Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE AKUT DEHIDRASI

SEDANG

A. DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi)  dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi
yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit
(cacing), Kandida (Candida Albicans).
2.  Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3.  Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak,  protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kutang
matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

C. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden
paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan
terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang
lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus
karena infeksi  usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari
adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang
(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA
campak.
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia
toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi
makanan, kebiasan cuci tangan,
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan  makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.
8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
1) Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-
10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
2) Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
3) Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya
berjumlah 14 – 16 buah
4) Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
b. Perkembangan
1) Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.
Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya,
cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan
kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana,
hubungna interpersonal, bermain).
2) Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.
Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan
dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug).
Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu
over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan
ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri
anak.
3) Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur
2-3 tahun :
a) Berdiri  dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun  2 hitungan (GK)
b) Meniru membuat garis lurus (GH)
c) Menyatakan keinginan   sedikitnya dengan dua kata (BBK)
d) Melepasa pakaian sendiri (BM)
9. Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala,
lingkar abdomen membesar,
b. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35
x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap
dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic
(kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 37 5 0 c, akral
hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada
daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi
berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa
perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan
adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
1) Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
2) Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
3) AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3
menurun )
4) Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
b. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

D. PENATALAKSANAAN DIARE
1. Rehidrasi
a. Jenis cairan
1) Cara rehidrasi oral
a) Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti orali, pedyalit setiap kali
diare.
b)  Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
2) Cara parenteral
a) Cairan I  : RL dan NS
b) Cairan II : D5  ¼ salin,nabic. KCL
      D5 : RL = 4 : 1  + KCL
      D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL
c) HSD (half strengh darrow) D ½  2,5 NS cairan khusus pada diare usia > 3 bulan.
b. Jalan pemberian
1) Oral  (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)
2) Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)
c. Jumlah Cairan ; tergantung pada :
1) Defisit ( derajat dehidrasi)
2) Kehilangan sesaat (concurrent less)
3) Rumatan (maintenance).
d. Jadwal / kecepatan cairan
1) Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang lebih 13
kg : maka pemberianya adalah :
a) BB (kg) x 50 cc
b) BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.
2) Terapi standar pada anak dengan diare sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam  atau 5 tetes/kg/mnt
2. Terapi
a. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg, klorpromazine 0,5 – 1
mg / kg BB/hari
b. obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
c. antibiotik :  bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta
3. Dietetik
a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan  padat / makanan cair atau susu
b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau
semi elemental formula.
Supportif
Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
berlebihan dan intake yang kurang
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare.
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.
5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.
6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

F. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
skunder terhadap diare
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit
dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :
1. Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,5 0  c, RR : < 40 x/mnt )
2. Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
3. Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
Intervensi :
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin.
Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
2. Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk
membersihkan sisa metabolisme.
3. Timbang berat badan setiap hari
R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt
4. 4)        Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
5. 5)        Kolaborasi :
-          Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).
-          Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
-          Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses
absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put
Tujuan        : setelah dilakukan  tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria        : - Nafsu makan meningkat
-          BB meningkat atau normal sesuai umur
Intervensi :
1)        Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu
panas atau dingin)
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.
2)        Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau  yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam
keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
3)        Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
4)        Monitor  intake dan out put dalam 24 jam
R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.
5)        Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :
a.       terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
b.      obat-obatan atau vitamin ( A)
R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare
Tujuan        :  Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
                         Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
1)        Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
2)        Berikan kompres hangat
R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh
3)        Kolaborasi pemberian antipirektik
R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan   peningkatan frekwensi BAB (diare)
Tujuan      : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu
Kriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
-             Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar
Intervensi :
1)        Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
2)        Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian
bawah serta alasnya)
R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces
3)        Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive


Tujuan      : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi
Kriteria hasil :  Mau menerima  tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel
 Intervensi :
1)      Libatkan keluarga dalam melakukan  tindakan perawatan
R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga
2)      Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS
R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS
3)      Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan
R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya
4)      Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan,
belaian dll)
R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.
5)      Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak

DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan.  Ed 2. EGC. Jakarta


Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994.  Pedoman Diagnosa dan Terapi .  RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997.  Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 1995.  Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah,2000.  Keperawatan Anak.  EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-diare-akut-
dehidrasi.html

http://www.artikelkeperawatan.info/diagnosa-keperawatan-untuk-kekurangan-volume-cairan-274.html
Asuhan Keperawatan Diare Menggunakan NANDA, NIC, NOC
Diposkan oleh Rizki Kurniadi

A.   Masalah Yang lazim muncul pada klien


1.    Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2.    Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
3.    Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan
4.       Cemas b/d perubahan status kesehatan

B.   Discharge Planning
1.    Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan minuman (missal
oralit).
2.    Ajarkan mengenai tanda tanda dehidrasi, ubun ubundan mata cekung, turgor kulit tidak elastis,
membran mukosa kering
3.    Jelaskan obat obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya.

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Defisit volume cairan b/d NOC: NIC :


kehilangan cairan aktif   Fluid balance Fluid management
  Hydration        Timbang popok/pembalut jika
Definisi : Penurunan cairan  Nutritional Status : Food and diperlukan
intravaskuler, interstisial, Fluid Intake        Pertahankan catatan intake dan
dan/atau intrasellular. Ini Kriteria Hasil : output yang akurat
mengarah ke dehidrasi,   Mempertahankan urine output        Monitor status hidrasi
kehilangan cairan dengan sesuai dengan usia dan BB, ( kelembaban membran mukosa,
pengeluaran sodium nadi adekuat, tekanan darah
BJ urine normal, HT normal
ortostatik ), jika diperlukan
  Tekanan darah, nadi, suhu
Batasan Karakteristik :        Monitor vital sign
-    Kelemahan tubuh dalam batas normal
       Monitor masukan makanan /
-    Haus    Tidak ada tanda tanda
cairan dan hitung intake kalori
-    Penurunan turgor kulit/lidah dehidrasi, Elastisitas turgor harian
-    Membran mukosa/kulit kulit baik, membran mukosa        Kolaborasikan pemberian cairan
kering lembab, tidak ada rasa haus intravena IV
-    Peningkatan denyut nadi, yang berlebihan        Monitor status nutrisi
penurunan tekanan darah,        Dorong masukan oral
penurunan volume/tekanan        Berikan penggantian nesogatrik
nadi sesuai output
-    Pengisian vena menurun
       Dorong keluarga untuk
-    Perubahan status mental
membantu pasien makan
-    Konsentrasi urine
       Tawarkan snack ( jus buah, buah
meningkat
segar )
-    Temperatur tubuh
       Kolaborasi dokter jika tanda
meningkat
-    Hematokrit meninggi cairan berlebih muncul meburuk
       Atur kemungkinan tranfusi
-    Kehilangan berat badan
seketika (kecuali pada third          Persiapan untuk tranfusi
spacing)
Faktor-faktor yang Hypovolemia
berhubungan: Management
-    Kehilangan volume cairan   Monitor status cairan termasuk
secara aktif intake dan ourput cairan
-    Kegagalan mekanisme   Pelihara IV line
pengaturan   Monitor tingkat Hb dan hematokrit
  Monitor tanda vital
  Monitor responpasien terhadap
penambahan cairan
  Monitor berat badan
  Dorong pasien untuk menambah
intake oral
  Pemberian cairan Iv monitor
adanya tanda dan gejala
kelebihanvolume cairan
  Monitor adanya tanda gagal ginjal
2 Risiko kerusakan NOC : Tissue Integrity : Skin NIC : Pressure Management
integritas kulit b/d and Mucous Membranes Anjurkan pasien untuk
ekskresi/BAB sering Kriteria Hasil : menggunakan pakaian yang
  Integritas kulit yang baik bisa longgar
Definisi : Perubahan pada dipertahankan (sensasi, Hindari kerutan padaa tempat tidur
epidermis dan dermis elastisitas, temperatur, Jaga kebersihan kulit agar tetap
bersih dan kering
hidrasi, pigmentasi)
Batasan karakteristik : Mobilisasi pasien (ubah posisi
  Tidak ada luka/lesi pada kulit pasien) setiap dua jam sekali
        Gangguan pada bagian
  Perfusi jaringan baik Monitor kulit akan adanya
tubuh   Menunjukkan pemahaman kemerahan
        Kerusakan lapisa kulit
dalam proses perbaikan kulit Oleskan lotion atau minyak/baby oil
(dermis)
        Gangguan permukaan kulit
dan mencegah terjadinya pada derah yang tertekan
(epidermis) sedera berulang Monitor aktivitas dan mobilisasi
Faktor yang berhubungan :    Mampu melindungi kulit dan pasien
Eksternal : mempertahankan   Monitor status nutrisi pasien
        Hipertermia atau kelembaban kulit dan Memandikan pasien dengan sabun
hipotermia perawatan alami dan air hangat
        Substansi kimia
        Kelembaban udara
        Faktor mekanik (misalnya :
alat yang dapat
menimbulkan luka, tekanan,
restraint)
        Immobilitas fisik
        Radiasi
        Usia yang ekstrim
        Kelembaban kulit
        Obat-obatan
Internal :
        Perubahan status
metabolik
        Tulang menonjol
        Defisitimunologi
        Faktor yang berhubungan
dengan perkembangan
        Perubahan sensasi
        Perubahan status nutrisi
(obesitas, kekurusan)
        Perubahan status cairan
        Perubahan pigmentasi
        Perubahan sirkulasi
        Perubahan turgor
(elastisitas kulit)

3 Ketidakseimbangan NOC : Nutrition Management


nutrisi kurang dari   Nutritional Status : Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh b/d   Nutritional Status : food and Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
penurunan intake Fluid Intake menentukan jumlah kalori dan
makanan   Nutritional Status : nutrient nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Intake Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Definisi : Intake nutrisi tidak  Weight control
Anjurkan pasien untuk
cukup untuk keperluan Kriteria Hasil : meningkatkan protein dan vitamin
metabolisme tubuh.   Adanya peningkatan berat C
badan sesuai dengan tujuan Berikan substansi gula
Batasan karakteristik :   Beratbadan ideal sesuai Yakinkan diet yang dimakan
-    Berat badan 20 % atau dengan tinggi badan mengandung tinggi serat untuk
lebih di bawah ideal
  Mampumengidentifikasi mencegah konstipasi
-    Dilaporkan adanya intake
kebutuhan nutrisi Berikan makanan yang terpilih
makanan yang kurang dari
( sudah dikonsultasikan dengan
RDA (Recomended Daily   Tidk ada tanda tanda
malnutrisi ahli gizi)
Allowance)
Ajarkan pasien bagaimana
-    Membran mukosa dan   Menunjukkan peningkatan
membuat catatan makanan
konjungtiva pucat fungsi pengecapan dari
harian.
-    Kelemahan otot yang menelan Monitor jumlah nutrisi dan
digunakan untuk   Tidak terjadi penurunan berat kandungan kalori
menelan/mengunyah badan yang berarti Berikan informasi tentang
-    Luka, inflamasi pada
kebutuhan nutrisi
rongga mulut
 Kaji kemampuan pasien untuk
-    Mudah merasa kenyang,
mendapatkan nutrisi yang
sesaat setelah mengunyah
dibutuhkan
makanan
-    Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan Nutrition Monitoring
-    Dilaporkan adanya BB pasien dalam batas normal
perubahan sensasi rasa Monitor adanya penurunan berat
-    Perasaan ketidakmampuan badan
untuk mengunyah makanan Monitor tipe dan jumlah aktivitas
-    Miskonsepsi yang biasa dilakukan
-    Kehilangan BB dengan Monitor interaksi anak atau
makanan cukup orangtua selama makan
-    Keengganan untuk makan Monitor lingkungan selama makan
-    Kram pada abdomen Jadwalkan pengobatan  dan
-    Tonus otot jelek tindakan tidak selama jam makan
-    Nyeri abdominal dengan Monitor kulit kering dan perubahan
atau tanpa patologi pigmentasi
-    Kurang berminat terhadap Monitor turgor kulit
makanan Monitor kekeringan, rambut kusam,
-    Pembuluh darah kapiler dan mudah patah
mulai rapuh Monitor mual dan muntah
-    Diare dan atau steatorrhea Monitor kadar albumin, total protein,
-    Kehilangan rambut yang Hb, dan kadar Ht
cukup banyak (rontok) Monitor makanan kesukaan
-    Suara usus hiperaktif Monitor pertumbuhan dan
-    Kurangnya informasi, perkembangan
misinformasi Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Faktor-faktor yang Monitor kalori dan intake nuntrisi
berhubungan :  Catat adanya edema, hiperemik,
Ketidakmampuan hipertonik papila lidah dan cavitas
pemasukan atau mencerna oral.
makanan atau  Catat jika lidah berwarna magenta,
mengabsorpsi zat-zat gizi scarlet
berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau
ekonomi.

4 Cemas b/d perubahan NOC : NIC :


status kesehatan   Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
  Coping kecemasan)
Definisi :   Impulse control        Gunakan pendekatan yang
Perasaan gelisah yang tak Kriteria Hasil : menenangkan
jelas dari ketidaknyamanan   Klien mampu mengidentifikasi        Nyatakan dengan jelas harapan
atau ketakutan yang disertai dan mengungkapkan gejala terhadap pelaku pasien
respon autonom (sumner cemas        Jelaskan semua prosedur dan
tidak spesifik atau tidak apa yang dirasakan selama
  Mengidentifikasi,
diketahui oleh individu); prosedur
perasaan keprihatinan mengungkapkan dan        Pahami prespektif pasien
disebabkan dari antisipasi menunjukkan tehnik untuk terhdap situasi stres
terhadap bahaya. Sinyal ini mengontol cemas        Temani pasien untuk
merupakan peringatan  Vital sign dalam batas normal memberikan keamanan dan
adanya ancaman yang akan   Postur tubuh, ekspresi wajah, mengurangi takut
datang dan memungkinkan bahasa tubuh dan tingkat        Berikan informasi faktual
individu untuk mengambil aktivitas menunjukkan mengenai diagnosis, tindakan
langkah untuk menyetujui berkurangnya kecemasan prognosis
terhadap tindakan
       Dorong keluarga untuk
Ditandai dengan
menemani anak
        Gelisah
       Lakukan back / neck rub
        Insomnia
       Dengarkan dengan penuh
        Resah perhatian
        Ketakutan        Identifikasi tingkat kecemasan
        Sedih
        Fokus pada diri        Bantu pasien mengenal situasi
        Kekhawatiran yang menimbulkan kecemasan
        Cemas        Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
         Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
         Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan

 Hari Sabtu, Januari 28, 2012

Anda mungkin juga menyukai