suatu perilaku tertentu jika perilaku tersebut dapat diterima oleh orang-
orang yang dianggapnya penting dalam kehidupannya (Leunupun 2021). Hal ini
dapat diartikan apabila ada desakan sosial atau lingkungan terhadap seorang
konsumen untuk melakukan sebuah perilaku tertentu (tidak menyisakan makanan)
maka dapat diprediksi konsumen akan cenderung melakukan perilaku tersebut.
Persepsi kontrol perilaku didefinisikan oleh Ajzen (1991) sebagai kemudahan
atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku. Seseorang memiliki niat untuk
melakukan kebiasaan tertentu apabila mereka memiliki persepsi bahwa perilaku
tersebut mudah untuk ditunjukkan atau dilakukan. Kaitannya dengan konsumen
rumah makan ialah konsumen akan melakukan perilaku yang dapat mencegah
terjadinya sampah makanan apabila menurutnya perilaku tersebut mudah untuk
dilakukan begitu juga sebaliknya. Sebagai contoh beberapa konsumen mungkin
11
III METODE
S = Cd √Ts (1)
Keterangan:
S = Jumlah sampel rumah makan (unit),
Cd = Koefisien bangunan non rumah makan = 1,
Ts = Jumlah bangunan non rumah makan (unit).
baik dalam bentuk matriks, grafik maupun bagan dan diuraikan secara deskriptif
untuk menggambarkan keadaan yang terjadi dilapangan hingga dapat diambil
kesimpulan. Metode analisis dalam penelitian, jenis data, dan sumber data
berdasarkan masing - masing tujuan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Metode analisis dalam penelitian, jenis data, dan sumber data
Metode
No. Tujuan Jenis Data Alat Analisis
Pengumpulan Data
1. Menghitung • Data berat sisa • Observasi dengan • Analisis
timbulan food waste makanan nasi, metode SNI 19- deskriptif
konsumen rumah sayur, daging, 3964- 1994. kuantitatif dan
ayam, dan ikan. • Wawancara kualitatif
makan di • Metode
• Data berat sisa dengan konsumen
Kecamatan makanan dan pengelola Pendekatan
Dramaga, konsumen di rumah makan. harga pasar.
Kabupaten Bogor. rumah makan
kecil, menengah
dan sedang.
2. Mengestimasi nilai • Harga bahan • Metode food • Analisis nilai
kerugian ekonomi makanan. weighing kerugian
food waste • Harga makanan • Wawancara dengan ekonomi dari
matang
konsumen rumah pengelola rumah harga mentah,
• Faktor konversi
makan di • Faktor Dalam makan. harga jual dan
Kecamatan Mentah Masak biaya produksi.
Dramaga, (FDMM)
Kabupaten Bogor.
3. Menganalisis • Karakteristik • Wawancara dan • Analisis regresi
faktor-faktor konsumen, menyebarkan linear berganda
pendorong yang • Perilaku konsumen, kuesioner kepada
mempengarui • Perferensi konsumen
kebiasaan konsumen,
konsumen • Persepsi konsumen.
menyisakan
makanan
4. Menganalisis • Alternatif strategi • Wawancara dengan • Weighted Sum
strategi yang efektif upaya mengurangi key persons Model (WSM)
dalam rangka sampah makanan
mengurangi food
waste dari sisi
konsumen rumah
makan di
Kecamatan
Dramaga,
Kabupaten Bogor.
Mh = Mk x F (3)
Keterangan:
Mh = Berat mentah (kg),
Mk = Berat matang (kg),
F = Faktor konversi.
NK = Mh x P (4)
Keterangan:
NK = Nilai kerugian ekonomi (Rp/tahun),
Mh = Berat mentah (kg/tahun),
P = Harga bahan makanan (Rp/kg).
NK = M x P x d (5)
Keterangan:
NK = Nilai kerugia ekonomi (Rp/tahun),
M = Berat sisa makanan (kg/tahun),
P = Harga makanan matang (Rp/kg),
d = Jumlah hari operasional rumah makan dalam 1 tahun (hari/tahun).
Y = 𝛼 + 𝛽1 UM + 𝛽2 JK + 𝛽3 TP + 𝛽4 PD + 𝛽5 WM + 𝛽6 FR (6)
+ 𝛽7 P1+ 𝛽8 P2 + 𝛽9 P3 + 𝑒
Keterangan:
Y = Kebiasaan konsumen menyisakan makanan,
UM = Umur,
JK = Jenis kelamin,
TP = Tingkat Pendidikan,
PD = Pendapatan,
FR = Frekuensi makan di rumah makan,
WM = Waktu makan,
18
PR = Perilaku,
PF = Preferensi,
PS = Persepsi,
𝛼 = Konstanta regresi,
𝛽 = Koefisien regresi.
3.5.3.2 Uji F
Uji Fisher (Uji F) adalah metode pengujian untuk menguji apakah
variable independen berpengaruh secara bersama – sama terhadap variable
dependen. Apabila Fhitung > Ftabel maka, H0 ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya
apabila Fhitung < Ftabel maka, H0 diterima dan tolak H1. Adapun hipotesis untuk
uji F adalah sebagai berikut:
H0 = Umur, jenis kelamin, tingkat Pendidikan, frekuensi makan, waktu makan,
perilaku, preferensi, dan persepsi secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap kebiasaan konsumen menyisakan makanan.
H1 = Umur, jenis kelamin, tingkat Pendidikan, frekuensi makan, waktu makan,
perilaku, preferensi, dan persepsi secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kebiasaan konsumen menyisakan makanan.
3.5.3.3 Uji T
Uji T digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variable independen berpengaruh siginifikan secara parsial terhadap
variable dependen (Ghozali 2016). Kriteria dari uji t adalah membandingkan
antara Thitung dan Ttabel, apabila - Thitung < - Ttabel atau Thitung > Ttabel maka H0
ditolak dan H1 diterima, sedangkan apabila - Thitung ≤ - atau Thitung ≥ Ttabel
Ttabel maka H0 diterima pada taraf nyata α (tidak berpengaruh) yang berarti faktor
penentu tidak berpengaruh signifikan terhadap kebiasaan konsumen menyisakan
makanan.
(7)
Keterangan:
n = Jumlah kriteria,
wj = Bobot dari setiap kriteria,
xij = Nilai matrik x,
Nilai AI yang paling besar merupakan alternatif yang terpilih.
c) Langkah (III): Melakukan perankingan.
1. Upaya pencegahan
a. Menyediakan tester dan pilihan
porsi makanan oleh pengelola
rumah makan
b. Memberlakukan kebijakan denda
bagi pengunjung rumah makan
yang menyisakan makanan
c. Mengubah ukuran piring
pengunjung dengan yang lebih kecil
d. Pemasangan spanduk berupa
informasi dan contoh nyata dampak
timbulan food waste di rumah makan
e. Kampanye anti food waste melalui
media sosial
2. Upaya pemulihan
a. Kerjasama pemda dengan lembaga
mumpuni untuk dibuat kegiatan rutin
memilah sisa makanan pengunjung
b. Pengelola rumah makan dan
komunitas pecinta binatang
menyediakan tempat sampah
khusus sisa makanan daging,
ayam dan ikan untuk diberikan pada
hewan peliharaan dan non
peliharaan
3. Upaya daur ulang
a. Edukasi menarik tentang cara
mudah mengolah sisa makanan
melalui media sosial oleh lembaga
terkait
b. Menyebarkan brosur berisi
Informasi resep masakan dari sisa
makanan yang masih layak ke
pengunjung rumah makan
c. Penyediaan alat perlengkapan
pengolahan sisa makanan
konsumen menjadi pupuk atau
pakan ternak di rumah makan dan di
lokasi yang mudah dijangkau oleh
konsumen
d. Pengembangan teknologi mesin
pengelola sampah makanan menjadi
biogas di daerah yang terdapat
banyak rumah makan
Bobot kriteria**)
*Keterangan: 1. Tidak penting, 2. Kurang penting, 3. Cukup penting, 4. Penting, 5. Sangat penting
**Keterangan: A. Tingkat kemudahan, B. Efektifitas, C. Modal, D. Biaya, E. Keuntungan
IV GAMBARAN UMUM
140
60,000.00
50,000.00
40,000.00
30,000.00
20,000.00
10,000.00
0.00
Rumah makan Rumah makan Rumah makan
besar menengah kecil
Skala Rumah Makan
Nasi Sayur Daging Ayam Ikan
Gambar 7 Timbulan food waste konsumen berdasarkan skala rumah makan
Timbulnya sisa makanan yang berlebih pada rumah makan kecil dan
menengah dapat dipengaruhi oleh preferensi dan persepsi konsumen. Menurut
Brian Wansink, Profesor Dyson School of Applied Economics and Management
di Cornell University, harga makanan dapat mempengaruhi persepsi konsumen
dalam menilai dan menghargai makanan (Detik Food 2014).
Rumah makan besar tidak hanya menawarkan menu dengan cita rasa yang
lezat namun juga kualitas pelayanan yang baik. Tentunya kualitas pelayanan yang
disediakan membutuhkan biaya sehingga membuat harga makanannya relatif
lebih mahal. Sedangkan untuk rumah makan kecil hingga menengah cenderung
lebih mengedepankan harga yang murah. Adanya selisih harga yang cukup besar
tersebut membuat mayoritas konsumen lebih menghargai makanan yang dibeli di
rumah makan besar. Pada saat makan di rumah makan mewah, kemungkinan besar
konsumen akan membawa pulang sisa makanannya untuk dimakan kembali di
rumah, sedangkan pada saat makan di rumah makan menengah dan kecil diduga
25
27%
73%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Porsi terlalu banyak Tidak suka/tidak Nafsu makan
enak berkurang
Komposisi makanan tersebut adalah nasi, sayuran, daging, ayam, dan ikan.
Kelima komposisi makanan merupakan menu yang disediakan di rumah makan
dalam penelitian ini. Persentase sampah makanan pengunjung rumah makan di
Kecamatan Dramaga berdasarkan komposisinya dapat dilihat pada Gambar 10.
Ayam Ikan 3%
13%
Sayuran
16%
Nasi 68%
daging. Harga daging yang lebih tinggi dibandingkan makanan lain membuat
konsumen enggan untuk menyisakan daging.
Pada saat wawancara dengan konsumen lainnya, beberapa dari mereka
mengatakan bahwa kebiasaan menyisakan makanan adalah perilaku yang sangat
dilarang dan bertentangan dengan ajaran agama mereka. Filimonau (2022)
berpendapat bahwa derajat keagamaan mempengaruhi nilai-nilai dan penalaran
seseorang sehingga diasumsikan bahwa pemikiran keagamaan berkenaan dengan
tren food waste. Selain kepercayaan, budaya diduga juga mempengaruhi pola
konsumsi seseorang seperti yang diutarakan oleh Sediaoetama (1999) dalam Intan
(2018) bahwa pada dasarnya pola makan suatu masyarakat berkaitan erat dengan
konsep budaya yang banyak dipengaruhi oleh unsur sosial budaya yang berlaku
dalam kelompok masyarakat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa agama dan
budaya yang dianut dapat mempengaruhi konsumsi seseorang.
Berat Berat
Faktor mentah Harga Nilai kerugian ekonomi
food waste
Komponen (kg/rm/hari) konversi (kg/rm/hari) (Rp/kg) (Rp/tahun)
(a) (b) (c=axb) (d) (c x d x e x 365)
Bayam 0,0271 1,1 0,0298 15.000 4.080.243,75
Wortel 0,0210 1,1 0,0231 10.000 2.107.875,00
Kol 0,0182 0,6 0,0109 8.000 797.160,00
Daun Singkong 0,6802 0,8 0,5442 15.000 74.481.900,00
Selada 0,0132 0,7 0,1320 20.000 24.090.000,00
Timun 0,1671 1,1 1,6710 10.000 152.478.750,00
Kemangi 0,0980 1 0,0980 6.000 5.365.500,00
Ayam Goreng 0,4950 1,2 0,5940 32.000 173.448.000,00
Ayam Bakar 0,4160 1,2 0,4992 32.000 145.766.400,00
Lele 0,0942 2,4 0,2261 30.000 61.889.400,00
Tongkol 0,1018 1,4 0,1425 28.000 36.413.860,00
Jumlah 6,9556 5,8768 854.839.380,50
RM Besar
Nasi Kering 0,1223 0,4 0,0489 10.000 1.607.022,00
Nasi Basah 2,4813 0,347 0,8610 10.000 28.284.214,64
Kangkung 0,1000 0,8 0,0800 10.000 2.628.000,00
Wortel 0,0510 1,1 0,0561 10.000 1.842.885,00
Ayam Goreng 0,2010 1,2 0,2412 32.000 25.354.944,00
Ayam Bakar 0,1210 1,2 0,1452 32.000 15.263.424,00
Lele 0,0279 2,4 0,0668 30.000 6.587.082,00
Nila 0,0279 1,5 0,0418 28.000 3842.464,50
Gurame 0,0603 1,5 0,0905 28.000 8.319.591,00
Jumlah 3,1926 1,6315 93.729.627,14
Total 1.701.780.398,00
Keterangan: b : Faktor konversi menggunakan FDMM (Kemenkes RI 2014)
d : Harga berdasarkan PD Pasar Pakuan Jaya Bogor tahun 2019
e : Populasi rumah makan kecil 25; sedang 25; besar 9
5.2.2 Nilai Kerugian Ekonomi Berdasarkan Harga Jual Produk dan Biaya
Produksi
Perhitungan nilai kerugian pada saat kondisi mentah belum mancakup
nilai kerugian secara keseluruhan dari biaya input produksinya (Fachrunnisa
2020). Terdapat komponen lain yang dihilangkan seperti biaya tambahan pada
saat memasak makanan, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lainnya. Oleh karena
29
itu, diperlukan mengestimasi nilai kerugian berdasarkan harga jual makanan dan
biaya produksi dari sisa makanan. Nilai kerugian ekonomi berdasarkan harga jual
makanan dihitung dengan mengalikan berat sisa makanan yang disesuaikan
dengan komposisinya dengan harga rata-rata makanan per porsi yang berlaku pada
rumah makan sampel penelitian ini. Hasil perhitungan nilai kerugian berdasarkan
harga jual makanan ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6 Perhitungan nilai kerugian ekonomi food waste konsumen berdasarkan
harga jual makanan dan biaya produksi
Harga
Berat Berat Nilai kerugian Nilai kerugian
rata- rata
Komponen makanan food waste ekonomi ekonomi
per porsi
(kg/porsi) (kg/rm/hari) (Rp/rm/hari) (Rp/tahun)
(Rp/kg)
(a) (b) (d=b/a x c) (d x e x 365)
(c)
RM Kecil
Nasi (kering dan basah) 0,143 3,5724 3.720 92.932,36 848.007.818,18
Bayam 0,052 0,3224 4.000 24.800,00 226.300.000,00
Sawi 0,053 0,0684 2.000 2.581,13 23.552.830,19
Buncis 0,045 0,041 3.500 3.188,89 29.098.611,11
Daun Singkong 0,045 0,592 7.350 96.693,33 882.326.666,67
Ayam Kuah Gulai 0,096 0,1454 12.500 18.932,29 172.757.161,46
Ayam Bakar 0,095 0,8312 12.500 109.368,42 997.986.842,11
Tongkol 0,045 0,2994 10.000 66.533,33 607.116.666,67
Jumlah 5,8722 415.030 3.787.146.596,38
RM Menengah
Nasi basah 0,222 4,3114 4.000 77.682,88 708.856.280,00
Kangkung 0,068 0,5124 10.000 75.352,94 687.595.588,24
Bayam 0,06 0,0271 10.000 4.516,67 41.214.583,33
Wortel 0,045 0,021 5.000 2.333,33 21.291.666,67
Kol 0,045 0,0182 5.000 2.022,22 18.452.777,78
Daun Singkong 0,053 0,6802 5.000 64.169,81 585.549.528,30
Selada 0,018 0,0132 5.000 3.666,67 33.458.333,33
Timun 0,02 0,1671 2.000 16.710,00 152.478.750,00
Kemangi 0,018 0,098 2.000 10.888,89 99.361.111,11
Ayam Goreng 0,112 0,495 22.550 99.662,95 909.424.386,16
Ayam Bakar 0,112 0,416 22.550 83.757,14 764.283.928,57
Lele 0,213 0,0942 25.000 11.056,34 100.889.084,51
Tongkol 0,103 0,1018 25.000 24.708,74 225.467.233,01
Jumlah 6,9556 476.528,58 4.348.323.277,31
RM Besar
Nasi (kering dan basah) 0,25 2,6036 7.000 72.900,80 239.479.128,00
Kangkung 0,21 0,1 15.000 7.142,86 23.464.285,71
Wortel 0,045 0,051 15.000 17.000,00 55.845.000,00
Ayam Goreng 0,215 0,201 25.000 23.372,09 76.777.325,58
Ayam Bakar 0,215 0,121 25.000 14.069,77 46.219.186,05
Lele 0,213 0,0279 20.000 2.619,72 8.605.774,64
Nila 0,38 0,0279 35.000 2.569,74 8.441.585,52
Gurame 0,4 0,0603 55.000 8.291,25 27.236.756,25
Jumlah 3,1926 147.966,22 486.069.041,80
Total 1.039.525 8.621.538.915,46
Total kerugian dikurangi laba 6.897.231.132,37
Keterangan: e : Populasi rumah makan kecil 25; sedang 25; besar 9
30
8,000,000,000
7,000,000,000
6,000,000,000
5,000,000,000
4,000,000,000
3,000,000,000
2,000,000,000
1,000,000,000
0
Harga bahan Harga jual makanan Biaya produksi
mentah
Pendekatan
Gambar 11 Kerugian ekonomi berdasarkan harga mentah, harga jual dan biaya
produksi
Berdasarkan perbandingan nilai kerugian ekonomi yang diperoleh dari harga
mentah dan harga matang makanan mengindikasikan adanya pemborosan
sumberdaya yang dimanfaatkan untuk memproduksi makanan akibat perilaku
konsumen menyisakan makanan. Selain sumberdaya, biaya produksi yang
digunakan untuk menghasilkan suatu makanan juga terbuang sia-sia menjadi
sampah makanan sehingga menyisakan makanan menyebabkan adanya kerugian,
baik kerugian ekonomi maupun kerugian sumberdaya.
Pada prinsip circular economy, sumber daya dianggap sebagai hal yang
langka dan sangat berharga sehingga produsen akan menggunakannya seoptimal
mungkin untuk menjaga ketersediaan dan nilai dari sumberdaya (Rutqvist 2015).
Hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi konsumen agar lebih menaruh kepedulian
terhadap lingkungan dalam hal ini sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat
berperan dalam meminimalisir terjadinya sisa makanan.
Uji estimasi model yang selanjutnya dilakukan yaitu uji asumsi klasik. Uji
asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Uji yang
dilakukan pada penelitian ini diantaranya, uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas dan uji normalitas.
32
desakan yang diberikan apabila menyisakan makanan juga dapat memicu niat
konsumen untuk membiarkan sisa makanan begitu saja.
3. Variabel perilaku
Variabel perilaku konsumen memiliki koefisien regresi sebesar -0,334 dengan
tingkat signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan
sebesar 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa perilaku konsumen berpengaruh negatif
secara nyata terhadap kebiasaan konsumen rumah makan di Kecamatan Dramaga
dalam menyisakan makanan di rumah makan. Perilaku yang dimaksud diantaranya:
mempertimbangkan porsi makanan, mempertimbangkan tempat makan, dan
meminta kepada pihak rumah makan untuk tidak menggunakan bahan makanan
yang tidak disukai. Dengan demikian dapat diartikan bahwa konsumen yang selalu
menerapkan perilaku tersebut, sangat kecil potensinya menyisakan makanan. Hasil
ini sejalan dengan penelitian Russell et al. (2017) dan Roidah (2018) dimana
seseorang yang memiliki perilaku – perilaku yang dapat mencegah potensi
terjadinya sampah makanan mempengaruhi kebiasaan seseorang tersebut dalam
menyisakan makanan.
Adapun berdasarkan hasil analisis, terdapat enam variabel yang tidak
berpengaruh signifikan. Variabel – variabel yang tidak signifikan adalah variable
umur konsumen, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, waktu makan, dan
persepsi konsumen. Keenam variabel tersebut memiliki koefisien regresi yang lebih
besar dari taraf nyata yang digunakan, yaitu sebesar 5%. Berdasarkan hasil yang
didapat menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh secara
nyata terhadap kebiasaan konsumen menyisakan makanan pada penelitian ini. Hasil
ini sejalan dengan penelitian Tanto et al. (2019) dan Chuah dan Singh (2020)
dimana umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebiasaan menyisakan makanan. Hal ini merefleksikan bahwa kebiasaan
menyisakan makanan pada seseorang secara garis umum lebih didasari oleh
kesadaran konsumen terhadap permasalahan food waste itu sendiri. Pernyataan ini
didukung oleh penelitian Principato et al. (2015) bahwa semakin besar kesadaran
konsumen terhadap permasalahan food waste, perubahan perilaku responden akan
lebih positif dalam menanggapi serta menerapkan sikap anti food waste dalam
konteks ini mengurangi terjadinya sisa makanan yang berpotensi menjadi timbulan
sampah makanan.
Tabel 10 Nilai Alternatif dan skala prioritas upaya mengurangi food waste
konsumen rumah makan
Rata-rata
Nilai
Kriteria*) nilai Peringkat
alternatif
No. Alternatif strategi alternatif
A B C D E
1. Upaya pencegahan
a. Menyediakan tester dan pilihan
porsi makanan oleh pengelola 4 5 4 4 5 4,3
rumah makan
b. Memberlakukan kebijakan denda
bagi pengunjung rumah makan 4 5 5 5 5 5
yang menyisakan makanan
c. Mengubah ukuran piring
pengunjung dengan yang lebih 3 4 3 3 3 3,2 4,24 1
kecil
d. Pemasangan spanduk berupa
informasi dan contoh nyata
5 4 4 4 5 4,4
dampak timbulan food waste di
rumah makan
e. Kampanye anti food waste melalui
5 4 4 3 4 4,2
media sosial
2. Upaya pemulihan
a. Kerjasama pemda dengan lembaga
mumpuni untuk dibuat kegiatan
4 5 3 3 5 3,9
rutin memilah sisa makanan
pengunjung
b. Pengelola rumah makan dan
komunitas pecinta binatang 4,10 2
menyediakan tempat sampah
khusus sisa makanan daging, 5 4 4 4 4 4,3
ayam dan ikan untuk diberikan
pada hewan peliharaan dan non
peliharaan
3. Upaya daur ulang
a. Edukasi menarik tentang cara
mudah mengolah sisa makanan
3 3 3 3 3 3
melalui media sosial oleh lembaga
terkait
b. Menyebarkan brosur berisi
Informasi resep masakan dari sisa
5 3 4 3 3 3,9
makanan yang masih layak ke
pengunjung rumah makan
c. Penyediaan alat perlengkapan
3,20 3
pengolahan sisa makanan
konsumen menjadi pupuk atau
3 4 3 3 3 3,2
pakan ternak di rumah makan dan
di lokasi yang mudah dijangkau
oleh konsumen
d. Pengembangan teknologi mesin
pengelola sampah makanan
2 4 2 2 5 2,7
menjadi biogas di daerah yang
terdapat banyak rumah makan
Bobot Kriteria**) 0,3 0,2 0,3 0,1 0,1
*Keterangan: 1. Tidak penting, 2. Kurang penting, 3. Cukup penting, 4. Penting, 5. Sangat penting
**Keterangan: A. Tingkat kemudahan, B. Efektifitas, C. Modal, D. Biaya, E. Keuntungan
37
yang dapat memunculkan rasa bersalah dapat menjadi salah satu usaha untuk
menggerakkan minat konsumen untuk tidak membuang sisa makanannya. Strategi
kampanye ini dapat dilakukan dengan adanya dukungan pemerintah atau lembaga
khusus yang bergerak dalam bidang ketahanan pangan atau lingkungan.
41
6.1 Kesimpulan
1. Jumlah food waste dari sisi konsumen rumah makan di Kecamatan Dramaga
adalah sebesar 127.541,36 kg/tahun, dengan komposisi terbesar adalah nasi
sebesar 68%. Rumah makan yang menghasilkan sampah makanan terbanyak
adalah rumah makan menengah.
2. Nilai kerugian ekonomi sampah makanan berdasarkan harga mentah bahan
makanan Rp1.701.780.397/tahun; berdasarkan harga jual makanan
Rp8.621.538.915,46/tahun tujuh kali lebih besar dari harga mentah, dan
berdasarkan biaya produksi Rp6.897.231.132,37/tahun lima kali lebih besar
dari harga mentah makanan. Nilai kerugian ekonomi akibat sisa makanan
berdasarkan harga matang yang lebih tinggi menggambarkan inefisiensi dan
pemborosan sumberdaya.
3. Faktor – faktor pendorong yang mempengaruhi kebiasaan konsumen
menyisakan makanan adalah frekuensi makan di rumah makan, perilaku dan
preferensi konsumen, dimana konsumen yang selalu menerapkan suatu
perilaku untuk mencegah terjadinya sampah makanan, memang memiliki
potensi yang kecil untuk menyisakan makanan.
4. Strategi prioritas untuk meminimalisir sampah makanan dari sisi konsumen
rumah makan adalah upaya pencengahan dengan rincian: (1) penyediaan tester
dan pilihan porsi makanan; (2) pemberlakuan kebijakan denda; (3) mengubah
ukuran piring pengunjung; (4) pemasangan spanduk contoh nyata dampak
sampah makanan; (5) kampanye anti food waste melalui media sosial.
6.2 Saran
1. Diperlukan adanya sosialisasi kepada konsumen mengenai pentingnya
mengurangi sisa makanan serta dampak yang akan terjadi dari perilaku
menghasilkan sisa makanan.
2. Perlu adanya lembaga yang bergerak di bidang sisa makanan, baik program
donasi pangan maupun program pengolahan sampah organik yang berada di
lingkungan kawasan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Dalam hal ini
perlu kajian lebih lanjut terkait mekanisme, tata kelola, dan payung hukum
untuk program meminimalisir sisa pangan tersebut.
3. Perlu adanya dukungan pemerintah terkait perancangan skema kebijakan
denda terhadap konsumen di rumah makan yang dapat diterapkan agar dapat
meminimalisir sisa makanan yang dihasilkan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen I. 1991. The teori of planned behaviour. Organizational Behavior and Human
Decision Processes 50, 179-211.
Ajzen I. 2005. Attitudes, personality, and behavior (2nd ed.). Maidenhead, UK:
Open University Press.
Angkawijaya J, Hartanto DD, Muljosumarto C. 2015. Perancangan kampanye
sosial ”Bijak, Bagi, Bungkus (BIBABU)”. Jurnal DKV Adiwarna. Surabaya
(ID): Universitas Kristen Petra.
Anriany D, Martianto D. 2013. Estimasi sisa nasi konsumen di beberapa jenis
rumah makan di Kota Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. 8 (1): 33-38.
Attiq S, Chu AMY, Azam RI, Wong WK, Mumtaz S. 2021. Antecedents of
consumer food waste reduction behavior: psychological and financial
concerns through the lens of the theory of interpersonal behavior.
International Journal of Environmental Research and Public Health. 18(23).
doi: doi.org/10.3390/ijerph182312457.
[BCFN] Barilla Center for Food and Nutrtition. 2012. Food Waste: Causes, Impact,
and Proposals. Roma (IT): BCFN.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Dalam
Angka. Jakarta (ID): BPS
[BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. Kabupaten Bogor dalam angka. Bogor [ID]:
BPS Kabupaten Bogor.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1994. Metode pengambilan dan pengukuran
contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan SNI 19-3964-1994. Jakarta
(ID): BSN.
Case KE, Fair RC. 2002. Prinsip-prinsip ekonomi mikro. Jakarta: Prehalindo, 2002.
ISBN 979-683-032-9.
Close A, Stewart G, Masotti M, Setti M, Vittuari M. 2019. A roadmap to reduce
food waste in Europe. doi: 10.18174/498970.
Chamdi AN. 2003. Kajian profil sosial ekonomi usaha kambing di kecamatan
Kradenan kabupaten Grobogan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Bogor 29-30 September 2003. Bogor: Puslitbang
Peternakan Departemen Pertanian. hlm 312-317.
Chuah SC, Singh JSK. 2020. Food waste and disposal behaviour among university
student. Advences in Business Research International Journal. Vol 6(2): 166
– 176.
Diana R, Rachmayanti RD, Anwar F, Khomsan A, Christianti DF dan Kusuma R.
2018. Food taboos and suggestions among Madurese pregnant women: a
qualitative study. Journal of Ethnic Foods. 5(4):246-253.
Detik Food. 2014. Saat makan di restoran, harga makanan yang mahal terasa lebih
enak. [internet]. [diunduh 22 Februari 2022] Tersedia pada:
https://food.detik.com/info-kuliner/d-2572163/saat-makan-di-restoran-
harga-makanan-yang-mahal-terasa-lebih-enak.
Dewi RS, Murtisari A, Saleh Y. 2019. Dampak eksternalitas industri tahu terhadap
kehidupan masyarakat di Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.
Agrinesia. Vol 3 hal 202-209. E-ISSN 2541-6847.
43