A. MATERI
1. Sistem Operasi Jaringan
Sistem operasi berarti sebuah perangkat lunak yang bekerja menangani perintah-
perintah manusia baik berupa proses masukan, proses keluaran, serta proses
manipulasi informasi digital berdasarkan perintah-perintah yang dikembangkan
menggunakan bahasa pemrograman (assembly).
Sedangkan teknologi jaringan adalah teknologi yang dikembangkan dalam dunia
digital yang mampu menghubungkan dua buah komputer atau lebih.
Sistem operasi jaringan adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
dikembangkan untuk menghubungkan beberapa komputer, mengelolah sumber
daya jaringan, serta menyediakan layanan bagi penggunanya.
2. Linux
Linux adalah sistem operasi (OS) yang dikembangkan oleh seorang hacker asal
Finlandia, yaitu Linus Benedict Torvalds dan berbasis pada sistem operasi Unix-
like. Linux merupakan sistem operasi dengan lisensi GNU/GPL berbasis open
source (gratis) dan dapat bekerja pada berbagai macam perangkat komputer.
3. Debian
Debian merupakan salah satu distributor (Distri) dari linux. Debian adalah system
operasi computer yang tersusun paket-paket perangkat lunak yang dirilis sebagai
perangkat lunak bebas dan terbuka dengan lisensi mayoritas GNU/GPL ( General
Public License ). Debian di perkenalkan pertama kali oleh Ian Mudrock, seorang
mahasiswa Universitas Purdue AS.
4. Oracle VM VirtualBox
Oracle VM VirtualBox adalah perangkat lunak virtualisasi yang dapat digunakan
untuk mengeksekusi system operasi tambahan di dalam system opererasi utama
atau dengan kata lain, membuat system operasi dalam system operasi.
5. Instalasi Sistem Operasi
Sebelum melakukan isntalasi sistem operasi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, sebagai berikut :
Struktur partisi yang digunakan
Salah satu teknik yang digunakan untuk mengamankan data yang ada pada
komputer adalah dengan membuat partisi yang berbeda untuk sistem dan data.
Pemisahan memungkinkan ketika sistem di-upgrade tanpa mempengaruhi
datanya. Pembagian ini juga membantu dalam membantu proses backup dan
restore.
Penentuan jenis sistem file
Sistem file merupakan sistem manajamen file yang diterapkan OS untuk
mengelolah file-file yang tersimpan di hardisk. Banyak sistem file yang bisa
digunakan untuk memanajemen, begitu pula aplikasi untuk mengolah partisi pada
hardisk. Perubahan partisi setelah proses instalasi memungkinkan terjadinya
kehilangan data. Maka diperlukan adanya perencanaan baik dalam penentuan
struktur dan sistem file yang akan digunakan. Ada banyak partisi yang bisa
digunakan untuk sistem operasi Linux, berikut merupakan partisi umum yang
digunakan.
- /boot, adalah partisi yang berisikan apalikasi booting (menjalankan) sistem
operasi.
- swap, adalah partisi RAM pada sistem Linux.
Partisi ini digunakan sebagai RAM tambahan (memori virtual). Partisi swap
berguna ketika sistem kehabisan RAM (fisik). Semakin banyak jumlah
aplikasi yang dijalankan semakin besar jumlah RAM yang digunakan. Pada
saat sistem kehabisan RAM, maka Linux dapat menggunakan partisi swap ini
sebagai RAM tambahan.
- / , adalah partisi utama (root) pada OS Linux.
Perannya mirip seperti Drive C: pada Windows. Pada setiap instalasi Linux ini
merupakan partisi yang selalu harus dibuat.
- /home, adalah partisi untuk user.
Partisi ini dapat berisi data user seperti dokumen , gamabar, audio,video dan
konfigurasi aplikasi user.
C. TUJUAN
1. Siswa dapat mengetahui cara menginstall Sistem Operasi Jaringan
2. Siswa mampu melakukan instalasi sistem operasi jaringan berbasis CLI
3. Siswa mampu melakukan menguji hasil instalasi sistem operasi jaringan berbasis CLI
4. Siswa mampu membuat laporan instalasi sistem operasi jaringan berbasis CLI
D. LANGKAH KERJA
1. Buka aplikasi VirtualBox dengan mengklik dua kali pada icon VirtualBox pada
dekstop.
2. Klik New/baru untuk membuat mesin virtual baru.
5. Pada bagian Hardisk pilih Create/Buat hardisk baru. Lalu klik Create.
6. Bagian Hard disk file type atau tipe hardisk yang akan kita gunakan, akan terpilih
secara otomatis VDI (VirtualBox Disk Image). Lalu klik Next.
7. Untuk Storage on physical hard disk, pilih penyimpanan fisik Dynemical allocated
atau Ddialokasikan secara dinamik. Lalu klik Next.
8. Kemudian File Location and size, kita memilih lokasi penyimpanan disk virtual dan
mengatur ukuran dari harddisk. Lalu klik Create.
11. Pada Settingan mesin virtual, klik Storage/Penyimpanan. Lalu pada bagian Controller
: IDE /Pengendali : IDE, pilih Empty/Kosong, kemudian klik pada Icon DVD ( ),
dan klik Choose a Disk File.
12. Pilih file Debian-10.5.0-i386-DVD-1 untuk melakukan instalasi mesin virtual Debian.
Lalu klik Open.
18. Pada tampilan Language/Bahasa, pilih English sebagai bahasa yang akan digunakan
selama proses instalasi dan setelah sistem terinstall. Boleh menggunakan bahasa
selain English. Tekan Enter untuk melanjutkan.
19. Untuk Country, teritory or area: atau lokasi kita saat ini, maka untuk memilih
Indonesia pilih Other dan tekan Enter.
20. Pada bagian Continent or region:, pilih Asia dan tekan Enter
23. Pilih jenis keyboard yang akan digunakan, keymap to use, gunakan American
English. lalu Enter.
24. Klik Cancel pada IPV6 dengan cara tekan Enter
25. Lakukan peng-Cancelan pada Configurasi the network with DHCP dengan menekan
Enter.
26. Klik Continue setelah proses sebelumnya selesai dengan menekan Enter
27. Pilih Do not configure the networ at this time, lalu tekan Enter.
28. Pada bagian Hostname gunakan nama atau kata apapun tetapi disarankan untuk
menggunakan kata yang tidak terlalu panjang.
Hapus kata Debian lalu ganti menjadi ns1 kemudian tekan Enter.
29. Isi password untuk Root, masukkan password sesuai keinginan misalnya 123.
30. Re-enter password to verify, masukan lagi password yang sebelumnya yaitu 123
31. Pada bagian Full name for the new user, masukan nama pengguna sesuai keinginan.
Misalnya “tkj” kemudian tekan Enter.
32. Untuk bagian Username for your account, secara otomatis akan terisi sesuai dengan
Full name new user tadi. Tekan Enter untuk lanjut.
33. Choose a password for the new user, masukan password sesuai keinginan. Misalnya
123.
34. Re-enter password to verify, masukan lagi password yang sebelumnya yaitu 123
35. Untuk Select a city in your zone atau pilih waktu sesuai dengan wilayah daerah
tempat tinggal. Maka kita pilih Central (Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, East and
South Kalimantan). Tekan Enter.
36. Masuk pada bagian pemartisian hardisk atau Partitioning method. Kita akan
melakukan pembagian partisi secara Manual, tekan enter untuk melanjutkan.
37. Pilih SCSI3 (0,0,0) (sda) – 8.6 GB ATA VBOX HARDDISK Hard disk dari
VirtualBox kemudian tekan Enter.
38. Pilih Yes untuk Create new empty partition table on this device atau membuat partisi
baru.
39. Buat partisi baru dengan ketentuan partisi sebagai berikut :
/boot : 1 GB
swap area : 2 GB
/ : 4 GB >> disebut partisi root
/home : 1.6 GB >> sisa partisi
40. Pilih pri/log 8.6 GB FREE SPACE. Untuk membuat partisi baru. Lalu tekan Enter.
47. Ubah status Bootable flag : off menjadi on dengan menekan enter.
Pastikan Bootable flag yang tadinya “off” berubah menjadi “on”.
48. Jika sudah pilih Done setting up the partition. Lalu tekan Enter.
49. Lanjut untuk partisi ke dua, pilih pri/log 7.6 GB FREE SPACE dan tekan Enter.
50. Pilih Create a new partition, lalu Enter.
51. Partisi ke dua yaitu swap area (biasanya dua kali lipat ukuran partisi /boot). Ubah
ukuran partisi menjadi 2 GB. Lalu tekan Enter.
52. Pilih Logical untuk Type partisi. Lalu tekan Enter.
53. Location for the new partition atau lokasi partisi kita gunakan Beginning. Lalu tekan
Enter.
54. Kemudian, pilih Use as : Ext4 journaling file system, lalu tekan Enter.
57. Buat partisi berikutnya yaitu partisi ketiga. Pilih lagi “pri/log 5.6 GB FREE SPACE”,
kemudian tekan Enter.
58. Pilih Create a new partition, lalu tekan Enter.
59. Partisi ke ketiga yaitu root atau / . Ubah ukuran partisi menjadi 4 GB. Lalu tekan
Enter.
60. Pilih Logical untuk Type partisi. Lalu tekan Enter.
61. Location for the new partition atau lokasi partisi kita gunakan Beginning. Lalu tekan
Enter.
62. Pada Mount point, secara otomatis akan memilih jenis partisi “root” atau ( / ). Setelah
itu, pilih Done setting up the partition dan tekan Enter..
63. Lanjut ke partisi terakhir yaitu /home. Pilih “pri/log 1.6 GB FREE SPACE”.
64. Pilih Create a new partition, lalu tekan Enter.
65. Partisi ke ketiga yaitu /home . Untuk partisi yang terakhir yaitu (/home) akan
menggunakan keseluruhan sisa dari kapasitas harddisk yaitu 1.6 GB. Langsung saja
tekan Enter.
66. Pilih Logical untuk Type partisi. Lalu tekan Enter.
67. Location for the new partition atau lokasi partisi kita gunakan Beginning. Lalu tekan
Enter.
68. Pada Mount point, secara otomatis akan memilih jenis partisi /home. Setelah itu, pilih
Done setting up the partition dan tekan Enter.
69. Pilih Finish partitioning and write changes to disk, lalu tekan Enter.
70. Pilih Yes untuk Write the changes to disks. Lalu tekan Enter
71. Untuk bagian Scan another CD or DVD, pilih No lalu tekan Enter.
72. Use a network mirror, pilih No lalu tekan Enter.
75. Install the GRUB boot loader to the master boot record, pilih Yes, lalu tekan Enter.
76. Device for boot loader installation, pilih /dev/sda (ata-
VBOX_HARDDISK_VB6f9abb25-5a77444b), lalu tekan Enter.
77. Installation complete, pilih Continue lalu tekan Enter. Dan proses instalasi Linux
Debian 10.5 telah selesai.
78. Tampilan berikutnya adalah tampilan login dari Linux Debian 10.5
81. Setelah login menggunakan user administrator yang tadi, maka tampilannya akan
seperti gambar di bawah ini dan server sudah siap untuk dikonfigurasi.