2. Diah Ayu Monica Dewi 31602000025 3. Fitadini Puspitasari 31602000031 BAB 2 ASPEK YURIDIS 2.1 Bentuk Badan Usaha Industri riset farmasi, industri farmasi yang menghasilkan obat danbahan baku obat hasil penelitian sendiri, memperoleh hak paten selamaperiode/waktu tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku secara nasional dan internasional. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat memiliki perandalam upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dalam hal ketersediaanobat bagi masyarakat. Sebagai upaya dalam memberikan pelayanan kesehatanyang baik, industri farmasi dituntut untuk menghasilkan obat yang memenuhipersyaratan efikasi, keamanan, dan mutu yang terjamin dalam dosis yangdigunakan untuk tujuan pengobatan. 2.2 Identitas Pemilik Usaha Pada tanggal 16 Agustus 1971, status perusahaan ini diubah menjadi persero dengan nama “PT Kimia Farma”. Pada tanggal 4 Juli 2001, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 2018, perusahaan ini berekspansi ke Arab Saudi dengan membentuk Kimia Farma Dawaa. Pada tanggal 27 Maret 2019, perusahaan ini resmi mengakuisisi 56,77% saham Phapros dengan harga Rp 1,361 triliun.. Sediaan farmasi dan bahan baku obat buatan perusahaan ini pun telah diekspor ke India, Malaysia, Maladewa, Kenya, Yaman, Hong Kong, dan Filipina. Pada tahun 2020, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Bio Farma sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di farmasi. 2.3 Perijinan yang Dibutuhkan Dengan nama Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan "Bhinneka Kimia Farma" - selanjutnya disebut dengan singkatan P.N. Farmasi "KIMIA FARMA" - didirikan suatu Perusahaan Negara sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) Undangundang No. 19 Prp tahun 1960 (Lembaran-Negara tahun 1960 No. 59, Tambahan Lembaran-Negara No. 1989). (2) P.N. Farmasi "Kimia-Farma" adalah peleburan dari: a. Badan Pimpinan Umum Perusahaan- perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1961 (Lembaran-Negara tahun 1961 No. 90); b. Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan Raja Farma yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 1961 (Lembaran-Negara tahun 1961 No. 102) jis. Surat-surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9224/BPU/Kab/65, No. 29265/BPU/Kab/65, No. 39425/BPU/Kab/65 dan No. 7009/BPU/Kab/67; c. Perusahaan Negara Sari Husada yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 83 tahun 1961 (Lembaran-Negara tahun 1961 No. 104); d. Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan Nakula Farma yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 84 tahun 1961 (Lembaran-Negara, tahun 1961 No. 105.) jis. Suratsurat Keputusan Menteri Kesehatan No. 9224/BPU/Kab/65 dan No. 29265/BPU/Kab/65; e. Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan Bhinneka Kina Farma yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1961 (Lembaran-Negara tahun 1961 No. 106). (3) Segala kekayaan, hak dan kewajiban serta perlengkapan termasuk segenap pegawai dari badan-badan hukum tersebut pada ayat (2) sub-sub a, b, c, d dan e pasal ini beralih kepada P.N. Farmasi "KIMIA FARMA." (4) Soal-soal yang timbul dari dan yang berhubungan dengan pelaksanaan ketentuan tersebut dalam ayat-ayat (2) dan (3) pasal ini diatur oleh Menteri Kesehatan. 2.4 Dukungan Pemerintah dan Masyarakat PT Kimia Farma mendapat dukungan penuh dari msayarakat dan pemerintah, karena Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga tahun 2020, perusahaan ini memiliki 12 pabrik, 1.278 apotek, 451 klinik kesehatan, 75 laboratorium klinik, 10 optik, dan 3 klinik kecantikan yang tersebar di seluruh Indonesia. Perusahaan ini juga memiliki 18 gerai ritel di Arab Saudi.