Anda di halaman 1dari 30

Musik sudah ada sejak Zaman purbakala dan dipergunakan sebagai alat untuk mengiringi upacara-

upacara kepercayaan. Perubahan sejarah musik terbesar terjadi pada abad pertengahan,disebabkan
terjadinya perubahan keadaan dunia yang makin meningkat. Musik tidak hanya dipergunakan untuk
keperluan keagamaan, tetapi dipergunakan juga un tuk urusan duniawi

PERKEMBANGAN MUSIK DUNIA TERBAGI DALAM ENAM ZAMAN :

1.Zaman Abad Pertengahan

Zaman Abad Pertengahan sejarah kebudayaan adalah Zaman antara berakhirnya kerajaan Romawi (476
M) sampai dengan Zaman Reformasi agama Kristen oleh Marthen Luther (1572M). perkembangan Musik
pada Zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan dunia yang semakin meningkat, yang
menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang, termasuk dalam kebudayaan.
Perubahan dalam sejarah musik adalah bahwa musik tedak lagi dititikberatkan pada kepentingan
keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi, sebagai sarana hiburan.

Perkembangan selanjutnya adalah adanya perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik yang
dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo (1050 M)

Musik dengan menggunakan beberapa suara berkembang di Eropa Barat. Musik Greogrian
disempurnakan oleh Paus Gregorius.

Pelopor Musik pada Zaman Pertengahan adalah :

1. Gullanme Dufay dari Prancis.

2. Adam de la halle dari Jerman.

2. Zaman Renaisance (1500 – 1600)


Zaman Renaisance adalah zaman setelah abad Pertengahan, Renaisance artinya Kelahiran Kembali
tingkat Kebudayaan tinggi yang telah hilang pada Zaman Romawi. Musik dipelajari dengan cirri-ciri
khusus, contoh nyanyian percintaan, nyanyian keperwiraan. Sebaliknya musik Gereja mengalami
kemunduran. Pada zaman ini alat musik Piano dan Organ sudah dikenal, sehingga munculah musik
Instrumental. Di kota Florence berkembang seni Opera. Opera adalah sandiwara dengan iringan musik
disertai oloeh para penyanyinya.

Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya :

1. Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari Italia.

2. Galilei (1533 – 1591) dari Italia.

3. Claudio Monteverdi (1567 – 1643) dari Venesia.

4. Jean Baptiste Lully (1632 – 1687) dari Prancis.

3. Zaman Barok dan Rokoko

Kemajuan musik pada zaman pertengahan ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru,
diantaranya adalah aliran Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hamper sama sifatnya, yaitu adanya
pemakaian Ornamentik (Hiasan Musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok memakai Ornamentik
yang deserahkan pada Improvisasi spontan oleh pemain, sedangkan pada musik Rokoko semua hiasan
Ornamentik dicatat.

Komponis-komponis pada Zaman Barok dan Rokoko :


A. Johan Sebastian Bach

Lahir tanggal 21 Maret 1685 di Eisenach Jerman, meninggal tanggal 28 Juli 1750 di Lipzig Jerman. Hasil
karyanya yang amat indah dan terkenal:

1. St. Mathew Passion.

2. Misa dalam b minor.

3. 13 buah konser piano dengan orkes

4. 6 buah Konserto Brandenburg

Gubahan-gubahannya mendasari musik modern. Sebastian Bach menciptakan musik Koral (musik untuk
Khotbah Gereja) dan menciptakan lagu-lagu instrumental.

Pada akhir hidupnya Sebastian Bach menjadi buta dan meninggal di Leipzig

B. George Fredrick Haendel

Lahir di Halle Saxony 23 Februari 1685 di London, meninggal di London tanggal 14 April 1759. Semasa
kecilnya dia sudah memperlihatkan bekat keahlian dalam bermain musik. Pada tahun 1703,ia pindah ke
Hamburg untuk menjadi anggaota Orkes Opera. Tahun 1712 ia kembali mengunjungi Inggris. Hasil
ciptaannya yang terkenal adalah ;

1. Messiah, yang merupakan Oratorio (nama sejenis musik) yang terkenal.

2. Water Musik (Musik Air).

3. Fire Work Music (Musik Petasan).

Water Musik dan Fire Work Music merupakan Orkestranya yang paling terkenal. Dia meninggal di
London dan dimakamkan di Westminster Abbey.

4. Zaman Klasik 91750 – 1820)


Sejarah musik klasik dimukai pada tahun 1750, setelah berakhirnya musik Barok dan Rokoko.

Ciri-ciri Zaman musik Klasik:

a. Penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut, Crassendo dan Decrasscendo.

b. Perubahan tempo dengan accelerando (semakin Cepat) dan Ritarteando (semakin lembut).

c. Pemakaian Ornamentik dibatasi

d. Penggunaan Accodr 3 nada.

Komponis-komponis pada Zaman Klasik antara lain :

1. Frans Joseph Haydn (1732 – 1809),

Lahir di Rohrau Austria, ia meninggal tanggal 31 Mei 1809 di Wina Austria. Karya ciptaannya yaitu :
Sonata Piano, 87 buah kuartet, 24 buah opera, 100 buah simfoni, yang paling terkenal adalah The
Surprisse Sympony. Dalam sejarah musik, Joseph Haydn termashur sebagai Bapak Simfony yang
mewujudkan bentuk orkes dan kuartet seperti yang kita kenal sekarang. Di Wina ia diakui sebagai
Komponis Austria yang handal.

2. Wolfgang Amandeus Mozart (1756 – 1791)

Lahir pada tanggal 27 januari 1756 di Salzburg Austria, meninggal tanggal 5 Desember 1791 di Wina
Austria. Hasil karyanya adalah : Requiem Mars, 40 buah Simfony, Opera Don Geovani, Kuintet Biola Alto,
Konserto Piano. Pada usia 3 tahun ia telah dapat menghasilkan melodi dan menerapkan accor pada
hrpsikord. Pada usia 5 tahun ia telah mulai menciptakan lagu dan muncul didepan umum pada usia 6
tahun, kemudian bersama saudara perempuannya mengadakan Tour keliling Eropa. Pada tahun 1781 ia
pindah ke kota Wina dan mengarang ciptaan-ciptaannya yang termaahur. Permainannya sangat
menakjubkan, sehingga dijiluki Anak Ajaib. Biarpun memperoleh banyak sukses, tapi ia sangat miskin
dan dalam keadaan yang sengsara, ia meninggal di Wina dalam usia 35 tahun dan dikuburkan di
pekuburan fakir miskin. Ia menulis banyak komposisi dalam bentuk yang berbeda-beda tetapi berpegang
kuat pada gaya klasik murni.
5. Zaman Romantik (1820 – 1900)
Musik romantic sangat mementingkan perasaan yang subyaktif. Musik bukan saja dipergunakan untuk
mencapai keindahan nada-nada, akan tetapi digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Oleh karena
itu, dinamika dan tempo banyak dipakai.

Komponis-komponis pada Zaman romantic adalah :

a. Ludwig Von Bethoven dari Jerman.

b. Franz Peter Schubert dari Wina.

c. Francois Fredrick Chopin dari Polandia

d. Robert Alexander Schumann dari jerman.

e. Johanes Brahms dari Hamburg Jerman.

Riwayat Haidup Komponis Zaman Romantik :

A. Ludwig Von Beethoven (1770 – 1827)

Lahir Desember 1770 di Bonn Jerman, ia meninggal tanggal 26 Maret 1827 di Wina Austria. Ia
menamakan dirinya sebagai Pujangga Nada. Sejak usia 4 tahun dia belajar musik dibawah asuhan
ayanhnya. Pada usia 17 tahun ia pergi ke Wina menemui komponis Mozart, kemudian Mozart memberi
bimbingan musik kepadanya, sehingga ia dapat menjadi pemain musik yang baik danm komonis yang
berbakat. Pada usia 30 tahun pendengarannya mulai berkurang, dan usia 50 tahun pendengarannya tuli
sama sekali. Pada waktu ciptaannya Ninth Symphonies lahir, ia tidak mampu lagi mendengarkan hasil
karyanya itu. Pada tanggal 26 Maret 1827, dia meninggal di Wina. Ia hidup dengan sangat menderita,
tetapi mampu menciptakan Sonata dunia yang paling indah. Hasil ciptaannya antara lain :

- 5 buah sonata cello dan piano.

- 9 buah symfoni

- 32 sonata piano.

B. Franz Peter Scubert (1797 – 1828)


Lahir di Wina 31 Januari 1797, dia meninggal tanggal 19 Desember 1828, ciptaannya antara lain : Ave
Maria, The Erl King, Antinghed Symphony, Gretchen At The Spining Sheel, The Wild Rose. Schubert
mempunyai suara yang merdu dan menjadi penyayi paduan suara Imperial Choir. Kemudian ia
memperdalam pengetahuan musiknya dibidang komposisi. Pada waktu meninggal, Ia tidak dikenal
orang banyak dan berpasan agar dikuburkan dekat makan Beethoven. Dia meninggalkan 100 buah hasil
karyanya, kebanyakan lagu-lagu solo.

C. Wilhelm Richard Wagner (1813 – 1883)

Lahir tanggal 22 Mei 1813 di Leipzig Jerman, meninggal 13 Februari 1883 di Venesia. Hasil ciptaannya
antaralain : Tannhauser, Die Maistersinger Von Hurberg, Lohengrin, Der Fliegende Holander.

D. Johannes Brahms (1883 – 1897)

Lahir 7 Mei 1883 di Hamburg Jerman, ia meninggal 3 April 1897 di Wina Austria. Hasil ciptaannya :
Hungarian Dance, Muskoor Ein Deusches Requiem, Kuartet gesek.. paa usia 14 tahun ia telah menjadi
pianis yang baik. Dia adalah seorang komponis terakhir dari aliran Romantik, karyanya sangat indah.

6. Zaman Modern (1900 – sekarang)

Musik pada Zaman ini tidak mengakui adanay hokum-hukum dan peraturan-peraturan, karena
kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, misalnya penemuan dibidang teknik seperti Film,
Radio, dan Televisi. Pada masa ini orang ingin mengungkapkan sesuatu dengan bebas.

Komponis-komponis pada Zaman Modern :

Komponis-komponis pada Zaman Modern :

1. Claude Achille Debussy dari Prancis

2. Bella Bartok dari Honggaria.

3. Maurice Ravel dari Prancis.

4. Igor Fedorovinsky dari Rusia

5. Edward Benyamin Britten dari Inggris.


1. Musik Abad Pertengahan (sekitar tahun 600-1600)

kriii.com

kriii.com

Pada masa ini, terdapat dua jenis gaya musik yang umum, yakni monofonik dan polifonik. Adapun,
bentuk utama musik, yaitu kidung Gregorian dan plainchant.

Plainchant sendiri berarti bentuk musik gereja yang tak memiliki iringan instrumen dan hanya berisi
kidung atau nyanyian. Untuk suatu periode, ini adalah satu-satunya jenis musik yang diizinkan di gereja-
gereja Kristen.

2. Musik era Renaisans (sekitar tahun 1400-1600)

andrea-angelini.eu

andrea-angelini.eu

Renaisans berarti ‘kelahiran kembali’. Dalam konteks musik, pada abad ke-16, pengaruh seni gereja
mulai melemah. Selama periode Renaisans, komposer membawa banyak perubahan tentang bagaimana
cara musik diciptakan dan dirasakan. Sebagai contoh, musisi bereksperimen dengan cantus firmus atau
menggunakan instrumental yang lebih banyak dan bentuk musik yang lebih rumit, hingga mencakup
enam bagian suara.

Baca Juga: 10 Fakta Musik Pengantar Tidur, Mana yang Paling Ampuh Bikin Pulas?

3. Musik Baroque (sekitar tahun 1600-1700)

renegadetribune.com

renegadetribune.com

Musik menjadi homofonik yang berarti melodi didukung oleh harmoni. Instrumen terkemuka yang
ditampilkan dalam komposisi periode Baroque, antara lain violin, viola, double bass, harpa, dan oboe.
4. Musik Klasik (antara tahun 1700-1810)

gentlemansgazette.com

gentlemansgazette.com

Bentuk dan gaya musik periode Klasik ditandai dengan melodi dan bentuk yang lebih sederhana, seperti
sonata. Selama masa ini, kelas menengah memiliki akses lebih banyak untuk menikmati musik, tak lagi
hanya bangsawan berpendidikan tinggi.

Untuk merefleksikan perubahan ini, komposer membuat musik yang tak terlalu rumit dan lebih mudah
dipahami. Piano sendiri menjadi instrumen utama yang digunakan komposer selama periode Klasik.
Pada periode ini, Mozart menulis simfoni pertamanya dan Beethoven lahir.

5. Musik Romantis (antara tahun 1810-1900)

classicfm.com

classicfm.com

Periode Romantis menggunakan musik untuk menceritakan sebuah cerita atau mengungkapkan ide.
Komposer memperluas penggunaan berbagai instrumen, termasuk instrumen angin. Instrumen yang
ditemukan atau diperbaiki selama ini termasuk seruling dan saksofon.

Melodi menjadi lebih dramatis ketika orang Romantik meyakini bahwa imajinasi dan emosi mereka yang
kuat akan mengalir melalui karya-karya mereka. Pada pertengahan abad ke-19, musik rakyat menjadi
populer di antara orang-orang Romawi dan lebih banyak menekankan tema-tema nasionalis.

6. Musik abad ke-20

denofgeek.com

denofgeek.com

Musik selama abad ke-20 membawa banyak inovasi tentang bagaimana musik ditunjukkan dan dihargai.
Seniman lebih suka bereksperimen dengan bentuk musik baru dan menggunakan teknologi untuk
meningkatkan komposisi mereka.
Instrumen elektronik awal digunakan, seperti dinamophone, Theremin, dan Ondes-Martnot. Adapun,
gaya musik abad ke-20 yang muncul, antara lain impresionisme, 12-tone system, neoklasik, jazz, musik
konser, serialisme, chance music, musik elektronik, Romantisisme baru, dan minimalis.

a. Pengertian Musik Nusantara


Musik Nusantara adalah musik yang berkembang diseluruh wilayah kepulauan dan merupakan
kebiasaan tutun temurun yang masih dijalankan oleh masyarakat. Musik Nusantara tersebat hampir
diseluruh pelosok negeri dan masing-masing daerah memiliki ciri-ciri yang berbeda.

b. Fungsi Musik Nusantara


Fungsi musik nusantara antara lain yaitu:

Sebagai Media Pendidikan

Dalam proses belajar, musik sangat berperan dalam pembentukan berfikir kreatif, sebagai media
pendidikan lagu-lagu dan musik nusantara harus dapat menanamkan jiwa dan budi perkerrti yang luhur,
misalnya keagungan Tuhan, cinta orang tua, cinta tanah air dan perilaku baik lainnya.

Sebagai Media Hiburan

Dalam media hiburan, musik nusantara menempati ruang yang paling luas. Baik dari musik tradisional
sampai musik modern, telah banyak digunkan manusia sebagai media rekreatif untuk melepas
kecapekan atau kepenatan hidup sehari-hari.

Sebagai Media Apresiasi

Musik seni adalah musik yang dinikmati semata-mata karena unsur keindahannya. Musik yang
digunakan sebagi media apresiasi di wilayah nusantara sebagian besar masih berkisar pada lagu-lagu
saeriosa. Dikarenakan masih kurangnya apresiasi masyarakat indonesia terhadap musik seni barat.

c. Jenis-Jenis Musik Nusantara


Jeis-jenis lagu-lagu di Indonesia sangat beragam dan banyak sekali di antaranya:

 Lagu Daerah

Lagu daerah adalah lagu yang lahir karena budaya setempat yang bersifat turun temurun dan
kedaerahan.

 Lagu Pop

Lagu pop adalah lagu yangt sedang digemari atau disenangi oleh masyarakat pada saat tertentu atau
dalam kurun waktu tertentu.

 Lagu Hiburan

Lagu hiburan adalah lagu yang bertujuan untuk menghibur pendengarnya dengan syair-syair atau
liriknya.

 Lagu Perjuangan

Lagu perjuangan adalah lagu yang lahir karena kondisi masyarakat Indonesia yang sedang dijajah oleh
bangsa lain. Dengan musik para pejuang berusaha membangkitkan semangat persatuan untuk melawan
penjajah.

 Lagu Seriosa

Lagu seriosa adalah lagu yang harus dinyanyikan oleh penyanyi dengan serius yang mendekati
kemampuan penciptanya dan bernilai teknik tinggi art music.

 Lagu Dangdut

Lagu dangdut adalah merupakan perpaduan antara musik india dengan musik melayu, iramanya sangat
ringan sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya menggerakkan anggota badan. Lagu dangdut
juga berasal dari indonesia asli.

 Lagu Anak-Anak

Lagu anak-anak adalah lagu yang diciptakan untuk mendidik anak-anak yang lagunya sederhana, dan
kalimatnya tidak terlalu panjang, lagu anak-anak sangat mudah dimengerti dan dipahami.

 Lagu Keroncong

Lagu keroncong adalah lagu yang memiliki harmoni musik dan improvisai yang sangat terbatas,
umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama.

 Lagu Langgam
Lagu langgam adalah lagu yang sejenis dengan keroncong tapi tidak menggunakan ukulele pada
musiknya.

 Lagu Stambul

Lagu stambul adalah lagu yang berirama mendayu-dayu, bait dan liriknya lazim berupa pantun “A-B-A-B”
dalam tutur atau bahasa yang indah yang berisi puji-pujian dan nasihat.

Ciri-Ciri atau Karakteristik Musik Nusantara

Sebagai sebuah lagu tentu saja lagu-lagu nusantara memiliki ciri-ciri khas atau karakteristik yang
membedakannya dengan lagu-lagu lain baik dalam instrumen ataupun syair-syairnya, ciri-ciri lagu
nusantara antara lain:

Lagu Daerah

Lagu daerah memiliki ciri-ciri antara lain:

Sederhana

Lagu biasannyaa bersifat sederhana baik dari melodi, tema, maupun syairnya. Tangga nada yang
digunkan pentatonis. Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang terdiri dari 5 nada berjenjang.
Tangga nada pentatonis sebenarnya tidak mungkin dituliskan dalam notasi yang umum, namaun apabila
diterapkan maka kira-kira mendekati jajaran nada yang dipergunakan.

Kedaerahan

Lagu daerah sifatnya kedaerahan. Hal ini dapat diliahat dari syairnya. Syair lagu daerah menngunakan
syair dan dialek daerah yang bersifat lokal.

Turun Temurun

Lagu daerah bersifat tradisional, pada awalnya lagu daerah disampaikan secara turun temurun dan
spontan, misalnya saat bermain atau saat orang tua memberi nasihat kepada anaknya.

Jarang Diketahui Penciptanya

Karena lagu daerah memiliki karakter turun temurun maka siapa penciptanya jarang diketahui
disamping itu juga lagu-lagu ini tidak tertulis. Karena tujuan awalnya lagu in bukan semata-mata untuk
komersial. Akan tetapi lagu ini dinyanyikan pada saat musim panen sebagai ungkapan rasa bahagia,
bermain pada waktu senggang atau meninabobokkan anak.

Menggambarkan keadaan suatu daerah setempat.


Memuat pesan untuk masyarakat suatu daerah.

Mengandung suatu makna yang diketahui penciptanya.

Mengandung unsur kerakyatan dan kebersamaan.

Lagu Pop

Lagu pop (populer) merupakan lagu yang sedang digemari masyarakat, ciri-ciri lagu pop antara lain:

Bersifat sementara atau cepat tergantikan oleh lagu lain.

Berifat menghibur pendengarnya.

Tidak mempunyai bentuk lagu tertentu.

Mengutamakan teknik penyajian dan kebebasan dalam menggunakan ritme dan jenis instrumen.

Mengutamakan permainan drum dan gitar bas.

Komposisi melodinya mudah dicerna.

Mudah diterima masyarakat.

Bentuk lagu bebas.

Disenangi masyarakat pada kurun waktu tertentu.

10. Mudah dikenal dan tenggelam.

Lagu Hiburan

Lagu hiburan digunakan untuk menghibur dan dapat dikatakan lagu populer dan ciri-cirinya pun hampir
sama yaitu

Bersifat sementara atau cepat tergantikan oleh lagu lain.

Berifat menghibur pendengarnya.

Tidak mempunyai bentuk lagu tertentu.

Mengutamakan teknik penyajian dan kebebasan dalam menggunakan ritme dan jenis instrumen.

Mengutamakan permainan drum dan gitar bas.

Komposisi melodinya mudah dicerna.


Mudah diterima masyarakat.

Bentuk lagu bebas.

Disenangi masyarakat pada kurun waktu tertentu.

10. Mudah dikenal dan tenggelam.

Lagu Perjuangan

Lagu perjuangan memiliki ciri-ciri antara lain yaitu:

Syair-syairnya berisi ajakan untuk berjuang

Karena diciptakan pada masa penjajahan maka isi-isi syairnya pun berisi ajakan untuk berjuang membela
kemerdekaan Republik Indonesia.

Iramanya musiknya dibuat cepat dan semangat.

Diakhiri dengan semarak.

Diciptakan pada masa perjuangan.

Isi lagu berisi tentang semangat juang dalam membela kemerdekaan.

Kebanyakan diciptakan sekitar tahun 1945-1950.

Lagu Seriosa
Lagu seriosa yang dinyanyaikan dengan serius memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Banyak menggunakan nada-nada sisipan seperti (ri),(fi),dan (sel).

Lagunya menggunakan teknik vokal yang tinggi.

Lagu seriosa harus dinyanyikan dengan perasaan,ekspresi, dan penuh penghayatan serta mendalam dan
serius.

Lagu seriosa banyak menggunakan nada-nada tinggi.


Banyak menggunakan perubahan tempo dan dinamik.

Terkadang ada pergantian nada dasar (modulasi).

Lagu Dangdut

Lagu dangdut merupakan lagu asli bangsa indonesia dan memiliki banyak sekali ciri-ciri atau karakteristik
diantaranya:

Alat musiknya akustik, dengan standarisasi melayu seperti akordion, suling, gendang, madolin, dan
dalam perkembangannya di era ini adalah organ mekanik seperti biola.

Lagunya mudah dicerna, sehingga tidak susah diterima masyarakat.

Iramanya terbagi dalam tiga bagian yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (iramanya agak cepat),
dan makinang (lebih cepat).

Liriknya masih lekat pada pantun.

Irama musiknya sangat melankolik.

Bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif.

Sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4 (jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan
birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli seperti lagu Burung Nuri).

Miskin improvisasi, baik melodi maupaun harmoni.

Sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkon.

10. Pada umumnya tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi yang
berbeda dengan bagian yang pertama.

11. Alat musik pokoknya kendang (tabla) dan suling.

12. Lagu dangdut diakhiri pada pengulangan bagian pertama.

13. Dinyanyikan dengan vibrasi dan cekungan-cekungan nada.


14. Didominasi dang dan ndut pada saat musik (gendang, suling dll) dimainkan.

Lagu Anak-Anak

Lagu anak-anak yang bersifat mendidik memiliki karakteristik sebagai berikut:

Memilki bentuk yang sederhana dan ambitusnya tidak terlalu luas, biasanya lagu anak-anak tidak lebih
dari satu oktaf.

Tema lagu disesuaikan dengan jiwa anak yang masih polos.

Bahasa yang digunakan sederhana sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh anak-anak.

Lompatan nada tidak terlalu jauh.

Isi lagu bersifat mendidik kearah positif.

Lagu Keroncong

Lagu keroncong juga adalah lagu yang berasal dari indonesia, ada pendapat bahwa lagu keroncong
berasal dari portugis yang pernah menjajah indonesia tapi bukti autentik yang menunjukkan bahwa
irama keroncong milik portugis tidak ada bekasnya, ciri-ciri lagu keroncong antara lain:

Matra atau ukuran birama 4/4.

Kalimat lagu atau syair lagu terdiri dari tujuh kalimat, setipa lagu terdiri atas 4 bar atau birama sehingga
jumlah seluruhnya adalah 28 birama atau bar.

Kalimat lagu ke-3 terdapat interlude secara instrumental sebanyak 2 barsampai 4 bar.

Pada kalimat lagu ke-4 selalu mendapat iringan.

Alat musik ukulele memiliki peranan yang sangat penting dan merupakan identitas musik keroncong.

Untuk jenis lagu keroncong asli, jumlah instrumen sangat dibatasi jumlahnya, yaitu 7 macam, terdiri atas
bas, cello, biola, seruling, gitar melodi, ukulele, dan chak.

Menggunakan harmoni yang sangat terbatas dan kurang mendapat kebebasan untuk mengadakan
improvisasi.
Muncul pada abad ke-16

Lagu Langgam

Lagu Langgam memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

Matra atau ukuran biramanya 4/4.

Temponya moderato.

Terdiri dari empat kalimat masing-masing delapan bar, sehingga dalam satu langgam terdapat 32 bar.

Matra ke-3 dari kalimat ke-1 selalu diiringi akord IV (sub dominant).

Cello menirukan permainan gendang.

Susunan keempat kalimatnya adalah AABA kadang-kadang ada sedikit perubahan pada akhir lagu.

Lagu Stambul

Lagu Stambul memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

Matra atau ukuran biramanya 4/4.

Terdiri dari 16 bar.

Merupakan variasi dari keroncong.

Muncul pada sekitar abad ke-20.


Idiofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasarnya. Contoh: kolintang, drum,
bongo, kabasa, angklung

Aerofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara pada rongga. Contoh:
suling, trompet, harmonika, trombon

Kordofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai. Contoh: bass, gitar, biola, gitar,
sitar, piano, kecapi

Membranofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dari selaput atau membran. contoh: tifa, drum,
kendang, tam-tam, rebana

Elektrofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dibangkitkan oleh tenaga listrik (elektronik).
Contoh: keyboard, gitar listrik, bass listrik, piano listrik

Struktur lagu
Struktur lagu adalah susunan unsur-unsur musik dalam sebuah lagu dan menghasilkan sebuah komposisi
lagu yang bermakna. Sebuah lagu memiliki bentuk / struktur yang terdiri dari kalimat (verse atau
bridge), pola, motif, refrain (pengulangan), segmen, tema, interlude, dan sebagainya.

Dasar pembentukan lagu mencakup pengulangan satu bagian lagu (repetisi), pengulangan dengan
berbagai perubahan (variasi, sekuen), atau penambahan bagian yang baru yang berlainan atau
berlawanan (kontras), dengan selalu memperhatikan keseimbangan antara pengulangan dan
perubahannya. Struktur lagu sangat berperan dalam pembentukan sebuah lagu.

Elemen lagu

Untuk membuat sebuah lagu yang baik, ada baiknya kita mempelajari struktur lagu dan definisinya
dengan baik. Berikut elemen-elemen yang membentuk struktur (kerangka) lagu (dalam musik populer
modern):

Intro/Introduction. Intro adalah awal dari sebuah lagu yang merupakan pengantar lagu tersebut.

Verse. Verse adalah pengantar sebuah lagu sebelum lagu masuk ke bagian Chorus, bisa juga disebut
bait.

Bridge. Bridge ini biasanya dipakai untuk menjembatani antara bagian-bagian lagu. Misalnya
menjembatani antara Chorus dengan Verse atau sebaliknya. Bridge juga dipakai untuk menjembatani
antara Chorus dengan Chorus yang Modulasi (naik nada dasar), sehingga Modulasi tidak terdengar
ganjil. Nada yang dimainkan pada Bridge biasanya dibuat sangat berbeda dengan nada pada Verse dan
Chorus. Namun tetap melihat unsur keselarasan karena fungsi Bridge itu sendiri adalah jembatan
penghubung antara kedua bagian yang berbeda sehingga pergantian dari Verse ke Chorus tidak
terdengar janggal. Untuk beberapa lagu ada yang menggunakan Bridge dan ada yang tidak. Lagu yang
menggunakan Reff biasanya tidak menggunakan Bridge.

Chorus. Chorus adalah inti pesan/inti cerita dari lagu. Chorus menggunakan pola nada yang berbeda dan
lebih nyaman daripada Verse, kord yang digunakan pun berbeda dengan Verse.

Reffrein/Reff. Reffrein/Reff hampir sama dengan Chorus. Bedanya Reff lebih sederhana daripada Chorus,
Reff yang bermakna pengulangan biasanya menggunakan bagian lain dari lagu (biasanya Verse) untuk
diulang di bagian ini. Inilah yang sering kali tertukar, Reff dianggap Chorus dan demikian sebaliknya.

Interlude. Interlude merupakan bagian kosong pada lagu seperti layaknya Intro tapi berada di tengah-
tengah lagu. Interlude ini bagian yang menyambungkan Verse dengan Verse atau Verse dengan Chorus.
Bedanya dengan Intro Tengah adalah dari nada yang digunakan. Tidak terdapat syair dalam Interlude ini.

Modulasi. Beberapa sumber ada yang menyebutnya sebagai "Overtone", yang artinya adalah
perpindahan nada dasar dari suatu lagu. Jika anda pernah mendengarkan Reff/Chorus suatu lagu dan
tiba-tiba Reff tersebut menjadi lebih tinggi dari sebelumnya, maka itulah yang disebut dengan Modulasi.

Ending. Ending adalah bagian penutup dari sebuah lagu. Ending berfungsi agar lagu berakhir lancar,
smooth, dan tidak berhenti secara mendadak. Ending bisa berupa bagian intro yang diulang, bisa juga
berupa bagian akhir lagu yang diulang-ulang dan berakhir fade out (suaranya perlahan mengecil dan
menghilang).

Coda. Coda disebut juga "ekor" merupakan bagian akhir lagu yang berisi nada dan syair untuk menutup
lagu. Berbeda dengan Bridge, Coda mengambil beberapa lirik dan nada yang sudah ada sebelumnya
pada lagu serta tidak berakhir Fade Out seperti pada Ending.

Outro. Outro juga merupakan akhir dari lagu yang hanya berisi instrumen musik. Nada yang digunakan
berbeda dengan nada-nada sebelumnya, atau hanya memodifikasi nada sebelumnya untuk mengakhiri
lagu dengan lembut dan tidak terkesan berhenti secara tiba-tiba atau janggal.

Musik Melayu

· Musik Melayu adalah musik yang tumbuh dan berkembang di negara melayu seperti Indonesia,
Malaysia, Singapura, dan Brunei Darusalam
· Ciri utama musik melayu adalah menggunakan gendang tradisional atay rebana berukuran besar
yang membawa sentuhan dendang dan joged melayu

· Instrumen yang dominan pada musik melayu adalah biola, accordion, dan gong

· Di Indonesia, musik melayu hanya berkembang di daerah Sumatera. Khususnya Riau dan Sumatera
Barat

Musik Oriental

· Musik oriental adalah musik yang tumbuh dan berkembang di China, Korea, dan Jepang

· Keunikan musik China dan Jepang terketak pada Instrumennya. Khususnya alat musik String baik
yang dipetik maupun yang digesek

· Tangga nada yang digunakan adalah tangga nada Pentatonis (1,2,3,4,5,6)

· Suara alat muskinya ketika dimainkan akan menimbulkan suasana ekspresif

· Alat Musik String pada Musik China

- Koto : Gitar klasik Jepang yang ke 13 senarnya dimainkan dengan dua tangan dan dapat
menghasilkan musik yang sangat ekspresif.

- Qin : Siter Cina. Senarnya berjumlah 14 menghasilkan nada rendah dan tinggi,
tergantung pada sisi-sisi kuda-kuda tempat senar ditabuh

- Shamisen : Kecapi berleher panjang yang sering dimainkan di Jepang. Ketiga senar Shamisen
distem dalam berbagai macam nada. Termasuk satu Steman untuk musik gembira. Pemain musik
Shamisen menggunakan pemetik dari tulang yang disebut bachi. Perut alat musik dipelurut dengan kulit
domba untuk menahan pukulan pemetik

- San Xian : kecapi China yang mirip dengan Shamsen Jepang. San Xian berarti juga senar

Musik Hindustan

· Musik Hindustan adalah musik yang tumbuh dan berkembang di daerah India, Pakistan, dan
Bangladesh

· Ciri khasnya terletak pada ritme yang ditimbulkan instrumen membraphone yang disebut tabla
dan instrumen string yang disebut sitar

· Instrumen Musik India :


- Tabla : sepasang drum yang memimpin sitar dan tambura dalam musik klasik India. Pemain
tabla memukul bagian tengah kulit pukul dengan jari, sedangkan telapak tangan menekan bidang pukul
untuk membuat variasi nada,

- Sitar : Gitar klasik India, semacam kecapi, memiliki tujuh senar utama yang terbentang
melewati fret logam lengkung. Fret ini memungkinkan pemain untuk mengatur senar dan tangga nada
yang membuat senar meliuk-liuk.

- Tambura : seperti gitar, alat pengiring gitar dalam musik klasik India yang terbentuk kecapi
panjang. Dibalik melodi sinar yang ramai tambura berfungsi sebagai pendengung yang mantap.

- Serangi : Rebab india. Badannya berbentuk bongkahan yang ditegakkan dan dimainkan dengan
penggesek. Senar harmoni terbentang diatas lubang dan papah pilah yang lebar.

Musik Timur Tengah

· Musik Timur Tengah adalah musik yang tumbuh dan berkembang di negara Arab dan sekitarnya.
Biasa juga disebut irama musik padang pasir

· Musik yang paling menonjol adalah Qasidah lagu bernafaskan islam yang alur nadanya/melodinya
berakar/berorientasi pada lagu timur tengah)

· Syair lagu qasidah meceritakan keagungan Allah, kebesaran Rasulnya, ajakan untuk beramal dan
berjihad di Jalan Allah serta anjuran untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

· Instrumen Khas dari Qasidah

- Rebana : alat musik yang berupa gendang satu sisi dengan badan tidak rendah sesuai dengan
kemampuan genggaman tangan

- Gitar gambus : kecapi Arab yang kepalanya berbentuk ‘S’. badannya lebih dalam dan lehernya
lebih sempit.

. RAGAM MUSIK DI ASIA

Asia merupakan negara terpadat dan unik. Orang menyebutnya Oriental atau Benua Timur. Musik asia
berbeda dengan musik barat. Benua asia memiliki beragam jenis musik yang berkembang di negara
setempat.Secara garis besar,musik di asia dikelompokan menjadi empat.antara lain, musik
Melayu,Oriental,Hindustan,dan Timur Tengah.
1. MUSIK MELAYU

Rumpun Melayu, diantaranya Indonesia,Malaysia,Singapura,dan Bruneii Darussalam. Ciri utama Musik


Melayu adalah menggunakan alat musik Membranophone atau Gendang tradisional yang menghasilkan
sentuhan dendang dan joget.

2. MUSIK ORIENTAL

Negara oriental,antara lain Cina,Jepang,Korea dan Hongkong. Musik oriental yang paling menonjol
adalah instrumen String (alat musik petik dan gesek) dengan tangga nada Pentatonis setempat.

3. MUSIK HINDUSTAN

Musik Hindustan yang paling dominan adalah Negara India atau Pakistan. Musik Hindustan mudah
dikenali dari Ritme Instrumen Tabla. Tabla, yaitu kendang India yang berupa sepasang Kendang
berbentuk Bejana (kendil), dimainkan dengan sentuhan jari dan telapak tangan.

4. MUSIK TIMUR TENGAH/PADANG PASIR

Musik Timur Tengah antara lain Qasidah. Qasidah adalah lagu bernapaskan Islam yang melodinya
berakar pada lagu Timur Tengah (Arab). Penyajian lagu lagu Timur Tengah menggunakan iringan
seperangkat Rebana. Lagu-lagu Qasidah berdasarkan Tangga Nada Tradisional Timur Tengah. Tangga
nadanya memiliki skala nada Diatonik dan kandungan nada nada Mikrotonik seperti terdapat pada
alunan tangga nada al bayat (bayati), al rast, al` sika (sikah), al'ajm, al rahawand, al hijaz, dan al saba
(sobat).

B. KEUNIKAN MUSIK DI ASIA

Sebelum mengarah pada keunikan musik mancanegara di asia, alangkah baiknya kita buat suatu
ilustrasi tentang Musik. Subtasi dasar dalam musik adalah Bunyi. Musik adalah seni penataan bunyi
secara cermat yang membentuk pola teratur, merdu dan, apresiasi seni bunyi yang tak terbatas.
Membicarakan Musik Asia, kita akan selalu melihat pada Instrumen, Melodi, dan Ritme. Dalam dunia
musik, kata instrumen menunjuk pada pengertian yang berhubungan dengan alat Musik. Ilmu yang
berhubungan dengan alat musik disebut ilmu Instrumen. Ilmu yang mempelajari alat musik dari sudut
pandang struktur dan bentuk pandang instrumen yang berhubungan dengan kinerjanya disebut
Organologi. Adapun ilmu yang mempelajari struktur mekanisme teknik dan karakteristik musikal alat
musik dalam hubungannya dengan komposisi musik disebut ilmu Instrumentasi. Pada umumnya,
instrumen musik di Asia tidak berdiri sendiri.

Hal ini berbeda dengan instrumen Musik Barat seperti Piano, Gitar, atau Biola, yang dapat
dimainkan sendiri-sendiri. Latihan penguasaan instrumen Musik Barat selalu dimulai dengan aktivitas
individual. Sebaliknya, Musik Asia selalu dimainkan secara bersama. meskipun demikian, teknik
memainkan instrumen tertentu seperti, Gender, Kecapi, Rebana, Tehyan, Samishen, dan Rebab, juga
perlu dipahami sendiri. Ritmelah yang mengatur organisasi Bunyi, Suara, atau Nada. Ketika Bunyi atau
Suara dikemas ke dalam nada maka nada-nada itu akan diatur Ritme ke dalam kelompok-kelompok
kesatuannya yang disebut Motif, Tema, Melodi, Frase, dan Lagu.

1. Musik Melayu

Musik Melayu adalah musik yang tumbuh dan berkembang di Negara Melayu. Negara-negara Melayu,
antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Bruneii Darussalam. Untuk negara Filiphina karena bekas
jajahan Portugal maka musiknya berkiblat pada Diantonis Barat. Ciri khas musik Melayu adalah
menggunakan Gendang tradisional atau Rebana berukuran besar yang membawa sentuhan Dendang
dan Joget Melayu. Instrumen yang dominan pada musik melayu adalah Biola, Accordion, dan Gong. di
Indonesia, Musik Melayu hanya berkembang di daerah Sumatra, khususnya didaerah Riau, dan Sumatra
Barat.

2. Musik Oriental

Musik Oriental berkembang di Cina, Korea, dan Jepang. Keunikan musik Cina dan Jepang terletak pada
Instrumen. Khususnya alat musik String baik yang dipetik maupun yang di gesek. Tangga Nada yang
digunakan adalah tangga nada Pentatonis (1 2 3 4 5 6 ), ( do re mi fa sol la ). Suara alat musik ketika
dimainkan akan menimbulkan suasana yang Ekpresif. Berikut contoh alat musik String pada musik Cina.

a. Koto : Gitar klasik Jepang, ke-13 senarnya dimainkan dengan dua tangan dan dapat
menghasilkan musik yang sangat Ekpresif.

b. Qin : Siter Cina senarnya berjumlah 14. senar-senar ini menghasulkan nada Rendah dan Tinggi
tergantung pada sisi kuda-kuda tempat senar ditabuh.

c. Shamisen : Kecapi berleher panjang yang sering dimainkan di Jepang. ketiga senar Shamisen distem
dalam berbagai macam nada, remasuk satu Steman untuk musik Gembira. Pemain musik Shamisen
menggunakan pemetik dari tulang yang disebut Bachi. Perut alat musik ini dipelurut dengan kulit domba
untuk menahan pukulan pemetik.

d. SanXian : Kecapi Cina yang mirip dengan Shamisen Jepang. SanXian berarti juga senar.

3. Musik Hindustan

Musik Hindustan tumbuh dan berkembang di Negara India, Pakistan, dan Bangladesh. Di Negara India,
Musik Hindustan lebih berkembang. Ciri khasnya terletak pada Ritme yang di timbulkan oleh Instrumen
Membranophone yang disebut Tabla dan Instrumen String yang di sebut Sitar. Instrumen Musik India,
antara lain sebagai berikut.

a. Tabla : Sepasang drum yang memimpin Sitar dan Tambura dalam musik Klasik India. pemain Tabla
memukul bagian tengah kulit pukul dengan jari, sedangkan telapak tangan menekan bidang pukul untuk
membuat Variasi nada.

b. Sitar : Gitar klasik india semacam kecapi memiliki tujuh senar utama yang terbentang melewati
Fret Logam Lengkung. Fret ini memungkinkan pemain untuk mengatur senar dan tangga nada yang
membuat bunyi senar Meliuk-liuk.
c. Tambura : Seperti juga sitar, alat musik ini pengiring Gitar dalam musik Klasik India yang berbentuk
Kecapi Panjang. Dibalik Melodi Sitar yang ramai Tambura berfungsi sebagai Pendengung yang Mantap.

d. Serangi : Rebab India. badannya berbentuk bongkahan yang di tegakkan dan dimainkan dengan
penggesek. Senar Harmoni terbentang diatas lubang di papan bilah yang lebar.

bunyi alat musik klasik india dan pakistan sangat merdu. orang barat menganggap alat musik india
sangat indah. dengan didukung oleh irama tabla yang tidak putus-putusnya, musik meliuk dan berputar
dalam ungkapan berliku yang seolah mencerminkan hiasa alat-alat musik ini. walaupun bentuknya
berbeda, alat musik bersenar (string) india pada dasarnya sama dengan kecapi, sitar, dan rebab. bunyi
cemerlang dihasilkan oleh seperangkat senar harmoni yang dipasang pada alat musik india. walaupun
dipasang pada satu alat musik, senar harmoni tidak menyatu dengan senar utama. senar harmoni tidak
digesek atau dipetik, namun turut berbunyi saat senar utama dibunyikan.

4. Musik Timur Tengah/Padang Pasir

Musik Timur Tengah berkembang di negara Arab dan sekitarnya. Bahkan ada orang yang menyebut
Irama Musik Timur Tengah merupakan irama Padang Pasir. Musik Timur Tengah yang paling menonjol
adalah Qasidah. Qasidah adalah lagu bernapaskan Islam yang alur nadanya/melodinya
berakar/berorientasi pada lagu Timur Tengah. Dalam Islam, sajak lirik dengan mentrum yang sesuai
untuk dinyanyikan atau disenandungkan, baik oleh Penyaji Tunggal, Paduan Suara. Syair lagu Qasidah
menceritakan keagungan Allah, kebesaran Rasul-Nya, ajakan beramal dan berjihad di jalan Allah, serta
Anjuran untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi Larangan-Nya. Alat Musik yang digunakan
untuk mengiringi biasanya Rebana. Namun, dewasa ini juga menggunakan alat-alat musik Modern.

Qasidah merupakan bentuk Puisi yang terkenal dalam kesusastraan Arab klasik. Seni Puisi dalam Arab
waktu itu hanya mengenal bentuk pendek, sajak-sajaknya tidak lebih dari 120 baris. Qasidah merupakan
sajak dua bait dengan pola bersajak yang berbeda untuk setiap Irama. Sajak-sajak Qasidah biasanya
mengemukakan suatu Tema tertentu, seperti Puji-pujian kepada seseorang atau Suku tertentu, Suatu
Satir, Suatu Elegi, berisi nada Pendidikan atau Keagamaan.

Lagu-lagu Qasidah Rebana menggunakan tangga nada Tradisional Timur Tengah yang selain memiliki
Skala nada Diatonik juga terdapat nada-nada Mikrotonik seperti terdapat pada alunan tangga nada al
bayat, al rast, al sika, al'ajm, al rakriez, al hijaz, dan al saba.

Istrumen yang khas dari Qasidah, antara lain.


a. Rebana : Alat musik yang berupa Gendang satu sisi dengan badan tidak rendah sesuai dengan
kemampuan genggaman tangan.

b. Gitar Gambus : Kecapi Arab yang kepalanya berbentuk S, badannya lebih dalam dan lehernya lebih
sempit.

Kritik Musik
Istilah kritik atau critism (Inggris) berasal dari bahasa Yunani yakni kritikos yang berhubungan dengan
krinein yang berarti memisahkan, mengamati, membandingkan dan menimbang. Di Yunani ada kata
krites yang maksudnya hakim, dengan kata kerja krinein berarti juga menghakimi. Kritikos berarti juga
hakim kesusasteraan. Istilah ini ada semenjak abad ke IV sebelum kelahiran kristus. Menurut sejarahnya,
seorang bernama Pilatus dari pulau Kos yang pada tahun 305 Sebelum Masehi didatangkan ke
Alexandria untuk menjadi guru raja Ptolomeus II dan dianugerahi julukan penyair dan kritikos sekaligus
(Hardjana, 1981).

A. Pengertian Kritik Musik

Istilah kritik atau critism (Inggris) berasal dari bahasa Yunani yakni kritikos yang berhubungan dengan
krinein yang berarti memisahkan, mengamati, membandingkan dan menimbang.

Terjadinya kritik disebabkan adanya ketidaksesuaian, penyimpangan ataupun lepasnya batas-batas


normatif dalam pandangan obyektif pelaku kritik. Tentu pandangan masing-masing pelaku kritik didasari
dari latar belakang ilmu pengetahuan dan pengalamannya secara menyeluruh.

Artinya kritik pun bisa bermakna subyektif bisa pula bermakna obyektif. Kritik akan membawa
kemajuan, jika diterima dengan akal pikiran yang sehat dan maju.Namun nilai kritik akan sangat bisa di
terima, tentunya, jika sudah melalui seleksi mayoritas atas pandangan yang obyektif.

Menurut KBBI, kritik adalah kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik atau buruk
terhadap suatu karya, pendapat, dan sebagainya. Orang yang melakukan kritik disebut dengan kritikus.

Pengertian Kritik Musik

Kritik musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan tujuan
untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki
karya tersebut. Kritik musik dapat juga diartikan sebagai pertimbangan baik buruk terhadap
kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik/lagu atau karya musik
dalam pertunjukan seni. Dengan kata lain, kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan objek
dari kritik, yaitu musik yang berhubungan dengan nada, ritme, harmoni, intensitas, warna suara,
interpretasi, dan ekspresi.

Seorang kritikus musik harus memiliki beberapa kemampuan dan pengalaman dasar sebagai berikut :

1. Mengobservasi atau mengamati suatu lagu dengan teliti.

2. Punya pengetahuan tentang beragam jenis genre musik dan gaya lagu tiap genre.

Contoh genre musik : jazz, pop, klasik Barat, keroncong, dangdut, tradisi, dan lain-lain.

Gaya lagu itu dapat dilihat dari nilai-nilai estetika dalam musik.

3. Punya wawasan untuk memahami bagaimana suatu lagu sebaiknya dihasilkan oleh musisi sehingga
terdengar lebih menarik bagi pendengar. Hal itu dapat dilihat dari tingkat kesulitan lagu yang dimainkan.

B. Fungsi dan Tujuan Kritik Musik

Fungsi Kritik Musik

Kritik menjadi jembatan komunikasi antara seniman yang selalu dituntut kreativitasnya dan pengamat
yang sering mengalami hambatan dalam mengapresiasi karya seniman. Kritik musik itu dapat
menambah pemahaman bagi pencipta, pelaku atau penyaji musik dan bagi masyarakat musik itu sendiri.
Secara umum fungsi kritik musik adalah sebagai berikut :

· Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.

· Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.

· Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.

· Pengembangan mutu karya musik.

Tujuan Kritik Musik

Menurut Sem C. Bangun, tujuan kritik seni adalah evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni
ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Artinya, dengan adanya koreksi yang bersifat evaluasi atas karya
dan penyajiannya oleh kritikus, masyarakat dan pelaku seni memiliki apresiasi terhadap karya musik.
Dengan demikian, diharapkan akan ada inovasi dan peningkatan mutu karya musik di masa yang akan
datang.

C. JENIS KRITIK MUSIK

Menurut Sem C Bangun (2011) dalam bukunya yang berjudul Kritik Seni Rupa, ia mengemukakan empat
jenis kritik seni, antara lain :

1. Kritik Jurnalistik

Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya memberikan informasi tentang berbagai
peristiwa musik, baik pertunjukan maupun rekaman. Biasanya ditulis dengan ringkas karena untuk
keperluan surat kabar atau majalah. Sem C. Bangun menyatakan, bahwa “kewajiban seorang kirtikus
jurnalistik adalah memuaskan rasa ingin tahu para pembaca yang beragam dan untuk menyenangkan
perasaan mereka (2011:8).

2. Kritik Pedagodik

Kritik ini biasanya diajarkan di sekolah. Tujuan dari kritik ini adalah untuk mengembangkan bakat dan
dan potensi peserta didik. Ini dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan obyek kajian adalah
karya peserta didiknya sendiri. Melalui pemahaman tentang kritik ini, seorang siswa tidak hanya dapat
menilai hasil karya dengan mengatakan : “benar” atau “salah”, “bagus” atau “tidak bagus” saja, tetapi
harus disertai penjelasan atas penilaiannya tersebut untuk memotivasi bakat dan potensi siswa lain.

3. Kritik Ilmiah

Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan metodologi penelitian ilmiah, dilakukan dengan
pengkajian secara luas, mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun membandingkan
dapat dipertanggung-jawabkan secara akademis dan estetis. (Bangun, 2011: 11).

4. Kritik Populer

Kritik yang dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung dikerjakan oleh penulis
yang tidak menuntut keahlian kritis (Bangun, 2011: 12). Ini berarti kritik yang disampaikan bukan pada
tepat tidaknya analisis dan evaluasi yang disajikan tetapi pada kesetiaan atas suatu gaya atau jenis musik
yang mereka tekuni. Atau dengan kata lain, jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi
massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja lebih
kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya.
D. Langkah-Langkah dan Penulisan Kritik Musik

Kritik musik adalah ulasan mengenai penilaian dari aspek nilai keindahan (estetis) terhadap penyajian
musik tersebut. Hal yang mewujudkan kaidah keindahan musikal dalam karya musik yaitu sebagai
berikut.

· Pengolahan bunyi dan berbagai parameter dasar musik lainnya.

· Pengolahan waktu dan diam di dalam musik.

· Aspek harmonisasi.

· Kedinamisan karya.

· Aspek instrumentasi dan struktur komposisi.

Nilai yang berkaitan dengan segi nonteknis dalam penyajian musik adalah nilai kaitannya dengan fungsi
penyajian musik tersebut, seperti nilai ritual, nilai ekonomi, nilai sosial, dan lain-lain. Berdasarkan teori
kritik yang dikemukakan oleh Feldman (1967) yang dikutip oleh bangun (2001), dalam teori kritik seni
dikenal empat tahapan :

1. Tahap Deskripsi

Mengacu pada proses pengumpulan data yang secara langsung diperoleh oleh kritikus. Di dalam
tahapan ini, kritikus hanya mengemukakan hasil pengamatannya terhadap suatu objek, yaitu musik atau
pertunjukkan musik.

2. Tahap Analisis Formal

Mengacu pada suatu proses analisis yang dilakukan kritikus terhadap musik yang dimainkan. Di tahap
ini, kritikus mengemukakan hasil analisisnya tentang bunti yang dihasilkan, baik nada, ritme,
harmonisasi akor, dinamika, atau warna suara dari musik tersebut. Jadi, tahap ini lebih menekan pada
elemen-elemen musik yang dimainkan.

3. Tahap Interpretasi
Mengacu pada suatu proses ketika kritikus memaknai musik berdasarkan pemahaman dan analisis yang
telah dilakukannya dengan teliti.Menurut Bangun (2001), tahap ini bukan untuk menilai musik yang
diamati.

4. Tahap Evaluasi

Mengacu pada suatu proses ketika kritikus menyatakan pandangan atau kritiknya terhadap musik yang
dimainkan. Pada tahap ini lah kritikus memberikan penilaian subjektif yang dilatarbelakangi oleh
pemahaman mendalam terhadap musik, kemampuan menganalisis musik, dan kemampuan memaknai
musik yang dimainkan. Inti dari tahap ini adalah “baik” atau “buruk”, “benar” atau “salah”, atau
“berhasil” atau “gagal.”

E. Mengkomunikasikan Kritik Musik

Kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Jika secara tertulis, kritik musik harus memiliki
sistematika penulisan yang mencakup : Pendahuluan, deskripsi, analisis, interpretasi, dan evaluasi
sebagai bahan kesimpulan.

1. Pendahuluan

Kemukakan latar belakang hubungan dengan pengalamanmu dalam konser musik sebagai pendengar.

2. Deskripsi

Tuliskan seluruh informasi tentang penyelenggaraan konser atau pertunjukkan musik.

3. Analisis

Fokuslah pada musik yang dimainkan, kemudian amati bagaimana cara pemain memainkan karya musik
atau lagu mereka.

4. Interpretasi

Memaknai musik dengan pemahaman yang cukup tentang musik, pencipta, nilai estetika, dan
pemahaman budaya.

5. Evaluasi

Memberi penilaian terhadap pertunjukkan atau konser musik yang kamu saksikan yang dilandaskan
pada analisis dan interpretasi yang dilakukan pada tahap selanjutnya.
Sedangkan secara lisan, cara dari mengungkapkan kritik sebagai berikut :

1. Kritik hendaknya disusun dengan kata-kata yang sopan dan terarah.

2. Kritik hendaknya tidak disusun secara emosional.

3. Kritik yang baik adalah memberikan jalan keluar mengatasi kekurangan dan kelemahan karya seni
menuju perbaikan dan kepuasan.

4. Ungkapan kritik hendaknya menjadi dasar analisis suatu karya seni.

Anda mungkin juga menyukai