Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ZAMAN MUSIK BAROK

Disusun oleh :
Arkan Daris Pradipto

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MUSIK
INSTITUT KESENIAN JAKARTA
JAKARTA
2017
A. Musik Barok

Musik barok adalah musik klasik barat yang digubah pada Zaman
Barok (Baroque), kira-kira antara tahun 1600 dan 1750. Zaman ini berlangsung
sesudah Zaman Renaisans dan sebelum Zaman Klasik. Sebenarnya, kata "Barok"
itu berarti "mutiara yang tidak berbentuk wajar", sangat pas dengan seni dan
perancangan bangunan pada era ini, kemudian kata ini juga dipakai untuk jenis
musik itu. Beberapa komponis Zaman Barok adalah Claudio Monteverdi, Henry
Purcell, Johann Sebastian Bach, Jean-Philippe Rameau, George Frideric Handel,
dan Antonio Vivaldi.

Pada zaman tersebut, piano belum ditemukan dan komposisi dikarang


untuk hapsicord. Partitur musik pada zaman Barok ditandai dengan tidak
adanya iringan atau polifoni. Karya Johann Sebastian Bach untuk hapsicord lazim
mempunyai dua melodi atau lebih untuk tangan kanan dan tangan kiri. Musik
Barok lazimnya hanya mencerminkan satu jenis emosi saja. Dibanding dengan
Musik Klasik dan Romantik, musik Barok jarang mempunyai modulasi atau
rubato. Untuk komposisi piano, pedal jarang digunakan saat memainkan musik
Barok.

B. Sejarah

Dalam sejarahnya, musik barat disusun atas perkembangan teknik


komposisi dan praktek memainkan musik yang disusun dalam segmen zaman dan
gaya musik. Sedangkan, perkembangan sejarah musik timur belum dapat disusun,
berhubung jenis komposiis musik yang dihasilkan masih berkisar dalam bentuk
musik vokal. Musik timur khususnya nusantara berkembang tanpa melalui
tahapan-tahapan yang jelas, bukan berkembang dari evolusi bentuk komposisi dan
praktik musik, melainkan lebih kepada proses pemenuhan kebutuhan hiburan
musik ringan.

Sejarah musik berlanjut dengan munculnya aliran-aliran musik baru,


diantaranya aliran Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hampir sama, yaitu
menggunakan pemakaian Ornamentik (hiasan musik). Namun, yang menjadi
perbedaannya adalah musik Barok memakai ornamentik yang disertai improvisasi
spontan oleh para pemain, sedangkan musik rokoko semua hiasan ornamentik
ditulis dan dimainkan sesuai apa yang ditulis. Pada masa musik Barok juga mulai
diperkenalkan sistem tangga nada mayor dan minor. Bentuk sajian musik yang
tumbuh pada masa itu adalah lagu instrumentalia dengan cerita sejenis opera
(suita), permainan instrumentalia (sonata), hidangna musik yang sifatnya agung
(cantata), dan sajian musik orkes simfoni yang diselingi permainan solo
(concerto). Komponis besar pada zaman ini adalah Johann Sebastian Bach (1685-
1750) dan George Friederic Handel (1685-1759).

Gaya barok mendapat titik pangkal di Italia pada tahun 1568, di Roma di
bangun Gereja II Gesu sebagai peringatan akan St. Ignasius dari Loyola yang di
makamkan dalam gereja ini. El Greco dan Tintoretto menghias gereja ini dengan
lukisan yang sangat patetis dan penuh perasaan. Maka, gaya baru ini mulai
ditirukan ditempat lain, terutama dalam gereja Sri Paus di Roma. Dalam jaman
Barok para seniman berusaha untuk (melalui daya fantasi) menciptakan suatu
ruang seni yang dipisahkan dari dunia alam dan realita hidup. Seni lukis dan seni
rupa Barok melukiskan manusia, seni musik mengungkapkan emosi dan perasaan.
Awal masa Barok di sekitar tahun 1600 cukup jelas sebagai awal gaya musik baru
dan orang pada waktu itu merasa bahwa mulailah masa baru, dengan perasaan dan
fikiran baru. Sebaliknya akhir masa Barok tidak begitu jelas.

Sekitar tahun 1750 (akhir hidup J.S. Bach) terjadi suatu perubahan tidak
hanya dalam musik tetapi juga dalam arsitektur, seni rupa, seni lukis, dan sastra.
Disuatu pihak suatu keinginan kearah lebih sederhana dan lebih wajar (aufklärung
atau pecerahan) dan dipihak lain keinginan kearah luwes (rokoko). Secara lazim,
dibedakan tiga tahap dalam zaman Barok yakni:
1. Barok awal : kira-kira 1580-1630
2. Barok tengah : kira-kira 1630-1680
3. Barok akhir : kira-kira 1680-1750
Pada awal zaman tersebut, piano belum ditemukan, dan komposisi dikarang
untuk hapsicord. Partitur musik di zaman Barok ditandai dengan tidak
adanya iringan atau polifoni. Karya JS Bach untuk hapsicord lazim mempunyai
dua melodi atau lebih untuk tangan kanan dan tangan kiri.

C. Ciri Musik Barok

Masyarakat dalam zaman barok masih mempertahankan sistem golongan


lama, yaitu raja, kaum bangsawan, kaum rohaniwan, penduduk kota dan petani.
Dalam kota terdapat orang kaya dan terdidik, sedangkan orang di pedalaman
semakin miskin. 80% masyarakat Eropa pada jaman Barok buta huruf. Buktinya,
lagu dan tari rakyat Barok untuk sebagian besar lenyap karena diwariskan hanya
secara lisan, sedangkan musik yang dipakai dilapisan masyarakat atas saja yang
dicatat dan diabadikan. Di masa itu Raja menganggap musik diciptakan dan di
pentaskan terutama pada istana (di sponsori oleh bangsawan).

Para seniman barok tidak hanya menirukan alam seperti seniman


Renaissance tetapi mereka bekarya secara kreatif, sebagai genius
dengan perasaan dan akal pikiran. Proses ini kadang-kadang melawan alam,
misalnya bila di alam seperti hutan dan rawa di bangun istana dan kebun yang di
susun secara geometris-matematis. Banyak bentuk Barok nampak dibuat-buat dan
tidak wajar. Berikut karakteristik musik Barok :
1. Ekspresi
Sebuah karya musik barok biasanya menyatakan satu ekspresi dasar,
apabila sebuah karya diawali dengan ekspresi emosi yang gembira maka ekspresi
musik ini akan tetap sampai akhir karya musik tersebut. Hal ini terutama dapat
diketemukan dalam karya musik vokal. Perubahan ekspresi biasanya diikuti
dengan perubahan musiknya juga (musik diakhiri dan dimulai lagi dengan
ekspresi yang berbeda).
2. Ritme
Dalam musik Barok, ekspresi yang tetap biasanya disampaikan dengan
pola ritme yang terus berlanjut dan cenderung diulang ulang. Ritme dan irama
lebih ditekankan dibanding dalam musik renaissance.
3. Melodi
Melodi Barok cenderung menciptakan perasaan yang berkelanjutan,
melodi tema akan diulang terus menerus dalam sebuah karya musik barok
walaupun dalam bentuk yang bervariasi karakter melodi tema lagu tidaklah
berubah banyak.
4. Dinamika
Dalam Musik Barok dinamika tidaklah berubah secara tiba tiba tetapi
bertahap, tetapi walaupun demikian para penyanyi dan pemain instrumen dalam
praktiknya kerap membuat perubahan yang cukup nyata guna mengekspresikan
emosi dalam sebuah karya music.
5. Textur atau Pola
Terutama dalam masa akhir musik Barok kebanyakan berupa musik musik
Poliphony didalam pola musiknya, pola poliphony yang terdapat dalam musik
barok berbeda dengan textur poliphony dalam musik renaissance. Dalam musik
barok terdapat satu atau dua melodi tema yang berkejar kejaran atau saling
berdialog dengan satu sama lainnya, dalam hal ini biasanya bagian treble (sopran)
berdialog dengan bagian bass, dan melodi utama keduanya diulang ulang, ini
menjadi pola dasar poliphony yang digemari.
6. Word Painting
Sebagaimana dengan pendahulunya, musik renaissance, musik barok juga
menggunakan tehnik yang sama dalam pengekspresian musik, yaitu menggunakan
word painting, notasi yang disesuaikan dengan kata-kata, tetapi dalam masa Barok
word painting tidak hanya sekedar menggunakan notasi tetapi juga menggunakan
emosi lagu, sehingga lagu-lagu yang bertemakan kesedihan dan penderitaan pada
contohnya akan menggunakan tangga nada dan musik yang sesuai.
7. Basso Continuo
Penggunaan Chord (trinada) menjadi sangat penting dalam musik barok.
Dalam masa barok seluruh struktur musik ada pada bagian bass. Dalam permainan
musik keyboard (Clavichord/Harpsichord) penggunaan chord biasanya akan
mengiringi alur melodi Bass. Tehnik permainan chord (trinada) dengan melodi
bass biasa disebut dengan istilah Basso Continuo. Dengan demikian tehnik
permaianan Basso Continuo ini menjadi pengiring utama dalam seluruh karya
musik zaman barok. Zaman Barok disebut juga sebagai Zaman Keemasan Basso
Continuo. Ensemble Basso Continuo biasanya dimainkan oleh dua alat musik, alat
musik bass (Cello, Basoon, Contra Bass dll.) dan alat musik keyboard (alatmusik
yang berpapan tuts) dalam zaman ini adalah harpsichord (untuk musik sekular)
dan organ pipa (untuk musik sakral).

D. Bentuk Musik

1. Concerto Grosso
Sebuah Orkes Musik dalam Musik Barok biasa disebut dengan istilah
Musik Kamar (Chamber Orchestra). Dalam sebuah orkes kamar biasa dibagi
menjadi dua bagian pemusik: group besar dan group kecil. Paduan musik
semacam ini biasa disebut dengan Concerto Grosso. Concerto Grosso adalah
sebuah group kecil pemusik yang berperan sebagai Solis – bermain/berdialog
musik dengan group besar pemusik yang disebut Tutti (Bahasa Italia: Semua)
dalam satu orkes kamar. Dialog antara Solis dan Tutti biasanya adalah dialog
antara dua melodi tema yang dimainkan secara bergantian oleh kedua belah pihak
pemusik, tehnik permaian seperti ini dinamakan Bentuk Ritornello.
2. Fuga
Fuga adalah sebuah komposisi poliphony yang berdasarkan sebua tema
melodi utama yang disebut sebagai Subyek. Dan dalam sebuah Fuga: Subyek
akan diimitasikan oleh melodi-melodi lain (imitasi dari Subyek). Melodi-melodi
lain ini disebut dengan Suara (Voices).
3. Opera
Walaupun dimulai pada zaman Renaissance, tetapi berkembang dengan
pesatnya pada zaman barok. Opera dalam zaman barok adalah Drama yang
dinyanyikan dengan iringan orkes. Sebuah opera dalam zaman ini merupakan
kolaborasi antara dramawan dan komponis, dramawan opera disebut dengan
istilah Librettist. Seorang Librettist akan membuat teks drama sesuai dengan
musik yang digubah oleh komponis.
4. Trio Sonata
Sonata adalah sebuah gubahan musik yang terdiri dari dua atau tiga
bagian, masing masing dengan karakter dan tema yang berbeda. Komposisi ini
untuk satu sampai delapan instrumen alat musik. Trio Sonata adalah sebuah
sonata untuk tiga melodi: dua melodi tinggi (treble) dan satu basso continuo
(bass). Treble bisa berupa biola, flute, oboe dll. dan basso continuo: cello atau
viola di gamba (cello zaman barok) dengan harpsichord. Jadi trio sonata biasa di
mainkan oleh empat alat musik.
5. Suita
Sebuah komposisi besar yang terdiri dari beberapa lagu dengan irama
irama tertentu, lagu –lagu yang dipakai adalah lagu-lagu dansa yang mempunyai
asal dari negara-negara yang berbeda-beda. Sebuah komposisi suita bisa digubah
untuk sebuah orkes kamar, atau juga bisa digubah untuk satu alat musik. Contoh
sebuah suita dengan lagu-lagu (dansa) :
a. Overture (lagu pembukaan)
b. Gavotte
c. Minuet
d. Bourree
e. Gigue
6. Cantata
Cantata merupakan sebuah karya yang dinyanyikan, (selalu menggunakan
vokal), dan biasanya sebuah kantata adalah sebuah karya musik gerejawi. Sebuah
cantata biasanya dinyanyikan dalam ibadat gereja reformasi (Protestant). Sebuah
cantata dalam zaman barok biasanya berdasarkan ayat-ayat dari Kitab Suci dan
himne-himne jemaat. Sebuah cantata biasanya digubah untuk sebuah paduan
suara, solis vokal , organ pipa dan orkes kamar.
E. Alat Musik yang Digunakan

Dalam zaman Barok alat musik terus diperkembangkan. Sebenarnya


proses ini sudah dimulai pada jaman Renaissance. Alat musik yang dipakai pada
jaman barok :
1. Dalam musik istana dan gereja (musik seni) ; biola, biola alto,
cello, Flute, gitar, teorbe, harpa, cembalo atau harpsichord, organ, flute,
horn, terompet, pauten.
2. Dalam musik rakyat : biola sederhana (oktavgeige), drehleier (alat gesek
dengan dawai bordun), gitar, hackbrett (dulcimer semacam sitar), maul
trammel (rinding), pikolo, rekorder (blockflöte), schalmei (semacam
klarinet), krummhorn (alat tiup kayu), genderang, kastagnet, xylophone,
lonceng kecil, dll.

Anda mungkin juga menyukai