Anda di halaman 1dari 16

Akuntansi Perbankan & Lembaga Keuangan

Tugas 2

Disusun Oleh :

Kelompok 5 :

Monica Olive 15.G1.0232

Fegalia Lonika 17.G1.0094

Devi Yulianawati S. 17.G1.0109

Novita Dian Arina 17.G1.0116

Regina Marcia 17.G1.0118

Maria Natalia P.A 17.G1.0138

Graciela Christina Santoso 17.G1.0148

Dwiki Tindra P. 17.G1.0167

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2019
Tugas 2

1. Jelaskan definisi secara umum mengenai lembaga keuangan

Jawab :

Lembaga keuangan adalah suatu badan usaha yang aset utamamanya berbentuk
aset keuangan maupun tagihan yang berupa saham, obligasi, dan pinjaman. Lembaga
keuangan ini merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang
bertujuan untuk melayani masyarakat yang memakai jasa jasa keuangan.

2. Jelaskan pengertian bank secara umum

Jawab :

Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan mengeluarkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk lainnya yang tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup banyak orang.

3. Sebut dan jelaskan 3(tiga) fungsi bank yang utama

Jawab :

a. Agent of Trust
Lembaga yang berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan disini dalam
bentuk penghimpun dana maupun penyalur dana. Dari fungsi ini dibangun
kepercayaan dari dua arah yaitu dari dan ke masyarakat.
b. Agent of Development
Lembaga yang memfasilitasi dana untuk pembangunan ekonomi di dalam
suatu negara. Kegiatan ini berupa penghimpun dan penyalur dana sangat
diperlukan bagi kelancaran kebiagatan perekonomian di sektor riil. Kegiata ini
berupa kegiatan investasi, kegiatan distribusi, dan kegiatan konsumsi barang dan
jasa.
c. Agent of Service
Lembaga yang memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk
transaksi keuangan kepada masyarakat. Kegiatan ini seperti pengiriman uang tau
transfer, inkaso, penagihan surat berharga, cek wisata, kartu debit, transaksi tunai,
dan layanan lainnya.

4. Sebut dan jelaskan 4(empat) risiko yang dihadapi bank

Jawab :

a. Resiko kredit adalah resiko yang muncul akibat kegagalan yang dialami debitur
dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban pada Bank. Resiko kredit ini
biasanya ada pada semua aktivitas dari bank yang kinerjanya bergantung pada
kinerja yang dimiliki pihak lawan, penerbit, atau kinerja dari peminjam dana.
b. Resiko operasional adalah resiko yang muncul akibat ketidakcukupan dan / atau
gagal fungsi proses internal, human error, kegagalan sistem, dan / atau situasi
luar yang berpengaruh pada operasional bank.
c. Resiko likuiditas adalah resiko yang muncul karena bank tidak mampu dalam
memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo dari pendanaan arus kas, dan / atau
dari aset likuid yang memiliki kualitas tinggi tanpa mempengaruhi aktivitas dan
kondisi keuangan.
d. Resiko pasar adalah resiko yang muncul pada posisi neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif karena adanya perubahan kondisi pasar
seperti resiko perubahan harga option. Resiko pasar itu berupa resiko suku
bunga, resiko nilai tukar, resiko ekuitas, dan resiko komoditas.

5. Sebutkan tujuan dan tiga pilar utama dari Bank Indonesia

Jawab :

Tujuan dari bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan dari nilai
rupiah. Kestabilan nilai rupiah memiliki 2 aspek yaitu
 Kestabilan nilai mata uang pada barang dan jasa  terlihat pada perkembangan
laju inflasi
 Kestabilan pada mata uang asing atau negara lain  terlihat pada perkembangan
nilai tukar rupiah pada mata uang asing atau negara lain.
3 pilar utama dari bank Indonesia yaitu
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
 Stabilitas sistem keuangan.
6. Sebut dan jelaskan mengenai OJK dan apa tugas – tugasnya

Jawab :

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara bersifat independen (bebas
ari campur tangan pihak lain) yang dibentuk berdasarkan UU nomor 21 Tahun 2011 yang
memiliki fungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi pada seluruh kegiatan yang ada dalam sektor jasa keuangan seperti sektor
perbankan, pasar modal dan sektor jasa keuangan non – bank seperti asuransi, dana
pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Tugas pengawasan industry keuangan non – bank dan pasar modal resmi pindah
ke OJK dari Kementrian Keuangan dan Bapepam – LK pada tanggal 31 Desember 2012.
Sedangkan pengawasan sektor perbankan pindah ke OJK pada tanggal 31 Desember
2013 dan Lembaga Keuangan Mikro pada 2015.
OJK memiliki fungsi penyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi pada seluruh kegiatan yang ada dalam sektor jasa keuangan. Tugas utama
OJK menurut pasal 6 dari UU nomor 21 Tahun 2011 adalah melakukan pengaturan dan
pengawasan pada:
 Kegiatan jasa keuangan pada sektor perbankan.
 Kegiatan jasa keuangan pada sektor pasar modal.
 Kegiatan jasa keuangan pada sektor asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan,
dan lembaga jasa keuangan lainnya.

7. Sebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi stabilitas keuangan


Jawab :

Ada 2 faktor yang mempengaruhi stabilitas keuangan yaitu dari internal dan
eksternal.

a. Dari internal yakni faktor ekonomi domestic mencakup kinerja perbankan yang
memiliki risiko likuiditas, risiko kredit dan risiko pasar, lembaga keuangan non
bank, pasar keuangan.
b. Dan dari eksternal dipengaruhi ekonomi dunia yang biasa nya dari nilai tukar
mata uang, investasi.

Selain itu Bank Indonesia (BI) memiliki peran sentral terhadap stabilitas keuangan,
antara lain:
- Menjaga stabilitas moneter dengan suku bunga dalam operasi pasar terbuka
- Menciptakan dan menjaga kinerja lembaga keuangan yang sehat
- Menjaga dan mengatur kelancaran sistem pembayaran yaitu pemindahan sejumlah
uang dari pihak satu ke pihak lain.
- Menjadi Lender of the last resort memiliki fungi sebagai jarring pengamanan
sistem keuangan sebagai penyedia likuiditas pada kondisi normal maupun krisis.

8. Apa yang dimaksud dengan SKNBI

Jawab :

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) adalah sistem transfer dana
elektronik yang meliputi kliring debit dan kliring kredit yang penyelesaian setiap
transaksinya dilakukan secara nasional.
Kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar peserta kliring baik
atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungan diselesaikan
dalam waktu tertentu.

9. Apa yang dimaksud dengan kliring debet dan kliring kredit

Jawab :

Kliring Debet adalah kegiatan dalam SKNBI untuk transfer debet yang berasal
dari warkat debet berupa cek dan bilyet giro. Dan transfer debetyang dikliringkan dalam
bentuk data keuangan elektroniik serta penyampaian warkat debet.
Kliring Kredit adalah kegiatan dalam SKNBI untuk transfer kredit yang berasal
dari peserta di suatu wilayah kliring ditujukan ke peserta lain di seluruh Indonesia.
Transfer kredit yang dikliringkan dalam bentuk data keuangan elektronik dan tidak
memberikan penyampaian warkat kredit karena sudah menggunakan data keuangan
elektronik yang sudah terdata oleh sistem.

10. Apa yang dimaksud dengan cek & bilyet giro?

Jawab :

 Cek merupakan perintah tertulis dari nasabah pada bank untuk menarik dananya
dalam jumlah tertentu atas namanya atau yang ditunjuk. Artinya, jika seseorang
memiliki cek yang ditujukan atas nama dirinya, bank harus membayar sejumlah
uang sesuai dengan nominal yang disebutkan di dalam cek. Pembayaran uang dari
pihak bank kepada pemegang cek bisa berupa uang tunai atau pemindah bukuan
uang ke rekening pemegang cek. Pencairan cek bisa dilakukan di bank yang
bukan mengeluarkan cek tersebut. Caranya dengan melakukan kliring.

 Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah rekening giro kepada bank yang
bersangkutan untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekeningnya ke
rekening penerima dana yang disebutkan.
 Persamaan Cek dan Bilyet Giro yaitu bentuk fisik kedua jenis alat pembayaran
ini mirip. Dan keduanya memiliki persamaan sebagai berikut:
 Cek dan bilyet giro sama-sama alat pembayaran giral
 Cek dan giro memiliki waktu kedaluwarsa yang sama, yaitu 70 hari.
 Keduanya, baik cek maupun giro, dapat dijadikan bahan perhitungan pada
lembaga kliring.
 Keduanya merupakan perintah kepada bank untuk melaksanakan mutasi
pembayaran pada rekening nasabah.
 Perbedaan Cek dan Bilyet Giro, selain persamaan di atas, cek dan giro memiliki
beberapa perbedaan sesuai dengan tujuan penggunaan alat bayar ini.
 Cek
 Cek bisa langsung diuangkan secara tunai di bank.
 Pembayaran dari bank bisa dilakukan atas unjuk.
 Penarikan cek akan dikenakan biaya materai.
 Cek memiliki fungsi sebagai surat perintah dari nasabah kepada bank
untuk membayar dengan uang tunai kepada orang yang ditunjuk
kepada pemegang cek tersebut.
 Cek tidak dapat diuangkan pada bank yang bersangkutan sebelum
diberi tanggal penerbitannya.
 Hanya tercantum tanggal penerbitan karena dikenal adanya cek
mundur.
 Sumber hukum Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

 Bilyet Giro
 Bilyet giro tidak bisa langsung diuangkan secara tunai.
 Pemindahbukuan yang dilakukan bank hanya dapat dilakukan atas
nama.
 Pihak penarik akan dibebaskan dari biaya materai.
 Bilyet giro memiliki fungsi sebagai surat perintah dari nasabah kepada
bank untuk memindahkan dananya kepada orang yang ditunjuk dan
mempunyai rekening yang jelas pada bank tertentu.
 Bilyet giro dapat diserahkan bank sebelum tanggal efektif jika tanggal
efektif tersebut lebih awal dari tanggal penerbitanya
 Tercantum tanggal penerbitan dan tanggal efektif.
 Sumber hukum Peraturan Bank Indonesia (PBI).

11. Jelaskan mengenai produk perbankan tabungan, deposito, dan giro

Jawab :

 Tabungan adalah simpanan bank yang penarikannya dapat dilakukan


menurut syarat tertentu yang disepakati. Pemilik rekening bisa melakukan
pengambilan dana atau transfer lewat Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Produk tabungan cocok untk nasabah perseorangan dengan nilai transaksi
harian yang tidak terlalu besar. Alasannya karena bank membatasi jumlah
transaksi penarikan atau transfer setiap hari. Pengecekan dana yang keluar
atau masuk rekening tabungan bisa dilakukan di ATM, namun hanya
beberapa transaksi terakhir saja.
 Giro adalah produk bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap waktu
dengan menggunakan cek atau bilyet giro.Rekening giro cocok untuk
nasabah yang sering melakukan transaksi harian dengan nominal cukup
besar, misalnya pemilik usaha. Bank tidak memberikan batasan
pengambilan uang atau pemindah bukuan selama jumlah dana dalam
rekening tersedia. Giro juga memudahkan nasabah memantau transaksi
karena bank akan mengirimkan rekening koran setiap bulan.
 Deposito adalah simpanan bank yang pencairannya hanya dapat dilakukan
setelah jangka waktu tertentu, dan syarat-syarat tertentu. Jangka waktu
pencairan deposito biasanya selama 1, 3, 6, 12, sampai 24 bulan. Namun,
deposito yang jatuh tempo bisa diperpanjang secara otomatis. Nasabah bank
tidak hanya memanfaatkan deposito sebagai produk simpanan, tetapi juga
instrumen investasi. Pasalnya, bank memberikan bunga deposito kompetitif
yang lebih tinggi daripada produk simpanan lainnya. Selain itu, tingkat
risiko investasi deposito terbilang rendah karena tidak terganggu gejolak
pasar. Deposito juga menjanjikan jaminan keamanan karena dana Anda
dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan.

12. Jelaskan mengenai prinsip kredit 5C

Jawab :

5C adalah prinsip pertama yang dijadikan acuan dalam pemberian kredit kepada
nasabah. Di mana jika nasabah telah memenuhi 5 prinsip tersebut, maka bisa dipastikan
akan mudah untuk mengakses kredit di bank. .

1. Character

Prinsip ini dilihat dari segi kepribadian nasabah. Hal ini bisa dilihat dari hasil
wawancara antara Customer Service kepada nasabah yang hendak
mengajukan kredit, mengenai latar belakang, kebiasaan hidup, pola hidup
nasabah, dan lain-lain. Inti dari prinsip Character ini ialah menilai calon
nasabah apakah bisa dipercaya dalam menjalani kerjasama dengan bank.

2. Capacity
Prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari kemampuan nasabah dalam
menjalankan keungan yang ada pada usaha yang dimilikinya. Apakah nasabah
tersebut pernah mengalami sebuah permasalahan keuangan sebelumnya atau
tidak, di mana prinsip ini menilai akan kemampuan membayar kredit nasabah
terhadap bank.

3. Capital

Yakni terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, khususnya
nasabah yang mempunyai sebuah usaha. Capital dinilai dari laporan tahunan
perusahaan yang dikelola oleh nasabah, sehingga dari penilaian tersebut,
pihak bank dapat menentukan layak atau tidaknya nasabah tersebut mendapat
pinjaman, lalu seberapa besar bantuan kredit yang akan diberikan.

4. Collateral
Prinsip ini perlu diperhatikan bagi para nasabah ketika mereka tidak dapat
memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman dari pihak bank.
Jika hal demikian terjadi, maka sesuai dengan ketentuan yang ada, pihak bank
bisa saja menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah
jaminan.

5. Condition

Prinsip ini dipengaruhi oleh faktor di luar dari pihak bank maupun nasabah.
Kondisi perekonomian suatu daerah atau Negara memang sangat berpengaruh
kepada kedua belah pihak, di mana usaha yang dijalankan oleh nasabah sangat
tergantung pada kondisi perekonomian baik mikro maupun makro, sedangkan
pihak bank menghadapi permasalahan yang sama. Untuk memperlacar
kerjasama dari kedua belah pihak, maka penting adanya untuk memperlancar
komunikasi antara nasabah dengan bank

13. Jelaskan mengenai produk perbankan Bank Garansi dan Letter of Credit

Jawab :

 Bank Garansi:
Bank jaminan yang diberikan kepada peminjam yang tidak mampu memenuhi
kewajibannya.
 Letter of Credit
Letter of Credit atau disebut juga L/C, LC atau LOC merupakan cara pembayaran
internasional yang menjadikan mungkin eksportir menerima pembayaran tanpa
menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan
ke luar negeri atau kepada pemesan. Dalam difinisi lain, pengertian Letter of
Credit yakni surat pernyataan yang dikeluarkan oleh issue bank atas permintaan
pembeli dalam hal ini importir yang ditujukan kepada penjual dalam hal ini
eksportir/beneficiary melewati conforming bank atau advicing dengan membuat
pernyataan jika issue bank akan membayarkan sejumlah uang tertentu ketika
semua pernyataan L/C yang ditetapkan telah dipenuhi

14. Berikan contoh mengenai pemberian fasilitas Bank Garansi dan Letter of Credit

Jawab :

 Fasilitas Bank Garansi:


Misalkan anda akan membuat sebuah rumah yang baru, lalu anda akan
mencari kontraktor atau pemborong untuk melaksanakan proses pembangunan
rumah anda, akan tetapi anda merasa ragu dengan si kontraktor tersebut, yang
anda takutkan jika anda memberikan uang untuk membangun rumah anda kepada
si kontraktor atau pemborong, si kontraktor tersebut tidak melaksanakan
pembangunan rumah anda atau berhenti di jalan, atau si kontraktor membawa lari
uang yang anda berikan, sehingga anda akan menanggung resiko. Dan sebaliknya
si kontraktor juga misalkan ragu sama si pemilik proyek atau anda, kontraktor
ragu karena jika dia mengerjakan pembangunan rumah anda dan setelah selesai
dikhawatirkan ternyata anda tidak sanggup membayar pekerjaan pembangunan
yang telah diselesaikan oleh si kontraktor. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
yang mungkin terjadi tersebut, maka kedua pihak yaitu anda dan si kontraktor
bersepakat untuk menetapkan suatu Bank sebagai penjamin terhadap hal-hal yang
mungkin tidak diinginkan oleh kedua belah pihak. Bank yang harus dipilih oleh
anda dan si kontraktor adalah Bank yang dipercaya masyarakat dan sudah dikenal
bonafiditasnya. Lalu anda membuat kontrak perjanjian dengan si Kontraktor. Isi
perjanjan, karena anda sebagai pemilik proyek rumah anda dan anda akan
mengeluarkan uang untuk pembangunan rumah anda, anda meminta Jaminan
Bank Garansi dari si kontraktor sebagai jaminan pelaksanaan pembangunan
rumah anda. Lalu si Kontraktor akan mengajukan permohonan penerbitan Bank
Garansi (Kontraktor sebagai Applicant) kepada Bank dimana dia menjadi
nasabahnya, Bank Garansi tersebut ditujukan atas nama Anda sebagai penerima
jaminan (Beneficiary), kenapa? Karena anda akan mengeluarkan uang dimuka
sebelum pelaksanaan pembanguan dimulai oleh kontraktor. Setelah anda
memegang Bank Garansi dari si kontraktor maka tentu anda sudah tidak akan
ragu lagi untuk melepas uang anda kepada si kontraktor untuk melaksanakan
pembangunan rumah anda. Karena jika si kontraktor tidak melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan kontrak pekerjaan, maka Bank yang menerbitkan
Bank Garansi akan menangung kewajiban si kontraktor.

 Letter of Credit
Bila eksportir akan melakukan ekspor biasanya dihadapkan dengan cara
pembayaran yang akan dihadapi. Namun tergantung dari negosiasi antara
eksportir dengan importir untuk mendapatkan cara pembayaran yang diinginkan.
Makanya eksportir akan mendapat cara pembayaran yang  lebih menguntungkan
namun aman atau berpotensi terjadi risiko dengan tingkat keamanannya yang
minim itu akan kembali kepada bagaimana hasil perundingan menghasilkan
point-point yang memihak padanya. Pembayaran dengan non L/C atau dengan
L/C akan bersinggungan dengan tingkat kompleksitas penanganan dokumen dan
biaya yang akan dikeluarkan. Sedangkan kalau cara-cara pembayarannya itu
menggunakan mekanisme presentasi dokumen melalui bank atau di luar bank,
maka pilihan cara pembayaran itu sudah bukan saja menyangkut biaya,
kompleksitas penanganan dokumen tetapi juga tingkat keamanan dan fasilitas
yang bisa diakses eksportir dalam memperoleh pembiayaan.

15. Apa perbedaan mendasar antara bank umum dengan BPR?

 Batasan Jenis Usaha


Bisa dilihat dari definisinya, perbedaan mendasar dari bank umum dan BPR
adalah boleh atau tidaknya pemberian jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jadi,
bank umum bisa memberikan jasa layanan pembayaran seperti kliring dan valuta
asing sementara BPR tidak bisa.

 Perbedaan Bank Umum dan BPR: Produk


Karena BPR dan bank umum dibedakan berdasarkan jenis usaha maka produk
yang ditawarkan pun berbeda.Untuk BPR, produk yang ditawarkan dibatasi hanya
untuk deposito berjangka, tabungan, kredit, pembiayaan bagi nasabah berdasarkan
prinsip bagi hasil, Sertifikat Bank Indonesia (SBI).BPR juga dilarang untuk
menawarkan produk-produk berupa giro, valuta asing, penyertaan modal,  dan
usaha perasuransian Sementara itu, cakupan produk bank umum lebih luas seperti
menyediakan tempat penyimpanan untuk uang dan surat berharga. Selain itu,
bank umum juga boleh melakukan kegiatan valuta asing, giro, serta deposito
berjangka. Tidak hanya itu, produk bank umum juga meliputi sertifikat deposito,
tabungan, kredit, menerbitkan surat pengakuan utang dan bertindak sebagai
pendiri dana pensiun.

 Wilayah Layanan
BPR memiliki batasan wilayah operasi di tingkat kecamatan dan kabupaten.
Berbeda dengan BPR, bank umum jangkauan wilayah layanannya tidak terbatas
desa, kota dan provinsi bahkan bisa memiliki jaringan internasional. Batasan
jangkauan wilayah ini dikenakan agar BPR dapat menjalankan fungsinya sebagai
penghimpun dana rakyat secara optimal

16. Jelaskan dengan singkat mengenai pengukuran kesehatan BPR

Jawab :

Penilaian kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengacu pada Surat


Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang
tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Faktor yang dinilai
dalam mengukur kesehatan bank yakni :

a. Faktor Permodalan (Capital).


Perhitungan rasio kecukupan modal Bank Perkreditan Rakyat (BPR) didapat
dengan menentukan besarnya nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) yang sebelumnya
dihitung dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Dalam perhitungan CAR
ini, modal terdiri dari modal inti yakni modal yang disetor secara efektif oleh
pemiliknya. Komponen modal inti ini adalah modal disetor, agio saham, cadangan
umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian
kekayaan bersih anak perusahaan. Dan modal pelengkap yakni cadangan-cadangan
yang dibentuk tidak berasal dari laba, modal pinjaman serta pinjaman subordinasi.
Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan
aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasi, dan pinjaman subordinasi.
b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Assets)
Faktor kualitas aktiva produktif atau assets adalah sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/26/PBI/2011 perubahan PBI No.
8/19/PBI/2006 tentang kualitas aktiva produktif dan pembentukan penyisihan
penghapusan aktiva produktif Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Penilaian kualitas
aktiva produktif (KAP) didasarkan pada dua rasio yaitu rasio aktiva produktif yang
diklasifikasikan terhadap aktiva produktif dan rasio ppapyang dibentuk oleh bank
terhadap ppapyang wajib dibentuk oleh bank.
c. Faktor Manajemen
Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup dua komponen yaitu manajemen
umum dan manajemen risiko, yang dinilai dengan menggunakan daftar pertanyaan
dan pernyataan sebagaimana yang telah terlampir. Berdasarkan surat keputusan Bank
Indonesia (BI) No. 30/12/KEP/DIR tahun 1997, skala penilaian dalam faktor
manajemen ditetapkan antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria yaitu nilai 0
mencerminkan kondisi yang lemah, nilai 1, 2 dan 3 mencerminkan kondisi antara,
nilai 4 mencerminkan kondisi baik
d. Faktor Rentabilitas (Earning)
Rasio rentabilitas atau profitabilitas usaha ini digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. surat
keputusan bank indonesia no 30/12/kep/dir tahun 1997 menjelaskan bahwa faktor
rentabilitas dapat dinilai menggunakan dua rasio, yakni rasio laba sebelum pajak
terhadap rata-rata volume usaha (return on asset atau ROA). Dan rasio biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya
e. Faktor Likuiditas (Liquidity)
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah
jatuh tempo. Penilaian terhadap faktor ini didasarkan pada dua rasio pertama, rasio
alat likuid terhadap utang lancar (Cash ratio) Cash ratio merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar
dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Kedua, rasio kredit terhadap dana
yang diterima oleh bank (Loan to Deposit Ratio)Loan to Deposit Ratio (LDR)
merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah danamasyarakat dan modal sendiri yang digunakan.

17. Sebut dan jelaskan 2(dua) risiko yang secara khusus dihadapi oleh Bank Syariah

Jawab :

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/pbi/2011 Tentang Penerapan


manajemen risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, menjelaskan bahwa
terhapat penambahan dua risiko yang khusus dihadapi oleh bank Islam, yaitu risiko imbal
hasil dan risiko investasi.

 Risiko imbal hasil ( rate of return risk )


Risiko imbal hasil adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang
dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil
yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku
nasabah dana pihak ketiga Bank. Konsekuensi dari penerapan imbal hasil adalah
kemungkinan terjadinya Displaced Commercial Risk (DCR

 Risiko investasi (equity investment risk)


Risiko investasi adalah risiko akibat bank ikut menanggung kerugian
usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit dan loss
sharing.

Pembagian Kerugian dalam Mudharabah

18. Jelaskan dengan singkat mengenai implementasi UU Perbankan Syariah di Indonesia

Jawab :

Implemetasi UU Perbankan Syariah di Indonesia dengan cara pengembangan


system ekonomi berdasarkan nilai syariah dengan mengangkat prinsip-prinsip bank
syariah ke dalam system hukum nasional serta menerapkan prinsip-prinsip bank syariah
kepada nasabah atau masyarakat. Bank syariah juga memetuhi serta menjalankan
peraturan yang tertera pada UU 21 tahun 2008. Kemudian juga bank syariah menjalankan
fungsi yang semestinya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nasabah serta
memperhatikan kegiatan usaha yang dilakukan.

19. Jelaskan dengan singkat mengenai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan apa
fungsinya?

Jawab :

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga independen yang


berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Badan ini dibentuk
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2004 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan yang ditetapkan pada 22 September 2004. Lembaga Penjamin
Simpanan memiliki 2 fungsi yaitu menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut
aktif dalam memelihara stabilitas system perbankan sesuai dengan kewenangannya.

Anda mungkin juga menyukai