Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN USAHA DALAM

MENINGKATKAN PENJUALAN GAS ELPIJI BRIGHT GAS/12KG


PADA PANGKALAN GAS ELPIJI 3 KG ASNEDI

PROPOSAL LAPORAN AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III


Pada Program Studi Administrasi Bisnis
Jurusan Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Sriwijaya

Oleh :

Salsabila Vonny Selomita


0620 3060 0238

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
2023
1. JUDUL LAPORAN AKHIR : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
LINGKUNGAN USAHA
DALAM MENINGKATKAN
PENJUALAN GAS ELPIJI
5,5KG/12KG PADA
PANGKALAN GAS ELPIJI 3
KG ASNEDI
2. JENIS LAPORAN AKHIR : PENELITIAN
3. BIDANG ILMU : PENGANTAR BISNIS
4. PENDAHULUAN

4.1 Latar Belakang


Bahan bakar elpiji merupakan bahan bakar utama di Indonesia
setelah dihapusnya minyak tanah sebagai bahan bakar non kendaraan.
Setidaknya terdapat 2 produk gas yang beredar di masyarakat yaitu
gas elpiji PSO (Subsidi) dan elpiji non PSO (non subsidi). Gas non
PSO dalam bentuk gas elpiji 12 Kg/5,5 Kg, gas ini ditujukan bagi
masyarakat golongan menengah atas atau industry industry menengah
atas non UMKM. Sedangkan gas PSO dalam bentuk gas elpiji 3 Kg
merupakan produk yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat
sebab harganya murah dan ditujukan untuk masyarakat miskin serta
industry mikro kecil, walaupun produknya sama dengan gas elpiji 12
Kg/5,5 Kg. selain ke produk tersebut masih ada gas jaringan kota
tetapi secara kualitas gas ini masih di bawah kedua produk di atas.
Selain itu gas jaringan kota ini biaya instalasinya relative mahal
sehingga untuk masyarakat miskin tidak mampu untuk
mengkonsumsinya. Gas PSO merupakan produk yang ditujukan untuk
masyarakat miskin tetapi banyak masyarakat yang seharusnya tidak
berhak menerimanya justru ikut mengkonsumsinya, sehingga
konsumsinya semakin tinggi yang pada akhirnya meningkatkan
subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah yang pada akhirnya
membebani keuangan Negara. Untuk mengatasi hal tersebut salah satu

ii
cara yang dilakukan oleh pemerintah melalui Pertamina yaitu
menggalakkan penjualan gas elpiji 12 Kg/5,5 Kg melalui agen-agen
gas PSO selanjutnya agen gas PSO akan mewajibkan setiap pangkalan
mereka untuk menjual gas elpiji 12 Kg/5,5 Kg. Tetapi pada kondisi
lapangan penjualan gas elpiji 12 Kg/5,5 Kg oleh pangkalan gas elpiji 3
Kg relative sulit hal ini disebabkan sebagian besar pangkalan yang ada
berada di daerah atau lokasi yang sebagian besar pendudukannya
merupakan penduduk miskin sehingga sangat kecil sekali untuk dapat
menjual gas elpiji 12 Kg/5,5 Kg. Sehingga bagi pangkalan sendiri
untuk menjual gas elpiji 12 Kg/5,5 Kg terasa berat tetapi mereka ada
kewajiban dari pihak agen untuk menjual gas tersebut. Untuk itu maka
diperlukan strategi khusus untuk menjual gas elpiji 12 Kg/5,5, tetapi
sebelum menentukan strategi penjualan maka perlu melakukan
identisikasi kondisi lingkungan bisnis baik secara intern maupun
ekstern untuk mendapatkan dasar menentukan strategi yang tepat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk
membuat penelitian dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
LINGKUNGAN USAHA DALAM MENINGKATKAN
PENJUALAN GAS ELPIJI 12 KG/5,5 KG PADA PANGKALAN
GAS ELPIJI 3 KG ASNEDI.

4.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat di rumuskan masalah
sebagai berikut : bagaimana factor-faktor lingkungan usaha dalam
meningkatkan penjualan gas elpiji 12 Kg/5,5 Kg pada pangkalan gas
elpiji 3kg Asnedi.
4.3 Ruang Lingkup
Untuk mempermudah arah dan maksud penulisan laporan akhir ini,
maka penulis membahas tentang factor-faktor lingkungan usaha dalam
meningkatkan penjualan gas elpiji 12 Kg/5,5 Kg pada pangkalan gas
elpiji 3 Kg Asnedi.

iii
4.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
4.4.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan permasalahan yang ada maka tujuan
penulisan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui factor-
faktor lingkungan usaha dalam meningkatkan penjualan gas
elpiji 12 Kg/5,5 Kg pada pangkalan gas elpiji 3 Kg Asnedi.
4.4.2 Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan serta pengetahuan di bidang bisnis
khususnya tentang factor-faktor lingkungan usaha
dalam meningkatkan penjualan gas elpiji 12 Kg/5,5 Kg.
b. Bagi Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg Asnedi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk
perusahaan agar dapat mengetahui factor-faktor
lingkungan usaha dalam meningkatkan penjualan gas
elpiji 12 Kg/ 5,5 Kg.
c. Bagi Akademik
Dapat memberikan sumbangan bahan bacaan atau
referensi di perpustakan Politeknik Negeri Sriwijaya.

5. TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Lingkungan Usaha
Ada beberapa jenis lingkungan yang memengaruhi kegiatan suatu
bisnis, yang dijalankan oleh pelaku bisnis. Pada dasarnya lingkungan
tersebut dapat dibedakan atas dua lapis. Lapis pertama merupakan
lingkungan intern, yang mungkin dapat dikendalikan secara
organisastoris oleh para pelaku usaha, sehingga dapat diarahkan sesuai
dengan keinginan perusahaan. Sedangkan lapis kedua disebut
lingkungan ekstern, yaitu lingkungan yang berada di luar kegiatan
bisnis yang tidak mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh pelaku
bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan. Malah pelaku bisnislah
yang harus mengikuti kemauan lingkungan ekstern tersebut, agar

iv
kegiatan bisnis bisa selamat dari pengaruh lingkungan demikian
(Saydam, 2012).
5.2 Penjualan
Pada umumnya, penjualan adalah transaksi antara dua pihak di
mana pembeli menerima barang, jasa, atau aset dengan timbal balik
berupa uang. Penjualan merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi
terutama jika Anda bergerak di bidang bisnis. Tanpanya, maka bisnis
atau usaha tidak akan mampu berjalan dan mengembangkan usaha
lebih besar. Kegiatan yang biasa disebut sebagai sales ini juga akan
berpengaruh terhadap omset yang diterima perusahaan setiap tahunnya.

Menurut Swastha (dalam Suparman, 2018:9), “Penjualan adalah


salah satu fungsi pokok yang dilaksanakan dalam kegiatan pemasaran
suatu produk oleh suatu organisasi pemasaran, kegiatan untuk
menyampaikan produk barang kepada konsumen. Kegiatan ini sangat
penting, mengingat semakin kompleks serta ketatnya persaingan dunia
bisnis”.

Menurut Winardi (dalam Suparman, 2018:9), “Penjualan


merupakan proses dimana sang penjual memastikan, mengaktvikasi
dan memuaskan sang pembeli agar di capai manfaat, baik sang penjual
mupun bagi sang pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan
kedua belah pihak”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai pengertian


penjualan maka dapat dismpulkan bahwa, penjualan merupakan suatu
kegiatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian
(penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan, berdasarkan harga
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam kegiatan tersebut.

5.3 Gas Elpiji


Elpiji merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dan
kilang gas dengan komponen utama gas propane (C3H8) dan butane
(C4H10) dan dikemas didalam tabung. Di Indonesia, elpiji digunakan
terutama sebagai bahan bakar untuk memasak. Konsumen elpiji
bervariasi, mulai dari rumah tangga, kalangan komersial (restoran,
hotel) hingga industri. Di kalangan industri, elpiji digunakan sebagai

v
bahan bakar pada industri makanan, keramik, gelas serta bahan bakar
forklift.
Selain itu, elpiji juga dapat digunakan sebagai bahan baku pada
industri aerosol serta refrigerant ramah lingkungan. Tabung elpiji
terdiri dari beberapa ukuran, mulai dari ukuran tabung gas 3 kg sampai
50 kg.
Elpiji dimanfaatkan sebagai sumber energi panas yang biasanya
digunakan untuk memasak. Memasak dengan menggunakan gas elpiji
akan lebih irit dan hemat. Selain itu memasak akan menjadi lebih cepat
karena gas elpiji memiliki nilai panas yang lebih tinggi, dan besar
kecilnya api juga bisa diatur dengan mudah.
5.4 Pangkalan Gas Elpiji
Pangkalan gas elpiji atau sub agen adalah mendistribusikan gas
elpiji lewat pangkalan ke konsumen atau pengecer. Artinya, konsumen
datang langsung ke sub agen untuk mendapatkan gas tersebut. Untuk
usaha gas elpiji yang satu ini dibutuhkan modal yang tak sedikit dan
mempunyai izin dokumen yang lengkap.
Menurut Saputra (2021:4) Pangkalan elpiji adalah tempat yang
berwenang untuk menyimpan dan mendistribusikan produk gas elpiji
yang melaksanakan kegiatan berupa pemasaran gas elpiji 3 kepada
konsumen. Pangkalan elpiji 3 merupakan Sub Agen. Sub Agen adalah
perantara antara agen dan user end atau customer langsung atau
pengguna.
Jadi, pangkalan elpiji merupakan ujung tombak dari Pertamina
dalam menyalurkan gas Elpiji tersebut ke para pedagang kelontong,
toko, ataupun langsung kepada konsumen.
5.5 Analisis SWOT
Menurut Freddy Rangkuti Analis SWOT adalah indifikasi berbagai
factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahan. Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(sterngths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

vi
Analisis SWOT menurut Siagian (2013) merupakan salah satu
instrument analisi yang ampuh apabila digunakan dengan tepat telah
diketahui pula secara luas bahwa “SWOT merupakan akronim untuk
katakata strenghs (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities
(peluang) dan htreats (ancaman). Analisis SWOT menurut Philip
Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis SWOT merupakan salah
satu instrumen analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan
yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu
strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Bila diterapkan ecara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak
yang besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil. Analisis SWOT
adalah identifikasi berbagai faktor secara systematis untuk
merumuskan strategi perusahaan, analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat menimbulkan
kelemahan (weaknesses)dan ancaman (threat). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangangmisi,
tujuuan , dan strategi, dan kebijan dari perusahaan. Dengan demikian
perecanaan strategi (strategic planner) harus menganalisi faktor-faktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan , peluang, dan ancaman)
dalam kondisi yang ada disaat ini. Hal ini disebut dengan analisis
situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah analisi
SWOT.
5.6 Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

Lingk. Eksternal
Lingkungan Analisis SWOT
Usaha
Lingk. Internal
Gambar 5.1 Kerangka Pemikiran

vii
6. METODE PENELITIAN
6.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pangkalan gas elpiji 3 Kg Asnedi
yang berlokasi di. Mengenai bagaimana factor-faktor lingkungan usaha
dalam meningkatkan penjualan gas elpiji 12 Kg/5,5 Kg pada pangkalan
gas elpiji 3 Kg Asnedi.
6.2 Jenis dan Sumber Data
Menurut Yusi dan Idris (2016:109) berdasarkan cara memperoleh
data ada dua, yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
suatu organisasi atau peseorangan langsung dari objeknya. Data
primer dalam penelitian ini adalah kuesioner dan mewawancarai
secara langsung narasumber ialah
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam
bentuk publikasi. Data sekunder dalam penelitian ini adalah penulis
mengumpulkan informasi dari buku, jurnal dan hasil dari penelitian
terdahulu.
6.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan
Laporanakhir ini maka penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulandatasebagai berikut:
1. Riset Lapangan (Field Research) Yaitu teknik pengumpulan data
yang diperoleh secara langsungdengan menandatangani tempat
yang menjadi objek pembahasanuntuk memperoleh data-data yang
penulis butuhkan. Riset yangpenulis lakukan yaitu dengan cara
melakukan penelitian langsungdan pendekatan pada objek yang
akan diteliti dan penulismenggunakan metode yaitu:

viii
a. Wawancara
Menurut Sugiyono (2010:194) wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukanstudi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harusditeliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennyasedikit/kecil.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis
wawancaraterstruktur. Hal ini dikarenakan pokok-pokok
pertanyaan sudahdibuat kerangka dan garis besarnya, sehingga
pertanyaanlebihterstruktur dan terarah. Penulis mengumpulkan
data dengancaramelakukan wawancara langsung kepada
Mahasiswa JurusanAdministrasi Bisnis yang membeli dan
menggunakan produkTupperware. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh informasi secara terperinci.
b. Angket (Kuesioner)
Menurut Sugiyono (2013:142), “Kuesioner merupakan
teknikpengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepadaresponden
untuk dijawabnya”. Pada penelitian ini penulis membagikan
kuesioner berisikansejumlah pertanyaan dan setiap pernyataan
diiringi dengansejumlah jawaban yang menggunakan skala
interval denganmetode likert, dalam hal ini respondennya adalah
MahasiswaJurusan Administrasi Bisnis. Pertanyaan yang dibuat
padakuisioner berbentuk pernyataan yang berhubungan
denganpengaruh brand image terhadap keputusan pembelian
produkTupperware. Hal ini bertujuan untuk mengetahui lebih atas
hasil yang ingin dicapai. 2. Riset Kepustakaan (Library Research)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, dan laporan
yangadabaik dalam bentuk cetak maupun elektronik.
Dalampenelitianini juga menggunakan riset kepustakaan yang
bertujuan untukmengumpulkan data dan informasi dengan

ix
mendapatkannya dari materi yang terdapat di ruangan
perpustakaan, seperti: buku-buku, dokumen, catatan, tesis, jurnal,
dan hasil dari penelitian terdahulu.

6.4 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan analisis


deskriptif kualitatif yaitu peneliti akan mendeskripsikan atau
menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta yang tampak atau sebagaimana pelaksanaan strategi promosi dan
pengembangann usaha yang dilakukan Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg
Asnedi. Penulis menggunakan daftar pertanyaan berupa wawancara
pada pihak yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis
bahas dalam laporan ini.
7. SISTEMATIKA PENELITIAN
Sistematika penulisan ini digunakan untuk memberikan garis besar
mengenai isi atau materi-materi apa saja yang akan dibahas. Adapun
sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
1.4.2 Manfaat Penelitian
1.5 Metedologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Lingkungan Usaha
2.2 Penjualan
2.3 Gas Elpiji
2.4 Pangkalan Gas Elpiji
2.5 Analisis SWOT

x
2.6 Kerangka Pemikiran
III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
3.2 Struktur Organisasi dan Pembagian
3.2.1 Struktur Organisasi
3.2.2 Pembagian Tugas
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

8. JADWAL PENULISAN LAPORAN AKHIR


Jadwal kegiatan pembuatan Laporan Akhir yang akan penulis
lakukan adalah
KEGIATAN BULAN

MARET APRIL MEI JUNI

PROPOSAL

BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

xi
9. RINCIAN BIAYA

Adapun rincian/estimasi biaya yang diperkirakan oleh penulis


untuk pembuatan laporan akhir adalah sebagai berikut:
No. Keterangan Jumlah Harga Satuan Total Harga
(Rp) (Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Total

xii

Anda mungkin juga menyukai