1
Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001),
hal. 29
2
George J Buelow, A History of Baroque Music (U.S.A. : Indiana University Press, 2004),
hal.4
3
Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001),
hal. 29
4
Pono Banoe, Kamus Musik (Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), 2004), hal.363
6
yang kemudian diisi suatu harmonisasi di suara tengah atau suara atas.5
Basso continuo biasanya berperan memperjelas suatu harmonisasi
sehingga membuat tekstur dalam musik lebih jelas.
f. Perkembangan gitar
Pada permulaan periode Renaissace (1420-1600) instrumen vihuela
dan lute merupakan instrumen petik yang sangat popular. Sistem penalaan
vihuela dan lute memliki kesamaan, yakni senar pertama bernada “E”, senar
ke-2 bernada “B”, senar ke-3 bernada “F#”, senar ke-4 bernada “D”, dan
senar ke-5 bernada “A”.6 Perlu diketahui bahwa instrumen vihuela dan lute
menggunakan sistem pendoblean senar disetiap wilayah pemasangan senar .
Pada jaman barok (1600-1750) vihuela dan lute mengalami perkembangan,
mulai muncul senar ke-6 yang memiliki nada “E” sebagai bass. Akan tetapi
sebagian besar pemusik pada jaman ini tetap memilih memainkan vihuela
dan lute dengan 5 senar7. Gitar periode barok akhir muncul dengan 5 senar,
memliki senar tunggal, dan struktur gitar menyerupai gitar pada periode
klasik walaupun ukurannya lebih kecil.8
5
Barbara Russano Hanning, Concise History of Western Music (New York: W.W. Norton &
Company, Inc., 1998), hlm. 554
6
Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001),
hal. 31
7
Ibid, hal.33
8
http://www.earlyromanticguitar.com/erg/timeperiod.htm, 1 September 2015
7
merupakan seorang organis. Bach juga belajar komposisi sendiri dari buku
musik Froberger, Kerl, dan Pachelbel. Ketika Bach berusia15 tahun, rumah
Johann Cristoph Bach menjadi semakin penuh seiring dengan bertambahnya
anggota keluarga sehingga Bach harus pindah. Melalui perantaraan
pemimpin musik di sekolah Lyceum, Bach mendapat tempat sebagai penyayi
di gereja St. Mikael di Kota Luneburg, Jerman Utara. Bach mendapat
sambutan hangat karena suara soprannya yang bagus. Setelah suaranya
berubah dewasa, ia memulai tugas lain sebagai organis atau biolis. Ada
kemungkinan pada masa itu Bach bertemu dengan komposer besar George
Boehm dan belajar komposisi dari Boehm. Bach juga melakukan kunjungan
ke Kota Hamburg untuk mendengar serta mempelajari permainan organ J.A.
Reinecken di gereja St. Katarina.
Pada tahun 1723, di Sekolah Santo Thomas Leipzig, Bach mendapat
jabatan sebagai cantor atau ketua. Tugasnya adalah mengajar kelas serta
memimpin kegiatan musik untuk Kota Leipzig, bertanggung jawab untuk
musik di empat gereja yang berpusat di Leipzig. Pada masa ini Bach sangat
aktif membuat komposisi, terutama kantata-kantata untuk seluruh tahun
gerejawi. Masa jabatan Bach di Leipzig berlangsung dari tahun 1723-1750.
Masa ini diwarnai dengan banyak perselisihan paham antara Bach, para
pejabat gereja, dan kepala sekolah yang tidak mengerti keinginan Bach untuk
memajukan musik. Bach mempuyai hubungan kekerabatan yang cukup baik
dengan dewan kota. Ia juga mengadakan kegiatan musik di luar gereja seperti
mengadakan makan malam musik di rumahnya. Bach juga menjadi guru
privat, menulis empat buku musik untuk organ dan harpsichord yang berisi
choral prelude, suite, dan lagu untuk harpsichord.
Pada tahun 1729 sampai 1741, Ia memimpin perhimpunan musik
Collegium Musicum di Leipzig. Perjalanan untuk sebagai konsultan organ
dan mengadakan konser organ masih dilakukannya.Tahun 1747 Bach
diundang ke Berlin tempat anaknya, Carl Phillipp Emanuel Bach, bekerja
sebagai pemain keyboard istana untuk Raja Frederick dari Prussia. Raja
Frederick adalah seorang komposer yang baik dan juga pemain flute. Raja
8
sangat terkesan dengan kemampuan Bach dalam melakukan improvisasi dan
memberi Bach sebuah tema untuk fuga yang secara spontan
diimprovisasikan Bach pada piano. Bach terkesan dengan koleksi piano Raja
Frederick. Pada waktu Bach kembali ke Leipzig, ia menggubah satu
kumpulan lagu berdasar tema yang diberikan Raja Frederick berisi canon,
fugue, dan duo trio yang diberi judul Musikalische Opfer. Pada tahun 1749
kesehatan mata Bach menurun sampai ia buta total. Ia menjalani operasi mata
sampai dua kali dan hasilnya tetap gagal. Pada tanggal 28 Juli 1720 Bach
mederita sakit parah dan mendapat serangan otak yang mengakibatkan ia
meninggal dunia.9
9
Don Michael Randel, ed., The Harvard Biographical Dictionary of Music (London : The
Belknap Press of Harvard University Press, 1996) hal. 36-40
9
3. Analisis Struktural Repertoar
a. Gavotte en Rondeau, BMV 1006a karya Johann Sebastian Bach
Gavotte merupakan komposisi salah satu suita pada periode barok.
Gavotte en Rondeau adalah bagian ketiga dari Suita BWV 1006a, yang
sebenarnya terdiri dari 6 bagian, yaitu Prelude, Loure, Gavotte en rondeau,
Minuet I, Minuet II, Bourre, dan Gigue. Suita BMV 1006a ini aslinya adalah
Lute Suite No.4 dalam E Mayor yang merupakan transkripsi dari 3th Partita
for Solo Violin in E Major, BMV 1006a.10
Gavotte berarti suatu tarian pada periode barok dengan karakteristik
tanda sukat 4/4, bertempo sedang, dimulai dengan birama gantung yang
berisi dua not seperempat, serta frase yang mulai dan berakhir pada tengah
birama. Ritme motif yang digunakan lebih sederhana, bertekstur homofoni,
dan tidak menggunakan sinkopasi.11 Komposisi ini berbentuk rondo dengan
pola A’B’A’C’A’D’A’E’. Komposisi ini diawali dengan tonalitas E mayor,
dimulai pada birama gantung ketukan ke-3.
(1-2)
10
http://scholarworks.iu.edu/journals/index.php/iusbgrj/article/view/12760/19132, 5 Oktober
2015
11
Don Michael Randel, The Harvard Concise Dictionary of Music and Musicians (U.S.A. :
Belknap Press, 2002), hlm. 252
10
Birama Bagian A (1-8)
(3-4)
(5-8)
Birama
11
Birama Bagian B (9-16)
(8-9)
(15-16)
Bagian A (17-24)
- Pengulangan kembali bagian tema “A”, tonalitas di E
mayor.
12
Birama Bagian C (25-36)
(29)
(39-40)
Bagian A (41-48)
- Merupakan pengulangan kembali dari bagian “A”,
tonalitas di E mayor.
13
Birama Bagian D (49-64)
(53)
(63-64)
Bagian A (65-72)
- Merupakan pengulangan kembali dari bagian “A”,
tonalitas di E mayor.
Bagian E (73-92)
(74)
14
Bagian E (73-92)
Bagian E (73-92)
Birama Bagian E (73-92)
(77)
(80)
(91-92)
Bagian A (93-100)
- Merupakan pengulangan pada bagian “A”, tonalitas di E
mayor, dan bagian ini merupakan akhir penutup lagu serta
(93-100)
ditutup dengan authentic cadence pada birama 99-100.
15
B. Periode Klasik (1750-1820)
1. Pengantar
Pada umumnya, gaya musik pada periode klasik lebih mengutamakan bentuk
musik yang teratur.12 Karakter musik pada periode klasik meliputi:
a. Pola ritmik
Pola ritme menjadi lebih kontras, kontras dalam arti terdapat
perubahan tempo secara tertulis pada bagian suatu birama. Hal ini
membuat ritme musik periode klasik lebih menarik dan tidak
membosankan.13
b. Melodi
Melodi yang dimainkan biasanya lebih pendek dan sederhana bila
dibandingkan dengan musik jaman barok. Tangga nada mayor dan
minor mulai dipakai, tekstur homofoni menjadi lebih dominan (harmoni
3 nada atau lebih bunyi secara bersamaan). Penggunaan ornamentasi
yang dibatasi juga sering dijumpai pada periode klasik ini14
c. Dinamika
Munculnya dinamika crescendo dan decrescendo dalam karya
reportoar secara tertulis. Tidak hanya pada dinamika suara, namun
muncul juga peralihan tempo accelerando dan ritardando dalam karya
repertoar secara tertulis.15
d. Perkembangan gitar
Pada kenyataannya, pada periode klasik gitar mengalami transisi
perubahan tuning dan stringing. Varietas jenis gitar menggunakan 5
senar telah digantikan dengan gitar 6 senar tunggal di era periode klasik
ini.16 Sistem penalaan gitar 6 senar tidak jauh berbeda dengan sistem
tuning vihuela atau lute 6 senar yakni, senar pertama bernada “E”, senar
12
Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik II (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2008), hlm. 97
13
Ibid, hlm. 101
14
http://www.majalahpraise.com/era-musik-klasik-(1750-1820)-513.html, 5 Oktober 2015
15
Ibid, 5 Oktober 2015
16
Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001),
hal.62
16
ke-2 bernada “B”, senar ke-3 bernada “G”, senar ke-4 bernada “D”, senar
ke-5 bernada “A”, dan senar ke-6 bernada “E”.
17
Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001),
hal. 82
17
3. Analisis Struktural Repertoar
a. Rondo in A minor karya Dionisio Aguado
Kata rondo berasal dari kata French rondeau, yang memliki arti refren
yang selalu diulang-ulang dalam bentuk musik. Pada abad ke-12an, rondo
pada mulanya merupakan bentuk puisi yang kemudian diubah menjadi
bentuk musik instrumental maupun vocal. Berikut adalah beberapa varietas
bentuk rondo:
- First Rondo Form : ABA
- Second Rondo Form : A B A C A
- Third Rondo Form : A B A C A B A18
18
Leon Stein, Structure and Style Expanded Edition The Study and Analysis of Musical
Forms (U. S. A. : Summy-Birchard Inc., 1979), hal. 85
19
Ibid, hal. 88
18
Birama Introduction (1-37)
(1)
(5)
(10)
19
Birama - Birama 13 ketukan ke-3 sampai dengan birama 16
merupakan bagian conseuence phrase.
- Muncul authentic cadence pada birama 15-16.
(19)
(26)
(36-37)
20
Birama Rondo Bagian A (1-17)
(1)
(10)
(14)
21
Birama Bagian B (18-41)
(18)
(32)
Periode A
(38-52)
(38)
22
Birama Transition
(46)
Periode B
(53-83)
(53)
Periode C
(69-83)
(69)
23
Birama Transition
(74)
(78-79)
(80)
24
Birama Transition
Peridoe D
(83-100)
(83)
(91)
Peridoe E
(101-112)
(101)
25
Birama Transition
(112)
(113)
Periode F
(128-141)
(128)
26
Birama Retransition
Periode G
(141-147)
(141)
(148)
(182)
27
Birama Retransition
Periode H
(187-232)
(191)
(233)
(260-262)
28
C. Periode Romantik (1800-1900)
1. Pengantar
Gaya musik pada periode romantik lebih mementingkan ekspresivitas dan
emosional sang pemusik.20 Karakter musik pada periode romantik meliputi:
a. Pola ritmik
Pola ritmik menjadi lebih tidak teratur, tetapi berkesan tidak kaku.
Seiring dengan kemajuan periode romantik ini, para pemusik lebih
mengeksplorasi dirinya dan berpendapat bahwa musik tidak lagi
dipersembahakan untuk pemerintahan (seperti pada periode barok), namun
untuk semua orang terutama bagi sang pemusik itu sendiri.21
b. Melodi
Banyak dijumpai melodi dengan sistem tangga nada kromatisme,
progresi akrod menjadi lebih bervariatif, dan banyak ditemui harmonisasi
polifoni dan homoponi. Ornamentasi menjadi sangat minimalis diera
romantik ini.22
c. Dinamika
Dinamika menjadi sangat terlihat jelas karena banyak ditemui lambang
dinamika pada karya repertoar. Perubahan dinamika yang sangat kontras dan
berlebihan mulai muncul seperti contoh dinamika dari ppp menuju fff.
d. Perkembangan gitar
Pada tahun 1850 ada seorang pembuat gitar yang sangat terkenal dari
Spanyol, beliau adalah Antonio de Torres Jurado. Julian Arcas adalah salah
satu pengguna gitar buatan Torres, “Leona guitar” adalah salah satu seri gitar
yang dipesan oleh Arcas dari Torres. Beberapa keunggulan gitar buatan
Torres yakni maple wood yang berkualitas (Spruce at front,cedar at neck,
20
Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik II (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2008), hlm. 97
21
Ian Bent, Music Theory in the Age of Romanticism. (New York: Cambridge University Press
1996) hal. 67
22
Ibid,hal. 69
29
and ebony at fingerboard), struktur pola fan- strutting yang lebih dinamis,
panjang senar, dan kualitas tone yang bagus.23
23
Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001),
hal. 94-95
24
http://www.thefamouspeople.com/profiles/niccolo-paganini-381.php, 6 Oktober 2015
25
Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001),
hal. 83
30
Paganini meninggal dunia dikarenakan mengalami penyakit kanker
tenggorakan.26
26
http://www.thefamouspeople.com/profiles/niccolo-paganini-381.php, 6 Oktober 2015
27
Don Michael Randel, ed., The Harvard Biographical Dictionary of Music (London : The
Belknap Press of Harvard University Press, 1996) hal. 36-39
31
4. Analisis Struktural Repertoar
a. Grand Sonata karya Niccolo Paganini
Komposisi ini memliki 3 movement, movement pertama Allegro
Risoruto dimainkan pada tonalitas A mayor , movemen ke-2 Romance (Piu
Tosto Largo) dimainkan pada tonalitas A minor, dan movemen ke-3
Andantino Variato dimainkan pada tonalitas A mayor.
Karya ini sebenarnya dibuat untuk permaian duet gitar dan biola,
namun repertoar ini diolah lagi oleh Paganini untuk menjadi karya solo gitar.
Setelah Grand Sonata milik Paganini ini ditampilkan dengan format solo
gitar, karya ini menjadi lebih popular dibandingkan dengan format
sebelumnya.28
28
Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001),
hal. 83
29
Leon Stein, Structure and Style Expanded Edition The Study and Analysis of Musical Forms
(U. S. A. : Summy-Birchard Inc., 1979), hal. 108
32
Berikut analisis Struktural Grand Sonata first movement :
Birama Periode A (1-8)
Exposition
(1-83)
(1-2)
(3-4)
(7-8)
- Birama 5-8 merupakan bagian conseuence phrase.
- Muncul authentic cadence.
Periode A’ (9-15)
33
Birama - Muncul authentic cadence pada birama 11-12.
- Birama 13-15 merupakan bagian consequence phrase.
(15)
(19-20)
(24-25)
Transition (25-28)
- Birama 25-28 merupakan bagian transisi untuk menuju
bagian subordinate theme.
34
Birama Periode C (subordinate theme in dominant) (29-79)
(28-29)
Periode D (35-43)
(36)
Periode D’ (44-50)
(44)
35
Birama Periode E (51-73)
(60-61)
Periode F (73-80)
(80-81)
Codetta (81-84)
(82-83)
36
Birama Retransition (85-91)
(85-87)
(91-92)
(97)
Section II
37
Birama Development (92-133)
(105-106)
Section III
(111-112)
Section IV
(119-120)
Section V
38
Birama Retransition (126-133)
(126)
Recapitulation (134-184)
(134)
(142)
39
Birama Recapitulation (134-183)
(149)
(171)
Codetta (179-183)
(180-183)
40
Berikut analisis struktural Grand Sonata second movement :
(1-2)
Periode A’ (8-16)
(8)
41
Birama Periode B (17-28)
(17)
(27-28)
Periode C (29-35)
(29)
42
Birama Periode C (29-35)
(34-35)
(48-49)
43
Berikut analisis struktural Grand Sonata third movement (Theme and Variations) :
Birama Principal theme (1-11)
(1)
(9)
44
Birama
(13)
(17)
(25)
45
Birama - Modulasi kembali di A mayor pada birama ke 29 dan
variation I diakhiri dengan authentic cadence pada
birama 32-33.
Variation II (33-48)
(33)
(41)
46
Birama Variation III (49-64)
(49)
(57)
(65)
47
Birama - Muncul half cadence pada birama 67-68.
- Muncul authentic cadence pada birama 71-72
(73)
(81)
(89)
48
Birama - Muncul authentic cadence pada birama 91-92.
- Kembali ke tonalitas awal yaitu A mayor, Variation
V telah ditutup dengan authentic cadence pada
birama 95-96.
Variation VI (97-120)
(97)
- Inversion chords dimainkan secara urut kemudian
diikuti melodi suara atas secara ascending maupun
descending sering dimainkan pada variasi ini.
- Muncul half cadence pada birama 99-100.
- Muncul authentic cadence pada birama 103-104.
(105)
49
Birama Codetta (112-120)
(112)
(117)
50
b. Rumores De La Caleta karya Isaac Albeniz
- Section I : Allegro
- Section II/middle section : Lento
- Coda : Lento.
30
Hannu Annala, Heiki Matik, Handbook of Guitar and Lute Composer (U.S.A. : Mel Bay
Present, 2007), hal. 151
31
Stanley Yates, Isaac Albenis : 26 Pieces Arranged for Guitar (U.S.A : Mel Bay Present,
1998), hal 19.
51
Birama Allegro (1-56)
(Intro)
(1)
(3-4)
52
Birama Allegro (1-56)
(18-20)
(25)
(59-61)
53
Birama Section II (62-82)
(62)
(82)
Section I’ (83-94)
(83)
54
Birama Coda (95-96)
(95-96)
55
D. Periode Modern (1900-2000)
1. Pengantar
Dari awal abad pertengahan hingga akhir abad ke-19, musik klasik
didominasi oleh sitem tonal. Kebangkitan musik baroue merupakan reaksi
dari renaissance, classic dari baroue, romantic dari classic, dan periode
modern merupkan reaksi dari keseluruhan periode sebelumnya.32
a. Pola Ritmik
Ritme cenderung lebih bebas dan tidak teratur, sering terjadi
perubahan tanda sukat pada suatu karya komposisi yang mengakibatkan
tempo dalam suatu lagu sering berubah-ubah.33
b. Melodi
Sistem a tonal banyak digunakan dalam periode musik ini, komposer
lebih mengutamakan ekspresionalisme.34
c. Dinamika
Terjadi peralihan dinamika yang sangat kontras, seperti contoh
munculnya dinamika sub p menjadi sub ff.
d. Harmoni
Tekstur polifoni menjadi lebih bervariatif, hal ini dibuktikan dengan
banyak penggunaan akord 7, 9, 11, 13.35
e. Perkembangan gitar
Pada awal pertengahan abad ke-19 an, gitar Antonio de Torres
memiliki konstruksi gitar yang dinilai standar dalam pembuatan alat musik
tradisional. Pada tahun 1931 munculah gitar listrik yang dirangkai oleh
George Beauchamp, seorang General Manager di National Guitar
Corporation bersama dengan Paul Barth yang menjadi Vice President
ditempat yang sama. Beberapa gitar listrik di masa awal mengadaptasi alat
32
http://www.majalahpraise.com/musik-abad-modern-(1900-2000)-517.html, 5 Oktober
2015
33
Ibid, 5 Oktober 2015
34
Ibid, 5 Oktober 2015
35
Ibid, 5 Oktober 2015
56
musik akustik menggunakan tungsten pickup. Setelah bisnis ini berjalan
dengan lancer, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Rickenbacker
Electro Stringed Instrument Company.36
Andrew York adalah seorang gitaris dan komposer asal Amerika Serikat
yang dilahirkan di Atlanta tahun 1958. Sebagian besar karya komposisinya
memadukan gaya musik folklore dengan gaya musik modern. Pada tahun
1980 York menyelesaikan sekolah musiknya di James Madison University
dan menerima gelar Bachelor of Music. York melanjutkan kuliah musiknya
di University of Southern California dan pada tahun 1986 ia mendapatkan
36
http://www.portalsejarah.com/menyusuri-sejarah-asal-usul-gitar-di-dunia.html, 5 Oktober
2015
37
http://www.rolanddyens.com/biography/, 5 Oktober 2015
57
gelar Master of Music. Selama ia bersekolah, aktivitas musiknya bersama
dengan anggota Los Angeles Guitar Quartet selalu mendapat nilai positif.
York menerima penghargaan GRAMMY sebagai anggota Los Angeles
Guitar Quartet dan mendapatkan record session Sony-US, Sony-Japan,
Telarc, GSP dan Delols labels. Beberapa hasil rekamannya menjadi karya
solo gitar dan kolaborasi musik dengan gitaris Andy Summers, pianis
Mitsuko Kado dan Allaudin Mathieu. CD tersebut dirilis pada tahun 2010
dengan judul album “Centerpeace”.38
38
http://www.andrewyork.net/Press/Bio.php, 6 Oktober 2015
58
4. Analisis Struktural Repertoar
a. Tango en Skai karya Roland Dyens
Skai dalam bahasa Perancis mempunyai arti kulit imitasi yang lebih
jelek dari plastik. Karya ini dimainkan dengan penuh humor, yang berarti
dalam musik dimainkan dengan dinamika yang sangat kontras dan
penggunaan rubato yang sesedikit mungkin.39
Karya komposisi ini dimainkan dengan tonalitas A minor, bersukat
4/4 dan dimainkan dengan tempo moderato. Komposisi ini mempunyai
bentuk free form, harmonisasi bertekstur polifoni, dinamika sangat kontras,
dan akord sebagian besar didominasi oleh diminished seventh.
(1)
(3)
39
Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001),
hal. 179
59
Birama Periode A (3-12)
(7)
(13)
60
Birama Periode B (13-20)
(13)
(15-16)
Bridge (21-22)
(21)
61
Birama Bridge (21-22)
(22)
Peridoe A’ (23-29)
(23)
(29)
62
b. Sunburst karya Andrew York
Karya ini menggunakan sistem penalaan gitar yang dijuluki three Ds
Tuning, yang mempunyai arti senar pertama dan senar ke-6 pada gitar
diturunkan satu laras menjadi nada “D”. Hal ini mengakibatkan suara yang
amat kontras jika dibandingkan dengan tuning gitar klasik pada umumnya.40
Karya komposisi ini dimainkan dengan tonalitas D mayor, bertanda sukat
4/4, dan menggunakan tempo allegro.
40
http://mds.marshall.edu/music_perf/425/, 7 Oktober 2015
63
Subordinate theme (dominant) 18-22
(18-19)
(20-22)
64
Birama
(42)
Periode E
(43-68)
(43)
(53)
(69)
65