100 Puisi
100 Puisi
Buku
Susiska Arum
Buku...
kau tempatku berbagi rasa....
meski engkau hanya diam membisu...
lembaran demi lembaran yang terisi...
Buku...
kau tempatku goreskan pena...
goresan pena kini tertancap di badanmu...
jutaan kata kini terlukis di badanmu...
Buku...
kau yang mengajariku arti kehidupan...
tiada pantas hidup ini kulewati...
tanpa engkau di sisiku...
Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah
Namun tidak memberiku otak brilian dan keterampilan nan sepadan
Aku hanya terampil menyontek garapan temanku
Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang
Dengan tertatih-tatih
ku kayuh sepeda tua itu
dengan nafas terengah-engah
ku sandarkan di pagar tua
Bangkitlah ...
Berjuanglah ...
Lihat dirimu
Uang kau hambur-hamburkan
Lari dari gudang ilmu
Tak kau ingat begitu banyak tetesan peluh
Dan air mata yang membasahi tubuh itu
Pemimpinku, Pemerintahku,
apa kalian tak melihat?
kesusahan menyelimuti anak bangsa
apa kalian juga tak mendengar?
rintihan anak bangsa yang haus akan pendidikan
apa mungkin kalian terlalu sibuk?
terlalu sibuk memanjakan harta
dan terlalu sibuk bermain dengan uang-uang kalian
Pemimpinku, Pemerintahku,
tak sadarkah?
rakyat telah pertaruhkan segalanya
dari impian, harapan, hingga masa depan
tapi apa balasan dari tiap 'satu' suara dan 'satu' kepercayaan yang rakyat pertaruhkan?
hanya sebatas tipuan dan angan-angan yang nampak 'mustahil, jadi kenyataan
7. Guruku Pahlawanku
Cindy Agustin
Ibu Guru
kau yang telah mendidikku
kau yang telah menasehati ku
dalam keadaan bingung
Ibu Guru
engkau adalah pahlawanku
engkau bagaikan penyelamatku
engkau tulus mengajariku
Ibu Guru
terima kasih atas semua jasamu
aku sayang padamu
seperti kau menyayangiku
9. Pahlawan Pendidikan
Alangkah indahnya¡¬.
Jika dirimu berdiri dimana-mana
Tanpa ada beda di desa dan kota
Bangkitlah sekarang
Wawasan luas telah menantimu
Lawanlah jiawa kotormu itu
Wahai guruku ..
Kau telah memberi warna pelangi didalam kehidupan kami.
7 warna yang telah berkumpul menjadi satu paduan .
7 kesempurnaan yang telah kau berikan untuk bekal kami kelak dimasa yang akan datang
Kau mengajarkan yang Awal mulanya kami tidak mengenal huruf abjad sampai kami bisa
menjadi orang-orang yang kalian harapkan , orang-orang yang sukses dan orang-orang yang
telah menyandang gelar terhormat seperti kalian bahkan akan lebih dari pada itu .
Guru ..
Maafkan kami yang telah berbuat kesalahan kepada kalian .
Dari hal yang sekecil debu yang tak terlihat bahkan sampai kesalahan yang besar yang bisa
terlihat dengan mata kasar .
Kami sayang kalian bapak dan ibu guru kami yang tercinta .
15. Buku
Oleh Erni Ristyanti
Buku
Kau adalah sumber ilmu
Dimana aku belajar dan membaca
Dari aku tak tahu sampai tahu
Buku
Kau adalah jendela ilmu
Jendela menuju kehidupan yang lebih sukses
Menuju kehidupan yang lebih indah
Terimakasih buku
Engkau temaniku
Dari kecil hingga besar
Tuk menggapai cita-citaku
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
Tanpa pendidikan.
Aku bertanya.
Tetapi pertanyaan-pertanyaanku
Membentur meja kekuasaan yang macet,
Dan papantulis-papantulis para pendidik
Yang terlepas dari persoalan kehidupan.
Menghisap udara
Yang disemprot deodorant,
Aku melihat sarjana-sarjana menganggur
Berpeluh di jalan raya;
Aku melihat wanita bunting
Antri uang pensiunan.
Dan di langit;
Para teknokrat berkata:
Gunung-gunung menjulang.
Langit pesta warna di dalam senjakala.
Dan aku melihat
Protes-protes yang terpendam,
Terhimpit di bawah tilam.
Aku bertanya,
Tetapi pertanyaanku
Membentur jidat penyair-penyair salon,
Yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
Sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
Dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
Termangu-mangu di kaki dewi kesenian.
Inilah sajakku!
Pamplet masa darurat.
Apakah artinya kesenian,
Bila terpisah dari derita lingkungan.
Apakah artinya berfikir,
Bila terpisah dari masalah kehidupan.
19 Agustus 1977
ITB Bandung
(Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa ITB dan dibacakan di dalam salah satu
adegan film “Yang Muda Yang Bercinta” karya Sumandjaya.
19. Penaku
Karya : Lia Nur Aini, Gunungkidul.
Penaku...
Setiap hari ku gunakan dirimu
Ku goreskan tintamu
Ku pinjamkan dirimu
Kadang ku habiskan dirimu
Penaku...
Kau ku gunakan untuk mencurahkan isi hatiku
Kau ku gunakan untuk mencurahkan ilmuku
Dan ku gunakan dirimu untuk menceritakan kisahku
Penaku...
Kau selalu kubawa
Kau selalu menemaniku
Tetapi...
Aku tak pernah berterimakasih padamu
Aku tak pernah memperhatikanmu
Maafkan aku penaku...
Tanpamu aku tak dapat mengisi hidupku.
Guru…
Kaulah lenteraku
Kaulah pelitaku
Kaulah penuntunku
Guru…
Begitulah kami memanggilmu
Kau tak pernah enggan
Selalu mendidik dan membimbingku
Guru…
Kau seperti lentera
Seperti cahaya untuk gelapnya dunia
Kau bagai setitik embun
Yang menetes di gurun hati
Guru…
Kau memang patriot pahlawan bangsa
Tapi tanpa tanda jasa atau lencana
Semuanya kau baktikan tanpa mengeluh
Walau imbalanmu tak selalu penuh
Guru…
Bila kau tak ada hampalah aku
Bila kau tak ada sesatlah aku
Bila kau tak ada hancurlah aku
Guru…
Ku tak dapat menulis sendiri tanpamu
Ku sulit membaca tanpamu
Ku tak mungkin bisa berhitung tanpamu
Guru…
Hatur syukur ku lantunkan padamu
Karena semua pengorbananmu
Untuk semua pengabdianmu
Selama aku berada disini menuntut ilmu
Bertahun-tahun sudah
Banyak uang dari perasan keringat kedua orang tuaku
Hanya untuk mencicipi meja pendidikan
Apa jadinya jika perutku tak terisi?
Bertahun-tahun sudah
Waktuku habis di sebuah ruang
Jika otak ini masih kosong
Bahkan keahlian tak terasah
Yang terasah hanya kecurangan
Dalam mendapatkan jawaban
Yang terasah hanya keahlian
Dalam meniru
Keterampilan mencuri ide cipta
Apa kabar?
Apakah akan terus begini?
Aku adalah satu dari berjuta-juta pelajar
Yang perutnya masih kosong
Apakah anak cucu nanti juga merasakan?
Apakah masa depan akan cerah?
26. Pesan
Terseok-seok berjalan,
Terengah-engah berjalan
Bersandar di pagar tua
Tahukah kau,
Aku sayang kalian
Bangkit,
Berjuang,
29. SEKOLAHKU
pengabdianku,
ilmuku,
kucurahkan untukmu
semoga memenuhi pialamu
30. Pahlawan Tanpa Lencana
31. Guruku
Suci dan iklas pemberian mu
Dari kami buta menjadi tau
Suci dan ikhlas pengorbanan mu
tiada ternilai jasa baik mu
pendidikan
Jalan menuju kesuksesan ilahi
Dorongan yang mulus menuju keagungan kita
pendidikan
memberi pemikiran kita penampilan yang berbeda
Dan membantu menyingkirkan semua ketidaktahuan kita
pendidikan
Ini membawa kita ke jalan kemakmuran
Dan berikan besok kita sebuah keamanan yang terdengar
pendidikan
proses belajar mengajar
Yang akan membantu kita dalam penghasilan masa depan kita
pendidikan
membentuk karakter sejati kita adalah moto
Memimpin ke kehidupan yang sukses itu adalah faktor utama
pendidikan
Penemuan progresif diri sejati kita
Dan eksploitasi potensi diri
pendidikan
perlindungan yang lebih baik dari kebebasan daripada tentara yang berdiri
Perahu kehidupan yang melihat kita melewati hari-hari penuh badai
pendidikan
Sebuah obor kecemerlangan akademis
Dan tulang punggung ketangguhan batin
pendidikan
kunci untuk membuka pintu kebebasan emas
Dan tahapkan kita naik menjadi bintang
pendidikan
Bahan pendukung kehidupan
Tanpa itu kita tidak bisa menjalani hidup yang menyenangkan
tidak semua tentang pengetahuan kutu buku
pendidikan
membuat seseorang berdiri di atas jari kakinya
Dan membantu seseorang untuk bertarung dengan semua musuh-musuhnya
pendidikan
Dasar yang fundamental
Untuk negara atau negara manapun
pendidikan
Garis tebal antara benar dan salah
Sebuah tangga yang membawa kita ke ketinggian tempat kita berada
pendidikan
Ibu dari semua profesi
Itu membantu memperoleh semua milik kita
Pendidikan adalah hak kita
Sebab di dalamnya masa depan kita cerah.
Hari Ini adalah Hari Guru ke-20 sejak hari saya bertemu dengan Anda.
Pada hari istimewa ini,
Aku hanya ingin memberitahumu
Anda selalu dikenang setiap hari.
Kehadiranmu membuat senyuman di wajahku,
Karena Anda istimewa bagi saya dalam segala hal.
Saya berdoa semoga Tuhanku memberikan berkah tanpa akhir kepada Anda.
ni adalah Hari Guru ke-20 sejak hari saya bertemu dengan Anda.
Pada hari istimewa ini,
Aku hanya ingin memberitahumu
Anda selalu dikenang setiap hari.
Kehadiranmu membuat senyuman di wajahku,
Karena Anda istimewa bagi saya dalam segala hal.
Saya berdoa semoga Tuhanku memberikan berkah tanpa akhir kepada Anda.
SELAMAT HARI GURU
43. Guruku
Di sini,
Bahkan jarak tak lagi berjarak
Kuda mesin menjadi pengantar setia
Bahkan disini
Gedung megah bertingkat mewah
Namun kian tak beradab
Wahai Indonesiaku
Wahai para wakil wakyat
Kapan kalian mewakili kami
Saat kami tertatih demi mengerti bahasa
Saat kami tersingkir karena sarana
Kalian lihai memainkan kata
Menipu angka
Membawa hak kami kedalam perut kalian
45. Sekolah
Lambat menjalar waktu
Suasana hening dalam kekhusu’an menggali ilmu
Sekolahku, gudang ilmuku
Perantara Tuhan dan Kewujudan ALamku
55. Ayo Membaca
Sesobek kertas telah diberikan
Seuntai tulisan juga berada di dalamnya
Duhai anak yang malang
Kenapa engkau diam saja ?
Kenapa kertas itu hanya kau simpan ?
Sungguh banyak harapan terpendam
Ilmu maha luas telah tertuliskan
Namun sayang kau malas membaca
Dunia begitu luas ilmu pun begitu terbentang
Sungguh dunia telah berkata,
Kau ingin tahu isiku ?
Kau ingin mengerti apa tentang dunia ini ?
Malang beribu malang kau malas membaca
Duhai anak yang malang
Bangkitlah sekarang
Wawasan luas telah menantimu
Lawanlah jiwa kotormu itu
Tuk mencapai impianmu
56. Surat Tuk Bapak Presiden
Hari ini Indonesia merintih
Berita demi berita hanyalah berisi kepedihan
Begitu banyak rakyat menderita
Sungguh berat beban hidup ini
Bapak presiden kenapa sekolah ini mahal ?
Kenapa banyak rakyat miskin tak bisa bersekolah
Kenapa sembako dan BBM merangkak naik
Sungguh pilu hati ini melihatnya
Bapak presiden marilah kita gandengkan tangan,
Rekatkan barisan , ambilah jalan yang terbaik
Berilah kemudahan bagi siswa – siswi Indonesia
Berilah kelapangan bagi rakyat – rakyat miskin
Bapak presiden kami kan bersatu,
tapi kuasa ada di tanganmu
58. Kota Pendidikan
Di tempat ini kami lahir
Di tanah ini kami besar
Sejarah bicara dan kami menyaksikan
Kau tumbuh dengan timbunan pengalaman dan pengetahuan
Dan kini kau wariskan pada kami anak bangsa
Kota budaya, kota etika, kota pendidikan
tersandangkan di tanahmu
Bendera kalimat itu sulit
memang dipertahankan
Kini tersaksikan hanya segelintir saja
yang berkibar di udara
Apa ditanya ?, mengapa ini terjadi dan berbalik nyata ?
Manusia Jogja ada dimana ?
59. Serdadu Proklamasi
Terngiang – ngiang sudah
Puluhan tahun begitu membekas
Semangatmu tertancap kuat hingga sekarang
Tidak pernah terpikirkan
Apa jadinya bila serdadu itu hilang
Proklamasi tidak akan menggema
Serdadu proklamasi tancapan kuat proklamasimu
menorehkan barisan berapi – api
Perjuangan itu menjalar hingga sekarang
Kobaran nasionalismemu
membawa bangsa ini hingga merdeka
Oh, serdadu proklamasi
maafkanlah kami,jika sekarang perjuangan itu
tersendat bagaikan kereta yang macet
60. Untukmu Kartiniku
Masa penjajahan membelenggu bangsa Indonesia
Masa penindasan begitu mencekal rakyat
Tak ada kebebasan pada waktu itu
Tak ada kelapangan di zaman itu
Semua hidup dalam tekanan
Wanita – wanita tak boleh bersekolah
Wanita – wanita tak diberi kebebasan
Wanita- wanita dikurung di dalam rumah
Ibarat katak berada dalam tempurung
Hanya kekhawatiran yang ada pada waktu itu
Hanya kecemasan yang ada pada saat itu
Seolah menandakan wanita Indonesia tak mampu bangkit
Adalah sebuah keberanian melawan arus
Melakukan secara diam – diam
Merombak total pemikiran wanita Indonesia
Menuai hasil dimasa sekarang, terima kasih Kartiniku !
62. Pahlawan Pendidikan
Jika dunia kami yang dulu kosong
tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia
64. Sumpah pemuda
Wahai para pemuda pendahulu…..
Yang telah hidup puluhan tahun berlalu
Yang telah membuat semua bersatu
Mengabadikan lentera nusantaramu
Di kala sekarang telah tiada
Gema janji sumpahmu tetap masih meraung
Meraung keras di seluruh penjuru sudut bangsa ini
28 oktober, karenamu pemuda Indonesia melebur
Menjadi sebuah pedang yang diasah tajam
Dan siap di gunakan untuk mengisi kemerdekaan ini
Terima kasih sumpahmu
28 oktober kan kugemakan slalu sampai nanti
mentari tenggelam di seberang timur
65. Terlambat sekolah
Burung telah bernyanyi di kala pagi
Menyanyikan lagu semangat tuk menanti hari berseri
Dan bedalah manusia dengan burung itu
Di balik selimut manusia bersembunyi
Menyenyakkan diri melupakan kewajiban hati
Aku tidaklah beda masih demikian
Kemalasan telah meracuniku
Hingga aku tak bisa berbuat banyak
Kesekolah tidak bisa datang tepat
Aku kalah dengan seekor burung
Hingga malupun aku dapat
66. Sekolahku Sehat
Sekolahku yang sehat
Betapa ku mencintaimu
Terimakasih kawan kawanku
Yang telah membersihkannya
Akan ku kenang engkau
Sekarang sekolahku indah dan sehat
Betapa aku senang
Ini semua karena keikhlasanmu yang menggema
67. Pahlawan
Oh, pahlawan
Engakulah yang melindungi bangsa
Tiada engkau, tiada kebebasan
Karenamu bangsa bebas dari penjajah
Sekarang tiada engkau lagi
Dan bangsa harus tetap bersatu
Ku akan merindukanmu selalu
Karena namamu tetap harum menyatu di kalbu
69. Indonesiaku
Angin berdesir di pantai
Angin berdesir sepoi-sepoi
Burung pun ikut berkicau dengan merdu
Di atas pantaiku
Sawahnya yang hijau terbentang luas
Gunungnya tinggi menjulang
Itulah Indonesiaku
Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
Di sanalah aku akhir menutup mata
70. Guruku
Terima kasih guruku
Kau telah memberiku pendidikan
Sungguh senangnya aku
Mendapat ilmu karena pendidikanmu
Engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Aku ingin sepertimu
Walau kau keras kepadaku
Aku tau kau sangat sayang padaku
Terima
71. Pahlawan Kehidupan
Karya : Nur Wachid
Guru…………………….???
Mereka hanyalah manusia biasa
Tapi megapa dia tiada punyai rasa jenuh
Dalam menyajikan ilmu
Begitu banyak jasa-jasanya
Begitu curah kasih sayang nya
Tapi mengapa slalu saja
Tak pernah dihargai anak didiknya????
79. Bekas Guruku!
Ada kalanya kami tersenyum
Tatkala pendidikan dapat terraih
Ada kalanya kami merenung
Tatkala bangku pendidikan terasa amat mengenaskan
Ada kalanya kami tercengang
Tatkala mencari ilmu amatlah mahal
Ada kalanya kami linglung
Tatkala labilnya kurikulum tanpa bosan terus bertransformasi
Ada kalanya kami meradang
Tatkala perjuangan kami menuntut ilmu sia-sia
Ada kalanya kami tersedu-sedu
Tatkala mencari ilmu dirasa tak mampu
Ada kalanya kami berteriak
Tatkala sistem pendidikan tidak jelas
Ada kalanya kami terpuruk
Tatkala rangking pendidikan semakin mundur
Kini kami terbaring di antara “mundur-terpuruk”
Beribu ekspresi kami takkan cukup jelas
Kami hanya bayangan gelap pendidikan
Yang suram, tak jelas dan lemah
Kami sengsara, siapa mengerti
Kami kekurangan, siapa terbelas
Kami menuntut, siapa mendengar
Kami mengeluh, siapa peduli
Kami lelah wahai penguasa
Beribu ekspresi tercermin abstrak
Tetapi optimis tetap menggebu di dada kami
Bahwa pendidikan negeri kami takkan selamanya terpuruk
Kami peduli, berusaha dan berharap
Kenangan buruk pendidikan kan terhapus
Keindahan pendidikan kan menghampiri
Mengubah seribu ekspresi anak didik tersenyum
94. GURU
Andai kata matahari tiada
Dunia akan beku dan bisu
pelangi tiada akan pernah terpancar
kehidupan tiada akan pernah terlaksana
Disaat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu
Dan gerak-gerik tubuhmu
Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia
Guru……..
Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat kami tak mendengarkan mu
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami
Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Engkau membuat hidup kami berarti
Guru……
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku
Yaitu pendidikan..
Ki Hajar Dewantara..
Ki Hajar Dewantara..
96. Guruku
Pesona indah diwajahmu..
Pengabdianmu..
Pengorbananmu, oh guruku..
Guruku…
Guruku..
Agar aku menjadi kejora nan indah dan mutiara yang kuat..
selanjutnya . . .
bukan pintar otak tapi pintar ahlak
bukan bertopeng agama tapi durhakan
100. PENDIDIKAN
Wahai pendidikan......
seandainya engkau mengerti isi hatiku,
aku juga ingin seperti mereka,
aku juga ingin sekolah.
Wahai pendidikan....
seandainya engkau se0rang manusia,
aku akan berusaha mengaduh padamu,
dan akan mengatakan kalau aku ingin belajar seperti mereka.
Wahai pendidikan....
apakah aku pantas untuk mendapatkan itu,
keluarga saja aku tidak punya,
uang saja aku tidak punya.
Wahai pendidikan....
aku akan selalu setia menunggumu di luar pagar ini.
Cipt : Adriana Yogi