Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teks sejarah adalah teks yang di dalamnya menceritakan tentang peristiwa


atau kejadian masa lalu. Teks sejarah harus disampaikan sesuai dengan fakta
danharus disajikan secara runtut (kronologis) sesuai dengan waktu terjadinya
peristiwa.
Teks sejarah yang harus dibuat sesuai fakta membuat beberapa orang harus
melakukan riset terlebih dahulu. Informasi untuk menyusun teks sejarah bisa kita
dapatkan dengan melakukan wawancara bersama narasumber. Agar teks sejarah
dapat disampaikan secara runtut maka kita perlu menyiapkan pertanyaan
wawancara yang baik dan berbobot.

1.2 Alasan Pemilihan Judul

Karena kami tertarik dengan kisah beliau yang dapat menginspirasi para
generasi muda untuk mulai membangun suatu usaha dan cocok dijadikan sebagai
dasar pembentukan teks sejarah.

1.3 Teknik Penulisan

Teknik penulisan menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan ejaan yang
telah disempurnakan sesuai dengan KBBI. Penggunaan ejaan dapat membantu
memahami informasi dengan lebih cepat dan mudah karena penulisan bahasa
lebih teratur dan penggunaan tanda baca yang benar.

1.4 Tujuan

Teks sejarah disusun dengan tujuan agar dapat memberikan pelajaran


kehidupan bagi pembaca. Kita dapat menteladani perilaku dan sikap dari tokoh
yang ada pada teks sejarah dalam kehiduan sehari-hari. Selain itu, kita juga dapat
mengetahui bagaimana proses peristiwa sejarah itu terjadi pada masa lalu.

1
BAB II
DENAH LOKASI USAHA IBU SUBAIDAH

2
BAB III
SEJARAH IBU SUBAIDAH PENJAHIT BAJU

3.1 Jadwal Kegiatan

HARI /
URAIAN KETERA
NO TANGG SASARAN SIAPA HASIL
KEGIATAN NGAN
AL
1 Kamis, - Pembentukan Siswa / Guru mata Satu kelas Terlaksana
Siswi XII
04 kelompok pelajaran dibagi
RPL 1
Agustus bahasa menjadi 5
2022 Indonesia kelompok.
Penentuan
siswa
berdasarka
n nomor
urut
absen.

Anggota
- Pembentukan kelompo Anggota Terlaksana
ketua k kelompok Kami
kelompok kelompok
5 memilih
Helen Dwi
Hapsari
menjadi
ketua
kelompok.
2 Jumat, 08 - Penentuan Anggota Anggota Kami dari Terlaksana
Agustus pelaku usaha kelompo kelompok kelompok 5
2022 yang akan k sepakat
diwawancara i untuk
menentukan
pelaku
3
usaha
bernama Ibu
Subaidah
yang
memiliki
usaha
Menjahit
bertempat
tinggal di Jl.
Gumukgong
, Kec.
Umbulsari,
Kab.
Jember
3 Selasa, - Permohonan Ibu Indana Ibu Terlaksana
09 persetujuan Subaida Lazulfa Subaidah
Agustus secara h Najib menyetujui
2022 langsung wawancara
kepada kami dan
narasumber bersedia
untuk diwawancar
diwawancara i. ai oleh
kelompok
kami.
4 Jumat, 12 - Pembagian Anggota Ketua Semua Terlaksana
Agustus tugas anggota kelompo kelompok anggota
2022 kelompok k membuat
dua
pertanyaan
wawancara

Pewawanca
ra Helen
Dwi
4
Hapsari
Helen Dwi
Hapsari
sebagai
orang yang
merekam
suara saat
wawancara,
merekap
hasil
wawancara

Indana
Lazulfa
Najib
sebagai
dokumentali
s

Hani
Marsyarani
dan
Hilmiatus
Soleha
sebagai
orang yang
membuat
narasi dari
hasil
wawancara
5 Sabtu, 20 - Pengumpula n Anggota Ketua Masing- Terlaksana
Agustus pertanyaan- kelompo kelompok masing
2022 pertanyaan k anggota
wawancara. kelompok
5
mengumpul
kan tiga
pertanyaan
6 Minggu, - Galung Helen Ketua Diselesaika
21 Lintang Dwi Kelompo n oleh
Agustus Pradana, Hapsari k Helen Dwi
2022 Hidayat Nur Hapsari,
Hamzah, - Profil
Hulaimi penjual
Hizbul Waton terdiri dari
belum 3
menyelesaikan pertanyaa
tugas n
pembuatan
pertanyaan - Sejarah
wawancara berdirinya
usaha
terdiri dari
3
pertanyaa
n

- Pesaing
terdiri dari
1
pertanyaa
n
7 Rabu, 24 - Pembagian Anggota Anggota Profil Terlaksana
Agustus pertanyaan kelompo kelompok penjual
2022 wawancara k terdiri dari 3
sesuai pertanyaan
indikator yang
sudah Sejarah
disepakati berdirinya
6
usaha terdiri
dari 3
pertanyaan

Pesaing
terdiri dari 1
pertanyaan

Produk,
harga,
promosi,
dan tempat
terdiri dari
11
pertanyaan

SWOT
terdiri dari 3
pertanyaan
8 Jumat, 26 - Penentuan hari Anggota Anggota Kami Terlaksana
Agustus wawancara kelompo kelompok sepakat
2022 k untuk
melakukan
Sabtu, 27
Agustus
2022
9 Sabtu, 27 - Pelaksanaan Pelaku Helen Memperole Terlaksana
Agustus wawancara usaha Dwi h jawaban
2022 secara Hapsari atas semua
langsung pertanyaan
dengan pelaku yang sudah
usaha kami
ajukan.
10 Rabu, 29 - Penyusunan Helen Ketua Helen Dwi Terlaksana
7
Agustus hasil Dwi Kelompo Hapsari
2022 wawancara Hapsari k mengerjaka
dan teks n ulang
sejarah belum penulisan
terselesaikan dan
oleh Hani pengetikan
Marsyarani hasil
dan Hilmiatus wawancara,
Soleha menyusun
teks sejarah.
11 Minggu, - Penyusunan Helen Ketua Terlaksana
16 karya ilmiah Dwi Kelompo
Septemb Hapsari k
-
er 2022

12 Kamis, - Perevisian Anggota Pak Terlaksana


20 karya ilmiah kelompo Oesdiarko
Oktober bagian judul k
-
2022 oleh Pak
Oesdiarko

13 Jumat, 21 - Pengambilan Indana Ketua Terlaksana


Oktober ulang foto Lazulfa Kelompo
2022 lokasi usaha Nadjib k
-
jahit

14 Kamis, - Perevisian Helen Pak Terlaksana


03 karya ilmiah Dwi Oesdiarko
Novemb bagian denah Hapsari
-
er 2022 oleh Pak
Oesdiarko

8
15 Kamis, - Penyelesaian Helen Ketua Terlaksana
10 karya ilmiah Dwi Kelompo
Novemb Hapsari k
-
er 2022

16 Kamis, - Perevisian tata Helen Pak Terlaksana


17 Bahasa Teks Dwi Oesdiarko
Novembe sejarah Hapsari
-
r 2022

17 Kamis , - Perevisian Helen Pak Terlaksana


30 Tata Letak Dwi Oesdiarko
Novembe Gambar pada Hapsari
-
r 2022 lampiran

18 Kamis, 1 - Penyelesaian Helen Ketua Terlaksana


Desembe karya ilmiah Dwi Kelompo
r 2022 Hapsari k
-

9
3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Apa Anda bisa ceritakan profil atau latar belakang Anda? Mungkin tanggal
lahir dan asalnya dari mana?
2. Dalam membangun usaha ini, siapa ya Bu yang membantu dan mendukung
usaha Ibu ini?
3. Ibu kan sudah lama membangun usaha ini, apa rencana Ibu dalam 2-5 tahun
ke depan untuk memajukan usaha menjahit ini? Apakah nantinya usaha ini
akan diturunkan kepada anak Ibu dan menjadi usaha yang turun temurun?
4. Kapan UKM jahit mulai berdiri?
5. Siapa saja pengelola pada awal berdirinya?
6. Dimanakah alamat usaha ini?
7. Siapakah rival/pesaing bisnis usaha jahit di daerah sekitar pada saat ini?
8. Apa saja jasa jahit yang di tawarkan?
9. Apakah ada inovasi menjahit dari tahun ke tahun?
10. Bagaimana kualiatas produk yang Ibu kerjakan?
11. Bagaimana tahapan dalam menjahit pakaian?
12. Berapa harga yang ditawarkan dari setiap menjahit pakaian?
13. Bagaimana strategi penetapan harga yang diterapkan untuk produk yang
ditawarkan?
14. Menurut Anda apakah harga yang ditetapkan sudah mengikuti pasar?
15. Apakah usaha inimelakukan kegiatan promosi penjualan secara langsung
dalam memasarkan produk yang ditawarkan?
16. Apa yang menjadikan kekuatan dalam UMKM tahun ini?
17. Apa saja hal yang menjadi kelemahan usaha jahit ini?
18. Apa yang menjadikan peluang usaha ini?
19. Apakah ada ancaman dalam usaha ini?
20. Laba bersih dari usaha ini digunakan untuk apa saja?

10
3.3 Hasil Wawancara

Pertanyaan : Apa Anda bisa ceritakan profile atau latar belakang Anda?
Mungkin tanggallahir dan asalnya dari mana?
Jawab : Saya lahir pada tanggal 8 Agustus 1969, orang tua saya bernama
Ngasiah yang berasal dari Jawa asli. Jadi saya berdarah Jawa asli.

Pertanyaan : Dalam membangun usaha ini, siapa ya Bu yang membantu


dan mendukung usaha Ibu ini?
Jawab : Saat ini saya sendiri dan anak-anak saya, tapi saat dulu semasa
suami masih belum bekerja di kota Denpasar dia yang membantu
dan mendukung usaha saya.

Pertanyaan : Ibu kan sudah lama membangun usaha ini, apa rencana Ibu
dalam 2-5 tahun kedepan untuk memajukan usaha jahit ini?
Apakah nantinya usaha ini akan diturunkan kepada anak Ibu
dan menjadi usaha turun temurun?
Jawab : Rencana saya tentu untuk terus meingkatkan kualitas, masalah
diturunkan ke anak saya tergantung bagaimana kemauan mereka
nantinya.

Pertanyaan : Bagaimana cerita saat awal pembangunan usaha jahit ini bu?
Jawab : Semasa gadis pada tahun 1989 ibu sudah mengikuti kelas belajar
menjahit dengan itu ibu ingin memanfaatkan hasil dari ibu belajar,
jadi usaha ini dididirikan oleh saya saya sendiri. Usaha ini perkiriaan
berdiri sejak tahun 1999. Saya pertama kali mendirikan usaha ini
dikarenakan untuk melanjutkan hasil dari pengalaman jadi untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari, saya berinisiatif untuk membuka
usaha menjahit.

Pertanyaan : Siapa saja pengelola pada awal berdirinya?


Jawab : Saya sendiri, karena kreativitas dari tiap tangan berbeda.

Pertanyaan : Dimanakah alamat usaha ini?


Jawab : Jalan Gumukgong, Desa Umbulrejo, Kec. Umbulsari, Kab. Jember.

Pertanyaan : Siapakah rival/pesaing bisnis usaha jahit di daerah sekitar pada


saat ini?
Jawab : Tetangga saya sendiri, yang berjarah 7 rumah dari rumah saya.

Pertanyaan : Apa saja jasa jahit yang ditawarkan?


Jawab : Untuk saat ini saya hanya menawarkan jasa pembuatan pakaian dan
permak saja, untuk pembuatan kebaya saya masih belum bisa payet.
11
Pertanyaan : Apakah ada inovasi menjahit dari tahun ke tahun?
Jawab : Rencananya saya akan terus meningkatkan skill saya di bidang
menjahit.

Pertanyaan : Bagaimana tahapan dalam pembuatan pakaian?


Jawab : - Tahap pertama: pembuatan pola sebelum menjahit pakaian, seorang penjahit
perlu memiliki gambaraaan tentang pakaian yang akan dibuatnya dan ia juga
perlu mengetahui berapa ukuran yang akan dibuat untuk pakaian tersebut,
maka disebut sebagai pola pakaian.
- Tahap kedua: pemotongan bahan kain. Setelah proses pembuatan pola
selesai, akan dilakukan penjiplakan pada selembar kain sesuai dengan baju
yang akan dibuat, dengan menyematkan jarum pentuk di atas kain. Setelah
itu langsung dilakukan proses pemotongan.
- Tahap ketiga: menjahit setelah melewati tahap kedua diatas, maka kini
langsung saja memegang mesin jahit dan memulai untuk menjahit sesuai
dengan tahap dan potongan-potongan kainnya.

Pertanyaan : Berapa harga yang ditawarkan dari usaha menjahit?


Jawab : Untuk kain yang akan di jahit biasanya beliau bandrol dengan harga
Rp60.000 dengan menyesuaikan kesulitan dalam proses penjahitan
dan baju yang dibenahi atau permak baju di bandrol dengan harga
Rp20.000 dengan menyesuaikan tingkat kesulitannya.

Pertanyaan : Bagaimana strategi penetapan harga yang diterapkan


untuk jasa yang ditawarkan?
Jawab : Strategi penetapan harga ditetapkan berdasarkan biaya produksi
yang dikeluarkan, jadi penetapan harga berdasarkan harga pasar.

Pertanyaan : Menurut Ibu apakah harga yang ditetapkan sudah mengikuti


harga pasar?
Jawab : Iya, namun harga yang ditawarkan masih dibawah harga pesaing.

Pertanyan : Apakah usaha ini melakukan kegiatan promosi penjualan


secara langsung dalam memasarkan produk yang di tawarkan?
Jawab : Iya, dengan mempromosikan ke tetangga setempat.

Pertanyaan Apa yang menjadi kekuatan bagi ibu unruk terus melanjutkan
usaha jahit?
Jawab : Menyediakan usaha yang nyaman dan berkualitas.

Pertanyaan : Apa saja hal yang menjadi kelemahan usaha menjahit ini?
Jawab : Usaha menjahit ini saya hanya dikerjakan sendirian yang
menyebabkan lelah dan pemasaran yang saya lakukan hanya di
12
sekitar saja. Akan tetapi saya juga tetap mempromosikan melalui
media sosial Whatsapp.

Pertanyaan : Apa yang menjadikan peluang usaha ini?


Jawab : membuka jasa jahit karena melihat peluang yang ada seperti
banyaknya masyarakat yang membutuhkan jasa ini kerena tidak
mudah dan tidak semua orang memiliki mesin jahit.

Pertanyaan : Apakah ada ancaman dalam usaha ini?


Jawab : Membuka jasa jahit karena melihat peluang yang ada seperti
banyaknya masyarakat yang membutuhkan jasa ini karena tidak
mudah dan tidak semua orang memiliki mesin jahit.

Pertanyaan : Apakah ada ancaman dalam usaha ini?


Jawab : Munculnya pesaing-pesaing baru di wilayah sekitar dan juga
kenaikan bahan menjahit.

Pertanyaan : Laba bersih dari usaha ini digunakan untuk apa saja?
Jawab : Digunakan untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari, penghasilan
yang beliau dapatkan dari menjahit ini beliau gunakan untuk
membiayai sekolah anaknya dibangku SMA.

Pertanyaan : Untuk bahan-bahan menjahit ibu beli dimana?


Jawab : Saya biasanya membeli bahan-bahan dari Malang atau Surabaya
karena bahan-bahan dari sana bagus dan murah.

Pertanyaan : Apabila mesin jahit listrik rusak saat digunakan apa yang
Ibu lakukan?
Jawab : Ibu akan menjahit menggunakan mesin manual, meski pun mesin
manual milik ibu sudah lama dan usang tapi mesin ini masih dapat digunakan
dengan baik, dan tidak mengurangi kualitas hasilnya.

13
3.4 Teks Sejarah Ibu Subaidah Pengusaha Jahit

Ibu Subaidah merupakan ibu rumah tangga dan juga serorang pelaku usaha Jahit
Baju, kelahiran tahun 1969 yang bertempat tinggal di Desa Umbulrejo, Beliau merupakan
anak pertama dari Ibu Ngaisah dan Pak Monadi yang berdarah asli suku Jawa. Saat ini Ibu
Subaidah tinggal bersama kedua anaknya, suami Ibu Subaidah atau Bapak Solihin sedang
bekerja di Kota Denpasar sebagai kuli bangunan.
Ibu Subaidah mendirikan usaha Jahit Baju ini sejak tahun 1999 yang awal mulanya
dibiayai oleh Bapak Solihin agar memiliki kegiatan saat dirumah. Kemampuan menjahit
diperoleh Ibu Subaidah setelah mengikuti kursus keterampilan selama enam bulan. Meski
hanya tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA), wanita asli Gumukgong ini sanggup
menyelesaikan order menjahit baju sebanyak empat potong seharinya di rumah tempat ia
tinggal.
Ibu Subaidah merantau ke pekerjaan yang ia kuasai pada tahun 1989, yaitu sebagai
seorang penjahit, ia masuk ke salah satu tempat Kota Denpasar, Ibu Subaidah mulai
mendapatkan gaji walaupun tidak seberapa tetapi sangat membantu untuk mendongkrak
perekonomian orang tuanya di kampung. Setelah lama di perantauan, ia merasa tidak
betah karena tidak ada perubahan yang signifikan untuk kehidupannya, hingga akhirnya
ia memutuskan untuk pulang kampung dan membuka usaha jahitnya sendiri.
Ibu Subaidah selalu mengerjakan sendiri dalam proses menjahit baju. Alasan beliau
memilih mengerjakan sendiri dalam proses menjahit ini karena menurut beliau rasa
kepuasan dari pelanggan adalah kebahagiaan bagi Ibu Subaidah. Beliau juga berkomitmen
untuk terus meningkatkan kreatifitas dari setiap produk yang dibuatnya. Sebuah kepuasan
bagi Ibu Subaidah juga, selain pakaian yang dijahitnya sesuai dengan order pelanggan, ia
bisa membuat pakaian berdasarkan ide kreatifnya.
Lama kelamaan usahanya mulai dikenal warga, mereka puas dengan hasil
pekerjaannya hingga akhirnya usahanya itu mulai laris, banyak pelanggan yang jauh-jauh
datang untuk memperbaiki bajunya. Bahkan hampir setiap tahun, Ibu Subaidah
mendapatkan orderan untuk menjahit barbagai macam model maupun permak pakaian
mereka, banyak juga anak muda yang ingin belajar darinya untuk menjadi seorangan
penjahit.
Bahan-bahan yang Ibu Subaidah beli pun berkualitas baik, biasanya Ibu Subaidah
membeli benang-benang, sontekan, sekoci dan perlengkapan menjahit lainnya di Kota
Malang atau Kota Surabaya, di kota tersebut peralatan menjahit terkenal murah dan

14
berkualitas baik.
Dengan berkembangnya usaha dan perkembangan zaman yang semakin meningkat,
dapat memilih sistem online dalam menjalankan usaha, dengan itu, selain berjumpa
langsung dengan para konsumen, ia juga menggunakan media sosial sebagai sarana
berkembangnya usaha dan perkembangan zaman yang semakin meningkat.
Ibu Subaidah juga menggunakan media sosial sebagai sarana dalam mempromosikan
usaha jasa jahitnya, yaitu melalui Instagram juga Whatsapp, terkhususkan dari Whatsapp.
Karena semakin lama kebutuhan akan pakaian sangat tinggi seiring dengan
perkembangan fashion yang selalu mengalami perubahan. Penjahit pakaian banyak dicari
oleh beberapa orang untuk menciptakan sebuah kreasi baru yang diinginkan. Terlebih
dengan berkembangnya zaman, alat yang digunakan pun semakin beraneka ragam.
Usaha jahit dapat mendatangkan keuntungan, khususnya pada musim-musim tertentu
atau acara-acara penting lainnya seperti pernikahan dan pesta perkawinan. Tidak terkecuali
pada saat menjelang lebaran banyak orang yang mencari jasa jahit pakaian yang akan
dikenakan disaat hari lebaran nantinya.
Kalau dahulu masih menggunakan mesin jahit tradisional. Kalau dibandingkan
dengan sekarang, teknologi yang diciptakan pun beragam. Mulai dari mesin jahit listrik,
mesin jahit portable, hingga mesin listrik yang menempel pada meja yang unik.
Bentuk-bentuk atau faktor- faktor variable dari seorang penjahit rumahan dalam
menjahit dapat dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu pertama adalah tahap pembuatan
pola. Kedua tahap pemotongan bahan. Terakhir adalah tahap menjahit bagian-bagian kain
yang telah dipotong-potong tersebut.
Tahap pertama: pembuatan pola sebelum menjahit pakaian, seorang penjahit perlu
memiliki gambaraaan tentang pakaian yang akan dibuatnya dan ia juga perlu mengetahui
berapa ukuran yang akan dibuat untuk pakaian tersebut, maka disebut sebagai pola
pakaian.
Pola pakaian merupakan bagian-bagian pakaian yang digambar di atas selembar
karton ataupun kertas untuk kemudian dijiplak di atas kain yang akan digunakan sebagai
bahan yang akan dijahit.
Tahap kedua: pemotongan bahan kain. Setelah proses pembuatan pola selesai, akan
dilakukan penjiplakan pada selembar kain sesuai dengan baju yang akan dibuat, dengan
menyematkan jarum pentuk di atas kain. Setelah itu langsung dilakukan proses
pemotongan.
Tahap ketiga: menjahit setelah melewati tahap kedua diatas, maka kini langsung saja
15
memegang mesin jahit dan memulai untuk menjahit sesuai dengan tahap dan potongan-
potongan kainnya.
Tahap-tahap ini merupakan urutan sederhana dalam sebuah proses jahit menjahit
didalam industri konveksi. Ada juga faktor-faktor lain yang menentukan kualitas pekerja
sebuah usaha konveksi, seperti pemilihan bahan yang tepat untuk menghasilkan pakaian
dengan kegunaan tertentu. Faktor quality control untuk memastikan bahwa semua produk
konveksi telah dibuat secara benar dan sesuai dengan keinginan konsumen dan faktor-
faktornya.
Ibu Subaidah menjahit baju dalam bentuk kain yang di sesuaikan dengan permintaan
para pelanggannya. Untuk kain yang akan di jahit biasanya ia bandrol dengan harga
Rp60.000 dengan menyesuaikan kesulitan dalam proses penjahitan dan baju yang di
benahi di bandrol dengan harga Rp20.000 dengan menyesuaikan tingkat kesulitan dalam
pembetulan. Beliau menawarkan jasanya pada tetangga daerah setempat.
Setelah mengamati proses penyelesaian penjahitan dan permak Ibu Subaidah, pada
proses menjahit ini terdapat beberapa proses pembuatan yang dilakukan oleh Ibu
Subaidah, untuk proses pertama beliau pemotongan kain dan membuat garis menggunakan
kapur baju dengan menyesuaikan desain yang di minta oleh para pelanggan. Proses
pemotongan kain ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah penyesuaian dengan
permintaan para pelanggan. Jika proses pemotongan kain sudah selesai, beliau akan mulai
menjahit bagian detail-detail pada baju menggunakan mesin jahit, ketika terjadi kerusakan
pada mesin jahit yang digunakan Ibu Subaidah menggunakan mesin jahit yang lainnya dan
meminta bantuan pada saudaranya untuk menservice.
Selanjutnya setelah proses menjahit selesai, hasil jahit tersebut kemudian menjadi
sebuah produk baju atau celana. Baju atau celana tersebut mulai di pasangi atribut yang
dibutuhkan seperti saku, manik-manik, kancingan, dan resleting. Setelah itu, pakaian atau
celana disetrika untuk dirapikan dan dikemasi plastik.
Selanjutnya saat Ibu Subaidah menadapat pesanan untuk permak pakaian
menggunakan alat sontekan, proses pertama yang dilakukan adalah membongkar jahitan
dengan menyesuaikan permintaan pelanggan, setelah itu pakaian diberi garis dan dijahit
menggunakan mesin jahit manual atau mesin jahit listrik, kemudian di setrika untuk
merapikan pakaian.
Pada kain yang akan digunakan sebagai kerudung atau taplak meja Ibu Subaidah
melakukan pengobrasan bagian pinggir kain supaya rapih, penggunaan obras juga sebagai
penghubung antara kain satu dan lainnya agar lebih kuat daripada menggunakan mesin
16
jahit biasa, karena pada mesin obras menggunakan banyak benang.
Pesanan yang sering Ibu Subaidah dapatkan seperti menjahit kemeja, celana, rok atau
jas, untuk lelaki atau perempuan. Untuk pesanan pembuatan kebaya Ibu Subaidah belum
melayani karena proses pembuatannya lebih memakan waktu yang lama dan kesulitan
dalam melakukan proses payet di kain kebaya. Kesulitan yang dihadapi juga dalam
pembuatan gamis atau pakaian muslimah panjang, penggunaan kain yang banyak dan
penyesuaian bentuk yang di inginkan sedikit membuat Ibu Subaidah kesulitan
menyesuaikan model permintaan pelanggan.
Pada pesanan permak biasanya pelanggan memesan untuk pembenahan pakaian yang
rusak dan pengecilan atau penambahan kain pada pakaian yang sudah jadi agar sesuai
dengan kegunaannya.
Ibu Subaidah memilih membuka jasa jahit karena melihat peluang yang ada seperti
banyaknya masyarakat yang membutuhkan jasa ini karena tidak mudah dan tidak semua
orang memiliki mesin jahit. Saat ini Ibu Subaidah hanya melakukan proses menjahit untuk
seragam sekolah, baju sehari-hari, celana jeans, dan pembetulan pakaian rusak.
Dalam sisi lain, Ibu Subaidah harus memikirkan strategi pemasaran yang akan
digunakan untuk melawan pesaing-pesaing baru yang ada di wilayahnya. Tetangga beliau
sendiri pun turut menjadi pesaing dalam usaha menjahit.
Proses menjahit pakaian yang cukup lama dan umur Ibu Subaidah yang sudah tidak
lagi muda, membuat beliau sering merasa kelelahan dalam setiap proses menjahit pakaian
yang dilakukan dan beliau juga merasa lelah ketika ada kesalahan dalam proses yang
dilakukan dari jasanya yang hanya di lingkungan sekitar saja.
Pada masa pandemi tentu minat belanja masyarakat luas terhadap transaksi melalui
media komersial daring pun meningkat, sebab pasar konvensional terbatas oleh kebijakan
pembatasan aktivitas oleh pemerintah terkait dengan persebaran virus Covid-19 Ibu
Subaidah sempat menjualkan beberapa potong celana sehari-hari yang dibandrol harga
Rp30.000 per celana.
Hal ini dilakukan karena turunnya angka pemesanan pelanggan pada usaha jahit
milik Ibu Subaidah pada masa pandemi 2020, sempat berjualan kerupuk yang dititipkan di
kedai milik adik Ibu Subaidah yang berjarak 3 rumah dari selatan, tidak lama kemudian
penerimaan siswa baru 2021 terbuka dan membuat Ibu Subaidah banyak pesanan menjahit
seragam sekolah siswa baru, mulai dari TK sampai SMA/K dan seragam Guru.
Pesaing yang dimiliki Ibu Subaidah tidak lain adalah tetangganya sendiri yang juga
ikut membuka usaha jahit, lokasi usaha pesaing tersebut berjarak 7 rumah dari utara rumah
17
Ibu Subaidah. Ibu Subaidah tetap tidak menganggap sebagai persaingan namun jika
memang sudah menjadi rezeki tidak akan pernah salah.
Dalam menyelesaikan pesanan-pesanan pelanggan Ibu Subaidah menyelesaikan
semua pesanan jahit sendirian tanpa adanya pegawai yang membantu dan tetap memenuhi
kebutuhan anaknya sebagai Ibu rumah tangga.
Sempat terjadi kesalahan pemesanan pelanggan yang meminta untuk mempermak
kemeja karena ukurannya terlalu besar namun sebelum di permak Ibu Subaidah meminta
untuk mencoba ternyata tidak terlalu besar, namun pelanggan tetap meminta untuk
mengecilkan bagian pinggang. Setelah kemeja sudah sesuai dengan permintaan ternyata
sesak saat di gunakan oleh pelanggan dan pelanggan marah atau tidak puas akan hasil
kerja dari Ibu Subaidah.
Kejadian ini membuat Ibu Subaidah sedih, dan tidak enak hati untuk menerima
pelanggan lagi. Namun disisi lain anak Ibu Subaidah memberikan dukungan untuk terus
berusaha melakukan pekerjaan yang sudah Ibu Subaidah tekuni dari lama, yang bukan
berarti harus berhenti dan mau untuk terus belajar dari banyaknya kejadian yang sudah
terjadi.
Ibu Subaidah juga tidak memaksakan anaknya untuk meneruskan usahanya ini,
karena beliau menyerahkan semuanya pada kemauan diri masing-masing anaknya. Selain
untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari, penghasilan yang beliau dapatlkn dari menjahit
ini beliau gunakan untuk membiayai sekolah anaknya yang saat ini dibangku SMA.
Ibu Subaidah memiliki banyak keterampilan, selain menjahit ia juga dapat
menyulam. Banyak sekali pemidangan hasil sulam Ibu Subaidah yang terpasang rapih di
ruang tamu Ibu Subaidah.
Saat ini jumlah pelanggan Ibu Subaidah sangat banyak hingga sampai di Kota
Lampung, Malang dan Pasuruan. Ibu Subaidah semangat dalam menjalani karirnya
sebagai pengusaha jahit dan terus melatih kemampuan yang dimiliki, terlebih lagi
keluarganya ikut mendukung pekerjaannya ini.
Sebuah kesuksesan tidak terjadi begitu saja. Ada perjuangan dan proses panjang
yang pasti dilewati sebelum bisa mencapai sebuah kesuksesan. Begitu pula dalam
mencapai kesuksesan membangun sebuah usaha. Sukses itu bukan kaya raya, sukses itu
adalah keadaan ketika kita berhasil menjalani apa yang kita inginkan dan melewati segala
macam kesulitan yang menghadang.

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam melakukan kegiatan wawancara dan penyusunan tentang sejarah wirausaha


yang kami lakukan, kami banyak mendapatkan pengalaman dan kami juga dapat
mengetahui gambaran tentang wirausaha yang sesungguhnya.
Dalam kegiatan ini kami memang mendapatkan banyak hambatan namun dengan
tekad yang kuat dan mempelajari tata cara wawancara serta pengetikan laporan ini kami
mampu menjalani kegiatan ini dengan semaksimal mungkin.
Laporan pertanggung jawaban ini kami buat dengan maksud agar mengetahui sejarah
usaha dari wirausaha serta meninjau hasil kerja kami selama kegiatan berlangsung.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
menjalankan kegiatan penyusunan laporan kewirausahaan ini.

4.2 Saran

Persiapan sebelum melaksanakan kegiatan ini dipastikan semua rencana terstruktur


sehingga apabila ada hambatan dapat meminimalisir dan kita punya persiapan yang
mantap.
Wirausahawan itu harus tahan banting dalam kondisi apapun yang terjadi dan
semangatnya takkan pernah pudar.
Dengan pengalaman ini kami bisa jadikan sebagai pembelajaran agar kelak ketika
kita menjadi wirausahawan akan menjadi lebih baik

19
DAFTAR PUSTAKA

Alafari, S. (2022, Agustus 29). Mengenal Teks Cerita Sejarah: Pengertian, Ciri, Struktur
& Contoh | Bahasa Indonesia Kelas 12.

Fakhira, N. (2022). CONTOH PERTANYAAN WAWANCARA PADA PEDAGANG


NASI KUNING.

20
LAMPIRAN

1. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1.1 Rumah Ibu subaidah

Gambar 1.2 Ruangan menjahit

21
Gambar 1.3 Banner Terima Jahitan

Gambar 1.4 Mesin jahit listrik

22
Gambar 1.5 Mesin Obras

Gambar 1.6 Mesin jahit manual

Gambar 1.7 pakaian hasil jahit

23
Gambar 1.8 Proses menjahit

Gambar 1.9 Proses mengobras baju

24
Gambar 1.10 Proses permak celana

Gambar 1.11 Alat permak (gunting dan sontekan)


25
Gambar 1.12 Etalase peralatan & bahan-bahan menjahit

Gambar 1.13 Foto bersama kelompok 5 dengan Ibu Subaidah

26

Anda mungkin juga menyukai