Anda di halaman 1dari 108

PROTOTYPE KIPAS ANGIN OTOMATIS MENGGUNAKAN

SENSOR SUHU DHT22, ULTRASONIK HC-SR04, DAN


BLUETOOTH HC-05 BERBASIS
MIKROKONTROLER

ALDY RENALDI
1604411410

FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
PROTOTYPE KIPAS ANGIN OTOMATIS MENGGUNAKAN
SENSOR SUHU DHT22, ULTRASONIK HC-SR04, DAN BLUETOOTH
HC-05 BERBASIS MIKROKONTROLER

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
pada Program Studi Informatika Fakultas Teknik Komputer Universitas
Cokroaminoto Palopo

ALDY RENALDI
1604411410

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
ii
iii
iv
v
ABSTRAK

Aldy Renaldi. 2020. Prototype Kipas Angin Otomatis Menggunakan Sensor


Suhu DHT22, Ultrasonik HC-SR04, dan Bluetooth HC-05 Berbasis
Mikrokontroler. (dibimbing oleh Nirsal dan Rosmiati).
Penelitian ini bertujuan untuk membuat prototype kipas angin otomatis
menggunakan sensor suhu DHT22, ultrasonik HC-SR04 dan bluetooth HC-05
berbasis mikrokontroler. Kipas dapat berputar dan berhenti secara otomatis
berdasarkan parameter suhu dan jarak objek. Kipas juga dapat dikontrol manual
dengan smartphone Android melalui koneksi bluetooth. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Komputer Kampus 1 Universitas Cokroaminoto Palopo. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D) yang
mengembangkan sistem kipas angin otomatis menggunakan metode
pengembangan prototype. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam sistem ini,
pengguna dapat menggunakan mode otomatis maupun manual. Saat pertama kali
dinyalakan, sistem akan berada pada mode otomatis. Pada mode ini sistem bekerja
berdasarkan data sensor suhu DHT22 dan sensor jarak ultrasonik HC-SR04.
Nantinya nilai pembacaan dari kedua sensor tersebutlah yang dijadikan parameter
untuk menghidupkan atau mematikan kipas. Pengguna juga dapat beralih ke mode
manual. Caranya dengan menghubungkan sistem ke smartphone Android melalui
koneksi bluetooth lalu menekan tombol power pada aplikasi Android yang telah
dibuat sebelumnya. Dalam kondisi ini, data dari aplikasi Android akan di kirim
ke Arduino untuk diteruskan ke relay sebagai perintah untuk menghidupkan
maupun mematikan kipas. Mode manual ditandai dengan kipas yang langsung
berputar dan muncul notifikasi “MODE MANUAL DIAKTIFKAN” pada LCD.
Kata Kunci: arduino, relay, android, sensor suhu DHT22, ultrasonik HC-SR04,
bluetooth HC-05, kipas angin.

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan, kesehatan, rahmat dan ridhonya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Prototype Kipas Angin Otomatis
Menggunakan Sensor Suhu DHT22, Ultrasonik HC-SR04, dan Bluetooth HC-05
Berbasis Mikrokontroler". Penulis menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi
persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Jurusan
Informatika, Universitas Cokroaminoto Palopo. Meskipun dalam penyusunan
skripsi ini banyak menghadapi hambatan dan masalah, tetapi berkat pertolongan
dari Tuhan Yang Maha Esa dan berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak ditunjang oleh
bantuan tenaga, pemikiran, serta material dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
sudah sepantasnyalah bila pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S., selaku Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo yang dengan motivasi beliau bisa meningkatkan
inspirasi penulis.
2. Ibu Rusmala S.Kom., M.Kom., selaku Dekan Fakultas Teknik Komputer
Universitas Cokroaminoto Palopo yang juga dengan motivasinya bisa
menginspirasi penulis.
3. Bapak Nirsal, S.Kom., M.Pd., selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik Komputer
dan sekaligus sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan,
bimbingan, dan motivasi kepada penulis.
4. Bapak Muhammad Idham Rusdi, S.T., M.Kom., selaku Ketua Program Studi
Informatika, Fakultas Teknik Komputer Universitas Cokroaminoto Palopo
yang memberikan motivasi dan inspirasi kepada penulis.
5. Ibu Rosmiati. S.Pd., M.T., selaku pembimbing II yang telah memberikan
petunjuk, bimbingan, dan motivasi kepada penulis.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo khusus pada
dosen Program Studi Informatika yang telah banyak membimbing dan
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis mengikuti proses
kegiatan belajar-mengajar di kampus ini.

vii
7. Orang tua penulis yang selalu setia memberikan doa, bantuan, dan semangat
kepada penulis.
8. Kepada sahabat-sahabat yang selama ini membantu dan selalu memberikan
semangat kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
Dengan menyadari segala keterbatasan kemampuan yang ada pada penulis,
maka mohon maaf bila bentuk dan isi dari tulisan ini jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang bertujuan
menyempurnakan skripsi ini.

Palopo, 7 Juli 2020

Aldy Renaldi

viii
RIWAYAT HIDUP

Aldy Renaldi, Lahir pada 21 November 1997 di Desa


Tampinna, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu Timur.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari
pasangan Sahuddin Tadda dan Ibunda Nursiah. Penulis
memulai pendidikan dasar pada tahun 2004 di SDN 232
Wulasi dan selesai pada tahun 2010. Pada tahun yang sama
penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah pertama di SMP
Negeri 3 Malili dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis
kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah atas di SMA Negeri 1
Luwu Timur dan selesai pada tahun 2016, ditahun yang sama pula penulis
kemudian melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Cokroaminoto Palopo pada
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Komputer. Dan akan
menyelesaikan studi selama 4 tahun pada tahun 2020.

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1 Kajian Teori .......................................................................................... 4
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 16
2.3 Kerangka Pikir ...................................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 18
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 18
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 20
3.3 Batasan Penelitian ................................................................................ 20
3.4 Tahapan Penelitian ............................................................................... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 31
4.1 Hasil Penelitian..................................................................................... 31
4.2 Pembahasan Penelitian......................................................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 50
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 50
5.2 Saran...................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51

x
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Daftar Simbol Flowchart ................................................................................. 14
2. Keterangan Komponen Elektronika ................................................................ 27
3. Keterangan Warna Kabel ................................................................................. 28
4. Hasil Validasi Instrumen Pengujian Black Box Rancangan Sistem .............. 33
5. Hasil Validasi Instrumen Pengujian Rancangan Prototype ........................... 34
6. Hasil Pengujian Black Box Sensor Suhu DHT22 ........................................... 35
7. Hasil Pengujian Black Box Sensor Ultrasonik HC-SR04 .............................. 36
8. Hasil Pengujian Black Box Modul Bluetooth HC-05 ..................................... 36
9. Hasil Pengujian Black Box Modul LCD ......................................................... 37
10. Hasil Pengujian Black Box Modul Relay ...................................................... 37
11. Hasil Pengujian Black Box Kipas DC ........................................................... 38
12. Hasil Pengujian Rancangan Prototype ......................................................... 39
13. Pengujian Fungsi Sensor Suhu ...................................................................... 44
14. Pengujian Fungsi Sensor Ultrasonik ............................................................. 45
15. Pengujian Fungsi Bluetooth HC-05 .............................................................. 45
16. Pengujian Fungsi LCD................................................................................... 46
17. Pengujian Fungsi Relay ................................................................................. 46
18. Pengujian Fungsi Kipas Angin ...................................................................... 46
19. Pengujian Fungsi Aplikasi Android .............................................................. 47
20. Pengujian Struktural Pin ................................................................................ 47

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Kipas Angin ...................................................................................................... 5
2. Sensor Suhu DHT22......................................................................................... 6
3. Sensor Ultrasonik HC-SR04 ............................................................................ 6
4. Bluetooth HC-05 .............................................................................................. 7
5. Mikrokontroler ................................................................................................. 7
6. Arduino Uno ..................................................................................................... 8
7. LCD ................................................................................................................... 9
8. Relay.................................................................................................................. 10
9. Kabel Jumper.................................................................................................... 10
10. Breadboard ..................................................................................................... 11
11. Modul I2C....................................................................................................... 11
12. Tampilan Arduino IDE .................................................................................. 13
13. MIT App Inventor ........................................................................................... 13
14. Skema Kerangka Pikir ................................................................................... 17
15. Tahapan Penelitian Research and Development (R&D) ............................. 18
16. Skema Tahapan Penelitian............................................................................. 21
17. Flowchart Sistem yang Berjalan ................................................................... 23
18. Flowchart Sistem yang Diusulkan ................................................................ 24
19. Rancangan Komponen Elektronika .............................................................. 26
20. Desain Model Prototype ................................................................................ 28
21. Rancangan Interface Aplikasi Android ........................................................ 29
22. Prototype Kipas Angin Otomatis .................................................................. 31
23. Interface Aplikasi Android ............................................................................ 33
24. Grafik Hasil Validasi Instrumen Pengujian Black Box ................................ 34
25. Grafik Hasil Validasi Instrumen Pengujian Rancangan .............................. 35
26. Grafik Hasil Pengujian Black Box Sensor Suhu DHT22 ............................. 35
27. Grafik Hasil Pengujian Black Box Sensor Ultrasonik HC-SR04 ................ 36
28. Grafik Hasil Pengujian Black Box Modul Bluetooth HC-05 ....................... 36
29. Grafik Hasil Pengujian Black Box Modul LCD .......................................... 37
30. Grafik Hasil Pengujian Black Box Modul Relay .......................................... 38

xii
31. Grafik Hasil Pengujian Black Box Kipas DC ............................................... 38
32. Grafik Hasil Pengujian Rancangan Prototype.............................................. 39
33. Kondisi Suhu dan Jarak Tidak Terpenuhi .................................................... 40
34. Kondisi Suhu Terpenuhi dan Jarak Tidak Terpenuhi .................................. 41
35. Kondisi Suhu Tidak Terpenuhi dan Jarak Terpenuhi .................................. 41
36. Kondisi Suhu dan Jarak Terpenuhi ............................................................... 42
37. Mengaktifkan Mode Manual ......................................................................... 43
38. Mematikan Mode Manual ............................................................................. 44

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. List Studi Pustaka ............................................................................................. 55
2. Source Code Arduino ....................................................................................... 67
3. Lembar Validasi Instrumen Pengujian Black Box ......................................... 71
4. Lembar Validasi Instrumen Pengujian Rancangan Prototype ...................... 78
5. Instrumen Pengujian Black Box ...................................................................... 85
6. Instrumen Pengujian Rancangan Prototype ................................................... 91

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanasan global atau global warming merupakan salah satu masalah
serius yang dihadapi manusia di berbagai belahan bumi. Saat ini kondisi bumi
sudah kian memprihatinkan. Iklim yang tidak menentu dan permukaan air laut
yang terus naik adalah dampak nyata pemanasan global yang bisa kita lihat secara
langsung. Menurut Langi (2014:41) peristiwa ini timbul karena terjadi
peningkatan konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfer dan menyebabkan
radiasi cahaya matahari yang seharusnya dipantulkan kembali ke luar bumi
menjadi terperangkap di dalam. Akibatnya, terjadi peningkatan suhu rata-rata di
atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Jadi tak heran kalau terjadi peningkatan suhu
di seluruh penjuru bumi, termasuk juga Indonesia.
Menurut data proyeksi perubahan rata-rata suhu udara periode 2032-2040
terhadap 2006-2014, daerah provinsi yang mengalami peningkatan suhu cukup
tinggi di Indonesia adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,
Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan yang paling tinggi adalah semua provinsi
di Pulau Kalimantan (www.bmkg.go.id).
Peningkatan suhu di bumi tentu saja akan memengaruhi kenyamanan
orang yang berada dalam suatu ruangan. Suhu ruangan yang sudah tinggi
kemudian ditambah lagi berada di ruang tertutup. Tentunya akan membuat kita
membutuhkan suatu alat yang bisa menurunkan suhu ruangan, yaitu kipas angin.
Namun kekurangan dari kipas angin ini adalah kita agak sedikit dibuat kerepotan
karena harus menekan tombol power untuk menyalakan maupun mematikan kipas
saat tidak digunakan lagi.
Menurut Mareta dkk (2019:1) bila pada suatu malam kita menyalakan
kipas dan kemudian udaranya telah berubah jadi dingin, kita mungkin harus
bangun dan mematikan kipas karena kedinginan. Jika kita menggunakan timer
pada kipas angin. Itu juga bukan solusi tepat karena terkadang waktunya lebih
cepat habis sementara udaranya masih panas sehingga kita harus menyalakan
kipas kembali. Ini adalah sesuatu yang rumit dan benar-benar merepotkan.
2

Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu inovasi yang bisa dilakukan


pada kipas angin adalah dengan mengotomatisasikannya. Jadi kipas angin akan
otomatis menyala saat dibutuhkan dan akan mati saat tak dibutuhkan lagi. Dalam
hal ini, pengotomatisasian kipas angin menggunakan teknologi mikrokontroler.
Mikrokontroler adalah alat elektronika digital yang memiliki input dan
output serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara
khusus. Arduino merupakan kit elektronik atau papan rangkaian elektronika open
source yang di dalamnya terdapat komponen utama berupa chip mikrokontroler.
Cara penggunaan mikrokontroler Arduino adalah dengan menanamkan program
pada mikrokontroler agar rangkaian elektronik tersebut bisa membaca input,
memproses input, dan kemudian menghasilkan output seperti yang diinginkan.
Dalam hal pengembangan kipas angin, sensor yang menjadi sumber inputan
adalah sensor suhu DHT22 dan sensor jarak ultrasonik HC-SR04. Pemilihan
sensor ini didasarkan atas keakuratan data yang dihasilkan. Jadi kemungkinan
dalam hal kesalahan pendeteksian bisa terminimalisir.
Sensor suhu DHT22 berfungsi untuk mendeteksi suhu lingkungan dan
sensor jarak ultrasonik HC-SR04 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan suatu
objek pada arah tertentu yang kemungkinan tempat pengguna berada. Intinya
kipas hanya akan menyala pada saat suhu ruangan di atas rata-rata dan ada objek
yang dideteksi oleh sensor ultrasonik. Selain itu, kipas juga dapat dinyalakan
maupun dimatikan manual melalui smartphone Android dengan koneksi
bluetooth. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis mengambil judul
“Prototype Kipas Angin Otomatis Menggunakan Sensor Suhu DHT22, Ultrasonik
HC-SR04, dan Bluetooth HC-05 Berbasis Mikrokontroler”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahan adalah “Bagaimana membuat prototype kipas angin otomatis
menggunakan sensor DHT22, ultrasonik HC-SR04, dan bluetooth HC-05 berbasis
mikrokontroler?”

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat prototype kipas
angin otomatis menggunakan sensor DHT22 dan ultrasonik HC-SR04 berbasis
3

mikrokontroler. Dimana kipas bisa menyala dan mati secara otomatis berdasarkan
parameter suhu dan jarak objek di depannya. Kipas juga dapat dikontrol manual
dengan menggunakan smartphone Android melalui koneksi bluetooth.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Bagi Peneliti


Manfaat yang diperoleh peneliti adalah bisa mengimplementasikan
langsung teori ilmu pengetahuan yang didapatkan selama mengikuti proses
perkuliahan sekaligus dapat melatih kemampuan peneliti agar bisa lebih mahir
dalam melakukan analisis dan penelitian.

2. Manfaat bagi Universitas Cokroaminoto Palopo


Manfaat penelitian ini bagi Universitas Cokroaminoto Palopo adalah bisa
dijadikan bahan rekomendasi dalam mendukung materi perkuliahan yang
berkaitan dengan mikrokontroler khususnya Arduino di Universitas Cokroaminoto
Palopo.

3. Manfaat Bagi Peneliti Lain


Penelitian ini bisa bermanfaat bagi peneliti lain untuk melihat bagaimana
gambaran kipas angin otomatis yang dibuat dengan mikrokontroler Arduino dan
bisa juga jadi bahan referensi bagi peneliti lain yang hendak mengembangkan
penelitian ini atau yang berkaitan.

4. Manfaat Bagi Pemerintah


Hasil penelitian ini nantinya diharapkan bisa memberikan kontribusi
kepada pihak pemerintah dalam mendukung misi Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Palopo poin ke empat yaitu mewujudkan Palopo Smart City
(www.diskominfo.palopokota.go.id).
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


Bab ini berisikan topik-topik yang akan dibahas dalam penelitian ini, seperti
yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Prototype
Menurut Ardiansah (2016:13) prototype adalah proses pembuatan model
sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang
program serta melakukan pengujian awal. Menurut Basjaruddin (2016:74)
prototype adalah contoh atau model awal yang dibangun untuk menguji sebuah
konsep atau proses atau aksi sebagai sesuatu yang dapat digandakan atau
dipelajarinya. Prototype adalah model yang mula-mula menjadi contoh
(https://kbbi.kemdikbud.go.id). Jadi bisa disimpulkan bahwa prototype adalah
proses pembuatan model awal yang sederhana dan dijadikan contoh untuk
memungkinkan pengguna mengetahui gambaran dasar proyek serta melakukan
pengujian awal.

2. Kipas Angin
Menurut KBBI (2008:701) kipas angin yang dijalankan dengan listrik atau
batu baterai untuk menyejukkan ruangan. Cara kerja kipas angin adalah alat yang
mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Dengan menggunakan motor listrik
yang berguna untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Dalam motor
listrik tersebut, ada kumparan besi yang bergerak dan sepasang magnet U pada
bagian yang diam. Saat listrik mengalir pada lilitan kawat dalam kumparan besi,
peristiwa ini mengubah kumparan besi menjadi magnet. Kipas angin terdiri dari
berbagai komponen di dalamnya, yaitu:
a. Baling-baling (blade) adalah benda yang berputar dan menghasilkan angin.
b. Front guard fungsinya untuk pelindung baling-baling agar tidak tersentuh saat
berputar.
c. Read guard fungsinya untuk melindungi motor.
d. Motor cover fungsinya juga sebagai pelindung motor.
e. Penyangga motor.
5

f. Switch fungsinya untuk pengendali motor.


g. Has adalah komponen yang terdapat di dalam motor dan bisa berputar.
h. Motor kipas angin merupakan komponen yang paling penting pada motor,
karena komponen inilah kipas bisa bergerak.
i. Gear motor adalah benda yang bisa membuat kipas berputar ke kanan dan ke
kiri (Nadiansyah, 2018).

Gambar 1. Kipas Angin (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Pada dasarnya terdapat dua jenis kipas angin berdasarkan arah angin yang
dihasilkan. Yaitu kipas angin centrifugal dan axial. Kipas angin centrifugal arah
anginnya searah dengan poros kipas. Sedangkan kipas angin axial arah anginnya
mengalir secara paralel dengan poros kipas (Prihanto, 2017).

3. Sistem Otomatis
Menurut KBBI (2008:991) otomatisasi adalah penggantian tenaga manusia
dengan tenaga mesin yang secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan
sehingga tidak memerlukan lagi pengawasan manusia (dalam industri dan
sebagainya). Menurut Albet, M, dkk (2014:9) otomatis berarti suatu sistem yang
dapat membuat agar keluaran sistem sesuai dengan rencana dan keinginan yang
diharapkan. Sedangkan menurut Lestari (2018:94) pengertian pengaturan otomatis
atau sistem pengaturan otomatis berasal dari tiga suku kata yaitu sistem,
pengaturan dan otomatis. Sistem adalah sebuah susunan komponen-komponen
fisik yang saling terhubung dan membentuk satu kesatuan untuk melakukan aksi
tertentu. Pengaturan adalah suatu aktivitas mengatur, mengendalikan,
mengarahkan, memerintah. Sedangkan otomatis adalah dengan bekerja sendiri
6

atau dengan sendirinya. Dari beberapa pernyataan di atas maka bisa disimpulkan
bahwa sistem otomatis adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin
yang dengan sendirinya bisa melakukan aksi atau pekerjaan tertentu sesuai
rencana tanpa harus selalu diatur, dikendalikan, diarahkan, maupun diperintah lagi
oleh manusia.

4. Sensor Suhu DHT22

Gambar 2. Sensor suhu DHT22 (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Sensor DHT 22 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu -40oC –
125oC dan kelembaban udara 0% -100% di sekitarnya. Sensor ini sangat mudah
digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik
serta fitur kalibrasi yang sangat akurat (www.create.arduino.cc). Menurut
Rahmatullah (2014:2) DHT22 merupakan sensor pengukur suhu dan kelembaban
relatif dengan keluaran berupa sinyal digital serta memiliki 4 pin yang terdiri dari
power supply, data signal, null, dan ground. Menurut Saptadi (2014:54) DHT22
memiliki akurasi yang lebih baik daripada DHT11 dengan galat relatif pengukuran
suhu 4% dan kelembaban 18%.

5. Sensor Ultrasonik HC-SR04

Gambar 3. Sensor Ultrasonik HC-SR04 (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)


7

Menurut Lestari (2018:96) ultrasonik adalah suara atau getaran dengan


frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa didengar oleh telinga manusia. Ultrasonik
bergetar dalam rentang lebih besar dari 20 KiloHertz. Ultrasonik juga dapat
dijelaskan secara sederhana sebagai gelombang di atas frekuensi gelombang
suara. Sensor ultrasonik merupakan sensor utama untuk navigasi dan penghindar
halangan. Menurut Santoso (2015:93) sensor ultrasonik adalah sebuah sensor
yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan
sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu
gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak)
suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena
sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik). Adapun sistem
nantinya akan berfungsi jika sensor ini mendeteksi objek dengan jarak <100 cm.

6. Bluetooth HC-05

Gambar 4. Bluetooth HC-05 (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Menurut Sumarjono (2018:13) modul bluetooth HC-05 merupakan


perangkat keras atau modul bluetooth SPP (Serial Port Protocol) yang baik
mudah digunakan dalam komunikasi nirkabel, terutama dalam mengonversikan
port serial ke bluetooth. Modul bluetooth HC-05 dirancang untuk koneksi
komunikasi serial nirkabel yang transparan, jadi memudahkan untuk berinteraksi
komunikasi kendali antarmuka Personal Computer. Selain itu, modul bluetooth
HC-05 juga menyediakan mode switching antara mode master dan slave yang
berarti modul ini tak dapat menggunakan data penerima maupun transmisi.
8

7. Mikrokontroler

Gambar 5. Mikrokontroler (Sumber: id.aliexpress.com)

Menurut Ardiansah (2016:4) mikrokontroler merupakan komputer mikro


dalam satu chip tunggal. Sedangkan Menurut Amrulloh dkk (2015:726)
mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam bentuk chip
yang didalamnya terdapat sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM,
memori program, maupun keduanya) serta perlengkapan input output. Sehingga
bisa disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah komputer mikro dalam satu chip
tunggal yang di dalamnya terdapat inti prosesor, memori, dan perlengkapan input
output yang dikendalikan dengan program yang dapat ditulis dan dihapus secara
khusus.

8. Arduino Uno

Gambar 6. Arduino Uno (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Menurut Kadir (2016) Arduino merupakan perangkat keras sekaligus


perangkat lunak yang memungkinkan siapa saja melakukan pembuatan prototype
suatu rangkaian elektronika berbasis mikrokontroler dengan mudah dan cepat.
Sedangkan menurut Dinata dan Sunanda (2015:85) Arduino adalah sebuah
mikrokontroler single-board yang bersifat open source dan menggunakan bahasa
pemrograman wiring-based yang berbasiskan syntax dan library. Jadi bisa
9

disimpulkan bahwa Arduino adalah mikrokontroler single-board yang sifatnya


open source dengan bahasa pemrograman wiring based yang berbasiskan syntax
dan library.
Menurut Kahimpong dkk (2017:74) Arduino Uno adalah salah satu produk
berlabel Arduino yang sebenarnya adalah suatu papan elektronik yang
mengandung mikrokontroler Atmega328 (sebuah keping yang secara fungsional
bertindak seperti sebuah komputer). Piranti ini dapat dimanfaatkan untuk
mewujudkan rangkaian elektronik dari yang sederhana hingga yang kompleks.

9. LCD (Liquid Crystal Display)

Gambar 7. LCD (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Menurut Syahwil (2017) Liquid Crystal Display atau yang biasa disingkat
LCD merupakan suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair
sebagai penampil utama. Sedangkan menurut Dinata dan Sunanda (2015:86) LCD
bisa digunakan untuk menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks,
atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. Modul LCD matrix
tersedia dengan konfigurasi 16 karakter dan 2 baris dengan setiap karakternya
dibentuk oleh baris pixel. Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah:
a. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
b. Mempunyai 192 karakter tersimpan.
c. Terdapat karakter generator terprogram.
d. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
e. Dilengkapi dengan backlight

10. Relay
Menurut Wicaksono dan Hidayat (2017) relay merupakan saklar elektrik
yang menggunakan elektromagnet untuk memindahkan saklar dari posisi off ke
on. Sementara menurut Turang (2015:78) relay merupakan komponen elektronik
yang digerakkan oleh tenaga listrik. Pada prinsipnya, relay adalah tuas saklar
10

dengan lilitan kawat pada batang besi (selenoid) di dekatnya. Ketika selenoid
dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada
selenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya
magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar
kembali terbuka.

Gambar 8. Relay (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Menurut Yuswanda (2018:13) berdasarkan fungsi kerjanya yang


menghubungkan dan memutuskan, relay mempunyai dua tipe mode masukan,
yaitu sebagai berikut:
a. Normally Open (NO), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Kontak yang NO ini akan menutup
kemudian akan mengalirkan atau menghubungkan arus listrik.
b. Normally Close (NC), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
menutup (mengalirkan arus listrik). Kontak NC ini akan terbuka, sehingga
memutus aliran arus listrik.

11. Perangkat Pendukung


a. Kabel Jumper

Gambar 9. Kabel Jumper (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)


11

Menurut Zaki (2010:21) jumper merupakan konduktor listrik kecil yang


dimasukkan ke dalam pin untuk menyambungkan rangkaian listrik. Jadi, kabel
jumper adalah switch yang bisa diaktifkan atau dinonaktifkan dengan cara
memasang atau mencabutnya. Kabel jumper umumnya memiliki connector atau
pin di masing-masing ujungnya. Connector untuk menusuk disebut male
connector, dan connector untuk ditusuk disebut female connector.

b. Breadboard

Gambar 10. Breadboard (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Menurut Kadir (2016) breadboard adalah papan kecil yang mengandung


sejumlah lubang yang dirancang guna memudahkan dalam menyusun rangkaian
elektronika tanpa melakukan penyolderan. Sedangkan menurut Santoso (2015:3)
breadboard merupakan komponen yang memudahkan kita dalam membangun dan
membongkar rangkaian dengan cepat dan sangat cocok untuk keperluan
eksperimen. Breadboard terdiri atas jalur vertikal dan jalur horizontal. Tiap-tiap
jalurnya terdiri dari 5 titik vertikal, misalnya jalur 1A-1B-1C-1D-1E dan jalur 1F-
1G-1H-1I-1J yang keduanya saling tersambung. Jalur horizontal sebanyak 8 jalur,
4 jalur ada di bagian atas dan 4 jalur lagi di bagian bawah. Jalur ini bisa
digunakan untuk power supply (VCC dan GND) untuk rangkaian.
12

c. Modul I2C

Gambar 11. Modul I2C (Sumber: www.saptaji.com)

Menurut Wardana (2016:211) modul I2C (Inter-Integrated Circuit) adalah


protokol komunikasi serial yang mulanya dikembangkan oleh Philips
Semiconductor di awal tahun 1980-an. Saat ini, komunikasi I2C telah banyak
digunakan di dunia embedded, mulai dari menghubungkan berbagai sensor, RTC
(Real Tune Clock). EEPROM, LCD, dan sebagainya. Modul I2C sangat cocok
digunakan untuk komunikasi antara peripheral berkecepatan rendah jarak pendek.
Peralatan I2C terdiri dari dua pin, yaitu SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial
Data). Lebih lanjut, Wardana (2016:291) menyebutkan bahwa pemograman I2C
pada Arduino akan memanfaatkan pustaka Wire, ditandai dengan adanya
penulisan #include<Wire.h> di awal program.

d. Arduino IDE (Integrated Development Environment)


Menurut McRoberts (2010) Arduino IDE (Integrated Development
Environment) adalah perangkat lunak gratis yang digunakan menulis kode dalam
bahasa program yang dimengerti oleh Arduino (bahasa yang disebut C). IDE biasa
digunakan untuk menulis program komputer yang merupakan serangkaian
instruksi langkah demi langkah yang kemudian di-upload ke Arduino. Menurut
Wicaksono dan Hidayat (2017) dalam software Arduino terdapat beberapa menu
yang berbeda-beda. Beberapa menu yang terdapat pada software Arduino IDE
antara lain:
1) Menu File; terdiri dari beberapa pilihan seperti untuk membuat sketch baru,
melihat sketch yang disimpan dalam sketchbook (serta contoh sketch), save
sketch atau gunakan save as jika ingin memberikan nama yang berbeda pada
sketch, unggah sketch ke papan Arduino, atau cetak kode.
13

2) Menu Edit; terdiri dari beberapa pilihan seperti copy, paste, cut, select all
untuk menyeleksi semua kode yang sudah ditulis dan yang lainnya.
3) Menu Sketch; terdiri dari beberapa pilihan seperti verify yang digunakan untuk
memverifikasi sketch yang telah dibuat, kemudian pilihan upload yang
digunakan untuk mengunggah sketch yang telah dibuat dan dikompilasi ke
Arduino. Selanjutnya terdapat pilihan include library yang di dalamnya
mencakup pemilihan library arduino yang akan digunakan, pilihan untuk
mengatur library (manage library) yang digunakan untuk memperbaharui
library dan untuk mengunduh library dan terdapat pilihan untuk menambahkan
ataupun untuk memperbarui library secara offline yang berupa file dengan
ekstensi zip.
4) Menu Tools; terdiri dari beberapa pilihan submenu yang digunakan untuk
memilih jenis board Arduino yang digunakan dan pilihan untuk port COM
dimana Arduino tersebut terhubung dengan komputer.
5) Menu Help; terdapat beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk mencari
informasi, langkah-langkah terkait Arduino.
6) Tombol Serial Monitor; dapat digunakan untuk melihat data-data berupa
karakter, angka maupun teks yang dikirimkan dari Arduino ke komputer.

Gambar 12. Tampilan Arduino IDE (Sumber: www.learn.sparkfun.com)


14

e. MIT App Inventor

Gambar 13. MIT App Inventor (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Menurut Putra dkk (2016:47) App Inventor adalah aplikasi berbasis web
yang dibuat oleh Google dan dirilis pada 15 Desember 2010 dengan tujuan
sebagai komputasi pendidikan pada lingkungan pengembangan online. Sementara
menurut Yudhana dan Dwi (2018:92) MIT App Inventor merupakan alat untuk
membuat aplikasi Android yang didasarkan pada pemrograman blok visual.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa MIT App Inventor adalah suatu aplikasi
berbasis web untuk yang berfungsi membuat aplikasi Android yang didasarkan
pada pemrograman blok visual yang dibuat oleh Google dengan tujuan sebagai
komputasi pendidikan pada lingkungan pengembangan online.

12. Flowchart
Menurut Ardiansah (2016) flowchart atau bagan alir merupakan bagan yang
menunjukkan aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan
alir (flowchart) umumnya digunakan untuk alat bantu komunikasi dan untuk
dokumentasi. Beberapa simbol yang digunakan dalam flowchart bisa dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 1. Daftar Simbol Flowchart


No Gambar Nama Keterangan
1 Terminator Permulaan atau akhiran program

2 Flow line Arah aliran program


15

No Gambar Nama Keterangan


3 Preparation Proses inisialisasi atau pemberian
harga awal

4 Process Proses perhitungan atau proses


pengolahan data.

5 Input/Output Proses input atau output data,


Data parameter, informasi.

6 Decision Perbandingan pernyataan,


menyelesaikan data yang
memberikan plihan atau langkah
selanjutnya.

7 On page Penghubung bagian-bagian


flowchart yang ada pada satu
halaman.
8 Off page Penghubung bagian-bagian
connector flowchart yang ada pada halaman
berbeda.
Sumber: Ardiansyah (2016:25)

13. Pengujian Black Box


Menurut Syaban dan Bunyamin (2015:5) black box testing adalah pengujian
yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa
fungsional dari perangkat lunak, dimana pengujian black box ini menitikberatkan
pada fungsi sistem.
Menurut Mustaqbal dkk (2015:34) black box testing cenderung untuk
menemukan hal-hal berikut:
a. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
b. Kesalahan antarmuka (interface error).
c. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.
d. Kesalahan performansi (performance error).
e. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.
16

14. Research and Development (R&D)


Menurut Rakasiwi dan Taqius (2017) R&D merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk dan menguji keefektifan
produk tersebut. Menurut Pratomo dan Agus (2015) R&D adalah upaya untuk
menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat atau strategi pembelajaran
yang digunakan untuk mengatasi permasalahan. Sedangkan menurut Hermawan
(2019) R&D merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa R&D adalah metode untuk menghasilkan suatu
produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan


1. Mujahidin (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Perancangan Prototype
Lampu Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno”. Kelebihan dari
penelitian ini yaitu bisa menghasilkan alat yang bisa mematikan lampu secara
otomatis. Jadi pengguna tidak perlu lagi repot-repot mematikan atau
menyalakan lampu. Apabila sensor PIR mendeteksi ada gerakan maka lampu
akan otomatis menyala, dan begitu pun sebaliknya. Selain itu, peneliti juga
menambahkan fitur remote sehingga lampu juga bisa dikendalikan melalui
remote inframerah.
2. Herlangga (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Rancang Bangun
Prototype Thief Detector Berbasis Mikrokontroler Arduino dan SMS
Gateway”. Kelebihan dari penelitian ini adalah dapat menghasilkan alat yang
bisa membantu mengamankan rumah pada saat pemilik rumah sedang
bepergian atau hendak pergi. Dalam kondisi pemilik rumah mengaktifkan
sensor PIR dan mendeteksi adanya gerakan, maka pemilik rumah akan
menerima SMS pemberitahuan bahwa ada gerakan yang terdeteksi di luar
pintu.
3. Prihatmoko (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Perancangan Dan
Implementasi Pengontrol Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler Arduino
Uno”. Kelebihan dari penelitian ini adalah mampu menghasilkan prototype
sistem kontrol suhu yang dilengkapi dengan fitur penampil suhu yaitu LCD,
sehingga suhu ruangan akan muncul di LCD. Apabila suhu melebihi batas
17

maksimum, pendingin ruangan akan aktif dan begitu pula sebaliknya.


Pendingin ruangan akan non-aktif bila suhu di bawah batas minimum.
4. Setiawan (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Rancang Bangun Kontrol
Peralatan Listrik Otomatis Menggunakan Arduino Uno Berbasis Android
System”. Kelebihan dari penelitian ini adalah bisa menghidupkan peralatan
listrik secara otomatis sesuai kebutuhan, seperti lampu taman, lampu teras, dan
yang lainnya melalui smartphone dengan koneksi bluetooth.
5. Suryadi dkk (2015) dalam penelitiannya “Perancangan Sistem Kontrol Kipas
Angin Otomatis Menggunakan Sensor Suhu LM35 Berbasis Mikrokontroler
Atmega16”. Kelebihan dari penelitian ini adalah bisa menyalakan kipas angin
pada saat suhu di atas 37o C.

2.3 Kerangka Pikir

Desain Prototype Kipas Angin Otomatis Menggunakan Sensor Suhu


DHT22, Ultrasonik HC-SR04, Bluetooth HC-05 Berbasis
Mikrokontroler.

Ruangan Laboratorium Kampus 1 Universitas Cokroaminoto Palopo, Jl.


Latamacelling No. 19 Kota Palopo

Masalah yang terjadi dalam penggunaan kipas angin adalah sistem


kendali kipas angin yang masih manual dengan menekan tombol power.
Sehingga terkadang kipas angin masih menyala meskipun tidak
digunakan lagi.

Solusi yang ditawarkan berdasarkan permasalahan di atas adalah dengan


membuat prototype rancangan sistem kipas angin menggunakan sensor
suhu DHT22, ultrasonik HC-SR04, dan bluetooth HC-05 berbasis
mikrokontroler.

Dengan adanya sistem ini diharapkan bisa mempermudah pengguna


dalam menghidupkan maupun mematikan kipas angin.

Gambar 14. Skema Kerangka Pikir (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)


18

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Research and Development
(R&D). Adapun metode pengembangan yang akan digunakan penulis adalah
model prototype. Produk yang akan dibangun pada penelitian ini berupa prototype
kipas angin otomatis menggunakan sensor suhu DHT22 dan ultrasonik HC-SR04
berbasis mikrokontroler yang nantinya bisa dikontrol melalui smartphone via
bluetooth.

Gambar 15. Tahapan Penelitian Research and Development (R&D)

Menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2010) tahapan-tahapan dalam


penelitian Research and Development (R&D) yaitu sebagai berikut.
1. Potensi Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki
nilai tambah. Sedangkan masalah dapat dijadikan potensi apabila kita dapat
mendayagunakannya.
2. Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dirumuskan secara faktual dan up to date,
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai
19

bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan. dapat mengatasi masalah


tersebut.
3. Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan beragam.
Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan manusia adalah produk yang berkualitas, ergonomis dan
bermanfaat ganda.
4. Validasi desain
Merupakan suatu kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk secara
rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
5. Perbaikan desain
Bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang akan menghasilkan
produk yang lebih bagus.
6. Uji coba produk
Desain produk baru langsung diuji coba, setelah divalidasi dan revisi.
7. Revisi produk
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang
tidak terlalu penting selanjutnya produk baru diterapkan dalam lingkup
pendidikan yang luas.
8. Uji coba pemakaian
Pengujian efektivitas produk baru pada sampel yang terbatas tersebut
menunjukkan bahwa produk baru lebih efektif daripada produk lama.
9. Revisi produk
Dilakukan apabila dalam pemakaian terdapat kekurangan dan kelemahan.
Dalam uji pemakaian sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana
kinerja produk.
10. Pembuatan produk massal
Jika produk baru tersebut telah dinyatakan efektif melalui berbagai
pengujian, maka baru bisa diproduksi secara massal dan dapat diterapkan.
Namun dalam penelitian yang peneliti lakukan hanya sampai pada 9 tahap,
karena penelitian tidak sampai pada tahap pembuatan produk secara massal. Ini
karena sistem atau produk yang dibuat hanya satu dan dalam bentuk prototype.
20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komputer Universitas
Cokroaminoto Palopo. Adapun waktu penelitian akan berlangsung pada bulan
Januari 2020 sampai April 2020.

3.3 Batasan Penelitian


Prototype kipas angin menggunakan sensor suhu DHT22, ultrasonik HC-
SR04, dan bluetooth HC-05 berbasis mikrokontroler memiliki batasan penelitian
sebagai berikut :
1. Sistem yang dihasilkan berbentuk prototype
2. Pengujian menggunakan black box
3. Perancangan perangkat keras menggunakan Arduino Uno, sensor suhu DHT22,
sensor ultrasonik HC-SR04, modul bluetooth HC-05, relay, LCD, kipas angin
DC (Direct Current) 12 volt, dan adapter 12 volt AC (Alternating Current) ke
DC.
4. Sistem tidak dapat berjalan ketika tidak ada aliran listrik.
5. Pembuatan script program, compile, dan upload program ke dalam
mikrokontroler Arduino Uno menggunakan aplikasi Arduino IDE versi 1.8.1
6. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C
7. Alat yang digunakan untuk membuat aplikasi Android adalah MIT App
Inventor yang berupa website.
8. Perancangan sistem menggunakan Microsoft Office Visio 2016, Sketchup 2016,
CorelDraw X6 dan fritzing versi 0.9.3.
21

3.4 Tahapan Penelitian

Pengumpulan
Pengumpulan Data
Data

Studi
Studi Pustaka
Pustaka Observasi
Observasi

Analisis
Analisis Sistem
Sistem

Sistem
Sistem yang
yang Sistem
Sistem yang
yang Kebutuhan
Kebutuhan
Berjalan
Berjalan Diusulkan
Diusulkan Non-fungsional
Non-fungsional

Desain
Desain Sistem
Sistem

Rancangan
Rancangan Model
Model Rancangan
Rancangan Interface
Interface
Prototype
Prototype Aplikasi Android
Aplikasi Android

Pembuatan
Pembuatan

Pengujian
Pengujian

Pengujian
Pengujian Sistem
Sistem Pengujian
Pengujian Ahli
Ahli

Hasil
Hasil Akhir
Akhir
Gambar 16. Skema Tahapan Penelitian (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Gambar skema di atas berisi tentang tahapan apa saja yang digunakan
peneliti dalam membuat sistem atau produk. Beberapa tahapan tersebut yaitu
tahap pengumpulan data (studi pustaka dan observasi), analisis sistem (sistem
22

yang berjalan dan diusulkan), desain sistem (rancangan model dan rancangan
interface aplikasi Android), tahap pembuatan, tahap pengujian (pengujian sistem
dan pengujian ahli), dan hasil akhir. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan
lengkap dari masing-masing tahapan tersebut.
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi dan studi pustaka.

a. Observasi
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi ini yaitu dengan
melakukan pengamatan terhadap aktivitas penggunaan kipas di ruang
Laboratorium Kampus 1 Universitas Cokroaminoto Palopo. Hasil dari
pengamatan ini nantinya akan digunakan sebagai bahan referensi dalam
pembuatan kipas angin otomatis menggunakan sensor DHT22, ultrasonik HC-
SR04, dan Bluetooth HC-05 berbasis mikrokontroler.

b. Studi Pustaka
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi pustaka. Yaitu dengan mempelajari buku-buku, skripsi, dan jurnal
sesuai dengan data yang diinginkan. Pada penelitian ini penulis memilih studi
pustaka untuk mengumpulkan referensi dari buku-buku mengenai mikrokontroler
Arduino Uno serta jurnal yang berkaitan dengan penelitian terdahulu yang
membahas tentang mikrokontroler Arduino Uno.

2. Analisis Sistem
Analisis sistem dapat diartikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-
kesempatan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
23

a. Sistem yang Berjalan

Mulai
Mulai

Pengguna
Pengguna
Menghampiri
Menghampiri Saklar
Saklar

Nyalakan
Nyalakan
Kipas
Kipas ??

Ya

Saklar
Saklar ON
ON

Kipas
Kipas Menyala
Menyala

Tidak Tidak
Matikan
Matikan
Kipas
Kipas ??

Ya

Saklar
Saklar OFF
OFF

Kipas
Kipas Mati
Mati

Selesai
Selesai

Gambar 17. Flowchart Sistem yang Berjalan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


Dalam melakukan suatu perancangan sistem, peneliti melakukan analisis
sistem yang berjalan sehingga dapat mengetahui proses yang terjadi, sistem yang
berjalan merupakan penganalisaan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh pihak Laboratorium Komputer Universitas Cokroaminoto Palopo sekarang.
Dalam sistem ini proses menyalakan atau mematikan kipas angin masih
menggunakan cara manual, yaitu dengan cara pengguna menuju saklar kipas
angin lalu menyalakan kipas angin.
24

b. Sistem yang Diusulkan

Mulai
Mulai

Inisialisasi
Inisialisasi
Arduino
Arduino

Sensor
Sensor Ultrasonik
Ultrasonik
HC-SR04
HC-SR04 dan
dan Sensor
Sensor
Suhu
Suhu DHT22
DHT22
Sebagai
Sebagai Input
Input

Tampilkan
Tampilkan Data
Data di
di LCD
LCD

Menuju
Menuju Tombol
Tombol Android
Android

Aktifkan
Aktifkan Mode
Mode
Otomatis
Otomatis Ya

Tidak
Tekan
Tekan
Tombol
Tombol ON
ON
Jarak
Jarak << 100
100 cm
cm
o Ya Relay
Relay ON
ON
Suhu 31oC
Suhu >> 31 C
Relay
Relay ON
ON

Tidak
Kipas
Kipas Menyala
Menyala
Relay
Relay OFF
OFF Kipas
Kipas Menyala
Menyala
Tekan
Tekan
Tombol
Tombol OFF
OFF

Relay
Relay OFF
OFF

Kipas
Kipas Mati
Mati

Selesai
Selesai

Gambar 18. Flowchart Sistem yang Diusulkan (Sumber: Hasil


Dokumentasi Pribadi)
25

Sistem yang diusulkan adalah awal dari pembuatan sistem yang akan dibuat,
di mana dapat dilihat proses-proses apa saja yang nantinya diperlukan dalam
pembuatan sistem. Sedangkan perancangan sistem yang diusulkan adalah tahap
untuk memperbaiki atau meningkatkan efisiensi kerja.
Dalam sistem ini, pengguna tidak perlu lagi menekan saklar untuk
menyalakan maupun mematikan kipas angin. Ketika sensor ultrasonik HC-SR04
dan sensor suhu DHT22 mendeteksi adanya objek pada range tertentu dan suhu
ruangan di atas dari kondisi suhu yang ditentukan maka relay akan berada dalam
posisi ON dan kipas menyala. Sedangkan apabila nilai yang didapatkan oleh
sensor tidak sesuai maka relay akan berada dalam posisi OFF dan kipas mati.
Selain itu, sistem yang peneliti usulkan juga bisa dikontrol menggunakan aplikasi
Android via bluetooth. Jadi dalam jarak tertentu pengguna bisa menyalakan
maupun mematikan kipas dengan menekan tombol ON/OFF pada aplikasi
Android.

c. Kebutuhan Fungsional
1) Sistem dapat bekerja secara otomatis
2) Sistem dapat mendeteksi jarak suatu objek yang berada di depannya.
3) Sistem dapat mendeteksi besarnya suhu di dalam ruangan.
4) Sistem dapat dikontrol menggunakan smartphone android.

d. Kebutuhan Non-fungsional
1) Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
a) Laptop Asus X200M dengan spesifikasi Processor Intel Celeron(R) CPU
N2830 @2.16 GHz, RAM 2 GB.
b) Arduino Uno
c) Kipas Angin DC 12 V
d) Relay
e) Sensor Suhu DHT22 dan Sensor Ultrasonik HC-SR04
f) LCD 16x2
g) Modul Bluetooth HC-05
h) Breadboard
i) Kabel Jumper
26

2) Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)


a) Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 32 bit
b) Microsoft Office Visio 2016
c) Software Arduino IDE 1.8.1
d) Sketchup 2016
e) Fritzing Versi 0.9.3
f) MIT App Inventor
g) Google Chrome
h) CorelDraw X6

3) Perangkat Pendukung
a) Konektor Baterai
b) Adapter 12 Volt AC ke DC
c) Akrilik
d) Modul I2C
e) Solder dan Timah
f) Obeng dan Baut
g) Lem Lilin dan Cutter

3. Desain
a. Perancangan Model/Sistem
1) Rangkaian Komponen Elektronika

Gambar 19. Rancangan Komponen Elektronika (Sumber: Hasil Dokumentasi


Pribadi)
27

Tabel 2. Keterangan Komponen Elektronika


Nama Gambar Keterangan

Dengan input daya 5-12 volt, arduino


Arduino Uno berfungsi untuk menyimpan perintah
sekaligus mengeksekusi perintah yang
dimasukkan ke dalamnya.

Dengan input 5 volt relay berfungsi


Relay sebagai saklar elektronik untuk mode on
dan off.

Dengan input 12 volt, kipas berfungsi


Kipas DC untuk menghasilkan angin guna
mendinginkan suatu ruangan atau area
tertentu.

Dengan input 5 volt, sensor DHT22


Sensor Suhu berfungsi untuk mendeteksi suhu pada
DHT22 suatu ruangan.

Sensor Dengan input 5 volt, sensor ultrasonik


Ultrasonik HC- HC-SR04 berfungsi untuk mendeteksi
SR04 jarak keberadaan suatu objek.

Dengan input 5 volt, LCD yang sudah


LCD dan Modul dipadukan dengan modul I2C berfungsi
I2C menampilkan data hasil pengukuran
suhu ruangan dan keberadaan suatu
objek.

Berfungsi untuk memudahkan dalam


Breadboard merakit rangkaian elektronika
khususnya Arduino.

Berfungsi menyuplai energi listrik ke


DC Power kipas angin.

Dengan input 3.3 – 5 volt, bluetooth


berfungsi sebagai sarana komunikasi
Modul Bluetooth antara Arduino dengan smartphone
HC-05 pengguna untuk mengaktifkan atau
menonaktifkan kipas angin.

Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi


28

Tabel 3. Keterangan Warna Kabel


Warna Kabel Pin Keterangan
5V/VCC Pin 5V terhubung ke VCC( sensor suhu DHT22,
sensor ultrasonik HC-SR04, modul I2C LCD,
modul bluetooth HC-05 dan relay).
GND Pin GND terhubung ke GND( sensor suhu
DHT22, sensor ultrasonik HC-SR04, modul LCD,
dan relay).
SCL Pin SCL terhubung ke pin SCL di modul LCD.
SDA Pin SDA terhubung ke pin SDA di modul LCD.
Pin 2 Pin 2 terhubung ke pin output pada sensor
DHT22.
Pin 7 Pin 7 terhubung ke pin input pada relay.

Pin 13 Pin 13 terhubung ke pin trig pada sensor


ultrasonik HC-SR04.
Pin 12 Pin 12 terhubung ke pin echo pada sensor
ultrasonik HC-SR04.
DC Power DC Power terhubung ke kipas melalui relay.
Pin 9 Pin 9 terhubung ke pin Rx di modul bluetooth
HC-05.
Pin 8 Pin 8 terhubung ke pin Tx di modul bluetooth
HC-05.
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi

2) Desain Model Prototype

Gambar 20. Desain Model Prototype (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)


29

Gambar 17 merupakan gambar model prototype yang nantinya akan dibuat


guna menyimulasikan kipas angin otomatis yang menggunakan sensor suhu,
ultrasonik dan modul bluetooth. Yang ada di bagian tengah adalah kipas DC 12
volt. Adapun komponen yang berada di atas kipas berturut-turut adalah sensor
suhu DHT22 dan sensor ultrasonik HC-SR04. Sementara komponen yang ada di
bawah kipas adalah LCD. Dimana LCD ini akan menampilkan hasil pengukuran
suhu dan jarak objek yang ada di depan kipas.

b. Rancangan Interface Aplikasi Android

Gambar 21. Interface Aplikasi Android (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Gambar 21 di atas merupakan desain dari sebuah aplikasi yang akan dibuat
untuk menyalakan maupun mematikan kipas.

4. Pembuatan
Dalam pembuatan sistem yang diusulkan setidaknya ada beberapa langkah
yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:
a. Menyediakan dan melengkapi semua komponen yang dibutuhkan, baik itu
hardware maupun software.
b. Membuat aplikasi Android di MIT App Inventor yang akan digunakan nantinya
untuk menyalakan maupun mematikan kipas.
c. Merakit semua komponen perangkat keras (hardware) sesuai dengan
rancangan yang dibuat sebelumnya. Komponen hardware tersebut antara lain
Arduino Uno, sensor ultrasonik HC-SR04, sensor suhu DHT22, modul
bluetooth HC-05, LCD, relay, breadboard, kipas DC 12V, adaptor AC ke DC
12V dan kabel jumper.
30

d. Menulis script program di software Arduino IDE sesuai fungsi yang


diinginkan.
e. Mengupload script program ke perangkat keras Arduino Uno.
f. Membuat casing atau media tempat komponen-komponen tersebut nantinya
ditempatkan.
g. Menempatkan komponen yang telah dirakit ke dalam casing dan merapikan
posisi komponen-komponen tersebut.

5. Pengujian
Sebelum sistem ini diterapkan maka perlu dilakukan pengujian terlebih
dahulu untuk menemukan kendala-kendala yang terjadi pada sistem yang sudah
dibuat kemudian dilakukan perbaikan sehingga sistem yang dibuat sesuai dengan
kebutuhan yang sebelumnya sudah ditentukan.
a. Pengujian sistem
Metode pengujian yang digunakan yaitu pengujian black box. Tujuan utama
dilakukannya pengujian ini adalah untuk memastikan apakah komponen-
komponen yang ada pada suatu sistem dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
b. Penilaian ahli
Pengujian ini dilakukan dengan memberikan kepada pakarnya atau ahlinya
untuk memastikan sistem yang dibuat tidak ada kesalahan dan layak untuk
digunakan. Penilaian disini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan sesuai model pengujian black box dan instrumen
rancangan prototype. Dimana hasil penilaian ahli nantinya akan dijadikan bahan
pertimbangan untuk perbaikan sistem.

6. Hasil Akhir
Setelah melakukan pengumpulan data, analisis sistem, desain, pembuatan,
dan pengujian, maka hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah prototype.
Karena sistem ini masih berbentuk prototype maka tidak menutup kemungkinan
bahwa sistem ini masih perlu adanya revisi didalamnya. Revisi disini bisa berupa
penggantian alat yang memiliki fungsi sama namun tingkat keakuratannya lebih
tinggi maupun dari segi bentuk dan posisi penempatan dari komponen-komponen
yang ada pada prototype.
31

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil pembuatan prototype yang telah dilakukan, dapat dilihat
hasil penelitian sebagai berikut:
1. Rancangan Alat

Gambar 22. Prototype Kipas Angin (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Keterangan :
a. Relay, pin GND relay dihubungkan ke papan breadboard di jalur negatif
menggunakan kabel jumper berwarna biru, pin 5V relay dihubungkan di jalur
positif breadboard menggunakan kabel jumper berwarna merah, dan pin in
relay dihubungkan ke pin 7 dengan kabel jumper berwarna pink.
b. Breadboard, jalur positif dan negatif pada breadboard digunakan untuk
menghubungkan arus positif dan negatif dari Arduino ke komponen lainnya
seperti sensor suhu, ultrasonik, bluetooth, modul I2C, dan relay.
32

c. Bluetooth HC-05, pin GND bluetooth dihubungkan ke papan breadboard di


jalur negatif menggunakan kabel jumper berwarna biru, pin 5V bluetooth
dihubungkan di jalur positif menggunakan kabel jumper berwarna merah, pin
Tx bluetooth dihubungkan ke pin 8 Arduino Uno dengan kabel berwarna
cokelat, dan pin Rx bluetooth dihubungkan ke pin 9 Arduino Uno dengan kabel
berwarna aqua.
d. Sensor suhu DHT22, pin GND sensor suhu dihubungkan ke papan breadboard
di jalur negatif menggunakan kabel jumper berwarna biru, pin 5V sensor suhu
dihubungkan di jalur positif menggunakan kabel jumper berwarna merah, pin
output sensor suhu dihubungkan ke pin 2 Arduino Uno dengan kabel berwarna
abu-abu.
e. Sensor ultrasonik HC-SR04, pin GND ultrasonik dihubungkan ke jalur negatif
breadboard menggunakan kabel jumper berwarna biru, pin VCC ultrasonik
dihubungkan ke jalur positif breadboard dengan kabel berwarna merah, pin
Trig dari sensor ultrasonik ke pin 13 Arduino Uno dengan menggunakan kabel
berwarna jingga, pin Echo dari sensor ultrasonik ke pin 12 Arduino Uno
dengan menggunakan kabel jumper berwarna ungu.
f. Kipas DC, kabel positif dari kipas DC disambungkan ke port positif relay
dengan kabel berwarna hitam. Sedangkan kabel negatif kipas DC
disambungkan ke sumber arus listrik dengan kabel berwarna hitam.
g. Arduino, pin GND dihubungkan ke papan breadboard di jalur negatif
menggunakan kabel jumper berwarna biru sedangkan pin 5V dihubungkan di
jalur positif menggunakan kabel jumper berwarna merah.
h. Kabel jumper, berfungsi untuk menghubungkan antar rangkaian komponen
dalam sistem prototype.
i. Sumber arus listrik, sumber arus listrik dihubungkan ke bagian port positif
relay dengan kabel berwarna hitam, sedangkan arus negatifnya dihubungkan ke
kipas DC dengan kabel berwarna hitam.
j. LCD 16x2, pin VSS, VDD, V0, RS, R/W, E, DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5,
DB6, DB7, BLA, dan BLK. Keenam belas pin pada LCD ini dihubungkan pada
deretan enam belas pin yang ada di modul I2C.
33

2. Interface Aplikasi Android

Gambar 23. Prototype Kipas Angin (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Keterangan :
a. Tombol power, berfungsi untuk menyalakan atau mematikan mode
manual pada kipas otomatis.
b. Status jaringan, berfungsi menampilkan informasi apakah aplikasi Android
telah terhubung dengan modul bluetooth atau belum.
c. Tombol hubungkan, berfungsi untuk menghubungkan aplikasi Android
pada modul bluetooth.

3. Grafik Hasil Penilaian Ahli


Tabel 4. Hasil Validasi Instrumen Pengujian Black Box Rancangan Sistem
Kategori Penilaian Validator 1 Validator 2
Materi Instrumen 3,6 3,3
Konstruksi 3,3 3
Bahasa 3 3,2
34

Hasil Validasi Instrumen Pengujian Black Box Rancangan Sistem

4 3,6
3,3 3,3 3,2
3 3
3

0
Materi Instrumen Konstruksi Bahasa
Validator 1 Validator 2

Gambar 24. Grafik Hasil Validasi Instrumen Pengujian Black Box Rancangan
Sistem (Sumber: Hasil Pengolahan Data Pribadi)
Berdasarkan penilaian dari kedua validator instrumen pengujian black box
rancangan sistem, grafik di atas menunjukkan bahwa validator pertama
memberikan nilai 3,6 yang berarti “Baik sekali” untuk materi instrumen, nilai 3,3
yang berarti “Baik” untuk konstruksi, dan nilai 3 yang berarti “Baik” untuk
bahasa. Sedangkan validator kedua memberikan nilai 3,3 yang berarti “Baik”
untuk materi instrumen, nilai 3 yang berarti “Baik” untuk konstruksi, dan nilai 3,2
yang berarti “Baik” untuk bahasa. Sehingga bisa disimpulkan bahwa instrumen
pengujian black box rancangan sistem sudah layak digunakan.

Tabel 5. Hasil Validasi Instrumen Pengujian Rancangan Prototype


Kategori Penilaian Validator 1 Validator 2
Materi Instrumen 3,6 3
Konstruksi 3,3 3,3
Bahasa 3 3,2
35

Hasil Validasi Instrumen Pengujian Rancangan Prototype

4
3,6
3,3 3,3 3,2
3 3
3

0
Materi Instrumen Konstruksi Bahasa
Validator 1 Validator 2

Gambar 25. Grafik Hasil Validasi Instrumen Pengujian Rancangan Prototype


(Sumber: Hasil Pengolahan Data Pribadi)
Berdasarkan penilaian dari kedua validator instrumen pengujian rancangan
prototype, grafik di atas menunjukkan bahwa validator pertama memberikan nilai
3,6 yang berarti “Sangat baik” untuk materi instrumen, nilai 3,3 yang berarti
“Baik” untuk konstruksi, dan nilai 3 yang berarti “Baik” untuk bahasa. Sedangkan
validator kedua memberikan nilai 3 yang berarti “Baik” untuk materi instrumen,
nilai 3,3 yang berarti “Baik” untuk konstruksi, dan nilai 3,2 yang berarti “Baik”
untuk bahasa. Sehingga bisa disimpulkan bahwa instrumen pengujian rancangan
prototype sudah layak untuk digunakan.

Tabel 6. Hasil Pengujian Black Box Sensor Suhu DHT22


Kategori Penilaian Ahli 1 Ahli 2
Berhasil mengukur suhu Ya Ya
Nilai yang dibaca sesuai Ya Ya

DHT22
2

1,5

0,5

0
Mengukur Suhu Nilai Sesuai

Ya Tidak

Gambar 26. Grafik Hasil Pengujian Black Box Sensor Suhu DHT22 (Sumber:
Hasil Pengolahan Data Pribadi)
36

Berdasarkan pengujian black box sensor suhu DHT22 pada grafik di atas,
menunjukkan bahwa kedua ahli menjawab “Ya” dari dua kategori pertanyaan
yang diberikan. Ini menunjukkan bahwa sensor telah bekerja dengan baik.

Tabel 7. Hasil Pengujian Black Box Sensor Ultrasonik HC-SR04


Kategori Penilaian Ahli 1 Ahli 2
Berhasil mendeteksi objek Ya Ya
Nilai yang dibaca sesuai Ya Ya

Ultrasonik HC-SR04

2
1,5
1
0,5
0
Mendeteksi Objek Nilai Sesuai

Ya Tidak

Gambar 27. Grafik Hasil Pengujian Black Box Sensor Ultrasonik HC-SR04
(Sumber: Hasil Pengolahan Data Pribadi)
Berdasarkan pengujian black box sensor ultrasonik HC-SR04 pada grafik di
atas, menunjukkan bahwa kedua ahli menjawab “Ya” dari dua kategori pertanyaan
yang diberikan. Ini menunjukkan bahwa sensor ultrasonik HC-SR04 telah bekerja
dengan baik.

Tabel 8. Hasil Pengujian Black Box Modul Bluetooth HC-05


Kategori Penilaian Ahli 1 Ahli 2
Sinyal Bluetooth Terbaca Ya Ya
Bluetooth Terkoneksi Ya Ya
Kipas mode manual saat tombol ON Ya Ya
Kipas mode otomatis saat tombol OFF Ya Ya

Bluetooth HC-05

2
1,5
1
0,5
0
Sinyal Terbaca Terkoneksi Tombol ON Tombol OFF
Ya Tidak

Gambar 28. Grafik Hasil Pengujian Black Box Modul Bluetooth(Sumber: Hasil
Pengolahan Data Pribadi)
37

Berdasarkan pengujian black box modul bluetooth HC-05 pada grafik di


atas, menunjukkan bahwa kedua ahli menjawab “Ya” dari empat kategori
pertanyaan yang diberikan. Ini menunjukkan bahwa modul bluetooth HC-05 telah
bekerja dengan baik.

Tabel 9. Hasil Pengujian Black Box Modul LCD (Liquid Crystal Display)
Kategori Penilaian Ahli 1 Ahli 2
Menampilkan hasil pengukuran Ya Ya

LCD

1,5

0,5

0
Menampilkan Hasil Pengukuran
Ya Tidak

Gambar 29. Grafik Hasil Pengujian Black Box Modul LCD (Sumber: Hasil
Pengolahan Data Pribadi)
Berdasarkan pengujian black box modul LCD pada grafik di atas,
menunjukkan bahwa kedua ahli menjawab “Ya” dari satu pertanyaan yang
diberikan. Ini menunjukkan bahwa modul modul LCD telah bekerja dengan baik.

Tabel 10. Hasil Pengujian Black Box Modul Relay


Kategori Penilaian Ahli 1 Ahli 2
Relay aktif saat suhu > 310C dan jarak Ya Ya
<100 cm
Relay mati saat suhu < 310C dan jarak Ya Ya
<100 cm
Relay mati saat suhu > 310C dan jarak Ya Ya
>100 cm
Relay mati saat suhu < 310C dan jarak Ya Ya
>100 cm
38

Relay
2

0
Relay Aktif Saat Relay mati saat Relay mati saat Relay mati saat
suhu > 31 C dan suhu < 31 C dan suhu > 31 C dan suhu < 31 C dan
jarak< 100 cm jarak < 100 cm jarak > 100 cm jarak > 100 cm

Ya Tidak

Gambar 30. Grafik Hasil Pengujian Black Box Relay (Sumber: Hasil Pengolahan
Data Pribadi)
Berdasarkan pengujian black box modul relay pada grafik di atas,
menunjukkan bahwa kedua ahli menjawab “Ya” dari empat kategori pertanyaan
yang diberikan. Ini menunjukkan bahwa modul relay telah bekerja dengan baik.

Tabel 11. Hasil Pengujian Black Box Kipas DC


Kategori Penilaian Ahli 1 Ahli 2
Kipas berputar saat relay aktif Ya Ya
Kipas berhenti berputar saat Ya Ya
Relay mati (non-aktif)

Kipas DC
2
1,5
1
0,5
0
Kipas berputar saat relay Kipas berhenti berputar
aktif saat relay mati
Ya Tidak

Gambar 31. Grafik Hasil Pengujian Black Box Sensor Kipas DC (Sumber: Hasil
Pengolahan Data Pribadi)
39

Berdasarkan pengujian black box kipas DC pada grafik di atas,


menunjukkan bahwa kedua ahli menjawab “Ya” dari dua kategori pertanyaan
yang diberikan. Ini menunjukkan bahwa kipas DC telah bekerja dengan baik.

Tabel 12. Hasil Pengujian Rancangan Prototype


Kategori Penilaian Ahli 1 Ahli 2
Desain bentuk prototype 3 4
Tingkat kerapian 4 3
Kesesuaian posisi kipas DC 4 3
Kesesuaian posisi sensor DHT22 4 4
Kesesuaian posisi sensor ultrasonik 4 4
Kesesuaian posisi LCD 3 3
Kesesuaian posisi modul bluetooth 4 3

Hasil Pengujian Rancangan Prototype

Ahli01
Desain Kerapian Posisi Kipas Posisi Sensor Posisi Posisi LCD Posisi
Ahli 2 Prototype Suhu Ultrasonik Bluetooth

Gambar 32. Grafik Hasil Pengujian Rancangan Prototype (Sumber: Hasil


Pengolahan Data Pribadi)
Berdasarkan hasil pengujian rancangan prototype yang dilakukan oleh dua ahli
seperti grafik di atas, maka dapat diketahui bahwa ahli pertama memberikan nilai
3 “Baik” untuk desain bentuk prototype, nilai 4 “Sangat baik” untuk tingkat
kerapian, nilai 4 “Sangat baik” untuk kesesuaian posisi kipas DC, nilai 4 “Sangat
baik” untuk kesesuaian posisi sensor DHT22, nilai 4 “Sangat baik” untuk
kesesuaian posisi sensor ultrasonik, nilai 3 “Baik” untuk kesesuaian posisi LCD,
dan nilai 4 “Sangat baik” untuk kesesuaian posisi modul bluetooth. Sedangkan
ahli kedua memberikan nilai 4 “Sangat baik” untuk desain bentuk prototype, nilai
3 “Baik” untuk tingkat kerapian, nilai 4 “Sangat baik” untuk kesesuaian posisi
40

kipas DC, nilai 4 “Sangat baik” untuk kesesuaian posisi sensor DHT22, nilai 4
“Sangat baik” untuk kesesuaian posisi sensor ultrasonik, nilai 3 “Baik” untuk
kesesuaian posisi LCD, dan nilai 4 “Sangat baik” untuk kesesuaian posisi modul
bluetooth.

4.2 Pembahasan Penelitian


1. Pengujian Mode Otomatis

Tahapan pengujian mode otomatis ini dilakukan dengan tujuan untuk


mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan rancangan sistem
yang sudah ada. Dalam proses pengujian mode otomatis, terdapat empat kondisi
yang dapat terjadi yaitu:

a. Nilai suhu ruangan dan jarak objek di depan kipas tak terpenuhi

Gambar 33. Kondisi Suhu dan Jarak Tidak Terpenuhi (Sumber: Hasil
Dokumentasi Pribadi)
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran yang
didapatkan yaitu suhu ruangan 30, 50oC dan jarak objek 288 cm. Kedua nilai ini
tak memenuhi kondisi yang telah ditentukan sebagai syarat berputarnya kipas
sehingga kipas tak berputar.
41

b. Nilai suhu ruangan terpenuhi dan nilai jarak objek di depan kipas tak terpenuhi

Gambar 34. Kondisi Suhu Terpenuhi dan Nilai Jarak Tidak Terpenuhi (Sumber:
Hasil Dokumentasi Pribadi)
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran yang
didapatkan yaitu suhu ruangan 31,70oC dan jarak objek 288 cm. Meskipun nilai
suhu ruangannya sudah terpenuhi tetapi nilai jarak objeknya tidak. Sehingga kipas
tak akan berputar jika hanya suhu ruangan yang panas.

c. Nilai suhu ruangan tidak terpenuhi dan jarak objek di depan kipas terpenuhi

Gambar 35. Kondisi Suhu Tidak Terpenuhi dan Jarak Terpenuhi (Sumber: Hasil
Dokumentasi Pribadi)
42

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran yang


didapatkan yaitu suhu ruangan 30, 90oC dan jarak objek 32 cm. Meskipun nilai
jarak objeknya sudah terpenuhi tetapi nilai suhu ruangannya tidak. Sehingga kipas
tak akan berputar jika hanya ada objek di depan kipas tetapi suhu tidak panas.

d. Nilai suhu ruangan dan jarak objek di depan kipas terpenuhi

Gambar 36. Kondisi Suhu dan Jarak Terpenuhi (Sumber: Hasil Dokumentasi
Pribadi)
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran yang
didapatkan yaitu suhu ruangan 31, 70oC dan jarak objek 75 cm. Kedua nilai ini
memenuhi kondisi yang telah ditentukan sebagai syarat berputarnya kipas
sehingga mengakibatkan kipas berputar.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, sistem sudah berjalan


sebagaimana mestinya. Bila nilai yang dibaca sensor suhu >31 oC dan ultrasonik
<100 cm maka arduino akan mengubah kondisi relay yang awalnya OFF atau
kipas angin tidak berputar menjadi ON atau berputar. Sebaliknya, jika nilai yang
dibaca sensor suhu <=31 oC dan ultrasonik >=100 cm, maka relay yang tadinya
dalam kondisi ON berubah jadi OFF atau berhenti berputar. Berdasarkan hasil
dari pengujian yang dilakukan, maka mode otomatis sudah berjalan sesuai
rancangan yang ada.
43

2. Pengujian Mode Manual


Tahapan pengujian mode manual ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan rancangan yang ada
atau tidak.

a. Mengaktifkan mode manual

Gambar 37. Mengaktifkan Mode Manual (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Saat tombol power di aplikasi pengontrolnya ditekan maka kipas akan


langsung berputar dan beralih ke mode manual. Ini ditandai dengan adanya
notifikasi “Mode Manual Diaktifkan” di LCD.
44

b. Mematikan mode manual

Gambar 38. Mematikan Mode Manual (Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi)

Pada kondisi sebelumnya kipas berputar dalam mode manual. Dan saat
ditekan lagi tombol power untuk yang kedua kalinya maka kipas akan beralih lagi
ke mode otomatis dimana kipas tak berputar saat kondisinya tidak terpenuhi.

3. Pengujian Sistem
a. Pengujian Sensor Suhu
Pengujian sensor suhu DHT22 dilakukan untuk mengetahui apakah sensor
suhu sudah bekerja sesuai dengan sistem yang dirancang atau tidak. Dalam hal ini
diberikan kondisi sensor ultrasonik yang membaca nilai <100 cm sehingga yang
jadi acuan pengujian adalah sensor suhu.
Tabel 13. Pengujian Fungsi Sensor Suhu
Komponen Uji Kondisi yang Diharapkan Kondisi Hasil Keterangan
Sensor Suhu Relay akan berstatus ON jika Sesuai Berfungsi
DHT22 sensor membaca suhu >31 0C dan
nilai pembacaan sensor ultrasonik
< 100 cm.
Sensor Suhu Relay akan berstatus OFF jika Sesuai Berfungsi
DHT22 sensor membaca suhu <=31 0C dan
nilai pembacaan sensor ultrasonik
< 100 cm.
45

b. Pengujian Sensor Ultrasonik


Pengujian sensor ultrasonik HC-SR04 dilakukan untuk mengetahui apakah
sensor ultrasonik sudah bekerja sesuai dengan sistem yang dirancang atau tidak.
Dalam hal ini diberikan kondisi sensor suhu yang mendeteksi nilai >31 oC
sehingga yang jadi acuan pengujian adalah sensor ultrasonik. Berikut tabel
pengujian sensor ultrasonik.

Tabel 14. Pengujian Fungsi Sensor Ultrasonik


Komponen Uji Kondisi yang Diharapkan Kondisi Hasil Keterangan
Sensor Ultrasonik Relay akan berstatus ON jika Sesuai Berfungsi
HC-SR04 sensor ultrasonik membaca
nilai < 100 cm dan nilai
pembacaan sensor suhu >31 0C.
Sensor Ultrasonik Relay akan berstatus OFF jika Sesuai Berfungsi
HC-SR04 sensor ultrasonik membaca
nilai >= 100 cm dan nilai
pembacaan sensor suhu >31 0C.

c. Pengujian Bluetooth HC-05


Modul bluetooth HC-05 memiliki 7 pin yaitu, pin VCC (positif power
supply), GND (negatif power supply), RX penerimaan data dari TX peralatan lain,
TX pengiriman data ke RX peralatan lain dan EN enabled client untuk masuk ke
mode AT Command. Hasil pengujian modul bluetooth HC-05 dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 15. Pengujian Fungsi Bluetooth HC-05


Komponen Uji Kondisi yang Diharapkan Kondisi Hasil Keterangan
Bluetooth HC-05 Bluetooth HC-05 terhubung Sesuai Berfungsi
dengan Android
Bluetooth HC-05 Relay akan berstatus ON jika Sesuai Berfungsi
menerima pesan teks “1”
melalui bluetooth.
Bluetooth HC-05 Relay akan berstatus OFF jika Sesuai Berfungsi
menerima pesan teks “1”
melalui bluetooth untuk yang
kedua kalinya.

d. Pengujian LCD
Pengujian LCD dilakukan dengan melihat tampilan fisik pada layar LCD
apakah sesuai dengan rangkaian fungsional yang diharapkan atau tidak. Berikut
tabel pengujiannya.
46

Tabel 16. Pengujian Fungsi LCD


Komponen Uji Kondisi yang Diharapkan Kondisi Hasil Keterangan
LCD Lampu layar LCD menyala ketika Sesuai Berfungsi
sistem aktif.
LCD Layar LCD menampilkan teks Sesuai Berfungsi
nilai pengukuran sensor
ultrasonik.
LCD Layar LCD menampilkan teks Sesuai Berfungsi
nilai pengukuran sensor suhu.

e. Pengujian Relay
Pengujian relay dilakukan dengan cara memberikan inputan atau kondisi
high dan low. Relay akan menerima kondisi high atau low berdasarkan kondisi
yang diterima dari sensor suhu dan ultrasonik. Ketika relay diberikan nilai high
maka kontak terminal Normally Open akan menutup dan menghubungkan arus
listrik, sebaliknya apabila relay diberikan nilai low maka kontak terminal
Normally Close akan membuka dan memutuskan aliran arus listrik. Berikut tabel
pengujiannya.

Tabel 17. Pengujian Fungsi Relay


Komponen Uji Kondisi yang Diharapkan Kondisi Hasil Keterangan
Relay Kipas angin akan berputar ketika Sesuai Berfungsi
relay menerima kondisi LOW.
Relay Kipas angin akan berhenti Sesuai Berfungsi
berputar ketika relay menerima
kondisi HIGH.

f. Pengujian Kipas Angin


Pengujian kipas angin dilakukan dengan memberikan inputan dan
membandingkan apakah inputan yang diberikan telah sesuai kondisi yang
diharapkan. Berikut ini tabel pengujian kipas.

Tabel 18. Pengujian Fungsi Kipas Angin


Komponen Uji Kondisi yang Diharapkan Kondisi Hasil Keterangan
Kipas Angin Ketika relay menerima kondisi Sesuai Berfungsi
high atau low pada mode otomatis
maka kipas angin akan berputar
maupun berhenti berputar sesuai
dengan kondisi nilai dari sensor.
Kipas Angin Ketika relay menerima kondisi Sesuai Berfungsi
high pada mode manual maka
kipas angin akan berputar.
47

Komponen Uji Kondisi yang Diharapkan Kondisi Hasil Keterangan


Kipas Angin Ketika relay menerima kondisi Sesuai Berfungsi
low pada mode manual maka
kipas angin akan berhenti
berputar.

g. Pengujian Aplikasi Android


Pengujian aplikasi Android dilakukan dengan menggunakan ponsel pintar
Xiaomi 4X dengan menghubungkan ponsel pintar ke modul bluetooth HC-05 dan
akan dikontrol menggunakan aplikasi Android. Hasil pengujian aplikasi Android
bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 19. Pengujian Fungsi Aplikasi Android


Komponen Uji Kondisi yang Diharapkan Kondisi Hasil Keterangan
Aplikasi Android Aplikasi Android terhubung Sesuai Berfungsi
dengan modul bluetooth HC-
05.
Aplikasi Android Modul bluetooth HC-05 Sesuai Berfungsi
menerima pesan “1” yang
dikirimkan aplikasi Android
untuk menyalakan kipas.
Aplikasi Android Modul bluetooth HC-05 Sesuai Berfungsi
menerima pesan “1”
berikutnya yang dikirimkan
aplikasi Android untuk
mematikan kipas.

4. Pengujian Struktural
Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah
sesuai dengan rancangan. Uji coba ini dilakukan dengan menguji pin-pin input
dan output digital maupun pin analog. Berikut tabel hasil pengujian strukturalnya.

Tabel 20. Pengujian Struktural Pin


Komponen Uji Kondisi yang Diharapkan Kondisi Hasil Keterangan
GND GND melalui breadboard ke Terhubung Berfungsi
sensor suhu DHT22
GND GND melalui breadboard ke Terhubung Berfungsi
sensor ultrasonik HC-SR04
GND GND melalui breadboard ke Terhubung Berfungsi
modul I2C LCD
GND GND melalui breadboard ke Terhubung Berfungsi
bluetooth HC-05
GND GND melalui breadboard ke Terhubung Berfungsi
relay
48

Komponen Uji Kondisi yang Diharapkan Kondisi Hasil Keterangan


5V 5V melalui breadboard ke Terhubung Berfungsi
sensor suhu DHT22
5V 5V melalui breadboard ke Terhubung Berfungsi
sensor ultrasonik HC-SR04
5V 5V melalui breadboard ke Terhubung Berfungsi
modul I2C LCD
5V 5V melalui breadboard ke Terhubung Berfungsi
bluetooth HC-05
5V 5V melalui breadboard ke Terhubung Berfungsi
relay
SCL Pin SCL terhubung ke pin Terhubung Berfungsi
SCL di modul I2C
SDA Pin SDA terhubung ke pin Terhubung Berfungsi
SDA di modul I2C
Pin 2 Pin 2 terhubung ke pin Terhubung Berfungsi
output pada sensor DHT22.
Pin 7 Pin 7 terhubung ke pin input Terhubung Berfungsi
pada relay
Pin 8 Pin 8 terhubung ke pin Tx di Terhubung Berfungsi
modul bluetooth HC-05.
Pin 9 Pin 9 terhubung ke pin Rx di Terhubung Berfungsi
modul bluetooth HC-05.
Pin 12 Pin 12 terhubung ke pin echo Terhubung Berfungsi
pada sensor ultrasonik HC-
SR04.
Pin 13 Pin 13 terhubung ke pin trig Terhubung Berfungsi
pada sensor ultrasonik HC-
SR04.

Keunggulan dari prototype kipas angin otomatis ini adalah cara


pengontrolannya yang dapat bersifat otomatis dan manual. Untuk mode otomatis,
kipas akan aktif berdasarkan parameter nilai sensor suhu DHT22 dan ultrasonik
HC-SR04. Sedangkan untuk mode manual, kipas akan aktif jika button pada
aplikasi Android ditekan pertama kali. Serta akan kembali lagi ke mode otomatis
lagi jika button di aplikasi Android ditekan untuk kedua kalinya. Jika
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang hanya menggunakan sensor
suhu LM35, penelitian ini jauh lebih unggul karena memiliki dua mode
pengaktifan dan juga tingkat akurasi sensornya lebih baik. Selain itu, dalam
penelitian ini mengakumulasikan dua nilai variabel, yaitu suhu dan jarak. Berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang hanya berdasarkan pada suhu.
Kekurangan dari prototype kipas angin otomatis ini adalah sensor jaraknya
yang hanya mendeteksi objek tanpa tahu apakah objek yang di depannya ini
manusia atau bukan.
49

Berdasarkan grafik penilaian ahli sebelumnya, dapat diketahui bahwa


validasi instrumen telah valid untuk digunakan sebagai instrumen penilaian ahli.
Dimana kedua ahli telah memberikan nilai antara 3 sampai 4 untuk tiap kategori
penilaian instrumen, yakni dari segi materi, konstruksi, dan bahasan. Pada grafik
pengujian black box, semua komponen memperoleh jawaban “Ya” dari kedua ahli
sehingga pengujian black box sistem dinyatakan berhasil. Adapun untuk
pengujian prototype hasil yang diperoleh adalah nilai antara 3 sampai 5 dari
beberapa kategori pertanyaan. Dari perolehan nilai tersebut, maka dapat
dinyatakan bahwa prototype telah layak untuk digunakan.
50

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya


maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pembuatan prototype kipas angin otomatis menggunakan beberapa komponen
utama yaitu Arduino Uno, sensor suhu DHT22, relay, sensor ultrasonik HC-
SR04, modul bluetooth HC-05, breadboard, kipas DC, adapter, dan kabel
jumper.
2. Penulisan perintah mikrokontroler dilakukan di software Arduino IDE lalu
diupload ke hardware Arduino Uno.
3. Casing atau body dari kipas angin otomatis dibuat dengan menggunakan
bahan dasar akrilik.
4. Pembuatan aplikasi Android pengontrol mode manual kipas angin otomatis
dilakukan di MIT App Inventor.
5. Prototype kipas angin sudah bisa dijalankan dalam mode manual maupun
otomatis berdasarkan rancangan yang ada.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan terdapat beberapa


saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya, antara lain:
1. Pengembangan rancang bangun kipas otomatis dapat diterapkan untuk
kebutuhan sehari-hari.
2. Pengembangan sistem selanjutnya agar menambahkan fitur kontrol
kecepatan, baik itu berdasarkan suhu maupun jarak objek.
51

DAFTAR PUSTAKA

Albet, M., Ginta, P. W., & Sudarsono, A. 2014. Pembuatan Jendela Otomatis
Menggunakan Sensor Cahaya. Jurnal Media Infotama. 10(1): 9.
Amrulloh, A. G., Dirgantoro, B., & Jati, A. N. 2015. Implementasi Pendeteksi
Gerak Manusia dengan Sensor Passive Infra-red (PIR) Sebagai Kontrol
Arah Kamera dan Sistem Pengendali Kunci Pintu dan Jendela Menggunakan
Mikrokontroler. Proceeding of Engineering. 2(1): 725–732.
Ardiansah. 2016. Sistem Monitoring Air Layak Konsumsi Berbasis Arduino (Studi
Kasus Pdam Patalassang). Skripsi Tidak Diterbitkan. Makassar. UIN
Alauddin.
Basjaruddin, N. C. 2016. Pembelajaran Mekatronika Berbasis Proyek.
Deepublish. Yogyakarta.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2019. Proyeksi Perubahan Iklim.
https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=proyeksi-perubahan-iklim, diakses 15
November 2019.
Dinata, I., & Sunanda, W. 2015. Implementasi Wireless Monitoring Energi Listrik
Berbasis Web Database. Jurnal Nasional Teknik Elektro. 4(1): 83–88.
Diskominfo Kota Palopo. Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Palopo. http://diskominfo.palopokota.go.id/halaman/visi-dan-misi, diakses
15 November 2019.
Herlangga. 2019. Rancang Bangun Prototype Thief Detector Berbasis
Miktokontroller Arduino dan SMS Gateway. Skripsi tidak diterbitkan.
Universitas Cokroaminoto Palopo.
Hermawan, I. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif
dan Mixed Methode. Hidayatul Quran. Kuningan.
Kadir, A. 2016. Simulasi Arduino. PT Elex Media Computindo. Jakarta.
Kahimpong, R. L., Umboh, M., & Maluegha, B. 2017. Rancang Bangun
Penggerak Alat Jemur Pakaian Otomatis Berbasis Arduino Uno Atmega328.
Jurnal Online Poros Teknik Mesin. 6(1): 69–81.
KBBI Daring. Arti Prototipe. https://kbbi.kemdikbud.go.id, diakses 9 Oktober
2020.
KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. 2008.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Langi, S. I. 2014. Kipas Angin Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu. E-
Journal Teknik Elektro Dan Komputer. 3(5): 41–48.
Lestari, N. W. E. 2018. Rancang Bangun Monitoring Bendungan Otomatis
Berbasis Web Pada Bendungan Irigasi Di Desa G2 Dwijaya Kecamatan
Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas. JUSIKOM. 3(2): 93–102.
52

Mareta, R dkk. 2019. Kipas Angin Otomatis Menggunakan Sensor Suhu dan
Sensor Infrared dengan Mikrokontroler Atmega32. Hal 1–3.
McRoberts, M. 2010. Beginning Arduino. Technology In Action America.
Mujahidin, A. 2018. Perancangan Prototype Lampu Otomatis Berbasis
Mikrokontroller Arduino Uno. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palopo. Universitas
Cokroaminoto Palopo.
Mustaqbal, M. S., Firdaus, R. F., & Rahmadi, H. 2015. Pengujian Aplikasi
Menggunakan Blackbox Testing Boundary Value Analysis (studi kasus:
aplikasi prediksi kelulusan SNMPTN). Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi
Terapan. 1(3): 31–36.
Nadiansyah, R. R. 2018. Sistem Pengendali Kipas Angin Berbasis Node Mcu
ESP8226. Tesis tidak diterbitkan. STMIK Akakom Yogyakarta.
Pratomo & Agus. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
Web menggunakan metode Hannafin dan Peck. Jurnal POSITIF. 1(1): 14–28.
Prihanto, M. D. 2017. Pengendali Kipas Angin Dari Jarak Jauh dengan Arduino
dan Wifi. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Prihatmoko, D. 2016. Perancangan dan Implementasi Pengontrol Suhu Ruangan
Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno. Jurnal SIMETRIS. 7(1): 117–122.
Putra, D. W., Nugroho, A. P., & Puspitarini, E. W. 2016. Game Edukasi Berbasis
Android Sebagai Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Jurnal
Informatika Merdeka Pasuruan. 1(1): 46–58.
Rahmatullah, W. 2014. Rancang Bangun Data Logger Berbasis Sensor DHT22
untuk Mengukur Suhu dan Kelembaban Habitat Satwa Herpetofauna Secara
Real-Time. Skripsi tidak diterbitkan. Institut Pertanian Bogor.
Rakasiwi, & Taqius. 2017. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Udang Vannamei
Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis WEB. Jurnal SIMETRIS.
8(2).
Santoso, H. 2015. Panduan Praktis Arduino Untuk Pemula. Elangsakti.com.
Saptadi, A. H. 2014. Perbandingan Akurasi Pengukuran Suhu dan Kelembaban
Antara Sensor DHT11 dan DHT22. Jurnal Infotel. 6(2): 49-56.
Setiawan, D. 2017. Rancang Bangun Kontrol Peralatan Listrik Otomatis
Menggunakan Arduino Uno Berbasis Android System. Riau Journal Of
Computer Science. 3(1): 23–30.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatid, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sumarjono, A. 2018. Perancangan Prototype Lampu Rumah Tangga Via Wireless
Bluetooth 2,4 Ghz Berbasis Arduino. Teknoin. 24(1): 9–20.
Suryadi, L dkk. 2015. Perancangan Sistem Kontrol Kipas Angin Otomatis
Menggunakan Sensor Suhu LM35 Berbasis Mikrokontroler Atmega16. Jurnal
53

Inteksis. 2(2): 76–82.


Syaban, R. M., & Bunyamin, H. 2015. Pengembangan Sistem Informasi
Pengelolaan Surat Masuk dan Surat Keluar Berbasis Web di Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Menggunakan
Framework PHP. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut. 12(1):
1–11.
Syahwil, M. 2017. Panduan Mudah Belajar Arduino Menggunakan Simulasi
Proteus. Andi offset.
Turang, D. A. O. 2015. Pengembangan Sistem Relay Pengendalian dan
Penghematan Pemakaian Lampu Berbasis Mobile. Seminar Nasional
Informatika. 1(1): 75–85.
Wardana, I. 2016. Teknik Antarmuka MATLAB dan Arduino: Membangun
Interaksi antara Bahasa Komputasi Teknik dengan Platform berbasis
Mikrokontroller. CV Garuda Mas Sejahtera. Surabaya.
Wicaksono, M. W., & Hidayat. 2017. Mudah Belajar Mikrokontroller Arduino
Disertai 23 Proyek Termasuk Proyek Ethernet dan Wireless Client Server.
Informatika. Bandung.
Yudhana, A., & Dwi, M. D. P. 2018. Rancang Bangun Sistem Pemantauan Infus
Berbasis Android. Transmisi. 20(2): 91–95.
Yuswanda. 2018. Rancang Bangun Sistem Otomasi Kipas Angin Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno. Skripsi tidak diterbitkan. Palopo. Universitas
Cokroaminoto Palopo.
Zaki, A. 2010. Panduan Hardware Komputer. Andi. Yogyakarta.
54

LAMPIRAN
55

Lampiran 1. List Studi Pustaka

LEMBAR LIST STUDI PUSTAKA

Judul Penelitian:

PROTOTYPE KIPAS ANGIN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR


SUHU DHT22, ULTRASONIK HC-SR04, DAN BLUETOOTH HC-05
BERBASIS MIKROKONTROLER

ALDY RENALDI
1604411410

PROGRAM SARJANA STRATA 1


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
56

LIST STUDI PUSTAKA


Albet, M, dkk. 2014. Pembuatan Jendela
Otomatis Menggunakan Sensor Cahaya.
Jurnal Media Infotama. 10 (1).

Amrulloh, A. G. dkk. 2015. Implementasi


Pendeteksi Gerak Manusia dengan
Sensor Passive Infra-red (PIR) Sebagai
Kontrol Arah Kamera dan Sistem
Pengendali Kunci Pintu dan Jendela
Menggunakan Mikrokontroler. E-
Proceeding of Engineering. 2(1): 725-
732.

Ardiansyah. 2016. Sistem Monitoring Air


Layak Konsumsi Berbasis Arduino.
Skripsi tidak diterbitkan. Makassar. UIN
Alauddin.

Basjaruddin, N. C. 2016. Pembelajaran


Mekatronika Berbasis Proyek.
Deepublish. Yogyakarta.
57

Badan Meteorologi Klimatologi dan


Geofisika. 2019. Proyeksi Perubahan
Iklim.
https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=pro
yeksi-perubahan-iklim, diakses 15
November 2019.

Dinata, I., & Sunanda, W. 2015.


Implementasi Wireless Monitoring
Energi Listrik Berbasis Web
Database. Jurnal Nasional Teknik
Elektro. 4(1): 83-88.

Diskominfo Kota Palopo. Visi dan Misi


Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Palopo.
http://diskominfo.palopokota.go.id/hal
aman/visi-dan-misi, diakses 15
November 2019.

Herlangga. 2019. Rancang Bangun


Prototype Thief Detector Berbasis
Miktokontroller Arduino dan SMS
Gateway. Skripsi tidak diterbitkan.
Universitas Cokroaminoto Palopo.
58

Hermawan, I. 2019. Metodologi Penelitian


Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan
Mixed Methode. Hidayatul Quran.
Kuningan.

Kadir, A. 2016. Simulasi Arduino. PT Elex


Media Computindo. Jakarta.

Kahimpong R. L dkk. 2017. Rancang


Bangun Penggerak Alat Jemur
Pakaian Otomatis Berbasis Arduino
Uno Atmega328. Jurnal Online Poros
Teknik Mesin. 6(1): 69-81.

KBBI Daring. Arti Prototipe.


https://kbbi.kemdikbud.go.id, diakses
9 Oktober 2020.
59

KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia


Pusat Bahasa Edisi Keempat. 2008.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Langi, S. I. 2014. Kipas Angin Otomatis


Dengan Menggunakan Sensor Suhu.
E-Journal Teknik Elektro dan
Komputer. 3(5): 41-48.

Lestari, N. W. E. 2018. Rancang Bangun


Monitoring Bendungan Otomatis
Berbasis Web Pada Bendungan
Irigasi Di Desa G2 Dwijaya
Kecamatan Tugumulyo Kabupaten
Musi Rawas. JUSIKOM. 3(2): 93-102.
60

Mareta, R dkk. 2019. Kipas Angin Otomatis


Menggunakan Sensor Suhu Dan
Sensor Infrared Dengan
Mikrokontroler Atmega32. Hal 1-3.

McRoberts, M. 2010. Beginning Arduino.


Technology In Action America.

Mujahidin, A. 2018. Perancangan Prototype


Lampu Otomatis Berbasis
Mikrokontroller Arduino Uno. Skripsi
tidak diterbitkan. Palopo. Universitas
Cokroaminoto Palopo.

Mustaqbal, dkk. 2015. Pengujian Aplikasi


Menggunakan Blackbox Testing
Boundary Value Analysis (studi kasus:
aplikasi prediksi kelulusan SNMPTN).
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi
Terapan. 1(3): 31-36.
61

Nadiansyah, R. R. 2018. Sistem Pengendali


Kipas Angin Berbasis Node Mcu
ESP8226. Tesis tidak diterbitkan.
STMIK Akakom Yogyakarta.

Pratomo dan Agus. 2015. Pengembangan


Media Pembelajaran Interaktif
Berbasis Web menggunakan metode
Hannafin dan Peck. Jurnal POSITIF.
1(1):14-28.

Prihanto, M. D. 2017. Pengendali Kipas


Angin Dari Jarak Jauh dengan
Arduino dan Wifi. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
62

Prihatmoko, D. 2016. Perancangan Dan


Implementasi Pengontrol Suhu
Ruangan Berbasis Mikrokontroller
Arduino Uno. Jurnal SIMETRIS. 7(1):
117-122.

Project Hub. 2016. Temperature Monitoring


With DHT22 & Arduino.
https://create.arduino.cc/projecthub/m
afzal/temperature-monitoring-with-
dht22-arduino-15b013, diakses 18
November 2019.
Putra, D. W dkk. 2016. Game Edukasi
Berbasis Android Sebagai Media
Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini.
Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan.
1(1): 46-58.
63

Rahmatullah, W. 2014. Rancang Bangun


Data Logger Berbasis Sensor DHT22
untuk Mengukur Suhu dan
Kelembaban Habitat Satwa
Herpetofauna Secara Real-Time.
Skripsi tidak diterbitkan. Institut
Pertanian Bogor.

Rakasiwi & Taqius. 2017. Sistem Pakar


Diagnosa Penyakit Udang Vannamei
Menggunakan Metode Forward
Chaining Berbasis WEB. Jurnal
SIMETRIS. 8(2).

Santoso, H. 2015. Panduan Praktis Arduino


Untuk Pemula. Elangsakti.com.

Saptadi, A. H. 2014. Perbandingan Akurasi


Pengukuran Suhu dan Kelembaban
Antara Sensor DHT11 dan DHT22.
Jurnal Infotel. 6 (2): 49-56.
64

Setiawan, D. 2017. Rancang Bangun


Kontrol Peralatan Listrik Otomatis
Menggunakan Arduino Uno Berbasis
Android System. Riau Journal Of
Computer Science. 3(1): 23-30.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Bandung.

Sumarjono, A. 2018. Perancangan


Prototype Lampu Rumah Tangga Via
Wireless Bluetooth 2,4 Ghz Berbasis
Arduino. Teknoin. 24(1): 9-20.

Suryadi, L dkk. 2015. Perancangan Sistem


Kontrol Kipas Angin Otomatis
Menggunakan Sensor Suhu LM35
Berbasis Mikrokontroler Atmega16.
Jurnal Inteksis. 2(2): 76-82.
65

Syaban, R. M & Bunyamin, H. 2015.


Pengembangan Sistem Informasi
Pengelolaan Surat Masuk dan Surat
Keluar Berbasis Web di Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Garut Menggunakan
Framework PHP. Jurnal Algoritma
Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
12(1): 1-11.

Syahwil, M. 2017. Panduan Mudah Belajar


Arduino Menggunakan Simulasi
Proteus. Andi offset.

Turang, D. A. O. 2015. Pengembangan


Sistem Relay Pengendalian Dan
Penghematan Pemakaian Lampu
Berbasis Mobile. Seminar Nasional
Informatika. 1(1): 75-85.

Wardana, I. 2016. Teknik Antarmuka


MATLAB dan Arduino: Membangun
Interaksi antara Bahasa Komputasi
Teknik dengan Platform berbasis
Mikrokontroller. CV Garuda Mas
Sejahtera. Surabaya.
66

Wicaksono, M. W & Hidayat. 2017. Mudah


Belajar Mikrokontroller Arduino
Disertai 23 Proyek Termasuk Proyek
Ethernet dan Wireless Client Server.
Informatika. Bandung.

Yudhana, A & Dwi, M. D. P. 2018.


Rancang Bangun Sistem Pemantauan
Infus Berbasis Android. Transmisi.
20(2): 91-95.

Yuswanda. 2018. Rancang Bangun Sistem


Otomasi Kipas Angin Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno. Skripsi
tidak diterbitkan. Palopo. Universitas
Cokroaminoto Palopo.

Zaki, A. 2010. Panduan Hardware


Komputer. Andi. Yogyakarta.
67

Lampiran 2. Source Code Arduino

LEMBAR SOURCE CODE ARDUINO

Judul Penelitian:

PROTOTYPE KIPAS ANGIN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR


SUHU DHT22, ULTRASONIK HC-SR04, DAN BLUETOOTH HC-05
BERBASIS MIKROKONTROLER

ALDY RENALDI
1604411410

PROGRAM SARJANA STRATA 1


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
68

Source Code Arduino


LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,20,4);
SoftwareSerial mySerial(9,8);
byte in_serial; int str;
int trigPin = 12;
int echoPin = 13;
int relay =7;
long waktu;
int jarak,pengulangan;

void setup() {
dht.begin ();
lcd.init();
lcd.backlight();
lcd.setCursor(0,0);
pinMode(relay, OUTPUT);
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT); }

void loop() {
float suhu = dht.readTemperature();
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delay(100);
digitalWrite(trigPin, LOW);
waktu = pulseIn(echoPin, HIGH);
jarak= waktu*0.034/2;

lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Suhu :");
lcd.setCursor(8,0);
69

lcd.print(suhu);
lcd.setCursor(14,0);
lcd.print("c");

lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Jarak :");
lcd.setCursor(8,1);
lcd.print(jarak);
lcd.setCursor(13,1);
lcd.print("cm");
delay(300);
lcd.clear();

if(jarak<=100 && suhu > 31,90 ){digitalWrite(relay,LOW);


}else{digitalWrite(relay,HIGH); }

str=mySerial.read();
if(str=='1'){
pengulangan ++;
while(pengulangan>=1){
if(pengulangan == 1){
digitalWrite(relay,LOW);
lcd.setCursor(2,0);
lcd.print("MODE MANUAL");
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print("DIAKTIFKAN");
str--;
str=mySerial.read();
if(str=='1'){
pengulangan=0;
}
}
70

else{
digitalWrite(relay,LOW);
pengulangan = 0;
}}}}
71

Lampiran 3. Lembar Validasi Instrumen Pengujian Black Box Rancangan


Sistem/Model

LEMBAR VALIDASI
INSTRUMEN PENGUJIAN BLACK BOX RANCANGAN SISTEM/MODEL

Judul Penelitian:

PROTOTYPE KIPAS ANGIN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR


SUHU DHT22, ULTRASONIK HC-SR04, DAN BLUETOOTH HC-05
BERBASIS MIKROKONTROLER

ALDY RENALDI
1604411410

PROGRAM SARJANA STRATA 1


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
72
73
74
75
76
77
78

Lampiran 4. Lembar Validasi Instrumen Pengujian Rancangan Prototype

LEMBAR VALIDASI
INSTRUMEN PENGUJIAN RANCANGAN PROTOTYPE

Judul Penelitian:

PROTOTYPE KIPAS ANGIN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR


SUHU DHT22, ULTRASONIK HC-SR04, DAN BLUETOOTH HC-05
BERBASIS MIKROKONTROLER

ALDY RENALDI
1604411410

PROGRAM SARJANA STRATA 1


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
79
80
81
82
83
84
85

Lampiran 5. Instrumen Pengujian Black Box Rancangan Sistem/Model


86
87
88
89
90
91

Lampiran 6. Instrumen Pengujian Rancangan Prototype


92
93
94

Anda mungkin juga menyukai