Anda di halaman 1dari 4

Naskah Video Inspirasi

Nama: Dimy Awan Wicaksana


Kelas: 9G
No: 9

Jangan Menunda Nunda


Pada senin siang yang panas dan terik. Di SMPN 184 Terdengar suara
amarah di lorong lantai dua.Di kelas 9G, Suara itu menggelegar seisi kelas.
Membangunkan siswa yang tertidur dan menyegarkan yang terbangun. Suara itu
berasal dari seorang guru, guru yang sangat ditakuti para murid kelas 9. Yaitu bu…
Saat ini ia sangatlah marah hingga meluap semua omelan yang ia simpan di
benaknya itu. Kepada seorang murid yang tertidur di tengah jam pelajaran dan
sama sekali tidak paham dengan soal yang didepannya itu. Anak itu disuruh maju
ke depan untuk mengerjakan soal yang beliau akan jelaskan tetapi ia hanya diam
dan menatap hampa papan tulis. Guru itu pun marah dan terjadilah hal ini. Di
tengah kegaduhan dan kebisingan itu, terdapat seorang siswa yag mencatat cepat
apa yang ada di papan tulis. Ialah andi

Sudah mendingin kepala guru tersebut, Ia menyuruh murid tersebut duduk


kembali dan diberi hukuman, kemudian ia meminta salah satu dari para siswa maju
ke depan dan mengerjakan soal yang di papan tulis tersebut, jika tidak ada yang
maju maka satu kelas tersebut akan diberi sebuah hukuman. Dengan sigap dan
cepat Andi berdiri dan maju ke depan untuk menyelesaikan soal yang ia anggap
mudah tersebut. Selang beberapa detik soal itu dengan mudah dijawab cepat dan
tepat oleh Andi. Sang guru pun terkesan dan memberi pujian pada Andi, Pujian itu
berisi tentang Andi yang dijadikan tokoh teladan bagi seluruh murid 9G.

Andi pun kembali ke tempat duduknya dengan perasaan riang dan bahagia
karena mendapat pujian dari guru paling kejam. Andi duduk di tengah, tepatnya
baris ketiga dari kanan dan dua dari depan. Ia duduk di sebelah teman baiknya
budi. Andi dan Budi adalah sahabat yang baik, mereka telah berkawan sejak
mereka SD. Keduanya pun sama sama anak yang pintar, tapi jika berbicara soal
peringkat Budi adalah yang tertinggi diantara mereka berdua. Guru tersebut pun
duduk dan memberi PR dan dikumpulkan esok hari. PR yang diberikan cukup
banyak karena ia sedang kesal alhasil murid murid pun menjadi kesal pula
terhadap murid yang terdtidur itu. Tapi bagi Budi tidak menganggap pr yang
diberikan tidak sulit tetapi banyak. Andi pun mengiyakannya. Bell pun berbunyi
menandaka waktunya pulang

Sesampainya dirumah Andi mengganti baju dan makan, kemudian ia


bersantai di kasurnya sampai jam 3 sore. Ketika sudah waktunya ia bangkit dari
kasurnya itu dan mulai mengerjakan beberapa pr yang belum ia kerjakan untuk
esok hari termasuk pr matematika yang diberikan tersebut. Dari beberapa pr
tersebut ada pr Bahasa Inggris, IPS, dan matematika.

Ia mulai mengerjakan PR IPS terlebih dahulu karena merupakan PR


termudah dan yang paling lama diantara kedua pr lainnya. Tugasnya adalah
mengerjakan 10 soal yang ada di buku paket dan soal itu mudah karena telah di
jelaskan oleh guru IPS terlebih dahulu, dan tugas itu telah diberikan semiggu yang
lalu. Ia mengerjakan pr tersebut dengan cepat di awal tetapi setelah ia bingung
pada soal kelima ia membuka handphonenya dengan niatan mencari jawaban tetapi
ia malah membuka salah satu media sosial di HP nya alhasil tugas IPS tersebut
tertunda sampai hasratnya menggunakan hp hilang.

Ketika ia sudah selesai dengan hasratnya, ia kembali melanjutkan


mengerjakan tugas IPS tersebut tetapi waktu telah berlalu banyak dan kini jarum
jam telah menunjuk angka empat tepat. Dan sisa lima soal tersebut selesai dengan
cepat, Meski begitu ia tetap telah membuang banyak waktu karena menunda nunda
tugasnya, padahal ia bisa saja menyelesaikan tugas itu hanya dengan waktu 15
menit tetapi ia lebih memilih bersantai dan menundanya.

Kini ia akan melanjutkan PR Bahasa Inggris yang ditugaskan untuk


membuat cerita naratif berbahasa Inggris minimal tiga paragraf serta penjelasan
masing masing struktur teks tersebut. Tetapi kembali ia mengambil HP nya dan
bermain game dengannya. Kini jam telah menunjukkan pukul setengah enam dan
ia baru akan mengerjakan tugasnya tersebut. Ketika jam enam tepat atau ketika
adzan maghrib berkumandang, ia meninggalkan kembali tugas bahasa inggrisnya
tersebut yang baru terkerjakan setengahnya, dan bergegas pergi ke masjid untuk
salat dan mengaji.
Sepulangnya ia, jam telah menunjukkan pukul setengah tujuh. Ia berganti
pakaian lagi dan menuju ke kamarnya untuk melanjutkan tugas Bahasa Inggrisnya
tersebut. Tetapi bukannya langsung mengerjakan tugas Bahasa Inggrisnya. Ia
kembali menggenggam HP nya dan entah sampai kapan terus begitu. Selang
setengah jam ia menaruh kembali HP nya dan melanjutkan tugasnya tersebut. 30
menit berlalu dan ditutup juga buku Bahasa Inggrisnya tersebut pertanda telah
selesai ia kerjakan tugas itu.

Sekarang ia menonton tv dan belum mulai mengerjakan tugas


matematikanya. Ia sudah selesai menonton TV dan kini memualai mengerjakan
tugas matematikanya. Ia menyalakan HP nya dan membuka WA ya dan ia baru
melihat ternyata PR matematikanya memiliki 30 soal. Ia bergegas membuka
bukunya dan mengerjakannya. Ia pun menyadari bahwa perkataan budi tentang
soalnya yang tak terlalu sulit itu ada benarnya. Ia pun memilih bermain HP lagi
dengan alasan agar tak mengantuk. Kemudian ia melanjutkan lagi mengerjakan
tugas matematikanya. Kini ia telah sampai pada nomor delapan dengan waktu yang
lama, dan matanya kini benar benar tidak tertahankan. Jadi ketika mencapai nomor
sepuluh ia merebahkan badannya di atas kasur dan menutup matanya sebentar

Ia terbangun jam 5.45, ia teerbangun dengan perasaan kesal dan cemas,


semua emosi terkumpul dalam benaknya. Ia mencoba berkonsentrasi dan berpikir
tenang tetapi konsentrasi itu buyar ketika ibunya memanggilnya untuk segera
bersiap untuk pergi ke sekolah dengan meneriaki dan membentaknya. Andi yang
masih kalut pikirannya mencoba tenang dan menuruti perintah ibunya. Ketika
mandi, ia memikirka bagaimana cara menyelesaikan tugas matematikanya dengan
cepat sehingga ia tidak dimarahi oleh sang guru. Tetapi bermenit menit ia pikirkan
ia tak dapat menemukan cara untuk mengatasi masalahnya, Karena pelajaran
matematika hari ini adalah jam pertama sehingga mustahil mengerjakannya di
sekolah atau di rumah.

Dengan keadaan pasrah ia bergegas bersiap siap sembari mengerjakan


sedikit PR matematikannya. Ia pun berangkat ke sekolah dengan motornya.
Sesampainya di sekolah ia langsung duduk dan mengerjakan kembali soal
matematika yang masih tersisa setengahnya itu. Budi yang saat itu telah ada di
samping Andi langsung mencoba untuk membantu Andi. Sayang seribu sayang
bantuan itu tidak terlalu berarti karena bell jam pertama telah berdering dan sang
guru telah memaasuki ruangan. Andi mengerjakan tugasnya di dalam laci mejanya
tapi Budi menyuruh berhenti dan pasrah saja. Tapi Andi tidak mau ia memilih
untuk terus mengerjakannya di laci mejanya. Sial bagi Andi ternyata sang guru lah
yang mendatangi siswa satu per satu dan mengecek PR nya. Andi baru selesai
setengahnya, badannya berkeringat deras, tangannya bergetar kencang meski
sedang menuli, ia sangat cemas. Giliran telah sampai kepada meja mereka berdua,
Sang guru meminta PR mereka. Budi memberikan dengan cepat, berbanding
terbalik dengan Andu yang tanganya bergetar saat memberikannya.

Sang guru mengecek pekerjaan mereka buku Budi ditaruh dengan cepat,
tetapi tidak dengan bukunya Andi. Andi dilirik oleh sang guru, kemudian ditanya
mengapa belum selesai. Andi yang terbata bata menjelaskan langsung dibentak
oleh sang guru dan diomeli. Ia diomeli tidak terlalu lama, mungkin karena jamnya
sedikit. Setelah selesai omelan tersebut Andi disuruh keluar untuk mengerjakan
nomor yang belum selesai. Memang omelannya tak lama tetapi kata katanya
membekas di hati Andi da terus terngiang di kepalanya

Setelah selesai Andi mengerjakan, ia masuk kembali ke kelas dan duduk


kembali di tempat duduknya di samping Budi. Tugasnya yang telah selesai
diperintahkan agar dikoreksi oleh Budi. Budi sambil mengoreksi, berbincang
dengan Andi dan bertanya kenapa belum selesai. Andi menjawab dengan lemas
tentang ia kemarin. Budi pun yang tahu kemudian memberi nasihat pada teman
baiknya itu dan Andi tidak menolaknya, ia menerimanya dengan sepenuh hati

Sejak hari itu Andi tak lagi menunda nunda PR nya dan langsung
mengerjakan pada hari PR itu diberikan, dan mengerjakan tugasnya terlebih dahulu
dari pada nanti akan hal serupa

Anda mungkin juga menyukai