Andi pun kembali ke tempat duduknya dengan perasaan riang dan bahagia
karena mendapat pujian dari guru paling kejam. Andi duduk di tengah, tepatnya
baris ketiga dari kanan dan dua dari depan. Ia duduk di sebelah teman baiknya
budi. Andi dan Budi adalah sahabat yang baik, mereka telah berkawan sejak
mereka SD. Keduanya pun sama sama anak yang pintar, tapi jika berbicara soal
peringkat Budi adalah yang tertinggi diantara mereka berdua. Guru tersebut pun
duduk dan memberi PR dan dikumpulkan esok hari. PR yang diberikan cukup
banyak karena ia sedang kesal alhasil murid murid pun menjadi kesal pula
terhadap murid yang terdtidur itu. Tapi bagi Budi tidak menganggap pr yang
diberikan tidak sulit tetapi banyak. Andi pun mengiyakannya. Bell pun berbunyi
menandaka waktunya pulang
Sang guru mengecek pekerjaan mereka buku Budi ditaruh dengan cepat,
tetapi tidak dengan bukunya Andi. Andi dilirik oleh sang guru, kemudian ditanya
mengapa belum selesai. Andi yang terbata bata menjelaskan langsung dibentak
oleh sang guru dan diomeli. Ia diomeli tidak terlalu lama, mungkin karena jamnya
sedikit. Setelah selesai omelan tersebut Andi disuruh keluar untuk mengerjakan
nomor yang belum selesai. Memang omelannya tak lama tetapi kata katanya
membekas di hati Andi da terus terngiang di kepalanya
Sejak hari itu Andi tak lagi menunda nunda PR nya dan langsung
mengerjakan pada hari PR itu diberikan, dan mengerjakan tugasnya terlebih dahulu
dari pada nanti akan hal serupa