Anda di halaman 1dari 65

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Liquefied Petroleum Gas (LPG) merupakan salah satu sumber energi yang

saat ini diminati oleh masyarakat baik untuk golongan rumah tangga maupun

industri. Golongan rumah tangga menggunakan LPG sebagai bahan bakar

memasak sedangkan industri menggunakan sebagai bahan bakar proses produksi.

Analisis Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan

bahwa konsumsi LPG meningkat 6,602 juta ton atau naik 14.5% dibanding tahun

2015. (Galih Gumelar, 2015)

LPG dipasarkan dalam dua bentuk yaitu curah dan bulk. LPG curah disalurkan

kepada konsumen dalam kemasan tabung dengan berat yang bervariasi mulai dari

3 kg hingga 50 kg. Sedangkan LPG bulk disalurkan dalam bentuk konsinyasi ke

Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SP(P)BE) menggunakan

isotank.

LPG mulai dipasarkan ke masyarakat pada tahun 2007 sebagai bentuk

konversi dari minyak tanah. Konversi energi ini bertujuan untuk mengurangi

konsumsi minyak tanah oleh masyarakat karena biaya pengolahan minyak tanah

yang setara dengan biaya pengolahan avtur. Alasan pemerintah mengonversi

energi dari minyak tanah ke LPG yaitu disebabkan profil pengguna subsidi

minyak tanah yang tidak tepat padahal negara telah menanggung sebesar 25 triliun

setiap tahun untuk memberikan subsidi sebesar 12 juta KL. (Rizky, 2007)

1
LPG dipilih sebagai pengganti minyak tanah karena biaya produksi yang jauh

lebih murah yaitu Rp 4200/liter dibanding minyak tanah dengan biaya Rp

6700/liter. Selain itu spesifikasi LPG jauh lebih unggul dibanding dengan minyak

tanah, seperti nilai kalori yang lebih tinggi, lebih bersih karena tidak menimbulkan

emisi hasil pembakaran, fleksible karena mudah untuk didistribusikan ke daerah

yang jauh dengan supply point dan juga ramah lingkungan yang mana LPG

memenuhi tuntutan baku mutu lingkungan.(Kementrian ESDM, 2007)

Mengacu Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.

3175/10/MEM/2007 bahwa penanganan LPG dilaksanakan oleh PT. Pertamina

(Persero) Direktorat Pemasaran dan Niaga mulai dari pengadaan sampai ke

pemakai di seluruh Indonesia. Pengelolaan LPG saat ini terdiri dari Public Service

Obligation (PSO) yaitu LPG tabung 3 Kg yang mendapat subsidi dari pemerintah

dan Non PSO yaitu produk LPG yang tidak mendapat subsidi dari pemerintah.

Depot LPG Cilacap berada dibawah fungsi Domestic Gas Region IV PT

Pertamina Persero. Depot ini memiliki tiga fungsi utama yaitu penerimaan,

penimbunan, dan penyaluran LPG. Operasi penyaluran LPG dilakukan di kawasan

Filling Plant yang mana secara fungsional diserahkan pada anak perusahaan PT

Pertamina yaitu PT Patra. Operasi penyaluran dilakukan secara semi otomatis,

karena beberapa sarana fasilitas masih memerlukan operator untuk melakukan

kegiatan pengisian.

Proses pengisian LPG kemasan tabung menggunakan alat yang disebut Unit

Filling Machine (UFM). Mesin ini dapat mengisi cairan LPG ke tabung secara

otomatis, efisien, dan efektif. Proses pengisian LPG kemasan tabung 3 Kg di

2
Depot LPG Cilacap dari tahun ke tahun mengalami load/beban yang tinggi

sehingga ditemukan beberapa masalah pada proses pengisian.

Beberapa masalah pada proses pengisian antara lain terjadi penumpukan

antrian pengisian tabung 3 Kg di Filling Shed. Penyebab antrian tersebut yaitu

filling shed tabung 3 Kg hanya mampu melayani satu truk setiap kegiatan bongkar

muat, padahal sesuai layout Filling Shed 3 Kg seharusnya mampu melayani dua

truk dalam sekali proses bongkar muat.

Load/ beban pengisian yang tinggi pada Filling Shed 3 Kg menyebabkan

Depot LPG Cilacap harus melakukan penambahan jam operasional diluar jam

kerja normal. Filling Shed mulai melakukan pengisian pukul 07.00 – 15.00 WIB,

akibat terjadi excess capacity proses pengisian maka operator harus melakukan

kerja lembur selama 2 jam setiap hari kerja. Selain itu, filling shed 3 Kg juga

melaksanakan kerja lembur diluar hari kerja yaitu hari sabtu dan minggu.

Proses pengisian LPG tabung 3 Kg saat ini belum dilakukan secara otomatis

sehingga masih bergantung dengan tenaga manusia. Proses bongkar dan muat

dilakukan secara manual belum menggunakan sistem chain conveyor dan

carousell. Proses bongkar muat manual membutukan waktu yang cukup lama

yaitu 15 menit dibanding proses otomatis hanya membutuhkan waktu 5 menit.

Akibat peningkatan permintaan LPG kemasan 3 Kg di wilayah Cilacap dan

sekitarnya, maka Depot LPG Cilacap dituntut dapat memenuhi permintaan

sehingga tidak akan terjadi kekosongan pasokan LPG. Berdasarkan uraian diatas,

perlu dilakukan perhitungan prakiraan penjualan LPG kemasan 3 KG sehingga

perusahaan mampu mengevaluasi kesiapan sarana dan fasilitas yang menunjang

3
proses penyaluran. Maka penulis memilih judul “Evaluasi Kebutuhan Unit Filling

Machine (UFM) LPG Kemasan Tabung 3 Kg Periode 201-2021 di Depot LPG

Cilacap”.

1.2 Tujuan

Tujuan umum penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini, pertama yaitu

sebagai bahan untuk memenuhi ujian lisan yang merupakan syarat kelulusan

Diploma II di STEM Akamigas. Kedua yaitu sebagai bentuk mengaplikasikan

materi atau ilmu yang sudah diperoleh selama menempuh pendidikan di STEM

Akamigas. Adapun tujuan khusus penulisan KKW ini yaitu untuk mengetahui

efektivitas prosedur pengisian LPG di Depot LPG Cilacap dan untuk

mengevaluasi kebutuhan Unit Filling Machine (UFM) pengisian LPG tabung 3

Kg periode tahun 2017 – 2021 sehingga mampu digunakan untuk dasar

perencanaan penyediaan sarana dan fasilitas yang handal guna memenuhi

distribusi LPG.

1.3 Batasan Masalah

Pembahasan masalah pada Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dibatasi pada

Evaluasi Kebutuhan Unit Filling Machine (UFM) LPG Kemasan Tabung 3 Kg

Periode 2017 - 2021 di Depot LPG Cilacap. UFM merupakan alat yang vital pada

proses pengisian LPG karena mampu mengisi secara cepat dan akurat. Permintaan

LPG 3 kg di Depot LPG Cilacap naik dari tahun ke tahun, hal ini menyebabkan

4
perusahaan harus menyiapkan UFM untuk mendukung operasional sehingga tidak

akan terjadi kekosongan pasokan.

Pembatasan masalah di pembahasan KKW seputar kesiapan sarana fasilitas

(Sarfas) tabung 3 Kg karena berdasarkan hasil prakiraan Kementrian ESDM

bahwa konsumsi LPG ukuran 3 Kg meningkat hingga 6,602 juta ton dikarenakan

adanya 1,12 juta paket konversi minyak tanah ke gas. (CNN Indonesia. 2016)

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan KKW ditetaplan dalam lima bab antara lain ;

BAB I Pendahuluan

Berisi Latar Belakang, Tujuan, Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan

BAB II Orientasi Umum

Berisi tentang informasi mengenai sejarah singkat, struktur organisasi , tugas

dan fungsi Depot LPG Cilacap, sarana dan fasilitas depot serta pola suplai dan

distribusi Depot LPG Cilacap.

BAB III Tinjauan Pustaka

Berisi dasar teori yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam KKW

BAB IV Pembahasan

Berisi uraian evaluasi dan prediksi kebuhan alat UFM untuk pengisian LPG

tabung 3 Kg di Depot LPG Cilacap .

BAB V Penutup

Berisi kesimpulan dan saran yang diuraikan sebagai hasil sumbangan ide

terhadap unit kerja berkaitan dengan judul KKW ini.

5
BAB II ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat Depot LPG Cilacap

Pertamina berkomitmen untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia dengan

menyediakan LPG sebagai bahan bakar atau bahan baku industri, rumah tangga,

dan komersial dengan menggunakan nama Elpiji sejak tahun 1968 dan

Compressed Natural Gas (CNG) dengan nama Bahan Bakar Gas (BBG) sejak

tahun 1987.

Depot LPG Cilacap yang berlokasi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah secara

operasional berada di bawah Unit Domestic Gas Region IV yang di bawahi oleh

Marketing Operation Region IV PT Pertamina Persero. Depot LPG Cilacap

dibangun pada tahun 1992 dan mulai dioperasikan pada tanggal 15 Februari 1993,

diresmikan oleh Direktur Pemasaran & Niaga yaitu Ir. Soetopo pada tanggal 17

Februari 1993.

Lokasi Depot LPG Cilacap yaitu terletak di Jalan MT Haryono Kawasan

Industri Cilacap, Cilacap 53213 Cilacap Jawa Tengah. Depot LPG Cilacap

memiliki luas wilayah yaitu ±4000 m2 yang memiliki batas wilayah yaitu :

a. Sebelah timur dibatasi oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

b. Sebelah utara berbatasan dengan lahan kosong kawasan industri Cilacap

c. Sebelah selatan berbatasan dengan pergudangan

d. Sebelah barat berbatasan dengan PUC (Pertamina Lubricant Production Unit

Cilacap)

6
Tugas dan fungsi utama dari Depot LPG Cilacap adalah untuk penerimaan,

penimbunan dan penyaluran. Wilayah kerja dari LPG Cilacap adalah Stasiun

Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE) dan industri di wilayah Jawa

Tengah bagian selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Produk yang disalurkan

oleh Depot LPG Cilacap adalah Elpiji 3 kg, 5.5 kg, 6 kg , 12 kg dan 50 kg. Suplai

LPG terbesar berasal dari Recidual Fuel Catalytic Cracking (RFCC) dan Fuel Oil

Complex (FOC) RU IV Cilacap.

2.2 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Depot LPG Cilacap

7
Depot LPG Cilacap memiliki tugas dan fungsi antara lain fungsi penerimaan,

penimbunan, dan penyaluran. Untuk menunjang tugas dan fungsi depot maka

dibentuk organisasi Depot LPG Cilacap sebagai berikut:

Depot LPG Cilacap dipimpin oleh Operation Head (OH) yang

bertanggungjawab atas kelancaran dan kinerja depot. OH melaksanakan tugas

dibantu oleh beberapa bagian antara lain :

1. Receiving, Storaging, and Distribution

2. Engineering, Planning, and Maintenance

3. Health, Safety, and Environment

4. Sales & General Administration

2.3 Tugas, Tanggungjawab, dan Fungsi Terkait Depot LPG Cilacap

Tugas, tanggung jawab, dan fungsi Depot LPG Cilacap antara lain :

a. Menjamin tersedianya kebutuhan LPG secara terus menerus di Depot LPG

Cilacap

b. Melaksanakan kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran sesuai

dengan prosedur yang berlaku

c. Menjamin kelancaran penyaluran Bulk LPG menggunakan skid tank menuju

SPPBE dan SPBE

d. Menjamin tercukupi penyaluran LPG ke agen sesuai dengan prosedur.

8
2.3.1 Tugas dan Fungsi Operation Head (OH)

Operation Head Depot memiliki tugas dan fungsi untuk mengendalikan,

mengarahkan dan mengawasi kegiatan Depot LPG meliputi kegiatan operasional

penerimaan, penimbunan, dan penyaluran serta pengendalian mutu LPG dan

produk gas. Tugas lain seorang OH antara lain menyusun anggaran operasional,

mengevaluasi pekerja, mengendalikan material pendukung operasional,

mengendalikan dan mengevaluasi kehandalan sarana, dan fasilitas sesuai dengan

fungsi HSSE agar terpenuhi kebutuhan LPG dan produk lain.

2.3.2 Tugas dan Fungsi Receiving, Storaging, dan Distribution

Adapun yang mejadi tugas dan fungsi dari RSD (Receiving, Storaging, and

Distribution) adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi kegiatan depot LPG

meliputi kegiatan penerimaan, penimbunan, dan penyaluran di mana disertai

dengan pengendalian mutu produk LPG. Selain itu RSD berfungsi untuk

menyusun anggaran operasional, mengevaluasi pekerja, mengendalikan material

pendukung operasinoal RSD, dan mengevaluasi kehandalan sarana dan fasilitas

sesuai aspek HSSE.

2.3.3 Tugas dan Fungsi Sales and General Administration (SGA)

Adapun yang menjadi tugas dan fungsi dari Sales and General

Administration meliputi menyusun, menganalisis, mengevaluasi kegiatan depot

LPG meliputi kegiatan administrasi operasional penerimaan, penimbunan dan

penyaluran LPG. Selain itu, SGA menganalisis dan mengevaluasi pemakaian

resale commodities serta menyusun, dan menganalisis pengembangan dan

9
pembelajaran pekerja di lingkungan Depot LPG agar dapat memenuhi kebutuhan

LPG bagi pelanggan.

2.3.4 Tugas dan Fungsi Engineering, Planning and Maintenance

Adapun yang menjadi tugas dan fungsi Engineering, Planning, and

Maintenance yaitu menyusun, menganalisis, mengevaluasi kegiatan perencanaan,

pemeliharaan kehandalan sarana dan fasilitas depot guna menunjang kegiatan

operasional penerimaan, penimbunan, dan penyaluran LPG. Bidang maintenance

menyiapkan anggaran pemeliharaan rutin depot, menyusun dan menganalisis

material pendukung operasional agar dapat memenuhi kebutuhan LPG dan produk

gas bagi pelanggan melalui jalur distribusi.

2.3.5 Tugas dan Fungsi Health, Safety and Enviroment (HSE)

Adapun yang menjadi tugas dan fungsi Health, Safety, and Enviroment

menyusun, melaksanakan, dan menganalisis kegiatan pemeliharaan kehandalan

sarana dan fasilitas HSE. HSE mengatur rencana kegiatan program pelatihan HSE

di lingkungan Depot LPG agar dapat menjaga kehandalan sistem proteksi

kebakaran dan keselamatan kesehatan pekerja guna mencapai zero accident dan

excellent operation.

2.4 Sarana dan Fasilitas (Sarfas)

Sarfas adalah seluruh peralatan yang menunjang kegiatan dan digunakan

untuk operasi meliputi penerimaan, penimbunan dan penyaluran.

10
Sarfas yang digunakan di Depot LPG Cilacap meliputi :

2.4.1 Sarana Fasilitas Penerimaan

Operasi penerimaan LPG yang dilaksanakan di Depot LPG Cilacap

menggunakan moda transportasi berupa pipa dan tanker. Tanker yang digunakan

berjenis Tanker Pressurized. Sedangkan pipa yang digunakan berjenis pipa

seamless. Untuk menunjang operasi penerimaan maka diperlukan sarana dan

fasilitas. Berikut merupakan sarana dan fasilitas (sarfas) penerimaan yang

disediakan di Depot LPG Cilacap antara lain :

1. Dermaga JT 78, berfungsi untuk tempat pembongkaran LPG melalui

Tanker. Dermaga dilengkapi satu unit Marine Loading Arm (MLA) yang

terhubung ke pipa menuju spherical tank milik Refinery Unit IV Cilacap.

2. Jalur pipa berdiameter 6” berjenis Seamless berasal dari RU IV Cilacap

sepanjang ± 3,5 Km. Kapasitas penerimaan melalui pipa memiliki rata rata

flowrate ±75 MT/Jam.

3. Satu (1) unit Mercaptan Injection/Odorizer yaitu peralatan yang

digunakan untuk menambahkan Ethyl Mercaptan secara semi otormatis

milik RU IV Cilacap.

Operasi Penerimaan LPG jarang dilakukan dengan tanker, hal ini

dikarenakan produksi RU IV Cilacap sudah mencukupi kebutuhan Depot LPG

Cilacap. Namun pernah dilakukan pembongkaran LPG dengan tanker tersaji pada

tabel 2.1

11
No. Nama Tanker Jenis Tanker Kapasitas (MT)
1. MT. Arimbi Pressurized 2.500
2. MT. Gas Ambalat Pressurized 2.500

Tabel 2.1 Daftar Tanker LPG

2.4.2 Sarana dan Fasilitas Penimbunan

Sarana dan fasilitas penimbunan di Depot LPG Cilacap yaitu Tangki timbun

jenis Pressurized berbentuk bola (Spherical Tank) dan berbentuk vessel

horizontal (Pressurized Horizontal Tank) sesuai dengan standar internasional

yaitu ASME Section VIII Devisi 2 tentang bejana bertekanan. Kapasitas tangki

timbun Depot LPG Cilacap tersaji pada tabel 2.2

No. Tangki Kapasitas (MT)


1. C 75
2. D 75
3. E 250
4. F 2.500
Jumlah 2.900

Tabel 2.2 Kapasitas Tangki Timbun


Spherical tank dan Pressurized Horizontal Tank memiliki aksesoris

penunjang untuk operasi penimbunan maupun aspek HSE. Aksesoris penunjang

tangki antara lain Automatic Tank Gauge (ATG) kecuali pada 2 tangki horizontal,

inlet dan outlet valve, inlet dan outlet shutdown valve, actuator SDV, check valve,

Pressure Indicator, Temperature Indicator, Inlet dan Outlet Pressure Safety

Valve, Level Indicator, Sight Glass Level, Drain Valve, Pressure Relief Valve

12
(PRV), Vapor Inlet & Outlet Valve, Water Sprinkle, Manhole, Staircase &

Handrail, dan Grounding Cable.

2.4.3 Sarana dan Fasilitas Penyaluran

Sarfas yang digunakan untuk menunjang penyaluran LPG baik dalam bentuk

bulk maupun kemasan tabung di Depot LPG Cilacap antara lain ;

1. Dua (2) unit Filling Shed, satu (1) unit untuk penyaluran LPG kemasan

tabung dan satu (1) unit untuk penyaluran LPG curah melalui Skid atau Iso

tank yang disajikan dalam lampiran 9

Sarfas pendukung di filling shed antara lain vapor and filling nozzle, liquid

and vapor hose, liquid and vapor valve, manufer dan Apar. Fungsi dari

masing masing alat antara lain :

a. Vapor And Filling Nozzle adalah alat yang dipasang pada iso tank atau

skid tank yang terhubung dengan selang penyalur liquid LPG

b. Vapor and filling Hose adalah selang penyalur liquid LPG dari tangki

timbun ke iso tank atau skid tank

c. Vapor and filling valve adalah kerangan untuk membuka atau menutup

aliran LPG ke iso tank

d. Manufer adalah lokasi untuk iso tank dan skid tank

2. Pompa penyaluran produk LPG, total pompa yang digunakan adalah 11 unit

dimana pompa filling tabung sebanyak 6 unit sedangkan 5 unit untuk pompa

penyaluran skid tank.

3. Dua unit jembatan timbang digital dengan kapasitas @60 MT. Namun,

13
jembatan yang digunakan untuk operasional hanya satu unit jembatan timbang

saja, disajikan pada lampiran 9

4. Enam unit filling point untuk pengisian LPG curah ke Skid Tank.

5. Dua puluh empat unit filling manual LPG kemasan tabung kapasitas 3 kg.

6. Delapan belas unit Carousel LPG kemasan tabung kapasitas 12 kg.

7. Dua unit filling manual LPG kemasan tabung kapasitas 50 kg.

8. Alat pemeriksaam kebocoran tabung (Leak Test)

9. Dua unit timbangan digital LPG kemasan tabung (Kosan Chrisplant).

10. Satu unit chain conveyor sebagai alat bantu kerja pengisian LPG kemasan

tabung kapasitas 5.5 kg dan 12 kg.

11. Tiga unit Air compressor sebagai penyuplai udara untuk kinerja Pneumatic

System.

12. Air Dryer sebagai alat pengering udara yang dihasilkan oleh unit kompresor.

2.4.4 Sarana dan Fasilitas K3LL

Sarana dan fasilitas yang tersedia di Depot LPG Cilacap untuk menunjang

aspek Health, Safety and Environmental (HSE) antara lain ;

1. Kolam pemadam dengan kapasitas total 4250 m3.

2. Shelter racun api 350 lbs sebanyak 11 unit

3. Fire hose box :10 Unit ( Tipe 1 ) dan 4 unit (Tipe 2)

4. Fire monitor sebanyak 10 Unit

5. Penangkal petir sebanyak 2 unit

6. Tanki own use pompa PMK

7. Fire Hydrant sebanyak 20 Unit

14
8. Jalur Pipa Pemadam Kebakaran

9. Closed Circuit Television (CCTV), Gas Detector, dan Early Warming System.

2.5 Pola Suplai dan Distribusi Depot LPG Cilacap

Suplai LPG adalah usaha pengadaan LPG termasuk pengaturan dalam

sistem pengirimannya baik menggunakan jalur darat (Skid Tank dan Pipa) maupun

jalur laut (Tanker atau Tongkang). LPG yang diterima oleh Depot LPG Cilacap

berasal dari Refinery Unit (RU) IV Cilacap dari plant RFCC dan FOC, apabila

persediaan LPG di RU kurang maka LPG disuplai dari Ship to Ship (STS) Teluk

Semangka.

Distribusi LPG adalah penyaluran LPG kepada konsumen secara merata

dengan cepat, tepat baik secara mutu dan kuantitas. Sarana yang digunakan untuk

distribusi melalui skid tank atau iso tank dan juga melalui kemasan tabung.

Konsumen Depot LPG Cilacap antara lain adalah SPBE yang sifat bisnisnya yaitu

konsinyasi dan juga Agen dengan bisnis sales.

Berikut merupakan gambar dari Pola Suplai dan Distribusi Depot LPG

Cilacap yang disajikan pada gambar 2.2

15
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Liquefied Petroleum Gas (LPG)( 1: 2-6)

Gas bumi adalah gas yang keluar dari dalam bumi yang mempunyai

komposisi senyawa hidrokarbon dan non hidrokarbon. Macam - macam gas bumi

antara lain yaitu ;

1. Gas alam (Natural Gas)

2. Gas alam yang dicairkan (Liquefied Natural Gas)

3. Gas alam yang dimampatkan (Compressed Natural Gas)

4. Gas minyak Bumi yang dicairkan (Liquefied Petroleum Gas)

Komponen penyusun gas bumi yaitu Hidrokarbon (H – C) yang didalamnya

terdiri dari komponen PONA (Parafin, Olefin, Naften, dan Aromat). Selain

hidrokarbon, di dalam gas bumi juga terdapat komponen Non Hidrokarbon antara

lain CO2, N2, H2O, H2S dan lain lain. Komponen Non Hidrokarbon ini harus

dihilangkan pada proses pengolahan karena perannya adalah sebagai zat pengotor

(impurities) yang akan menurunkan daya kerja dari produk gas bumi

LPG merupakan singkatan dari Liquefied Petroleum Gas yang mana di

Indonesia dipasarkan dengan brand Elpiji. LPG diperoleh dari dua sumber yaitu

Gas Bumi dan hasil pengolahan Crude Oil atau minyak mentah yang didinginkan

dan dicairkan. Tahapan pembuatan LPG sebagai berikut ;

1. Pembersihan gas Hidrokarbon (H – C) dari zat zat impurities

2. Kompresi dan pencairan gas

16
3. Pemisahan komponen LPG berupa Propana (C3H8) dan Butana ( C4H10) yang

dilakukan dalam kolom distilasi

LPG terdiri dari komponen penyusun berupa hidrokarbon dan non

hidrokarbon. Fraksi HC penyusun LPG yaitu propana dan butana (C3 – C4) dalam

bentuk paraffin dan isoparaffin, walaupun terdapat C1, C2 dan juga C5 tetapi

dalam jumlah kecil dan harus dibatasi untuk menunjang unjuk kerja dari produk

LPG. (1:29-30)

3.1.1 Jenis Jenis LPG (2:4-5)

LPG dibedakan menjadi dua kategori berdasarkan komponen hidrokarbon

penyusun dan berdasarkan cara penyimpanan yaitu:

a. LPG berdasarkan komponen hidrokarbon penyusun dibedakan menjadi tiga

jenis antara lain :

1. LPG Propana (C3H8), yaitu LPG dengan penyusun utamanya berupa Propana

(C3) minimum 95 % volume (spesifikasi dapat dilihat pada lampiran 1)

2. LPG Butana (C4H10), yaitu LPG dengan komponen utama berupa Butana (C4)

minimum 97,5% volume (spesifikasi dapat dilihat pada lampiran 2)

3. LPG Mixed (LPG Campuran) yaitu komponen LPG berupa campuran Propana

dan Butana minimum 97 % volume (spesifikasi dapat dilihat pada lampiran 3)

b. LPG berdasarkan cara penyimpanan, LPG dibedakan menjadi 2 jenis yaitu;

1. Refrigerated LPG yaitu LPG yang dicairkan dengan cara didinginkan hingga

mencapai suhu -42ºC untuk propana dan 0ºC untuk butana pada tekanan

atmosfir.

17
2. Pressurized LPG yaitu LPG yang dicairkan dengan cara ditekan hingga sekitar

6 kg/cm2 pada suhu kamar. LPG jenis ini dipasarkan oleh PT Pertamina untuk

rumah tangga, komersial ataupun industri.

3.1.2 Spesifikasi LPG (3:5-7)

Spesifikasi LPG sebagai bahan bakar rumah tangga dan industri diatur dengan

Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor:

26525.K/10/DJM.T/2009, tanggal 31 Desember 2009 (tertera pada lampiran 3).

Spesifikasi adalah persyaratan mutu atau standar mutu, yaitu batasan

minimum dan maksimum dari sifat sifat tertentu dari satu produk, baik BBM

maupun non BBM yang ditetapkan oleh pemerintah dengan berpedoman pada

metode tertentu. Hal ini dimaksudkan agar dapat melindungi konsumen

mendapatkan jaminan mutu yang baik, serta aman dalam pemakaiannya. Dengan

demikian konsumen tidak ragu dengan kualitas produk LPG yang digunakan.

Berikut merupakan batasan batasan sifat LPG antara lain:

a. Volatilitas, Tekanan Uap, dan Densitas Relatif

Volatilitas seperti yang diinfomasikan pada ASTM D 1837, yaitu temperatur

di mana 95% produk telah menguap dan merupakan ukuran jumlah yang paling

sukar menguap. Volatilitas dikombinasikan dengan tekanan uap ASTM D 1267

maka akan diketahui densitas dari dua komponen penyusun LPG tersebut.

b. Komposisi Hidrokarbon

Komponen hidrokarbon yang menyusun LPG dibatasi pada propana dan

butana. Hal ini apabila komponen H-C ringan lebih besar maka menyebabkan

tekanan uap menjadi tinggi sehingga mudah menguap. Sedangkan komponen HC

18
yang lebih berat menyebabkan sifat penguapan menjadi lebih kecil. Untuk metode

pengujian komposisi hidrokarbon LPG ditetapkan pada ASTM D 2163.

Pembatasan juga dilakukan pada etilena (C2H4) untuk mencegah terbentuknya

deposit karena proses polimerisasi. Asetilena (C2H2) dibatasai karena bersifat

korosif terhadap tembaga dan bersifat mudah meledak dibanding senyawa

hidrokarbon yang lain, dan butadiene (C4H6) dihindari karena menyebabkan

deposit yang mengakibatkan penyumbatan.

c. Senyawa Sulfur dan Tembaga

Senyawa sulfur yang didefinisikan berdasarkan ASTM D 2784 yaitu Total

Sulfur, Karbonil sulfida (CS2), merkaptan dan korosi lempeng tembaga. Proses

pengolahan LPG selalu meminimalisir adanya sulfur pada LPG karena senyawa

tersebut dapat mengakibatkan adanya korosi. Pengendalian sifat korosi diuji

menggunakan standar menurut ASTM D 1836.

d. Residu

Residu merupakan komponen hidrokarbon yang fraksinya lebih berat daripada

propana dan butana. Keberadaan residu membuat kinerja dari LPG kurang baik,

hal ini menyebabkan adanya penyumbatan aliran pada regulator dan keran.

Besarnya residu ditentukan oleh satuan Indeks Titik Akhir (EPI) .

e. Air dan Uap Air

Persyaratan mutlak adalah LPG tidak boleh mengandung air bebas. Air

terlarut dapat memberikan masalah karena terbentuk hidrat dan memberikan uap

air di dalam fasa gas. Keduanya akan menyebabkan penyumbatan, maka perlu

dibatasi keberadaan uap dan air.

19
3.1.3 Sifat Sifat LPG (3: 4-6)

Sifat sifat atau karakteristik LPG perlu diketahui, hal ini bertujuan untuk

kemudahan dalam penanganan saat pengolahan, pengangkutan, penimbunan dan

pendistribusian sehingga tetap senantiasa terjamin keamanannya. Sifat LPG yang

perlu dikenali berupa sifat fisik dan kimia. Sifat fisika LPG berupa bentuk dan

strukturnya, sedangkan sifat kimia berupa komposisi LPG.

LPG mempunyai sifat sifat sebagai berikut:

1. LPG memiliki dua bentuk yaitu fasa gas dan cair.

LPG memiliki fasa gas pada tekanan atmosfir karena propana (C3H8) dalam

bentuk gas mempunyai berat jenis satu setengah kali berat jenis udara,

sedangkan Butana (C4H10) dalam bentuk gas mempunyai berat jenis dua kali

berat jenis udara. Berat jenis LPG lebih kecil dari udara apabila terjadi

kebocoran gas LPG maka akan berkumpul di bawah.

LPG memiliki fasa cair pada tekanan 2.2 bar untuk butana murni dan 22 bar

untuk propane murni.

2. LPG dapat menghambur atau defuse dalam udara secara pelan, kecuali apabila

ada angin.

3. LPG dapat membentuk campuran udara yang mudah terbakar (flammable).

Dalam batas flammable LPG, sumber api yang terbuka dapat menyambar gas

tersebut. Tekanan uap (Vapour Pressure) cukup besar, sehingga kebocoran LPG

akan membentuk gas secara cepat dan berubah volume menjadi lebih besar dan

bersifat flammable.

4. LPG tidak bersifat korosi terhadap baja, tembaga, perunggu, dan aluminium

20
5. LPG tidak mempunyai sifat pelumasan terhadap metal

6. LPG merupakan pelarut yang baik, khususnya terhadap karet, sehingga perlu

selang khusus dalam penanganan dan penggunaannya.

7. Dalam bentuk gas maupun cair, LPG tidak berbau dan tidak berwarna. Maka

untuk mendeteksi kebocoran diberi zat pembau berupa Ethyl Mercaptan atau

Butyl Mercaptan

8. LPG tidak beracun, namun apabila terjadi kebocoran di udara dalam

konsentrasi sekitar (2 - 3%) dapat menyebabkan anaesthetics yang dapat

mengakibatkan pusing dan pingsan. Apabila terjadi kebocoran di ruangan

tertutup, dapat menggantikan O2 di ruangan tersebu dan akan mengakibatkan

gangguan saluran pernafasan (sesak nafas) pada orang yang ada di dalamnya.

3.1.4 Kegunaan LPG (3: 6-7)

LPG menjadi salah satu bahan bakar yang kini banyak diminati oleh

masyarakat. Keunggulan LPG dari bahan bakar lain antara lain energi panas yang

dihasilkan lebih besar sehingga pemanfaatan LPG lebih efisien dari pada bahan

bakar lain. Berikut merupakan tabel yang menginformasikan energi panas yang

dihasilkan oleh LPG.

Tabel 3.1 Perbandingan Energi Panas

21
Masyarakat di Indonesia memanfaatkan LPG secara garis besar yaitu :

a. Sebagai bahan bakar

1. Untuk rumah tangga, dimanfaatkan sebagai :

a. Sebagai bahan bakar kompor untuk memasak

b. Sebagai bahan bakar water heater

c. Sebagai bahan bakar lampu penerangan

2. Untuk industri, dimanfaatkan sebagai :

a. Industri makanan : LPG dipakai sebagai bahan bakar dalam proses pengolahan

makanan

b. Industri tekstil : LPG digunakan sebagai bahan bakar untuk proses produksi

pabrik tekstil

c. Industri kertas dan percetakan : LPG digunakan sebagai sumber panas dalam

pengeringan, pencairan, dan pemanasan.

d. Industri Keramik dan Gelas : LPG dipakai untuk bahan bakar peleburan gelas,

pembentukan gelas, untuk mengolah batu kapur dan pembakaran keramik

e. Industri Logam: LPG digunakan untuk bahan bakar mencairkan logam,

memompa logam, pemanasan untuk pemotongan lembaran lembaran plat baja,

serta digunakan untuk memanasi dalam proses menghilangkan goresan pada

permukaaan plat baja.

f. Industri Korek Api Gas : LPG dipakai sebagai bahan baku untuk pengisi gas

dalam korek api.

b. Sebagai Non Bahan Bakar

Penggunaan LPG selain menjadi bahan bakar, LPG dapat dimanfaatkan sebagai

22
1. LPG digunakan sebagai aerosol untuk bahan penekan atau penyemprot pada

produk tertentu misalnya obat nyamuk semprot.

2. LPG sebagai pendingin atau yang disebut refrigerant. LPG digunakan untuk

pengganti Freon pada AC, lemari pendingin dan produk lain yang

membutuhkan pendingin.

3.1.5 Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan LPG(4:1)

a. Keunggulan Penggunaan LPG :

1. Hampir bebas dari asap

2. Mudah digunakan dan dipindahkan

3. Bersih dan ramah lingkungan

4. Pembakaran mudah disesuaikan

5. Menghasilkan energi panas yang tinggi

6. Mudah didistribusikan

7. Cepat panas dan efisien

b. Kelemahan Penggunaan LPG

1. Lebih mahal dibandingkan dengan gas bumi (LNG)

2. Memerlukan tabung yang harganya cukup mahal

3. Memerlukan peralatan seperti kompor gas yang harganya lebih mahal bila

dibanding dengan harga kompor biasa.

4. Berpeluang terjadi kebocoran dan meledak.

23
3.2 Tabung LPG (2:10-11)

Gambar 3.1 Tabung LPG 3 Kg

Gambar 3.1 merupakan penampakan visual dari tabung LPG kemasan 3 Kg

milik PT Pertamina Persero. Menurut Pertamina (2007) dalam bukunya yang

berjudul Buku Pintar Petunjuk Aman Penggunaan Elpiji 3 Kg Pertamina, Tabung

LPG yang resmi memiliki ciri ciri sebagai berikut :

1. Penampilan visual secara umum harus tampak mulus dan tidak mengalami

kerusakan/penyok.

2. Pemasangan valve, sisa ulir valveyang tampak adalah 3-5 ulir

3. Rigi rigi memiliki hasil las baik

4. Mutu pengelasan baik yang ditunjukan tidak ada cacat seperti undercut, pin

hole atau retak

5. Mutu penandaan tabung baik.

Ciri ciri khusus yang harus ada pada tabung LPG Pertamina antara lain

a. Penandaan pada sisi hand guard :

1. Diproduksi untuk Pertamina

2. Kode Produksi pabrikan dan nomor seri

24
3. Water capacity, Tara Wight, dan Test Pressure

4. Bulan dan Tahun Pembuatan

5. Penanda SNI pada produk/stamping

Gambar 3.2 Penanda sisi Hand Guard

b. Penanda pada body tabung :

1. Lingkaran merah di sekitar neck ring dengan lebar pengecatan 20 + 1 mm

2. Emboss logo Pertamina

3. Lambang LPG Pertamina pada sisi hand guard berupa sablon bulan dan

tahan uji selanjutnya

Gambar 3.3 Penanda sisi Seal Cap

25
3.3 Rangkaian Unit Filling Machine( 5:5-10 )

Rangkaian Unit Filling Machine (UFM) adalah suatu peralatan yang berfungsi

untuk menginjeksikan produk LPG kedalam kemasan tabung untuk dipasarkan ke

masyarakat atau konsumen produk LPG.

UFM merupakan rangkaian yang tersusun atas beberapa peralatan yang

mendukung proses pengisian produk LPG. Berikut merupakan peralatan yang

menyusun UFM antara lain :

a. Palletizing Systems

Sistem Pallets didesign untuk membuat penanganan pada proses penataan

tabung LPG bekerja secara otomatis baik ketika proses bongkar maupun muat. .

Berikut ini merupakan gambar Palletizing System yang ditunjukan pada gambar

3.4

Gambar 3.4 Palletizing System

b. Conveyor Systems

Sistem Conveyor berfungsi untuk memudahkan pemindahan tabung LPG

secara otomatis, dari proses bongkar, proses pengisian/filling, hingga proses muat.

Adanya conveyor menjadikan proses pengisian menjadi lebih cepat, karena secara

otomatis tabung LPG dapat dipindahkan dari lokasi bongkar hingga ke lokasi

26
muat dalam hitungan detik. Selain itu conveyor system juga meminimalisir

penggunaan manpower. Berikut ini merupakan gambar conveyor systems akan

ditunjukan pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Conveyor System

c. Carrousel Filling Systems

Carrousel Filling System didesign untuk proses pengisian yang aman dan

efektif. Kapasitas filling mencapai 1800 tabung per jam. Banyaknya unit filling

machine dalam satu set carrousel filling dapat disesuaikan. Data hasil tabung LPG

yang diisi dapat disinkronkan dengan PC . Design carrousel filling system dapat

menjadikan proses lebih efektif dan menghemat manpower sehingga terhindar

dari resiko human error. Berikut ini merupakan gambar carrousel filling system

ditunjukan pada gambar 3.6

27
Gambar 3.6 Carrousel Systems

d. Unit Filling Machine

Unit Filling Machine adalah mesin pengisian yang didesign untuk proses

pengisian yang aman dan akurat. UFM menggunakan sistem prinsip berat dan

aliran massa, proses pengisiannya menggunakan sistem otomatis dan semi

otomatis. UFM dapat diinstalasikan di carrousel, in line roller atau di chain

conveyor. UFM dapat diatur untuk mengisi tabung dengan berat yang ditentukan

dengan keakuratan yang tinggi. Kesalahan dalam pengisian ±0.5 kg pada setiap

tabung. Kelebihan pengisian menggunakan UFM antara lain ;

1. Biaya instalasi yang rendah

2. Service dan maintenance mudah

3. Membutuhkan tenaga yang kecil

4. Dilengkapi dengan safety system dan terinstalasi dengan PC .

Penampakan fisik dari UFM ditunjukan pada gambar 3.7

28
Gambar 3.7 Unit Filling Machine (UFM)

UFM memiliki komponen peralatan yang mendukung kinerja, berikut ini

merupakan komponen pada UFM ;

1. Filling Head, berfungsi sebagai katup untuk menghubungkan pipa UFM ke

tabung LPG dalam proses pengisian produk. Keunggulan komponen UFM

yaitu dapat digunakan pada proses pengisian normal maupun evakuasi. Selain

itu filling head juga meminimalisir terjadinya kebocoran pada proses

pengisian.

2. Checking Weighing System, yaitu peralatan yang berfungsi untuk mengoreksi

berat bersih (netto) pada masing masing tabung LPG. Sistem ini terdiri dari

timbangan yang terpasang pada chain conveyor yang dilengkapi dengan

sensor, sehingga setiap tabung yang telah diisi melewati sensor ini yang

29
kemudian akan ditimbang beratnya oleh Checking Weighing System dengan

ukuran berat yang telah disetting. Ketika berat tabung tidak memenuhi ukuran

yang ditentukan maka secara otomatis tabung tersebut terdorong ke UFM

untuk ditambah atau dikurangi berat isinya.

3. Leak Testing Bath, adalah peralatan yang digunakan secara manual untuk

mengetes adanya kebocoran pada tabung LPG. Komponen utama pada leak

testing bath adalah air. Cara kerja uji kebocoran adalah, tabung yang telah

diisi berjalan menggunakan chain conveyor melewati leak testing bath yang

berisi air sehingga tabung tabung tersebut terendam air. Kebocoran tabung

diindikasikan dengan adanya gelembung gelembung udara dalam air, sehingga

operator langsung menangani adanya kebocoran tersebut.

4. Evacuation System, adalah peralatan yang didesign secara aman untuk

melakukan evakuasi pada tabung tabung LPG yang mengalami overfilled atau

kebocoran. Apabila terjadi luberan pada tabung karena dua keadaan tersebut

maka evacuation system dapat mengembalikan tumbahan produk tersebut

masuk ke tangki LPG yang telah tersedia. Hal ini berguna untuk menghindari

losses dan pencemaran lingkungan akibat paparan gas LPG.

3.4 Pompa Produk LPG

3.4.1 Definisi Pompa (6:6)

Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari

suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikan tekanan cairan tersebut.

Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan hambatan

30
pengaliran. Hambatan hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan,

perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.

Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi

aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikan

tekanan dan mengatasi tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.

3.4.2 Pompa Sentrifugal

Pompa yang digunakan untuk distribusi produk LPG adalah jenis pompa

sentrifugal. Pompa ini merupakan salah satu jenis pompa kerja dinamis dengan

prinsip kerja untuk mengubah energi kinetik atau kecepatan cairan menjadi energi

potensial melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Gaya sentrifugal

yang timbul karena adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan

lengkung (melingkar)

Keunggulan pompa sentrifugal yaitu bentuknya yang sederhana dan harganya

yang relatif murah. Keunggulan yang lain adalah gerakan impeller pompa yang

kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa, kenadalan operasi tinggi

disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan tidak ada katup katup,

kemampuan untuk beroperasi pada putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan

motor listrik, motor bakar atau turbin uap ukuran kecil sehingga hanya

membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi yang ringan,

harga murah dan biaya perawatan murah.

Berikut ini merupakan bagian dari pompa sentrifugal secara umum dapat

dilihat pada gambar 3.8 sebagai berikut:

31
Gambar 3.8 Bagian Pompa Sentrifugal

3.4.3 Kelengkapan Pompa

Peralatan pendukung oil movement process atau distribusi minyak antara lain

yaitu ;

1. Pressure Gauge

Pressure Gauge didesign untuk mengukur tekanan pada bisnis hilir minyak

dan gas. Alat ini digunakan untuk mencegah terjadinya kegagalan dini, yang dapat

mengganggu operasi dengan cara mati/ shut down dan mengancam keselamatan

operator.

Pressure Gauge mengukur tekanan dengan satuan Psig/bar dengan

pengamatan direct reading measurement. Cara kerja Pressure Gauge

menggunakan elemen sensing yaitu berupa Bourdon Tube, tekanan yang masuk

melalui sensing akan memutar jarum secara mekanik pada pressure gauge.

Penampakan fisik Pressure Gauge ditunjukan pada gambar 3.9

32
Gambar 3.9 Pressure Gauge

2. Pressure Relief Valve (7: 6-8)

Pressure relief valve adalah peralatan yang digunakan untuk purging/ melepas

udara sebagai bentuk overpressure. Alat ini beropeasi bertujuan untuk proteksi

sistem operasi dan peralatan yang lain seperti pipa dan pompa.

Pressure Relief Valve (PRV) digunakan pada berbagai peralatan seperti

pressured vessel , pompa, dan pipa. Alat ini sebagai alat kontrol akhir untuk

pencegahan kecelakaan atau ledakan yang disebabkan oleh overpressure.

Saat ini, tekanan dan aliran di proses industri dikontrol dengan menggunakan

sistem elektronik dengan peralatan instrumentasi yang handal. Hampir semua

perlatan yang ada dalam kontrol sistem menggunakan sumber tenaga berupa

electric/ listrik, pneumatic dan hydraulic.

Proses kontrol yang dilakukan pada PRV menggunakan basic process control

loop, yang mana tekanan diindikasikan oleh transmitter yang disebut Pressure

Indicating Transmitter (PIT) mengirimkan sinyal tekanan ke konroler jenis PID

(Proportional Intergral Derivative), yang mana mengirimkan sinyal ke control

33
valve untuk mengatur sistem aliran dan tekanan. Berikut merupakan gambar

flowchart sistem control tekanan ditunjukan pada gambar 3.10

Gambar 3.10 Flow Chart Pressure Control System

3.5 Metode Forecasting (8:2-19)

Forecasting berasal dari kata forecast yang berarti prakiraan. Kegiatan ini

dilakukan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di waktu mendatang. Kegiatan

prakiraan sangat penting dilakukan oleh sebuah institusi termasuk perusahaan.

Pentingnya melakukan forecasting yaitu untuk melakukan perencanaan dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan.

Terdapat beberapa metode forecasting antara lain Time Series Patterns dan

Smoothing Method. Kedua metode ini memiliki spesifikasi dan kualifikasi masing

masing.

Metode smoothing yang sering digunakan adalah Exponential Smoothing

(Pemulusan Eksponensial), yaitu menggunakan data masa lalu dimuluskan dengan

cara melakukan pembobotan menurun secara eksponensial terhadap nilai

pengamatan yang lebih tua. Terdapat beberapa kategori yang masuk dalam

Exponential Smoothing yaitu ;

34
1. Single Explonential Smoothing (Pemulusan Eksponensial Tunggal)

2. Double Exponential Smoothing (Pemulusan Eksponensial Ganda)

3. Triple Exponential Smoothing (Pemulusan Eksponensial Tripel)

Sedangkan metode yang akan digunakan pada perhitungan analisa kebutuhan

Unit Filling Machine (UFM) yaitu metode Time Series. Dalam forecasting,

digunakan data berdasarkan pola atau tingkah laku data pada masa lampau. Data

yang dikumpulkan dari waktu ke waktu disebut time series. Metode ini dapat

diilustrasikan sebagai satu rangkaian observasi yang disimbolkan (x), dengan

masing masing data pada waktu tertentu (t). Forecast menggunakan data time

series perlu memperhatikan pola data yang macamnya yaitu horizontal, trend,

musiman, dan siklis. Pola horizontal merupakan kejadian yang tidak terduga dan

bersifat acak, tetapi kemunculannya dapat mempengaruhi time series fluktuasi

data time series. Pola trend merupakan kecenderungan arah data dalam jangka

panjang, dapat berupa kenaikan maupun penurunan. Pola musiman merupakan

fluktuasi dari data yang terjadi secara periodik dalam kurun waktu satu tahun,

seperti triwulan, kuartalan, bulanan, mingguan, atau harian.

Data untuk bahan metode time series tergolong stasioner dan nonstasioner.

Data stasioneritas yaitu tidak terjadi pertumbuhan dan penurunan data, pola data

data tersebut berada pada kesetimbangan di sekitar nilai rata rata yang konstan

dan variansi di sekitar rata rata tersebut konstan selama waktu tertentu. Sedangkan

data nonstasioner yaitu apabila terdapat unsur trend dalam data yaitu mengalami

kenaikan dan penurunan seiring bertambahnya periode waktu.

35
Trend merupakan suatu garis (trend) yang menunjukan arah perkembangan

secara umum. Terdapat dua jenis trend yaitu Trend Linear dan Trend

Eksponensial.

a. Trend Linear

Trend Linear adalah garis peramalan yang sifatnya linear sehingga secara

matematis dapat dituliskan dalam fungsi

Y’ = A+ Bx ....................................................................................... (3.1)

Y’ = nilai trend periode tertentu

A = konstanta, nilai trend pada periode dasar

B = koefisien arah garis trend, perubahan trend setiap periode

x = unit periode yang dihitung dari periode dasar.

Metode yang digunakan untuk menentukan persamaan trend linear antara lain:

1. Metode Bebas

2. Metode Setengah Rata Rata

3. Metode Kuadrad Terkecil

Masing masing metode tersebut memiliki tingkat penyimpangan yang

berbeda. Berdasarkan hasil observasi terdapat hasil menyatakan metode kuadrad

terkecil (Least Square Method) memiliki tingkat penyimpangan terkecil.

Penyimpangan ini disebut deviasi yang mana diilustrasikan sebagai jarak vertical

antara data observasi dengan nilai ‘Y’. Besarnya nilai deviasi dinyatakan dalam

fungsi Avarage Absolut Error

∑𝒏
𝒊=𝟏(𝒚−𝒚′)
𝟐
(AAE) = .......................................................................... (3.2)
𝒏

sedangkan besarnya A dan B berdasarkan metode kuadrad terkecil yaitu

36
𝛴𝑌 × 𝛴𝑋 2 − 𝛴𝑋 × 𝛴𝑋𝑌
𝐴= 𝑛 × 𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2
.................................................................... (1)

𝑛 × 𝛴𝑋𝑌− 𝛴𝑋 × 𝛴𝑌
𝐵= ....................................................................... (2)
𝑛 × 𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2

b. Trend Non Linear

Trend non linear adalah trend yang persamaannya berpangkat lebih dari satu.

Terdapat dua metode trend linear yaitu metode trend parabolik dengan pangkat 2

dan trend eksponensial dengan pangkat x.

1. Trend Parabolik

Trend Parabolik memiliki nilai variable bebas naik atau turun secara linear atau

tejadi parabola bila datanya dibuat scatter plot (hubungan variable depandent dan

indepandent)

Persamaan trend parabolik yaitu

Y’ = a + bx + cx2........................................................................ (3.3)

Dimana nilai a dan b dapat dicari dengan asumsi ∑ 𝑥 = 0 , sehingga dihasilkan

persamaan sebagai beriku

∑ 𝑥2
a = 𝑌 –c ............................................................................. (1)
𝑛

∑ 𝑥𝑦
b = ∑ 𝑥 2 ...................................................................................... (2)

∑ 𝑥2 ∑ 𝑌−𝑛 ∑ 𝑥2𝑌
c= ..................................................................... (3)
(∑ 𝑥2)2+𝑛 ∑ 𝑥4

2. Trend Eksponensial

Trend Eksponensial adalah suatu trend yang mempunyai pangkat atau

eksponen dari waktunya. Bentuk persamaan trend eksponensial dirumuskan

Y’ = a bx ........................................................................... (3.4)

Variable a dan b dirumuskan dalam fungsi di bawah ini

37
𝛴𝑙𝑜𝑔𝑌 × 𝛴𝑋 2 − 𝛴𝑋 ×(𝛴𝑋 log 𝑌)
𝐿𝑜𝑔 𝐴 = 𝑛 × 𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2
.............................................. (1)

𝑛 (𝛴𝑋 log 𝑦)− 𝛴𝑋 ×𝛴 log 𝑌


𝐿𝑜𝑔 𝐵 = .................................................... (2)
𝑛 × 𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2

3.5.1 Kriteria Memilih Trend (9:20-24)

Berikut merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih tren yaitu

dengan 3 cara antara lain:

a. Menganalisis grafik data atau scatter plot

Jika data observasi cenderung menunjukan gejala linear, kita sebaiknya

menggunakan trend linear. Jika data observasi cenderung menunjukan ciri ciri

bentuk kuadratik,gunakan trend kuadratik. Jika data cenderung tidak keduanya

gunakan trend eksponensial.

b. Menganalisa selisih data

1. Jika selisih pertama data observasi cenderung konstan, gunakan trend linear

2. Jika selisih kedua dari data observasi cenderung konstan, gunakan trend

kuadratik

3. Jika selisih pertama dari nilai logaritma data observasi cenderung konstan,

gunakan trend eksponensial

4. Menghitung Mean Square Error (AAE)

Menghitung AAE untuk setiap jenis trend, pilih garis tren yang memberikan AAE

𝛴|𝑌−𝑌′ |
terkecil. Besarnya nilai AAE dirumuskan menjadi 𝐴𝐴𝐸 = 𝑛

38
BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Efektivitas Penyaluran LPG Kemasan Tabung di Depot LPG Cilacap

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan tujuan

yang tepat dari serangkaian alternatif. Efektivitas proses pengisian LPG

ditentukan oleh keberhasilan beberapa faktor. Faktor keberasilan proses pengisian

antara lain :

1. Prosedur pengisian tabung

2. Kualitas tabung yang digunakan

3. Kesiapan sarana dan fasilitas

4.1.1 Prosedur Penyaluran LPG Tabung 3 Kg

Tabel 4.1 merupakan check list pelaksanaan prosedur penyaluran LPG Tabung 3

Kg di Depot LPG Cilacap.


Tabel 4.1 Prosedur Penyaluran LPG 3 Kg

No Kriteria Ya Tidak Keterangan

1 Adm Sales Depot LPG Cilacap


Memeriksa keabsahan SO dan SA, mencetak
LO atas alokasi di mana telah dilakukan 
penebusan oleh agen dan menyerahkan LO
kepada Kru Agen
2 Adm. Distributon Verification
Mencatat LO dan Nomor Polisi 
Menghitung kesesuaian tabung yang masuk
dengan LO dan Surat Jalan 
3 Jr. Spv HSSE
Melakukan pemeriksaan kelayakan aspek 
safety (APAR, Flame Trap, APD, dan IMK)

39
No Kriteria Ya Tidak Keterangan

4 a. Mengecek dokumen penyaluran apakah 


telah diregristrasi oleh Administrator
Distribusi Verification
b. Menghitung jumlah tabung yang akan 
diangkut oleh armada
c. Memeriksa kondisi tabung sebelum diisi 

d. Memeriksa kondisi rubber seal 

e. Memastikan semua tabung yang telah diisi 


beratnya sesuai dan dilakukan leakage test
/ test kebocoran
f. Memastikan telah terpasang rubber seal, 
seal cap dan plastic wrap
g. Memastikan jumlah tabung yang telah diisi 
sesuai dengan LO
h. Menandatangani berita acara serah terima 
penyerahan produk

Tabel 4.1 Prosedur Penyaluran LPG Tabung memiliki 12 kriteria, dengan

kategori “Tidak” sebanyak 1 kriteria. Jadi angka efektivitas prosedur ini

mencapai 91,67%. Angka kriteria tersebut cukup tinggi namun perlu dilakukan

evaluasi terhadap kriteria yang tidak dilaksanakan sesuai prosedur seperti

kelayakan HSE. Operator HSE biasanya hanya melakukan pengecekan

kelengkapan sarfas truk bukan melakukan uji kelayakan pada sarfas HSE.

4.1.2 Pemeriksaan Kualitas Tabung LPG

Tabel 4.2 merupakan check list prosedur pemeliharaan kualitas tabung LPG di

Depot LPG Cilacap

40
Tabel 4.2 Prosedur Pemeriksaan Kualitas Tabung

No Kriteria YA Tidak Keterangan


1 Mengajukan surat jalan/bon pengeluaran
material kepada Spv Receive, Storage & 
Distribution
2 Menandatangani bon pengeluaran material dan
menyerahkan kepada Spv. Sales & General 
Adm untuk ditandatangani
3 Menyerahkan ke OH untuk pengesahan
dokumen bon pengeluaran material dan 
mengembalikan ke pihak pengisian/ PT Patra
4 Menyerahkan surat pada vendor tabung
disertai dengan jumlah tabung yang akan 
dilakukan uji ulang
5 Menerima tabung yang akan diuji ulang dan
diperiksa oleh security, gate keeper, dan LK3 
6 Menghitung jumlah tabung yang dibawa sesuai
dengan bon pengeluaran dan mencatat dalam 
buku register
7 Melaksanakan pemeliharaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada pedoman 
pemeliharaan tabung LPG
8 Mencatat dalam log book dan diserahkan ke
Spv Sales & General Adm 
9 Memeriksa tabung secara random apabila hasil
On Spec maka diserahkan ke PT Patra, jika 
hasil Off Spec maka dilakukan perbaikan
10 Menghitung jumlah tabung yang diterima hasil
pemeliharaan pihak vendor dan
menandatangani dokumen bon pengembalian 
material yang diserahkan ke pihak vendor

Tabel 4.2 Prosedur Pemeriksaan Kualitas Tabung memiliki 10 kriteria yang

dilaksanakan seluruhnya sehingga angka efektivitas mencapai 100%.

41
4.1.3 Prosedur Penggunaan Unit Filling Machine (UFM)

Tabel 4.3 merupakan check list pelaksanaan prosedur pengoperasian Unit Filling

Machine (UFM) di Depot LPG Cilacap

Tabel 4.3 Prosedur Pengoperasian UFM

No Kriteria Ya Tidak Keterangan

1 Persiapan 
a. Gunakan APD
b. Tempatkan operator pengisian di UFM 
masing masing
c. Beri oil secukupnya pada filling head 
d. Buang sisa angin pada kompresor 
e. Siapkan material yang digunakan (rubber 
seal, security seal cap, dan plastic wrap
Mengidupkan
a. Tekan tombol listrik warna hijau 
b. Nyalakan pompa LPG dan buka valve 
2 Selama Operasi
a. Posisikan tabung didekat UFM 
b. Connect Nozzle yang terdapat pada UFM 
dengan valve tabung
c. Pastikan angka yang tampil pada CUC 
monitor 0.00 kg
d. Tekan F1/F2/F3 di CUC untuk memulai 
pengisian
e. Bila angka pada monitor berhenti di 8.00 
kg maka lepas nozzle dari valve tabung

f. Lakukan tes kebocoran/leakage test sesuai


prosedur yang berlaku 

g. Pasang security seal cap pada tabung 

h. Pasang plastic wrap sesuai nama agen 

42
NO Kriteria Ya Tidak Keterangan
3 Menghentikan 
a. Matikan peralatan UFM dengan benar
b. Matikan supply listrik ke peralatan UFM 
c. Flushing udara pada kompresor 
d. Matikan mesin pompa LPG 
e. Matikan pompa kompresor 

Tabel 4.3 Prosedur Pengoperasian UFM memiliki 20 kriteria dengan 2 kriteria

yang tidak rutin dilaksanakan sehingga prosedur ini memiliki tingkat efetivitas

sebesar 90%. Kriteria yang tidak rutin dilaksanakan yaitu pemberian oil dan

pembuangan air compressor pada setiap pelaksanaan penggunaan UFM. Proses

ini harus rutin dilakukan setiap hari untuk menjaga agar UFM tidak cepat rusak .

4.2 Efektivitas Proses Pengisian LPG Kemasan Tabung 3 Kg

Berikut ini merupakan prosedur pengisian LPG kemasan tabung 3 Kg yang

diuraikan dalam beberapa tahap. Pelaksanaan tahap tahap ini akan menjadi faktor

efektivitas dari prosedur proses pengisian.Tahap tahap pengisian antara lain:

4.2.1 Kelengkapan Dokumen dan Sarana Fasilitas Pengisian

Check list kelengkapan dokumen dan sarana fasilitas pengisian disajikan pada

tabel 4.4 di bawah ini

Tabel 4.4 Kelengkapan Dokumen dan Sarfas

No Kriteria Ya Tidak Keterangan

1 Kelengkapan Dokumen : 
a. Surat Jalan
b. Loaading Order (LO) 
c. Tanda Penukaran 
d. Buku Laporan Harian 

43
No Kriteria Ya Tidak Keterangan
Kelengkapan Sarfas Pengisian :
a. Tabung Elpiji 3 Kg 
b. Rubber Seal 
c. Security Seal Cap 
d. Wrapping plastic 
e. UFM 3 Kg 
f. Air Compressor 
g. Transfer Pump 
h. Timbangan cross check 
i. Evacuation Pump 

Tabel 4.4 Kelengkapan Sarfas dan Dokumen memiliki 13 kriteria yang

dilaksanakan seluruhnya sehingga angka efetivitas prosedur tersebut 100%.

4.2.2 Pelaksanaan Pengisian LPG Kemasan Tabung 3 Kg

Proses pengisian LPG ke dalam tabung 3 Kg dibagi menjadi beberapa tahap

yaitu:

1. Tahap Administrasi

Tahap administrasi harus diselesaikan oleh pihak agen sebelum melakukan

pengisian. Berikut ini merupakan pelaksanaan prosedur administrasi LPG.

Check list pelaksanaan tahap administrasi ditunjukan pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Prosedur Administrasi Pengisian

No Kriteria Ya Tidak Keterangan


1 Agen melakukan pembayaran melalui 
bank sehari sebelum pengisian LPG
2 Agen menyetorkan bukti pembayaran 
ke pihak administrasi Depot saat akan
melakukan pengisian

44
No Kriteria Ya Tidak Keterangan
3 Pihak agen mengambil Loading Order 
di bagian administrasi penjualan Depot
LPG
4 Pemeriksaan LO oleh Gate Keeper 
5 Setelah pengisian, LO ditukar dengan 
surat jalan yang berisi tujuan
pengiriman

Tabel 4.5 Prosedur Administrasi Pengisian ada 5 kriteria yang dilaksanakan

seluruhnya sehingga angka efetivitas mencapai 100%.

2. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan ketika truk yang akan melakukan pengisian LPG

berada di filling shed. Berikut ini merupakan check list proses persiapan

pengisian yang disajikan pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Prosedur Persiapan Pengisian

No Kriteria Ya Tidak Keterangan

1 Pemeriksaan Surat jalan yang telah 


diregristrasi oleh Gate Keeper
2 Penghitungan jumlah tabung kosong 
disesuaikan dengan surat jalan
3 Pembongkaran tabung kosong dari dalam 
truk
4 Susun tabung kosong di dekat UFM 
5 Pemeriksaan visual apakah tabung layak 
untuk diisi
6 Tabung tidak layak pakai ditukar dengan 
tabung yang layak pakai

Tabel 4.6 Prosedur Persiapan pengisian memiliki 6 kriteria yang terlaksana

seluruhnya sehingga efektivitas mencapai 100%.

45
3. Tahap Pengisian

Apabila tabung kosong telah disortir, proses selanjutnya yaitu diisi dengan

mesin pengisi/ UFM. Berikut ini merupakan checklist pelaksanaan prosedur

pengisian yang disajikan pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Prosedur Proses Pengisian

No Kriteria Ya Tidak Keterangan

1 Tabung memasuki mesin pengisian/ UFM 


2 Memastikan koneksi fillung head dan
valve tabung terhubung baik 
3 Tabung yang keluar dari UFM, ditimbang
pada timbangan cross check 
4 Pengetesan kebocoran pada leak test
dengan media air 
5 Pemasangan seal cap , dan plastic wrap 

Tabel 4.7 Prosedur Proses Pengisian ada 5 kriteria, terdapat 1 kriteria yang

tidak dilakukan yaitu melakukan pengukuran berat tabung pada cross check

sehingga angka efektivitas prosedur ini mencapai 80%. Tahap pengukuran berat

tabung isi seharusnya dilakukan namun operator pengisian hanya memperhatikan

berat pada layar UFM tanpa melakukan cross check. Tindakan ini tidak terlalu

beresiko karena timbangan pada UFM sudah cukup akurat.

4. Tahap Penyelesaian

Ketika proses pengisian tabung telah dilakukan maka operator pengisian

melaksanakan tahap akhir yaitu penyelesaian. Berikut merupakan checklist

pelaksanaan penyelesaian pengisian LPG kemasan tabung. Tahap ini disajikan

pada tabel 4.8

46
Tabel 4.8 Prosedur Penyelesaian Pengisian

No Kriteria Ya Tidak Keterangan

1 Menyusun tabung isi ke truk dengan baik


dan rapi 
2 Menghitung tabung isi sesuai dengan
jumlah yang tertera di Loading Order 
3. Ketika proses pengisian selesai, matikan
UFM, Transfer Pump dan sumber listrik 
4 Menutup valve saluran LPG pada UFM 
5 Memamtikan air compressor sesuai 
prosedur

Tabel 4.8 Prosedur Penyelesaian Pengisian dengan 5 kriteria. Kriteria kriteria

tersebut terlaksana seluruhnya. Prosedur ini memiliki tingkat efektivitas mencapai

100%.

4.3 Tingkat Efektivitas Prosedur Pengisian dan Penyaluran LPG 3 Kg

Prosedur pengisian dan penyaluran didasarkan pada kriteria yang ada pada

Tata Kerja Organisasi (TKO) Depot LPG Cilacap. Prosedur ini disajikan dalam

tabel sebanyak 8 buah yang mana masing masing tabel memiliki tingkat

efektivitas.

Tingkat efektivitas prosedur pengisian dan penyaluran LPG 3 Kg dinyatakan

dengan perhitungan rata rata seluruh prosedur. Berikut merupakan perhitungan

tingkat efektivitas prosedur :


91,67 + 100 + 90 +100 + 100 + 100 + 80 + 100
Rata Rata = 8

= 95, 2%

47
4.4 Prakiraan Penjualan LPG Tabung 3 Kg Periode 2017 -2021

Prakiraan atau gambaran mengenai masa mendatang bertujuan untuk

merencanakan suatu fenomena pada masa yang akan datang atau kondisi tertentu.

Metode yang digunakan untuk melakukan prakiraan yaitu dengan

memperhitungkan beberapa faktor yang terkait. Untuk mengetahui keterkaitan

faktor terhadap rencana yang akan dicari maka dilakukan peritungan forecast

error, maka dipilih faktor dengan nilai error terkecil.

Berikut ini merupakan tujuan dilakukan prakiraan distribusi produk LPG

kemasan tabung 3 Kg :

1. Mengetahui jumlah produk yang akan didistribusikan di masa mendatang

2. Mengetahui besarnya kebutuhan konsumen terhadap produk LPG

kemasan tabung 3 kg

3. Mengantisipasi kekosongan produk LPG dipasaran

4. Mengetahui besarnya stock yang harus diterima dari kilang

5. Menyiapkan kehandalan sarana dan fasilitas penerimaan, penimbunan dan

penyaluran.

LPG Tabung 3 Kg saat ini sangat diminati dikalangan masyarakat, terutama

pada golongan rumah tangga. Karena ukurannya yang kecil, dengan berat tabung

isi hanya sekitar 8 Kg, hal ini yang membuat masyarakat lebih berminat

menggunakan LPG 3 Kg. Di Depot LPG Cilacap, penjualan LPG Tabung 3 Kg

mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan data yang diambil mulai dari

tahun 2012 – 2016.

48
Untuk memprediksi penjualan LPG beberapa tahun kedepan, maka digunakan

metode kwardrat terkecil (least square methode). Data yang digunakan sebagai

sample yaitu data penjualan 5 tahun terakhir yaitu data 2012 – 2016, disajikan

pada tabel 4.9 sebagai berikut :


Tabel 4.9 Laporan Penjualan LPG 3 Kg Tahun 2012 - 2016

Tahun JUMLAH TABUNG VOLUME (KG) VOLUME (MT)

2012 4.420.880 13.262.640 13.262,64


2013 4.693.040 14.079.120 14.079,12
2014 5.452.480 16.357.440 16.357,44
2015 5.847.880 17.543.640 17.543,64
2016 6.157.880 18.473.640 18.473,64
Sumber : Sales and General Administration

Berdasarkan data Tabel 4.9 Laporan Penjualan LPG 3 Kg Tahun 2012 – 2016

maka kenaikan penjualan dapat ditunjukan pada grafik di bawah ini:

Penjualan LPG Tabung 3 Kg 2012-2016


20,000,000

15,000,000
Volume (kg)

10,000,000

5,000,000

0
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 4.1 Grafik Penjualan 2012 -2016

4.4.1 Perhitungan Prakiraan Penjualan LPG Kemasan Tabung 3 Kg

Metode yang digunakan untuk mengetahui prakiraan atau forecast terhadap

penjualan LPG kemasan tabung 3 kg yaitu (least square methode) antara lain Tren

49
Linear dan Eksponensial. Metode lain yang digunakan adalah metode Regresi

Berganda menggunakan aplikasi Microsoft Excel.

a. Perhitungan Trend Linear

Tabel 4.10 Perhitungan Tren Linear Penjualan LPG 3 Kg

TAHUN VOLUME (MT) X Y X2 XY


2012 13.262,64 -2 13.262,64 4 -26.525,28
2013 14.079,12 -1 14.079,12 1 -14.079,12
2014 16.357,44 0 16.357,44 0 0
2015 17.543,64 1 17.543,64 1 17.543,64
2016 18.473,64 2 18.473,64 4 36.947,28
Total 0 79.716,48 10 13.886,52

Berdasarkan informasi data yang ditunjukan pada tabel 4.10 maka dapat

digunakan untuk memenuhi rumus Trend Linear sebagai berikut :

Y’ = A + Bx, dimana nilai A dan B dapat dicari dengan persamaan berikut

𝛴𝑌 × 𝛴𝑋 2 − 𝛴𝑋 × 𝛴𝑋𝑌
𝐴=
𝑛 × 𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2

𝟕𝟗.𝟕𝟏𝟔,𝟒𝟖 𝐱 𝟏𝟎−𝟎 𝐱 𝟏𝟑.𝟖𝟖𝟔,𝟓𝟐


= 5 𝑥 10−0

= 15.943,296

𝑛 × 𝛴𝑋𝑌 − 𝛴𝑋 × 𝛴𝑌
𝐵=
𝑛 × 𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2

5 𝑥 𝟏𝟑.𝟖𝟖𝟔,𝟓𝟐−𝟎 𝐱 𝟕𝟗.𝟕𝟏𝟔,𝟒𝟖
= 5 𝑥 10−0

= 1.388,652

Berdasarkan persamaan (1) dan (2) maka dapat diketahui nilai

A = 15.943,296

B = 1.388,652

50
Untuk mengetahui besarnya nilai Average Absolute Error (AAE ) yang

memiliki rumus

𝛴|𝑌−𝑌 ′ |
𝐴𝐴𝐸 = maka perlu informasi Y’ yang dinyatakan dalam tabel 4.11 di
𝑛

bawah ini

Tabel 4.11 Perhitungan Analisis AAE Trend Linear

Tahun X Y Y' = 15,943.296 + 1,388.652 x Y - Y'


2012 -2 13.262,64 13.165,992 96,65
2013 -1 14.079,12 14.554,644 475,52
2014 0 16.357,44 15.943,296 414,14
2015 1 17.543,64 17.331,948 211,69
2016 2 18.473,64 18.720,6 246,96
Total 79.716,48 79,716.48 1.444,97

Berdasarkan informasi data perhitungan dari tabel 4.11 maka nilai AAE

Trend Linear sebagai berikut

𝛴|𝑌−𝑌 ′ |
𝐴𝐴𝐸 𝐿𝑖𝑛𝑒𝑎𝑟 = 𝑛

1,444.97
= 5

= 288.994

b. Perhitungan Trend Eksponensial

Tabel 4.12 Perhitungan Analisis Trend Eksponensial

TAHUN VOLUME (MT) Y X X2 Log Y XlogY


2012 13.262,64 13.262,64 -2 4 4,12263 -8,245259962
2013 14.079,12 14.079,12 -1 1 4,148576 -4,148575511
2014 16.357,44 16.357,44 0 0 4,213715 0
2015 17.543,64 17.543,64 1 1 4,24412 4,244119707
2016 18.473,64 18.473,64 2 4 4,266552 8,533104952
Total 79.716,48 0 10 20,99559 0,383389186

51
Berdasarkan informasi data yang ditunjukan pada tabel 4.12 maka dapat

digunakan untuk memenuhi rumus Trend Eksponensial sebagai berikut:

Y’ = A Bx dimana nilai A dan B dapat dicari dengan persamaan berikut :

𝛴𝑙𝑜𝑔𝑌 × 𝛴𝑋 2 − 𝛴𝑋 ×(𝛴𝑋 log 𝑌)


𝐿𝑜𝑔 𝐴 = ................................................... (1)
𝑛 × 𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2

𝟐𝟎.𝟗𝟗𝟓𝟓𝟗𝟑𝟎𝟏 𝐱 𝟏𝟎−𝟎 𝐱(𝟎𝐱𝟐𝟎.𝟗𝟗𝟓𝟓𝟗𝟑𝟎𝟏)


Log A = 5 𝑥 10−0

= 4.199118602

A = 15.816,79923
𝑛 (𝛴𝑋 log 𝑦)− 𝛴𝑋 ×𝛴 log 𝑌
𝐿𝑜𝑔 𝐵 = ........................................................... (2)
𝑛 × 𝛴𝑋 2 − (𝛴𝑋)2

5 𝑥 𝟎.𝟑𝟖𝟑𝟑𝟖𝟗𝟏𝟖𝟔 −(0 𝑥 𝟕𝟗,𝟕𝟏𝟔.𝟒𝟖)


Log B = 5 𝑥 10−0

Log B = 0.0383389

B = 1,09229237

Berdasarkan persamaan (1) dan (2) maka dapat diketahui nilai

A =15.816,79923

B = 1,09229237

Sehingga nilai Y’ Trend Eksponensial yaitu Y’ = 15,816.79923x


1.092229237x

Untuk mengetahui besarnya nilai Average Absolute Error (AAE ) yang memiliki

rumus

𝛴|𝑌−𝑌 ′ |
𝐴𝐴𝐸 = maka perlu informasi Y’ yang dinyatakan dalam tabel 4.13 di
𝑛

bawah ini

52
Tabel 4.13 Perhitungan AAE Eksponensial
Tahun X Y Y’ = 15,816.79923x 1.092229237x Y-Y'
2012 -2 13.262,64 13.258,40 4,24
2013 -1 14.079,12 14.481,21 402,09
2014 0 16.357,44 15.816,80 540,64
2015 1 17.543,64 17.275,57 268,07
2016 2 18.473,64 18.868,88 395,24
Total 79.716,48 79.716,48 1.610,29

Berdasarkan informasi data perhitungan dari tabel 4.13 maka nilai AAE Trend

Eksponensial sebagai berikut

𝛴|𝑌−𝑌 ′ |
𝐴𝐴𝐸 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 = 𝑛

𝟏,𝟔𝟏𝟎.𝟐𝟗
= 5

= 322,0570531

Penentuan trend yang akan digunakan untuk analisis prakiraan penjualan

produk dalam periode lima tahun kedepan berdasarkan pada nilai AAE. Trend

yang digunakan yaitu trend dengan nilai AAE terkecil. Berdasarkan data

perhitungan nilai masing masing AAE sebagai berikut ;

AAE Linear = 288.994

AAE Eksponensial = 322.0570531

Data tersebut diatas menunjukan bahwa AAE Linear ≤ AAE Eksponensial,

sehingga analisis prakiraan penjualan menggunakan rumus dari Trend Linear.

Perhitungan prakiraan penjualan produk lima tahun kedepan ditunjukan pada tabel

4.14

53
Tabel 4.14 Prakiraan Penjualan Periode 2017 – 2021
Tahun X Y Y' = 15,943.296 + 1,388.652 x
2017 3 13.262,64 20.109,25
2018 4 14.079,12 21.497,90
2019 5 16.357,44 22.886,56
2020 6 17.543,64 24.275,21
2021 7 18.473,64 25.663,86
Total 79.716,48 114.432,78

4.4.2 Pembagian Kuota Penyaluran

Filling Plant Depot LPG Cilacap memiliki wilayah distribusi yaitu Kabupaten

Cilacap dan sekitarnya. Permintaan LPG kemasan tabung untuk wilayah tersebut

dipenuhi oleh empat SPBE yaitu SPBE Cilacap, SPBE Mitha Jaya Kusuma, SPBE

Tunas Sejati, dan SPBE Tirtatama Elpiji.

Mulai bulan februari 2017 telah beroperasi SPBE Aneka Makmur Sejahtera

(AMS) sehingga terjadi penurunan kuota penyaluran di Filling Plant Depot LPG

Cilacap sebesar 20%. Berikut merupakan perhitungan penurunan kuota

penyaluran di Filling Plant Depot LPG Cilacap :

Diketahui :

Bulan februari 2017 sebesar = 408.520 pcs

Volume tersalurkan = 408.520 x 3 Kg

= 1225.560 Kg = 1225,56 MT

Volume dalam setahun = 1225,56 MT x 12

= 14.706,72 MT

Volume tersalurkan tahun 2016 = 18.473,64 MT

Penurunan volume tahun 2017 = 18.473,64 – 14.706,72

54
= 3.766,92 MT
3766.92
Persentase penurunan (%) = 18473.64 x 100%

= 20.39% = 20%

Berdasarkan informasi di atas maka forecast/prakiraan penyaluran LPG

kemasan tabung 3 Kg tahun 2017 – 2021 sebagai berikut ditunjukan pada tabel

4.15

Tabel 4.15 Prakiraan Penjualan Periode 2017 - 2021 Kondisi Terbaru


Tahun Y Y' = 15,943.296 + 1,388.652 x Y' setelah AMS
2017 3 13.262,64 20.109,25 16.087,40
2018 4 14.079,12 21.497,90 17.198,32
2019 5 16.357,44 22.886,56 18.309,24
2020 6 17.543,64 24.275,21 19.420,17
2021 7 18.473,64 25.663,86 20.531,09
Total 79.716,48 114.432,78 91.546,22

c. Laju Pertumbuhan

Laju pertumbuhan trend linear apabila data ganjil maka didapatkan nilai laju

pertumbuhan sebagai berikut ;

𝑏
Ganjil : LP = 𝑎 x 100 %
1388.652
x 100%
15943.296

LP = 8.70994%

4.5 Analisis Kemampuan Unit Filling Machine (UFM)

Analisis terhadap kemampuan mesin pengisian LPG atau UFM perlu

dilakukan untuk mengetahui apakah pada periode tahun 2017 sampai dengan 2021

mesin masih mampu melayani pengisian di Filling Plant Depot LPG Cilacap.

55
Analisis kebutuhan mesin UFM didasarkan pada peningkatan penjualan LPG

Tabung 3 kg sebagaimana yang tercantum pada tabel 4.15.

Kemampuan pengisian mesin pengisi tabung 3 kg didasarkan faktor faktor

sebagai berikut :

4.5.1 Waktu Pengisian

Untuk menghitung waktu proses bongkar – muat LPG Tabung 3 Kg,

dilakukan pengamatan pada salah satu truk yang memuat tabung sebanyak 560

pcs tabung Lpg 3 Kg. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.16 di bawah

Tabel 4.16 Pengamatan Waktu Bongkar – Muat Tabung LPG 3 Kg


Waktu Kegiatan
10.05 Truk parkir dan siap bongkar
10.08 - 10.09 Penghitungan jumlah tabung kosong
10.09 - 10.30 Bongkar
10.30 - 10.48 Filling + handling + Loading

Waktu untuk kegiatan filling, handling , dan loading yaitu 18 menit untuk 560

tabung yang ditangani oleh 24 UFM. Maka 1 unit UFM mengisi 23 tabung,

dengan pengamatan dilapangan 18 menit maka 1 unit UFM dalam 1 menit

mengisi 2 tabung.

4.5.2 Waktu Operasional Depot

Depot LPG Cilacap melaksanakan operasi pengisian pada hari kerja yaitu

Senin sampai Jumat, sedangkan Sabtu – Minggu dan hari libur nasional tutup.

Waktu pelaksanaan pengisian tabung LPG ditunjukan pada tabel 4.17

56
Tabel 4.17

Waktu Operasional Pengisian


07.00 – 12.00
13.00 – 15.00
7 Jam Operasional
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dilakukan perhitungan total waktu

operasi pengisian Depot LPG Cilacap dalam 1 tahun. Dengan beberapa asumsi

sebagai berikut :

a. 1 tahun = 365 hari

b. Libur nasional = 15 hari

c. Libur operasi (sabtu - minggu ) = 2 hari / minggu x 4 minggu/bulan x 12

bulan/ tahun

= 96 hari

Maka hari aktif operasional yaitu 365 – 15 hari – 96 hari yaitu 254 hari dalam

setahun

4.5.3 Man Power

Man Power atau tenaga kerja yaitu operator yang bertugas untuk melakukan

kegiatan pengisian tabung LPG di Depot LPG Cilacap. Operator yang bekerja

untuk melakukan pengisian di koordinasi oleh seorang Ketua Regu. Tugas dari

tenaga kerja antara lain Ketua Regu bertugas untuk menghitung tabung dan

operator melakukan proses bongkar, pengisian dan muat. Berikut ini merupakan

tabel mengenai man power di Filling Plant.

57
Tabel 4.18 Tenaga Kerja di Filling Plant LPG 3 Kg

Jumlah Operator Fungsi

6 Bongkar dan supplai Tabung Kosong ke Roller


10 Operator Pengisian
2 Operator Quality Control
3 Operator Pemasangan Plastik Wrap
5 Operator Muat
26 Total

4.5.4 Analisis Kesiapan Unit Filling Machine (UFM)

Berdasarkan observasi di lapangan dengan kondisi sarfas dan manpower

100% atau normal maka perhitungan terhadap kehandalan UFM yaitu :

1. Kecepatan Pengisian mesin UFM = 2 tabung/menit

2. Waktu Operasional = 7 jam

3. Total Waktu Operasional = 7 jam x 60 menit/jam

= 420 menit

4. Jumlah UFM 3 Kg = 24 unit

5. Total Tabung per mesin = 420 x 2 tabung

= 840 tabung

6. Total Tabung per hari = 840 tabung/ mesin x 24 mesin

= 20.160 tabung

7. Total Volume Tersalurkan per hari = 20.160 x 3 kg

=60.480 kg = 60,48 MT

58
8. Total Volume yang tersalurkan 1 tahun = 60,48 MT x 254

= 15.361,92 MT/ tahun

Prosentasi pemanfaatan mesin pengisian tabung (UFM) 3 kg yaitu sebagai

berikut:

Rata Rata pengisian per hari 2016 72,730 MT

Rata Rata kapasitas pengisian per hari 60,480 MT


72,730
Prosentase pemanfaatan mesin x 100% = 120,25%
60,480

Berikut ini merupakan prosentase pemanfaatan mesin pengisan tahun 2017 s/d
2021

Tabel 4.19 Pemanfaatan UFM Periode 2017 – 2021


Tahun Y' DOT 3 Kg Kapasitas UFM Pemanfaatan (%)
2017 16.087.40 63,33622677 60,48 104,72
2018 17.198.32 67,70993386 60,48 111,95
2019 18.309.24 72,08364094 60,48 119,19
2020 19.420.17 76,45734803 60,48 126,42
2021 20.531.09 80,83105512 60,48 133,65

4.5.5 Kebutuhan Unit Filling Machine (UFM) Periode Tahun 2017 – 2021

Pemanfaatan UFM seperti yang ditunjukan oleh tabel 4.19 yaitu lebih dari

100% Hal ini sebagai dasar pertimbangan bahwa perlu atau tidak dilakukan

penambahan UFM. Perhitungan untuk mengetahui berapa unit UFM yang harus

ditambahkan dilakukan dengan metode Trial and Error. Perhitungan metode ini

dinyatakan sebagai berikut :

Diketahui :

1. Penambahan 1 unit UFM

UFM yang digunakan = 25 mesin

59
Total tabung per hari = 840 tabung/mesin

Total Tabung = 25 x 840 tabung = 21000 tabung

Volume per hari = 21000 tabung x 3 KG = 63000 KG

= 63 MT
63.33622677
Pemanfaatan UFM tahun 2017 = x 100% = 100,53%
63

80,83105512
Pemanfaatan UFM tahun 2021 = 𝑥 100% = 128,37
63

2. Penambahan 2 unit UFM.

UFM yang digunakan = 26 mesin

Total tabung per hari = 840 tabung/mesin

Total Tabung = 26 x 840 tabung = 21.840 tabung

Volume per hari = 21840 tabung x 3 KG = 65.520 KG

= 65,52 MT
63.33622677
Pemanfaatan UFM tahun 2017 = x 100% = 96,67%
65,52

80,83105512
Pemanfaatan UFM tahun 2021 = 𝑥 100% = 123,37%
65,52

3. Penambahan 3 unit UFM.

UFM yang digunakan = 27 mesin

Total tabung per hari = 840 tabung/mesin

Total Tabung = 27 x 840 tabung = 22.680 tabung

Volume per hari = 22.680 tabung x 3 KG = 68.040 KG

= 68, 04 MT
63.33622677
Pemanfaatan UFM tahun 2017 = x 100% = 93. 086%
68,04

80,83105512
Pemanfaatan UFM Tahun 2021 = 𝑥 100% = 118,79%
68,04

60
4. Penambahan 4 unit UFM.

UFM yang digunakan = 28 mesin

Total tabung per hari = 840 tabung/mesin

Total Tabung = 28 x 840 tabung = 23.520 tabung

Volume per hari = 23.520 tabung x 3 KG = 70.560 KG

= 70,56 MT
63.33622677
Pemanfaatan UFM tahun 2017 = x 100% = 89,76%
70,56

80,83105512
Pemanfaatan UFM Tahun 2021 = 𝑥 100% = 114,56%
70,56

5. Penambahan 6 unit UFM.

UFM yang digunakan = 30 mesin

Total tabung per hari = 840 tabung/mesin

Total Tabung = 30 x 840 tabung = 25.200 tabung

Volume per hari = 25.200 tabung x 3 KG = 75.600 KG

= 75,6 MT
63.33622677
Pemanfaatan UFM tahun 2017 = x 100% = 83,37%
75,6

80,83105512
Pemanfaatan UFM Tahun 2021 = 𝑥 100% = 100,6%
75,6

4.6 Keterbatasan Penelitian

Penelitian operasi penyaluran LPG kemasan tabung 3 kg dilakukan di area

Depot LPG Cilacap. Observasi dimulai dari tahap administrasi yang dilakukan

oleh pihak agen hingga tahap pengangkutan LPG yang terisi oleh truk agen.

Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui seluruh Standard

61
Operating Procedure (SOP) yang terdapat dalam Tata Kerja Organisasi (TKO)

PT Pertamina telah terlaksana.

Kriteria observasi didasarkan pada TKO PT Pertamina. Apabila kriteria

dilaksanakan maka dinyatakan dengan kategori “YA” dan apabila tidak terlaksana

dinyatakan dengan kategori “TIDAK”. Observasi yang dilakukan hanya dibatasi

pada apakah kriteria terlaksana atau tidak, bukan menyatakan seberapa akurat

kriteria tersebut dilaksanakan.

62
63
BAB V PENUTUP

25.1 Kesimpulan

1. Efektivitas prosedur pengisian berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Filling

Shed 3 KG Depot LPG Cilacap rata- rata mencapai angka 95,2%.

2. Pemanfaatan Unit Filling Machine (UFM) LPG 3 KG periode tahun 2017 – 2021

lebih dari 100% yang mana UFM mengalami excess capacity. Perhitungan

pemanfaatan UFM didasarkan hanya pada satu faktor yaitu prakiraan penyaluran

atau Daily Operation Thruput (DOT) LPG 3 Kg pada periode tersebut.

5.2 Saran

1. Tingkat efektivitas prosedur pengisian berdasarkan TKO PT Pertamina sudah

cukup tinggi, namun perlu ditingkatkan khususnya aspek HSE. Ketaatan pada

prosedur HSE dapat dilakukan dengan cara tertib melakukan uji kelayakan sarana

HSE seperti Apar, Flame Trap, dan APD. Selain itu juga tertib dilakukan

pemeliharaan teradap sarana pengisian seperti selalu membuang sisa air compressor

sehingga proses pengisian dapat terlaksana dengan aman dan nyaman.

2. Pemanfaatan UFM 3 Kg periode 2017 – 2021 diprakirakan mengalami excess

capacity sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan penambahan mesin sebanyak

2 unit di tahun 2017 sehingga occupancy dapat ditekan menjadi 96,67%. Penambahan

ini masih didasarkan pada satu faktor yaitu DOT sehingga pada penelitian yang lebih

lanjut dapat diperhitungkan faktor faktor yang lain yang dapat menunjang cost

efficiency Depot LPG Cilacap.

64
65

Anda mungkin juga menyukai