Peserta Didik (Pengalaman Empiris: Menangani Kesulitan Belajar Peserta Didik Kelas VA
SDN Pajagalan II Sumenep Tahun 2017)
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menyampaikan bahan ajar, membangun
karakter, dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan peserta didik agar dapat menyesuaikan dan
mengembangkan diri dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan baik. Kegiatan
pendidikan persekolahan merupakan bagian dari upaya mewujudkan pendidikan berkualitas dan
membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak terdapat kendala dan
tantangan dalam menyelenggarakan pendidikan itu sendiri, khususnya dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah. Salah satu kendala yang paling dirasakan adalah masalah belajar peserta didik sebagai perilaku
dan keadaan individual peserta didik.
Kondisi demikian memerlukan diagnosis yang tepat agar mendapat solusi alternatif sesuai dengan
harapan. Diagnosis rendahnya minat membaca sebagai usaha yang dilakukan untuk memahami dan
menetapkan penyebabnya serta mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya serta cara menetapkan
dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif
(pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.
Fakta empiris yang dialami guru penulis sebagai guru pengajar di kelas VA SDN Pajagalan II
menunjukkan bahwa terdapat beberapa peserta didik yang berada di bawah rata-rata. Berdasarkan hasil
pengamatan, guru jarang sekali menjumpai peserta didik melakukan kegiatan belajar, terutama membaca.
Membaca yang dilandasi dengan kesadaran diri dan mengisi waktu senggang. Lemahnya membaca, dapat
berimplikasi terhadap rendahnya kemauan untuk belajar. Sesuai dengan nilai hasil ulangan pada mata
pelajaran tertentu dapat ditemukan prestasi belajar yang kurang memuaskan. Nilai rata-rata ulangan harian
muatan mata pelajaran tertentu, ditemukan terdapat 8 anak (sekitar 33,3%) yang mendapat nilai di atas
KKM. Sisanya sekitar 16 anak (7ntuk Membelajarkan Peserta Didik (Pengalaman Empiris: egiatan
Literasi Kelas Variatif untuk Membelajarkan Peserta Didik (Pengalaman Empiris: Menangani
Kesulitan Belajar Peserta Didik Kelas V
SDN Lembarawa 03 Tahun 2021)
Kamim, S.Pd
Guru SDN Lembarawa 03
A. Pendahuluan
2. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menyampaikan bahan ajar, membangun
karakter, dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan peserta didik agar dapat menyesuaikan dan
mengembangkan diri dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan baik. Kegiatan
1
pendidikan persekolahan merupakan bagian dari upaya mewujudkan pendidikan berkualitas dan
membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak terdapat kendala dan
tantangan dalam menyelenggarakan pendidikan itu sendiri, khususnya dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah. Salah satu kendala yang paling dirasakan adalah masalah belajar peserta didik sebagai perilaku
dan keadaan individual peserta didik.
Kondisi demikian memerlukan diagnosis yang tepat agar mendapat solusi alternatif sesuai dengan
harapan. Diagnosis rendahnya minat membaca sebagai usaha yang dilakukan untuk memahami dan
menetapkan penyebabnya serta mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya serta cara menetapkan
dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif
(pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.
Fakta empiris yang dialami guru penulis sebagai guru pengajar di kelas VA SDN Pajagalan II
menunjukkan bahwa terdapat beberapa peserta didik yang berada di bawah rata-rata. Berdasarkan hasil
pengamatan, guru jarang sekali menjumpai peserta didik melakukan kegiatan belajar, terutama membaca.
Membaca yang dilandasi dengan kesadaran diri dan mengisi waktu senggang. Lemahnya membaca, dapat
berimplikasi terhadap rendahnya kemauan untuk belajar. Sesuai dengan nilai hasil ulangan pada mata
pelajaran tertentu dapat ditemukan prestasi belajar yang kurang memuaskan. Nilai rata-rata ulangan harian
muatan mata pelajaran tertentu, ditemukan terdapat 8 anak (sekitar 33,3%) yang mendapat nilai di atas
KKM. Sisanya sekitar 16 anak (7Menangani Kesulitan Belajar Peserta Didik Kelas V
SDN Leembarawa 03 Tahun 2021)
Kamim, S.Pd
Guru SDN Lembarawa 03 Kec Brebes bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan baik. Kegiatan
pendidikan persekolahan merupakan bagian dari upaya mewujudkan pendidikan berkualitas dan
membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak terdapat kendala
dan tantangan dalam menyelenggarakan pendidikan itu sendiri, khususnya dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. Salah satu kendala yang paling dirasakan adalah masalah belajar peserta
didik sebagai perilaku dan keadaan individual peserta didik.
Kondisi demikian memerlukan diagnosis yang tepat agar mendapat solusi alternatif sesuai dengan
harapan. Diagnosis rendahnya minat membaca sebagai usaha yang dilakukan untuk memahami dan
menetapkan penyebabnya serta mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya serta cara menetapkan
dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif
(pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.
Fakta empiris yang dialami guru penulis sebagai guru pengajar di kelas VA SDN Pajagalan II
menunjukkan bahwa terdapat beberapa peserta didik yang berada di bawah rata-rata. Berdasarkan hasil
pengamatan, guru jarang sekali menjumpai peserta didik melakukan kegiatan belajar, terutama membaca.
Membaca yang dilandasi dengan kesadaran diri dan mengisi waktu senggang. Lemahnya membaca, dapat
berimplikasi terhadap rendahnya kemauan untuk belajar. Sesuai dengan nilai hasil ulangan pada mata
pelajaran tertentu dapat ditemukan prestasi belajar yang kurang memuaskan. Nilai rata-rata ulangan harian
muatan mata pelajaran tertentu, ditemukan terdapat 8 anak (sekitar 33,3%) yang mendapat nilai di atas
KKM. Sisanya sekitar 16 anak (76,7%) mendapat nilai di bawah dan maksimal sesuai KKM. Tidak
dimilikinya kemampuan membaca yang baik menjadi salah satu faktor kurang berhasilnya kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Berdasarkan fakta empiris tersebut, jelaslah bahwa lemahnya kemampuan membaca yang dialami
berdampak pada prestasi belajar peserta didik. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena berbagai
pertimbangan untuk mencari pemecahannya. Pertama, setiap peserta didik hendaknya mendapat
2
kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal, kedua; adanya perbedaan kemampuan,
kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing peserta didik. Ketiga, sistem
pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada peserta didik untuk maju sesuai dengan
kemampuannya. Dan, keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik,
hendaknya guru lebih intensif dalam menangani peserta didik dengan menambah pengetahuan, sikap yang
terbuka dan mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi masalah belajar peserta didik.
Dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut, guru kelas VA telah mencoba formulasi yang relatif
efektif mengatasi hal tersebut melalui kegiatan literasi kelas yang bermakna dan dilaksanakan secara
variatif serta berkesinambungan. Gerakan Literasi (kelas) adalah gerakan sosial dengan dukungan
kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca
peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan
warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika
pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran
(disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan
keterampilan reseptif maupun produktif.
Berdasarkan paparan di atas maka pada tulisan ini, penulis mengetengahkan judul “Program
Kegiatan Literasi Kelas Variatif untuk Membelajarkan Peserta Didik (Studi Empiris: Mengatasi
Masalah belajar Peserta Didik Kelas VA SDN Pajagalan II Sumenep Tahun 2017”
3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa persoalan yang terjadi, antara lain:
a. Rendahnya hasil belajar peserta didik.
b. Masalah belajar peserta didik.
c. Kekurangan guru dalam memanfaatkan waktu luang untuk menggerakkan peserta didik
melakukan kegiatan membaca.
d. Belum terwujudnya adanya kegiatan pembiasaan membaca intensif dan produktif bagi peserta
didik.
4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka penulisan ini dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut.
a. Bagaimanakah peserta didik mengalami masalah belajar di kelas?
b. Bagaimanakah implementasi kegiatan literasi kelas variatif di kelas?
c. Bagaimanakah solusi alternatif mengatasi masalah belajar dan menumbuhkan minat baca peserta
didik?
5. Tujuan
Tujuan pembahasan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan masalah belajar peserta didik.
b. Mendeskripsikan implementasi kegiatan literasi kelas variatif di kelas.
3
c. Mendeskripsikan solusi alternatif mengatasi masalah belajar dan menumbuhkan minat baca peserta
didik.
6. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini adalah sebagai berikut.
a. Bagi Siswa, sebagai upaya strategis dalam meningkatkan kemampuan belajarnya melalui
pembiasaan membaca intensif dan produktif.
b. Bagi guru penulis, pengalaman empiris ini menjadi kekayaan berpikir menangani Masalah belajar
peserta didik sekaligus mencari solusi alternatif untuk menanganinya.
c. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam menentukan pola penanganan Masalah belajar peserta
didik yang lain.
B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Masalah belajar Peserta didik
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, seringkali guru dihadapkan dengan sejumlah
karakterisktik peserta didik yang beraneka ragam, selain keunikan lainnya. Ada peserta didik yang dapat
menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain
tidak sedikit pula peserta didik yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan
belajar merupakan hambatan dan gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai dengan
kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai
(almjdzubnews,blogspot.com).
Masalah belajar peserta didik ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
2. Jenis-Jenis Masalah Belajar Peserta didik
Masalah belajar yang berakar pada kesulitan belajar peserta didik, diantaranya sebagai berikut
(charierfuadah.blogspot.com).
a. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan yang menggambarkan proses belajar
seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.
b. Learning Disfunction merupakan gejala yang menunjukkan proses belajar yang dilakukan peserta
didik tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya peserta didik tersebut tidak menunjukkan
adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya.
c. Under Achiever mengacu kepada peserta didik yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
d. Slow Learner atau lambat belajar adalah peserta didik yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok peserta didik lain yang memiliki
taraf potensi intelektual yang sama.
e. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala yang menggambarkan
peserta didik tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya.
4
3. Sebab-sebab timbulnya masalah belajar.
Peserta didik yang mengalami masalah belajar, pada umumnya terjadi karena sebab-sebab tertentu,
antara lain sebagai berikut.
a. Banyak sebab yang menimbulkan pola gejala yang sama. Seringkali gejala-gejala masalah belajar
yang nampak pada seorang peserta didik disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda dengan yang
lain yang memperlihatkan gejala yang sama.
b. Banyak pola gejala yang ditimbulkan oleh sebab yang sama. Sebab yang nampak sama, dapat
mengakibatkan gejala yang berbeda-beda bagi peserta didik yang berlainan perlu diperhatikan
adanya kesesuaian antara sebab dengan kondisi tempat tinggal peserta didik.
c. Sebab-sebab yang saling berkaitan dengan yang lain. Kesulitan yang menimbulkan reaksi dari
orang-orang disekelilingnya atau yang menyebabkan dia bereaksi pada dirinya sendiri dengan cara
yang selanjutnya , menyebabkan timbulnya kesulitan yang baru.
4. Indikator Masalah belajar Peserta Didik
Terdapat beberapa beberapa tanda sebagai indikator penting masalah belajar pada peserta didik
di sekolah, adalah sebagai berikut (dinapucinno.wordpress.com).
a. Menunjukkan prestasi yang rendah/ di bawah rata-rata prestasi yang dicapai oleh kelompok kelas
atau secara klasikal berada di bawah rata-rata kelas yang relatif jauh.
b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha belajar dengan keras
tetapi nilainya selalu rendah.
c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dari teman sekelasnya dalam
segala hal, misalnya dalam mengerjakan soal, mengerjakan tugas di rumah, dan tugas-tugas
lainnya.
d. Menunjukkan sifat yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura, pendiam, bergerak-
gerik yang tidak penting dan sebagainya.
e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, seperti : mudah tersinggung, murung, pemarah,
bingung, cemberut, kurang gembira selalu sedih.
5
usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini
dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca
dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk,
selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan
Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun
produktif. (Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.)
C. Pembahasan
1. Proses pemecahan masalah belajar
Proses pemecahan masalah belajar pada peserta didik yaitu dimulai dengan memperkirakan
kemungkinan bantuan yang akan diberikan. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang
dialami oleh peserta didik tertentu, dan dimana pertolongan itu dapat diberikan. Perlu dianalisis pula,
siapa yang dapat memberikan pertolongan dan bantuan, bagaimana cara menolong peserta didik yang
efektif, dan siapa saja yang harus dilibatkan dalam proses konseling.
Dalam proses pemberian bantuan, diperlukan bimbingan yang intensif dan berkelanjutan agar
peserta didik dapat mengembangkan diri secara optimal dan menyesuaikan diri terhadap perkembangan
pribadinya dan lingkungannya.
2. Pemecahan Masalah Masalah belajar dengan Kegiatan Literasi Kelas Variatif
Sesuai dengan pengalaman empiris guru penulis, sebelum menerapkan metode pembelajaran
apapun pada saat Kegiatan Pembelajaran dilaksanakan, kegaitan literasi kelas secara variatif setiap hari
dilaksanakan pada pagi hari sekitar 15-20 menit sebelum jadwal jam pertama pelajaran dimulai.
Implementasi kegiatan literasi kelas ini dilaksanakan secara rutin di kelas dan luar kelas. Kegiatan Literasi
Kelas Rutin yang dilakukan rutin setiap hari untuk menstimulasi siswa agar mampu mengembangkan
keterampilan berbahasanya, menyimak, menulis, membaca dan berbicara sehingga berdampak pada
kemamuan dan motivasi belajar yang tinggi. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi masalah belajar peserta
didik. Sesuai dengan ketentuan pemerintah, kegiatan literasi kelas dilakukan selama 15 menit sebelum
pembelajaran inti di mulai. Bebrapa kegiatan literasi kelas yang telah dilakukan penulis, antara lain
sebagai berikut.
1. Membaca senyap – resume
2. Membaca bersama – resume
3. Guru bercerita – resume
4. Siswa bercerita – resume
5. Siswa menyimak video pembelajaran – resume
6. Siswa menyimak berita audio visual – resume
7. Siswa menyimak berita surat kabar - resume
6
8. Siswa meresume kegiatan hari liburnya
9. Siswa menulis prediksi cerita
10. Siswa menulis komentar iklan koran
11. Siswa menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman dengan tokoh
12. Siswa menciptakan puisi
13. Guru berpuisi dan siswa memprosakan
14. Siswa membaca puisi...siswa menentukan pesan penulis
15. Literasi Adenium…siswa mengamati adenium dan mencatat sesuai dengan pokok persoalan yang
diberikan oleh guru
16. Siswa menyimak gambar - menuliskan dg cerita, dan. sebagainya.
Guru memiliki peran dan fungsi strategis dalam kegiatan rutin ini. Guru diharapkan mampu
menjadi contoh dalam rutinitas kegiatan literasi tersebut. Selain itu guru diharapkan mampu secara variatif
melakukan kegiatan literasi agar siswa tidak merasa monoton terhadap satubkegiatan literasi saja. Penulis
meyakini, setiap guru memiliki ide luar biasa untuk mengembangkan kegiatan literasi kepas semakin
bermakna dan menyenangkan. Selamat mengubah kebiasaan diam menjadi bergerak dengan literasi kelas
rutin.
Terkait dengan penelitian tindakan kelas ini, selama proses penelitian berlangsung, siswa
melaksanakan kegiatan literasi kelas dengan materi literasi sesuai dengan materi ajar yang dijadikan
kegiatan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan literasi kelas ini lebih mengarah dan bermakna
serta lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Kegiatan literasi yang dimaksud adalah siswa membaca, menyimak dan menulis rangkuman materi
ajar sesuai dengan arahan dari guru peneliti. Selanjutnya siswa membaca berulang kali materi literasi pada
saat istirahat kedua dan mengulanginya di rumah sampai benar-benar memahami isi dari materi tersebut.
Foto: Kegiatan Literasi Kelas Adenium
7
4. Cara pemecahan masalah yang sudah dilakukan
Dalam rangka mengatasi masalah belajar peserta didik, guru penulis telah menerapkan kegiatan
literasi kelas yang bervariasi sejak dua tahun lalu, tepatnya sejak tahun 2015. Pengalaman ini dilakukan
sejak guru penulis membina peserta didik berprestasi di berbagai lomba akademik.
Kegiatan literasi kelas variatif sangat berdampak positis pada peserta didik untuk belajar mandiri,
bertanggung jawab dan disiplin. Walaupun ada saja hambatan yang terjadi. Akan tetapi manfaatnya sangat
luar biasa.
Variasi Kegiatan Literasi Kelas yang sudah dilakukan untuk menumbuhkan semangat belajar
sekaligus mengatasi kesulitas belajar siswa antara lain sebagai berikut.
1. Membaca senyap – resume
Kegiatan membaca senyap dilakukan dengan intensif. Setiap siswa mengambil buku bacaan yang
disukainya dari perpustakaan mini di dalam kelas. Peserta didik membaca dalam hati pada halaman
tertentu dalam buku. Sekitar 5 menit membaca, kemudian peserta didik menuliskannya ringkasan
bacaannya di buku khusus literasi kelas. Kemampuan membaca senyap dapat merangsang peserta didik
menemukan persoalan penting dalam bacaannya dan agar tidak malas belajar.
8
Kegiatan membaca bersama adalah membaca nyaring setiap kelompok peserta didik. Peserta didik
diberi kebebasan memilih tempat membaca bersama-sama dengan menggunakan buku yang berbeda atau
buku yang sama. Melatih peserta didik peka terhadap bahan bacaannya.
9
5. Siswa menyimak video pembelajaran – resume
Guru menampilkan melalui LCD proyektor sebuah video kegiatan yang mendidik. Kemudian siswa
diminta untuk menuliskannya di buku literasinya sesuai dengan kegiatan yang ditampilkan. Kemampuan
menulis berdasarkan media audio visual ini dapat merangsang kemampuan mendeskripsikan video.
11
10. Siswa menulis komentar iklan koran
Kegiatan literasi kelas ini, guru memberikan penjelasan tentang iklan di surat kabar. Kemudian peserta
didik memberikan komentar tentang isi iklan tersebut. Peserta didik dapat memberikan komentar dari
aspek estetika, produk dan keindahan gambarnya. Ini merangsang kemampuan berimajinasi tentang
produk dan kegunaannya.
13
5. Literasi Adenium, siswa mengamati adenium dan mencatat sesuai dengan pokok persoalan yang
diberikan oleh guru
Kegiatan literasi adenium sangat unik. Adenium sebenarnya hanyalah sebagai media kontekstual dan
realistik. Guru meminta peserta didik mengamati adenium. Mulai dari besar pohon, jumlah cabang, bunga,
dan daun. Peserta didik secara matematis dapat menghitungnya dengan baik. Dan dari aspek estetika,
peserta didik dapat menggambar atau melukisnya di buku gambarnya.
Kegiatan literasi adenium dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Belajar sambil
melakukan serta merangsang kemampuan peserta didik dalam mengindentifikasi objek dan menyusun
laporan pengamatan sesuai dengan objek yang diamati.
14
15. Siswa menyimak gambar - menuliskan dg cerita, dan. sebagainya.
Pada kegiatan literasi ini, guru menampilkan gambar secara visual dan peserta didik melihatnya di
layar LCD. Tampilan gambar visual dapat berupa kegiatan sosial budaya. Peserta didik menuliskannya
dalam bentuk komentar budaya atau sosial sesuai dengan gambar yang diamatinya. Hal ini merangsang
kemampuan berpikir sosialis dan menanamkan nilai cinta budaya.
15
Secara kuantitatif, hasil belajar peserta didik relatif lebih baik dari sebelum mengenal dan
menerapkan kegiatan literasi kelas yang variatif. Masalah belajar yang dihadapi peserta didik mulai
banyak berkurang. Kegiatan literasi kelas yang bervariasi serta dukungan teman sebaya yang membantu
membimbing peserta didik yang sulit belajar sangat baik dan menunjukkan perubahan yang relatif baik.
Sebagai guru kelas, sangat merasakan perubahan tersebut dan menjadikan program literasi kelas
terus dilanjutkan dengan menampilkan kegiatan literasi yang semakin variaitf.
3. Rekomendasi
Berdasarkan pemaparan pengalaman empiris sebagai best practice penulis, maka guru penulis
merekomendasikan sebagai berikut.
1. Masalah belajar adalah sesuatu yang menantang, maka harus dipecahkan persolannya dengan
pendekatan individual peserta didik dan metode maupun kegiatan yang menyenangkan dan variatif.
16
2. Kegiatan literasi kelas secara bervariasi adalah kegiatan pilihan untuk menstimulasi pikiran, perasaan,
sikap dan keterampilan peserta didik menuju lebih baik yang sangat berdampak positif terhadap
masalah belajar peserat didik.
3. Pembimbingan masalah belajar peserta didik perlu dilakukan dengan sabar, ikhlas, kontinyu disertai
dengan tindakan dan solusi nyata berbasis kegiatan pendidikan yang mampu merangsang peserta didik
menjadi lebih giat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Elis Ormrod, Jeanne. 2009. Psikologi Pendidikan, Membangun Peserta didik Tumbuh dan
Berkembang. Jakarta: Erlangga
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
http://www.matrapendidikan.com/2015/01/kesulitan-belajar-peserta didik-cara_11.html
http : // www.psikologizone.com / macam – kesulitan – belajar – peserta didik /065111779
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/304/163,
http://neyshaafahza.blogspot.co.id/2015/06/kesulitan-belajar-faktor-dan-cara.html
http://rudiyarso8.blogspot.com/2016/05/kesulitan-belajar.html?m=1
https://dinapucinno.wordpress.com/pendidikan/beberapa-gejala-sebagai-indikator-adanya-kesulitan-belajar-
anak-didik/
http://almajdzubnews.blogspot,com/2013/02/makalah-kesulitan-belajar-siswa.html
http://charierfuadah.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-kesulitan-belajar.html?m=1
17
18