Anda di halaman 1dari 5

III.

PRODUKSI DAN KONSUMSI HASIL PERTANIAN


Konsumen
Para konsumen hasil pertanian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
pemasaran. Produsen dan lembaga pemasaran secara langsung dan tidak langsung akan
mempro-duksi dan menyalurkan barang untuk memenuhi permintaan konsumen. Dari segi
kemasyarakatan, konsumen merupakan bagian dari organisasi ekonomi. Tetapi dari segi
strategi pema-saran, konsumen tidak merupakan bagian integral dari struktur pemasaran,
melainkan sebagai lapangan atau obyek tujuan, dimana lembaga pemasaran melaksanakan
fungsinya untuk memperoleh keuntungan dari pembeli/konsumen. Keuntungan lembaga
pemasaran ini berhubungan dengan pengetahuannya terhadap pasar pembeli atau konsumen.
Konsumen hasil pertanian terdiri dari konsumen bahan baku, dan konsumen akhir
yang membeli barang dari pasar pengecer untuk keperluan langsung bagi dirinya atau
keluarganya. Permintaan dan keinginan pasar konsumen terhadap suatu barang harus selalu
diikuti dengan baik oleh konsumen atau penjual. Tapi pada umumnya produsen hasil
pertanian di Indonesia masih kurang tanggap terhadap keinginan atau perubahan keinginan
dari pembeli atau konsumen.
Permintaan dan keinginan konsumen untuk membeli suatu barang dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
(1) Ukuran dan sifat penduduk. Baik kuantitas maupun kualitas keinginan konsumen adalah
merupakan fungsi dari banyak
variabel atau ukuran dan sifat konsumen sebagai keluarga. Ukuran dan sifat
konsumen ini menentukan terhadap kuantitas dan kualitas barang terhadap barang yang
akan diproduksi. Variabel ekonomi lainnya seperti pendapatan penduduk, jumlah dan
macam serta harga barang yang diinginkan konsumen harus selalu diikuti oleh produsen,
dan untuk disesuaikan dengan fasilitas produksinya.
(2) Susunan dan sifat keluarga, yaitu jumlah anggota keluarga, umur dan jenis kelamin. Pada
umumnya keluarga yang muda lebih banyak membelanjakan pendapatannya dari pada
keluarga berusia lebih tua.
(3) Suku, bangsa, agama, adat dan tradisi dari konsumen.
(4) Penyebaran penduduk dari suatu daerah atau negara. Faktor ini erat hubungannya dengan
lapangan pekerjaan dan pendapatan, yang akan berpengaruh pula terhadap jumlah dan
mutu barang yang akan dibelinya.
(5) Penduduk kota dan desa. Pengaruh geografis dan domisili administratif ini akan
berpengaruh pula terhadap preferensi konsumen.
(6) Lapangan pekerjaan, yang akan menimbulkan perbedaan keperluan konsumen, misal
pekerjaan di kantor, di pelabuhan, buruh tani dan lain-lain.
(7) Faktor pendapatan menentukan besar kecilnya daya beli, yang akan mempengaruhi
konsumen. Perubahan pendapatan akan menyebabkan berubahnya kuantitas dan kualitas
barang yang dibeli konsumsi, kecuali barang keperluan pokok misalnya pangan. Bila
pendapatan naik, maka sebagian pendapatan akan menambah pembelian keperluan
lainnya. Sebaliknya bila pendapatan turun, maka keperluan selain bahan pangan akan
dikurangi. Makin rendah pendapatan keluarga, makin besar bagian pendapatan yang
digunakan untuk bahan pangan (Ernst Engel, 1885 dalam Ahmad M. Saefuddin 1982).
Walaupun kebutuhan bahan pangan itu stabil, tetapi kenaikan pendapatan akan
mempengaruhi perubahan pola konsumsi, macam pangan bertambah dan terjadi pergeseran
kepada kualitas pangan yang lebih baik. Naiknya pendapatan akan merubah pemakaian
barang, bertambahnya macam barang dan berkurangnya barang lama.
Produksi Hasil Pertanian
Sifat dari produksi akan berpengaruh terhadap pemasaran produk yang dihasilkan,
dikarenakan beberapa faktor, sebagai berikut:
(1) Perbedaan biaya produksi yang disebabkan perbedaan dalam biaya faktor-faktor produksi,
cara dan teknik berproduksi, sifat alam, tanah dan iklim.
(2) Perbedaan biaya pengangkutan dari daerah produksi ke pasar konsumsi.
(3) Kelakuan lembaga pemasaran dan peraturan dari pemerintah.
(4) Fasilitas pemasaran tidak ada/kurang dan tidak tidak memadai.
Produksi pertanian memiliki sifat-sifat tertentu yang akan berpengaruh terhadap
pemasaran, yaitu:
(1) Produksi pertanian tidak dapat diperbesar serentak dalam waktu singkat sebab sangat
bergantung kepada musim dan lekat dengan keadaan alam.
(2) Peningkatan produksi pertanian menyebabkan biaya me-ningkat sampai kepada
berlakunya hukum pertambahan hasil yang makin berkurang (the law of the deminishing
returns).
(3) Sifat-sifat fisik hasil pertanian, yaitu musiman, cepat busuk, mengambil tempat banyak
(voluminous) dan bulky.
(4) Produksi pertanian berskala kecil pada umumnya hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri (subsistence).
Hasil pertanian yang masuk ke pasar berasal dari kelebihan keperluan minimalnya,
atau karena desakan kebutuhan uang untuk membeli keperluan lainnya maka terpaksa
menjual sebagian hasil pertaniannya ke pasar. Petani kecil yang subsistence ini banyak
dijumpai di Indonesia dan negara sedang berkembang lainnya. Sebaliknya, di Negara maju
dijumpai usaha pertanian berskala besar dan bersifat komersial, hasil produksinya dijual ke
pasar dengan sistem pemasaran yang efisien.
Sifat-sifat usaha produksi pertanian subsistence dan komersial mempengaruhi
pemasaran hasilnya sebagai berikut:

Produksi pertanian subsisten :


(1) Produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga/sendiri.
(2) Produksi yang dihasilkan masing-masing petani produsen yang untuk dijual ke pasar
relatif kecil dan jumlahnya tidak menentu atau tidak teratur.
(3) Petani produsen tidak mengikuti keadaan pasar konsumen.
(4) Pengumpulan hasil, pengolahan hasil dan penyebarannya sukar dilaksanakan dengan
efisien.
(5) Standarisasi dan grading hasil produksinya sulit di lakukan.

Produksi pertanian komersial :


(1) Hasil produksinya disediakan untuk pasar.
(2) Produksi untuk pasar relatif besar dan disesuaikan dengan permintaan pasar.
(3) Petani produsen selalu mengikuti perkembangan dan perubahan pasar, untuk disesuaikan
dengan produksinya.
(4) Pengumpulan, pengolahan dan penyebaran hasil produksinya dapat dilakukan dengan
lebih efisien.
(5) Standarisasi dan grading hasil pertanian dilaksanakan sebelum di bawah dan dijual ke
pasar.

Perkembangan produksi dan konsumsi


Dalam periode ekonomi langka, konsumsi jauh lebih besar dari produksi, segala yang
diproduksi habis dikonsumsi. Usaha peningkatan produksi untuk mengimbangi konsumsi
menjadikan bidang teknik produksi sangat penting, dan terjadi pula kosentrasi produksi serta
mekanisasi. Selanjutnya, kosentrasi dan mekanisasi produksi memerlukan penanaman modal
besar, sehingga penang-gungan resiko juga besar dalam peningkatan produksi untuk
memenuhi atau meyesuaikan konsumsi yang diperkirakan atau anticipated demand. Dalam
keadaan produksi yang berlebihan atau ekonomi surplus, terjadi pergeseran titik berat fungsi
dari bidang teknik produksi ke bidang pemasaran.
Pada keadaan ekonomi surplus, konsumsi harus dapat diperkirakan secara teliti
dengan melaksanakan analisa pasar yang merupakan bagian dari pemasaran, produsen harus
selalu memperbaiki hasil produksi apalagi bila menghadapi persaingan antar produsen.
Perbaikan atau pengembangan produksi (product development) dan analisa pasar (market
research) harus dilak-sanakan bersama, untuk dapat menjangkau konsumsi. Produsen
mencoba mempengaruhi konsumen dengan iklan dan promosi penjualan barang serta
kebijakan harga penjualan barang ke konsumen, dengan sistem penyebaran barang yang
disesuai-kan dengan permintaan konsumen. Akhirnya pemasaran dapat men-jembatani
produksi dan konsumsi melalui manajemen pemasaran yang terdiri dari kegiatan-kegiatan
product development, pricing, promotion dan place/distribution dari marketing manager
perusa-haan yang memproduksi barang.

Soal-Soal
1. Kenapa unsur konsumen hasil pertanian mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam pemasaran, berikan alasannya.
2. Konsumen hasil pertanian dibagi atas dua kelompok konsumen, sebutkan dan jelaskan.
3. Sebutkan dan jelaskan tujuh faktor utama yang mempengaruhi permintaan seorang
konsumen terhadap suatu barang hasil pertanian.
4. Sebutkan dan jelaskan empat faktor yang akan mempengaruhi terhadap pemasaran hasil
pertanian.
5. Produksi hasil pertanian memiliki sifat-sifat tertentu yang akan berpengaruh terhadap
pemasaran, sebutkan dan jelaskan.
6. Apa yang dimaksud dengan pertanian subsisten.
7. Apa yang dimaksud dengan pertanian komersil.
8. Sebutkan ciri-ciri pertanian subsisten.
9. Sebutkan ciri-ciri pertanian komersil.
10. Kemukakan alasan ilmiah kenapa perlu analisis pasar (market research).

Anda mungkin juga menyukai