Anda di halaman 1dari 1

Karyawan adalah orang yang bekerja dalam suatu perusahaan atau lembaga dan

mendapat imbalan dalam bentuk gaji ataupun upah. Selain gaji, karyawan juga biasanya
mendapatkan insentif dan bonus dari hasil kinerja yang telah dicapai. Imbalan yang didapatkan
oleh karyawan tidak menjamin mereka untuk tidak melakukan fraud. Fraud dapat dilakukan
secara perseorangan maupun berkelompok. Fraud akan dapat menguntungkan pelaku ataupun,
pelaku fraud hanya sebagai fasilitator. Fraud dapat terjadi pada setiap level dalam organisasi baik
oleh manajemen puncak ataupun karyawan dengan posisi terendah. Perbedaan hanya terletak
pada jenis fraud dan dampak kerugian yang ditimbulkan. Misalkan seorang cleaning service
melakukan kecurangan jam kerja, pencurian bahan pembersih tetapi bagi direktur perusahaan
dapat melakukan rekayasa laba (earning management) untuk memperlihatkan kinerja yang baik
dan mendapatkan bonus yang besar.
Fraud secara umum dapat diartikan sebagai kecurangan. Umar (2019) mengatakan
bahwa fraud merupakan hambatan yang signifikan dalam pencapaian tujuan organisasi dan
perbuatan melawan hukum yang terjadi terkait dengan pengelolaan amanah organisasi. Hal ini
sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 378 dimana fraud
didefinisikan sebagai perbuatan curang yang dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dan
tipu muslihat, atau rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya memberi uang maupun menghapus piutang.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) memetakan fraud menjadi 3 bagian,
atau lebih kita kenal dengan Fraud Tree (Tuanakotta 2012):
1. Corruption (Korupsi). Pengertian korupsi disini berbeda dengan istilah korupsi yang dikenal
di Indonesia, dan tidak terbatas pada definisi undang-undang Nomor 31 Tahun 1999. ACFE
termasuk dalam conflict of interest (konflik kepentingan), bribery (penyuapan), illegal
gratuities (penerimaan illegal) dan economic extortion (pemerasan ekonomi).
2. Asset Misappropriation (penyalahgunaan/pencurian aset). Pencurian aset dapat dilakukan
dalam bentuk cash dan non cash.

Anda mungkin juga menyukai