Anda di halaman 1dari 17

Tidak Seindah Drama, Inilah 7 Kerasnya Sistem Pendidikan di Korea

Realita kadang tak seindah drama

seoulbeats.com

 Community Writer

Suci Wu

 Share to Facebook  Share to Twitter

Para generasi muda punya kewajiban buat meraih mimpi-mimpi mereka melalui pendidikan.
Pendidikan juga sebagai jembatan buat terus berprestasi di dalam masing-masing bidangnya,
Tapi, tiap negara pasti berbeda cara, aturan atau sistem pendidikan yang diterapkan di
sekolah.

Yuk coba tengok pendidikan di Korea Selatan yang nggak jarang disebut Sparta karena
saking ekstrimnya. Apa saja sih, dan coba deh bandingin sama pendidikan di Indonesia.
1. Memiliki jadwal sekolah yang cetar banget

hancinema.com

Umumnya kalau kita sekolah di Indonesia, lama waktu belajar di sekolah adalah 5-8 jam
sehari. Nah kalau di korea,

Siswa umur 13 dan 14 tahun bersekolah sampai jam 5 sore.

Siswa umur 15 tahun bersekolah sampai jam 7 malem.

Siswa umur 16-18tahun bersekolah dari jam 7 pagi sampai 10 malem.

Bayangkan apa saja yang mereka lakukan di sekolah selama jam segitu? Biasanya saat
sampai rumah para pelajar tersebut tidak lekas bermain dengan teman sebayanya, tapi mereka
akan mengerjakan tugas yang diberikan guru saat di sekolah.
–– ADVERTISEMENT ––

2. Sekolah full sampai weekend

Ami
noApp.com

Tahu gak sih di hari sabtu para pelajar Korea juga masih harus sekolah dengan jam pelajaran
penuh! Sampai saat ini, hari-hari sekolah di Korea Selatan adalah Senin sampai Sabtu.
Bahkan biasanya saat hari Minggu mereka juga akan tetap pergi ke sekolah untuk mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler.

Beda banget kan dengan di Indonesia, kita hanya sekolah saat hari Senin-Jum'at saja.
Walaupun biasanya hari Sabtu juga masuk untuk kegiatan pramuka atau yang lainnya, tapi
yang terpenting hari Minggu pasti libur.

3. Guru yang otoriter


nube
ever.com

Di Korea, ada pepatah "Guru setinggi Tuhan". Kamu nggak bisa memandang status guru dari
skala gaji mereka, tapi guru memegang posisi sosial yang berharga dan tinggi di masyarakat.
Maka dari itu guru memiliki kewenangan penuh atas muridnya. Kalau kamu nakal? Hati-hati
saja!

LANJUTKAN MEMBACA ARTIKEL DI BAWAH

Editors’ Picks

8 Pilihan Skincare Berbahan Lemon, Ampuh Bikin Wajah Tampak Cerah

Meski Cerewet Abis, 5 Zodiak Cewek Ini Justru Calon Istri Ideal

Intip Yuk Tips Mix And Match Outfit Sesuai Dengan Bentuk Tubuh Kamu

4. Mahalnya sarana proses pengajaran


picquery.co
m

Demi terciptanya suasana belajar yang mendukung, maka fasilitas pembelajaran juga harus
berkualitas. Maka gak heran jika di tiap ruang kelas dilengkapi sama komputer yang
terhubung ke salah satu sistem proyektor overhead atau layar datar LCD. Dan hal tersebut
membuat biaya sekolah di Korea menjadi mahal.

Nggak cuma itu, seragam sekolah di Korea yang biasanya dipakai sama artis-artis Kpop juga
harganya mahal. Bahkan untuk membeli satu pasang seragam untuk hari tertentu saja
dibutuhkan uang jutaan rupiah. Maka gak heran jika seragam sekolah di Korea memiliki
desain yang unik dan lucu.

5. Hukuman fisik yang keras masih berlaku


soompi.com

Kalau di Indonesia guru memukul siswa, maka guru itu akan dituntut. Hal tersebut
berbanding terbalik dengan di Korea. Sistem pendidikan Korea masih diberlakukan cara
pendisiplinan secara fisik di ruang kelas sekolah. Jadi kamu akan terbiasa melihat guru yang
memukul siswanya yang nakal.

Namun belakangan sudah ada kabar kalau akan diberlakukan pemantauan yang ketat buat
mencegah terjadinya kekerasan guru ke siswa dan pelanggaran HAM.

6. Pentingnya ujian masuk universitas

If in Indonesia the teacher hits students, the teacher will be prosecuted. This is inversely proportional to in
Korea. The Korean education system is still subject to physical discipline in school classrooms. So you will get
used to seeing a teacher who hits a bad student.
But lately there has been news that strict monitoring will be put in place to prevent teacher-student violence and
human rights violations.
pixfe
eds.com

Penilaian masuk universitas ialah kombinasi dari pencapaian selama masa SMA digabungkan
dengan nilai waktu tes skolastik secara nasional (Su-Neung). Rapor waktu SMA
menyumbang 40% dalam penentuan kelulusan.

Tahu gak sih, karena terlalu pentingnya tes masuk universitas, waktu masa-masa mendekati
ujian, perkantoran buka jam 10 pagi buat mengakomodasi para orang tua yang menemani
anaknya belajar sampai malam. Pada sore harinya, tempat-tempat rekreasi banyak yang tutup
lebih awal agar siswa bisa belajar di sore harinya. Di hari ujian, polisi-polisi nggak segan
buat membantu mengantar pelajar yang terlambat mengikuti ujian.

7. Wajib mengikuti bimbel


qna.center

Walaupun sudah belajar 16 jam disekolah, tapi para pelajar korea masih harus belajar lagi.
Kalau kamu pelajar Korea Selatan dan nggak ikut bimbel = ANEH! Para pelajar juga harus
mengikuti Hagwon (bimbingan belajar) yang dimulai sepulang sekolah! Jadi buat murid
SMA harus pulang ke rumah sekitar tengah malam.
Ini Bedanya Sistem Pendidikan di Indonesia dengan Korsel dan Finlandia
Theva Nithy

Mengapa Korea Selatan dan Finlandia memiliki sistem edukasi terbaik di dunia, sedangkan
sistem pendidikan di Indonesia termasuk di urutan terbawah?

Sistem pendidikan di Indonesia, di urutan terbawah

Artikel 20 Best Education Systems In The World yang ditulis MBCTimes bulan Pebruari lalu
cukup mengejutkan kita, karena sistem pendidikan di Indonesia disebutkan sebagai yang
terburuk di dalam daftar mereka.
Di dalam artikel ini, dijelaskan bahwa sebuah tim yang disebut “Pearson group” selalu
melakukan penilaian secara berkala terhadap sistem pendidikan di berbagai negara.

Pada penilaian tahun 2015-2016, 4 urutan teratas ditempati oleh negara-negara Asia, yaitu
Korea Selatan di urutan pertama, Jepang ke-2, Singapura ke-3, dan Hong Kong ke-4.

Sedangkan Finlandia, menempati urutan ke-5 walaupun pada penelitian sebelumnya di tahun


2012 menempati urutan pertama.

Yang menyedihkan adalah, sistem pendidikan di Indonesia disebutkan kembali menempati


urutan terakhir pada 40 negara yang mereka amati, di bawah Mexico di urutan ke-39 dan
Brazil di urutan ke-38!

“Developing countries populate the lower half of the Index, with Indonesia again ranking last
of the 40 nations covered, preceded by Mexico (39th) and Brazil (38th).”

Sistem pendidikan Korea Selatan, berhasil tapi…

Mari kita intip sistem pendidikan di Korea Selatan.

Sistem pendidikan mereka dianggap terbaik karena berhasil mencapai tingkat literasi 100%.


Begitu pula dalam tes analisa dan berpikir kritis, Korsel menempati urutan atas.

Namun setiap koin memiliki 2 sisi. Di balik kesuksesan ini, ada pula hal-hal negatif yang
mungkin tidak kita setujui.

Di Korea Selatan, siswa mengalami banyak tekanan dalam belajar. Mereka belajar sepanjang
tahun tanpa ada liburan yang panjang.

Selain itu, budaya mereka membuat tekanan datang dari siswa lainnya. Budaya ingin
berprestasi menonjol bahkan terlihat sejak pendidikan usia dini.

Sisi positifnya, mereka berprinsip bahwa bakat tidaklah penting. Budaya mereka menekankan
bahwa asalkan siswa bekerja keras dan rajin, mereka akan menjadi pandai, dan tak ada alasan
untuk gagal.

Kelas di Korsel menampung banyak murid. Ini bertentangan dengan konsep Barat yaitu
sebaiknya kelas hanya diisi sedikit murid.
Namun, Korsel berprinsip bahwa guru memimpin kelas itu sebagai sebuah komunitas.
Dengan jumlah murid yang banyak, siswa dilatih untuk lebih bersosialisasi di dalam
komunitas tersebut.
Sistem Pendidikan Di Negara Korea Selatan

Selasa, 06 Desember 2016

Belajar dari Korea

            Anyeonghaseo! Begitulah kalimat sapaan bermakna “halo/hai” yang saat ini telah
dikenal luas seantero jagat raya. Negeri ginseng yang juga merupakan  macan asia ini telah
mendistribusikan banyak pengaruh terhadap lika – liku aspek kehidupan penduduk dunia
mulai dari kultur hingga konglomerasi global dengan teknologi super canggih. Fakta
menyebutkan bahwa pada tahun 1961, Korea selatan menduduki kursi kemiskinan dengan 
pendapatan perkapita senilai USD 100 (http://inet.detik.com).  Lalu apa yang menyebabkan
Korea naik level secara drastis menjadi Negara maju hingga saat ini? salah satu jawabannya
adalah aspek pendidikan.

            Korea selatan menempati peringkat 11 di dunia berdasarkan Program Penilaian Siswa


Internasional (Program for International Student Assessment) yang dijalankan oleh OECD.
Rata-rata siswa pun seringkali menempati ranking tertinggi pada tes komparatif internasional.
Korea Selatan menerapkan jam sekolahnya jauh lebih lama yaitu sekitar 50 jam perminggu
bandingkan dengan Finlandia yang hanya 30 Jam perminggu.  Korea selatan sendiri sangat
menekankan pada generasi mudanya unggul  dalam dunia pendidikan. Korea selatan
memiliki prinsip pendidikan “Jika tidak jadi manusia yang unggul, kami akan mati”. Hal ini
juga dipengaruhi oleh motivasi bertahan di tengah permasalahan kemiskinan pada aspek
sumber daya alam dan  gempuran kekuatan 4 negara besar secara geopolitik : Tiongkok,
Rusia, Korea Utara, dan Jepang. Lantas seperti apa sistem pendidikan yang diterapkan di
Korea selatan?
Seperti layaknya Indonesia, secara umum Korea selatan menerapkan sistem pendidikan 6-3-
3-4 untuk setingkat SD – Perguruan Tinggi. Pendidikan pra sekolah setingkat Taman kanak –
kanak (Youchiwon) dimulai sejak anak berusia 3 tahun. Lembaga pendidikan setingkat TK
baik negeri maupun swasta memiliki kesamaan pada sistem belajar yaitu mengajarkan
kemandirian (seperti BAB, gosok gigi sendiri, dll), kreatifitas dan bersosialisasi dengan
lingkungan, pengajaran tentang hal – hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari yang
dialami anak serta bersosialisasi terhadap lingkungan. 

Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk menempuh masa pembelajaran formal hingga 
jenjang setingkat SMP. Untuk mewujudkan program tersebut, pemerintah telah menyiapkan
dana pendidikan dan menggratiskan seluruh siswa agar dapat mengenyam pendidikan.
Keberhasilan program ini  dibuktikan dengan prosentase peserta didik yang terdaftar
memasuki jenjang pendidikan setingkat SD sebesar 99.8%, dan tidak ada yang putus sekolah
dengan alasan ekonomi karena pemerintah telah menjamin. Maka tak heran jika Korea
Selatan menjadi salah satu Negara dengan angka buta huruf paling sedikit di dunia. Setelah
selesai program wajib belajar 9 tahun,  jika ingin melanjutkan sekolah ke jenjang setingkat
SMA, biaya menjadi tanggung jawab masing – masing siswa. Meski begitu, kepedulian
pemerintah dan elemen masyarakat terhadap dunia pendidikan sangatlah besar sehingga
mayoritas anak dapat mencicipi proses belajar di bangku sekolah.

Memasuki jenjang pendidikan tingkat menengah setelah lulus dari SD tidak diterapkan
adanya ujian/seleksi masuk, hal ini dikarenakan Korea selatan menerapkan prinsip
kesamarataan di setiap lembaga pendidikan menengah.  Jenjang pendidikan setingkat  SMA
terdiri dari 3 jenis sekolah : Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Ekonomi, dan
Sekolah Menengah Khusus. Sekolah Menengah Umum ditujukan bagi siswa yang ingin
melanjutkan ke perguruan tinggi, mata pelajaran yang diberikan adalah mata pelajaran umum
sebagai persiapan memasuki perguruan tinggi. Sekolah Menengah Ekonomi adalah sekolah
yang mempersiapkan siswanya untuk menghadapi dunia kerja. Sekolah Menengah Khusus
adalah sekolah bagi siswa yang memiliki keminatan khusus dan ingin menjadikan keminatan
tersebut sebagai peluang bagi masa depan karir mereka, contohnya adalah sekolah seni, olah
raga, bahasa asing, dan lain lain.

Korea selatan memiliki prosentase kelulusan siswa pada jenjang setingkat SMA sebanyak
97%, angka fantastis ini merupakan catatan pencapaian tertinggi kelulusan jika dibandingkan
dengan Negara – Negara maju lain. Tak hanya itu, sebanyak 80 % dari total seluruh sekolah –
sekolah di Negara ini memperbolehkan hukuman fisik kepada siswanya. Hal ini dikarenakan
kedisiplinan haruslah tertanam di kerangka berpikir setiap siswa. 
Selama mengenyam pendidikan hingga jenjang setingkat SMA, peserta didik diprioritaskan
untuk belajar agar kelak ketika lulus dapat memasuki perguruan tinggi yang merupakan
penentu bagi masa depan mereka. Hal ini selaras budaya Korea, bahwa pertimbangan yang
paling utama dan sangat penting bagi sosok pemimpin, bukanlah kepribadian atau
pengalaman kerja, tetapi label Universitas tempat seseorang tersebut belajar. Perguruan tinggi
yang baik atau bahkan diberi stempel bergengsi tidak hanya menjamin dalam masa depan dan
ekonomi siswa, melainkan menjadi cermin reputasi bagi orang tua peserta didik. Maka dari
itu tak dapat dipungkiri bahwa persaingan dalam dunia pendidikan di Korea terutama untuk
masuk ke perguruan tinggi sangatlah ketat.

Perguruan Tinggi di Korea dibagi menjadi 2  : Perguruan tinggi denga lama belajar 4 tahun
dan  2 tahun. Mayoritas dari perguruan tinggi  mempelajari basic  kejuruan mengenai mata
kuliah keahlian. Berbeda dengan masa pendidikan 4 tahun yang mempelajari ilmu secara
keilmuan. Sementara itu Universitas di korea Selatan terbagi menjadi 3 jika disesuaikan
dengan dasar tahunan, yaitu Universitas Umum, Universitas Kejuruan, dan Universitas
Khusus.

Baik negeri dan swasta sekolah memiliki kutikulum yang relatif sama, yaitu lebih banyak
mengajarkan kemandirian, kreatifitas dan bersosialisasi dengan lingkungan. Mengajarkan
tentang kehidupan sehari-hari dan perkembangan iptek. Sekolah diberi keleluasaan untuk
menambah kurikulum lokal sesuai minat siswa dan kondisi wilayah masing-masing, dengan
pilihan kurikulum lokal yang diarahkan kepada masalah : Pertanian, perikanan, dan
Teknologi, yang mampu membawa siswa untuk memiliki kreatifitas terutama untuk
kehidupannya. Untuk kasus korea selatan tentang kurikulum muatan lokal implementasinya
sangat berbeda dengan Indonesia, yang rata-rata memasukkan kurikulum lokal yang " tidak"
langsung berhubungan dengan pemenuhan harkat hidup siswa, seperti kurikulum lokal hanya
terbatas pada bahasa daerah/bahasa asing, seni dan lain-lain, yang tidak atas dasar keinginan
siswa dan kondisi daerah setempat.

Penerapan kedisiplinan dan keteraturan yang tinggi pun sangat penting dalam roda
berjalannya sistem pendidikan di negeri ginseng ini. Durasi belajar siswa di sekolah panjang
bahkan hingga mencapai 14 jam (sudah termasuk hagwon/kelas tambahan), sehingga sangat
pas untuk menanamkan kedisiplinan serta kebiasaan – kebiasaan baik dan khas (seperti
menghormati guru, makan menu makanan yang sama dan menyehatkan di sekolah, sekolah
tidak menyediakan tisu di toilet, mengenakan sepatu yang sama saat berada sekolah, dll) pada
setiap siswa demi meningkatkan kualitas pendidikan guna mencapai tujuan luhur pemerintah
yaitu mengembangkan Sumber Daya Manusia Korea Selatan yang berkualitas.

Sistem Pendidikan Korea seperti yang telah dijelaskan di atas sangatlah patut untuk dijadikan
pembelajaran ke depan bagi sistem pendidikan di Indonesia. Di sinilah kekuatan elemen
pemerintah dan masyarakat perlu disatukan. Mutu pendidikan yang baik tidak akan bisa lepas
dari intervensi pemerintah serta masyarakat. Jika intervensi pemerintah dan masyarakat solid,
maka akan terbentuklah sebuah dorongan yang nantinya akan sangat berpengaruh pada
kemajuan pendidikan. Banyak membaca dan belajar dari hal – hal baru yang baik serta
diaplikasikan dengan sebuah keyakinan dan tekad kuat berbalut ridho dari Allah SWT akan
menjadi sebuah tombak tajam guna membaharui sistem pendidikan di Indonesia menjadi
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai