Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, ”communicate” yang berarti
untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan- perasaan dan informasi, untuk membuat tahu, untuk
membuat sama, dan untuk mempunyai sebuah hubungan simpatik. Sedangkan dalam kata benda
(noun), “communication” berarti pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi, proses
pertukaran diantara individu-individu melalui simbol-simbol yang sama, seni untuk
mengekspresikan gagasan-gagasan, dan ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi.
Simbol adalah tanda – tanda yang mempunyai arti yang digunakan dalam suatu komunitas atau
kumpulan, dimana dalam komunitas tersebut telah mengetahui arti simbol yang digunakan.
Sehingga simbol itu nantinya berfungsi sebagai penyampai pesan, informasi dalam kelompok
tersebut.
Makna adalah suatu arti yang diterima oleh komunikan. Makna itu sendiri dapat berarti macam –
macam, tergantung dari tiap – tiap individu yang memahami makna tersebut. Jadi sebuah pesan
dapat berarti positif ataupun negatif tergantung pada pemahaman penerima pesan memahami makna
dari pesan yang disampaikan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi berasal dari
akar-kata yang maknanya selalu :
Simbol atau tanda verbal seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan. Sementara simbol atau tanda
nonverbal seperti mimic, gerak-gerik serta suara. Terbangunnya relasi kebersamaan ini bukan selalu
sebagai hubungan yang positif seperti keakraban atau keintiman melainkan terbentuknya kontak
hubungan antara pengirim pesan dengan penerima pesan melalui simbol atau tanda-tanda tertentu
yang bersifat verbal atau nonverbal.
Aplikasi kontak simbol ini baik dilakukan dengan diri sendiri (intrapersonal) maupun dengan pihak
lain (antarpersonal). Komunikasi adalah suatu kegiatan yang membutuhkan simbol – simbol atau
tanda verbal maupun nonverbal yang memiliki makna yang dipahami oleh komunikan dan
komunikator. Sehingga simbol – simbol untuk penyampaian pesan dapat berfungsi secara tepat. Jadi
terdapat relasi antara komunikasi, simbol, dan makna.
A. Komunikasi Antar Pribadi
Namun, Unsur tatap muka dalam komunikasi antarpribadi disangkal oleh Croskey karena
menurutnya saluran komunikasi bisa juga dengan meliputi penggunaan gelombang udara dan
cahaya, seperti halnya telepon atau telex sebagai saluran komunikasi antarpribadi.
Bittner (1985 : 10) menerangkan bahwa komunikasi antarpribadi berlangsung apabila pengirim
menyampaikan informasi berupa kata – kata kepada penerima dengan menggunakan medium suara
manusia (human voice). Dengan kata lain, di dalam komunikasi antarpribadi ini pesan yang
disampaikan oleh salah satu orang yang terlibat dalamnya akan mendapat timbal balik secara
langsung dari anggota yang lainnya.
Barnlund dalam Alo Liliweri (1991) mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali Komunikasi
Antarpribadi, sebagai berikut :
Menurut sifatnya, komunikasi antar pribadi dapat dibedakan menjadi komunikasi diadik (dyadic
communication) dan komunikasi kelompok kecil (small group communication).
1. Komunikasi Diadik
Komunikasi diadik yaitu proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih
dalam situasi tatap muka. Bisa berupa percakapan, dialog, dan wawancara.
2. Komunikasi Kelompok Kecil
Komunikasi kelompok kecil adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau
lebih secara tatap muka, antaranggota saling berinteraksi. Komunikasi kelompok kecil oleh
banyak kalangan digolongkan ke dalam komunikasi antarpribadi karena beberapa hal
berikut.
Anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan tatap
muka.
Pembicaraan yang dilakukan terjadi dengan terpotong-potong. Setiap peserta bisa
berbicara dengan posisi yang sama. Di sini, tidak ada pembicara tunggal yang mendominasi
percakapan.
Komunikasi ini sulit untuk mengidentifikasi sumber data penerima pesan karena keduanya
bisa berperan sebagai sumber maupun penerima.
C. Komunikasi Kelompok
Pengertian komunikasi kelompok adalah pertukaran informasi atau penyampaian pesan yang terjadi
dalam kelompok dan dalam kaitannya dengan kelompok Anggota – anggota kelompok bekerja
sama untuk mencapai dua tujuan : melaksanakan tugas kelompok dan memelihara moral anggota –
anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok disebut prestasi ( performance).
Tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan ( satisfication ). Jadi, bila kelompok dimaksudkan
untuk saling berbagi informasi, maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi
yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota kelompok dapat memuaskan
kebutuhannya dalam kegiatan kelompok. Karena itu faktor – faktor keefektifan kelompok dapat
diketahui dari karakteristik kelompok dan karakteristik para anggotanya.
Seperti dari pengertian komunikasi kelompok yang diatas, komunikasi dalam kelompok
memberikan pengaruh dan saling berhubungan. Komunikasi mayoritas dalam kelompok atau dalam
suara terbanyak dapat mempengaruhi suara minoritas. Sehingga dalam suatu kelompok sering kali
melakukan pengambilan keputusan melalui suara terbanyak. Suara minoritas lama – lama akan
berfikir dan menerima suara terbanyak. Karena secara psikologis, seseorang yang berada di suara
minoritas
akan merasa tertekan, gelisah, dan terus menerus memikirkan suara terbanyak. Jadi kelompok dapat
memberikan pengaruh kemana komunikasi tersebut akan menuju.
D. Komunikasi Organisasi
Pengertian komunikasi organisasi adalah pengiriman dan menerimaan pesan dalam suatu organisasi
yang berorientasi pada kepentingan organisasi, produktivitas, dan bagian pekerjaan yang ada di
dalam suatu organisasi.
Dalam komunikasi organisasi terdapat komunikasi formal dan informal. Komunikasi formal lebih
sering digunakan dalam forum – forum organisasi sedangkan komunikasi informal lebih pada
komunikasi dalam organisasi yang bersifat individual. Komunikasi dalam organisasi adalah juga
dapat diartikan sebagai komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para
karyawan maupun yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang
serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi :
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
a. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya,
seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik dan tepat waktu.
b. Fungsi regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
c. Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan.
d. Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
Sumber :