Anda di halaman 1dari 21

JURNAL PENELITIAN

MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
Kajian Hukum Pidana Atas Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Terhadap Perempuan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (Studi Kasus Kabupaten Flores Timur)

Alfred Setyawan Pratama


Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana
Pratamalokea@gmail.com
Nikolas Manu,S.H.,M.H.
Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana
Jl.Adisucipto Penfui, Kupang, NTT, Indonesia
info@undana.ac.id
Rosalind A. Fanggi,S.H.,M.H.

Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

Abstrak :

Alfred Setyawan Pratama: Kajian Hukum Pidana Atas Kekerasan Dalam Rumah
Tangga Terhadap Perempuan. Dibimbing oleh: Nikolas Manu sebagai Pembimbing I
dan Rosalind Angel Fanggi sebagai Pembimbing II.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan kekerasan berbasis gender yang
terjadi di ranah personal. Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang terjadi di Kabupaten
Flores Timur dengan kebanyakan kasus dikarenakan permasalahan ekonomi dilingkup
rumah tangga, dan ada juga faktor selingkuh dikarenakan pilihan pasangan masing-
masing sehingga keharmonisan rumah tangga menjadi luntur. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apa saja
bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga di Kabupaten Flores
Timur terkait Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga ? (2) Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap korban kasus
Kekerasan Dalam Rumah Tangga menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga ?
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Flores Timur tepatnya di Kepolisian
1
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
Resor Flores Timur. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris, yaitu dilakukan
dengan melihat kenyataan yang ada dalam praktik lapangan. Pendekatan ini dikenal juga
dengan pendekatan secara sosiologis yang dilakukan secara langsung ke lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa: (1)
Bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Kabupaten Flores Timur
yakni antara lain: (a) kekerasan fisik: kekerasan fisik yang terjadi seperti suami aniaya
istri dengan cara dipukul dengan menggunakan tangan kosong maupun menggunakan
benda tumpul. (b) kekerasan psikis: berupa perkataan kasar dari suami terhadap istri
seperti cacian maki, hinaan, hingga ancaman akan membunuh korban. (c) kekerasan
seksual: berupa korban dipaksa berhubungan intim tetapi korban menolak, akhirnya
pelaku emosi dan meremas serta memukul alat vital korban hingga pendarahan. (d)
penelantaran rumah tangga: berupa tidak diberikan biaya yang seharunya ditanggung
oleh pelaku demi kelangsungan hidup korban atau dan pembatasan atau larangan yang
menyebabkan ketergantungan ekonomi. (2) Perlindungan hukum terhadap korban kasus
Kekerasan Dalam Rumah Tangga menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, antara lain: (a) perlindungan
sementara, (b) penetapan perintah perlindungan oleh pengadilan, (c) penyediaan ruang
pelayanan khusus di kantor Kepolisian, (d) penyediaan rumah aman atau tempat tinggal
alternatif, (e) pemberian konsultasi hukum oleh advokat mengenai informasi hak-hak
korban dan proses peradilan, (f) pendampingan advokat pada tingkat penyidik,
penuntutan, dan pemeriksaan dalam sidang pengadilan. Saran dari penulis ialah
mengingat kekerasan dalam rumah tangga merupakan tindakan kejahatan melanggar hak
asai manusia khusunya perempuan sebagai korban, maka diharapkan bagi pemerintah
dan aparat penegak hukum setempat agar melakukan sosialisasi hukum bagi masyarakat
dan upaya pendampingan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Kata Kunci: Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Bentuk-Bentuk Kekerasan


Dalam Rumah Tangga, Perlindungan Hukum Korban Kekerasan
Dalam Rumah Tangga.

2
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA

Abstract :

Alfred Setyawan Pratama: A Study of Criminal Law on Domestic Violence Against


Women. Guided by: Nikolas Manu as Guide I and Rosalind Angel Fanggi as Guide II.

Domestic Violence is gender-based violence that occurs in the personal sphere.


Domestic Violence that occurs in East Flores Regency with most cases due to economic
problems in the household, and there is also a cheating factor due to the choice of each
partner so that domestic harmony fades. Based on the background above, the
formulation of the problem is as follows: (1) What are the forms of violence against
women in the household in East Flores Regency related to Law Number 23 of 2004
concerning the Elimination of Domestic Violence? (2) What is the legal protection for
victims of Domestic Violence cases according to Law Number 23 of 2004 concerning the
Elimination of Domestic Violence?
This research was conducted in East Flores County at the East Flores Resort
Police. This research is an empirical legal research, which is carried out by looking at
the reality that exists in field practice. This approach is also known as the sociological
approach that is carried out directly into the field.
Based on the results of research that has been carried out, it was obtained that:
(1) The forms of domestic violence that occur in East Flores Regency include: (a)
physical violence: physical violence that occurs such as husband molesting a wife by
being beaten with his bare hands or using a blunt object. (b) psychic violence: in the
form of abusive words from the husband towards the wife such as insults, insults, and
threats to kill the victim. (c) sexual assault: in the form of the victim being forced to have
sex but the victim refuses, eventually the perpetrator is emotional and squeezes and
beats the victim's vitals until it bleeds. (d) domestic neglect: in the form of not being
given costs that should be borne by the perpetrator for the survival of the victim or and
restrictions or prohibitions that cause economic dependence. (2) Legal protection for
victims of Domestic Violence cases according to Law Number 23 of 2004 concerning the
Elimination of Domestic Violence, including: (a) temporary protection, (b)
establishment of protection orders by the court, (c) provision of special service rooms at
police stations, (d) provision of safe houses or alternative residences, (e) provision of

3
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
legal consultations by advocates regarding information on victims' rights and judicial
processes, (f) the assistance of advocates at the level of investigators, prosecutions, and
examinations in court hearings. The author's suggestion is that considering that
domestic violence is a crime that violates human rights, especially women as victims, it
is hoped that the government and local law enforcement officials will carry out legal
socialization for the community and assistance efforts for victims of domestic violence.

Keywords: Domestic violence, Forms of Domestic Violence, Legal Protection of


Victims of Domestic Violence.

PENDAHULUAN Disini kita melihat bahwa pihak yang


mendapat kekerasan adalah anak dan
A. Latar Belakang Masalah
perempuan, namun dalam penelitian ini
lebih berfokus pada kekerasan yang
Keutuhan dan kerukunan rumah
menempatkan perempuan sebagai unsur
tangga yang bahagia, aman, tenteram,
utamanya.
dan damai merupakan dambaan setiap
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
orang dalam rumah tangga. Kekerasan
(KDRT) atau domestic violence merupakan
dalam rumah tangga sebagian
kekerasan berbasis gender yang terjadi di
masyarakat menganggap sebagai
ranah personal. Kekerasan ini sering terjadi
masalah privat karena hal itu merupakan
dalam hubungan relasi personal, dimana
persoalan pribadi. Hal ini perlu terus
pelaku adalah orang yang dikenal baik dan
ditumbuh kembangkan dalam rangka
dekat oleh korban.1 Keluarga dan kekerasan
membangun keutuhan rumah tangga.
sekilas seperti sebuah paradox. Kekerasan
Akibat dari patriarki ini, laki-laki sebagai
1
kepala rumah tangga yang memiliki Komnas Perempuan, Menemukenali Kekerasan Dakam
Rumah Tangga (KDRT),
kekuasaan cenderung menindas https://komnasperempuan.go.id/instrumen-modul-
referensi-pemantauan-detail/menemukenali-kekerasan-
perempuan dan anak sebagai yang lemah. dalam-rumah-tangga-kdrt, diakses pada tanggal 21 Juni
2021
4
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
bersifat merusak, berbahaya dan meningkat dari tahun ke tahun.
menakutkan, sementara di lain sisi
keluarga diartikan sebagai lingkungan Tabel 1. Jumlah KDRT Tahun 2018-2021
kehidupan manusia, merasakan kasih di Wilayah Kabupaten Flores Timur
sayang, mendapatkan pendidikan,
pertumbuhan fisik dan rohani, tempat Tahun Jumlah Kasus KDRT
berlindung, beristirahat, yang diterima 2018 4 kasus
anggota keluarganya. Kerugian korban 2019 6 kasus
tindak pidana kekerasan dalam rumah 2020 11 kasus
tangga tidak saja bersifat material, tetapi 2021 8 kasus
juga immaterial antara lain berupa 2022 8 kasus
goncangan emosional dan psikologis,
yang langsung atau tidak langsung akan Total 37 kasus
mempengaruhi kehidupannya. Sumber: Unit PPA Sat Reskrim Polres Flores
Untuk melihat faktor penyebab Timur
kekerasan terhadap perempuan di Dari tabel tersebut, berdasarkan data
Provinsi NTT tidak biasa digeneralisir yang diterima dari Unit Perlindungan Anak
karena setiap daerah memiliki adat dan dan Perempuan atau Unit PPA Sat Reskrim
budaya yang berbeda-beda walaupun Kepolisian Resort Flores Timur dari tahun
sama-sama mengandung budaya 2018 hingga 2022 ada sekitar 37 kasus
patriarki. Oleh karena itu kajian ini akan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang
memulai dengan daerah yang paling luas terjadi di Kabupaten Flores Timur dengan
di Provinsi NTT yaitu pulau Flores, kebanyakan kasus dikarenakan
khusunya di Kabupaten Flores Timur permasalahan ekonomi dilingkup rumah
yang terkenal akan adat istiadatnya, tangga, dan ada juga faktor selingkuh
suku, dan keindahan alamnya. Kabupaten dikarenakan pilihan pasangan masing-
Flores Timur memiliki keberagaman masing sehingga keharmonisan rumah
suku dan agama serta tingkat toleransi tangga menjadi luntur dan menimbulkan
yang tinggi dimana hal tersebut kekerasan dalam berumah tangga.
merupakan ciri khas bangsa Indonesia. B. Rumusan Masalah
Terlepas dari penjelasan di atas, Berdasarkan Penjelasan di atas, terdapat
Kabupaten Flores Timur juga dua perumusalah masalah yakni pertama,
menunjukkan angka Kekerasan terhadap apa saja bentuk-bentuk kekerasan dalam
Perempuan (KtP) yang cenderung rumah tangga terhadap perempuan di
5
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
Kabupaten Flores Timur ? kedua, a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk
bagaimanakah perlindungan hukum kekerasan terhadap perempuan
terhadap korban kasus Kekerasan Dalam dalam rumah tangga di Kabupaten
Rumah Tangga menurut Undang-Undang Flores Timur terkait Undang-
Nomor 23 Tahun 2004 tentang Undang Nomor 23 Tahun 2004
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah tentang Penghapusan Kekerasan
Tangga ?. Dalam Rumah Tangga.
C. Keaslian Pnelitian b. Untuk mengetahui dan menjelaskan
Pada penelitian ini, penulis perlindungan hukum terhadap
mencantumkan beberapa hasil korban kasus Kekerasan Dalam
penelitian terdahulu yang memilki Rumah Tangga menurut Undang-
relevansi atau keterkaitan dengan Undang Nomor 23 Tahun 2004
penelitian yang akan dilakukan tentang Penghapusan Kekerasan
yakni: Skripsi S1 atas nama Inayah Dalam Rumah Tangga.
Kholifatul Khasanah, Program Studi 2. Manfaat Penelitian
Hukum Keluarga Islam Fakultas a. Manfaat Teoritis
Syariah Universitas Islam Negeri Memberikan sumbangan pemikiran
Prof. K. H. Saifuddin Zuhri yang berguna bagi pengembangan
Purwokerto, 2021 yang berjudul: ilmu pengetahuan hukum, khususnya
“Perlindungan Hukum Terhadap terkait dengan pengembangan kajian
Istri Akibat Korban Kekerasan hukum pidana.
Dalam Rumah Tangga Di b. Manfaat Praktis
Kepolisian Resor Cilacap Memberikan informasi sebagai
Perspektif Undang-Undang pertimbangan ataupun saran yang
PKDRT”. Rumusan Masalah: (1) berfungsi sebagai masukan baik bagi
Bagaimana perlindungan hukum masyarakat luas maupun bagi
terhadap istri korban kekerasan instansi atau lembaga terkait dalam
dalam rumah tangga ? (2) Bagaimana hubungan dengan permasalahan
tindakan Kepolisian Resor Cilacap kekerasan dalam rumah tangga
dalam menangani korban istri dalam terhadap perempuan.
kekerasan dalam rumah tangga sesuai METODE PENELITIAN
dengan Undang-Undang PKDRT ?. A. Jenis Penelitian
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini digunakan jenis penelitian
1. Tujuan Penelitian yuridis empiris, yaitu sebagai usaha
6
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
mendekati masalah yang diteliti terkait dengan sekumpulan objek yang
dengan sifat hukum yang nyata atau menjadi pusat perhatian, yang
sesuai kenyataan yang dialami daripadanya terkandung informasi yang
masyarakat. Penelitian menekankan ingin diketahui.2 Adapun yang menjadi
pada pengkajian hukum pidana populasi dalam penelitian ini yaitu
dalam kekerasan rumah tangga Kajian hukum pidana atas kekerasan
terhadap perempuan di Kabupaten dalam rumah tangga terhadap perempuan
Flores Timur. ditinjau dari undang-undang Nomor 23
B. Aspek Penelitian: tahun 2004 tentang Penghapusan
a. Bentuk-bentuk kekerasan terhadap Kekerasan dalam rumah Tangga.
perempuan dalam rumah tangga di 2. Sampel
Kabupaten Flores Timur, dengan Pendekatan sampel adalah suatu kegiatan
aspek-aspek sebagai berikut: mengambil sebagian dari populasi
1. Kekerasan fisik, (sampel), untuk mengumpulkan data dan
2. Kekerasan psikis, penelitiannya. Metode yang dipakai
3. Kekerasan seksual, dalam penelitian ini bertujuan untuk
4. Penelantaran rumah tangga. mengambil beberapa fenomena yang
b. Perlindungan hukum terhadap korban terjadi sehingga peneliti mampu
kasus kekerasan dalam rumah tangga, mengkaji masalah Kekerasan Rumah
dengan aspek-aspek sebagai berikut: Tangga Terhadap Perempuan ditinjau
1. Perspektif Hukum Pidana. dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2. Perspektif Undang-Undang 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Nomor 23 Tahun 2004 Dalam Rumah tangga.
tentang Penghapusan D. Lokasi Penelitian
Kekerasan Dalam Rumah Penulis melakukan penelitian di
Tangga. Kabupaten Flores Timur dengan
3. Perspektif Undang-Undang mengambil beberapa sampel dari
Nomor 13 Tahun 2006 beberapa titik yang strategis terkait
tentang Perlindungan Saksi dengan kekerasan dalam rumah tangga.
dan Korban. E. Jenis dan Sumber Data
C. Metode Pendekatan Dalam penelitian ini, akan digunakan
1. Populasi dua jenis data yaitu :
Yang menjadi populasi dalam
2
penelitian ini adalah komponen yang Ibrahim Andi,dkk, Metodologi Penelitian, Gunadarma
Ilmu, 2018, hlm 30.
7
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
1. Data Primer perundang-undangan dan putusan
Penelitian ini akan digunakan data hakim. Dalam penelitian ini
yang dikumpulkan sendiri oleh bahan hukum primer yang
peneliti. Data yang berasal dari digunakan adalah sebagai berikut:
sumber data yang utama yang 1. Undang-Undang Dasar
berwujud tindakan-tindakan atau Negara Republik Indonesia
kata-kata dari pihak responden. Tahun 1945;
Bahan hukum primer terdiri dari 2. Undang-Undang Nomor 23
peraturan perundang-undangan Tahun 2004 tentang
dan segala dokumen resmi yang Penghapusan Kekerasan
memuat ketentuan hukum. Dalam Rumah Tangga.
2. Data Sekunder b) Bahan Hukum Sekunder
Data sekunder merupakan data Bahan hukum sekunder yang
yang sudah ada atau data yang digunakan dalam penelitian ini
dikumpulkan orang lain. Dengan adalah buku-buku ilmiah di
perkataan lain, data sekunder bidang hukum, jurnal ilmiah,
merupakan data yang diperoleh laporan ilmiah dan artikel ilmiah
secara tidak langsung, yaitu studi yang bersangkut paut dengan isu
kepustakaan atau buku bacaan, hukum yang ditangani.
artikel dan dokumen-dokumen c) Bahan Hukum Tersier
yang berkaitan dengan Bahan hukum tersier adalah
permasalahan yang diteliti dan bahan yang memberikan petunjuk
dari kekuatan sudut mengikatnya maupun penjelasan terhadap
digolongkan kedalam: bahan hukum primer dan
a) Bahan Hukum Primer sekunder. Dalam penelitian ini
Bahan hukum primer dalam bahan hukum tertier yang
penelitian ini adalah bahan digunakan meliputi :
hukum yang bersifat autoriatif 1. Kamus Besar Bahasa
artinya mempunyai sifat Indonesia;
memaksa. Bahan hukum 2. Kamus hukum; dan
primer bersumber dari 3. Situs internet yang
peraturan perundang- berkaitan dengan kajian
undangan,catatan resmi, dalam penulisan ini.
risalah dalam pembuatan F. Teknik Pengumpulan Data
8
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
a. Studi Kepustakaan G. Responden
Dilakukan dengan cara Penelitian dengan judul kajian hukum
mengumpulkan data dari bahan pidana atas kekerasan dalam rumah
tertulis berupa buku-buku dan tangga terhadap perempuan ditinjau dari
peraturan perundang-undangan untuk Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004
mendapatkan gambaran dan informasi tentang Penghapusan kekerasan dalam
tentang hal-hal yang berkaitan dengan Rumah tangga. Memiliki responden
penelitian ini.3 diantaranya sebagai berikut:4
b. Wawancara 1. Korban (Istri) : 3 orang
Wawancara adalah suatu cara 2. Pelaku : 3 orang
mendapatkan informasi dengan cara 3. Keluarga pelaku : 2 orang
bertanya kepada reponden. Jenis 4. Keluarga Korban : 2 orang
wawancara yang penulis gunakan 5. Aparat Kepolisian : 2 orang
adalah wawancara bebas terpimpin Jumlah : 12 orang
dan bebas terstruktur dengan H. Pengolahan dan Analisis Data
menggunakan paduan pertanyaan a. Pengolahan Data
yang berfungsi sebagai pengendali Data-data yang diperoleh kemudian
agar proses wawancara tidak diolah dengan tahap-tahap sebagai
kehilangan arah. Metode wawancara berikut:
ini dilakukan untuk mendapatkan 1. Editing: mengedit dan
informasi dengan bertatap muka menyempurnakan data yang
secara fisik dan bertanya jawab diperoleh dari responden.
dengan korban, pelaku, dan pihak 2. Coding: mengklarifikasi,
yang terkait dalam penelitian ini. memberi tanda pada data/atau
c. Dokumentasi informasi terhadap jawaban
Dokumentasi adalah teknik responden agar memudahkan
pengumpulan data yang berwujud analisis.
pada sumber data tertulis atau 3. Tabulasi: memindahkan data ke
gambar. Sumber tertulis atau gambar dalam tabel sederhana guna
berbentuk dokumen resmi, buku, memudahkan kegiatan analisis.
majalah, arsip, dokumen pribadi dan b. Analisis Data
foto yang berkaitan dengan Data yang telah diperoleh, dianalisis
permasalahan penelitian. secara deskriptif kualitatif, yaitu dengan

3
Ibid, hlm 32. 4
Ibid, hlm 34.
9
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
cara menguraikan /atau berbagai informasi yang diperoleh guna
menjabarkan /atau menjelaskan menjawab permasalahan penelitian.

10
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
HASIL PENELITIAN DAN KDRT pada tahun 2018 dengan angka 4
PEMBAHASAN kasus. Pada tahun 2019 mengalami

A. Bentuk-Bentuk Kekerasan peningkatan dengan total angka 6 kasus

Terhadap Perempuan Dalam KDRT diantaranya kasus kekerasan fisik

Rumah Tangga Di Kabupaten dan kasus penelantaran rumah tangga.

Flores Timur Terkait Undang- Sedangkan pada tahun 2020 KDRT

Undang Nomor 23 Tahun 2004 mengalami peningkatan drastis dengan

Tentang Penghapusan Kekerasan angka 11 kasus KDRT diantaranya kasus

Dalam Rumah Tangga kekerasan fisik dan kekerasan psikis.


Peningkatan kasus pada tahun 2020 ini tidak
Masalah kekerasan dalam rumah
terlepas dari dampak pandemi virus Covid
tangga semakin marak terjadi di dalam
19 yang menyebabkan tingkat kriminalitas
masyarakat, rata-rata yang menjadi
di Kabupaten Flores Timur meningkat,
korbannya adalah perempuan (istri). Para
terkhususnya dalam lingkup rumah tangga
korban yang mengalami kekerasan pun
seperti kasus KDRT dimana tiap-tiap rumah
dituntut agar mampu memperjuangkan
tangga mengalami gangguan sosial dan
haknya. Istri sebagai korban kekerasan
gangguan ekonomi. Terlepas dari itu, kasus
dalam rumah tangga harus mengetahui
KDRT di kabupaten Flores Timur
dan memahami betul tentang undang-
mengalami sedikit penurunan pada tahun
undang kekerasan dalam rumah tangga
2021 dan 2022 dengan total angka 8 kasus,
sehingga jika istri mengalami kekerasan
dimana terdapat kekerasan fisik, kekerasan
maka ia dapat melaporkan atau
seksual dan penelantaran rumah tangga.
mengadukannya kepada pihak yang
Kasus kekerasan dalam keluarga termasuk
berwajib dan mendapat perlindungan dari
banyak dan diperhatikan di wilayah hukum
aparat yang berwajib, jika istri tidak
Polres Flores Timur. Kanit Satreskrim
memahami sama sekali tentang adanya
Polres Flores Timur Bapak Gabriel Md Boli
undang-undang ini maka sangat fatal
mengatakan: “Untuk kasus kekerasan dalam
akibatnya, istri akan secara terus menerus
keluarga terhadap istri di Kabupaten Flores
mengalami kekerasan dalam rumah
Timur ini cukup banyak dan menjadi
tangga dan tidak tahu kemana harus
perhatian utama bagi Polres kita, sehingga
mengadukanya.
kinerja anggota cukup di forsir dalam
Berdasarkan hasil penelitian, beragam
penyelesaian setiap kasusnya”.
jenis kasus KDRT yang terjadi di
Adapun bentuk-bentuk kasus KDRT
Kabupaten Flores Timur. Di mana kasus
yang peneliti temukan di Kabupaten Flores
11
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
Timur dapat dijelaskan sebagai berikut: gagang sapu, hingga korban mengalami

1. Kekerasan Fisik luka berat dan ada juga korban yang


mengalami luka ringan.
Kekerasan fisik adalah suatu
kekerasan yang terjadi secara nyata 2. Kekerasan Psikis

atau dapat dilihat dan dirasakan oleh Kekerasan Psikis adalah


tubuh langsung. Kekerasan fisik perbuatan yang mengakibatkan
perbuatan yang mengakibatkan rasa ketakutan, hilangnya rasa percaya diri
sakit, jatuh sakit dan luka berat dan atau kemampuan untuk bertindak, rasa
ini seringkali meninggalkan bekas tidak berdaya , dan /atau penderitaan
luka bagi penerima kekerasan atau psikis berat pada seseorang.7 Laporan
korban tindak kekerasan.5 mengenai kekerasan psikis yang
Berdasarkan hasil wawancara dengan diterima oleh Unit PPA Satreskrim
Kanit IV Satreskrim Polres Flores Polres Flores Timur beberapa tahun lalu
Timur Bapak Gabriel MD Boli yakni berupa perkataan kasar dari
mengatakan bahwa KDRT yang suami terhadap istri seperti cacian maki,
terjadi di Kabupaten Flores Timur hinaan, hingga ancaman jika akan
lebih didominasi oleh kekerasan fisik membunuh korban menggunakan benda
dibandingkan bentuk kekerasan tajam (parang). Hal ini juga juga
KDRT lainnya.6 Beliau merupakan faktor yang membuat
menyampaikan bahwa berdasarakan ketegangan terus memuncak dimana
laporan yang sering diterima oleh istri yang tidak terima begitu saja
Unit PPA Satreskrim Polres Flores mencoba melawannya tetapi posisi istri
Timur, kekerasan fisik yang terjadi yang lemah membuat dirinya tidak
dalam kasus KDRT tersebut berbuat banyak yang membuat korban
contohnya seperti suami aniaya istri ketakutan dan pada akhirnya korban
dengan cara dipukul, ada yang melapor kepada pihak berwajib.
dipukul dengan tangan kosong dan 3. Kekerasan Seksual
ada juga yang dipukul dengan
Kekerasan Seksual adalah setiap
menggunakan benda tumpul seperti
perbuatan merendahkan, menghina,
helem, kayu, ember, selang air,
menyerang, dan/atau perbuatan lainnya
5
Pasal 6 Undang-Undang No 23 tahun 2004 tentang terhadap tubuh, hasrat seksual
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. seseorang, dan/atau fungsi reproduksi,
6
Hasil Wawancara pada tanggal 15/08/2022.
7
Narasumber Bapak GABRIEL MD BOLI KANIT IV Pasal 7 Undang-Undang No 23 tahun 2004 tentang
SATRESKRIM POLRES FLORES TIMUR . Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.
12
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
secara paksa, bertentangan dengan sempat mengalami pendarahan. Korban
kehendak seseorang, yang sendiri mengalami kesakitan yang serius
menyebabkan seseorang itu tidak dan pada akhirnya korban meminta
mampu memberikan persetujuan bantuan saudaranya agar membawanya
dalam keadaan bebas, karena ke rumah sakit untuk diperiksa. Akibat
ketimpangan relasi kuasa dan/atau dari kejadian itu korban yang merasa
relasi gender, yang berakibat atau emosi besoknya memberanikan diri
dapat berakibat penderitaan atau melaporkan tindakan suaminya tersebut
kesengsaraan secara fisik, psikis, ke pihak berwajib.10
seksual, kerugian secara ekonomi, 4. Penelantaran Rumah Tangga
sosial, budaya, dan/atau politik. 8

Penelantaran rumah tangga juga


Berdasarkan hasil wawancara peneliti
dapat dikatan sebagai melakukan
bersama Bapak Gabriel MD Boli
penelantaran kepada orang yang
selaku Kanit Satreskrim Polres Flores
menurut hukum yang berlaku baginya
Timur, mengatakan bahwa “hanya
atau karena perjanjian dia wajib
ada satu kasus kekerasan seksual yang
memberikan kehidupan, perawatan atau
terjadi dalam lima tahun terakhir
pemeliharaan kepada orang tersebut.11
yakni pada tahun lalu tahun 2021”. 9

Menurut hasil wawancara bersama


Kekerasan seksual tersebut dilaporkan
Bapak Bapak Gabriel MD Boli selaku
oleh seorang korban/istri yang
Kanit IV Satreskrim Polres Flores
mengalami kekerasan seksual dari
Timur, mengatakan bahwa
suaminya sendiri beberapa kali
“penelantaran rumah tangga yang terjadi
dengan korban dipaksa berhubungan
di Kabupaten Flores Timur ini erat
intim oleh suaminya/pelaku, akan
kaitannya dengan masalah ekonomi,
tetapi korban ini dia menolak ajakan
baik itu berupa tidak diberikan biaya
tersebut dikarenakan korban beralasan
yang seharunya ditanggung oleh pelaku
sedang datang bulan. Akibatnya
demi kelangsungan hidup korban atau
suaminya ini merasa emosi karena
berupa pembatasan atau larangan yang
nafsunya tidak dipenuhi oleh korban
menyebabkan ketergantungan ekonomi,
ini sehingga pelaku ini memukul serta
misalnya pelaku/suami tidak memenuhi
meramas alat vital koban hingga
8
Pasal 8 Undang-Undang No 23 tahun 2004 tentang 10
Hasil Wawancara pada tanggal 15/08/2022.
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Narasumber Bapak GABRIEL MD BOLI KANIT IV
9
Hasil Wawancara pada tanggal 15/08/2022. SATRESKRIM POLRES FLORES TIMUR .
11
Narasumber Bapak GABRIEL MD BOLI KANIT IV Pasal 9 Undang-Undang No 23 tahun 2004 tentang
SATRESKRIM POLRES FLORES TIMUR . Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.
13
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
kebutuhan korban/istri sehari-hari (akibat disabilitas atau terjerat kasus
serta tidak memberikan uang belanja. kriminal).
Hal ini juga dapat memicu terjadinya b) Adanya hubungan kekuasaan yang
KDRT dimana istri yang merasa tidak tidak seimbang antara suami dan istri
puas dengan tidak terpenuhinya Suami sebagai kepala keluarga yang
kebutuhan rumah tangga serta bekerja mencari nafkah untuk
kebutuhan pribadinya, dia mungkin menhidupi keluarganya membuat
marah atau protes dengan suaminya suami berada dalam tingkat
dan merekapun ribut cek cok dalam kekuasaan yang lebih tinggi daripada
rumah tangga, saling adu mulut dan istri, sehingga istri tidak jarang
akhirnya bisa menimbulkan masalah ketika sudah menikah dianggap
dimana suami pergi meninggalkan sebagai milik suaminya.
rumah atau sebaliknya, suami c) Frustasi
memukul istri dan akibatnya Kekerasan juga dapat terjadi akibat
terjadilah KDRT”.12 lelahnya psikis yang menimbulkan

Berdasarkan hasil wawancara frustasi diri dan kurangnya

bersama Bapak Gabriel MD Boli kemampuan coping stress suami.

selaku Kanit IV Satreskrim Polres Frustasi timbul akibat

Flores, ada beberapa faktor yang ketidaksesuaian antara harapan dan

menyebabkan terjadinya KDRT di kenyataan yang dirasakan oleh

Kabupaten Flores Timur.13 Adapun suami. Hal ini biasa terjadi pada

faktor-faktor penyebab terjadinya pasangan yang belum siap kawin,

KDRT khususnya yang dilakukan suami belum memiliki pekerjaan dan

oleh suami terhadap istri yaitu: penghasilan tetap yang mencukupi


kebutuhan rumah tangga, dan masih
a) Permasalahan ekonomi
serba terbatas dalam kebebasan.
Permasalahan ekonomi yang
d) Cemburu dan selingkuh
didapatkan antara lain rendahnya
Kedua faktor ini merupakan
pendapatan keluarga karena gaji
penyebab tertinggi terjadinya kasus
suami rendah, suami tidak bekerja
KDRT. Kecemburuan merupakan
maupun suami tidak dapat bekerja
salah satu timbulnya kesalahpaman,
12
Hasil Wawancara pada tanggal 15/08/2022.
Narasumber Bapak GABRIEL MD BOLI KANIT IV perselisihan bahkan memicu
SATRESKRIM POLRES FLORES TIMUR . terjadinya kekerasan terhadap
13
Hasil Wawancara pada tanggal 15/08/2022.
Narasumber Bapak GABRIEL MD BOLI KANIT IV perempuan dalam rumah tangga,
SATRESKRIM POLRES FLORES TIMUR .
14
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
baik kekerasan fisik maupun dan rehabilitasi.14 Artinya tidak sampai
penelantaran. kepada litigasi. Tetapi walaupun
Berdasarkan penjelasan di atas demikian, peran masing-masing institusi
terlihat jelas bahwa faktor penyebab dan lembaga itu sangatlah penting dalam
terjadinya KDRT inilah yang upaya mencegah dan menghapus tindak
menyebabkan kasus KDRT di KDRT. Selain itu, Undang-Undang
Kabupaten Flores Timur terus Nomor 23 Tahun 2004 tentang
meningkat. Kesadaran hukum sangat Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
dibutuhkan dalam kehidupan Tangga juga membagi perlindungan itu
berpasangan, keluarga, maupun menjadi perlindungan yang bersifat
masyarakat. sementara dan perlindungan dengan
B. Perlindungan Hukum terhadap penetapan pengadilan serta pelayanan
Korban Kekerasan Dalam Rumah diberikan oleh institusi dan lembaga
Tangga terkait Undang-Undang sesuai tugas dan fungsinya masing-
Nomor 23 Tahun 2004 tentang masing.
Penghapusan Kekerasan Dalam Undang-Undang Nomor 23
Rumah Tangga Tahun 2004 tentang Penghapusan
1. Perspektif Undang-Undang Nomor Kekerasan Dalam Rumah Tangga,
23 Tahun 2004 tentang Pasal 1 angka4: Perlindungan adalah
Penghapusan Kekerasan Dalam segala upaya yang ditujukan untuk
Rumah Tangga memberikan rasa aman kepada korban
Undang-Undang Nomor 23 Tahun yang dilakukan oleh pihak keluarga,
2004 tentang Penghapusan Kekerasan advokat, lembaga sosial, kepolisian,
Dalam Rumah Tangga secara selektif kejaksaan, pengadilan, atau pihak
membedakan perlindungan dan fungsi lainnya baik sementara maupun
pelayanan. Artinya tidak semua berdasarkan penetapan pengadilan.
institusi dan lembaga itu dapat Beberapa bentuk perlindungan
memberikan perlindungan apalagi hukum yang terdapat didalam Undang-
melakukan tindakan hukum dalam Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
rangka pemberian sanksi terhadap Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
pelaku. Perlindungan oleh institusi Tangga, sebagai berikut:
atau lembaga non-penegak hukum 1. Perlindungan Sementara
lebih bersifat pemberian pelayanan 14
Mohammad Taufik Makarao, Hukum Perlindungan
konsultasi, mediasi, pendampingan Anak dan Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga, Rineke Cipta, Jakarta, hlm. 181.
15
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
Ketentuan mengenai perlindungan pengadilan ini, dapat diberikan
sementara yang terdapat didalam selama paling lama satu tahun
Pasal 16, Bab VI tentang dandapat diperpanjang seperti pada
Perlindungan, Undang-Undang pasal 32, Bab VI tentang
Nomor 23 Tahun 2004 tentang Perlindungan, Undang-Undang
Penghapusan Kekerasan Dalam Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Rumah Tangga, yaitu: Penghapusan Kekerasan Dalam
(1) Dalam waktu 1 x 24 jam (satu Rumah Tangga, sebagai berikut:
kali dua puluh empat) jam (1) Perintah perlindungan dapat
terhitung sejak mengetahui diberikan dalam waktu paling
atau menerima laporan lama 1 (satu) tahun.
kekerasan dalam rumah (2) Perintah perlindungan dapat
tangga, kepolisian wajib diperpanjang atas penetapan
segera memberikan pengadilan.
perlindungan sementara pada (3) Permohonan perpanjangan
korban. perintah perlindungan di ajukan 7
(2) Perlindungan sementara (tujuh) hari sebelum berakhir
sebagaimana yang dimaksud masa berlakunya.
pada ayat (1) diberikan paling 3. Penyediaan Ruang Pelayanan
lama 7 (tujuh) hari sejak Khusus (RPK) di Kantor Kepolisian
korban diterima dan ditangani. Untuk penyelenggaraan pelayanan
(3) Dalam waktu 1 x 24 jam (satu terhadap korban, pemerintah dan
kali dua puluh empat) jam pemerintah daerah sesuai dengan
terhitung sejak pemberian fungsi dan tugas masing-masing
perlindungan sebagaimana dapat melakukan upaya pemyediaan
yang dimaksud pada ayat (1) Ruang Pelayanan Khusus di kantor
kepolisian wajib surat Kepolisian.
penetapan perlindungan dari 4. Penyediaan Rumah Aman atau
pengadilan.15 Tempat Tinggal Alternatif
2. Penetapan Perintah Perlindungan Ketentuan yang mengatur mengenai
Oleh Pengadilan penyediaan rumah aman atau tempat
Perintah perlindungan yang sudah tinggal alternatif terdapat pada pasal
memperoleh surat penetapan 22 huruf c, Bab VI tentang
15
Pasal 16 Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Perlindungan, Undang-Undang
Dalam Rumah Tangga No 23 Tahun 2004.
16
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
Nomor 23 Tahun 2004 tentang pengadilan. Melalui proses perlindungan
Penghapusan Kekerasan Dalam sementara korban diharapkan
Rumah Tangga, yaitu: (1) dalam memperoleh rasa aman dari tindak
memberikan pelayanan, pekerja kekerasan ulang dari pelaku (suaminya).
sosial harus: c. mengantarkan Perlindungan sementara dari kepolisian
korban ke rumah aman atau diberikan untuk tenggang waktu
tempat tinggal alternatif”. maksimal satu minggu sejak kepolisian
5. Pemberian Konsultasi Hukum oleh menerima laporan korban kekerasan
Advokat Mengenai Informasi dalam rumah tangga. Perlindungan yang
Hak-Hak Korban dan Proses diharapkan oleh korban adalah
Peradilan perlindungan yang dapat memberikan
Dalam hal memberikan rasa adil bagi korban. Kekerasan dalam
perlindungan dan pelayanan, rumah tangga yang mayoritas korbannya
advokat wajib memberikan adalah perempuan dalam hal ini yaitu
konsultasi hukum yang mencakup istri pada prinsipnya merupakan salah
informasi mengenai hak-hak satu fenomena pelanggaran hak asasi
korban dan proses peradilan. manusia dan merupakan suatu kejahatan
6. Pendampingan Advokat pada yang korbannya perlu mendapat
Tingkat Penyidik, Penuntutan, dan perlindungan baik dari aparat pemerintah
Pemeriksaan Dalam Sidang maupun masyarakat.
Pengadilan
2. Perlindungan Terhadap Korban
Dalam hal memberikan
Kasus Kekerasan Dalam Rumah
perlindungan dan pelayanan,
Tangga Oleh Polres Flores Timur
advokat wajib mendampingi
(Khususnya Pada Unit PPA)
korban di tingkat penyidik,
penuntutan dan pemeriksaan Adapun tindakan perlindungan yang
dalam sidang pengadilan. diberikan oleh Unit PPA Polres Flores
Timur terhadap korban KDRT yaitu:
Berdasarkan uraian di atas dapat
1. Penerimaan laporan/pengaduan Korban:
dipahami, bahwa salah satu proses
Dalam hal ini membuat laporan
perlindungan kepada istri yang
pengaduan ke SPKT (Sentra Pengaduan
menjadi korban kekerasan dalam
Polisi Terpadu).
rumah tangga, adalah perlindungan
2. Penyelidikan perkara: Kepolisian wajib
sementara dan perlindungan oleh
segera melakukan penyelidikan setelah
17
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
mengetahui atau menerima laporan 1. Bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah
tentang terjadinya kekerasan dalam tangga di Kabupaten Flores Timur,
rumah tangga. adalah:
3. Memintakan visum: bentuk a. Kekerasan fisik
perlindungan di Kepolisian dari proses b. Kekerasan psikis
penyelidikan hingga penyidikan c. Kekerasan seksual
terhadap korban KDRT yang pertama d. Penelantaran rumah tangga.
apabila korban mengadukan ke 2. Beberapa bentuk perlindungan hukum
Kepolisian apabila kekerasan fisik yang terdapat di dalam Undang-Undang
maka Kepolisian akan meminta hasil Nomor 23 Tahun 2004 tentang
visum. Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
4. Pemberian konseling kepada korban: Tangga, sebagai berikut:
melakukan koordinasi dengan a. Perlindungan sementara
fungsi/instansi terkait, yaitu Rumah b. Penetapan perintah perlindungan
Sakit, Psikolog atau lembaga oleh Pengadilan
pendampingan dalam hal ini untuk c. Penyediaan Ruang Pelayanan
pemberian konseling kepada korban Khusus (RPK) di kantor Kepolisian
maupun pelaku. d. Penyediaan Rumah Aman atau
5. Memberikan penjelasan kepada Tempat Tinggal Alternatif
korban mengenai hak yang diperoleh: e. Pemberian Konsultasi Hukum oleh
Kepolisian wajib memberikan Advokat Mengenai Informasi Hak-
keterangan kepada korban tentang hak Hak Korban dan Proses Peradilan
korban untuk mendapat pelayanan dan f. Pendampingan Advokat pada
pendampingan. Tingkat Penyidik, Penuntutan, dan
Pemeriksaan Dalam Sidang
PENUTUP Pengadilan.
2. Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
pembahasan yang penulis lakukan, penulis menyarankan hal-hal sebagai
maka kesimpulan yang didapatkan berikut:
sebagai berikut: 1. Sebaiknya korban kekerasan dalam
rumah tangga melaporkan kepada
kepolisian atas kasus yang
menimpanya, maka akan sangat
18
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
berguna bagi perlindungan korban
Gosita, Arif. 1993. Kedudukan Korban
dan adanya rasa aman terhadap
Di Dalam Tindak Pidana. Jakarta: CV.
korban KDRTsehingga kepolisian Akademika Pressindo.
akan menindak lanjuti pelaku
Harkrisnowo, Harkristuti. 2000. Hukum
kekerasan tersebut Pidana dan Kekerasan terhadap
Permpuan dan Alternatif
2. Pihak kepolisian perlu melakukan
Pemecahannya, penyunting Achie
sosialisasi kepada masyarakat Sudiarti Luhulima. Jakarta: PT Alumni.
pada umumnya yang sasarannya
Ismiati, Saptosih. 2020. Kekerasan
adalah keluarga. Untuk para Rumah Tangga (KDRT) & Hak Asasi
Manusia (HAM). Yogyakarta: CV Budi
penegak hukum dan masyarakat,
Utama.
perlu diadakan sosialisasi dan
Luhulima, Achie. Sudiarti. 2007. Bahan
pelatihan-pelatihan tentang
Ajar Tentang Hak Perempuan: UU No.
permasalahan kekerasan dalam 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan
Konvensi Mengenai Penghapusan
rumah tangga, khususnya
Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
kekerasan terhadap istri. Perempuan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
3. Perlunya peran penting lembaga-
lembaga yang berwenang dalam Makarao, T. Muhammad., Bukamo,
Wenny., dan Azri Syaiful. 2013. Hukum
penanganan tindak pidana
Pelrindungan Anak dan Penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA Martha, E. Aroma. 2003. Perempuan,


Kekerasan Dan Hukum, Yogyakarta: UII
1. Buku Pers.
Amin, Rahman. 2021. Hukum
Perlindungan Anak dan Perempuan Poerwandari, E. Kristi. 2000. Kekerasan
Di Indonesia. Yogyakarta: CV Budi Terhadap Perempuan : Tinjauan
Utama. Psikologi Feministik. Jakarta: PT
Alumni.
Chazawi, Adami. 2005. Kejahatan
Terhadap Tubuh & Nyawa. Jakarta: Rape, Marital. 2007. Kekerasan Seksual
Rajawali Pers. Terhadap Istri. Yogyakarta: PT.
LKiS Pelangi Aksara.
Ch, Mufidah, dkk. 2006. Haruskah
Perempuan dan Anak Dikorbankan? Soeroso, H. Moerti. 2010. Kekerasan
Malang: Pilar Media. Dalam Rumah Tangga Dalam
Perspektif Yuridis Victimologis.
Djannah, F., Rustam, Nuraisah, Yogyakarta: Sinar Grafika.
Sitorus, M., dan Batubara, C. 2002.
Kekerasan Terhadap Istri. Sunarto. 2009. Televisi, Kekerasan &
Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Perempuan. Jakarta: PT
Aksara. Kompas Media Nusantara.
19
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Wattie, A. Marie. 2009. Kekerasan tentang Perkawinan.
Terhadap Perempuan di
Ruang Publik. Yogyakarta: Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984
Pusat Studi Kependudukan tentang Pengesahan Konvensi Mengenai
dan Kebijakan UGM. Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan
2. Jurnal (Convention on The Elimination of All
Forms of Discrimination Against
Julqurniati, Nur dan Susanty D. Indah.
Women). Lembaran Negara RI Tahun
2019. “Kekerasan Terhadap
1984 Nomor 29 dan Tambahan
Perempuan Dalam Rumah Tangga di
Lembaran Negara RI Nomor 3277.
Flores Timur”. Sosio Konsepsia.
8(02).
4. Internet
Komnas Perempuan. 2021.
Catahu.2021.https://
“Perempuan Dalam Himpitan
www.jurnalperempuan.org/warta-
Pandemi: Lonjakan Kekerasan
feminis/catahu-2021-komnas-
Seksual, Kekerasan Siber, Perkawinan
perempuan-kekerasan-terhadap-
Anak Dan Keterbatasan Penanganan
perempuan-dan-dispensasi-perkawinan-
Di Tengah Covid-19.” CATAHU
melonjak-selama-pandemi, diakses pada
2021: Catatan Tahunan Kekerasan
tanggal 5 November 2021.
terhadap Perempuan 2020.
Wikipedia. KDRT.
Maryam, Rini. 2012.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan_
“Menerjemahkan Konvensi
dalam_rumah_tangga diakses pada
Penghapusan Segala Bentuk
tanggal 19 Desember 2021.
Diskriminasi Terhadap Perempuan
(Cedaw) Ke Dalam Peraturan
Komnas perempuan.
Perundang-Undangan”. Jurnal
https://komnasperempuan.go.id/instrume
Legislasi Indonesia. 9(1).
n-modul-referensi-pemantauan-detail/
menemukenali-kekerasan-dalam-rumah-
3. Undang-Undang
tangga-kdrt, diakses pada tanggal 21
Juni 2021.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun


1984 tentang Pengesahan Konvensi
Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Wanita.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun


1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Lembaran Negara RI Tahun 1999
Nomor 165 dan Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 3886.
20
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA

21

Anda mungkin juga menyukai