Semenjak ada peralihan tugas pengawasan industri perbankan dari Bank Indonesia ke
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka proses pendataan SID pun turut dilimpahkan ke
OJK. Dan OJK mendapat mandat untuk memperbarui sistem SID. Meski faktanya
pengelolaan data SID oleh OJK baru dapat beroperasi pada 2016. SID yang dirancang
oleh OJK bukan saja memuat data-data debitur di bank swasta maupun pemerintah
saja seperti yang dilakukan BI, melainkan merangkum data-data mengenai perbankan,
pasar modal, dana pensiun dan asuransi serta data-data sarana umum. Meski lebih
kompleks, data yang tersedia dalam SID masih dapat diakses oleh nasabah secara
gratis.
Tugas utama Biro Informasi Kredit adalah menghimpun dan menyimpan data
penyediaan dana atau pembiayaan, dan pada akhirnya mendistribusikannya sebagai
informasi kredit yang selanjutnya disebut dengan Informasi Debitur Individual (IDI)
Historis. IDI Historis dapat dimanfaatkan oleh lembaga keuangan anggota Biro
Informasi Kredit (perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank), serta masyarakat baik
perorangan maupun badan usaha.
IDI Historis merupakan sebuah produk Sistem Informasi Debitur yang berupa laporan
mengenai data-data debitur serta data lainnya seperti fasilitas kredit, agunan, penjamin
dari Bank atau Lembaga Pembiayaan. Data tersebut dapat dicetak. IDI diberi tambahan
kata “Historis” karena mencakup data kualitas pembayaran fasilitas kredit selama 24
bulan terakhir.
Pihak-pihak yang bisa memperoleh IDI Historis ialah Anggota BIK (Bank dan Lembaga
Pembiayaan) serta masyarakat. Masyarakat dapat memperoleh IDI Historis melalui
Bank atau Lembaga Pembiayaan yang memberikan fasilitas kredit, dapat juga melalui
Gerai Info Bank Indonesia atau Kantor Bank Indonesia setempat (daerah). Saat ini
permintaan IDI Historis oleh masyarakat dapat pula dilakukan secara online melalui
website Bank Indonesia.
1. Permintaan dan konfirmasi Debtor Identification Number (DIN), yaitu nomor unik yang
dibentuk secara otomatis oleh sistem untuk memberikan identitas kepada setiap Debitur
dalam Sistem Informasi Debitur.
2. Pengisian Laporan Debitur, yang mencakup:
o Identitas Debitur
o Identitas Pengurus dan Pemilik, bagi Debitur yang berbentuk badan usaha
o Fasilitas Penyediaan Dana, merupakan proses pengisian Laporan Debitur atas setiap
fasilitas yang diberikan Bank Pelapor kepada Debitur. Fasilitas-fasilitas tersebut
mencakup: Penempatan pada bank lain, Surat Berharga, Kredit, Tagihan Lainnya,
Penyertaan dan Penerusan kredit (kredit kelolaan)
o Agunan/Penjamin
o Kontrol LBU
o Laporan Keuangan Debitur
Bank Umum yang wajib menjadi Pelapor dalam SID meliputi kantor-kantor yang
melakukan kegiatan operasional yaitu antara lain:
a. Kantor Pusat, Kantor Cabang, dan Unit Syariah dari Bank Umum yang melakukan
kegiatan operasional di wilayah Indonesia;
b. Kantor Cabang dari Bank Umum yang berkantor pusat di Indonesia yang melakukan
kegiatan operasional di luar wilayah Indonesia; dan
c. Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Unit Syariah dari bank asing yang
melakukan kegiatan operasional di wilayah Indonesia.
harus dibentuk file kirim melalui aplikasi SID Pelapor terhadap laporan yang akan
disampaikan setiap bulannya.
Sementara itu, fungsi aplikasi SID Pelapor adalah untuk membentuk file kirim berkaitan
dengan file kirim untuk permintaan DIN dan file kirim untuk pengiriman laporan. Aplikasi
SID Pelapor ini bersifat off-line (tidak berkaitan secara langsung dengan server SID
Bank Indonesia).