Anda di halaman 1dari 10

(JUDUL)

Adinda Labibah Assyaidah1, Alfina Fitriani2, Bintang Sinarsi3,


Clara Exsi Camtika4, Eva Tiana5, Fitri Arpah6, Hairul Salleh7, Nanik Sulistyaningsih8

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sriwijaya

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan dan hubungan antara hukum pidana dan
kriminologi. Hukum pidana adalah aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang dilarang dan
diharuskan oleh undang-undang, sedangkan kriminologi adalah membahas gejala-gejala tingkah laku
manusia yang melanggar aturan, baik aturan hukum (pidana), sosial, agama dan lain sebagainya. Hukum
pidana dan kriminologi saling melengkapi. Dimana kriminologi mencari alasan atau faktor yang
mendukung terjadinya kejahatan yang membawa akibat hukum, sedangkan hukum pidana berusaha
menghubungkan tindak pidana dengan alat bukti. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam
artikel ini ialah metode studi. Literatur.dengan menggunakan metode penelitian studi literatur ialah data
yang dikumpulkan melalui kegiatan mengumpulkan data dari buku, jurnal dan sumber data daari literatur
lainnnya.

Keywords : Kriminologi, Hukum Pidana

PENDAHULUAN adalah sebuah aturan atau hukum


yang dapat mengatur pelanggaran
Kriminologi atau ilmu
dan kejahatan terhadap kepentingan
kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial
umum, dan kepada pelakunya dapat
atau non-normative discipline yang
diancam hukuman berupa Penjara
mempelajari kejahatan dari segi
dan Denda. Adapun persamaan dari
sosial. Kriminologi disebut sebagai
kriminologi dan hukum pidana yaitu
ilmu yang mempelajari manusia
Hukum pidana terfokus terhadap
dalam pertentangannya dengan
pembuktian suatu kejahatan
norma-norma sosial tertentu, sehinga
sedangkan kriminologi memusatkan
kriminologi juga disebut sebagai
terfokus pada factor-faktor penyebab
sosiologi penjahat, sedangkan yang
terjadinya kejahatan. Kriminologi
melakukan kriminologi akan di akan
ditujukan untuk mengungkapkan
di hukum pidana, Hukum pidana
motif pelaku kejahatan sedangkan
hukum pidana ditujukan kepada 1911). Dalam buku Kriminologi & Hukum
hubungan antara tindakan dan Pidana (Widodo, 2015 : 1) menuliskan
akibatnya (hukum kausalitas). Faktor beberapa definisi kriminologi menurut para
motif dapat ditelusuri dengan bukti- ahli sebagai berikut :
bukti yang memperkuat adanya niat
1. Wilhelm Sauer : Ia mengatakan
melakukan kejahatan.
kriminologi adalah ilmu pengetahuan
METODE PENELITIAN tentang sifat-sifat jahat individu dan
bangsa-bangsa berbudaya; dan obyek
Metode penelitian yang digunakan ialah
penyelidikannya tidak hanya
metode studi literatur. Dimana informasi
kriminalitas (kejahatan) dalam
atau data yang dikumpulkan itu melalui
kehidupan perorangan (individu),
kegiatan mengumpulkan data dari buku, dari
tetapi juga kriminalitas dalam
jurnal dan sumber data dari literatur lainnya.
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Metode studi literatur adalah serangkaian
2. W.A. Bonger : Ia menyebutkan
kegiatan yang berkenaan dengan metode
bahwa kriminologi ialah sebagai
pengumpulan data pustaka, membaca dan
ilmu pengetahuan yang bertujuan
mencatat, serta mengelolah bahan penelitian
menyelidiki segala bentuk kejahatan
(Zed, 2008:3).
seluas-luasnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum mempelajari kriminologi
Pengertian Kriminologi memiliki tujuan untuk memperoleh
pemahaman mengenai segalah bentuk
Istilah kriminologi berasal dari bahasa
kejahatan dengan baik.
inggris (criminology) yang berakar dari
bahasa latin yaitu crimen yang berarti Pengertian Hukum Pidana
kejahatan atau penjahat, dan logos yang
Pidana berasal dari kata straf (bahasa
berarti ilmu pengetahuan. Dari pengertian
Belanda) dan sering diartikan dengan istilah
tersebut dapat disimpulkan bahwa
“hukuman” atau suatu penderitaan yang
kriminologi adalah ilmu yang mempelajari
sengaja dijatuhkan atau sebagai akibat
tentang kejahatan. Istilah kriminologi
hukum (sanksi) oleh negara karena telah
pertama kali digunakan oleh seorang
melanggar larangan hukum pidana.
Antopologi Prancis yaitu P.Topinard (1830-
Larangan dalam hukum pidana tersebut bahwa pelaku akan diminta
secara khusus disebut sebagai kejahatan atau pertanggungjawaban secara hukum.
tindak pidana (strafbaar feit) yang termuat Hukum pidana formal yang
dalam KUHP. Adapun pengertian hukum mengatur cara penegakan hukum
pidana menurut beberapa ahli hukum. pidana materil. (Suyanto, 2018 : 2)
Beberapa pendapat ahli hukum Barat
Hukum pidana merupakan sekumpulan
(Eropa) tentang hukum pidana antara lain :
aturan hukum yang dibuat oleh lembaga
1. Pompe : Ia menyatakan bahwa negara yang isinya berupa larangan maupun
hukum pidana ialah mencakup keharusan yang dimana pelanggaran
semua aturan hukum yang terhadap larangan dan kewajiban itu dapat
menentukan perbuatan apa yang dikenakan sanksi oleh negara. Hukum
seharusnya dijatuhkan pidana dan pidana merupakan bagian dari hukum publik
apa macam pidanya yang sesuai dan memuat peraturan hukum pidana dan
dengan perbuatan tersebut. (Takdir, larangan melakukan perbuatan tertentu, serta
2013 : 2) ancaman berupa sanksi pidana terhadap
2. Apeldoorn : Ia menyatakan bahwa mereka yang melanggar larangan tersebut.
hukum pidana dibedakan dan diberi
Hukum pidana ini secara umum
makna. Hukum pidana materil yang
memiliki tujuan untuk melindungi
menunjuk pada suatu perbuatan
kepentingan atau hak asasi manusia
pidana yang oleh sebab itu perbuatan
perseorangan (individu) dan melindungi
tersebut dapat dipidana. Nah
kepentingan masyarakat dan negara dalam
perbuatan pidana itu sendiri terdiri
keseimbangan yang harmonis dari tindakan
dari dua yaitu : yang pertama bagian
perbuatan kejahatan.
obyektif ialah bahwa suatu
perbuatan/sikap yang bertentangan Hubungan Kriminologi dan Hukum
dengan hukum pidana positif Pidana
sehingga melanggar hukum yang
Sejak kelahirannya, hubungan
kemudian menimbulkan sanksi
kriminologi dengan hukumpidana sangat
pidana atas pelanggaran tersebut.
erat, artinya hasil-hasil penyelidikan
Yang kedua yaitu bagian subyektif
kriminologi dapat membantu pemerintah
ialah kesalahan yang menunjukkkan
dalam menangani masalah kejahatan Dikatakan bahwa sistem pidana adalah
terutama melalui hasil-hasil studi di bidang bagian yang penting dari Kitab Undang-
etiologi kriminal dan penologi. Di samping undang Hukum Pidana (KUHP). Kriminolgi
itu dengan penelitian kriminologi dapat memberi dasar yang esensiil yang tidak
dipakai untuk membantu bidang pembuatan dapat ditinggalkan untuk keseluruhan
undang-undang sehingga kriminologi sering struktur sistem pidana. Hasil-hasil atau
disebut sebagai signalwetenschap.  penemuan-penemuan dalam kriminologi
diperoleh dengan penelitian. Penemuan-
Bahkan aliran modern yang penemuan ini sangat bermanfaat untuk
diorganisasikan oleh von Liszt menghendaki politik kriminal pada umumnya dan politik
kriminologi bergabung dengan hukum hukum pidana pada khususnya ialah dapat
pidana sebagai ilmu bantunya agar bersama- dijadikan pertimbangan misalnya untuk: 
sama menangani hasil penyelidikan politik 1. Kriminalisasi;
kriminal sehingga memungkinkan 2. Dekriminalisasi; dan
memberikan petunjuk jitu terhadap 3. Perubahan undang-undang. 
penanganan hukum pidana dan
Adapun mengenai peranan kriminologi
pelaksanaannya yang semuanya ditujukan
untuk poilitik hukum pidana, Prof. Soedarto
untuk melindungi warga negara yang baik
mengemukakan bahwa kriminologi bukan
dari penjahat.
ilmu yang melaksanakan kebijaksanaan,
akan tetapi hasilnya dapat digunakan untuk
Dalam hubungan ini kiranya perlu
melaksanakan kebijaksanaan. Adapun yang
diketengahkan mengenai fungsi kriminologi
melaksanakan adalah unsur-unsur
terhadap hukum pidana. Menurut Prof.
pelaksanaan politik kriminal, hal mana
Sudarto, S.H. bahwa fungsi kriminologi
dalam melaksanakan politik, orang
terhadap hukum pidana adalah sebagai
mengadakan penilaian dan melakukan
berikut:
pemilihan dari sekian alternatif yang
1. Meninjau secara kritis hukum pidana dihadapi.
yang berlaku;
2. Rekomendasi guna perbaikan- Menjalankan politik kriminal atau
perbaikan (J. Pinatel). khususnya menjalankan politik hukum
pidana juga mengadakan pemilihan untuk
mencapai hasil perundang-undangan yang terjadi akan menimbulkan
paling baik, dalam arti memenuhi syarat manipulasi dalam pelaksanaannya;
keadilan dan kemanfaatan. Menurut beliau, 3. Perlu diingat juga apakah tingkah
kriminologi dapat menyediakan bahan- laku tersebut merupakan sesuatu
bahan informasi untuk itu dan policy maker yang tidak sesuai untuk dijadikan
yang bijak tidak boleh objek hukum pidana, artinya apakah
mengabaikannya. Sebagai bidang nantinya tidak terlalu banyak
pengetahuan ilmiah yang relatif muda, mencampuri kehidupan pribadi dari
kriminologi di beberapa negara telah individu. 
menunjukkan peranan yang berarti untuk Kriminologi, khususnya bidang sosiologi
kepentingan masyarakat. Terhadap hukum pidana yang mengarahkan studinya
kriminalisasi, Hermann Mannheim pada proses pembuatan dan bekerjanya
memberikan pandangannya bahwa terdapat undang-undang dapat memberikan
berbagai bentuk perbuatan anti sosial yang sumbangannya yang besar dalam bidang
tidak dijadikan tindak pidana dan banyak sistem peradilan pidana yang berupa
diantaranya yang seharusnya tidak boleh penelitian tentang penegakan hukum, akan
dijadikan tindak pidana karena 3 (tiga) dapat digunakan untuk memperbaiki
alasan, yakni sebagai berikut: bekerjanya aparat penegak hukum seperti
1. Bahwa efisiensi dalam menjalankan untuk memberikan perhatian terhadap hak-
undang-undang pidana banyak hak terdakwa maupun korban kejahatan di
tergantung pada adanya dukungan samping untuk perundang-undangannya
dari masyarakat luas sehingga harus sendiri. 
diselidiki apakah tentang kelakuan
yang bersangkutan itu ada sikap Ilmu hukum pidana merupakan ilmu
yang sama dalam masyarakat; atau pengetahuan yang secara khusus
2. Sekalipun ada sikap yang sama, mempelajari salah satu bagian tertentu dari
maka harus diselidiki pula apakah ilmu hukum pada umumnya, yaitu hukum
tingkah laku yang bersangkutan pidana. Objek hukum pidana adalah
merupakan tingkah laku yang peraturan- peraturan hukum pidana positif,
penindakkannya secara teknis sangat yaitu hukum pidana yang berlaku pada suatu
sulit atau tidak sebab apabila ini waktu tertentu di suatu negara tertentu. 
hukum, sedangkan hukum pidana berusaha
Jadi objek hukum pidana di Indonesia menghubungkan tindak pidana dengan alat
adalah peraturan-peraturan hukum pidana bukti. Dalam kejahatan, teori pilihan
yang berlaku di Indonesia. Tugas utama rasional digunakan sebagai jalan pintas
hukum pidana adalah mempelajari dan ketika keinginan utama tidak terpenuhi, dan
menjelaskan asas-asas yang menjadi dasar teori pilihan rasional ini berfokus pada dua
dari peraturan-peraturan hukum pidana hal, aktor dan sumber daya.
positif, mempelajari dan menjelaskan
Perbedaan antara kriminologi
hubungan antara asas yang satu dengan yang
(kriminologi) dan hukum pidana (hukum
lainnya, setelah dipahami hubungan itu
pidana) adalah sebagai berikut:
maka ditempatkan dalam suatu sistematika
agar dapat dipahami apa yang dimaksud 1. Kriminologi memiliki pengertian
dengan hukum positif itu.  kejahatan yang berbeda dengan
hukum pidana, sedangkan menurut
Hukum pidana adalah aturan-aturan kriminologi kejahatan adalah
mengenai perbuatan-perbuatan yang perbuatan manusia yang
dilarang dan diharuskan oleh undang- bertentangan dengan beberapa norma
undang, sedangkan kriminologi adalah yang telah ditentukan oleh
membahas gejala-gejala tingkah laku masyarakat, berbeda dengan hukum
manusia yang melanggar aturan, baik aturan pidana yang mendefinisikan
hukum (pidana), sosial, agama dan lain kejahatan berdasarkan tindakan yang
sebagainya. Keduanya dapat bertemu dalam dilakukan. telah diformulasikan.
kejahatan yaitu tingkah laku atau perbuatan dalam KUHP dan Hukum Acara
yang diancam dengan pidana.  Pidana (KUHAP);
2. Subyek kriminologi adalah orang-
Perbedaan Kriminologi dan Hukum
orang yang bertentangan dengan
Pidana
norma-norma sosial, sedangkan
Hukum pidana dan kriminologi saling subyek hukum pidana adalah
melengkapi. Dimana kriminologi mencari kejahatan dan pelanggaran yang
alasan atau faktor yang mendukung dirumuskan dalam peraturan
terjadinya kejahatan yang membawa akibat perundang-undangan;
3. Ketika kriminologi berfokus pada kriminologi terkunci dalam ilmu hukum
faktor-faktor penyebab kejahatan, pidana. Alasan yang diberikan oleh
sedangkan hukum pidana berfokus Zevenbergen adalah sebagai berikut:
pada pembuktian kejahatan;
1. Ilmu hukum pidana adalah ilmu atau
4. Kriminologi bertujuan untuk
ilmu yang mempelajari hukum
mengungkap motif atau pola pelaku
positif, yang terdiri dari norma dan
kejahatan, sedangkan hukum pidana
sanksi pidana.
bertujuan untuk mengetahui
2. Penjahat adalah ganjaran atau
hubungan antara perbuatan dan
ganjaran bagi seseorang yang telah
akibatnya (sebab akibat), yang dapat
melakukan kejahatan. Kriminologi
diperiksa dengan alat bukti yang
tidak ada hubungannya dengan
menunjukkan niat pelaku untuk
penekanan pada hukuman.
melakukan kejahatan, kekerasan atau
3. Metode ilmiah peradilan pidana
kejahatan.
bersifat deduktif, dalam hal ini
Mengenai hubungan antara hukum ketentuan hukum pidana sudah ada.
pidana dan kriminologi yang diuraikan di Oleh karena itu, cara yang digunakan
atas, terdapat perbedaan pandangan dari adalah berdasarkan ketentuan hukum
beberapa ahli, seperti Simons dan Van pidana ini yang menilai apakah suatu
Hamell, yang memasukkan kriminologi perbuatan dapat dipidana atau tidak.
sebagai bagian dari atau mendukung Sedangkan metode kriminologi
keilmuan peradilan pidana. Dasar bersifat induktif empiris, metode
pemikirannya adalah untuk menyelesaikan yang digunakan didasarkan pada
suatu perkara pidana tidak cukup hanya penyelidikan empiris yang kemudian
mempelajari makna hukum pidana yang mengkaji apakah suatu perbuatan
berlaku, membangun apa yang dimaksud benar-benar merupakan tindak
dan menegakkannya dengan cara yang pidana atau tidak tanpa terikat oleh
sesuai dengan sistem, tetapi perlu juga ketentuan hukum positif.
ditentukan penyebab terjadinya kejahatan,
Contoh dari Perbedaan Kriminologi dan
terutama pelakunya sendiri dan cara
Hukum Pidana
penanggulangan kejahatan.Sedangkan
Zevenbergen berpendapat bahwa
Untuk perbedaannya, kita dapat melihat kriminologi juga disebut sebagai sosiologi
contoh berikut: penjahat. Kriminologi berusaha untuk
memperoleh pengetahuan dan pengertian
Tuan X telah melakukan kejahatan atau
mengenai gejala sosial di bidang kejahatan
kejahatan “pembunuhan”. Dari kejadian
yang terjadi di dalam masyarakat, atau
tindak pidana tersebut kemudian disusun
dengan perkataan lain mengapa samapai
dari sudut pandang kriminologi yang ingin
terdakwa melakukan perbuatan jahatnya itu.
mengetahui apa yang melatar belakangi Mr.
X melakukan tindak pidana pembunuhan Hukum pidana memusatkan
dengan cara demikian dan pertanyaan lain perhatiannya terhadap pembuktian suatu
yang muncul adalah mengapa ia melakukan kejahatan sedangkan kriminologi
tindak pidana tersebut. pembunuhan yang memusatkan perhatiannya pada factor-faktor
dia lakukan. penyebab terjadinya kejahatan. Kriminologi
ditujukan untuk mengungkapkan motif
Sedangkan secara pidana, kami ingin
pelaku kejahatan sedangkan hukum pidana
mengetahui apakah Tuan X melakukan
ditujukan kepada hubungan antara tindakan
tindak pidana, dan timbul pertanyaan apakah
dan akibatnya (hukum kausalitas). Faktor
ia melakukan tindak pidana. Dengan kata
motif dapat ditelusuri dengan bukti-bukti
lain, hukum pidana pertama-tama
yang memperkuat adanya niat melakukan
mengidentifikasi seseorang sebagai
kejahatan.
penjahat, dan kemudian kriminologi
mempelajari mengapa seseorang melakukan Kriminologi berusaha untuk
kejahatan. memperoleh pengetahuan dan pengertian
mengenai gejala sosial di bidang kejahatan
SIMPULAN
yang terjadi di dalam masyarakat, atau
Kriminologi (Criminology) atau ilmu dengan kata lain mengapa terdakwa sampai
kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial atau melakukan perbuatan jahat itu. Hukum
non-normativediscipline yang mempelajari Pidana berusaha untuk menghubungkan
kejahatan dari segi sosial. Kriminologi perbuatan jahat dengan hasil pembuktian
disebut sebagai ilmu yang mempelajari bahwa ia melakukan perbuatan tersebut
manusia dalam pertentangannya dengan untuk meletakkan criminalresponsibility.
norma-norma sosial tertentu, sehinga Hukum pidana lebih banyak menyangkut
segi praktek, oleh karena baru di pergunakan (studi kasus di wilayah hukum polres
setelah timbulnya suatu perbuatan jahat, jadi Bone Bolango). UNG repository.
lebih menekankan pada tindakan represif
Laila mamluchah. 2020. Peningkatan angka
Daftar Pustaka kejahatan pencurian pada masa
pandemi dalam tinjauan kriminologi
A Rajamuddin. 2014. Tujuan kriminologi
dan hukum pidana Islam. Jurnal
terhadap timbulnya kejahatan yang
hukum Pidana Islam.
diakibatkan oleh pengaruh minuman
keras di kota Makassar. Jurnal Mangkepriyanto Extrix, 2019, hukum
hukum pidana. Vol. 3 no 2. pidana dan kriminologi, Bogor Jawa
barat.
Abdussalam R. 2007. Kriminologi. Jakarta.
Muliadi. 2020. Tinjauan kriminologi
Bagus gede Brahma putra, dkk. 2018. Anak
terhadap anak sebagai pelaku begal
berhadapan dengan hukum ditinjau
sepeda motor yang menggunakan
dari aspek kriminologi. Jurnal ilmu
senjata tajam. Jurnal universitas
hukum
Muhammadiyah palu. Vol. 4, no. 1
Dewi. 2023. Penegakan hukum terhadap
Mustofa Muhammad. 2013. Metodologi
tindak pidana penganiayaan di muka
penelitian kriminologi edisi ketiga.
umum dalam perspektif kriminologi.
Kencana, Jakarta.
Jurnal komunikasi hukum.
Nafi Mubarok. 2017. Kriminologi dalam
Erniwati. 2015 Kejahatan kekerasan dalam
perspektif Islam. Dwiputra pustaka
perspektif kriminologi. Jurnal ilmiah
jaya Sidoarjo.
mizani. Vol 25, no 2
Nunuk sulisrudatin. 2015. Kasus bullying
Heni Hendrawati, dkk. 2019. Main hakim
dalam kalangan pelajar (suatu
sendiri (eigenrichting) dalam
tinjauan kriminologi). Jurnal ilmiah
perspektif kriminologis. Prosiding
hukum dirgantara. Vol 5, no 2
university research
Prayatna, Erisamdy, 2020, Hubungan
Iwan Hasan. 2013. Analisis kriminologi
Hukum Pidana dengan Kriminologi,
terhadap tindak pidana pencabulan
https://www.erisamdyprayatna.com/ Sendy Agus Setyawan, dkk. 2019. pergaulan
2022/04/hubungan-hukum-pidana- bebas di kalangan remaja. Law
dengan-kriminologi.html, 14 Maret research review quarterly. 5(2):135-
2023 158

Prisilla Viviane merung. 2016. Kajian Silalahi, Naomi Vanessa. 2019. Analisis
kriminologi terhadap upaya hukum mengenai tindak pidana
penanganan kasus kekerasan dalam perdagangan tenaga kerja wanita
rumah tangga di Indonesia. Jurnal dalam perspektif kriminologi.
ilmu hukum. Vol. 2, no. 2 Repository institusi universitas
sumatera Utara
Prof. Dr. Drs. Abintoro Prakoso, S.H., M.S.
Kriminologi dan Hukum Pidana Simatupang, nursariani, Faisal. 2017.
Pengertian, Aliran, Teori dan Kriminologi: suatu pengantar.
Perkembangannya. LaksBang Research repository.
PRESSindo, Yogyakarta, 2017.
Suyanto.2018. Pengantar Hukum Pidana.
Prof. Dr. A. S. Alam, S.H., M.H dan Dr. Yogyakarta : CV Budi Utomo.
Amir Liyas, S.H., M.H. 2018.
Takdir. 2013. Mengenal Hukum Pidana.
Kriminologi suatu pengantar. Jakarta
Penerbit Laskar Perubahan.
Putu Yudha cahyasena, dkk. 2016. Tinjauan
Widodo, Wahyu. 2015. Kriminologi &
kriminologi terhadap anak yang
Hukum Pidana. Semarang :
berkonflik dengan hukum. Jurnal
Universitas PGRI Semarang Press.
universitas Udayana

Rukmini Mien. 2006. Aspek hukum pidana


dan kriminologi (sebuah bunga
rampai). Bandung.

Saleh Muliadi. 2015. Aspek kriminologis


dalam penanggulangan kejahatan.
Jurnal ilmu hukum. Vol 6 no 1.

Anda mungkin juga menyukai