Anda di halaman 1dari 29

Penerapan Metode Total Physical Response (TPR)

Dalam Pembelajaran Preposition of Place


Bahasa dan Sastra Inggris Kelas XII
di SMA Negeri 2 Birem Bayeun

LAPORAN
BEST PRACTICE

OLEH

JASRI IRAWAN, S.Pd., Gr


NIP. 198801312015061001

PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 BIREM BAYEUN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah
memberikan akal kepada manusia sehingga dapat berfikir untuk
kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat kelak sehingga mandapat
rahmat dan hidayah-Nya. Salawat beriring salam sama-sama kita
panjatkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membimbing kita semua meniti jalan Rahmatillah, keluarga, para
sahabat dan orang-orang yang tidak henti-henti mengikuti jejak langkah-
Nya.
Best Practice ini berjudul “Penerapan Metode Total Physical
Response (TPR) Dalam Pembelajaran Preposition of Place Bahasa dan
Sastra Inggris Kelas XII di SMA Negeri 2 Birem Bayeun” Penulisan Best
Practice bertujuan untuk melengkapi tugas Workshop Menulis Best
Practice yang digagas oleh Ikatan Guru Vokasi Indonesia (IGVI) dan
Pangkalan Guru Anti Gaptek Nusantara (Pangrangnuanta)
Penulisan Best Practice ini tidak terlepas dari bantuan semua
pihak, untuk kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada Pemateri, Encon Rahman. Host, Umi Tira
Lestari, dan Moderator, Mukhlis Al Faruq. Semoga Allah SWT membalas
segala ilmu, amal dan bantuan dari Bapak/Ibu dengan pahala yang
berlipat-lipat.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya bahwa
Best Practice ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan bantuannya sebagai masukan untuk perbaikan seperlunya
dan saran yang bersifat membangun untuk keabsahannya.

Aceh Timur, 26 Juli 2022

i
Penulis
ABSTRAK

IRAWAN, JASRI. (2022) “Penerapan Metode Total Physical Response (TPR)


Dalam Pembelajaran Preposition of Place Bahasa dan Sastra Inggris
Kelas XII di SMA Negeri 2 Birem Bayeun.”

Sulitnya siswa dalam mengingat dan menguasai berbagai kosakata


Bahasa Inggris banyak disebabkan ketidakseriusan siswa dalam
mempelajari kosakata saat awal sekali mengenal Bahasa Inggris.
Disamping itu ketidak berkesannya pembelajaran menjadi penyebab hasil
pembelajaran mudah dilupakan. Melaksanakan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa sangat peru dilakukan untuk mencapai hasil
pembelajaran yang maksimal. Pada siswa SMA Negeri 2 Birem Bayeun
yang memiliki kecerdasan majemuk pada Kinestetik mengharuskan guru
untuk menggunakan metode yang melibatkan keaktifan siswa dalam
menggunakan gerak anggota tubuhnya dalam pembelajaran. Salah satu
metode yang tepat yaitu Total Physical Response (TPR). Best Practice ini
adalah pengalaman penulis saat menggunakan metode TPR dalam
pembelajaran Preposition of Place, dimana guru mendapati hasil
pembelajaran yang menggembirakan.

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………... i


ABSTRAK ………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. v

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ………………….............................. 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………...... 3
1.3. Tujuan Peulisan …………………………………………......... 4
1.4. Manfaat Peulisan ………………………………………............ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Definisi dan Pengertian ………………………………….. 6
2.2. Mengajarkan Prepositions of Place dengan
Menggunakan TPR ….............................................................. 8
2.3. Kerangka Berfikir ……………………..........…………………… 8

BAB III PEMBAHASAN MASALAH


3.1. Pendekatan Pada Permasalahan………………………............ 11
3.2. Setting Best Practice …........................................................... 11
3.3. Subject Best Practice ……………………..........……………… 12
3.4. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Baik ................................. 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Persiapan Pembelajaran……………………….. ...................... 14
4.2. Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 14
4.3. Penilaian Pembelajaran ........................................................ 16

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan……………………….. ........................................... 18
5.2. Saran ..................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 19

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

1.1. Hasil Angket Bimbingan dan Konseling……………………………. 2


4.1. Rubrik Penilaian Speaking ………………................................... 17

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Contoh kosakata Prepositions of Place.......................................... 9


4.1. Dua kelompok siswa saling berhadapan untuk memberi
Instruksi mengandung Preposition of Place........................................... 15
4.2. Runtutan proses jalannya metode Total Physical Response (TPR).16

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran Bahasa adalah pembelajaran pembiasaan, baik
Pelajaran Bahasa Indonesia maupun Pelajaran Bahasa Inggris. Dimana
pengetahuan yang kita peroleh bila tidak dipergunakan secara terus-
menerus maka akan terlupa. Untuk itu diharuskan pembiasaan.
Pelajaran Bahasa Inggris diperoleh siswa sejak kelas VII saat
jenjang SMP berlanjut hingga jenjang SMA. Pada jenjang SMP siswa
mempelajari pengenalan berbagai kosa kata. Kosa kata yang dipelajari
adalah kosa kata yang umum yang dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Namun, dikarenakan pengetahuan kosa kata yang telah dimiliki
tidak dipergunakan dalam keseharian siswa, atau karena masih belum
menguasai secara penuh pengetahuan saat jenjang SMP tersebut
seringkali menjadi batu sandungan saat siswa melaksanakan
pembelajaran di SMA.
Selain itu, pemilihan strategi pembelajaran sebelumnya yang
dilakukan siswa kurang memberikan makna dan kesan kepada mereka
seringkali menjadi salah satu hal yang dapat menyebabkan isi materi pada
pembelajaran kala itu menjadi terlupa atau gampang dilupakan. Padahal
pembelajaran yang bermakna dan berkasan sangat dibutuhkan oleh siswa
untuk membuat nateri pelajaran saat itu terekam baik.
Dalam teori belajar dari David Ausubel (1968) yaitu suatu teori yang
membandingkan belajar bermakna dengan belajar hafalan. Untuk belajar
bermakna, siswa harus menghubungkan pengetahuan baru kepada
pengetahuan yang telah diketahuinya. Sehingga pengetahuan baru
dipelajari dengan menggunakan pengetahuan yang telah diketahui
sebelumnya. Dibanding belajar hafalan yang secara spontan disuguhkan
tanpa adanya proses menemukan.
Penulis menemukan situasi dimana para siswa pada SMA Negeri

1
2

2 Birem Bayeun tidak memiliki pemahaman yang baik akan materi


pelajaran Bahasa Inggris tingkat dasar, yaitu kosakata umum yang
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini menjadi satu kendala dalam pembelajaran Bahasa Inggris
dimana guru tidak bisa serta merta masuk ke dalam materi ajar saat itu
dikarenakan kurangnya pengetahuan dasar berbahasa Inggris yang
dimiliki siswa. Untuk itu untuk mengenalkan kembali bagian dasar dalam
Bahasa Inggris kepada siswa, guru harus lebih memutar otak agar hal
dasar tersebut dapat dikuasai secara baik oleh siswa.
Salah satu bagian dasar dalam pelajaran Bahasa Inggris yang
terlupa oleh siswa adalah Preposition. Preposition adalah kata depan.
Preposition sangat lazim digunakan dalam Bahasa Inggris. Jadi adalah
sebuah keharusan bagi siswa untuk menguasainya.
Selain permasalahan tidak memiliki pemahaman Bahasa Inggris
tingkat dasar dengan baik, permaslahan lainnya yaitu karakteristik siswa
yang memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti pelajaran Bahasa
Inggris. Berdasarkan angket yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan
Konseling kepada siswa kelas XII yang seluruhnya berjumlah 46 orang
tentang mata pelajaran kesukaan siswa, menunjukkan bahwa pelajaran
Bahasa Inggris hanya disukai sejumlah kecil siswa, sementara mata
pelajaran yang paling diminati adalah pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
Tabel 1.1 Hasil angket guru Bimbingan dan Konseling
No Mata Pelajaran Jumlah Pemilih Persentase
1. PJOK 18 39,13%
2. Pendidikan Agama Islam 7 15,21%
3. Bahasa Indonesia 6 13,04%
4. Seni Budaya 4 8,69%
5. Bahasa Inggris 4 8,69%
6. Pendidikan Kewarganegaraan 4 8,69%
7. Biologi 3 6,52%
3

Berdasarkan pengakuan siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam


belajar pelajaran PJOK dikarenakan pelajaran PJOK mengharuskan siswa
untuk banyak bergerak, dimana bagi mereka belajar dengan posisi duduk
tenang terasa membosankan sehingga cenderung untuk tidak disukai.
Karakteristik siswa sedemikian disebut sebagai kecerdasan kinestetik.
Kecerdasan kinestetik artinya adalah kemampuan seseorang untuk
memproses informasi secara fisik melalui gerakan tangan atau tubuh,
kontrol, serta ekspresi.
Di dalam buku Multiple Intelligences: The Theory in Practice A
Reader. (1993) oleh Howard Gardner, seorang psikologis ternama asal
Amerika Serikat, mencoba menjelaskan tentang delapan kecerdasan yang
dapat dimiliki seseorang. Salah satu di antaranya adalah kecerdasan
kinestetik. Kecerdasan kinestetik, atau yang juga dikenal dengan sebutan
gaya belajar fisik atau gaya belajar taktil-kinestetik, menggambarkan
kemampuan seseorang untuk belajar melalui gerakan fisik tubuhnya.
Maka penulis menarik kesimpulan bahwa hasil belajar akan lebih
optimal bila kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris diiringi dengan
gerakan tangan atau tubuh. Metode belajar yang mengkoordinir hal itu
yaitu metode Total Physical Response (TPR). TPR adalah pendekatan
untuk mengajar bahasa kedua, berdasarkan mendengarkan yang
kemudian dikaitkan dengan aktivitas fisik yang dirancang untuk
memperkuat pemahaman.
Berdasarkan uraian diatas maka Penulis mencoba untuk
melaksanakan pembelajaran materi Preposition of Place atau kata depan
posisi atau tempat dengan menggunakan metode Total Physical
Response (TPR) yang kemudian penulis mendapati hasil pembelajaran
yang menggembirakan sehingga dapat dituangkan dalam bentuk karya
tulis Best Practice.

1.2. Rumusan Masalah


4

Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

Apakah penerapan metode pembelajaran Total Physical Response (TPR)

dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas XII menguasai Preposition

of Place secara efektif?

1.3. Tujuan Penulisan

Tulisan Best Practice ini bertujuan untuk membagikan pengalaman

praktik baik dalam kegiatan belajar mengajar pelajaran Bahasa Inggris

materi Preposition of Place menggunakan metode Total Physical

Response (TPR) yang mampu memudahkan siswa menguasai materi

secara efektif.

1.4. Manfaat Penulisan

Dari penulisan Best Practice ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Digunakan sebagai metode alternatif dalam pelajaran

bahasa Inggris yang berkaitan dengan materi Preposition of Place

dengan metode Total Physical Response (TPR).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

Siswa dalam menguasai materi Preposition of Place dengan penuh


5

motivasi tinggi karena dilaksanakan dengan metode yang menarik

dan sesuai dengan karakter siswa.

b. Bagi guru

1) Meningkatnya profesionalisme guru.

2) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan

metode Total Physical Response (TPR).

3) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam

menguatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar.

c. Bagi sekolah

Best Practice ini diharapkan mampu memotivasi pihak

sekolah untuk menggalakkan penulisan Best Practice bagi guru dan

lingkungan sekolah dengan membagikan pengalaman praktik baik

dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga dapat

meningkatkan mutu pengajaran dan sekolah pada khususnya dan

pendidikan di daerah pada umumnya.

d. Bagi peneliti lain

Best Practice ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk

mencoba metode atau teknik yang berbeda sehingga memberikan

hasil proses belajar mengajar yang lebih optimal.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi dan Pengertian

2.1.1. Total Physical Response (TPR)

Total Physical Response -yang selanjutnya akan disebut dalam

akronimnya saja- TPR adalah sebuah metode pembelajaran bahasa

asing, baik bahasa Inggris maupun bahasa lainnya seperti bahasa

Jepang, Prancis, Jerman dan lain sebagainya. TPR memanfaatkan respon

gerak tubuh sebagai pemandu dalam menyampaikan makna yang

terkandung dalam sebuah kata atau klausa.

Menurut Richards J dalam bukunya Approaches and Methods in

Language Teaching, TPR didefinisikan: “a language teaching method built

around the coordination of speech and action; it attempts to teach

language through physical (motor) activity”. Jadi metode TPR (Total

Physical Response) merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang

disusun pada koordinasi perintah (command), ucapan (speech) dan gerak

(action); dan berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik

(motor).

Sedangkan menurut Larsen dan Diane dalam Technique and Principles in

Language Teaching, TPR atau disebut juga ”the comprehension

approach” atau pendekatan pemahaman yaitu suatu metode pendekatan

bahasa asing dengan instruksi atau perintah.

6
Metode ini dikembangkan oleh seorang professor psikologi di

Universitas San Jose California yang bernama  Prof. Dr. James J.

Asher

7
8

yang telah sukses dalam pengembangan metode ini pada pembelajaran

bahasa asing pada anak-anak. Ia berpendapat bahwa pengucapan

langsung pada anak atau siswa mengandung suatu perintah, dan

selanjutnya anak atau siswa akan merespon kepada fisiknya sebelum

mereka memulai untuk menghasilkan respon verbal atau ucapan.

Metode TPR ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan

bahasa dan juga mengandung unsur gerakan permainan sehingga dapat

menghilangkan stress pada siswa karena masalah-masalah yang dihadapi

dalam pelajarannya terutama pada saat mempelajari bahasa asing, dan

juga dapat menciptakan suasana hati yang positif pada siswa yang dapat

memfasilitasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan

prestasi siswa dalam pelajaran tersebut. Makna atau arti dari bahasa

sasaran dipelajari selama melakukan aksi.

Guru memiliki peran aktif dan langsung dalam menerapkan

metode TPR ini. Menurut James J. Asher ”The instructor is the director of

a stage play in which the students are the actors”, yang berarti bahwa

guru adalah sutradara dalam pertunjukan cerita dan di dalamnya siswa

sebagai pelaku atau pemerannya. Guru yang memutuskan tentang apa

yang akan dipelajari, siapa yang memerankan dan menampilkan materi

pelajaran.

Siswa dalam TPR mempunyai peran utama sebagai pendengar dan

pelaku. Siswa mendengarkan dengan penuh perhatian dan merespon

secara fisik pada perintah yang diberikan guru baik secara individu
9

maupun kelompok. Hal ini sangat tepat diterapkan pada siswa yang

berkarakter kinestetik.

Adapun langkah-langkah teknik TPR ini yaitu, pertama guru

memperkenalkan kosakta yang harus dikuasai siswa. Langkah

selanjutnya guru memberikan instruksi/perintah berupa kosakta yang telah

disampaikan. Dan terakhir, siswa melaksanakan dengan perbuatan

kosakata yang diinstruksikan oleh guru.

2.1.2. Preposition of Place

Preposition atau preposisi merupakan kata depan yang digunakan

dalam sebuah kalimat baik Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia.

Sedangkan Preposition of place merupakan kata depan yang merujuk

sebuah tempat atau posisi subjek atau objek dalam kalimat. Contoh dalam

Bahasa Indonesia seperti “di”, “ke”, atau “dari” yang digunakan sebelum

menunjuk sebuah tempat yang spesifik.

Dalam penggunaan kata depan ini pun tentu ada rumus yang perlu

kamu ketahui. Rumusnya adalah 

prepositional phrase = preposition + object of preposotion .


10

Gambar 2.1. Contoh kosakata Prepositions of Place


11

2.2. Mengajarkan Prepositions of Place dengan Menggunakan TPR

Siswa cenderung lebih mudah menguasai atau mengingat

berbagai kosakata dalam Bahasa Inggris bila terus dipraktekkan dalam

percakapan sehari-hari. Selain dipraktekkan dalam percakapan, Bahasa

akan lebih mudah diingat melelui perbuatan. Karena itu guru beranggapan

bahwa metode TPR adalah metode yang tepat untuk mengajarkan

kosakata kepada siswa secara mudah dan berkesan.

Dalam materi Prepositions of Place siswa dapat bergerak

mengikuti instruksi kata depan yang diperintah oleh guru. Misalnya

dengan menggunakan bahasa Inggris, guru meminta siswa untuk berdiri

di samping papan tulis. Melalui instruksi ini siswa terlatih dan paham

tentang kosakata bahasa Inggris yeng merujuk pada kata “di sampng”.

2.3. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penulisan Best Practice ini yaitu untuk

membagikan pengalaman terbaik penulis dalam mengajarkan kosakata

bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan dan tepat bagi siswa

yang memiliki kecenderungan aktif kinestetik.

Setelah menjalani dan menyelsaikan pembelajaran materi

Preposition of Place, penulis mendapati kepuasan dan kesan yang

dirasakan siswa, beserta pengakuan bahawa kegiatan pembelajaran yang

dijalani sangat dirasakan manfaatanya.


BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1. Pendekatan Pada Permasalahan

Pendekatan yang yang dilaksanakan yaitu sebuah tindakan

perlakuan khusus dalam kelas dalam proses belajar mengajar. Perlakuan

khusus seperti penggunaan teknik atau metode tertentu untuk

meningkatkan hasil belajar siswa yang selama ini dianggap sebagai

sebuah permasalahan.

Pembahasan best practice kali ini memiliki ruang lingkup pada

mengakomodasi kemampuan siswa dalam menguasai kosakata

Preposition of Place secara menyenangkan dan berkesan sehingga

memudahkan siswa dalam mengungkapkan posisi suatu objek. Dan

mengingat luasnya metode dan teknik pembelajaran bahasa Inggris, maka

best practice kelas kali ini menggunakan metode Total Physical Response

(TPR).

3.2. Setting Best Practice

3.2.1. Tempat Best Practice

Penulis melaksanakan pembelajaran praktik baik ini di SMA

Negeri 2 Birem Bayeun. Pembelajaran dilakukan di kelas XII,

bahwa penulis adalah guru bidang studi bahasa Inggris di kelas

tersebut.

3.2.2. Waktu Penelitian

11
Pembelajaran ini di laksanakan pada pertengahan bulan

Oktober 2021. Waktu ini sesuai dengan jadwal

pelaksanaan

12
12

pembelajaran materi Preposition of Place pada bab 3; Whatever

Will Be, Will Be. Dalam bab tersebut terdapat sebuah sub-bab yang

membahas Preposition of Place.

3.3. Subjek Best Practice

Pembelajaran praktik baik ini telah dilakukan di SMA Negeri 2

Birem Bayeun yang terletak di Desa Alue Sentang, Kec. Birem Bayeun,

Kab. Aceh Timur. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII,

dimanakelas XII terdiri dari 2 rombongan belajar. Yaitu kelas XII MIPA 1

dan XII MIPA 2 yang seluruhnya berjumlah 43 siswa. Objeknya adalah

penggunaan metode Total Physical Respons pada materi pembelajaran

Preposition of Place.

3.4. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Baik

Pembelajaran praktik baik atau Best Practice ini terjadi sebagai

pemecahan permasalahan yang dihadapi ketika siswa kesulitan

mengingat kembali kosakata tentang kata depan posisi.

Tahapan – tahapan yang dilakukan;

1) Guru membagi siswa menjadi 4 buah kelompok yang

beranggotakan 5 – 6 orang. Dilanjutkan guru membuat bagan

kompetisi dimana 2 kelompok saling bertanding mengalahkan

satu sama lain, hingga mencapai final dan menjadi pemenang

kompetisi.

2) Masing-masing anggota kelompok melemparkan instruksi yang

mengandung Preposition of Place kepada anggota kelompok


13

lainnya dengan menyebutkan namanya. Kegiatan ini adalah

salah satu langkah dalam metode Total Physical Response

(TPR).

3) Kelompok yang diberi instruksi melakukan instruksi yang

diperintahkan kelompok lawan. Bila berhasil melakukan

instruksi dengan benar akan mendapat poin, dan bila salah

maka kelompok pemberi instruksi yang akan mendapatkan poin.

4) Kemudian bergantian kelompok lawan yang memberi instruksi.

5) Begitu selanjutnya hingga seluruh anggota kelompok

memberikan instruksi .
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Persiapan Pembelajaran

Persiapan yang dilaksanakan oleh guru sebelum melaksanakan

best practice yaitu mengetahui tingkat pemahaman siswa terkait materi

yaitu Preposition of Place melalui pretest sederhana dengan menuliskan

beberapa kata Preposition of Place di papan tulis dan menanyakan secara

lisan makna kata-kata tersebut. Setelah itu menemukan kendala siswa

dengan bertanya langsung kepada siswa. Hingga dapat diputuskan

metode yang tepat digunakan.

Kemudian seperti seharusnya sebelum memulai pembelajaran,

guru menyusun RPP.

4.2. Pelaksanaan Pembelajaran

Seperti yang telah disebutkan pada Bab sebelumnya, langkah-

langkah pembelajarannya dapat dijabarkan dengan rinci sebagai berikut;

1) Guru membagi siswa menjadi 4 buah kelompok yang

beranggotakan 5 – 6 orang. Tujuan guru membentuk 4 kelompok

agar dapat mengadakan mini turnamen. Dimana masing-masing 2

kelompok saling bertanding memperebutkan tiket ke final dan

pertandingan final untuk mencari pemenang turnamen. Hal ini

dilakukan agar siswa lebih tertantang mengikuti pembelajaran

14
2) Masing-masing anggota kelompok melemparkan instruksi yang

mengandung Preposition of Place kepada anggota kelompok

lainnya

15
15

3) dengan menyebutkan namanya. Kegiatan ini adalah salah satu

langkah dalam metode Total Physical Response (TPR). Langkah ini

adalah inti dari penerapan Metode Total Physical Response (TPR),

siswa yang memiliki kecerdasan kinestetik sangat bersemangat

memberi instruksi dan menjalankan instruksi dari kelompok lawan.

Para siswapun terpicu untuk menghafal dan melafalkan dengan

benar cara pengucapan Preposition of Place. Sedangkan bagi

kelompok yang mendapat instruksi maka mereka akan mendengar

dan menagkap makna secara spontan.

Gambar 4.1. Dua kelompok siswa saling berhadapan untuk


memberi instruksi yang mengandung Preposition of Place.

4) Kelompok yang diberi instruksi melakukan instruksi yang

diperintahkan kelompok lawan sesegera mungkin, karena dalam

aturan permainan tim yang mendapat instruksi harus melaksanakan

instruksi dalam waktu maksimal 10 detik. Bila berhasil melakukan


16

instruksi dengan benar akan mendapat poin, dan bila salah maka

kelompok pemberi instruksi yang akan mendapatkan poin.

Siswa dengan panah merah Siswa yang ditunjuk panah kuning


sedang memberi instruksi kepada sedang melakukan instruksi yang
kelompok lawannya. diberikan lawannya.

Siswa yang ditunjuk panah kuning Siswa yang ditunjuk panah kuning
sedang melakukan instruksi yang telah berhasil melakukan instruksi
diberikan lawannya. yang diberikan lawannya dengan
benar.
Gambar 4.2. Runtutan proses jalannya metode Total Physical
Response (TPR).

5) Kemudian bergantian kelompok lawan yang memberi instruksi.

6) Begitu selanjutnya hingga seluruh anggota kelompok memberikan

instruksi.

4.3. Penilaian Pembelajaran

Penialaian pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan form

penilaian speaking karena pemahaman siswa dalam menguasai


17

Preposition of Place dinilai dari ungkapan perintah atau instruksi yang

diucapkannya.
17

ASPEK SKOR KETERANGAN


  5 □ Mudah dipahami dan memiliki aksen penutur asli
   
  4 □ Mudah dipahami meskipun dengan aksen tertentu
   
  3 □ Ada masalah pengucapan yang membuat pendengar
  harus konsentrasi penuh dan kadang-kadang ada
Pengucapan kesalahpahaman
2 □ Sulit dipahami karena ada masalah pengucapan,
sering diminta mengulang
 
1 □ Masalah pengucapan serius sehingga tidak bisa
dipahami
 
ASPEK SKOR KETERANGAN
  5 □ Memahami semua tanpa mengalami kesulitan
   
   
  4 □ Memahami hampir semuanya, walau ada
  pengulangan pada bagian tertentu
   
Pemahaman 3 □ Memahami sebagian besar apa yang dikatakan bila
bicara agak diperlambat walau ada pengulangan
2 □ Susah mengikuti apa yang dikatakan.
 
 
1 □ Tidak bisa memahami walaupun percakapan
sederhana
 
Tabel 4.1 Rubrik Penilaian Speaking

Adapun instruksi yang siswa ucapkan antara lain:

 Fataya, please sits down beside Ti Hawa!


 Muhammad Yani, runs around your group!
 Qaifal, stands up between Halimatun and Andi!

Ungkapan instruksi di atas adalah intruksi yang harus dilakukan

oleh kelompok lawan, dan kata yang bergaris bawah adalah Preposition of

Place.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan Best Practice yang telah saya lakukan maka dapat

diambil kesimpulan bahwa kegiatan proses belajar mengajar harus

disesuaikan dengan kondisi kecerdasan majemuk siswa. Guru harus jeli

menemukan kelebihan dan kekurangan pada karakteristik siswa. Setelah

mengetahui kelebihan siswa maka pembelajaran diupayakan

mengakomodir kelebihan siswa-siswa tersebut. Bila siswa memiliki

kecerdasan majemuk pada kinetetik, maka desainlah pembelajaran yang

mengharuskan siswa banyak bergerak, salah satu metodenya yaitu Total

Physical Response.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis dapat memberikan saran berupa:

1) Guru harus dapat memahami karakter peserta didik sebelum

memulai proses belajar mengajar.

2) Guru dapan mengkondisikan kegiatan pembelajaran yang

mendorong siswa mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

3) Mencoba berbagai metode yang telah dikembangkan atau

dikreasikan sesuai dengan kondisi dan karakter siswa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Asher, J. (1977). Learning another Language through Actions: The

Complete Teacher’s Guide Book. California: Sky Oaks

Productions

Ausubel, David Paul (1968). Educational Psychology: A Cognitive View.

New York: Holt, Rinehart & Winston.

Gardner, Howard. (1993). Multiple Intelligences: The Theory in Practice A

Reader. New York: Basic Books.

Richards, J. C. & Rogers, T. S. (2001). Approaches and Methods in

Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

19

Anda mungkin juga menyukai