Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER SEJARAH DAN ANALISIS MUSIK BARAT

ABAD 18 – 20
Di ajukan untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah
Sejarah Dan Analisis Musik Barat
Abad 18 - 20
( Dosen Pengampu Dr. Sandie Gunara, M.Pd, )

Disusun Oleh :
Nama : Aria
Nim : 2108617

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN


DESAIN UMIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
PERTEMUAN 8: UTS

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan catatan uraian analisis


yang detail dan jelas.

Mozart, Rondo in D, K. 485, bar ke 9-16.

1. Jelaskan dan tunjukkan untuk 2 bar pembuka tersebut?


Jawaban :
Rondo in D, K. 485 adalah salah satu karya musik klasik dari Wolfgang
Amadeus Mozart yang ditulis pada tahun 1786. Karya ini memiliki format musik
rondo, yaitu sebuah bentuk musik yang terdiri dari beberapa bagian dengan tema
yang sama yang kembali muncul di antara bagian-bagian tersebut.
2 bar pembuka pada Rondo in D, K. 485 dimulai dengan irama yang riang dan ceria,
dengan melodi yang diulang tiga kali secara berturut-turut dan diakhiri dengan suara
rendah yang lembut. Ini memberikan kesan yang ringan dan menyenangkan pada
pendengar.
Untuk analisis chord pada karya musik, kita perlu memperhatikan struktur harmoni
dan not-not yang digunakan dalam lagu tersebut:
 Di bar tersebut kita bisa melihat akor dasar pertamanya adalah D.
 Melodi yang terdapat pada bar tersebut sebagian besar berada pada nada-nada
dalam akor D.
 Terdapat unsur penekanan atau resolusi pada akor A7 pada akhir bar,
sehingga kita dapat menginterpretasikan akor tersebut sebagai dominan dari
akor dasar yang akan datang.
Melodi utama terdengar dengan tempo yang cepat, dengan iringan piano yang terus
menerus dan konstan. Bagian ini kemudian memunculkan variasi melodi yang lebih
kompleks dengan suara vokal yang lebih tinggi. Setelah itu, bagian ini kembali ke
melodi utama dengan iringan piano yang konsisten. Keseluruhan bagian ini
memberikan kesan energik dan penuh semangat pada pendengar, yang merupakan
ciri khas dari musik. Bagian ini memiliki karakter yang lebih tenang dan reflektif
dibandingkan dengan bagian pertama yang lebih energik.
Secara keseluruhan, chord yang digunakan pada bagian pertama dari karya
Mozart, Rondo in D, K. 485, bar ke-9-16 adalah chord I (D major) dan chord V (A
major), yang digunakan secara bergantian untuk menciptakan perubahan harmoni
dan dinamika pada lagu tersebut.
2. Apa versi pada ide dasar yang ditemukan pada bar ke-11 dan 12?
Jawaban :
Pada bar ke-11 dan 12 dari karya Mozart, Rondo in D, K. 485, terdapat
pengulangan melodi yang merupakan bagian dari ide dasar (basic idea) dari
komposisi tersebut. Ide dasar tersebut terdiri dari sebuah motif yang diulang-ulang
sepanjang lagu dengan variasi yang berbeda-beda. Motif tersebut terdiri dari dua
ketukan pendek diikuti oleh ketukan panjang yang diulang secara melodi dan ritmis
dengan nada yang berbeda-beda. Ide dasar ini merupakan karakteristik umum dari
musik rondo pada umumnya.
Ide dasar pada bar ke-11 dan 12 pada karya Mozart, Rondo in D, K. 485 adalah
perulangan dari melodi sederhana yang terdiri dari delapan nada. Melodi ini
dimainkan oleh tangan kanan pianis dengan irama reguler dan dilengkapi dengan
akord-akord sederhana yang dimainkan oleh tangan kiri pianis.
Pada bar ke-11 dan 12, melodi tersebut dimainkan dalam nada minor, memberikan
efek yang berbeda dari melodi pada bagian sebelumnya yang dimainkan dalam nada
mayor. Perubahan nada ini menambah dimensi emosional ke dalam komposisi,
menciptakan nuansa yang lebih intens dan menarik perhatian pendengar.
Ide dasar ini kemudian berkembang dan diulang beberapa kali selama karya
berlangsung, dan Mozart menambahkan variasi pada melodi dan harmoni untuk
menciptakan keanekaragaman dan keindahan musik yang kompleks.
3. Pergerakan harmoni seperti apa yang mendasari 2 bar pembuka dan 2 bar
lanjutan tersebut?
Jawaban :
Pada karya Mozart, Rondo in D, K. 485, bar ke 9-16, terdapat pergerakan
harmoni yang menarik. Secara khusus, pergerakan harmoni ini didasarkan pada
penggunaan akord-akord tertentu yang saling berhubungan dengan baik.
Pada bar ke-9, dimulai dengan akord D (I), diikuti oleh akord G (IV) pada bar ke-
10, kemudian akord A (V) pada bar ke-11, dan akhirnya akord D (I) pada bar ke-12.
Ini adalah urutan akord yang sangat umum dalam musik tonal, yang dikenal sebagai
"progression I-IV-V-I". Progression ini memberikan perasaan stabil dan seimbang,
karena akord I dan V adalah akord yang paling stabil, sementara akord IV
memberikan sedikit ketegangan yang menyenangkan.
Pada bar ke-13, Mozart memasukkan perubahan kecil dalam progressi
tersebut dengan mengganti akord IV dengan akord II (E minor). Hal ini
memberikan sedikit variasi pada progressi dan menciptakan perasaan sedikit lebih
tegang. Kemudian, pada bar ke-14, Mozart kembali ke akord V sebelum kembali ke
akord I pada bar ke-15 dan 16. Secara keseluruhan, pergerakan harmoni pada 2 bar
pembuka dan 2 bar lanjutan ini didasarkan pada penggunaan progressi I-IV-V-I
yang umum, dengan sedikit variasi untuk menciptakan ketegangan dan variasi yang
menyenangkan. Hal ini memberikan dasar yang kokoh bagi melodi yang
menyertainya, sambil memberikan perasaan yang stabil dan seimbang.
4. Apa nama frase pada 4 bar yang pertama tersebut?
Jawaban :
Frase pada 4 bar yang pertama pada karya Mozart, Rondo in D, K. 485 bar ke 9-16
adalah tema utama atau "main theme" dari lagu tersebut.
Frase pada 4 bar yang pertama pada karya Mozart, Rondo in D, K. 485 bar ke 9-16
adalah bagian dari tema utama dari komposisi tersebut. Tema ini terdiri dari 16 bar
dan dimulai pada bar 1. Jadi, frase pada bar 9-16 adalah bagian dari pengembangan
tema utama.
Pada 4 bar pertama dari Rondo in D, K. 485, frase melodi yang dimainkan adalah
bagian dari tema utama atau refrain. Frase tersebut terdiri dari 8 not dan dimainkan
pada bar ke-9 hingga 16.
5. Apa istilah untuk 2 bar akhir tersebut?
Jawaban :
Istilah untuk 2 bar akhir pada karya Mozart, Rondo in D, K. 485 bar ke 9-16 adalah
"coda". Coda adalah bagian penutup pada sebuah karya musik yang ditandai dengan
adanya perubahan harmonisasi atau melodi yang membedakan dengan bagian
sebelumnya. Pada karya musik yang lebih kompleks, coda sering digunakan untuk
memberikan kesan penyelesaian atau pengakhiran pada komposisi tersebut. Istilah
untuk 2 bar akhir pada karya Mozart, Rondo in D, K. 485 bar ke 9-16 adalah "coda".
Coda adalah bagian tambahan atau penutup pada akhir sebuah komposisi musik yang
berfungsi untuk memberikan kesan penyelesaian dan kepastian pada karya tersebut.
Pada karya musik tertentu, coda biasanya ditandai dengan simbol musik seperti
"Coda" atau "Fine".
6. Tipe kadennya apa?
Jawaban :
Kadens yang digunakan oleh Mozart dalam Rondo in D, K. 485, bar ke 9-16 adalah
Kadens perfect autentic. Kadens ini terdiri dari akord V (G major) yang diikuti
oleh akord I (D major), yang memberikan resolusi yang stabil dan klasik pada akhir
frase musik tersebut. Mozart sering menggunakan kadens perfect autentic dalam
karyanya, karena memberikan perasaan yang jelas dan tegas tentang
akhir frase musik.

Anda mungkin juga menyukai